1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Olahraga bagi penderita asma umumnya sangat dihindari. Bagi
kebanyakan penderita asma olahraga merupakan aktivitas yang akan membuat
mereka mengalami sesak napas yang sangat hebat. Hal ini disebabkan karena
tubuh membutuhkan udara yang lebih banyak dari kemampuan mereka pada
umumnya. Akibatnya, kebanyakan penderita asma lebih menghindari melakukan
olahraga karena dianggap akan membahayakan kesehatan mereka. Seharusnya
penderita asma tidak perlu menghindari olahraga. Meskipun olahraga memiliki
risiko, olahraga juga memiliki manfaat yang besar bagi penderita asma. Olahraga
yang tepat dan berkala dapat memperkuat jantung dan paru-paru penderita asma
serta
dapat
meningkatkan
kualitas
hidup
mereka
secara
keseluruhan.
Penderita dengan tingkat sedang dan ringan dapat memulai latihan dasar ringan
namun secara berkala dan tetap berkonsultasi dengan dokter. Karena dengan
latihan secara
sehingga paru-paru tidak akan mengalami shock karena terbiasa bekerja ekstra.
Disamping menemukan bentuk olahraga yang sesuai, penderita asma
haruslah tahu dampak atau risiko setiap latihan yang mereka dijalani. Melakukan
olahraga haruslah sesuai dengan kondisi tubuh dan tidak bisa dipaksakan. Karena
olahraga yang berlebih dan tidak sesuai dengan porsi, akan mengakibatkan respon
tubuh yang negatif. Misalnya sesak napas yang hebat, kelelahan yang berlebih
bahkan masalah yang lebih serius. Namun, risiko tersebut bukan hanya terjadi
pada penderita asma melainkan setiap orang yang melakukan olahraga. Seperti
penyataan Gordon (2002:23) risiko kesehatan utama bagi semua yang berlatih
dengan penuh semangat, tanpa memperhitungkan mereka mempunyai masalah
pernapasan atau tidak, adalah komplikasi jantung dan cedera pada otot tulang. Hal
itu bararti, siapapun yang melakukan olahraga pasti memiliki risiko yang cukup
riskan. Hanya saja risiko tersebut didapatkan bukan karena bentuk latihan yang
dijalankan melainkan kondisi seseorang yang melakukan latihan tersebut. Apabila
melakukan olahraga sesuai dengan porsi maka risiko tersebut dapat dihindari.
Dengan mengetahui manfaat dan risiko melakukan olahraga, penderita asma tidak
perlu cemas dan khawatir untuk melakukan olahraga. Karena pada dasarnya
segala sesuatu pasti memiliki dampak positif dan negatif.
Dengan mengambil manfaat tanpa mengabaikan risiko, penderita asma
seharusnya lebih bijak untuk memilih dan menerapkan latihan yang sesuai dengan
kondisi kesehatan mereka. Walaupun dengan melakukan olahraga tidak menjamin
kesembuhan penderita asma. Olahraga tidak akan memperbaiki hasil tes fungsi
paru-paru (Gordon, 2002:18). Namun, dengan olahraga yang tepat dan berkala
akan membuat mereka tidak mudah lelah dalam melakukan aktivitas sehari-hari
yang membutuhkan banyak energi.Oleh karena itu, makalah ini berjudul manfaat
dan risiko olahraga bagi penderita asma. Dalam makalah ini akan dibahas
mengenai keadaan fisik penderita asma, manfaat dan risiko apabila penderita asma
melakukan olahraga dan pelatihan dasar yang tepat sehingga penderita asma dapat
melakukan olahraga secara berkala dengan risiko sekecil mungkin.
1.3 Tujuan
1. Mendiskripsikan kondisi fisik penderita asma
2. Mendiskripsikan manfaat dan risiko bagi kesehatan penderita asma setelah
melakukan olahraga
3. Mendiskripsikan bentuk olahraga yang sesuai bagi penderita asma
2. Pembahasan
2.1 Kondisi fisik penderita asma
Asma adalah kondisi jangka panjang yang mempengaruhi saluran napas
saluran kecil yang mengalirkan udara masuk ke dan keluar dari paru-paru (Bull,
2007:8). Asma dapat terjadi pada siapa saja tidak bergantung pada jenis kelamin
dan golongan usia. Pemicu datangnya asma bermacam-macam seperti asma yang
disebabkan oleh alergi misalkan alergi pada debu, udara dingin, bulu hewan,dll.
