SHALAT BERJAMAAH
Islam sangat menganjurkan shalat berjamaah. Shalat berjamaah
merujuk pada aktivitas shalat yang dilakukan secara bersama-sama. Shalat
ini dilakukan oleh minimal dua orang dengan salah seorang menjadi imam
(pemimpin) dan yang lainnya menjadi makmum.[1]
Shalat adalah rukun Islam kedua dan merupakan tiang agama Islam,
kewajiban ini dilaksanakan berulang lima kali dalam setiap sehari, dia
adalah ibadah yang paling pertama akan dihisab dari amal seorang mu'min
di hari kiamat kelak, dialah pemisah antara iman dan kekafiran,
sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah dengan sabdanya:
َبْيَن الَّرُج ِل َو َبْيَن الِّش ْر ِك َو اْلُك ْفِر َتْر ُك الَّصالِة
Maka, tidak heran jika shalat menjadi ciri pertama bagi masyarakat
muslim yang membedakannya dengan masyarakat lainnya, dan
menjadikan orang-orang mukmin beruntung, selamat dan meraih
kenikmatan abadi di surga.
Landasan Hukum
Berikut adalah landasan hukum yang terdapat dalam Al Qur'an
maupun Hadits mengenai shalat berjama'ah:
Hukum shalat berjamaah adalah sunnat muakad, yaitu sunnah yang sangat
ditekankan/ dipentingkan dalam pelaksanaannnya. Bagai laki-laki shalat
berjamaah dimesjid ( shalat fardhu ) lebih utama daripada dirumah,
sedangkan bagi wanita shalat dirumah lebih utama karena lebih aman bagi
mereka Shalat berjamaah itu lebih baik daripada shalat sendiri dengan 27
derajat. Sabda Rasulullah SAW
“Diriwayatkan Ibnu Umar, Rasulullah saw. bersabda, “shalat
berjamaah lebih utama dibandingkan şalat sendirian dengan
duapuluh tujuh derajat.” (H.R.Bukhari dan Muslim)
Keutamaan
Adapun keutamaan shalat berjama'ah dapat diuraikan sebagai
berikut:
Dari Barra' bin Azib berkata: "Kami shalat bersama Nabi SAW. Maka
diwaktu beliau membaca 'sami'alLaahu liman hamidah' tidak seorang pun
dari kami yang berani membungkukkan punggungnya sebelum Nabi SAW
meletakkan dahinya ke lantai. (Jama'ah)
َص ُّلْو ا َع َلى: ُكَّنا ُج ُلْو ًسا ِع ْنَد الَّنِبِّى َص َّللى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ِا ْذ ُا ِتَى ِبَج َنا َز ٍة َق ا َل: َع ْن َس َلَم َة ْبِن ْاَال ْك َو ِع
رواه البخا رى. َص ا ِح ِبُك ْم.
Dari Salamah bin Al-Akwa’,”pada suatu saat kami duduk-duduk dekat Nabi
Saw.Ketika itu dibawa seorang mayat, beliau berkata kepada kami,
‘shalakanlah teman kamu’.’(riwayat Bukhari)
1. Menutup aurat, suci dari hadats besar dan kecil, bersih badan, pakaian
dan tempat dari najis serta menghadap kiblat. Hal ini sama seperti sholat
biasa.
2. Jenazah telah dimandikan dan dikafankan.
3. Letak jenazah di sebelah kiblat orang yang menshalatkan kecuali shalat
ghoib.
1. Niat
2. Berdiri bagi yang mampu.
3. Takbir empat kali.
4. Membaca surat Al-Fatihah.
5. Membaca sholawat atas Nabi.
6. Mendoakan mayat.
7. Memberi salam.
Shalat Jenazah dapat dilakukan terhadap satu jenazah atau lebih. Demikian
juga halnya, orang yang menyalatkan jenazahpun boleh sendirian atau
berjamaah. Seorang jenazah atau lebih boleh dishalatkan berulang kali
(misalnya secara bergantian).
Setelah terpenuhi semua syarat, hendaknya orang yang akan menyalatkan
jenazah berdiri menghadap jenazah. Apabila jenazahnya laki-laki,
hendaknya imam berdiri di dekat kepalanya. Apabila jenazahnya
perempuan, hendaknya imam berdiri di dekat pinggangnya, sementara itu,
para makmum berdiri di belakang imam.
Setelah imam dan makmum menempatkan diri pada posisi yang benar,
shalat Jenazah dimulai dengan urutan dan bacaan shalat Jenazah sebagai
berikut:
Artinya:
Artinya
Ya Allah, ampunilah dia, kasihilah dia, maafkanlah dia, hapuskanlah segala
dosanya dan jadikanlah janah sebagai tempat pembaringan. Ya Allah,
janganlah Engkau halangi kami atas pahalanya, janganlah Engkau fitnah
kami setelah kepergiannya, ampunilah kami dan dia.
Artinya:
Semoga keselamatan, rahmat, dan berkah Allah senantiasa dilimpahkan
kepada kamu sekalian.
1. Doa untuk jenazah boleh dibaca setelah takbir ketiga saja, boleh pula
ditambah setelah takbir keempat (sebelum salam).
2. Bacaan doa jenazah bermacam-macam. Selain doa jenazah di atas, boleh
juga membaca doa berikut.
Artinya:
Ya Allah, ampunilah dia, sayangilah dia, maafkanlah dia hapuslah dosanya,
muliakanlah tempatnya, luaskanlah tempat masuknya, bersihkanlah dia
dengan air, es, dan embun. Bersihkan dia dari segala dosa sebagaimana kain
putih yang dibersihkan dari kotoran. Buatkanlah ia ganti sebuah rumah
yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), keluarga yang lebih baik dari
keluarganya (di dunia). Masukkanlah dia ke janah dan selamatkanlah dia
dari fitnah kubur dan siksa nar.
3. Dhamir (kata ganti) " " ُهْمdalam doa shalat Jenazah berlaku untuk semua
jenazah, baik laki-laki maupun perempuan.
4. Apabila disesuaikan dengan jenazahnya, damir diganti sebagai berikut:
ُه: berlaku untuk jenazah laki-laki seorang
ُه ْم: berlaku untuk jenazah laki-laki banyak (campur antara laki-laki dan
perempuan)
َه ا: berlaku untuk jenazah perempuan seorang
TUGAS ASISTENSI
“MATERI TENTANG SHALAT BERJAMAAH DAN SHALAT
JENAZAH”
OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2015