PENDAHULUAN
1
4. Apa rukun shalat jenazah?
5. Bagaimana tata cara shalat jenazah perempuan dan laki-laki?
2
BAB II
PEMBAHASAN
:
) (.
Artinya:
“Dari Ibnu Umar r.a. bahwa Nabi SAW. Bersabda, “Salatkanlah olehmu orang-
orang yang mengucapkan kalimat Lailaha illallah dan salatlah kamu di belakang
orang yang mengucapkan kalimat Lailaha illallah.” (HR. At Tabrani)
3
Dalam riwayat Muslim disebutkan:
« .» «
».
“Barang siapa shalat jenazah dan tidak ikut mengiringi jenazahnya, maka baginya
(pahala) satu Qirath. Jika ia sampai mengikuti jenazahnya, maka baginya (pahala)
dua Qirath.” Ada yang bertanya: “Apa yang dimaksud dua Qirath?” “Ukuran
paling kecil dari dua Qirath adalah semisal gunung Uhud”, jawab beliau . [HR.
Muslim no. 945]
« -
»
“Anak ‘Abdullah bin ‘Abbas di Qudaid atau di ‘Usfan meninggal dunia. Ibnu
‘Abbas lantas berkata: “Wahai Kuraib (bekas budak Ibnu ‘Abbas), lihat berapa
banyak manusia yang menyalati jenazahnya.” Kuraib berkata: “Aku keluar,
ternyata orang-orang sudah berkumpul, dan aku mengabarkan pada mereka
pertanyaan Ibnu ‘Abbas tadi. Lantas mereka menjawab: “Ada 40 orang.” Kuraib
berkata: “Baik kalau begitu.” Ibnu ‘Abbas lantas berkata: “Keluarkan mayit
Ketiga: Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata dari Nabi bahwa beliau
bersabda:
4
“Tidaklah seorang mayit dishalatkan (dengan shalat jenazah) oleh sekelompok
kaum Muslimin yang mencapai 100 orang, lalu semuanya memberi syafaat
(mendoakan kebaikan untuknya), maka syafaat (doa mereka) akan
“Tidaklah seorang Muslim mati lalu dishalatkan oleh tiga shaf kaum Muslimin,
melainkan doa mereka akan dikabulkan.” [HR. Tirmidzi no. 1028 dan Abu Daud
no. 3166. Imam Nawawi menyatakan dalam Al Majmu’ 5/212 bahwa hadis ini
Hasan. Syaikh Al Albani menyatakan hadis ini Hasan jika sahabat yang
mengatakan]
5
makruh melakukan salat jenazah pada waktu terbitnya matahari, waktu istiwa dan
saat terbenamnya, kecuali jika dikhawatirkan jenazah akan membusuk.
3. Membaca takbir empat kali, seperti yang tersebut dalam hadis Nabi SAW.
Artinya : ) (
“Dari jabir r.a bahwa Nabi SAW. menyalatkan Najasi (raja Habsyi),
maka beliau membaca takbir empat kali.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Imam Turmudzi berkata bahwa hal itu telah diamalkan oleh kebanyakan
ulama dari para sahabat Nabi SAW. dan lainnya. Mereka berpendapat
bahwa takbir dalam salat jenazah itu sebanyak empat kali. Demikian juga
pendapat Syafi’i, Sufyan, Ahmad, Ibnul Mubarak, dan Ishak.
4. Membaca surat al Fatihah, dilanjutkan denngan takbir yang kedua.
6
bahwa, baik membaca al Fatihah atau membaca salawat Nabi, berdoa serta
memberi salam disunatkan secara sirri kecuali bagi imam, maka baginya
sunat jahar pada takbir dan taslim untuk pemberitahuan kepada makmum.
Artinya :
“Ya Allah limpahkanlah karunia atas Nabi Muhammad serta keluarga
Muhammad sebagaimana telah Engkau limpahkan atas Nabi Ibrahim dan
berilah berkah kepadA Muhammad serta keluarga Muhammad
sebagaimana telah Engkau berikan kepada Ibrahim di antara seluruh
penduduk alam, sungguh engkau ya Allah Mahaterpuji lagi Mahamulia.”
berdoalah untuknya dengan tulus ikhlas.” (HR. Abu Dawud dan Baihaqi,
juga Ibnu Hibban yang menyatakan sahihnya)
Doa dianggap sah walaupun hanya secara singkat. Akan tetapi yang lebih
utama adalah membaca doa berikut :
) (
Artinya :
7
“Ya Allah ampunilah dia, kasihanilah dia, mafkanlah dia, muliakanlah
dia, lapangkanlah tempatnya dan bersihkanlah dia dengan air, air salju,
dan air embun. Sucikanlah dia dari dosa sebagaimana kain yang putih
Artinya :
“Ketika putrinya meninggal dunia, Abdulah bin Aufa menyalaatkan
dengan membaca empat kali takbir, kemudian setelah takbir keempat ia
masih berdiri selama kira-kira antara dua takbir membaca doa.
Kemudian katanya, “Rasulullah SAW. selalu melakukan seperti ini
terhadap jenazah.”