Penyebab asma juga bermacam-macam ada yang disebabkan oleh faktor genetik.
Seperti yang disampaikan MajalahKesehatan.com(2013) Jika salah satu orang tua
memiliki asma atau alergi rhinitis, ada 50% kemungkinan mendapatkan asma dan
jika kedua orang tua yang memilikinya, maka kemungkinannya meningkat
menjadi 75%. Jadi faktor keturunan sangat berpengaruh dalam timbulnya penyakit
asma pada tubuh seseorang. Selain itu faktor lingkungan juga merupakan salah
satu faktor penyebab asma. MajalahKesehatan.com(2013) menginformasikan
bahwa beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang tinggal didekat jalan
raya utama dan tempat tercemar lainnya lebih berisiko mendapatkan asma. Ini
menunjukkan bahwa asma dapat diperoleh bukan hanya karena faktor keturunan
saja. Bertempat tinggal dalam lingkungan yang tidak sehat juga merupakan salah
satu penyebab timbulnya asma. Bermukim di wilayah perkotaan memiliki dampak
yang tidak baik bagi kesehatan paru-paru seseorang. Karena pada umumnya di
wilayah perkotaan banyak terjadi polusi udara dan juga sedikitnya lahan hijau
atau taman-taman. Sehingga asap-asap kendaraan bermotor dapat langsung
terhirup oleh tubuh dan berdampak pada kesehatan paru-paru seseorang.
Perbedaan antara penderita asma dengan orang normal adalah terletak
pada saluran pernapasan mereka. Pada kondisi penderita asma, saluran pernapasan
akan mengalami penyempitan sehingga akan membuat penderita mengalami sesak
napas. Penyempitan saluran pernapasan merupakan respon terhadap rangsangan
paru-paru. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti asap
rokok, debu, bulu binatang dan udara dingin . Berikut merupakan perbedaan
antara saluran pernapasan orang normal dengan saluran pernapasan penderita
asma.
Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan
jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya
peradangan (inflamasi) dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara hal ini akan
memperkecil diameter saluran udara (wikipedia.co.id). Seperti yang ditunjukkan
pada gambar (kanan), terdapat lendir dan saluran mengalami pembengkakan. Jadi,
dalam saluran pernapasan penderita asma terdapat lendir dan radang yang
mengakibatkan udara sulit masuk dan keluar dari paru-paru. Adanya peradangan
ini terkait dengan
2.2 Manfaat dan risiko bagi kesehatan penderita asma setelah melakukan
olahraga
Tidak dapat dipungkiri bahwa olahraga memiliki banyak manfaat bagi
siapa pun yang melakukannya, tidak terkecuali bagi orang yang memiliki
gangguan pernapasan. Namun, mereka yang memiliki masalah pada sistem
Dengan
melakukan
jenis
olahraga
tertentu
akan
membantu
memperlancar sirkulasi darah dalam tubuh. Sehingga aliran darah yang lancar
akan membawa oksigen keseluruh tubuh. Hal ini membuat kadar oksigen dalam
tubuh tercukupi sehingga dapat menurunkan risiko sesak napas. Melakukan
mendapat perawatan karena tubuh yang kurang gerak akan membuat penderita
asma mudah kelelahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Selain itu olahraga
juga dapat menghemat pengeluaran uang obat-obat untuk pereda asma. Karena
dengan melakukan olahraga dapat mengurangi sesak napas sehingga penderita
asma tidak akan terlalu sering mengonsumsi obat untuk meredakan sesak napas.
Barbagai manfaat yang telah diuraikan diatas, bukan semata-mata datang
begitu saja. Olahraga yang dilakukan harus secara berkala atau dilakukan secara
terus menerus dan sesuai dengan anjuran dokter. Karena kondisi setiap penderita
asma berbeda-beda. Oleh karena itu sebelum melakukan jenis olahraga tertentu
ada baiknya untuk melakukan konsultasi kepada dokter dan tetap mengonsumsi
obat sesuai kebutuhan.
Dari keseluruhan manfaat yang dapat diperoleh setelah melakukan
olahraga, terdapat pula risiko atau bahaya yang ditimbulkan saat penderita asma
melakukan olahraga. Setiap aktivitas olahraga, baik olahraga sebagai rekreasi dan
prestasi tentunya memiliki risiko yang mungkin akan terjadi. Risiko tersebut
tergantung dari tingkat kesulitan atau intensitas olahraga. Berikut merupakan
risiko yang ditimbulkan setelah melakukan olahraga.
