Anda di halaman 1dari 9

PERTEMUAN VII

Shalat Jum’at dan Shalat sunat

1. Konsep Shalat Jum’at

Shalat Jum’at adalah shalat dua rakaat sesudah khutbah pada waktu zuhur di hari Jumat.

Tata cara Shalat Jum’at

1) Shalat Jum’at dimulai pada saat masuk waktu shalat zuhur. Pada saat itu khatib naik mimbar
dan berdiri seraya mengucapkan salam, berdasarkan hadis, yang artinya;

Dari Anas Ibnu Malik bahwa Nabi SAW shalat Jum’at ketika matahari tergelincir ( HR
Bukhari, Tirmizi, Abu Daud dan Ahmad)

Artinya : “Dari Jabir Ibnu Abdillah (diriwayatkan) bahwa Nabi saw mengucapkan salam
apabila Naik mimbar.” (HR Ibnu Majah).

2) Setelah mengucapkan salam, khatib duduk dan muazzin mengumandangkan azan hingga
selesai, berdasarkan hadis,

Artinya : Dari as-Sa’ib Ibnu Yazid r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Adalah seruan azan
pertama pada masa Nabi saw, Ab Bakar dan Umar r.a. dilakukan ketika imam telah duduk di
atas mimbar. Ketika tiba masa Usman r.a. dan orang bertambah banyak, maka beliau
menambah azan ketiga yang dilakukan di atas az-Zaura’. Pada masa Nabi saw hanya ada
seorang muazzin (HR Bukhari, An-Nasa’i dan Ab Dawud).

3) Khatib mengawali Khatib mengawali (membuka) khutbahnya dengan mengucapkan pujian,


membaca syahadat, shalawat kepada Nabi saw, membaca beberapa ayat al-Qur’an kemudian
menyampaikan taushiyah.

Artinya : Dari Jabir Ibnu ‘Abdillah (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Adalah Rasulullah
saw dalam khutbahnya memuji Allah dengan puji-pujian yang layak bagi-Nya, kemudian
mengatakan: Barang siapa diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat
menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkannya, maka tidak ada yang dapat
memberinya petunjuk; sesungguhnya ucapan paling benar adalah Kitab Allah dan
petunjuk paling baik adalah petunjuk Muhammad, dan seburuk-buruk perkara adalah
hal-hal yang dibuat-buat (diada-adakan), dan setiap hal yang diada-adakan itu adalah
bid‘ah dan setiap bid‘ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempatnya di dalam
neraka (HR Tirmidzi).

Artinya : Dari Abu Hurairah r.a.(diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
Setiap khutbah yang di dalamnya tidak ada tasyahhud (ucapan syahadat) adalah seperti
tangan yang buntung (HR.Tirmidzi, Abu Dud dan Ahmad).

Artinya : Dari Jabir ibn Samurah r a diriwayatkan bahwa Nabi SAW selalu membiasakan
memberi pesan (taushiyah) supaya bertaqwa dalam khutbahnya (HR Muslim)
4) Khatib duduk di antara dua khutbah, sebagaimana hadis Nabi SAW berikut yang artinya;

Dari Jabir ibnu Samurah diriwayatkan bahwa ia berkata; Adalah Nabi SAW melakukan dua
khutbah yang di antara dua khutbah itu beliau duduk . beliau dalam khutbahnya membaca
Al-Qur’an dan memberi pesan (peringatan) (HR.Muslim)

Dan dari Ibnu ‘Umar r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata yang artinya; Adalah Nabi saw
berkhutbah dengan berdiri, kemudian duduk, kemudian berdiri lagi sebagaimana kamu
lakukan sekarang

(HR Muslim,Tirmidzi, Abu Dawud dan Ahmad).

5) Khutbah kedua diakhiri dengan dengan do’a dan penutup khutbah. Dan ketika berdoa
diperbolehkan untuk mengacungkan jari telunjuknya., yang artinya;

Dari Hushain Ibnu ‘Abd ar-Rahman as-Sulami (diriwayatkan bahwa) ia berkata: suatu ketika
aku duduk di samping ‘Imarah Ibnu Ruwaibah, sementara Bisyr berkhutbah di depan kami.
Ketika ia berdo’a, ia mengangkat kedua tangannya. Lalu ‘Imarah berkata: Allah menjelekkan
kedua tangan ini –atau kedua tangan kecil ini–. Saya melihat Rasulullah saw ketika
berkhutbah mengucapkan do’a begini, dan ‘Imarah mengangkat hanya jari telunjuk saja (HR
Muslim,Tirmidzi, Nasa’i, Ahmad dan ad-Darimi).

