Anda di halaman 1dari 13

A.

SHALAT BERJAMAAH
Islam sangat menganjurkan shalat berjamaah. Shalat berjamaah
merujuk pada aktivitas shalat yang dilakukan secara bersama-sama. Shalat
ini dilakukan oleh minimal dua orang dengan salah seorang menjadi imam
(pemimpin) dan yang lainnya menjadi makmum.[1]

Shalat adalah rukun Islam kedua dan merupakan tiang agama Islam,
kewajiban ini dilaksanakan berulang lima kali dalam setiap sehari, dia
adalah ibadah yang paling pertama akan dihisab dari amal seorang mu'min
di hari kiamat kelak, dialah pemisah antara iman dan kekafiran,
sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah dengan sabdanya:
‫َبْيَن الَّرُج ِل َو َبْيَن الِّش ْر ِك َو اْلُك ْفِر َتْر ُك الَّصالِة‬

"Antara seserang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah


meninggalkan shalat. (HR. Muslim)

Maka, tidak heran jika shalat menjadi ciri pertama bagi masyarakat
muslim yang membedakannya dengan masyarakat lainnya, dan
menjadikan orang-orang mukmin beruntung, selamat dan meraih
kenikmatan abadi di surga.
Landasan Hukum
Berikut adalah landasan hukum yang terdapat dalam Al Qur'an
maupun Hadits mengenai shalat berjama'ah:

 Dalam Al Qur'an Allah SWT berfirman: "Dan apabila kamu berada


bersama mereka lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama
mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat)
bersamamu dan menyandang senjata,..." (QS. 4:102).
 Rasulullah SAW bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di
tanganNya, sungguh aku bermaksud hendak menyuruh orang-orang
mengumpulkan kayu bakar, kemudian menyuruh seseorang
menyerukan adzan, lalu menyuruh seseorang pula untuk menjadi
imam bagi orang banyak. Maka saya akan mendatangi orang-orang
yang tidak ikut berjama'ah, lantas aku bakar rumah-rumah mereka."
(HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA).
 Dari Ibnu Abbas RA berkata: "Saya menginap di rumah bibiku
Maimunah (isteri Rasulullah SAW). Nabi SAW bangun untuk shalat
malam maka aku bangun untuk shalat bersama beliau. Aku berdiri di
sisi kirinya dan dipeganglah kepalaku dan digeser posisiku ke
sebelah kanan beliau." (HR. Jama'ah, hadits shahih).

Hukum Shalat Berjamaah

Hukum shalat berjamaah adalah sunnat muakad, yaitu sunnah yang sangat
ditekankan/ dipentingkan dalam pelaksanaannnya. Bagai laki-laki shalat
berjamaah dimesjid ( shalat fardhu ) lebih utama daripada dirumah,
sedangkan bagi wanita shalat dirumah lebih utama karena lebih aman bagi
mereka Shalat berjamaah itu lebih baik daripada shalat sendiri dengan 27
derajat. Sabda Rasulullah SAW
 “Diriwayatkan Ibnu Umar, Rasulullah saw. bersabda, “shalat
berjamaah lebih utama dibandingkan şalat sendirian dengan
duapuluh tujuh derajat.” (H.R.Bukhari dan Muslim)

Syarat – syarat Shalat Berjamaah

 Shalat berjamaah sah apabila memenuh isyarat sebagai berikut

1. Ada imam dan makmum


2. Makmum berniat untuk mengikuti imam
3. Shalat dikerjakan dalam satu majelis.
4. Shalat makmum sesuai dengan shalatnya imam.

 Syarat menjadi Imam

1. Seorang laki laki bila makmum laki-laki /perempuan ( boleh imam


perempuan asal makmumnya perempuan semua )
2. Baligh / Berakal sehat
3. Fasih membaca Al Qur’an dan cukup hapalannya
4. Mempunyai ilmu agama yang memadai dan tahu tentang tatacara
shalat berjamaah
5. Lebih tua umurnya

 Syarat Menjadi Makmum

1. Berniat mengikuti imam


2. Mengikuti gerakan imam
3. Tidak boleh mendahului imam
4. Jenis shalat harus sama
5. Dilaksanakan di satu majelis / Tempat / Mesjid
Jenis jenis Makmum

1. Makmum Muwafik, yaitu makmum yang dapat mengikuti imam


secara sempurna dari awal hingga akhir
2. Makmum masbuk, yaitu makmum yang datangnya terlambat
sementara iman sudah melakukan sebagian rukun shalat ( seperti
sesudah imam membaca al fatihah ataupun tertingal rakaat)

