Anda di halaman 1dari 9

Penanggulangan Bencana Pra Kebakaran

Serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pem-bangunan


yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat,
rehabilitasi dan rekonstruksi (UU No. 24 Tahun 2007). Salah satu kelompok
dalam manajemen pengelolaan kebencanaan yaitu Pra bencana. Manajemen
bencana pada masa pra bencana merupakan fase manajemen resiko bencana.
Manajemen resiko bencana terdiri dari 3 cara, yaitu pencegahan, mitigasi, dan
kesiapsiagaan.
Pada masa pra bencana atau
disebut juga sebagai fase penyadaran
akan

bencana,

merupakan

fase

pencegahan dimana golongan tertentu


memberikan tambahan wawasan umum
tentang bencana kebakaran. Misalkan,
jajaran

pers

dapat

memainkan

perannya selaku pendidik publik lewat


artikel ataupun berita yang disajikannya secara periodik, terencana, populer,
digemari dan mencerahkan serta memperkaya khazanah alam pikiran publik
dengan target antara lain :
1. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang
bencana khususnya kebakaran, yaitu paham mekanisme quick respon
seperti menghubungi dinas pemadam kebakaran setempat, langkahlangkah resque yang perlu, cepat dan tepat untuk meminimalisasi korban
serta menekan kerugian harta/benda dan meminimalisasi pengrusakan
lingkungan akibat kebakaran,
2. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui muatan-muatan
artikel tematis yang bersifat penumbuhan kesadaran masyarakat terhadap
potensi, jenis dan sifat bencana kebakaran,
3. Perencanaan pengembangan wilayah dan pertumbuhan tata-ruang
yang baik untuk pencegahan bencana kebakaran di lingkungan
masyarakat;
4. Pelestarian lingkungan.

Dari sosialisasi tanggap bencana kebakaran yang diberikan oleh agen


penanggulangan bencana tersebut, masyarakat awam dapat mengetahui dan
menyikapi dengan lebih baik untuk menanggulangi bencana kebakaran. Kegiatankegiatan pencegahan yang dapat dilakukan sebelum bencana kebakaran dapat
berupa:
1.
2.
3.
4.
5.

Pendidikan peningkatan kesadaran bencana (disaster awareness)


Latihan penanggulangan bencana (disaster drill)
Penyiapan teknologi tahan bencana (disaster-proof)
Membangun sistem sosial yang tanggap bencana
Perumusan kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana (disaster
management policies).
Prosedur & Tahapan Penanggulangan Pra Bencana kebakaran yang dapat

dilakukan oleh masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya manusia yang ada
dapat melalui perangkat komunikasi dan informasi, antara lain :
1. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan Ronda disekitar lingkungan
pemukiman warga dan khususnya di tempat-tempat rawan kebakaran
(pemantauan, informasi dan komunikasi). Kegiatan deteksi dan
patroli untuk setiap kelas bahaya kebakaran akan semakin
sering dilaksanakan apabila tingkatan bahaya kebakaran
semakin ekstrim.
2. Merencanakan dan Mensosialisasikan Kesepakatan penyampaian tanda

bahaya yang disepakati bersama : Kentongan, sirine, peluit atau apa yang
telah disepakati.
3. Merencanakan dan Mensosialisasikan Kesepakatan jalur evakuasi :
Disepakati jalur mana yang akan dilewati untuk penyelamatan.
4. Merencanakan dan Mensosialisaasikan Kesepakatan Tujuan/Tempat
Pengungsian yang akan digunakan : Disepakati tujuan pengungsian ke
tempat yang lebih aman.
5. Mensosialisasikan Persiapan Masing-Masing Keluarga : Yang diutamakan
untuk diselamatkan, seperti surat-surat berharga, ternak, pakaian
secukupnya.
Selain itu, sumber daya manusia yang ada dapat membantu dalam hal
pengorganisasian masyarakat, seperti Kerjasama dengan Perangkat Desa
Setempat, PEMDA , LSM; mempersiapkan Alat Bantu Transportasi, dan
mempersiapkan/membuat Alat Bantu Penerangan (obor, senter, dll)

Mitigasi Bencana yang Efektif


Mitigasi merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi risiko

bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan


peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (UU 24/2007).
Mitigasi bencana yang efektif harus memiliki tiga unsur utama, yaitu penilaian
bahaya, peringatan dan persiapan.
1. Penilaian bahaya (hazard assestment); diperlukan untuk mengidentifikasi
populasi dan aset yang terancam, serta tingkat ancaman. Penilaian ini
memerlukan pengetahuan tentang karakteristik sumber bencana, probabilitas
kejadian bencana, serta data kejadian bencana di masa lalu. Tahapan ini
menghasilkan Peta Potensi Bencana Kebakaran yang sangat penting untuk
merancang kedua unsur mitigasi lainnya;
Gbr. Peta Rawan Kebakaran Hutan

2. Peringatan (warning); diperlukan untuk memberi peringatan kepada


masyarakat tentang bencana yang akan mengancam. Sistem peringatan
didasarkan pada data bencana yang terjadi sebagai peringatan dini serta
menggunakan berbagai saluran komunikasi untuk memberikan pesan kepada
pihak yang berwenang maupun masyarakat. Peringatan terhadap bencana
yang akan mengancam harus dapat dilakukan secara cepat, tepat dan
dipercaya.

