Anda di halaman 1dari 12

Panduan Shalat Jenazah

Sesuai yang Diajarkan


Rasulullah SAW
18 Februari 2019 Oleh Sijai

Panduan Shalat Jenazah – Melaksanakan shalat jenazah hukumnya fardhu


kifayah, yaitu kewajiban yang dibebankan atas sekelompok orang. Apabila
sudah ada yang menunaikannya, yang lainnya terbebas dari tuntutan
kewajiban tersebut. Sebaliknya, jika tidak seorang pun yang melakukannya,
seluruhnya berdosa.
Adapun syarat-syarat shalat jenazah sama dengan shalat fardhu, yaitu: suci
dari hadats, menutup aurat dan menghadap kiblat.

Daftar isi [sembunyikan]
 Ketentuan-ketentuan dalam Shalat Jenazah
 Rukun Shalat Jenazah
 Panduan Shalat Jenazah Lengkap
 Dalil Tentang Takbir Shalat Jenazah
 Bacaan dan Shalawat dalam Shalat Jenazah
 Doa Shalat Jenazah Untuk Mayit dan Lafaznya
 Tempat Berdirinya Imam Dalam Shalat Jenazah
 Keutamaan Shalat Jenazah
 Rasulullah SAW Tidak Mau Menshalatkan Orang yang Berkhianat dan yang Mati Bunuh Diri
o Bagikan ini:

Ketentuan-ketentuan dalam Shalat


Jenazah
1. Orang yang dishalatkan jenazahnya sebagai berikut:
– beragama islam
– pria maupun wanita
– anak kecil termasuk bayi maupun orang dewasa
2. Orang Islam yang tidak dishalatkan jenazahnya adalah para syahid
yang meninggal di medan perang dalam membela agama Allah (cukup
dimandikan, dikafankan dan dikuburkan).
Rukun Shalat Jenazah
Rukun shalat jenazah terdiri atas:
– niat,
– berdiri bagi yang kuasa,
– takbir empat kali,
– membaca alfatihah setelah takbir pertama,
– membaca shalawat kepada Nabi SAW setelah takbir kedua,
– berdoa setelah takbir ketiga,
– berdoa setelah takbir keempat,
– membaca salam.

Panduan Shalat Jenazah Lengkap


Untuk lebih mudahnya, maka disini kami sajikan contoh shalat jenazah
lengkap dengan bacaan dan artinya.

Contoh shalat jenzah (dengan 4 kali takbir)


1. Takbir pertama: Takbiratul ihram,

Allahu Akbar
Membaca ta’awudz
Membaca Alfatihah

2. Takbir kedua
Membaca shalawat:
3. Takbir ketiga.
Membaca doa untuk si mayit:

4. Takbir ke 4 shalat jenazah.


membaca salam: (menoleh ke kanan, ke kiri)

Demikianlah salah satu contoh shalat jenazah.

Keterangan:

Adapun tentang takbir dalam shalat jenazah itu disertai dengan mengangkat
tangan atau tidak disini ada dua pendapat;

1. Pendapat pertama, bahwa mengangkat tangan itu hanya pada


takbiratul ihram saja, sedangkan takbir-takbir selanjutnya tidak
mengangkat tangan. Mereka beralasan karena tidak ada hadis yang
sah menerangkan bahwa Nabi SAW mengangkat tangan pada semua
takbir dalam shalat jenazah.
2. pendapat kedua, bahwa mengangkat tangan itu ada pada semua takbir
shalat jenazah. mereka beralasan dengan hadis sahih yang
diriwayatkan oleh Sa’id bin Mansur, sebagaimana kata Al-Hafidh Ibnu
Hajar:
“Dan telah sah dari Ibnu ‘Abbas, bahwasanya beliau mengangkat kedua
tangannya pada takbir-takbir shalat jenazah.” [HR. Sa’id bin Manshur,
dalam Nailul Authar juz 4, hal. 71]
Contoh shalat jenazah yang dijelaskan di atas adalah salah satu cara shalat
jenazah dengan empat takbir. Dan masih Ada lagi beberapa kaifiyat (cara)
shalat jenazah yang lain, di antaranya:

Dengan lima kali takbir


Dengan enam kali takbir
Dengan tujuh kali takbir
 Dengan membaca Al-Fatihah dan surah dengan nyaring.
Kesemuanya itu berdasarkan dalil yang kuat, dan begitu pula ada bermacam-
macam lafaz doa untuk mayit, yang diantaranya akan disebutkan pada sub
pembahasan di bawah.