Risiko pertama, komplikasi jantung(Gordon, 2002:23). Tentu sudah tidak
asing lagi bila mendengar seseorang yang meninggal setelah melakukan olahraga.
Hal tersebut bukan disebabkan karena olahraga yang dilakukan melainkan
kombinasi penyakit jantung koroner yang tanpa disadari terdapat dalam tubuh
seseorang. Seseorang yang mengalami serangan jantung hanya bisa merasakan
keluhannya saat serangan itu tiba-tiba muncul. Tanda-tanda yang dirasakan
biasanya sesak dan sakit di dada. Sakit yang dirasakan itu merupakan puncak dari
penyakit jantung koroner. Serangan jantung yang secara tiba-tiba saat melakukan
olahraga salah satu penyebabnya adalah faktor kelelahan akibat olahraga yang
terlalu diforsir dan terlalu bersemangat. Pada saat tubuh lelah akan memicu
serangan jantung tiba-tiba yang dapat menghilangkan nyawa seseorang. Walaupun
seseorang tersebut sebelumnya tidak memiliki riwayat penyakit jantung, namun
sebenarnya tanpa disadari penyakit jantung koroner tersebut secara tidak langsung
telah berada dalam tubuh seseorang.
Dari keseluruhan jenis olahraga yang baik untuk penderita asma, ada
baiknya bahwa sebelum melakuan olahraga penderita asma melakukan pemanasan
atau peregangan terlebih dahulu agar risiko cedera dapat dihindari. Sesuai
pernyataan Gordon(2002:28) peregangan akan melemaskan fisik dan mental
penderita asma serta membantu mencegah cedera dengan meningkatkan
fleksibilitas dan memperluas kebebasan penderita asma. Untuk memperoleh hasil
yang maksimal , penderita asma harus berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter
serta tetap mengonsumsi obat asma untuk mencapai tingkat kesehatan yang
diinginkan.
3.Penutup
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan kajian pustakan dan pembahasan yang telah disampaikan,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Perbedaan antara penderita asma dengan
orang normal adalah terletak pada saluran pernapasan mereka. Pada kondisi
penderita asma, saluran pernapasan akan mengalami penyempitan dan terdapat
lendir didalamnya. Lendir tersebut akan menyumbat saluran pernapasan penderita
asma.
Sehingga
dapat
menyebabka
kesulita
dalam
memasukkan
dan
mengeluarkan udara.
Olahraga memiliki manfaat dan risiko bagi penderita asma yang
melakukannya. Namun, bukan berarti penderita harus menghindari olahraga.
Dengan melakukan olahraga manfaat yang didapatkan penderita asma seperti
mengurangi sesak napas dan memperkuat otot-otot pernapasan. Tanpa olahraga
tubuh penderita asma akan mudah mengalami kelelahan dalam menjalankan
aktivitas sehari-hari. Dengan mengambil manfaat dan risiko yang sekecil
mungkin, olahraga dapat memberi pengaruh yang baik bagi tubuh.
Memilih bentuk olahraga harus sesuai dengan kondisi tubuh. Berbagai
bentuk olahraga memberi manfaat yang besar bagi kesehatan penderita asma.
Memilih bentuk olahraga yang sesuai harus berkonsultasi pada dokter terlebih
dahulu dan tetap mengonsumsi obat-obatan sesuai kebutuhan. Karena kondisi
asma setiap masing-masing orang berbeda.
3.2 Saran
Dari pembahasan makalah ini diharapakan kepada penderita asma agar
tidak ragu lagi melakukan olahraga. Dengan mengetahui manfaat serta risiko
olahraga, penderita asma dapat memilih dan mengonsultasikan serta selanjutnya
melakukan olahraga yang sesuai dengan kondisi mereka masing-masing. Karena
dengan melakukan olahraga, dapat meningkatkan kebugaran dan rasa percaya diri.
Selain itu, yang tidak kalah penting adalah asma dapat membantu mengatasi
gangguan pernapasan mereka. Hal ini dimaksudkan karena apabila penderita asma
memilih untuk melakukan sedikit aktivitas dan bermalas-malasan yang menurut
mereka agar tidak mengalami sesak napas, berbagai jenis penyakit lain dapat
menyerang mereka. selain itu tanpa melakukan olahraga, tubuh penderita asma
akan sering mengalami keletihan saat melakukan aktivitas sehari-hari.
DAFTAR RUJUKAN