Data yang diperoleh dari website tersebut di atas seperti


terlihat pada gambar berikut ini.

Jika SOI bernilai positif, maka akan terjadi musim penghujan di Indonesia
dan jika nilai SOI lebih dari 10 maka akan terjadi gejala La-Nina. Begitu pula
sebaliknya. Jika nilai SOI lebih dari 10, maka akan terjadi gejala El Nino di
Indonesia yang menyebabkan terjadinya kemarau yang hebat di Indonesia,
seperti yang terjadi sepanjang tahun 1982/1983 dan 1997 1998.
Hubungan antara hasil prediksi/peramalan dini terhadap tingkat kekeringan
yang terjadi dengan hasil tingkat kekeringan yang diperoleh dari pemantauan
stasiun cuaca pada saat ini
3. Persiapan (preparedness). Kegiatan kategori ini tergantung kepada unsur
mitigasi sebelumnya (penilaian bahaya dan peringatan), yang membutuhkan
pengetahuan tentang daerah yang kemungkinan terkena bencana dan
pengetahuan tentang sistem peringatan untuk mengetahui kapan harus
melakukan evakuasi dan kapan saatnya kembali ketika situasi telah aman.
Tingkat kepedulian masyarakat dan pemerintah daerah dan
pemahamannya sangat penting pada tahapan ini untuk dapat menentukan
langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi dampak akibat bencana.
Selain itu jenis persiapan lainnya adalah perencanaan tata ruang yang
menempatkan lokasi fasilitas umum dan fasilitas sosial di luar zona bahaya
bencana (mitigasi non struktur), serta usaha-usaha keteknikan untuk
membangun struktur yang aman terhadap bencana dan melindungi struktur
akan bencana (mitigasi struktur).
Penguatan kelembagaan, baik pemerintah, masyarakat, maupun swasta
merupakan faktor kunci dalam upaya mitigasi bencana. Penguatan kelembagaan
dalam bentuk dalam kesiapsiagaan, sistem peringatan dini, tindakan gawat
darurat, manajemen barak dan evakuasi bencana bertujuan mewujudkan
masyarakat yang berdaya sehingga dapat meminimalkan dampak yang
ditimbulkan oleh bencana.
Sementara itu upaya untuk memperkuat pemerintah daerah dalam kegiatan
sebelum/pra bencana dapat dilakukan melalui perkuatan unit/lembaga yang telah
ada dan pelatihan kepada aparatnya serta melakukan koordinasi dengan lembaga
antar daerah maupun dengan tingkat nasional, mengingat bencana tidak mengenal
wilayah administrasi, sehingga setiap daerah memiliki rencana penanggulangan
bencana yang potensial di wilayahnya.

Hal yang perlu dipersiapkan, diperhatikan dan dilakukan bersama-sama


oleh pemerintahan, swasta maupun masyarakat dalam mitigasi bencana, antara
lain:
1. Kebijakan yang mengatur tentang pengelolaan kebencanaan atau
mendukung usaha preventif kebencanaan seperti kebijakan tataguna tanah
untuk pembangunan bangunan atau pemeliharaan lingkungan dilakukan
dengan tepat;
2. Kelembagaan pemerintah yang menangani kebencanaan, yang kegiatannya
mulai dari identifikasi daerah rawan bencana kebakaran, mengidentifikasi
titik-titik api untuk daerah hutan/lahan, penghitungan perkiraan dampak
yang ditimbulkan oleh bencana kebakaran, perencanaan penanggulangan
bencana kebakaran, hingga penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang
sifatnya preventif kebencanaan (Membuat parit api untuk mencegah
meluasnya kebakaran dan menyediakan waduk air di daerah rawan
kebakaran);
3. Indentifikasi lembaga-lembaga yang muncul dari inisiatif masyarakat yang
sifatnya menangani kebencanaan, agar dapat terwujud koordinasi kerja
yang baik;
4. Pelaksanaan program atau tindakan ril dari pemerintah yang merupakan
pelaksanaan dari kebijakan yang ada, yang bersifat preventif kebencanaan;
5. Meningkatkan pengetahuan pada masyarakat tentang ciri-ciri alam
setempat yang memberikan indikasi akan adanya ancaman bencana
kebakaran.
Tahap Kesiapsiagaan Bencana Kebakaran, ada 9 kegiatan dalam tahap
kesiapsiagaan yang mana tiga diantaranya telah diulas di bahasan sebelumnya. Inti
dari tahap kesiapsiagaan tersebut adalah :
1. Penilaian Risiko (risk assessment)
Identifikasi ancaman (hazard), kerentananan (vulnerability)
Analisis Risiko Bencana
Tentukan tingkat Risiko
Buat Peta Risiko Bencana
2. Perencanaan Siaga (contingency planning)
Tentukan satu jenis ancaman
Buat Skenario Kejadian
Susun Kebijakan Penanganan
Kaji Kebutuhan
Inventarisasi Sumberdaya

