Anda di halaman 1dari 7

Perawatan Jenazah : Sholat, Takyizah, dan Ziarah kubur

Makalah ini di tulis untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Pembelajaran Fiqh ”

Dosen pengampu :

Mohammad Asy’Ari,MHI

Oleh :

Hengki Danang Awwali (932110419)

Zachrotul Ainiyah (932111319)


1. Sholat Jenazah
Shalat atas jenazah adalah ibadah yang masyru' dan dilakukan oleh Rasulullah
SAW dan juga para shahabat. Rasulullah SAW menshalati jenazah AnNajasyi, raja
Habasyah, ketika wafat jarak jauh. Jumhur ulama berpendapat bahwa hukum shalat
jenazah adalah fardhu kifayah. Dimana bila sudah ada satu orang yang mengerjakannya,
gugurlah kewajiban orang lain. Namun Al-Ashbagh berkata bahwa hukumnya sunnah
kifayah, sehingga bila tak seorang pun yang melakukannya, tidak ada yang berdosa
kecuali hanya kehilangan kesunnahan.
Al-Hanafiyah, Asy-Syafi'iyah dan Al-Hanabilah sepakat juga bahwa tidak
disyaratkan berjamaah dalam shalat jenazah. Sehingga shalat ini tetap sah meski
dikerjakan sendirian atau seorang saja. Sedangkan Al-Malikiyah mengatakan bahwa
disyaratkan harus berjamaah dalam mengerjakan shalat jenazah. Hukumnya mirip dengan
shalat Jumat. Dan bila dikerjakan tanpa berjamaah, harus diulangi lagi dengan berjamaah.
Shalat jenazah juga menjadi salah satu ciri dari umat Muhammad SAW, dimana shalat ini
belum pernah disyariatkan sebelumnya pada umat terdahulu.
Ada beberapa hadits yang mengungkapkan keutamaan shalat jenazah. Antara
lain :
1. Hadits Pertama Dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu berkata bahwa Rasulullah SAW
bersabda: "Barangsiapa yang menyaksikan jenazah sampai ia menyolatkannya, maka
baginya satu qiroth. Lalu barangsiapa yang menyaksikan jenazah hingga
dimakamkan, maka baginya dua qiroth." Ada yang bertanya, "Apa yang dimaksud
dua qiroth?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lantas menjawab, "Dua qiroth itu
semisal dua gunung yang besar." (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Dari Kuraib radhiyallahuanhu berkata : "Anak 'Abdullah bin 'Abbas di Qudaid atau di
'Usfan meninggal dunia. Ibnu 'Abbas lantas berkata, "Wahai Kuraib (bekas budak
Ibnu 'Abbas), lihat berapa banyak manusia yang menyolati jenazahnya." Kuraib
berkata, "Aku keluar, ternyata orang-orang sudah berkumpul dan aku mengabarkan
pada mereka pertanyaan Ibnu 'Abbas tadi. Lantas mereka menjawab, "Ada 40 orang".
Kuraib berkata, "Baik kalau begitu." Ibnu 'Abbas lantas berkata, "Keluarkan mayit
tersebut. Karena aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Tidaklah seorang muslim meninggal dunia lantas dishalatkan (shalat jenazah) oleh

2
40 orang yang tidak berbuat syirik kepada Allah sedikit pun melainkan Allah akan
memperkenankan syafa'at (do'a) mereka untuknya." (HR. Muslim).
3. Dari Malik bin Hubairah radhiyallahuanhu berkata bahwa Rasulullah bersabda :
"Tidaklah seorang muslim mati lalu dishalatkan oleh tiga shaf kaum muslimin
melainkan do'a mereka akan dikabulkan." (HR. Tirmidzi dan Abu Daud).
4. Dari 'Aisyah radhiyallahuanha berkata dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda :
"Tidaklah seorang mayit dishalatkan (dengan shalat jenazah) oleh sekelompok kaum
muslimin yang mencapai 100 orang, lalu semuanya memberi syafa'at (mendoakan
kebaikan untuknya), maka syafa'at (do'a mereka) akan diperkenankan." (HR.
Muslim).