6) Setelah selesai khatib turun darimimbar , kemudian muazin mengumandangkan iqamah


untuk pelaksanaan shalat Jum’at sebagaimana sabda Nabi SAW yang artinya;

Artinya : Dari as-Sa’ib Ibnu Yazid (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Bilal azan ketika
Rasulullah saw duduk di atas mimbar pada hari Jumat; apabila beliau turun (dari mimbar
sesudah selesai khutbah), Bilal melakukan iqamah. Demikianlah pula yang dilakukan di
zaman Abu Bakar dan Umar r.a. (HR.Nasa’i dan Ibnu Majah).

7) Khutbah yang disampaikan oleh khatib seharustidak terlalu panjang,dengan kata lain
hendaklah shalatnya lebih lama dari khutbah, sebagaimana sabda Nabi SAW yang artinya;

Dari Amar ibnu Yasir ia berkata; Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah SAW bersabda;
Sesungguhnya panjangnya shalat dan pendeknya khutbah seseorang khatib adalah tanda
kepahaman seseorang tentang agama. Oleh karena itu panjangkanlah shalat dan
persingkatlah khutbah.sesungguhnay dalam penjelasan singkat ada daya tariknya (HR.
Muslim dan Ahmad)

a. Jumlah Jamaah

Diriwayatkan dari Salim, ia berkata , yang artinya;

Jabir ra. menceritakan kepadaku, ia berkata; Ketika kami shalat (Jum‘at) bersama Nabi SAW. tiba-
tiba datang dari Syam kafilah unta membawa makanan, maka mereka (para sahabat) mendatanginya
sehingga tidak tersisa bersama Nabi SAW. selain dua belas orang. Oleh karena itu turunlah ayat:
Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar.” [HR.Bukhari dan Muslim]
Berdasarkan hadits ini dapat ditarik kesimpulan:

1. Shalat Jum‘at itu harus dilakukan secara berjama‘ah. Dalam hal ini, semua ulama sepakat dan
bahkan berijma‘ tentangnya
2. Tentang harus berapa orang jamaah dalam shalat jum’at, para ulama berbeda pendapat tentang
jumlah minimal jama‘ahnya.
Madzhab Hanafi berpendapat, cukup tiga orang belum termasuk imam.

Madzhab Maliki berpendapat minimal adalah dua belas sebagaimana dalam hadis di atas.

Madzhab Syafi’i dan Hambali mengatakan minimalnya adalah empat puluh orang berdasarkan hadis-
hadis yang lain.

Namun yang rajih atau kuat menurut kami ialah tidak ada pembatasan dalam masalah jumlah, karena
tidak ada hadis yang secara sarih (jelas) mensyaratkan jumlah tertentu. Selagi dilakukan secara
berjama‘ah dengan jumlah banyak menurut suatu adat maka shalat jum‘at itu sah dilakukan

2. Pensyariatan Shalat Jum’at

Para ulama sepakat bahwa shalat Jumat itu hukumnya fardu ain,bagi setiap muslim. Berdasarkan firman
Allah SWt dalam QS. Al-Jumu’ah/ 62: 9 yang artinya;

Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum’at,
makabersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jualbeli....

Juga berdasarkan hadis- hadis yang antara lain sebagai berikut;

Dari Abu Hurairah dan Ibnu Umar bahwa keduanya mendengar Nabi bersabda di atas mimbar yang
artinya;

Hendaklah orang-orang itu menghentikan perbuatan mereka meninggalkan shalat Jum’at,atau kalau
tidak,maka allah akan menutup mata hati mereka ,kemudian mereka akan termasuk dalam golongan
orang-orang yang alpa (HR Muslim, juga Ahmad dan Nasa’i dari Ibnu Umar dan Ibnu Abbas)

Jumatan adalah hak yang wajib atas setiap muslim dengan berjamaah, selain atas empat
(golongan), yakni budah sahaya, wanita, anak kecil atau orang yang sakit.” (HR. Abu Daud)