Baca juga:  Bacaan Doa Niat Puasa Ramadhan Lengkap

Dalil Tentang Takbir Shalat Jenazah


 Dari Dari Jabir, bahwa Nabi SAW pernah menshalati Ashahamah raja
Najasyi, kemudian ia takbir tempat kali. [HR. Ahmad, Bukhari dan
Muslim]
 Dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW mengabarkan kematian raja
Najasyi pada hari meninggalnya, lalu beliau keluar ke mushalla
bersama orang banyak, kemudian mengatur barisan mereka dan takbir
4 kali. [HR. Jama’ah]
 Dari Ibnu ‘Abbas ia berkata, “Sampailah Rasulullah SAW ke sebuah
kuburan yang masih basah (baru) lalu beliau menshalatkannya, sedang
para shahabat berbaris di belakangnya, dan bertakbir empat kali”. [HR.
Jama’ah kecuali Bukhari]
 Dari Khudzaifah bahwa ia pernah menshalati jenazah, lalu ia takbir lima
kali. (Setelah selesai shalat) kemudian ia menoleh, lalu berkata,
“Bukannya aku lupa atau aku ragu-ragu, tetapi aku takbir sebagaimana
Nabi SAW takbir, yaitu Nabi SAW pernah menshalatkan jenazah,
kemudian beliau takbir lima kali”. [HR. Ahmad]
 Dari ‘Ali bahwa ia takbir enam kali atas (jenazahnya) Sahal bin Hanif,
dan ia berkata, “Sesungguhnya Sahal ikut dalam perang Badar”. [HR.
Bukhari]
 Dari Al-Hakam bin ‘Utaibah, bahwa ia berkata, “Shahabat-shahabat
takbir utuk korban perang Badar 5 kali, 6 kali, dan 7 kali”. [HR. Sa’id di
dalam sunannya]
Bacaan dan Shalawat dalam Shalat
Jenazah
 Dari Ibnu abbas bahwa ia pernah menshalati jenazah, lalu ia membaca
surat Al-Fatihah, dan ia berkata, “Ketahuilah bahwa yang demikian itu
adalah termasuk sunnah Nabi SAW”. [HR. Bukhari, Abu Dawud, dan
Tirmidzi dan ia mengesahkannya]
 Dari Nasai, ia berkada dalam riwayatnya: Kemudian Ibnu ‟Abbas
membaca Al-Fatihah dan satu surat, serta mengeraskan bacaannya,
kemudian setelah selesai ia berkata, “Ini adalah sunnah Nabi SAW dan
benar”
 Dari Thalhah bin Abdullah bin ‘Auf, ia berkata: Saya pernah shalat
jenazah di belakang Ibnu ‘Abbas, maka ia membaca Al-Fatihah. Dia
berkata, “Agar mereka mengetahui bahwa yang demikian itu adalah
sunnah (Nabi SAW)”. [HR. Bukhari juz 2, hal. 91]
 Dari Thalhah bin ‘Abdullah bin ‘Auf bahwasanya Ibnu ‘Abbas pernah
menshalatkan jenazah, dan ia membaca Al-Fatihah. Lalu aku bertanya
kepadanya. Lalu ia menjawab, “Yang demikian itu adalah termasuk
sunnah, atau kesempurnaan Sunnah”. [HR. Tirmidzi juz 2, hal. 246, dan
ia mengatakan : Ini hadits hasan shahih]
 Dari Thalhah bin ‘Abdullah bin ‘Auf, ia berkata, “Saya pernah shalat
jenazah di belakang Ibnu ‘Abbas, lalu Ibnu ‟Abbas membaca Al-Fatihah
dan satu surat, serta mengeraskan bacaannya sehingga terdengar oleh
kami. Kemudian setelah selesai (shalat), saya pegang tangannya lalu
saya bertanya kepadanya. Ia menjawab, “Ini adalah sunnah (Nabi
SAW) dan benar”. [HR. Nasaiy juz 4, hal. 74]
 Dari Abu Umamah bin Sahal bahwa ia diberitahu oleh seorang laki-laki
dari shahabat Nabi SAW, bahwa menurut sunnah Nabi SAW tentang
shalat jenazah, mula-mula imam takbir, kemudian membaca Al-Fatihah
dengan suara pelan sesudah takbir pertama, lalu membaca shalawat
atas Nabi SAW, kemudian berdoa dengan ikhlash untuk jenazah dalam
takbir-takbir, dan tidak membaca (ayat) sedikitpun diantara takbir-takbir
itu, kemudian salam dengan suara pelan. [HR. Asy-Syafi’i dalam
musnadnya, dalam Nailul Authar juz 4, hal. 68]

Baca juga:  Apapun Inginmu, Bagaimanapun Masalahmu, Betapapun Dukamu..


