Shalat jenazah ini hukumnya wajib kifayah, yaitu sebuah kewajiban yang secara
pelaksanaannya dapat tercukupi bilamana telah dijalankan oleh sebagian kaum muslimin.
Akan tetapi, jika tidak ada satupun yang menjalankannya maka seluruh kaum berdosa.
Mengutip dari Salamah bin al-Akwa’ r.a., ia mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah didatangi seorang jenazah, sehingga beliau menshalatinya. Lantas beliau bertanya,
‘Apakah orang ini memiliki hutang?. Mereka menjawab: “Tidak” , maka Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam menyolatkan jenazah itu. Kemudian didatangkan lagi jenazah yang lain.
Beliau bertanya: “Apakah dia punya hutang?”. Mereka menjawab: “ Ya”. Beliau berkata,
‘Shalatkanlah sahabat kalian.’ Abu Qatadah menjawab:” Saya yang menanggung semua
hutangnya wahai Rasulullah.”. Lalu beliau menyolatkan jenazah tersebut. (HR. Bukhari).
Hadits ini menjadi dasar hukum penting dalam pelaksanaan shalat jenazah, dan bahwa shalat
tersebut memiliki hukum wajib (fardhu) kifayah. Karena ketika saat itu Rasulullah saw
menjalankannya hanya untuk jenazah, sementara jenazah yang lain beliau hanya
memerintahkan sahabatnya untuk melaksanakannya karena ia memiliki hutang, walaupun
akhirnya beliau menyolatkannya ketika sahabatnya yang menanggung hutangnya.
Risalah Jenazah
Daftar Isi
Keutamaan Shalat Jenazah
Syarat-syarat Shalat Jenazah
Waktu dan Tempat Shalat Jenazah
o 1. Waktu Shalat
o 2. Tempat Shalat
Rukun Sholat Jenazah
Posisi sholat jenazah Perempuan dan Laki-laki
o Posisi sholat jenazah untuk perempuan
o Posisi sholat jenazah untuk laki-laki
Tata Cara Sholat Jenazah
o 1. Niat Sholat Jenazah
o 2. Takbir dan membaca surat Al-Fatihah
o 3. Takbir ke-2 dan diteruskan dengan membaca shalawat Nabi
o 4. Mendoakan jenazah
o 5. Bacaan Takbir ke 4
o 6. Ucapkan salam
Rekomendasi Buku & Artikel Terkait
o
Buku Terkait
Materi Terkait Do’a dan Dzikir
Keutamaan Shalat Jenazah
Mengenai keutamaan dalam shalat Jenazah, dijelaskan di dalam beberapa hadits seperti
berikut:
ِقيَل َو َم ا اْلِقيَر اَطاِن َقاَل ِم ْثُل اْلَجَبَلْيِن. َو َم ْن َش ِهَد َح َّتى ُتْدَفَن َك اَن َلُه ِقيَر اَطاِن، َم ْن َش ِهَد اْلَج َناَز َة َح َّتى ُيَص ِّلَى َع َلْيَها َفَلُه ِقيَر اٌط
اْلَعِظ يَم ْيِن
« ِقيَل َو َم ا اْلِقيَر اَطاِن َقاَل « َأْص َغُر ُهَم ا ِم ْثُل ُأُح ٍد.» » َم ْن َص َّلى َع َلى َج َناَز ٍة َو َلْم َيْتَبْع َها َفَلُه ِقيَر اٌط َفِإْن َتِبَعَها َفَلُه ِقيَر اَطاِن.
“Barangsiapa yang shalat jenazah dan tidak ikut mengiringi jenazahnya, maka baginya
(pahala) satu qirath. Jika sampai mengikuti jenazahnya, maka baginya (pahala) dua qirath.”
Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud dua qirath?” “Ukuran yang paling kecil dari dua
qirath adalah seperti gunung Uhud”, jawab beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR.
