PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Islam merupakan agama yang sempurna dan dapat dikatakan pula bahwa
Islam adalah agama yang komprehensif, karena di dalamnya mengatur segala
lini kehidupan manusia
Terdapat tiga unsur pokok dalam agama Islam, yaitu Aqidah (keimanan),
Akhlaq (etika) dan Syariah (hukum). Dalam hal ini akan dibahas mengenai
Syariah yang meliputi ibadah dan muamalah. Seperti yang telah kita ketahui
bahwa ibadah merupakan hal yang penting bagi manusia sebagai sarana
dalam berhubungan dengan Allah SWT. Sedangkan muamalah merupakan
sarana bagi manusia dalam berhubungan dengan sesamanya.
Terdapat banyak jenis ibadah dalam Islam, salah satunya adalah shalat.
Shalat merupakan implementasi kehambaan manusia dalam menuhankan
Allah SWT. Melalui shalat manusia menampakkan ketidakmampuan dirinya
pada satu posisi dan menempatkan kemahakuasaan Allah SWT. pada posisi
yang lain. Karena itulah, di dalam dan di luar shalat manusia meminta dan
berdoa kepada Allah SWT, baik yang besar maupun yang kecil.
Terdapat banyak jenis shalat yang bisa dikerjakan oleh seorang muslim
selain shalat shalat fardhu, seperti shalat id, shalat gerhana, dll. Di sini kami
akan membahas mengenai shalat.
B Rumusan Masalah
1 Apa itu shalat jamak dan bagaimana ketentuannya?
2 Apa itu shalat qasar dan bagaimana ketentuannya?
3 Apa itu shalat Jumat dan bagaimana ketentuannya?
4 Apa itu shalat sunnah?
5 Bagaimana pembagian shalat sunnah?
6 Bagaimana masalah-masalah kontemporer yang terjadi di masyarakat?
C Tujuan
1 Menjelaskan shalat jamak dan ketentuannya.
2 Menjelaskan shalat qasar dan ketentuannya.
3 Menjelaskan shalat Jumat dan ketentuannya.
4 Menjelaskan shalat sunnah.
5
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Shalat Jamak dan Ketentuannya
1 Pengertian Shalat Jamak
1 Ahmad Nawawi Sadili, Panduan Praktis dan Lengkap Shalat Fardhu dan
Sunnah, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm. 170.
2 Ibid., hlm. 171.
Aku niat shalat fardhu dzuhur empat rakaat dijamak kepada ashar
dengan jamak taqdim karena Allah Taala
Kemudian berdiri lagi untuk melakukan shalat ashar dengan niat:
Aku niat shalat fardhu ashar empat rakaat dijamak kepada dzuhur
dengan jamak taqdim karena Allah Taala
Niat shalat jamak taqdim maghrib dengan isya:
\
Aku niat shalat fardhu maghrib tiga rakaat dijamak kepada isya
dengan jamak taqdim karena Allah Taala
Kemudian berdiri lagi untuk melakukan shalat isya dengan niat:
\
Aku niat shalat fardhu isya empat rakaat dijamak kepada maghrib
dengan jamak taqdim karena Allah Taala
Muwalah, artinya berurutan. Maksudnya adalah setelah selesai
melaksanakan shalat yang pertama langsung berdiri lagi untuk
melakukan shalat yang kedua. Jadi, tidak boleh dipisah terlalu lama,
yang melebihi waktu kira-kira melakukan shalat dua rakaat.
Masih dalam udzur.
b. Jamak Takhir
Jamak takhir artinya diakhirkan, yaitu menggabungkan shalat dzuhur
dengan shalat ashar di waktu ashar dan menggabungkan shalat maghrib
dengan isya di waktu isya.
Syarat jamak takhir ada dua, yaitu sebagai berikut:
Niat jamak takhir, niat ini dilakukan pada waktu shalat yang pertama,
misalnya ingin menjamak takhir shalat dzuhur dengan shalat ashar
maka pada waktu dzuhur diniatkan menjamak takhir shalat dzuhur
tersebut. Begitu pula jika ingin menjamak takhir shalat maghrib
4
dengan isya maka pada waktu maghrib kita niat menjamak takhir
shalat maghrib tersebut. Pada waktu dzuhur atau maghrib ini hanya
melakukan niat saja, sedangkan shalatnya dilakukan pada waktu ashar
atau isya. Niat tersebut cukup diucapkan dalam hati: Aku niat
menjamak takhirkan shalat dzuhur/maghrib kepada shalat ashar/isya
karena Allah. Dan nanti ketika ingin melaksanakan shalat di waktu
ashar/isya barulah niat dan sekaligus shalat.