Berdoalah! Sungguh, Doamu Akan Dikabulkan

Doa Shalat Jenazah Untuk Mayit dan


Lafaznya
 Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, apabila menshalatkan jenazah maka
beliau berdoa ‘Alloohummaghfir lihayyinaa wa mayyitinaa, wa
syaahidinaa wa ghooibinaa, wa shoghiirinaa wa kabiirinaa, wa
dzakarinaa wa untsaanaa. Alloohumma man ahyaitahu minnaa fa ahyihi
‘alal islaam, wa man tawaffaitahu minnaa fatawaffahu ‘alal iimaan‘. (Ya
Allah, ampunilah orang yang hidup dari kami dan yang sudah mati,
yang hadir maupun yang tidak hadir, yang kecil maupun yang besar,
yang laki-laki maupun yang perempuan. Ya Allah, siapa diantara kami
yang Engkau hidupkan, maka hidupkanlah dia di dalam Islam, dan
siapa diantara kami yang Engkau matikan, maka matikanlah dia dalam
iman”. [HR. Tirmidzi juz 2, hal. 244]
 Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW bahwasanya ketika beliau
menshalatkan jenazah, beliau berdoa, “Alloohumma ‘abduka wabnu
‘abdika kaana yasyhadu allaa ilaaha illalloohu wa anna Muhammadan
‘abduka wa rasuuluka wa anta a’lamu bihi minnii. In kaana muhsinan fa-
zid fii ihsaanihi. Wa in kaana musii-an faghfir lahu, walaa tahrimnaa
ajrohu walaa taftinnaa ba’dahu”. (Ya Allah, hamba-Mu dan anak dari
hamba-Mu, dan dia telah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain
Engkau dan bahwa Nabi Muhammad adalah hamba-Mu dan utusan-
Mu, dan Engkau lebih mengetahui kepadanya dari pada aku. Apabila
dia itu baik, maka tambahlah kebaikannya, dan apabila jelek, maka
ampunilah dia, dan janganlah Engkau tahan kami dari pahalanya, dan
janganlah Engkau fitnah kami sepeninggalnya). [HR. Ibnu Hibban juz 4,
hal. 21]
Dan masih ada lagi lafadh-lafadh doa yang lain yang tidak disebutkan di sini.

Keterangan:
Ada ulama yang berpendapat bahwa setelah takbir ke-4 tersebut membaca
doa:

Hadis dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW berdoa dalam shalat
jenazah:
Dan masih ada lagi lafaz doa-doa yang lain yang tidak kami sebutkan disini.

Dan apabila yang meninggal itu anak kecil, maka doanya cukup sebagai
berikut:

Tempat Berdirinya Imam Dalam Shalat


Jenazah
 Dari Samurah, ia berkata: Aku pernah shalat di belakang Rasulullah
SAW yang menshalatkan wanita yang mati dalam keadaan nifas, dan
Rasulullah SAW dalam shalatnya itu berdiri di tengah-tengahnya. [HR.
Jama‟ah]
 Dari Abu Ghalib Al-Hannath, ia berkata: Aku pernah menyaksikan Anas
bin Malik menshalatkan jenazah seorang laki-laki, lalu ia berdiri di dekat
kepalanya, setelah jenazah tadi diangkat kemudian dibawalah
kepadanya jenazah seorang perempuan, lalu ia menshalatkannya dan
ia berdiri di tengah-tengahnya, sedang diantara kami ada Al-‘Ala bin
Ziyad Al-Alawiy, maka setelah Al-‘Ala mengetahui perbedaan berdirinya
Anas untuk jenazah laki-laki dan perempuan, ia bertanya, “Hai Abu
amzah, demikian kah Rasulullah SAW berdiri untuk mayit laki-laki
sebagaimana kamu berdiri, dan untuk mayit perempuan sebagaimana
kamu berdiri ?”. Ia menjawab, “Ya”. [HR. Ahmad, Ibnu Majah dan
Tirmidzi]
 Dan Abu Dawud meriwayatkan dengan lafadhnya: Kemudian Al-Ala bin
Ziyad bertanya, “Hai Abu Hamzah, demikian kah Rasulullah SAW
menshalatkan jenazah sebagaimana shalatmu itu, yaitu takbir 4 kali dan
berdiri di dekat kepala mayit laki-laki dan di tengah-tengah mayit
perempuan ?” Ia menjawab, “Ya”.