Halangan Shalat berjamaah

1. Hujan lebat atau angin kencang yang menyusahkan perjalanan


kemesjid
2. Sakit yang cukup parah sehingga sulit untuk ke mesjid
3. Karena lapar dan haus sedangkan makanan sudah tersedia
4. Merasa ingin buang air besar / air kecil

Saf ( Barisan Shalat Berjamaah )

1. Apabila makmum hanya sendiri, ia berdiri dibelakang sebelah kanan


hampir sejajar imam
2. Apabila lebih dari seorang, mereka berdiri dibelakang imam
seimbang barisan kanan kiri
3. Apabila terdiri dari jamaah laki laki dan perempuan urutannya :

 Baris paling depan makmum laki laki ( dewasa ), diikuti barisan ke 2


anak laki laki ( apabila baris pertama penuh ), kemudian baris
perempuan.

Tata cara shalat berjamah, antara lain : .

1. Shalat berjamaah diawali dengana azan dan iqomah, tetapi kalau


tidak memungkinkan cukup dengan iqomah saja.
2. Barisan shalat di belakang imam diisi oleh jamaah laki-laki,
sementara jamaah perempuan berada di belakangnya.
3. Iman harus mengatur saf / barisan makmum supaya lurus dan rapat
4. Didalam shalat berjamah, makmum wajib berniat makmum atas
imam
5. Makmum harus mengikuti gerakan imam dan tidak boleh
mendahului gerakan imam

Hikmah Shalat Berjamaah


1. Memelihara dan meningkatkan takwa kepada Allah SWT
2. Lebih khusyu dan sempurna dalam shalat
3. Menyambung tali silaturahmi
4. Sebagai Syiar ajaran Islam
5. Melatih disiplin dan ketaatan pada pemimpin

Keutamaan
Adapun keutamaan shalat berjama'ah dapat diuraikan sebagai
berikut:

 Berjama'ah lebih utama dari pada shalat sendirian. Rasulullah SAW


bersabda: "Shalat berjama'ah itu lebih utama dari pada shalat
sendirian sebanyak dua puluh tujuh derajat." (HR. Bukhari dan
Muslim dari Ibnu Umar RA)
 Dari setiap langkahnya diangkat kedudukannya satu derajat dan
dihapuskan baginya satu dosa serta senantiasa dido'akan oleh para
malaikat. Rasulullah SAW bersabda: "Shalat seseorang dengan
berjama'ah itu melebihi shalatnya di rumah atau di pasar sebanyak
dua puluh lima kali lipat. Yang demikian itu karena bila seseorang
berwudhu' dan menyempurnakan wudhu'nya kemudian pergi ke
masjid dengan tujuan semata-mata untuk shalat, maka setiap kali ia
melangkahkan kaki diangkatlah kedudukannya satu derajat dan
dihapuslah satu dosa. Dan apabila dia mengerjakan shalat, maka para
Malaikat selalu memohonkan untuknya rahmat selama ia masih
berada ditempat shalat selagi belum berhadats, mereka memohon:
"Ya Allah limpahkanlah keselamatan atasnya, ya Allah limpahkanlah
rahmat untuknya.' Dan dia telah dianggap sedang mengerjakan shalat
semenjak menantikan tiba waktu shalat." (HR. Bukhari dan Muslim
dari Abu Huraira RA, dari terjemahan lafadz Bukhari).
 Terbebas dari pengaruh/penguasaan setan. Rasulullah SAW
bersabda: "Tiada tiga orangpun di dalam sebuah desa atau lembah
yang tidak diadakan di sana shalat berjama'ah, melainkan nyatalah
bahwa mereka telah dipengaruhi oleh setan. Karena itu hendaklah
kamu sekalian membiasakan shalat berjama'ah sebab serigala itu
hanya menerkam kambing yang terpencil dari kawanannya." (HR.
Abu Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA).
 Memancarkan cahaya yang sempurna di hari kiamat. Rasulullah SAW
bersabda: "Berikanlah khabar gembira orang-orang yang rajin
berjalan ke masjid dengan cahaya yang sempurna di hari kiamat."
(HR. Abu Daud, Turmudzi dan Hakim).
 Mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang shalat Isya dengan berjama'ah maka seakan-akan
ia mengerjakan shalat setengah malam, dan barangsiapa yang
mengerjakan shalat shubuh berjama'ah maka seolah-olah ia
mengerjakan shalat semalam penuh. (HR. Muslim dan Turmudzi dari
Utsman RA).
 Sarana penyatuan hati dan fisik, saling mengenal dan saling
mendukung satu sama lain. Rasulullah SAW terbiasa menghadap ke
ma'mum begitu selesai shalat dan menanyakan mereka-mereka yang
tidak hadir dalam shalat berjama'ah, para sahabat juga terbiasa
untuk sekedar berbicara setelah selesai shalat sebelum pulang
kerumah. Dari Jabir bin Sumrah RA berkata: "Rasulullah SAW baru
berdiri meninggalkan tempat shalatnya diwaktu shubuh ketika
matahari telah terbit. Apabila matahari sudah terbit, barulah beliau
berdiri untuk pulang. Sementara itu di dalam masjid orang-orang
membincangkan peristiwa-peristiwa yang mereka kerjakan di masa
jahiliyah. Kadang-kadang mereka tertawa bersama dan Nabi SAW
pun ikut tersenyum." (HR. Muslim).
 Membiasakan kehidupan yang teratur dan disiplin. Pembiasaan ini
dilatih dengan mematuhi tata tertib hubungan antara imam dan
ma'mum, misalnya tidak boleh menyamai apalagi mendahului
gerakan imam menjaga kesempurnaan shaf-shaf shalat. Rasulullah
SAW bersabda: "Imam itu diadakan agar diikuti, maka jangan sekali-
kali kamu menyalahinya! Jika ia takbir maka takbirlah kalian, jika ia
ruku' maka ruku'lah kalian, jika ia mengucapkan 'sami'alLaahu liman
hamidah' katakanlah 'Allahumma rabbana lakal Hamdu', Jika ia sujud
maka sujud pulalah kalian. Bahkan apabila ia shalat sambil duduk,
shalatlah kalian sambil duduk pula!" (HR. Bukhori dan Muslim,
shahih).

