Anda di halaman 1dari 7

Lembaga Bimbingan Belajar

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Sebagai mahasiswa S1 yang berkonsentrasi di dunia pendidikan, setelah


lulus dari bangku kuliah nanti kita diharapkan untuk bisa bekerja sebagai tenaga
pengajar. Namun, pada saat ini persaingan di dunia kerja semakin ketat. Tidak
semua sekolah setiap tahunnya menerima tenaga pengajar baru dengan jumlah
yang terbatas.
Dengan berkembangnya pola pikir masyarakat yang semakin maju
sehingga kesadaran untuk menempuh pendidikan yang tinggi juga semakin
meningkat. Oleh karena itu semakin banyak lulusan mahasiswa S1 tiap tahunnya.
Lulusan mahasiswa S1 terus bertambah setiap tahunnya, sedangkan jumlah
lapangan pekerjaan yang terbatas. Hal ini membuat kita harus memikirkan jalan
keluar agar jumlah pengangguran di Indonesia tidak semakin meningkat terutama
lulusan mahasiswa pendidikan.
Usaha Bimbingan Belajar bisa menjadi salah satu jalan keluar untuk
mengatasi keterbatasan jumlah lapangan pekerjaan dan keterbatasan jumlah
tenaga pengajar yang dibutuhkan oleh sekolah-sekolah. Usaha bimbingan belajar
saat ini menjadi prospek yang cukup bagus, karena kesadaran dari orang tua siswa
terhadap pendidikan anak semakin meningkat. Orang tua mengharapkan prestasi
belajar anak yang baik di sekolah, sedangkan orang tua sendiri memiliki
keterbatasan waktu dalam memberikan bimbingan belajar ketika di rumah karena
harus bekerja. Lembaga Bimbingan Belajar ini sangat membantu peran orang tua
dalam membimbing anak untuk belajar lebih rajin dan giat, sehingga prestasi anak
dapat meningkat. Oleh karena itu, pada makalah ini kami mengangkat profil
seorang pemilik salah satu Lembaga Bimbingan Belajar di Kota Malang yakni
LBB Private Progessive Center (P2C) yang dapat menginspirasi kami sebagai
mahasiswa yang berkonsentrasi di dunia Pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimanakah profil pendiri LBB Private Progessive Center (P2C)?


1.2.2 Bagaimanakah latar belakang berdirinya LBB Private Progessive
Center (P2C)?
1.2.3 Bagaimanakah perkembangan LBB Private Progessive Center (P2C)
dari tahun ke tahun?
1.2.4 Bagaimanakah suka duka dalam mengembangkan usaha LBB Private
Progessive Center (P2C)?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mendiskripsikan profil pendiri LBB Private Progessive Center


(P2C).
1.3.2 Untuk mendiskripsikan latar belakang berdirinya LBB Private
Progessive Center (P2C).
1.3.3 Untuk mendiskripsikan perkembangan LBB Private Progessive Center
(P2C) dari tahun ke tahun.
1.3.4 Untuk mendiskripsikan suka duka dalam mengembangkan usaha LBB
Private Progessive Center (P2C).

2. Pembahasan

2.1 Profil pendiri LBB Private Progessive Center (P2C).

Nama : Saeful Ma’arif


Tempat, tanggal lahir : Ngawi, 25 September 1983
Alamat asal : Ngawi
Alamat sekarang : Perumahan Arjuno Gumilang D18, Desa Ngijo,
Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang
Istri : 1 (satu)
Anak : 2 (dua)
Riwayat Pendidikan :
MI Islamiyah Ngawi (1990-1996)
MTs Darul Huda Ponorogo (1996-1999)
MA Darul Huda Ponorogo (1999-2002)
UIN Malang, Sastra Inggris (2002-2006)