Dalam pandangan mazhab As-Syafi'iyah dan AlHanabilah mengatakan bahwa


shalat jenazah terdiri dari 7 rukun. Rukun-rukunnya adalah niat, 4 takbir dengan
takbiratul ihram, membaca surat Al-Fatihah setelah takbir yang pertama, shalawat kepada
Rasulullah SAW, doa untuk mayit setelah takbir ketiga, salam dan berdiri. Sedangkan
dalam pandangan mazhab AlMalikiyah rukun shalat jenazah ada 5 perkara. Rukun-
rukunnya adalah : niat, empat kali takbir, mendoakan mayit di antara takbir itu, dan
berdiri. Dan menurut mazhab Al-Hanafiyah, cukup 2 rukun saja. Rukun yang pertama 4
kali takbir dan rukun yang kedua berdiri.1

2. Tata cara sholat jenazah :


A. Niat
ٍ ‫ت اَرْ بَ َع تَ ْكبِ َرا‬
1. Niat sholat jenazah untuk jenazah laki-laki sebagai berikut: ‫ت‬ ْ ‫صلِّى َعلَى هَ َذ‬
ِ ِّ‫اال َمي‬ َ ُ‫ا‬
‫ض ِكفَايَ ِة اِ َما ًما| َمْأ ُموْ ًما ِهللِ تَ َعالَى‬
َ ْ‫فَر‬
2.  Niat Sholat Jenazah untuk Mayit Perempun Sementara niat sholat jenazah
perempuan sebagai berikut:
‫ض ِكفَايَ ِة اِ َما ًما| َمْأ ُموْ ًما ِهللِ تَ َعالَى‬ ٍ ‫صلِّى َعلَى هَ ِذ ِه ْال َميِّتَ ِة اَرْ بَ َع تَ ْكبِ َرا‬
َ ْ‫ت فَر‬ َ ُ‫ا‬
B. Berdiri jika mampu ( 4x Takbir)
1. Takbir Pertama, Setelah takbiratui ihram, yakni setelah mengucapkan "ALLAHU
AKBAR" bersamaan dengan niat, sambil meletakkan tangan, kanan diatas tangan

1
Ahmad Sarwat,Lc., MA “ Buku Fiqih shalat jenazah”,hlm 6-17

3
kiri diatas perut (sedakep). Kemudian dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah
(tidak membaca surat yang lain).
2. Takbir kedua Setelah takbir yang kedua, terus membaca shalawat atas Nabi:

‫اركت‬i‫ا ب‬i‫د كم‬i‫وبار ْك علي محمد وعلي أل محم‬


ِ ‫صلَيْتَ علي إبراهيم وعلي أل إبراهيم‬
َ ‫صلِّ علي محمد وعلي أ ِل محمد كما‬
َ ‫أللهم‬
‫علي إبراهيم وعلي أل إبراهيم في العالمين إنك حميد مجيد‬

3. Takbir Ketiga Setelah takbir yang ketiga, kemudian membaca do'a sekurang -
kurangnya sbb. :

َ‫ا نَقَّيْت‬ii‫ا َك َم‬iiَ‫ َر ِد َونَقِّ ِه ِم ْن ْال َخطَاي‬iَ‫ج َو ْالب‬


ِ ‫ا ِء َوالثَّ ْل‬ii‫ ْلهُ بِ ْال َم‬i‫هُ َوا ْغ ِس‬iَ‫ ْع ُمدْخَ ل‬i‫هُ َو َو ِّس‬iَ‫ر ْم نُ ُزل‬i
ِ i‫اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لَهُ َوارْ َح ْمهُ َوعَافِ ِه َواعْفُ َع ْنهُ َوَأ ْك‬
ِ ‫ َذا‬iiَ‫َار ِه َوَأ ْهاًل خَ ْيرًا ِم ْن َأ ْهلِ ِه َوزَ وْ جًا َخ ْيرًا ِم ْن زَ وْ ِج ِه َوَأ ْد ِخ ْلهُ ْال َجنَّةَ َوَأ ِع ْذهُ ِم ْن ع‬
‫ب‬ ِ ‫َس َوَأ ْب ِد ْلهُ دَارًا خَ ْيرًا ِم ْن د‬ َ َ‫ب اَأْل ْبي‬
ِ ‫ض ِم ْن ال َّدن‬ َ ْ‫الثَّو‬
ِ ‫ْالقَب ِْر َأوْ ِم ْن َع َذا‬
‫ب النَّار‬