Shalat Jum’at itu adlh kewajiban bagi setiap muslim dg berjamaah kecuali atau tidak
diwajibkan atas 4 orang yaitu budak, wanita, anak kecil dan orang yang sedang sakit.” (HR.
ABu Daud)

Shalat jum’at itu wajib atas setiap orang Islam, merdeka, berakal, balig, mukim, kuasa
mendatanginya dan bebas darisemua uzur yang membolehkan meninggalkannya

Barang siapa yang meninggalkan shalat jumat 3 (tiga) kali tanpa sebab maka Allah akan
mengunci mata hatinya.” (H R Malik)
Barang siapa yang tidak mengerjakan shalat jumat tiga kali karena meremehkannya maka
Allah akan mengunci mata hatinya.” (H.R.At Tirmidzi)

Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap jumat. Karena shalawat umatku akan
diperlihatkan padaku setiap jumat. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah
yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti” (HR. Baihaqi)

Adapun yang tidakdiwajibkan adalah;

1)Kesepakatan i para ulama bahwa perempuan tidak diwajibkan untuk melaksanakan shalat
Jumat, bahwa Nabi SAW bersabda dari Thariq bin Ziyad,
Shalat Jumat itu wajib bagi setiap muslim secara berjamaah selain empat orang yaitu budak,
perempuan , anak kecil, dan orang sakit ( HR. Abu Daud).

2) Perempuan diperbolehkan untuk mengikuti sholat Jumat. Para ulama sepakat bahwa
prempuan boleh untuk mengikuti sholat Jumat di masjid.
Cara-cara yang dilakukan juga harus sama persis dengan apa yang dilakukan oleh jamaah
laki-laki.
Mereka (para ulama) sepakat bahwa perempuan yang menghadiri shalat Jumat bersama
imam, kemudian dia shalat bersama imam, maka itu sudah sah baginya.”

3) Perempuan yang melaksanakan shalat Jumat dirumah dianggap tidak sah. Ulama sepakat
bahwa shalat Jum’at hanya boleh dilaksanakan secara berjamaah. Jika tidak berjamaah,
ibadah shalat Jumat dianggap gugur, baik ini dilakukan oleh perempuan maupun laki-laki.

4) Afdhal apabila perempuan shalat zuhur sirumah dan tidak menghadiri shalat Jumat.
Hal ini didasarkan pada sabda Nabi Muhammah SAW:
Janganlah kalian menghalangi istri kalian untuk ke masjid, dan rumah mereka itu lebih baik
bagi mereka

3. Shalat Sunat

Shalat terbagi menjadi dua, yakni shalat fardhu dan shalat sunah. Shalat fardhu dikerjakan 5
kali dalam sehari. Mulai dari subuh, zuhur, ashar, magrib, hingga isya. Bagi seorang muslim,
shalat lima waktu tersebut adalah suatu kewajiban. Artinya apabila dikerjakan maka akan
mendapatkan pahala, sebaliknya jika ditinggalkan maka akan mendapatkan dosa.
Sedangkan shalat sunah adalah yang sifatnya dianjurkan untuk dikerjakan. Artinya apabila
tidak dilaksanakan tidak berdosa dan jika dilaksanakan tetap akan mendapatkan pahala.
Meski bukan ibadah yang sifatnya wajib, namun shalat sunah bisa menjadi upaya untuk
semakin mendekatkan diri pada Allah SWT.
Banyak shalat sunah yang telah diajarkan sekaligus dicontohkan oleh Rasulullah. SAW,
berikut macam-macam shalat sunah beserta tata cara dan manfaatnya antara lain adalah:
a. Shalat Rawatib.
Shalat rawatib adalah salah satu shalat sunah yang menyertai shalat fardhu. Dari segi waktu,
shalat rawatib dibagi menjadi dua, yakni sholat qabliyah dan ba'diyah. Jika dilakukan sebelum
shalat wajib, maka disebut shalat qabliyah. Sedangkan jika dikejakan sesudah shalat wajib
dinamakan shalat ba'diyah.
Dari segi hukum, shalat rawatib juga dibagi menjadi dua, yakni sunah muakkad dan sunah
ghairu muakkad. Sunah muakkad artinya sunah yang sangat dianjurkan karena banyaknya
keutamaan di dalamnya. Sedangkan sunah ghairu muakkad artinya sunah yang memiliki
sedkit keutamaan.
Diriwayatkan dari Ibnu Umar, bahwa ia mengingat;
Nabi Muhammad saw. salat 10 rakaat, dengan rincian 2 rakaat sebelum salat zuhur dan 2
rakaat sesudahnya, 2 rakaat sesudah salat Magrib di rumahnya, 2 rakaat sesudah salat Isya
di rumahnya, dan 2 rakaat sebelum salat Subuh. [H.R.Bukhari)