Bapak Saeful Ma’arif yang biasa disapa Pak Arif merupakan lulusan S1 Sastra
Inggris Universitas Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang). Beliau lulus
tahun 2006. Pak Arif yang lahir pada tanggal 25 September, 33 tahun yang lalu
berasal dari Ngawi, Jawa Timur. Namun sejak sekolah menengah pertama hingga
sekolah menengah atas, beliau menempuh pendidikannya di Ponorogo kemudian
pada tahun 2002, beliau melanjutkan pendidikan tingginya di Kota Malang
tepatnya di UIN. Saat ini, beliau sudah memiliki satu orang istri dan dua orang
anak dan berdomisili di Perumahan Arjuno Gumilang D18, Desa Ngijo,
Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.
Sejak berada di bangku kuliah, beliau sudah aktif menjadi tentor di berbagai
bimbingan belajar. Berkat pengalamannya sejak mahasiswa tersebut, beliau dapat
mendirikan sebuah lembaga bimbingan belajar sejak tahun 2007 dengan nama
Private Progressive Center (P2C), yang terletak di Griya Shanta Blok C 103,
Sukarno-Hatta Malang. Beliau merekrut beberapa mahasiswa untuk bekerja sama
dalam bimbingan belajar yang dikelolanya. Hingga sekarang, lembaga bimbingan
belajar miliki Pak Arif sudah memiliki cabang di Perumahan Karangploso
Regency.

2.2 Latar belakang berdirinya LBB Private Progessive Center (P2C)

Semenjak mahasiswa bapak Arif memiliki keinginan untuk menjadi pengusaha.


Hal tersebut berawal dari pemikiran bapak Arif mengenai mencari kerja dan
menciptakan lapangan pekerjaan memiliki tingkat kesukaran yang sama. Mencari
kerja untuk mengabdi kepada instansi atau orang, sedangkan membangun
lapangan kerjaan membantu orang untuk mendapatkan pekerjaan. Sehingga pak
Arif memilih untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Semenjak mahasiswa
bapak arif sering menjadi tutor bimbingan belajar di sekitar 5 hingga 6 lembaga
yang berbeda dalam dua tahun. Dalam menjalani pekerjaannya sebagai tutor,
beliau mempelajari cara dalam menegemen suatu bimbingan belajar. Mulai dari
pengelolaan dan harga yang ditawarkan agar dapat bersaing dengan lembaga
bimbel lainnya. Dari situ beliau memiliki pemikiran untuk membangun lembaga
bimbingan belajar sendiri, karena yang sasaran utama dalam usaha ini adalah
siswa. Didukung dengan masyarakat perkotaan yang memiliki kesadaran dari para
orang tua untuk meningkatkan prestasi belajar anak sehingga usaha ini memiliki
peluang yang bagus dan potensial untuk dikembangan menjadi lebih baik.

Dalam membangun bisnis, harus mempersiapkan mental yakni dari pendaftaran


yang kurang diminati, membagi waktu kuliah, tidak gengsian maupun pemalu.
Asalkan halal

Usaha yang dirintis sejak awal pasti akan berkembang sedikit demi sedikit namun tidak
bisa langsung dalam waktu yang singkat, karena semuanya membutuhkan proses. Untuk
melakukan usaha, seharusnya dimulai sejak dini, misalnya saja saat menjadi mahasiswa
seperti sekarang. Karena tidak semua mahasiswa nantinya akan memiliki masa depan
yang sama meskipun bidang yang dipelajari sama. Tidak semua mahasiswa juga dapat
memiliki pekerjaan yang sesuai dengan bidang yang dipelajarinya selama ini.
Kemampuan mahasiswa dalam menyerap ilmu berbeda-beda. Mahasiswa yang memiliki
kemampuan lebih dapat dipercaya untuk menjadi dosen ataupun dapat diterima di
perusahan-perusahaan besar. Namun bagi mahasiswa yang kemampuannya rata-rata
akan berpikir bagaimana caranya mereka dapat mempekerjakan orang-orang pintar,
karena memang tidak ada yang mau mempekerjakan mereka jika mereka tidak
membuka peluangnya sendiri. Orang yang memiliki pekerjaan mononton akan
cenderung bosan, namun seorang pengusaha tidak akan mengalaminya karena
cenderung dapat mengembangkan usahanya ke berbagai sektor yang ada yang berbeda
dari usahanya sebelumnya sehingga akan menciptakan variasi baru.