Baca juga:  Asmaul Husna dan Artinya Beserta Faedah Mengamalkannya

Keutamaan Shalat Jenazah

 Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa


menghadiri jenazah sehingga dishalatkannya, maka baginya (pahala)
satu qirath, dan barangsiapa menghadirinya sehingga diqubur maka
baginya (pahala) dua qirath”. Rasulullah SAW ditanya, “Seperti apa dua
qirath itu ?”. Beliau SAW menjawab, “(Yaitu) seperti dua gunung yang
besar”. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim. Dalam Nailul Authar juz 4,
hal. 60] َ
 Dari Malik bin Hubairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda,
“Tidaklah seorang mukmin meninggal, kemudian ia dishalatkan oleh
segolongan kaum muslimin yang mencapai tiga shaff, melainkan
diampuni baginya”. Maka Malik bin Hubairah apabila orang-orang yang
menshalatkan itu sedikit, ia berusaha menjadikan mereka tiga shaff.
[HR. Al-Khomsah, kecuali Nasai]
 Dari Aisyah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Tidaklah seorang mayit
dishalatkan oleh sekelompok kaum muslimin yang mencapai 100 orang
yang semuanya mendoakannya, melainkan mereka dikabulkan
permohonannya untuk mayit itu”. [HR. Ahmad, Muslim, Nasai dan
Tirmidzi dan ia mengesahkannya. Dalam Nailul Authar juz 4, hal. 62]
 Dari Ibnu Abbas, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah SAW
bersabda, “Tidaklah seorang laki-laki muslim meninggal, kemudian
dishalatkan oleh 40 orang laki-laki yang tidak musyrik kepada Allah
sedikitpun, melainkan Allah menerima permohonannya untuk si mayit
itu”. [HR. Ahmad, Muslim dan Abu Dawud]
 Dari Anas bahwa Nabi SAW bersabda, “Tidaklah seorang muslim
meninggal, kemudian disaksikan oleh 4 rumah dari tetangganya yang
dekat-dekat melainkan Allah mengatakan, “Sungguh Aku menerima
kesaksian mereka itu dan Aku mengampuni kesalahannya yang tidak
mereka ketahui”. [HR. Ahmad]
Rasulullah SAW Tidak Mau Menshalatkan
Orang yang Berkhianat dan yang Mati
Bunuh Diri
Dari Zaid bin Khalid Al-Juhaniy bahwa ada seorang laki-laki muslim
yang meninggal di Khaibar, lalu hal itu diberitakan kepada Rasulullah
SAW, maka beliau bersabda, “Shalatkanlah saudaramu itu”. Kemudian
barubahlah wajah orang-orang setelah mendengar itu. Setelah
Rasulullah SAW menetahui apa yang terjadi pada mereka lalu
bersabda, “Sesungguhnya saudaramu itu pernah berkhianat dalam
peperangan”. Kemudian kami mencari barang-barangnya, maka kami
temukan sebuah permata orang Yahudi yang kira-kira bernilai dua
dirham. [HR. Khomsah, kecuali Tirmidzi. Dalam Nailul Authar juz 3, hal.
53]
 Dari Jabir bin Samurah bahwa ada seorang laki-laki yang bunuh diri
dengan tombak, kemudian Nabi SAW tidak menshalatkannya. [HR.
Jama‟ah, kecuali Bukhari]
Demikianlah panduan shalat jenazah yang wajib diketahui oleh setiap
muslim. Kematian adalah sesuatu yang pasti, dan semua yang bernyawa
akan mengalaminya.
TERIMAKASIH

PANDUAN SHOLAT JENAZAH SESUAI


YANG DIAJARKAN OLEH
RASULULLAH SAW
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA : MASAYU HARRISAH
KELAS : IX D
MAPEL : PENDIDIDKAN AGAMA ISLAM
SMP NEGERI 8 PANGKALPINANG

Anda mungkin juga menyukai