Buat Perencanaan setiap Sektor


Uji kaji dan mutakhirkan
3. Mobilisasi Sumberdaya (resource mobilization)
Inventarisasi semua Sumberdaya yang dimiliki oleh Daerah / Sektor
Identifikasi Sumberdaya yang Tersedia dan Siap Digunakan
Identifikasi Sumberdaya dari Luar yang dapat dimobilisasi untuk
keperluan darurat
4. Pendidikan dan Pelatihan (training & education)
Melakukan pendidikan di sekolah-sekolah dan
Melakukan pelatihan secara kontinyu:
- Manajerial
- Teknis operasional
5. Koordinasi (coordination)
Membentuk forum koordinasi
Menyelenggarakan pertemuan berkala secara rutin
Saling bertukar informasi
Menyusun Rencana Terpadu
6. Mekanisme Respon (response mechanism)
Menyiapkan Posko
Menyiapkan Tim Reaksi Cepat
Mempunyai Prosedur Tetap
Menentukan Incident Commander
Melakukan upaya penanganan di luar prosedur rutin
7. Peringatan Dini (early warning)
Penyampaian informasi yang tepat waktu dan

efektif,

melalui

kelembagaan yang jelas, sehingga memungkinkan setiap individu yang


terancam bahaya dapat mengambil langkah untuk menghindari atau
mengurangi risiko dan mempersiapkan diri untuk melakukan upaya
tanggap darurat yang efektif.

8. Manajemen Informasi (information systems)

Ciptakan sistem informasi yang mudah diakses, dimengerti dan


disebarluaskan ke masyarakat umum.
Informasi yang disampaikan harus:
- Akurat (accurate)
- Tepat waktu (timely)
- Dapat dipercaya (reliable)
- Mudah dikomunikasikan (communicable)
9. Gladi / Simulasi (drilling/simulation)
Untuk menguji tingkat kesiapsiagaan, perlu dilakukan uji lapangan berupa
gladi atau simulasi kebakaran. Simulasi dapat dilakukan baik didalam
ruangan maupun di alam bebas untuk lebih memahami situasinya saat
terjadi bencana kebakaran. Gladi atau Simulasi harus dilakukan secara
berkala, agar masyarakat dapat membiasakan diri.
Peran tim anggota kesehatan dalam Pencegahan Primer juga turut andil dalam
manajemen resiko bencana kebakaran. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan tim
perawat dalam masa pra bencana ini, antara lain:
1. Mengenali instruksi ancaman bahaya kebakaran;
2. Menyiapkan peralatan kesehatan di daerah rawan kebakaran;
3. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan saat fase emergency (makanan, air,
obat-obatan, pakaian dan selimut, serta tenda);
4. Melatih penanganan pertama korban bencana

kebakaran

baik

mengembangkan kemampuan sendiri maupun melatih masyarakat umum


agar dapat melaksanakan penanganan pertama;
5. Berkoordinasi berbagai dinas pemerintahan, organisasi lingkungan, palang
merah

nasional

maupun

lembaga-lembaga

kemasyarakatan

dalam

memberikan penyuluhan dan simulasi persiapan menghadapi ancaman


bencana kepada masyarakat.
Pendidikan kesehatan diarahkan kepada :
1. Usaha pertolongan diri sendiri (pada masyarakat tersebut),
2. Pelatihan pertolongan pertama dalam keluarga seperti menolong anggota
keluarga dengan kecurigaan fraktur tulang , perdarahan, dan pertolongan
pertama luka bakar,
3. Memberikan beberapa alamat dan nomor telepon darurat seperti dinas
kebakaran, RS dan ambulans.
4. Memberikan informasi tentang perlengkapan yang dapat dibawa (misal
pakaian seperlunya, portable radio, senter, baterai),

5. Memberikan informasi tempat-tempat alternatif penampungan atau poskoposko bencana.

https://books.google.co.id/books?
id=VM4MzdSjKYkC&pg=PA133&dq=bencana+kebakaran&hl=id&sa=X&redir_
esc=y#v=onepage&q=bencana%20kebakaran&f=false
https://books.google.co.id/books?
id=yrgiBN5MrKQC&pg=PA75&dq=bencana+kebakaran&hl=id&sa=X&redir_es
c=y#v=onepage&q=bencana%20kebakaran&f=false

Anda mungkin juga menyukai