Muslim )
َقاَل َفَخ َر ْج ُت َفِإَذ ا َناٌس َقِد اْج َتَم ُعوا َلُه َفَأْخ َبْر ُتُه.َأَّنُه َم اَت اْبٌن َلُه ِبُقَد ْيٍد َأْو ِبُعْس َفاَن َفَقاَل َيا ُك َر ْيُب اْنُظْر َم ا اْج َتَم َع َلُه ِم َن الَّناِس
َيُقوُل « َم ا ِم ْن َر ُج ٍل ُم ْس ِلٍم َيُم وُت-صلى هللا عليه وسلم- َقاَل َأْخ ِر ُجوُه َفِإِّنى َسِم ْع ُت َر ُسوَل ِهَّللا. َفَقاَل َتُقوُل ُهْم َأْر َبُعوَن َقاَل َنَعْم
َفَيُقوُم َع َلى َج َناَز ِتِه َأْر َبُعوَن َر ُج ًال َال ُيْش ِرُك وَن ِباِهَّلل َشْيًئا ِإَّال َش َّفَع ُهُم ُهَّللا ِفيِه
“Anak dari ‘Abdullah bin ‘Abbas di Qudaid atau di ‘Usfan meninggal dunia. Ibnu ‘Abbas
seketika berkata, “Wahai Kuraib, lihat berapa banyak umat manusia yang menyolati
jenazahnya.” Kuraib berkata, “Aku keluar, ternyata orang-orang telah berkumpul dan aku
mengabarkan pada mereka pertanyaan Ibnu ‘Abbas tadi. Lalu mereka menjawab, “Ada 40
orang”. Kuraib berkata, “Baiklah kalau begitu.” Ibnu ‘Abbas lantas berkata, “Keluarkan
mayat tersebut. Karena aku sendiri mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Tidaklah seorang muslim meninggal dunia kemudian dishalatkan (shalat jenazah)
oleh 40 orang yang tidak berbuat syirik kepada Allah sedikit pun melainkan Allah akan
memberikannya syafa’at (do’a) mereka untuknya.” (HR. Muslim)
Syarat-syarat Shalat Jenazah
Shalat jenazah sah dilakukan jika terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Seseorang yang akan menjalankan shalat jenazah harus mematuhi syarat sahnya
seperti pada shalat yang lain. Yakni ia harus bersih dari hadats serta najis,
menutup aurat dan juga menghadap kiblat.
Shalat jenazah harus dijalankan setelah jenazah dimandikan serta dikafani.
Jenazah harus diletakkan berada di sebelah kiblat, dari orang yang
menyalatkannya.
َيْنَهاَنا َأْن ُنَص ِّلَى ِفيِهَّن َأْو َأْن َنْقُبَر ِفيِهَّن َم ْو َتاَنا ِح يَن َتْطُلُع الَّش ْم ُس َباِز َغ ًة-صلى هللا عليه وسلم- َثَالُث َس اَعاٍت َك اَن َر ُسوُل ِهَّللا
َح َّتى َتْر َتِفَع َو ِح يَن َيُقوُم َقاِئُم الَّظِهيَرِة َح َّتى َتِم يَل الَّش ْم ُس َو ِح يَن َتَض َّيُف الَّش ْم ُس ِلْلُغ ُروِب َح َّتى َتْغ ُر َب – رواه مسلم
Dari Musa bin Ali dari ayahnya ia berkata, saya mendengar ketika Uqbah bin Amir Al Juhani
berkata; “Ada tiga waktu, yang Rasulullah SAW telah melarang kita untuk menjalankan
shalat atau menguburkan jenazah disaat waktu tersebut. Pertama, saat matahari terbit hingga
agak meninggi. Kedua, ketika matahari berada tepat di pertengahan langit (tengah hari tepat)
hingga ia telah condong ke barat. Ketiga, ketika matahari hampir terbenam, hingga ia
terbenam sama sekali.” (HR Muslim)
2. Tempat Shalat
Shalat jenazah bisa dijalankan di mana saja, di tempat yang layak untuk melaksanakan shalat,
begitupun di dalam masjid sesuai yang telah disebutkan dalam sebuah Hadits yang
diriwayatkan Imam Muslim:
َفُأْنِكَر َذ ِلَك َع َلْيَها َفَقاَلْت َوِهَّللا َلَقْد َص َّلى.َأَّن َعاِئَشَة َلَّم ا ُتُو ِّفَى َس ْعُد ْبُن َأِبى َو َّقاٍص َقاَلِت اْدُخ ُلوا ِبِه اْلَم ْس ِج َد َح َّتى ُأَص ِّلَى َع َلْيِه
َقاَل ُم ْس ِلٌم ُس َهْيُل ْبُن َد ْع ٍد َو ُهَو اْبُن اْلَبْيَض اِء ُأُّم ُه. َع َلى اْبَنْى َبْيَض اَء ِفى اْلَم ْس ِج ِد ُس َهْيٍل َو َأِخ يِه-صلى هللا عليه وسلم- َر ُسوُل ِهَّللا
َبْيَض اُء.