Adapun niatnya adalah sebagai berikut:
Niat shalat jamak takhir dzuhur dengan ashar:
\
Aku niat shalat fardhu dzuhur empat rakaat dijamak kepada ashar
dengan jamak takhir karena Allah Taala
Kemudian berdiri lagi untuk melakukan shalat ashar dengan niat:
Aku niat shalat fardhu ashar empat rakaat dijamak kepada dzuhur
dengan jamak takhir karena Allah Taala
\
Aku niat shalat maghrib tiga rakaat dijamak kepada isya dengan
jamak takhir karena Allah Taala
Kemudian berdiri lagi untuk melakukan shalat isya dengan niat:
\
5
Aku niat shalat fardhu isya empat rakaat dijamak kepada maghrib
dengan jamak takhir karena Allah Taala
Ketika mengerjakan shalat kedua masih ada udzur.3
3 Hal-hal yang Membolehkan Menjamak Shalat
Bagi seseorang dibolehkan menjamak (manggabungkan) shalat dzuhur
dengan ashar dan maghrib dengan isya, secara taqdim maupun takhir. Sedang
shalat subuh tetap harus dikerjakan pada waktunya. Demikian itu jika
didapatkan salah satu keadaan berikut:
a. Menjamak di Arafah secara taqdim, begitu juga di Muzdalifah. Hal ini
berdasarkan hadis dari Abdullah bin Masud, katanya:
)
(
Demi Zat yang tiada Tuhan selain Dia, Rasulullah tidak pernah
mengerjakan satu shalatpun kecuali tepat pada waktunya selain dua
shalat yang beliau jamak (gabung), yakni dzuhur dengan ashar di Arafah
dan maghrib dengan isya di Muzdalifah. (Diriwayatkan oleh Syaikhan).
Berdasarkan hal ini ulama Hanafi berpendapat menjamak shalat itu hanya
boleh dilakukan dalam dua hal ini, yakni di Arafah dan Muzdalifah, dan
ini pun harus dilakukan berjamaah dengan imam (pemimpin) kaum
Muslimin atau wakilnya. Di luar ini tidak diperkenankan menjamak, baik
dalam perjalanan maupun ketika berada di rumah.
b. Menjamak dalam perjalanan. Menjamak dua shalat dalam perjalanan baik
taqdim ataupun takhir pada salah satu waktu dari kedua shalat itu boleh
dilakukan.4
3 Ibid., hlm. 171-175.
4 Abdul Qadir Ar-Rahbawi, Salat Empat Mazhab, terj. Zeid Husein AlHamid & M. Hasanudin, (Jakarta: PT. Putera Litera AntarNusa, 2001),
hlm.393-394.
c. Menjamak di saat hujan turun, juga disebabkan adanya salju atau embun.5
Perihal menjamak shalat ketika tidak safar lantaran halangan hujan, Imam
SyafiI berpendapat membolehkan, apakah di siang atau malam hari.
Sedang Imam Malik berpendapat tidak boleh di siang hari, sedang malam
hari dibolehkan. Bahkan ia juga membolehkan tatkala banyak lumpur,
bukan karena hujan di malam hari.6
d. Menjamak karena sakit atau uzur. Dibolehkan menjamak disebabkan sakit
atau uzur menurut ulama Hanbali dan Maliki.7
B. Shalat Qasar dan Ketentuannya
1. Pengertian dan Hukum Shalat Qasar
Secara etimologi qasar artinya meringkas atau memperpendek. Dalam
istilah fiqih, mengqasar shalat artinya mengurangi jumlah rakaat dari yang
empat menjadi dua rakaat.
Dalil yang dijadikan pedoman untuk shalat qasar adalah firman Allah
SWT. dalam surah An-Nisa (4): 101.
Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa
subuh
diqasar
akan
menjadi
satu
rakaat
maka
tidak
ada
//
Shalat Jumat hukumnya fardhu ain bagi setiap laki-laki muslim yang
telah memnuhi syarat. Allah SWT. berfirman:
10
Tetapi menurut golongan Maliki, waktu shalat Jumat itu terus berlanjut
hingga matahari terbenam. Sementara itu, golongan Hanbali berpendapat
bahwa waktu Jumat itu mulai sejak matahari naik kurang lebih sepanjang
sepenggalah sampai dengan akhir waktu dzuhur. Namun waktu sebelum
matahari tergelincir hanya merupakan waktu jawaz, yakni waktu
dimana shalat Jumat boleh dilaksanakan. Sedang waktu sesudah matahari
tergelincir adalah waktu wujub, waktu dimana Jumat wajib
dilaksanakan dan pelaksanaannya di waktu ini lebih utama.
b. Dilaksanakan dengan berjamaah. Karena itu, shalat Jumat tidak boleh
dilakukan secara perorangan, berdasarkan hadis dari Tariqbin Syihab,
Nabi bersabda:
11
Shalat Jumat di beberapa tempat tanpa uzur maka yang sah ialah Jumat
yang diselenggarakan di Masjid Jami tertua di kampong atau tempat itu.
