Anda di halaman 1dari 10

MODUL

Nama : Rosyidatul Afifah


Bidang Study Sertifikasi : Fikih
Satminkal : MTs.Swasta Alwashliyah 16 Perbaungan

KETENTUAN SALAT JAMAAH


A. Capaian Pembelajaran:
1) Siswa dapat menyebutkan pengertian salat berjamaah
2) Siswa dapat menunjukkan hukum dan dalil salat berjamaah
3) Siswa dapat menunjukkan manfaat salat berjamaah
4) Siswa dapat menjelaskan syarat-syarat menjadi imam dan makmum
5) Siswa dapat menjelaskan tata cara menyusun shaf dalam salat berjama’ah.
6) Siswa dapat menjelaskan ketentuan makmum masbuk
7) Siswa dapat menjelaskan ketentuan mengingatkan imam yang salah dan lupa
8) Siswa dapat mempraktekkan tata cara salat berjamaah

KEGIATAN BELAJAR I
B. AMATILAH!
Perhatikan gambar di bawah ini dan ungkapkan apa pendapatmu!
C. MATERI
KETENTUAN SALAT JAMAAH

Siswa diharapkan mendengarkan, menyimak, dan mengamati serta memperhatikan


betul – betul apa yang akan di sampaikan oleh guru materi ini :

A. Pengertian salat berjamaah


“Berjama’ah” menurut bahasa Indonesia yakni Bersama – sama.
Sedangkan dalam bahasa arab “Jama’a-Yajma’u-Jama’atun” artinya kumpulan atau
kelompok.
Sedangkan menurut syariat sholat yang dikerjakan bersama – sama oleh dua
orang atau lebih, dan salah seorang diantara mereka ada yang sebagai imam dan yang
lainnya sebagai ma’mum yang mengikuti imam.

B. Hukum dan Dalil tentang shalat berjamaah.


Salat lima waktu yang kita lakukan sangat diutamakan untuk dikerjakan secara
berjamaah, bukan sendiri-sendiri (munfarid). Kalian perlu tahu bahwa
hukum Salatwajib berjamaah adalah sunnah muakkadh, yaitu sunnah yang sangat
dianjurkan. Bahkan, sebagian ulama mengatakan hukum salat berjamaah adalah fardu
kifayah. Keutamaan salat berjamaah bila dibandingkan salat munfarid adalah
dilipatkan 27 derajat. Hadis Rasulullah saw yang artinya :

َ ِ‫صالَةِ ْالفَ ِذب‬


ً‫س ْبع ٍَو ِع ْش ِرينَ َد َر َجة‬ َ ‫ضلُ ِم ْن‬ َ ‫صالَة ُ ْال َج َما‬
َ ‫ع ِةأ َ ْف‬ َ
“Dari Ibnu Umar r.a., Rasulullah saw. bersabda, “salat berjamaah lebih utama
dibandingkan salat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat.”(H.R. Bukhari dan Muslim)

Keistimewaan lain bagi orang yang rajin salat berjamaah adalah akan dibebaskan oleh
Allah Swt. dari api neraka. Perhatikan keterangan dari hadis berikut ini.
“Dari Anas bin Malik r.a., dari Nabi Muhammad saw., sesungguhnya beliau
bersabda: “Barangsiapa salat di masjid dengan berjamaah selama empat puluh malam, dan
tidak pernah tertinggal pada rakaat pertama darisalat Isya, maka Allah akan membebaskan
baginya dari api neraka.” (H.R. Ibnu Majah).
Adapun dalil yang berkaitan dengan shalat berjamaah adalah Q.S Al- Baqarah :

َّ ‫ار َكعُواْ َم َع‬


‫الرا ِك ِعين‬ َّ ‫“ َوأَقِي ُمواْ ال‬
َّ ْ‫صالَة َ َوآتُوا‬
ْ ‫الز َكاة َ َو‬

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang
rukuk” (QS. Al-Baqarah – 43).
Rasulullah saw . Bersabda :“ Dari Ibnu Umar ra. Berkata, bahwa Rasulullah
saw. Telah bersabda , sholat berja’ah lebih utama pahalanya dari pada salat
sendirian, sebanya 27 derajat” ( HR.Bukhori dan Muslim)

Hukum Sholat Berjama’ah.