Bahwa ketika Sa’d bin Abu Waqash meninggal, Aisyah berkata, “Masukkanlah ia ke dalam
masjid hingga aku bisa menyalatkannya.” Namun mereka tidak menyetujuinya, ia pun
berkata, “Demi Allah, sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sudah menyalatkan
jenazah dua orang putra Baidla` dalam masjid, yaitu Suhail serta saudaranya.” Muslim
berkata; “Suhail bin Da’d adalah Ibnul Baidla`, dan ibunya merupakan Baidla`. (HR Muslim)
ُص ِّلَي َع َلى ُع َم َر ْبِن اْلَخ َّطاِب ِفي اْلَم ْس ِج ِد: َأَّنُه َقاَل، َع ْن َع ْبِد ِهَّللا ْبِن ُع َم َر
Dari Abdullah bin Umar dia berkata, “Umar bin Khattab dishalatkan di dalam masjid.”
Kamu bisa mempelajari tentang Panduan Salat, Zikir, Dan Doa Praktis Sehari-Hari
Karya M. FADHIL RAHMI, LC.
Dengan menjalankan shalat jenazah dengan benar, maka kita akan memiliki manfaat yang
besar. Dengan melaksanakan sholat jenazah serta menjalankannya, memohon menunaikan
hak keluarganya, syafaat dan berdoa untuknya, menghibur perasaan mereka untuk
mendapatkan pahala yang besar.
Menyolatkan jenazah di masjid merupakan hal yang diutamakan. Jika jarak masjid jauh, bisa
dilakukan di rumah atau setidaknya mushola terdekat. Barangsiapa yang tertinggal sholat
jenazah, yang paling utama merupakan menyolatkannya setelah dimakamkan. Dan
barangsiapa yang dikuburkan dan belum sama sekali disholatkan, maka disholatkan tepat di
atas kuburnya.
ُأَص ِّلي َع َلى َهَذ ا الـَم ِّيِت َفْر ًضا ِهلل َتَع اَلى
Artinya: “Saya niat shalat atas mayit laki-laki ini fardhu karena Allah SWT”
ُأَص ِّلي َع َلى َهَذ ا الـَم ِّيَتِة َفْر ًضا ِهلل َتَع اَلى
Artinya: “Saya niat sholat atas mayit perempuan ini fardhu karena Allah SWT”
Artinya: “Ya Allah, berikanlah rahmat-Mu kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan
keluarga Nabi Muhammad.”
Allahumma shalli ‘ala sayyidinaa muhammad wa’ala aali sayyidinaa muhammad, kamaa
shallayta ‘alaa sayyidinaa ibraahiim wa’alaa aali sayyidinaa ibraahiim wa baarik ‘alaa
sayyidinaa muhammad wa’alaa aali sayyidinaa muhammad kamaa baarakta ‘alaa
sayyidinaa ibraahiim wa ‘alaa aali sayyidina ibraahiim fil ‘aalamiina innaka khamiidum
majiid.