Menjadi pengusaha, menurut Pak Arif membuatnya menjadi seseorang yang fleksibel
terhadap waktu. Beliau bisa mengatur waktu sendiri. Beliau berangkat bekerja sekitar
pukul sepuluh bahkan hingga pukul satu siang, tidak seperti guru yang harus tepat waktu
setiap saat.

Setelah kuliah, beliau memang melamar ke beberapa perusahaan, namun tidak banyak.
Beliau lebih tertarik pada usaha bimbingan belajar sehingga memutuskan untuk
bergabung dengan lembaga bimbingan belajar. Sebelum membuka lembaga bimbingan
belajar sendiri, beliau terlebih dahulu bergabung dengan sekitar lima atau enam
lembaga bimbingan belajar dalam dua tahun. Beliau juga aktif mengajar di beberapa
lembaga resmi seperti di sekolah dan kampus. Tetapi saat itu, beliau sudah mulai
merintis sendiri usaha bimbingan belajar secara privat. Akhirnya beliau melepas
bimbingan belajar tempat beliau bekerja sebelumnya dan akhirnya memfokuskan diri
untuk mengelola bimbingan belajarnya sendiri. Di sisi lain, beliau tetap
mempertahankan pekerjaannya di lembaga atau institusi resmi yang lain. Menurut Pak
Arif, mengapa beliau harus tetap bekerja di bimbel sementara beliau sudah mengerti
sistemnya dan bisa menjalankannya sendiri? Akan lebih baik kalau bisa mempekerjakan
orang, maka beliau bisa membawa manfaat untuk orang lain. Selain itu beliau juga bisa
membantu para orang tua yang tidak bisa membimbing anak belajar sehingga dapat
meningkatka prestasi belajar anak di sekolah. Menurut Pak Arif, usaha bimbingan belajar
memiliki dua keuntungan, selain keuntungan financial juga keuntungan amal yang akan
terus mengalir karena berasal dari ilmu yang bermanfaat.

Perkembangan
Bisnis bapak arif dibangun pada tanggal 22 Oktober 2007. Dengan modal hanya
membuat brosur dan menyebarkannya. Mulai dari mengedarkan secara langsung
di sekolah-sekolah, maupun menempelkan diberbagai tembok, di dinding dan
sebagainya. Setelah penyebaran brosur tersebut tidak secara langsung beliau
mendapatkan peserta. Karena pada tahun2007 penggunaan internet masih jarang
berkembang dikalangan masyarakat. Sehingga beliau hanya mengandalkan
penyebaran tersebut secara manual. Setelah beberapa waktu, akhirnya beliau
mendapatkan konsumen belajar. Adanya siswa yang mendaftar tersebut timbul
masalah baru yaitu mencari tutor yang berkualitas. Karena mutu dari seorang tutor
sangat mempengaruhi suatu lembaga bimbingan belajara tersebut. Program
bimbingan beljar yang beliau kembangakna pada saat awal usaha adalah privat.
Pada awal didirikan bimbel, beliau masih belum memiliki tempat untuk
menjalankan usahanya. Sehingga beliau menggunakan kos sebagai tempat usaha
tersebut. Beliau tetap menjalankan system pengelolaan bimbingan belajar
meskipun tempat usaha tersebut d kos. Hal tersebut berlangsung selama 4 tahun.
sehingga tutor laki-laki maupun perempuan datang untuk melaksanakan privat ke
kos beliau. pelayaan yang berkualitas sangat penting dalam mengambangkan
usaha ini (happy customer) karena berkaitan dengan pelanggan.

Melayani costumer dengan sebaik-baiknya.

2011 mulai berinovasi menerapkan system kelas.

Lebih terkondisi, tutor juga enak tidak ganti jadwal., 1 tutor untuk beberapa orang.

Privat jadwal berubah-ubah. Denhan adanya kantor, masyarakat lebih percaya dan
mendatangkan konsumen yang lebih banyak. Target bimbel kelas sekitar sini
yakni kurang dari 5 km. Untuk kantor sudah 2 kaliganti tempat. Dahulu di blok k,
sekarang di blok c. membangun cabang di karang ploso.