4. Takbir keempat Selesai takbir keempat, membaca do'a sebagai berikut: ُ‫ٰللّهُ َّم اَل تَحْ ِر ْمنَا اَجْ َره‬
‫َّح ْي ٌم‬ ٌ ‫َواَل تَ ْفتِنَّا بَ ْع َدهُ َوا ْغفِرْ لَنَا َولَهُ َواَل ِ ْخ َوا نِنَا الَّ ِذ ْينَ َسبَقُوْ نَا بِااْل ِ ْي َما ِن َواَل تَجْ َعلْ فِ ْي قُلُوْ بِنَا ِغاًّل لِّلَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َربَّنَااِنَّكَ اَ َر‬
ِ ‫ُؤف ر‬

C. Salam Kemudian (selesai) memberi salam sambil memalingkan muka - ke kanan ke kiri
dengan ucapan sebagai berikut ُ‫ت هّٰللا ِ َوبَ َر َكاتُه‬
ُ ْ‫اَل َّساَل ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرح‬

Dalam tata cara pelaksanaan salat jenazah, salat jenazah Jenazah yang akan
disalatkan diletakkan di depan membujur ke utara. Jika jenazah laki-laki maka imam berdiri
sejajar arah pada kepala, Jika jenazah perempuan, maka imam berdiri sejajar arah pada
lambung atau tengah-tengah badan jenazah, urutan pelaksanaan salat jenazah dikerjakan
secara tertib sesuai dengan rukun yang telah ditetapkan, Wanita boleh juga ikut menyalatkan
jenazah dan juga sah, semakin banyak yang menyalatkan semakin baik.2

Agar shalat jenazah yang dilakukan menjadi sah hukumnya, para ulama telah
menetapkan ada beberapa syarat sah sebagaimana berikut ini :

 Muslim
 Suci dari Najis pada Badan, Pakaian dan Tempat
 Suci dari Hadats Kecil dan Besar
 Menutup Aurat
2
Zainab” PEMBELAJARAN SHOLAT JENAZAH DI SMK NEGERI 2 BANJARMASIN” Skripsi Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam, hlm 14-16

4
 Menghadap ke Kiblat

Para ulama secara umum berpendapat bahwahanya jenazah yang beragama Islam
saja yang sah untuk dishalatkan. Sedangkan jenazah yang bukan muslim, bukan hanya
tidak sah bila dishalatkan, tetapi hukumnya haram dan terlarang. Dasar dari larangan
untuk menshalatkan jenazah yang bukan muslim adalah firman Allah SWT : “ Dan
janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara
mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka
telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik”. (QS. At-
Taubah : 84)

Adapun jenazah muslim tetapi bermasalah, seperti ahli bid'ah, orang bunuh diri
dan sejenisnya, para ulama berbeda pendapat tentang hal ini, apakah dishalatkan
jenazahnya atau tidak serta berbeda latar belakangnya.

3. Takyizah

Takziah menurut bahasa artinya menghibur, sedang menurut istilah, takziah


adalah menghibur kepada keluarga yang ditinggalkan. Sebagai bagian dari kepedulian
sosial dan ikhtiar mempererat tali persaudaraan, maka semestinya jika ada keluarga,
tetangga, teman dan karib kerabat yang terkena musibah atau meninggal, kita melakukan
ta’ziah. Hukum takziah adalah sunah. Hal-hal yang perlu diperhatikan sewaktu
bertakziah : 3

a. Mendoakan kepada jenazah dengan cara ikut menyalatkannya,


b. Mendoakan agar amal baiknya diterima dan dosanya diampuni Allah SWT,
c. Mendoakan kepada keluarga supaya tabah, sabar, dan tawakal,
d. Memberi bantuan baik berupa materi maupun nonmateri,
e. Ditempat takziah tidak bercanda, atau bicara keras sambil tertawa,
f. Tidak melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya dilakukan,
g. Mengantarkan jenazah sampai ke tempat pemakaman

3
Suparwoto Sapto Wahono, Dinik Nurul Fuadah” Eksistensi Laboratorium Pendidikan Agama Islam (PAI)
dalam Materi Perawatan Jenazah” Journal of Islamic Education Research | Vol. 2 No. 01 Juni (2021), hlm 18-19