Sememntara itu ulama Hanafi dan Hanbali berpendapat tidak disyaratkan
harus hanya ada satu Jumat bagi keabsahannya, sekalipun hal ini lebih
diutamakan.
e. Tempat pelaksanaan Jumat harus kota, demikian menurut ulama Hanafi.
Di samping itu mereka menyaratkan pula bahwa yang menjadi imam
Jumat haruslah penguasa wilayah atau wakilnya. Jika penguasa itu telah
mengizinkan pelaksanaan shalat Jumat di saat membangun masjid,
shalat Jumat boleh diselenggarakan di tempat itu dan tidak diperlukan
izin lagi untuk setiap pelaksanaannya. Menurut para imam mazhab yang
lain, shalat Jumat itu sah dilaksanakan di kota atau di kampong, tanpa
beda, dengan ketentuan para pesertanya itu penduduk setempat. Maka
atas dasar ini ia tidak sah dilaksanakan di hutan-hutan.
f. Dua khutbah.
4. Syarat Khutbah Jumat
Khutbah mempunyai beberapa syarat tertentu, jika salah satu syarat ini
tidak terpenuhi maka khutbah tidak sah.
Syarat-syarat khutbah antara lain:
a. Dilaksanakan sebelum shalat. Demikianlah tradisi yang diterima dari
Rasul dan para khalifahnya, dan hal ini telah menjadi Ijma, konsensus
kaum Muslimin yang tidak diperselisihkan lagi.
b. Niat. Jika khutbah dilaksanakan tanpa niat maka maka ia tidak sah.
Tetapi menurut golongan Maliki, niat ini tidak menjadi persyaratan.
c. Disampaikan dengan bahasa Arab. Dan jika tidak mampu maka cukuplah
pembacaan ayat saja yang memakai bahasa Arab. Tetapi menurut ulama
Maliki, khutbah haruslah dengan bahasa Arab sekalipun hadirin tidak
memahami maksudnya, dan jika sama sekali tidak ada yang mampu
dengan bahasa Arab maka gugurlah kewajiban Jumat dari mereka.
Dalam pada itu, ulama Hanafi berpendapat boleh berkhutbah dengan
12
selain bahasa Arab sekalipun khatibnya bisa berbahasa Arab, baik hadirin
Jumat itu orang Arab ataupun bukan.
d. Dilakasanakan dalam waktu shalat Jumat. Dan jika dilaksanakan
sebelum masuk waktu dan shalat dilaksanakan pada waktunya maka hal
ini tetap tidak sah.
e. Mengeraskan suara ketika menyampaikan khutbah, sehingga dapat
terdengar oleh sejumlah orang yang wajib melaksanakan Jumat.
f. Berturut-turut antara dua khutbah dan antara khutbah dengan shalat,
sehingga antara keduanya itu tidak terselang dengan waktu yang lama.
g. Berdiri dalam kedua khutbah jika mampu, kalau tidak maka boleh
dilakukan sambil duduk. Ulama Hanbali dan Hanafi berpendapat, berdiri
ketika berkhutbah itu hukumnya sunah, bukan fardhu.
h. Duduk diantara dua khutbah, sekedar tumaninah. Seandainya seseorang
berkhutbah sambil duduk karena suatu uzur, maka ia wajib berdiam
diantara dua khutbah itu lebih dari sekedar menarik nafas. Demikian
pendapat ulama Syafiiah, berdasarkan hadis Abdullah bin Umar, sedang
menurut ulama yang lain hukumnya sunah.
i. Khatib harus suci dari hadas dan najis serta tertutup auratnya. Apabila ia
berhadas di tengah berkhutbah, hendaklah ia memutuskan khutbahnya,
lalu berwudhu dan kemudian meneruskan khutbahnya. Persyaratan ini
hanya dipegangi oleh ulama SyafiI, sedang menurut ulama mazhab lain
hal itu hukumnya sunah.
j. Khatib hendaklah orang yang wajib melaksanakan Jumat. Karenanya
khutbah tidak boleh, tidak sah disampaikan oleh hamba sahaya atau
musafir, sekalipun ia telah niat untuk menetap di tempat itu dalam
beberapa waktu yang karenanya ia tidak lagi dianggap musafir.