Dari Barra' bin Azib berkata: "Kami shalat bersama Nabi SAW. Maka
diwaktu beliau membaca 'sami'alLaahu liman hamidah' tidak seorang pun
dari kami yang berani membungkukkan punggungnya sebelum Nabi SAW
meletakkan dahinya ke lantai. (Jama'ah)

 Merupakan pantulan kebaikan dan ketaqwaan. Allah SWT berfiman:


"Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-
orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, serta tetap
mendirikan shalat." (QS. 9:18).
B. SHALAT JENAZAH

Pengertian shalat jenazah

Shalat jenazah merupakan salah satu praktik ibadah shalat yang


dilakukan umat Muslim jika ada Muslim lainnya yang meninggal dunia.
Hukum melakukan shalat jenazah ini adalah fardhu kifayah. Artinya apabila
sebagian kaum muslimin telah melaksanakan pengurusan jenazah orang
muslim yang meninggal dunia, maka didak ada lagi kewajiban kaum
muslim yang lainnya untuk melaksanakan pengurusan jenazah tersebut.

Hukum shalat jenazah

Shalat jenazah hukumnya fardhu kifayah bagi semua orang muslim yg


hidup. Jika telah dikerjakan oleh satu orang sekalipun maka gugurlah
kewajibannya dari yg lain. Salat ini mempunyai beberapa syarat rukun dan
sunnah serta keutamaan sebagaimana akan kami sebutkan. Dari Salamah
bin Al-Akwa:

‫ َص ُّلْو ا َع َلى‬: ‫ ُكَّنا ُج ُلْو ًسا ِع ْنَد الَّنِبِّى َص َّللى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ِا ْذ ُا ِتَى ِبَج َنا َز ٍة َق ا َل‬: ‫َع ْن َس َلَم َة ْبِن ْاَال ْك َو ِع‬
‫ رواه البخا رى‬. ‫َص ا ِح ِبُك ْم‬.

Dari Salamah bin Al-Akwa’,”pada suatu saat kami duduk-duduk dekat Nabi
Saw.Ketika itu dibawa seorang mayat, beliau berkata kepada kami,
‘shalakanlah teman kamu’.’(riwayat Bukhari)

Syarat Shalat Jenazah

1. Menutup aurat, suci dari hadats besar dan kecil, bersih badan, pakaian
dan tempat dari najis serta menghadap kiblat. Hal ini sama seperti sholat
biasa.
2. Jenazah telah dimandikan dan dikafankan.
3. Letak jenazah di sebelah kiblat orang yang menshalatkan kecuali shalat
ghoib.

Rukun Shalat Jenazah

1. Niat
2. Berdiri bagi yang mampu.
3. Takbir empat kali.
4. Membaca surat Al-Fatihah.
5. Membaca sholawat atas Nabi.
6. Mendoakan mayat.
7. Memberi salam.

