Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SISTEM KEWASPADAAN DINI

Dosen pengampu :

Nulaila Umar, S.Kep, Ners, M.Kes

Di Susun Oleh :

Yogi Gunawan PO7120321104


Andi Zulkifli PO7120321090
Geovany G Teka PO7120321072
Revina PO7120321100
Greis Sambue PO7120321107
Shania Chairunnisa PO7120321102
Yuniva PO7120321069

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALU


PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem peringatan dini bencana adalah elemen yang sangat penting dalam upaya
pengurangan risiko bencana. Dengan adanya peringatan dini bencana, maka masyarakat
dapat melakukan respon yang sesuai untuk melakukan penyelamatan dan menghindari
korban jiwa serta mengurangi dampak bencana tersebut. Agar sistem peringatan dini
dapat berjalan secara efektif maka dibutuhkan partisipasi aktif masyarakat yang berada di
daerah berisiko, memfasilitasi kegiatan-kegatan penyadaran publik dan kesiapsiagaan
masyarakat, serta penyampaian peringatan yang terpercaya. Peringatan dini adalah
serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat
tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang
berwenang. Masyarakat memiliki hak untuk untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan terhadap kegiatan penanggulangan bencana, khususnya yang berkaitan dengan
diri dan komunitasnya serta berkewajiban untuk memberikan informasi yang benar
kepada publik tentang penanggulangan bencana. Peringatan dini sebagai salah satu
bagian dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam situasi terdapat potensi
bencana dilakukan untuk mengambil tindakan cepat dan tepat dalam rangka mengurangi
risiko terkena bencana serta mempersiapkan tindakan tanggap darurat. Agar dapat
berjalan efektif, sistem peringatan dini harus dikelola secara terpadu dan menyeluruh,
serta melibatkan secara aktif masyarakat dan para pemangku kepentingan terkait. Syarat
sebuah peringatan dini yang lengkap dan efektif serta berpusat pada masyarakat (people-
centered) adalah terpenuhinya empat komponen yaitu pengetahuan risiko, pemantauan
bahaya dan layanan peringatan, penyebaran dan komunikasi dan kemampuan respon.
Tujuan utama sistem peringatan dini berbasis masyarakat adalah menguatkan individu
dan masyarakat yang terancam bahaya untuk bertindak secara tepat waktu dan benar
sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan fisik seseorang dan
kematian.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu pengertian bencana

2. Apa itu sistem peringatan dini

3. Bagaimana prinsip sistem peringatan dini

4. Apa saja unsur unsur dalam sistem peringatan dini

5. Bagaiamana sistem peringatan dini pada bencana tsunami

C. Tujuan

1. Mengetahui apa itu pengertian bencana

2. Mengetahui apa itu sistem peringatan dini

3. Mengetahui bagaimana prinsip sistem peringatan dini

4. Mengetahui apa saja unsur peringatan dini

5. Mengetahui bagaimana sistem peringatan dini pada bencana tsunami

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera


mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya (ancaman) bencana pada
suatu tempat oleh lembaga yang berwenang (UU 24/2007 Pasal 1 ayat 8).

Warga di daerah berpotensi ancaman / bencana akan merasa ingin tahu tentang
jenis peringatan seperti yang dapat dijadikan rujukan bersama sebagai pertanda waktu
yang tepat untuk menyelamatkan diri. Peringatan yang dimaksud dapat berupa tanda-
tanda alam atau peringatan resmi dari instansi pemerintah, seperti BMKG, BPPTKG,
Dinas Kehutanan, BPBD, Dinas Kesehatan dan sebagainya.

B. Sistem Peringatan Dini Nasional

Peringatan dini di masyarakat dapat dikembangkan dengan mengacu pada skema


peringatan yang ada pada tingkat nasional dimana sumber peringat- an resmi berasal dari
lembaga yang memiliki kewenangan untuk mengelu- arkan peringatan.