Artinya: “Ya Allah tambahkanlah shalawat serta sanjungan kepada Muhammad serta kepada
keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi shalawat kepada Ibrahim serta
kepada keluarga Ibrahim.”
“Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji pula Maha Mulia. Ya Allah, berilah berkah kepada
Muhammad serta kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi berkah
kepada Ibrahim dan juga kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji pula
Maha Mulia.”
4. Mendoakan jenazah
Setelah membaca shalawat secara lengkap, pada takbir ke 3 dilanjutkan dengan membaca doa
untuk jenazah yang sedang disholati. Dibawah ini adalah 2 jenis bacaan, yang diperuntukan
jenazah pria atau wanita.
الَّلُهَّم اْغ ِفْر َلُه َو اْر َحْم ُه َو َعاِفِه َو اْعُف َع ْنُه َو َأْك ِر ْم ُنُزَلُه َو َو ِّسْع ُم ْدَخ َلُه َو اْغ ِس ْلُه ِباْلَم اِء َو الَّثْلِج َو اْلَبَرِد َو َنِّقِه ِم َن اْلَخ َطاَيا َك َم ا َنَّقْيَت
الَّثْو َب اَألْبَيَض ِم َن الَّدَنِس َو َأْبِد ْلُه َداًرا َخْيًرا ِم ْن َداِر ِه َو َأْهًال َخْيًرا ِم ْن َأْهِلِه َو َز ْو ًجا َخْيًرا ِم ْن َز ْو ِج ِه َو َأْد ِخ ْلُه اْلَج َّنَة َو َأِع ْذ ُه ِم ْن
َع َذ اِب اْلَقْبِر َأْو ِم ْن َع َذ اِب الَّناِر
Artinya: “Ya Allah, ampunilah dosanya dan rahmatilah dia. Selamatkan dan juga maafkanlah
dia. Berilah kehormatan kepadanya, luaskanlah tempat kuburnya. Mandikanlah dia dengan
air, salju, dan embun.”
“Bersihkanlah dia dari seluruh kesalahan sebagaimana Engkau membersihkan baju putih dari
kotoran. Gantikanlah untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya, juga istri yang lebih
baik dari istrinya. Dan lindungilah ia dari azab kubur dan neraka.”
Artinya: “Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah dia. Selamatkan dan ampunilah dia. Berilah
kehormatan terhadapnya, luaskanlah tempat kuburnya. Mandikanlah dia (mayit) dengan air,
salju, dan embun.”
“Bersihkanlah dia dari segala kesalahan sebagaimana Engkau membersihkan baju putih dari
kotoran. Gantikanlah untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya, juga istri yang lebih
baik dari istrinya. Dan serta peliharalah dan lindungilah ia dari azab kubur dan neraka.”
5. Bacaan Takbir ke 4
Setelah mendoakan, pada takbir ke 4, terdapat doa yang harus dibacakan. Berikut 2 doa yang
berbeda untuk pria atau wanita.
Untuk pria:
Artinya: “Ya Allah, janganlah jadikan pahalanya tidak sampai kepada kami (janganlah
Engkau sertakan kami akan pahalanya), dan janganlah Engkau memberi kami fitnah
sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia.”
Untuk perempuan:
Artinya: “Ya Allah, janganlah jadikan pahalanya tidak sampai kepada kami (janganlah
Engkau sertakan kami akan pahalanya), dan janganlah Engkau memberi kami fitnah
sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia.”
6. Ucapkan salam
Selesaikan sholat dengan mengucap salam sambil menoleh ke kanan serta ke kiri. Posisi
salam ini memiliki perbedaan dengan sholat fardu lainnya, salam pada shalat jenazah ini
dijalankan dengan posisi berdiri.