Anda di halaman 1dari 14

MANFAAT DAN RISIKO OLAHRAGA BAGI PENDERITA ASMA

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Olahraga bagi penderita asma umumnya sangat dihindari. Bagi
kebanyakan penderita asma olahraga merupakan aktivitas yang akan membuat
mereka mengalami sesak napas yang sangat hebat. Hal ini disebabkan karena
tubuh membutuhkan udara yang lebih banyak dari kemampuan mereka pada
umumnya. Akibatnya, kebanyakan penderita asma lebih menghindari melakukan
olahraga karena dianggap akan membahayakan kesehatan mereka. Seharusnya
penderita asma tidak perlu menghindari olahraga. Meskipun olahraga memiliki
risiko, olahraga juga memiliki manfaat yang besar bagi penderita asma. Olahraga
yang tepat dan berkala dapat memperkuat jantung dan paru-paru penderita asma
serta

dapat

meningkatkan

kualitas

hidup

mereka

secara

keseluruhan.

Carson(2013) menyatakan bahwa tanpa olahraga, pasien asma seiring berjalannya


waktu akan mengalami kekurusan, kehilangan massa otot dan kehilangan
kebugaran kardiovaskular(menshealth.co.id). Hal tersebut akan menghambat
aktivitas mereka sehari-hari seperti akan cepat lelah kerena membutuhkan energi
yang lebih banyak dibandingkan dengan orang berkondisi paru-paru normal.
Nawawi(dalam The Cochrane Library, 2013) menyatakan dalam review
terbaru yang dipublikasikan The Cochrane Library, para peneliti menemukan
bahwa responden penderita asma merespon program olahraga dengan cara yang
sama seperti orang yang tak memiliki asma(okezone.com). Ini berarti tubuh
penderita asma dapat menerima dan beradaptasi dengan baik sehingga penderita
asma tidak perlu ragu lagi untuk mencoba dan melakukan olahraga secara berkala.
Tentu saja olahraga yang dijalani harus sesuai dengan kondisi tubuh penderita
asma.
Menemukan bentuk olahraga yang tepat tidak dilakukan sembarangan.
Pada umumnya tingkat penyakit asma seseorang berbeda-beda. Penderita dengan
tingkat asma yang parah harus melakukan latihan dasar sesuai dengan anjuran
dokter untuk meminimalisir efek atau cedera yang dapat membahayakan mereka.

Penderita dengan tingkat sedang dan ringan dapat memulai latihan dasar ringan
namun secara berkala dan tetap berkonsultasi dengan dokter. Karena dengan
latihan secara

berkala akan membuat paru-paru mereka menjadi beradaptasi

sehingga paru-paru tidak akan mengalami shock karena terbiasa bekerja ekstra.
Disamping menemukan bentuk olahraga yang sesuai, penderita asma
haruslah tahu dampak atau risiko setiap latihan yang mereka dijalani. Melakukan
olahraga haruslah sesuai dengan kondisi tubuh dan tidak bisa dipaksakan. Karena
olahraga yang berlebih dan tidak sesuai dengan porsi, akan mengakibatkan respon
tubuh yang negatif. Misalnya sesak napas yang hebat, kelelahan yang berlebih
bahkan masalah yang lebih serius. Namun, risiko tersebut bukan hanya terjadi
pada penderita asma melainkan setiap orang yang melakukan olahraga. Seperti
penyataan Gordon (2002:23) risiko kesehatan utama bagi semua yang berlatih
dengan penuh semangat, tanpa memperhitungkan mereka mempunyai masalah
pernapasan atau tidak, adalah komplikasi jantung dan cedera pada otot tulang. Hal
itu bararti, siapapun yang melakukan olahraga pasti memiliki risiko yang cukup
riskan. Hanya saja risiko tersebut didapatkan bukan karena bentuk latihan yang
dijalankan melainkan kondisi seseorang yang melakukan latihan tersebut. Apabila
melakukan olahraga sesuai dengan porsi maka risiko tersebut dapat dihindari.
Dengan mengetahui manfaat dan risiko melakukan olahraga, penderita asma tidak
perlu cemas dan khawatir untuk melakukan olahraga. Karena pada dasarnya
segala sesuatu pasti memiliki dampak positif dan negatif.
Dengan mengambil manfaat tanpa mengabaikan risiko, penderita asma
seharusnya lebih bijak untuk memilih dan menerapkan latihan yang sesuai dengan
kondisi kesehatan mereka. Walaupun dengan melakukan olahraga tidak menjamin
kesembuhan penderita asma. Olahraga tidak akan memperbaiki hasil tes fungsi
paru-paru (Gordon, 2002:18). Namun, dengan olahraga yang tepat dan berkala
akan membuat mereka tidak mudah lelah dalam melakukan aktivitas sehari-hari
yang membutuhkan banyak energi.Oleh karena itu, makalah ini berjudul manfaat
dan risiko olahraga bagi penderita asma. Dalam makalah ini akan dibahas
mengenai keadaan fisik penderita asma, manfaat dan risiko apabila penderita asma
melakukan olahraga dan pelatihan dasar yang tepat sehingga penderita asma dapat
melakukan olahraga secara berkala dengan risiko sekecil mungkin.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah kondisi fisik penderita asma pada umumnya?
2. Bagaimanakah manfaat dan risiko bagi kesehatan penderita asma setelah
melakukan olahraga?
3. Bagaimanakah bentuk olahraga yang sesuai bagi penderita asma ?