Terkait jumlah rakaat sebelum zuhur, ada riwayat dari Aisyah bahwa jumlahnya 4 rakaat,
Nabi saw tidak pernah meninggalkan 4 rakaat sebelum salat zuhur dan 2 rakaat sebelum
shalat subuh.” (H.R.Bukhari)

Dalam riwayat lain, dari Ummi Habibah, ia mendengar Nabi bersabda;


Barangsiapa yang salat (sunah rawatib) 12 rakaat dalam sehari semalam, niscaya dibuatkan
bagi mereka sebuah rumah di surga. (H.R. Muslim).

Sedangkan salat sunah rawatib jenis kedua, ghairu muakkad. Salat ini tidak selalu dikerjakan
oleh Nabi Muhammad, kadang dikerjakan, kadang tidak. Salat rawatib jenis ini adalah
tambahan 2 rakaat setelah zuhur, 4 rakaat sebelum asar, 2 rakaat sebelum magrib, dan 2
rakaat sebelum isya.
b.Shalat Aidaini
1) Shalat Idul Fitri
Idul fitri dilakukan saat hari Idul Fitri tiba. Waktu pelaksanaan sholat Idul Fitri adalah saat
matahari seukuran satu tombak hingga tergelincir.
Syaikh Abu Bakar Al Jazairi mengatakan, Rasulullah mengawalkan shalat Idul Adha
sedangkan sholat Idul Fitri adalah diakhirkan.
Shalat Idul Fitri selain di masjid juga bisa digelar di tanah lapang. Hal tersebut sesuai dengan
ajaran Nabi Muhammad dalam suatu hadits yang menyatakan bahwa sholat Idul Fitri di
sebuah tanah lapang lebih afdhal daripada di dalam masjid.
Rasulullah shallalahu SAW biasa keluar pada hari raya 'Idul Fitri dan 'Idul Adha menuju
tanah lapang. (HR Abu Said)
Ulama memiliki perbedaan pendapat soal hukum shalat Idul Fitri. Hal ini dapat dibagi dalam
beberapa pendapat mengenai hukumnya tersebut, di antaranya adalah:
a). Sunah muakad
Pendapat dari mayoritas ulama, hukum melaksanakan sholat Idul Fitri adalah sunah muakad.
Sunah muakad adalah sunah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan oleh umat muslim. Sebab,
shalat Idul Fitri hanya dilaksanakan setahun sekali dan merupakan bagian dari serangkaian
ibadah di bulan Ramadhan.
b). Fardhu kifayah
Pendapat ini dikemukakan mahdzab Imam Hambali. Fardhu kifayah adalah hukum yang bersifat
wajib bagi umat muslim secara kesatuan. Maka dari itu, hukumnya adalah pada kesatuan umat
Islam. Karena sifat fardhu kifayah maka jika sebagian besar umat Islam sudah melaksanakannya,
maka sudah cukup.
c) .Fardhu 'ain
Pendapat ini datang dari mahzab Imam Hanafi. Hukum fardhu 'ain berarti ibadah yang wajib bagi
setiap muslim atau muslimah. Untuk itu jika tidak dilakukan maka akan berdosa.

1) Idul Adha
Hari Raya Idul Adha merupakan hari besar yang istimewa bagi seluruh umat muslim di penjuru
dunia. Bagi sebagian besar umat muslim yang mampu secara fisik,mental dan finansial akan
melaksanakan kewajibannya menjalankan rukun islam yang kelima yaitu ibadah haji di tanah
suci.
Sedangkan bagi umat muslim yang tidak melaksanakan ibadah haji pada saat menjelang Hari
Raya Idul Adha seluruh umat muslim akan menjalankan ibadah qurban dan shalat Ied......