Lembaga-lembaga tersebut adalah:

1. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB);


2. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), bertanggu
ngjawab untuk memberikan peringatan dini cuaca, bencana gempa- bumi dan
tsunami;
3. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, (PVMBG), Badan
Geologi bertanggungjawab untuk memberikan peringatan dini benca- na Letusan
gunungapi dan gerakan tanah;
4. Kementerian Pekerjaan Umum, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Sumberdaya Air, bertanggungjawab untuk memberikan peringatan bencana banjir
dan kekeringan;
5. Kementerian Kehutanan bertanggungjawab untuk memberikan peri-
ngatan dini bencana kebakaran hutan.

3
C. Prinsip Dasar

Seiring meningkatnya intensitas dan frekuensi berbagai ancaman bencana yang


terjadi di Indonesia, kesiapsiagaan perlu didorong agar dalam menghadapi situasi darurat
masyarakat dapat berperan maksimal sesuai dengan kapasitas dan tanggungjawabnya.
Hal ini mengingat masyarakat tidak selalu menerima peringatan dini yang dikeluarkan
oleh lembaga terkait. Kebijakan pencegahan terlalu penting jika hanya diserahkan
kepada pemerintah atau lembaga internasional saja (Koffi Annan, 1999). Masyarakat
diharapkan dapat memanfaatkan sarana yang ada disekitarnya sebagai sumber informasi
dan komunikasi. Walaupun sesungguhnya masyarakat sebagai sumber informasi dan
komunikasi. Walaupun sesungguhnya masyarakat telah memiliki pengetahuan dan
kearifan lokal tentang gejala alam sebagai tanda-tanda akan terjadinya suatu bencana.
Pengetahuan akan gejala alam tersebut sangat diperlukan, karena merupakan salah satu
bentuk peringatan dini bagi masyarakat untuk dapat melakukan tindakan penyelamatan
diri. Dalam pengantar “Pedoman WMO pada Praktek Pelayanan Cuaca Publik”
dinyatakan bahwa peringatan dini hanya apabila diterima, dipahami, dipercaya, dan
ditindaklanjuti. Diterima: Mudah diakses masyarakat; Dipahami: Pesan yang
disampaikan harus jelas, padat, disajikan sesuai dengan konteks social dan budaya
setempat; Dipercaya: Pesan dikeluarkan oleh pihak-pihak yang berwenang dan me miliki
reputasi yang baik dalam memberikan informasi; Ditindaklanjuti: Pesan yang yang
diterima dapat digunakan untuk melakukan tindakan yang berguna dalam menghindari
maupun mengurangi risiko.

D. Unsur Sistem Peringatan Dini

Tujuan dari pengembangan sistem peringatan dini yang berbasis masyarakat


adalah untuk memberdayakan individu dan masyarakat yang terancam bahaya untuk
bertindak dalam waktu yang cukup dan dengan cara-cara yang tepat untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya korban luka, hilangnya jiwa, serta rusaknya harta benda dan
lingkungan. Sistem peringatan dini yang lengkap dan efektif terdiri atas empat unsur
yang saling terkait, mulai dari pengetahuan tentang bahaya dan kerentan- an, hingga
kesiapan dan kemampuan untuk menanggulangi. Pengalaman. baik dari sistem

4
peringatan dini juga memiliki hubungan antarikatan yang kuat dan saluran komunikasi
yang efektif di antara semua elemen tersebut. Keempat elemen tersebut adalah :

6. Pengetahuan tentang Risiko

Risiko akan muncul dari kombinasi adanya bahaya dan kerentanan di lokasi
tertentu. Kajian terhadap risiko bencana memerlukan pengumpulan dan analisis
data yang sistematis serta harus mempertimbangkan sifat dinamis dari bahaya dan
kerentanan yang muncul dari berbagai proses seperti urbanisasi, perubahan
pemanfaatan lahan, penurunan kualitas lingkungan, dan perubahan iklim. Kajian
dan peta risiko bencana akan membantu memotivasi orang, sehingga mereka akan
memprioritaskan pada kebutuhan sistem peringatan dini dan penyiapan panduan
untuk mencegah dan menanggulangi bencana.