Problem untuk saat ini

Operasional masih kurang, system perlu perbaikan. Siswa tidak banyak disini.
Mngatasinya try out gratis, outbond. kalah saing dengan bimbel yang terkenal.
Dibanding dengan sistem privat, sistem belajar di kelas lebih mudah karena baik siswa
maupun pengajarnya lebih terkontrol. Menurut Pak Arif, hambatan usahanya adalah
adakalanya beliau terlena dengan keuntungan yang besar kemudian beliau akan lebih
konsumtif sehingga pengeluaran menjadi lebih besar. Dalam lembaga bimbingan belajar
miliknya, Pak Arif masih memakai sistem privat meskipun sudah memiliki kantor utama
sendiri yang biasa digunakan untuk belajar bersama. Hal itu karena beliau juga
memanfaatkan peluang sebanyak mungkin untuk memperoleh rejeki. Minat pelanggan
untuk belajar les secara privat masih cukup besar sehingga keuntungannya cukup besar
pula. Namun untuk ke depannya Pak Arif ingin lembaga bimbingan belajarnya bisa
secara keseluruhan belajar di dalam kelas dan menghilangkan sistem privat. Hal itu
tentunya membutuhkan keberanian sama halnya seperti saat beliau memutuskan untuk
mendirikan bimbingan belajar sendiri dan melangkah dari ssitem privat menuju sistem
pengajaran di kelas.

Sistem pembayaran di kelas berbasis paket dalam satu semester, sedangkan privat
dihitung setiap pertemuan. Dengan sistem paket satu semester , kehadiran siswa tidak
di pertimbangkan sementara kehadiran sangat dipertimbangkan dalam sistem privat.
Sistem kelas memiliki keuntungan yaitu mendapatkan kaos, fasilitas internet, program
rekreasi, program outbond serta belajar tambahan yang dapat dipenuhi secara penuh
dalam satu semester. Menurut Pak Arif, keuntungan sudah dapat diprediksi dari awal,
namun lembaga bimbingan belajarnya belum memperoleh kepercayaan di masyarakat
seperti lembaga bimbingan yang terkenal lainnya, misalnya GO dan sebagainya,
sehingga sangat sulit untuk mengembangkan usahanya terlebih lagi di wilayah Kota
Malang.

Suka duka

kesulitan

Mencari tenaga pengajar

Ketersediaan tutor, tutor sebagai produk.

Image lembaga, belum terkenal.

Menegemen dalam mengatur privat. Karena mengatur jalannya bimbel privat


susah

Administrasi door to door (jeleknya system yang beliau bangun dari awal)

Suka duka

Duka:
Pada saat penyebaran brosur secara langsung, banyak anak yang tidak menghargai
seperti menyobek brosur-brosur tersebut di depan mata beliau, tidak ada yang
mendaftar selama berbulan-bulan, komplen dari orang tua siswa yang kurang puas
akan pelayanan tentor, kesulitan menghadapi tentor yang tidak bisa menerima
masukan dari orang tua sehingga memilih berhenti ditengah jalan.

Pada sistem privat, kesulitan mengontrol sikap tentor dan siswa. Semakin banyak
siswa atau konsumen privat semakin kesulitan dalam mengaturnya.

Harus kuat mental ketika mendapat banyak komplain dari para orang tua siswa.

Persaingan dengan bimbel yang sudah memiliki nama dan terkenal.

Bisnis jasa memerlukan modal yang kecil,tetapi resiko yang lebih besar.

Suka

Usaha bimbingan belajar sangat sesuai dengan bidang pendidikan bapak arif
sehingga dalam menjalaninya didasari kesenangan. dengan Ada rasa kepuasan
tersendiri ketika bisa membantu seseorang yang mengalami kesulitan belajar.
Ilmu yang bermanfaat pahalanya akan terus mengalir meskipun kita sudah
meninggal.

Tidak membutuhkan modal yang besar.

Pemilik tidak harus bekerja dari pagi hingga malam, dalam pengaturan waktunya
lebih fleksibel sehingga masih bisa melakukan kegiatan lain.

Ketika sudah melangkah

Jangan pernah berhenti belajar kepada orang-orang yang sukses terlebih dahulu

Anda mungkin juga menyukai