3) Shalat Tahajud.
Shalat tahajud adalah shalat yang dikerjakan pada kurun waktu setelah shalat isya dan
sebelum shalat subuh. Shalat tahajud dikerjakan setelah bangun tidur. Jumlah rakaatnya
adalah dua rakaat dan tidak terbatas. Namun dalam suatu hadits dijelaskan bahwa Nabi
Muhammad mengerjakan shalat tahajud lebih dari 11 atau 13 rakaat. Waktu utama
melaksanakan adalah sepertiga malam terakhir, yakni antara pukul 01.00 hinga memasuki
waktu subuh.
4) Shalat Istikharah.
Shalat istikharah adalah shalat sunah yang dianjurkan untuk dikerjakan saat kita menemui
kebimbangan menentukan pilihan. Pelaksanaan shalat istikharah sama dengan shalat sunah
pada umumnya. Jumlah rakaat shalat istikharah adalah dua rakaat di waktu yang tidak
ditentukan. Namun beberapa pendapat ulama menyatakan bahwa waktu utama melaksanakan
sholat istikharah adalah pada sepertiga malam.
Beberapa Shalat Sunat yang lain;
5) Shalat Dhuha.
6) Shalat hajat.
7) Shalat Taubat.
8) Shalat Istisqa'.
9) Shalat Tahiyatul Masjid.
10) Shalat Gerhana.
11) Shalat Witir.

4. Hikmah Shalat Sunnat


Hikmah Shalat Sunat antara lain adalah :
a. Manfaat Shalat Sunat Rawatib
1) Kenikmatan hidup di akhirat
Adalah hal yang sangat menakjubkan dan membahagiakan bagi manusia jika kelak
mendapatkan sebuah rumah di surga. Tempat di mana semua manusia di muka bumi ini
menginginkannya.

Rasulullah SAW bersabda ; Siapa yang tidak meninggalkan dua belas rakaat pada shalat
sunnah rawatib, maka Allah akan bangunkan baginya rumah di surga (HR Tirmidzi-Nasa’i )

2)Allah akan memberikan imbalan pahala yang besar

Bila kamu menginginkan kedamaian dan kekayaan hati yang nilainya melebihi dunia dan
seisinya. Maka, tunaikanlah shalat sunnah rawatib sebelum shalat subuh.

Disebutkan dalam beberapa hadis shahih dapat diketahui jika, shalat sunnah rawatib yang
dilakukan sebelum shalat subuh atau biasanya juga disebut dengan sholat fajar adalah sebuah
amalan yang baik yang sangat dianjurkan.

Rasulullah SAW bersabda, Dua rakaat sebelum sholat shubuh lebih baik dari dunia dan
seisinya (HR. Muslim)

Dari semua shalat sunnah, tak ada shalat sunnah yang paling Nabi jaga, seperti halnya Nabi
menjaga untuk tidak meninggalkan dua raka’at shalat fajar atau 2 rakaat shalat sunnah rawatib
qabliyah subuh. (HR. Bukhri- Muslim )

3)Dihindarkan dari neraka

Semua perbuatan yang dilakukan oleh manusia saat berada di bumi pasti akan menuai

balasannya pada hari akhir nanti. Jika kita senantiasa berbuat kebaikan dan rajin beribadah

kita akan mendapatkan ganjaran berupa surga.

Namun, sebaliknya jika kita sering melakukan perbuatan tercela dan menghiraukan panggilan
dari-Nya. Maka, saat hari akhir nanti kita akan mendapatkan balasan berupa tempat di neraka.

Selain terus beribadah shalat fardhu atau shalat wajib 5 waktu dengan rajin, ternyata dengan
melakukan shalat sunnah rawatib juga mampu membuat kita terhindar dari api neraka. Hal ini
dengan sebuah hadis yang berbunyi:

Ummu Habibah ra telah meriwayatkan tentang keutamaan rawatib dzuhur., Dia berkata;

Saya mendengar Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang


menjaga shalat empat rakaat sebelumzuhur dan empat rakaat sesudahnya, Allah haramkan
baginya api neraka. (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi)

4) Allah akan memberikan rahmat yang yang Melimpah


Allah SWT sangat menyayangi hamba-hamba-Nya yang beriman dan berktakwa. Bagi orang-
orang yang beriman, semasa hidupnya Allah akan senantiasa memberikan limpahan rahmat
dan rezeki yang begitu besar.