Maka Sholat berjamnaah merupakan suatu hal yang wajib bagi seluruh laki-
laki untuk menunaikan shalat wajib secara berjamaah di rumah-rumah Allah yang
dikumandangkan adzan di dalamnya.

“Barangsiapa yang ingin ketika berjumpa dengan Allah esok dalam keadaan
sebagai muslim, maka hendaknya dia menjaga shalat 5 waktu di tempat
dikumandangkan adzan (yaitu di masjid), karena Allah telah mensyariatkan bagi
Nabi kalian sunnah-sunnah petunjuk, dan shalat 5 waktu di masjid adalah salah
satu di antara sunnah-sunnah petunjuk. Seandainya kalian shalat di rumah-rumah
kalian sebagaimana orang yang tidak ikut berjamaah ini, shalat di rumahnya, maka
sungguh kalian telah meninggalkan sunnah Nabi kalian, dan jika kalian
meninggalkan sunnah Nabi kalian, maka sungguh kalian akan tersesat. Dan
sungguh aku melihat dahulu kami para sahabat, tidak ada yang meninggalkan
shalat berjamaah di masjid kecuali orang munafiq yang sudah jelas
kemunafikannya, dan sungguh dahulu ada sahabat yang dibopong ke masjid dan
ditopang di antara dua lelaki agar bisa berdiri dalam shaf”

C. Hikmah/Manfaat shalat berjamaah.


1. Mempererat persaudaraan diantara umat islam.
2. Sebagai syiar islam.
3. Memiliki derajat yang tinggi di bandingkan sholat sendiri.
4. Pahalanya 27 derajat.
5. Mendapatkan perlindungan dihari kiamat.
6. Di do’akan para malaikat.
7. Setiap langkah yang di langkahkan untuk sholat berjama’ah menggugurkan dosa
dan diangkat satu derajat (setiap satu langkah)
8. Melatih hidup disiplin.

D. Syarat-syarat menjadi imam dan ma’mum.


a. Ketentuan imam :
 Niat menjadi imam.
 Imam fashih bacaannya.
“ rasulullah saw bersabda : jika bereka bertiga hendaklah salah seorang di
antara mereka dijadikan imam, dan yang paling berhak (patut)di antara mereka
untuk dijadikan imam adlah yang paling fasih bacaannya.” HR.Muslim.
 Lebih dalam ilmu agamanya
 Lebih banyak hafalannya.
 Berakhlak mulia.
 Laki – laki jadi imam untuk laki – laki dan perempuan
 Perempuan tidak boleh jadi imam bagi laki – laki.
Rasulullah SAW bersabda : perempuan janganlah dijadikan imam sedangkan
ma’mumnya laki – laki. HR Ibnu Majah.
 Orang yang sedang bermakmum tidak boleh di jadikan imam.
b. Ketentuan ma’mum:
 Niat mengikuti imam.
Rasulullah saw bersabda : sesungguhnya segala amal itu hendaklah dengan
niat. HR.Bukhari.
 Ma’mum mengikuti imam.
Rasulullah saw bersabda “ sesungguhnya imam itu dijadikan sebagai
pemimpin supaya diikuti perbuatannya. Apabila ia telah takbir hendaklah
kami takbir, dan apabila ia telah rukuk hendaklah kamu rukuk pula.”
HR.Bukhari dan Muslim.
 Ma’mum mengikuti gerakan imam.
 Imam dan ma’mum berada dalam satu tempat.
 Ma’mum berdiri tidak boleh lebih depan dari imam.(dibelakang imam)

E. Tata cara susunan shaf dalam sholat berjama’ah.

a) Apabila makmum hanya seorang, maka hendaklah dia berdiri di sebelah


kanan imam dengan sejajar.apabila datang orang lain hendaklah ia berdiri di
sebelah kiri imam. Sesudah takbir imam hendaklah maju sedikit, atau kedua
makmum mundur.
b) Apabila jamah terdiri dari beberapa shaf yang meliputi jama’ah laki – laki
dan perempuan hendaklah shaf di atur sebagai berikut:

 Di belakang imam adalah shaf laki – laki dewasa.