5
4. Ziarah Kubur
Ziarah dalam kamus bahasa arab diambil kata ‫ا َرة‬iiَ‫ ُز و ُر زي‬iiَ‫ ا َزا َر ي‬yang berti
menziarahi, mengunjungi. Sedangkan menurut Munzir Al- Muswa ziarah kubur adalah
mendatangi kuburan dengan tujuan mendatangi ahli kubur sebagai pelajaran bagi
peziarah bahwa tidak lama lagi juga akan menyusul menghuni kuburan sehingga dapat
lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Ziarah kubur juga dapat dikatan sebagai mengunjungi suatu tempat yang
dimuliakan atau dianggap suci, misalnya mengunjungi makan Nabi Muhammad SAW di
Madinah seperti yang sering dilakukan oleh jama’ah Haji. Makam yang menjadi
perhatian para peziarah khusnya bagi kaum muslim biasanya makam orang- orang yang
semasa hidupnya membawa misi kebaikan terhadap lingkunganya, yaitu :
a. Para Nabi dan pemimpin agama, mereka yang telah menyebarkan agama serta
mengajarkan meraka hal- hal kebaikan yang sesuai dengan syariat.
b. Para wali, ulama dan ilmuwan besar yang memberikan ilmu pengetahuan serta
mengenalkan manusia terhadap Kitab Tuhan serta ilmu alam dan ilmu ciptaan.
c. Kelompok orang- orang tertentu seperti : kerabat, sahabat, saudara terdekat, mereka
yang mempunyai tali kasih atau pengorbanan semasa hidupnya.4
Ziarah kubur merupakan salah satu titik temu yang istimea antar agama, hamper
di belahan dunia manapun terdapat makam- makam khusus yang dikunjungi baik oleh
orang islam maupun non islam. Menurut ‘Ali al- Harawi yang menulis sebuah pedoman
Tempat- tempat ziarah kubur bahwa ziarah kubur ( ziyarat al-qubur) adalah suatu bentuk
ritual yang sudah berakar di masyarakat sejak zaman dahulu.

Di Indonesia terutama jawa, kebiasaan ziarah kubur tersebar luas diantaranya ke


makam para wali dan tokoh yang dianggap suci, disana mereka melakukan berbagai
kegiatan seperti membaca al- quran, kalimat syahadat, berdoa dan bertafakur.

Seperti halnya ziarah ziarah yang dilakukan di makam para wali yang selalu
ramai dipadati peziarah yang dating secara perorangan, dengan keluarga,ada pula yang
dating secara berombongan dari satu desa dengan mencater bis bersama-sama.
4
Hana Nurrahmah”Tradisi ziarah kubur studi kasus perilaku masyarakat muslim karawang yang mempertahankan
tradisi ziarah pada makam Syekh Quro di kampong pulobata karawang Tahun 1970-2013”, hal 42-44

6
Kebayakan dari penziarahyang datang hanya mengadakan kunjungan secara singkat,
tetapi ada juga yang tinggal menyepi selama satu atau beberapa malam di dalam
komplek, disamping itu ada sejumlah kegiatan ziarah besar pada hari- hari tertentu.

5. Tata Cara Ziarah Makam


Tata Cara Pelaksanaan Ziarah Kubur Setiap pelaksanaan ritual pasti ada tata cara
tersendiri begitu pula dengan pelaksanaan ziarah ke kuburan terdapat tatacara yang baik
agar mendatangkanhikmah bagi yang berziarah maupun yang diziarahi. Adab dalam
berziarah kubur yang sesuai menurut islam :5
a. Berperilaku sopan dan ramah ketika mendatangi areal pemakaman.
b. Niat dengan tulus dan ikhlas karena ingin mendapatkan ridho dari Allah Swt,
bukan untuk meminta sesuatu kepada orang yang sudah meninggal
c. Tidak duduk, menginjak-injak, tidur-tiduran, dll diatas makam orang mati.
d. Tidak melakukan tindakan senonoh seperti buang air besar, kencing, meludah,
melakukan hubungan suami istri, buang sampah sembarangan dan lain-lain.
e. Mengucapkan salam kepada para penghuni kubur
f. Mendo’akan dengan ikhlas arwah orang yang telah meninggal agar bahagia
dan tenang dialam kubur.

5
Wawansyah, Sipa Sasmanda, Mu’aini,” TRADISI ZIARAH KUBUR MASYARAKAT SASAK (STUDI KASUS MAKAM
LOANG BALOQ)”,Paedagoria,April 2014,ISSN 2086-6356 Vol.9, No 1, hlm 28-29

Anda mungkin juga menyukai