Lantas bagaimanakah cara mendapatkan limpahan rahmat dari Allah tersebut? Ternyata kamu
bisa mendapatkan rahmat dari Allah hanya dengan melaksanakan sholat sunnah rawatib 4
rakaat sebelum sholat Ashar tiba.

Rasulullah SAW bersabda: Semoga Allah merahmati seseorang yang mengerjakan shalat
(sunnah) empat raka’at sebelum Ashar. (HR. Abu Daud dan Tirmizi)

b.Keutamaan shalat Idul Fitri


Sama dengan melakukan ibadah-ibadah lainnya, melakukan sholat Idul Fitri juga memiliki
beberapa keutamaan. Berikut keutamaan-keutamaan yang akan didapatkan dari melaksanakan
sholat Idul Fitri:
1). Mengagungkan asma Allah
Dengan melaksanakan shalat Idul Fitri, pasti akan mengucapkan asma Allah berkali-kali
terutama kalimat takbiratul ikhram "Allahu Akbar" sebanyak 7 kali. Dan di antara seruan
takbir tersebut hendaknya membaca kalimat sebagai berikut;

Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar. Allahummaghfirlii war
hamnii
Artinya:Maha suci Allah, segala pujian bagi-Nya, tidak ada sesembahan yang benar untuk
disembah selain Allah. Ya Allah, ampunilah aku dan rahmatilah aku.
Dengan begitu akan mendapatkan pahala dari mengagungkan dan mengucapkan atau
berdzikir atas nama Allah.

2). Silaturahmi sesama muslim


Saat Idul Fitri semua orang Islam ke luar rumah dan menyempatkan diri untuk bisa mengikuti
shalat Idul Fitri. Karena itu sholat Idul Fitri memiliki dampak terhadap hubungan manusia
dan manusia dalam menjalin silaturahmi.
3). Menunjukkan ukhuwah islamiah dan kekuataan umat Islam
Karena hukumnya yang sunah muakad atau fardhu kifayah, maka sholat Idul Fitri ini
membuat orang-orang Islam akan terdorong untuk melaksanakannya.
Pengertian ukhuwah islamiyah, insaniyah, dan wathaniyah tentunya sangat penting untuk
dipahami dan dilakukan oleh umat Islam. Dengan berkumpulnya umat Islam, maka akan
berefek kepada ukhuwah islamiah.
Hal ini juga akan sekaligus menunjukkan bahwa umat islam adalah umat yang besar.
Hendaknya juga menjadi motivasi agar saling membantu dalam kebaikan dan juga
memberikan dorongan agar memajukan islam bersama.
c. Keutamaan shalat tahajud:
1) Ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT
2) Melepaskan ikatan dari setan
3) Dikabulkannya segala doa
4) Sebagai penghapus dosa-dosa yang telah lalu
5) Diridai oleh Allah SWT
6) Sebagai amalan yang akan menolong di akhirat kelak

d. Manfaat shalat istikharah antara lain adalah;


1) Mendatangkan ketenangan hati
2) Mendapatkan petunjuk dari Allah SWT
3) Memantapkan pilihan
4) Menjauhi bisikan setan
Buku Sumber

1. Abdul Aziz Dahlan (ed), 1997, EsiklopediHukum Islam, Jakarta:PT Intermasa


2. Abdul Wahab Khalaf , Ilmu Ushul Fiqh, Al-Haramain
3. Amir Syarifuddin, 1999, Ushul Fiqh, Jakarta:PT Logos Wacana Ilmu
4 . Amir Syarifudddin, 2013,Garis-Garis Besar Fiqh, Jakarta: Kencana Prenadamedia
6. Ash' Shiddieqy, M. Hasbi. Hukum Islam. Jakarta: Pustaka Islam. 1962.
7. Muhammad Jawad Mughniyah, 2001, Fiqih Lima Mazhab, Jakarta: Lentera
8. Muhamad bin Ismail al-Kahlani, tth, Subulusssalam, Bandung: Dahlan
9. Nasrun Haroen, 1996, Ushul Fiqh, Jakarta : Logos

Anda mungkin juga menyukai