 Di belakang shaf laki – laki dewasa adalah shaf anak – anak laki.
 Dibelakang shaf anak laki – laki adalah shaf anak perempuan.
 Di belakang shaf anak perempuan adalah shaf perempuan dewasa.

c) Shaf sholat hendaklah lurus dan rapat.

F. Ketentuan makmum masbuk


a. Pengertian masbuk.
Makmum masbuq yaitu makmum yang terlambat satu raka'at atau lebih
bersama imam disaat sholat berjama'ah. Raka'at disini adalah adalah sampai ruku',
jadi jika ada seorang makmum terlambat ruku' bersama imam dalam raka'at
pertama saat sholat berjama'ah maka dia di sebut makmum masbuk, itulah
pendapat Jumhur ulama.
a. Apabila ia mendapatkan imam dalam keadaan sedang ruku’, berarti dia telah
mendapatkan raka’at bersama imam. Inilah pendapat mayoritas Ulama seperti
empat imam dan lainnya. Pendapat ini juga merupakan pendapat Ibnu Umar
Radhiyallahu anhu , Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu , Zaid bin Tsâbit
Radhiyallahu anhu dan yang lainnya. Dasarnya adalah hadits Abu Hurairah
Radhiyallahu anhu , Rasûlullâh Shallallahu ‘aliahi wa sallam bersabda:

ِ ْ ‫َم ْن أَد َْركَ َر ْكعَةً ِمنَ الص َََّل ِة َم َع‬


َ‫ فَقَ ْد أَد َْركَ الص َََّلة‬،‫اْل َم ِام‬

Siapa yang mendapati satu raka’at shalat bersama imam, maka ia


mendapati shalat. [HR. Muslim, no. 162). Hal ini dikuatkan dengan riwayat Ibnu
Khuzaimah rahimahullah dalam Shahihnya no. 1595 dengan lafaz :

b. Apabila ia mendapati imam dalam keadaan telah berdiri dari ruku’ (i’tidâl),
berarti ia tertinggal raka’at tersebut, apalagi bila ia mendapati imam telah atau
sedang sujud. Ini berdasarkan sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘aliahi wa sallam :

َ‫ فَقَ ْد أَد َْركَ الص َََّلة‬،َ‫الر ْكعَة‬


َّ َ‫ َو َم ْن أَد َْرك‬،‫ش ْيئًا‬ ْ ‫س ُجو ٌد فَا‬
َ ‫ َو ََل تَعُدُّو َها‬،‫س ُجدُوا‬ ُ ُ‫ِإذَا ِجئْت ُ ْم ِإلَى الص َََّل ِة َونَحْ ن‬

Jika kalian datang untuk shalat sedangkan kami sedang sujud maka sujudlah
dan janganlah kalian menganggapnya satu raka’at, siapa yang mendapati satu
raka’at berarti ia mendapati shalat [HR. Abu Dawûd, no. 896 dan hadits ini dinilai
sebagai hadits hasan oleh syaikh al-Albâni rahimahullah]

c. Apabila ia tertinggal satu raka’at dari imam, maka ia menyempurnakannya


setelah imam salam dan tidak menjahrkan bacaannya walaupun dalam
shalat jahriyah, karena itu adalah akhir shalatnya. Hanya saja ada perbedaan
pendapat tentang hukum membaca surat al-Qur`an setelah al-Fatihah
berdasarkan perbedaan riwayat hadits Abu Qatâdah Radhiyallahu anhu :