Demikian pendapat ulama mazhab Hanbali.
5. Rukun Khutbah Jumat
Khutbah itu mempunyai beberapa rukun, namun dalam hal ini terdapat
perbedaan pendapat diantara para imam mazhab. Ulama Hanafi dan Maliki
menyatakan khutbah hanya mempunyai satu rukun saja, sedang selebihnya
adalah sunah. Berikut ini uraiannya masing-masing:
13
14
pahala
dan
apabila
ditinggalkan
tidak
( )
Allah tidak memperhatikan sesuatu amal perbuatan
seorang hamba yang lebih utama daripada dua rakaat
shalat
sunnah
yang
dikerjakannya.
Sesungguhnya
15
Shalat
Shalat
Shalat
Shalat
sunnah
sunnah
sunnah
sunnah
rawatib.
wudhu.
tahiyyat masjid.
muthlaq.
16
Shalat
Shalat
Shalat
Shalat
Shalat
Shalat
Shalat
Shalat
sunnah
sunnah
sunnah
sunnah
sunnah
sunnah
sunnah
sunnah
awwabin.
hajat.
istikharah.
dhuha.
tahajud.
tasbih.
taubat.
safar.
17
Berkata sahabat Abdullah bin umar;Saya hafal dari nabi
magib
di
rumahnya,dua
rakaat
setelah
isya
18
/
Aku niat shalat sunnah (qabliyyah/badiyyah) magrib dua
Aku niat shalat sunnah (Qabliyyah/badiyyah) isya dua
rakaat karena Allah Taala
19
Qabliyyah/Badiyyah jumat
Aku niat shalat sunah(qaliyyah/badiyyah) jumat karena
Allah Taala.
b. Shalat Sunnah Wudhu
Shalat sunnah wudhu adalah shalat sunnah yang
dilakukan setelah berwudhu,baik wudhu yang dilakukan untuk
shalat fardhu atau lainya. Akan tetapi apabila melakukan
wudhu untuk melakukan shalat sunnah rawatib maka sudah
cukup mengantikan kesunahan shalat sunnah wudhu, dalam
artian dapat pahala shalat shalat sunah wudhu dan shalat
sunnah rawatib.
Untuk syarat dan rukunnya sama dengan shalat
fardhu,namun yang membedakan hanyalah pada hukum
fardhu dan sunnahya saja.
Sedangkan niatnya adalah
Aku niat shalat sunnah wudhu dua rakaat karena Allah
taala
Waktu untuk melakukan shalat sunnah wudhu adalah
setelah wudhu dan berakhir setelah anggota wudhu kering.
c. Shalat Sunnah Tahiyyat Masjid
Shalat sunnah tahiyyat masjid adalah shalat sunnah yang
dilakukan apabila seseorang memasuki masjid baik itu masjid
jami(masjid yang dilakukan uuntuk shalat jumat) maupun
ghairu jami(masjid yang tidak digunakan uuntuk shalat
jumat/mushalla).
20
Aku niat shalat sunnah tahiyyatmasjid dua rakaat karena Allah
Taala.
Sedangkan waktunya adalah pada saat memasuki masjid
tanpa harus duduk terlebih dahulu.
d. Shalat Sunnah Mutlak
Shalat sunnah mutlak adalah shalat yang dikerjakan
secara mutlak,tanpa dibatasi tempat dan waktu kecuali yang
diharamkan utuk shalat sunnah.dan paling utama dilakukan
pada malam hari.
Sedangkan niatnya adalah
Aku niat shalt sunnah awwabin dua rakaat karena Allah
Taala
Waktu mengerjakan shalat awabin adalah antara shalat
magrib dan isya. Apabila waktu shalat magrib telah habis
maka waktu shalat awwabin pun habis.
aku niat shalat sunnah hajjat dua rakaat karena Allah
Taala.
22
aku niat shalat sunnah isthikarah dua rakaat karena Allah
Taala.
Shalat isthikarah tidak memiliki waktu yang
khusus,kapanpun boleh dilakukan baik siang maupun malam
kecuali lima waktu yang diharamkan. Namun yang paling
utama adalah melakukanya pada pertengahan malam yang
akhir sekitar pukul tiga dini hari.
Doa setelah shalat sunnah istikharah
-
-
23
Ya Allah sesunguhnya aku memohon yang terbaik
24
Taala
Waktunya adalah terbitnya matahari sepenggalan sampai
dengan tergelincirnya matahari.
Aku niat shalat sunnah tahajjud dua rakaat karena Allah
Taala.