Imam Syafi’i berkata, “Setelah takbir keempat, hendaklah membaca doa
sebagai berikut :
Artinya :
“Ya Allah janganlah Engkau tidak memberikan pahala kepadanya dan
janganlah Engkau menjadikan fitnah kepada kami setelahnya, berilah
ampunan kepada kami dan kepadanya dengan rahmatMu wahai Dzat
Yang memberi Rahmat.”
Sedangkan Abu Hurairah berkata, “Orang-orang dulu biasanya membaca
setelah takbir keempat itu, dan sebagai berikut :
Artinya :
8
“Ya Allah Tuhan kami, berilah kami di dunia kebaikan dan juga di akhirat
dan lindungilah kami dari siksa neraka.”
8. Mengucapkan Salam
Salam pada salat jenazah menurut para fuqaha termasuk fardu, kecuali
Abu Hanifah yang mengatakan bahwa salam kesebelah kanan dan kiri
hukumnya wajib, tetapi bukan termasuk rukun dengan alasan bahwa salat
jenazah termasuk salah satu macam salat dan untuk mengakhiri salat
adalah dengan membaca salam. Ibnu Mas’ud mengatakan, “Mengucapkan
salam ketika salat jenazah seperti salam waktu salat biasa, sekurang-
kurangnya Assalamu’alikum, tetapi Ahmad berpendapat membaca satu
kali salam itu adalah sunah dengan menghadapkan mukanya kesebelah
kanan, boleh juga ke arah depan berdasarkan perbuatan Rasulullah dan
para sahabat. Mereka hanya memberi salam hanya satu kali, tidak ada
yang membantah pada waktu itu. Imam Syafi’i berkata bahwa hukum
mengucapkan salam dua kali adalah sunah, yaitu dimulai dengan
menghadapkan muka kesebelah kanan, kemudian salam yang kedua
kesebelah kiri, sedangkan Ibnu Hazmin menganggap bahwa salam yang
kedua termasuk dzikir dan amalan yang baik (Abidin dan Suyono, 1998:
168).
9
Dengan malakukan sholat jenazah dengan benar, maka kita akan memiliki
faedah yang besar. Dengan menunaikan jenazah dengan menyolatkannya,
memohon syafaat dan berdoa untuknya, menunaikan hak keluarganya,
menghibur perasaan mereka akan memperoleh pahal yang besar.
Menyolatkan jenzah di masjid adalah yang diutamakan. Jika masjid jauh, bisa
dilakukan di rumah atau mushola terdekat. Barang siapa yang ketinggalan
sholat jenazah, yang utama adalah menyolatkannya setelah dimakamkan. Dan
barang siapa yang dikuburkan dan belum disholatkan, maka disholatkan di
atas kuburnya.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Salat jenazah merupakan salah satu praktik ibadah salat yang dilakukan
umat muslim jika ada muslim lainnya yang meninggal dunia. Hukum
melakukan salat jenazah ini adalah fardhu kifayah.
2. Jenazah seorang muslim yang sudah dimandikan dan dikafani dengan
baik, maka terus disalatkan. Para Imam ahli fiqih telah sepakat bahwa
menyalati jenazah itu hukumnya fardu kifayah. Kewajiban menyalati
jenazah berdasarkan hadis Nabi SAW : Dari Ibnu Umar r.a. bahwa Nabi
SAW. Bersabda, “Salatkanlah olehmu orang-orang yang mengucapkan
kalimat Lailaha illallah dan salatlah kamu di belakang orang yang
mengucapkan kalimat Lailaha illallah.”
3. Salat jenazah mempunyai beberapa syarat yang bila salah satu di antaranya
tidak dipenuhi, maka salatnya tidak sah menurut syara’. Syarat-syarat
tersebut adalah sebagai berikut. Salat jenazah termasuk dalam ibadah salat,
maka syarat-syaratnya pun sama dengan yang telah diwajibkan pada salat-
salat fardu lainnya. Syarat-syaratnya adalah: beragama Islam, sudah baligh
dan berakal, suci dari hadis atau najis suci seluruh anggota badan, pakaian
dan tempat, menutup aurat, laki-laki auratnya antara pusat sampai lutut,
sedang wanita auratnya sampai seluruh anggota badan, kecuali muka dan
telapak tangan, menghadap kiblat.
4. Rukun salat jenazah yaitu: Niat, Berdiri bagi yang mampu, Membaca
takbir empat kali, membaca surat al Fatihah, membaca salawat atas nabi
Muhammad SAW, Mendoakan jenazah, membaca membaca doa setelah
takbir ke empat, mengucapkan salam.
11
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Slamet dan Moh. Suyono. 1998. Fiqih Ibadah. Bandung: Pustaka Setia.
Pasha, Mustafa Kamal. 2003. Fiqih Islam. Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri.
Samuri, M. 1998. Penuntun Shalat lengkap. Surabaya: Apollo Lestari
Kamal Pasha, B.Ed, Drs. Musthafa dkk, Fiqih Islam sesuai dengan putusan majlis
tarjih. Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri,2003.
Muhdiyat,H.M.A, Tuntunan Pengurusan Jenazah, Bandung: YPP Sumber Sari
Bandung, 2008.
Al-Qur’anul karim dan terjemahannya, Departemen Agama RI Kejasama dengan
Pemerintah Kerajaan Saudi Arabiyah.
12