‫ َو َما َفات َ ُك ْم َفأ َ ِت ُّموا‬،‫صلُّوا‬


َ ‫فَ َما أَد َْر ْكت ُ ْم َف‬

Yang kalian dapati maka shalatlah dan yang terlewatkan maka


sempurnakanlah [HR. Al-Bukhâri, no. 636]

d. Apabila tertinggal dari imam sebanyak dua raka’at, maka dia menunaikannya
setelah imam salam. Apabila shalatnya empat raka’at maka dua raka’at tersisa
dilakukan sesuai dengan tata cara shalat pada raka’at ketiga dan keempat
tanpa mengeraskan bacaan. Apabila pada shalat tiga raka’at seperti shalat
Magrib disunnahkan mengeraskan bacaan al-Fatihah dan surat di raka’at yang
dilakukan setelah imam salam, karena itu dianggap raka’at yang kedua
bagi masbûq tersebut dan duduk tahiyat awal. Kemudian shalat untuk raka’at
ketiga seperti biasanya dan salam.
e. Apabila tertinggal dari imam sebanyak tiga raka’at dalam shalat yang empat
raka’at, maka dia menunaikannya tiga raka’at tersisa setelah imam salam.
Menjadikan raka’at setelah imam salam sebagai raka’at kedua yang biasa
dilakukan karena itu dianggap raka’at yang kedua bagi masbûq tersebut dan
duduk tahiyat awal. Apabila tertinggal tiga raka’at dalam shalat Magrib
maka masbûq melaksanakan shalat magrib seperti biasanya dan salam.
f. Apabila tertinggal dari imam sebanyak empat raka’at, maka dia menunaikan
shalat secara utuh setelah imam salam.
g. Apabila Masbûq mendapati imam dalam keadaan ruku’ atau sujud maka ia
bertakbîr takbîratul ihrâm lalu bertakbir lagi setelahnya dengan takbir pindah
untuk ruku’ atau sujud bersama imam. Apabila mendapatkan imam sedang
duduk tahiyat awal atau duduk diantara dua sujud maka tidak bertakbir
kecuali takbiratul ihram saja kemudian duduk bersama imam tanpa takbir dan
jangan menunggu imam berdiri pada raka’at berikutnya untuk berjamaah
dalam shalat.
h. Ketika berdiri untuk menyempurnakan shalat setelah imam salam, maka
makmum yang masbûq bertakbir apabila mendapatkan bersama imam dua
raka’at terakhir dari shalat yang empat raka’at atau yang tiga raka’at seperti
Maghrib. Hal ini karena duduknya bersama imam dalam tahiyat sesuai
dengan keharusannya. Apabila mendapatkan bersama imam dalam satu
raka’at saja, maka yang masbûq tersebut bangun tanpa bertakbir, karena
duduk tahiyatnya bersama imam tidak seharusnya dan dilakukan hanya untuk
mengikuti dan menyesuaikan imam. Apabila mendapatkan bersama imam
kurang dari satu raka’at seperti mendapati imam sedang sujud atau tahiyat
akhir maka ia bangun dengan bertakbir, karena itu seperti pembuka shalatnya.

G. Ketentuan mengingatkan imam yang salah dan lupa


Dalam kitab-kitab fiqih, ulama’ menjelaskan tentang tata cara mengingatkan
imam yang sedang lupa. Mereka membedakan tata cara tersebut antara laki-laki dan
perempuan. Untuk makmum laki-laki cukuplah membaca tasbih (Subhanallah…)
dengan niat dzikir kepada Allah. Sedangkan bagi ma’mum perempuan dengan cara
menepukkan telapak tangan kanan kebagian atas tangan kiri, sebagaimana penjelasan
dalam kitab Syarah Fathul Qarib:
‫وإذا نابه شيء في الصالة سبح فيقول سبحان هللا بقصد الذكر‬
Jika seorang imam (jamaah laki-laki) lupa dalam shalat, maka ma’mum
cukuplah bertasbih dengan niat dzikir.

H. Mempraktekkan tata cara salat berjamaah.


Siswa di minta untuk memperagakan kaifiyatu sholat berjama’ah sesuai
dengan kelompok yang telah di bagikan/ditentukan oleh guru.
KEGIATAN BELAJAR II (KB II)
MEMUPUK KEBERSAMAAN DALAM BERJAMA’AH
A. Perhatikan gambar berikut ini :

Allah SWT memberikan ganjaran berupa pahala kepada hambanya yang melaksankan sholat
secara berjama’ah sebanyak 27 X lipat. Dan bahkan Allah juga mampu memberikan lebih dari
itu.