1.3 Tujuan
1. Mendiskripsikan kondisi fisik penderita asma
2. Mendiskripsikan manfaat dan risiko bagi kesehatan penderita asma setelah
melakukan olahraga
3. Mendiskripsikan bentuk olahraga yang sesuai bagi penderita asma

2. Pembahasan
2.1 Kondisi fisik penderita asma
Asma adalah kondisi jangka panjang yang mempengaruhi saluran napas
saluran kecil yang mengalirkan udara masuk ke dan keluar dari paru-paru (Bull,
2007:8). Asma dapat terjadi pada siapa saja tidak bergantung pada jenis kelamin
dan golongan usia. Pemicu datangnya asma bermacam-macam seperti asma yang
disebabkan oleh alergi misalkan alergi pada debu, udara dingin, bulu hewan,dll.
Penyebab asma juga bermacam-macam ada yang disebabkan oleh faktor genetik.
Seperti yang disampaikan MajalahKesehatan.com(2013) Jika salah satu orang tua
memiliki asma atau alergi rhinitis, ada 50% kemungkinan mendapatkan asma dan
jika kedua orang tua yang memilikinya, maka kemungkinannya meningkat
menjadi 75%. Jadi faktor keturunan sangat berpengaruh dalam timbulnya penyakit
asma pada tubuh seseorang. Selain itu faktor lingkungan juga merupakan salah
satu faktor penyebab asma. MajalahKesehatan.com(2013) menginformasikan
bahwa beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang tinggal didekat jalan
raya utama dan tempat tercemar lainnya lebih berisiko mendapatkan asma. Ini
menunjukkan bahwa asma dapat diperoleh bukan hanya karena faktor keturunan
saja. Bertempat tinggal dalam lingkungan yang tidak sehat juga merupakan salah
satu penyebab timbulnya asma. Bermukim di wilayah perkotaan memiliki dampak

yang tidak baik bagi kesehatan paru-paru seseorang. Karena pada umumnya di
wilayah perkotaan banyak terjadi polusi udara dan juga sedikitnya lahan hijau
atau taman-taman. Sehingga asap-asap kendaraan bermotor dapat langsung
terhirup oleh tubuh dan berdampak pada kesehatan paru-paru seseorang.
Perbedaan antara penderita asma dengan orang normal adalah terletak
pada saluran pernapasan mereka. Pada kondisi penderita asma, saluran pernapasan
akan mengalami penyempitan sehingga akan membuat penderita mengalami sesak
napas. Penyempitan saluran pernapasan merupakan respon terhadap rangsangan
paru-paru. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti asap
rokok, debu, bulu binatang dan udara dingin . Berikut merupakan perbedaan
antara saluran pernapasan orang normal dengan saluran pernapasan penderita
asma.

Gambar : Saluran pernapasan normal (kiri) dan saluran pernapasan asma(kanan)

Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan
jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya
peradangan (inflamasi) dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara hal ini akan
memperkecil diameter saluran udara (wikipedia.co.id). Seperti yang ditunjukkan
pada gambar (kanan), terdapat lendir dan saluran mengalami pembengkakan. Jadi,
dalam saluran pernapasan penderita asma terdapat lendir dan radang yang
mengakibatkan udara sulit masuk dan keluar dari paru-paru. Adanya peradangan
ini terkait dengan