Sunnat Shalat Jenazah

1. Mengangkat tangan pada tiap-tiap takbir (empat takbir)


2. Merendahkan suara bacaan (sirr)
3. Membaca ta’awuz
4. Disunnahkan banyak pengikutnya
5. Memperbanyak shaf
“Setiap orang mu’min yang meninggal, lalu dishalatkan oleh umat Islam
yang banyaknya sampai tiga shaf akan diampuni dosanya. Oleh sebab itu
Malik bin Hubairah selalu berusaha membentuk tiga shaf, jika jumlah orang
yang shalat jenazah tidak banyak. (Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud
dan Ibnu Majah).
Bacaan-Bacaan Shalat Jenazah

Shalat Jenazah dapat dilakukan terhadap satu jenazah atau lebih. Demikian
juga halnya, orang yang menyalatkan jenazahpun boleh sendirian atau
berjamaah. Seorang jenazah atau lebih boleh dishalatkan berulang kali
(misalnya secara bergantian).
Setelah terpenuhi semua syarat, hendaknya orang yang akan menyalatkan
jenazah berdiri menghadap jenazah. Apabila jenazahnya laki-laki,
hendaknya imam berdiri di dekat kepalanya. Apabila jenazahnya
perempuan, hendaknya imam berdiri di dekat pinggangnya, sementara itu,
para makmum berdiri di belakang imam.
Setelah imam dan makmum menempatkan diri pada posisi yang benar,
shalat Jenazah dimulai dengan urutan dan bacaan shalat Jenazah sebagai
berikut:

1. Takbir pertama (takbiratul ihram) diteruskan membaca al-Fatihah.


2. Takbir kedua diteruskan membaca selawat Nabi Muhammad saw.
Adapun bacaan shalawat nabi adalah sebagai berikut :

Artinya:

Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad beserta keluarganya,


sebagaimana Engkau telah memberi rahmat kepada Nabi lbrahim beserta
keluarganya. Berilah berkah kepada Nabi Muhammad beserta keluarganya,
sebagaimana Engkau telah memberi berkah kepada Nabi Ibrahim dan
keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha mulia.

3. Takbir ketiga, diteruskan membaca doa berikut untuk jenazah.

Artinya
Ya Allah, ampunilah dia, kasihilah dia, maafkanlah dia, hapuskanlah segala
dosanya dan jadikanlah janah sebagai tempat pembaringan. Ya Allah,
janganlah Engkau halangi kami atas pahalanya, janganlah Engkau fitnah
kami setelah kepergiannya, ampunilah kami dan dia.

4. Takbir keempat diteruskan membaca salam.

Artinya:
Semoga keselamatan, rahmat, dan berkah Allah senantiasa dilimpahkan
kepada kamu sekalian.

Perlu anda ketahui !

1. Doa untuk jenazah boleh dibaca setelah takbir ketiga saja, boleh pula
ditambah setelah takbir keempat (sebelum salam).
2. Bacaan doa jenazah bermacam-macam. Selain doa jenazah di atas, boleh
juga membaca doa berikut.

Artinya:
Ya Allah, ampunilah dia, sayangilah dia, maafkanlah dia hapuslah dosanya,
muliakanlah tempatnya, luaskanlah tempat masuknya, bersihkanlah dia
dengan air, es, dan embun. Bersihkan dia dari segala dosa sebagaimana kain
putih yang dibersihkan dari kotoran. Buatkanlah ia ganti sebuah rumah
yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), keluarga yang lebih baik dari
keluarganya (di dunia). Masukkanlah dia ke janah dan selamatkanlah dia
dari fitnah kubur dan siksa nar.
3. Dhamir (kata ganti) " ‫ " ُهْم‬dalam doa shalat Jenazah berlaku untuk semua
jenazah, baik laki-laki maupun perempuan.
4. Apabila disesuaikan dengan jenazahnya, damir diganti sebagai berikut:
‫ ُه‬: berlaku untuk jenazah laki-laki seorang
‫ ُه ْم‬: berlaku untuk jenazah laki-laki banyak (campur antara laki-laki dan
perempuan)
‫ َه ا‬: berlaku untuk jenazah perempuan seorang

TUGAS ASISTENSI
“MATERI TENTANG SHALAT BERJAMAAH DAN SHALAT
JENAZAH”

OLEH :

NAMA : RODESIA MUSTIKA ROZI


NIM : 1507123077
PRODI : TEKNIK LINGKUNGAN S1

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2015

Anda mungkin juga menyukai