Gambar ini menunjukan tata cara Gambar ini menunjukan tata cara sholat
melaksanakan sholat berjama’ah kalau berjama’ah kalau imam dan ma’mumnya
imamnya laki – laki dan ma’mumnya juga adalah perempuan
semua para laki – laki.
Gambar ini menunjukan/menjelaskan tata cara melaksanakan sholat berjama,ah bahwa imam itu laki –
laki dan ma’munya para laki – laki dewasa dan para wanita dewasa. Jadi imamnya wajib laki – laki.

Gambar ini menunjukan cara merapikan shaf dan merapatkan shaf dalam sholat. Karena
shaf sholat itu tidak boleh renggang.

4 gambar di atas menjelaskan tata cara membuat/menyusun shaf sholat dan menyempurna kan
sholat serta memahami tata cara berimam baik berdua ataupun lebih. Dan juga menerangkan
tata cara ma’mum yang masbuk untuk menyempurnakan shaf sholat.

Gambar di samping ini


menjelaskan bahwa tata cara
ma’mum yang masbuk, dan mau
berimam dengan jama’ah yang
telah melakukan sholat berjam’ah.
Dengan cara menepuk bahu
ma’mum yang berada di samping
imam dan ma’mum tersebut
mundur 3 langkah atau imamnya
maju 3 langkah sehingga ma’mum
berdiri pas dibelakang imam.
D. EVALUASI.
 Siswa mempresentasikan hasil pengamatan dan dikusinya tentang gambar di atas.
 Guru memberikan beberapa pertanya yang berkaitan dengan materi di atas.
UJI KOMPETENSI
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e di depan jawaban yang benar!

1. Salat yang dikerjakan bersama-sama oleh dua orang atau lebih disebut juga salat …
a. Jum’at. b. jamak c. jama’ah. d. hari raya
2. Hukum salat berjama’ah adalah …
a. Sunnah. b. Sunnah Muakkad c. mubah. D. Wajib Kifayah
3. Keutamaan salat jama’ah disbanding salat sendirian adalah …
a. 27 banding 27 derajat. c. 20 banding 27 derajat.
b. 27 banding 1 derajat. d. 1 banding 27 derajat.
4. Seseorang bisa dijadikan imam apabila …
a. fasih bacaannya. c. tinggi badannya.
b. lebih tua usianya. d. besar tubuhnya.
5. Masbuk artinya …
a. kekurangan. c. ketinggalan.
b. kelebihan. d. kelancaran.
6. Shalat yang dipimpin oleh seorang imam disebut ..
a. shalat rawatib c. Shalat dhuha
b. shalat sunah muakad d. shalat berjama’ah

7. Orang yang mengikuti imam dalam shalat berjama’ah disebut ….


a. makmum c. Imam
b. takmir d. Masbuk
8. Jika imamnya perempuan maka makmumnya …..
a. remaja laki-laki c. perempuan
b. laki-laki dewasa d. laki – laki
9. Shaf terdepan dalam shalat berjamaah ditempati oleh …..
a. Perempuan b. Anak laki-laki c. Laki-laki dewasa d. Perempuan tua
10. Apabila imam lupa atau salah, jamaah laki-laki mengingatkan dengan …..
a. Bertepuk tangan b. Membaca subhanallah c. bersiul d. diam

Soal Uraian
1. Sebutkan pengertian berjama’ah!
Jawab:...........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
2. Jelaskan manfaat dari Salat Berjama’ah?
Jawab:...........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
3. Tuliskan dalil dan hadist perintah salat berjama’ah
Jawab:...........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
4. Sebutkan tata cara menyusun shaf dalm salat berjama’ah?
Jawab:...........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
5. Apa yang kamu lakukan dalam mengingatkan imam yang salah dan lupa?
Jawab:...........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................

Perbaungan, 28 September 2019


Mengetahui
Kepala Madrasah Guru Mata Pelajaran

Zamroni M.Pd Rosyidatul Afifah S.Pd.I

Anda mungkin juga menyukai