7. Pemantauan dan Layanan Peringatan

Layanan peringatan merupakan inti dari sistem. Harus ada dasar ilmiah
yang kuat untuk dapat memprediksi dan meramalkan munculnya bahaya. dan harus
ada sistem peramalan dan peringatan yang andal yang beroperasi 24 jam sehari.
Pemantauan yang terus-menerus terhadap parameter bahaya dan gejala- gejala
awalnya sangat penting untuk membuat peringatan yang akurat secara tepat waktu.
Layanan peringatan untuk bahaya yang berbeda-beda sedapat mungkin harus
dikoordinasikan dengan memanfaatkan jaringan kelembagaan, prosedural, dan
komunikasi yang ada.

8. Penyebarluasan dan Komunikasi

Peringatan harus menjangkau semua orang yang terancam bahaya. Pesan


yang jelas dan berisi empat unsur kunci dari Sistem Peringatan Dini yang Terpusat
pada Masyarakat. informasi yang sederhana namun berguna sangatlah penting
untuk melakukan tanggapan yang tepat, yang akan membantu menyelamatkan jiwa
dan kehidupan. Sistem komunikasi tingkat regional, nasional, dan masyarakat
harus diidentifikasi dahulu, dan pemegang kewenangan yang sesuai harus
terbentuk. Penggunaan berbagai saluran komunikasi sangat perlu untuk
memastikan agar sebanyak mungkin orang yang diberi peringatan, guna

5
menghindari terjadinya kegagalan di suatu saluran, dan sekaligus untuk
memperkuat pesan peringatan.

9. Kemampuan Penanggulangan

Sangat penting bahwa masyarakat harus memahami bahaya yang


mengancam mereka; dan mereka harus mamatuhi layanan peringatan dan
mengetahui bagaimana mereka harus bereaksi.Program pendidikan dan
kesiapsiagaan memainkan peranan penting di sini. Juga penting bahwa rencana
penanganan bencana dapat dilaksanakan secara tepat, serta sudah dilakukan dengan
baik dan sudah teruji. Masyarakat harus mendapat informasi selengkapnya tentang
pilihan-pilihan untuk perilaku yang aman, ketersediaan rute penyelamatan diri, dan
cara terbaik untuk menghindari kerusakan dan kehilangan harta benda.

E. Sistem Peringatan Dini Pada Bencana Tsunami

Sistem Peringatan Dini Tsunami merupakan sistem yang bersumber pada hasil
peringatan dini tsunami pemerintah pusat. Sistem Peringatan Dini didukung secara
terpadu oleh sistem ditingkat kabupaten/kota. Sistem Peringatan Dini Tsunami
dilaksanakan dibawah Komando Pengendali (KODAL) Peringatan Dini.

Sistem Peringatan Dini Tsunami dibangun untuk menjamin diterimanya


informasi arahan resmi tentang status evakuasi atau tidak dalam 10 menit pertama
semenjak terjadinya gempabumi diluar kewajaran yang berpotensi tsunami. Informasi
arahan ini untuk harus dapat disampaikan kepada seluruh masyarakat yang berpotensi
terkena ancaman bencana tsunami dan aparat terkait untuk penyebaran arahan dan
penanganan darurat tsunami.

Sistem Peringatan Dini terdiri dari aktivitas :

1. Penerimaan peringatan dini dari lembaga yang berwenang di tingkat pusat;


2. Analisis peringatan dini dari lembaga yang berwenang di tingkat pusat;
3. Penyebaran hasil analisis berupa arahan yang telah dilegalisasi oleh
lembaga yang berwenang di tingkat provinsi.

KODAL Peringatan Dini akan menerima peringatan dengan menggunakan :

6
1. Radio Internet (RANET)
2. Telepon
3. Layanan Pesan Singkat – Short Message Service (SMS)
4. Faksimili
5. Web
Moda penerimaan peringatan ini harus dimiliki oleh Pusat Pengendali Operasi
(selanjutnya disebut PUSDALOPS) yang merupakan lokasi kerja dari KODAL
Peringatan Dini

Anda mungkin juga menyukai