Syarat dan rukunya adalah harus tidur terlebih dahulu
setelah shalat isya, rukunya sama dengan shalat fardhu.
Jumlah rakaatnya adalah minimal dua rakaat dan
maksimal tak terhingga.
25
Taala.
Apabila dikerjakan empat rakaat maka niatnya adalah
saya niat shalat sunnah tasbih empat rakaat karena Allah Taala.
Waktunya bolehsiang ataupun malam kecuali pada lima
waktu yang diharamkan.
aku niat shalat sunnah taubat dua rakaat karena Allah
Taala.
2. Shalat Sunnah Yang Dikerjakan Bersama
a. Shalat Tarawih
Shalat tarawih adalah shalat sunnah yang dilakukan
malam hari pada bulan suci ramadhan. Waktunya setelah
shalat isya sampai fajar.Tarawih artinya bersenang-senang
atau istirahat. Dinamakan shalat tarawih karena para sahabat
melakukan istirahat saat dua kali salam (empat rakaat)
dengan tawaf mengelilingi kabah.
Jumlah rakatnya sebagaian besar ulama melakukan shalat
tarawih 20 rakaat di tambah witir 3 rakaat, jumlah seluruhnya
26
27
Aku niat shalat sunnah Istiqa menjadi (makmum/imam)
karena Allah Taala.
Mengenai syarat dan rukunya sama dengan shalat fardhu.
d. Shalat sunnah Idain
1 Pengertian dan Hukum shalat sunnah idain
Shalat sunnah idain adalah shalat sunnah yang dikerjakan
pada hari raya. Ada dua hari raya yang dikenal dalam agama
Islam, yaitu Hari Raya idainul Fitri dan Hari Raya idainul
Adha. Shalat idainul Fitri adalah shalat shalat sunnah yang
dikerjakan pada tanggal 1 syawwal. Sedangkan shalat idainul
adha adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada tanggal 10
dzulhijjah.17
Shalat dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha) itu
hukumnya sunnah muakkad menurut mazhab Maliki dan
Syafii, dan menurut mazhab Hanafi adalah wajib. Sedang
menurut mazhab Hanbali fardhu kifayah atas setiap orang
yang telah wajib melaksanakan shalat Jumat. Karena itu
shalat Id ini harus dilaksanakan seperti shalat Jumat dengan
17 Ahmad Nawawi, Panduan Praktis., hlm. 223-277.
28
/ ( ) / )
(
Artinya:
29
/ )
(
Artinya:
Aku niat shalat sunnah gerhana matahari menjadi
(imam/makmum) dua rakaat karena Allah Taala.
Niat shlat sunnah gerhana bulan sebagai berikut:
/ )
(
Artinya:
Aku niat shalat sunnah gerhana bulan menjadi
31
32
33
34
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
1 Shalat jamak adalah menggabungkan satu shalat dengan shalat yang lain.
Shalat yang dapat dijamak adalah shalat dzuhur, ashar, maghrib, dan isya.
Shalat dzuhur dapat dijamak dengan shalat ashar, sedangkan shalat
maghrib dapat dijamak dengan isya.
2 Secara etimologi qasar artinya meringkas atau memperpendek. Dalam
istilah fiqih, mengqasar shalat artinya mengurangi jumlah rakaat dari
yang empat menjadi dua rakaat.
35
Shalat Jumat adalah shalat yang dikerjakan secara berjamaah pada hari
Jumat di waktu dzuhur dengan diawali dua khutbah.Shalat Jumat
hukumnya fardhu ain bagi setiap laki-laki muslim yang telah memnuhi
syarat.
4 Shalat nafl (sunnah) adalah shalat yang dianjurkan untuk
dikerjakan selain shalat fardhu. Apabila dikerjakan
mendapatkan pahala dan apabila ditinggalkan tidak
berdosa.
5 Shalat sunnah yang dikerjakan munfarid (sendiri) adalah
sebagai berikut:
Shalat sunnah rawatib.
Shalat sunnah wudhu.
Shalat sunnah tahiyyat masjid.
Shalat sunnah muthlaq.
Shalat sunnah awwabin.
Shalat sunnah hajat.
Shalat sunnah istikharah.
Shalat sunnah dhuha.
Shalat sunnah tahajud.
Shalat sunnah tasbih.
Shalat sunnah taubat.
Shalat sunnah safar.
Adapun shalat sunnah yang dikerjakan secara berjamaah,
yaitu sebagai berikut.
Shalat
Shalat
Shalat
Shalat
Shalat
sunnah
sunnah
sunnah
sunnah
sunnah
idain.
tarawih.
witir.
istisqa.
kusuf (gerhana).
36