benda asing yang masuk. Sesuai dengan pernyataan

Bull(2007:52) peradangan merupakan cara tubuh untuk merespons terhadap luka,


infeksi, atau serangan benda asing. Peradangan dapat disebabkan karena benda
asing seperti debu, asap rokok dan bulu binatang. Akibatnya saluran pernapasan
akan memerah dan menghasilkan lendir. Pada saluran napas penderita asma
menjadi sangat sensitif terhadap zat-zat yang masuk dan terjadi produksi lendir
yang banyak sehingga dapat menyumbat saluran pernapasan(Bull, 2007:53).
Jika seseorang telah memiliki asma dalam tubuhnya, asma tersebut akan
mempengaruhi kehidupan mereka. Apalagi penyakit asma tersebut telah diderita
selama bertahun-tahun. Pasti mereka telah terbiasa mengalami asma yang dapat
menghambat aktivitas mereka. Namun, bukan berarti mereka tidak bisa hidup
normal. Sesuai pernyataan Bull (2007:62) bahwa jutaan orang penyandang asma
dapat menjalani hidup yang normal. Jadi, bukan berarti penyakit asma akan
membuat mereka menjalani hidup yang tidak normal. Dengan mendapatkan
penanganan yang sesuai, penderita asma mampu menjalani hidup layaknya orang
dengan kondisi normal. Oleh karena itu, dengan melakukan kontrol terhadap asma
yang diderita maka penderita asma dapat beraktivitas seperti orang tanpa masalah
pernapasan.
Untuk mengatasi masalah pada saluran pernapasan mereka, penderita asma
menggunakan obat-obatan dan alat bantu pernapasan(inhaler). Ada dua jenis obat
asma yang mungkin diresepkan dokter. Obat yang digunakan teratur untuk
mencegah terjadinya serangan asma disebut preventer dan obat yang meredakan
gejala pada serangan asma disebut reliever (Bull, 2007:14). Obat preventer
digunakan untuk mengurangi peradangan yang mungkin disebabkan karena benda
asing yang masuk pada tubuh. Obat reliever akan membantu utuk memudahkan
pernapasan penderita asma.

2.2 Manfaat dan risiko bagi kesehatan penderita asma setelah melakukan
olahraga
Tidak dapat dipungkiri bahwa olahraga memiliki banyak manfaat bagi
siapa pun yang melakukannya, tidak terkecuali bagi orang yang memiliki
gangguan pernapasan. Namun, mereka yang memiliki masalah pada sistem

pernapasan umumnya ragu untuk melakukan aktivitas yang berat seperti


melakukan olahraga. Walaupun olahraga memiliki risiko. Sesuai pernyataan
Gordon(2002:23) terdapat beberapa risiko dalam latihan. Namun, penderita asma
tidak perlu takut melakukan olahraga. Berikut ini merupakan manfaat-manfaat
yang diperoleh bagi penderita asma setelah melakukan olahraga.
Manfaat pertama, olahraga menghasilkan tingkat kebugaran dan energi
yang lebih baik sehingga membuat tubuh sehat(Gordon, 2002:15). Setelah
melakukan olahraga tubuh akan menjadi lebih segar sehingga lebih bersemangat
dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Manfaat tersebut didapatkan oleh siapa
saja yang melakukan olahraga baik yang memiliki masalah pada sistem
pernapasan maupun orang dengan kondisi normal. Jadi, respon tubuh terhadap
olahraga antara orang yang memiliki gangguan pernapasan dengan orang normal
sama yakni tubuh menjadi bugar dan sehat. Oleh karena itu, olahraga sangat
dianjurkan bagi penderita asma .
Manfaat kedua, olahraga membantu penurunan risiko terkena penyakit
kronis seperti penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, osteoporosis,
beberapa jenis kanker dan stroke(Gordon, 2002:16). Dengan melakukan olahraga
secara berkala akan membantu penurunan risiko terserang berbagai penyakit
karena umumnya tubuh yang kurang bergerak akan mudah untuk terserang
penyakit seperti osteoporosis. Tubuh yang kurang bergerak juga dapat
mengakibatkan risiko terserang penyakit lain yakni diabetes karena dengan
melakukan olahraga akan mengontrol berat badan seseorang. Dengan melakukan
olahraga juga dapat memperlancar buang air besar sehingga zat-zat yang
berbahaya bagi tubuh akan cepat keluar dari dalam tubuh. Manfaat tersebut
merupakan manfaat jangka panjang apabila olahraga dilakukan secara rutin dan
ini berlaku bagi siapa saja yang melakukan olahraga.
Manfaat ketiga, olahraga membantu mengurangi sesak napas (Gordon,
2002:16). Oksigen merupakan kebutuhan utama dalam sistem pernapasan
manusia.

Dengan

melakukan

jenis

olahraga

tertentu

akan

membantu

memperlancar sirkulasi darah dalam tubuh. Sehingga aliran darah yang lancar
akan membawa oksigen keseluruh tubuh. Hal ini membuat kadar oksigen dalam
tubuh tercukupi sehingga dapat menurunkan risiko sesak napas. Melakukan

olahraga yang berkala juga dapat memperkuat otot-otot pernapasan penderita


asma. Sehingga akan memudahkan mereka dalam menjalani aktivitas sehari-hari
yang membutuhkan banyak tenaga. Selain itu, mereka tidak akan merasa mudah
lelah dan tidak akan mudah sesak napas.
Manfaat keempat, olahraga dapat mencegah kematian yang disebabkan
oleh penyakit jantung koroner pada seseorang yang sebelumnya merasa
sehat(Gordon,2002:20). Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyebab
utama kematian di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh pola hidup yang tidak
sehat seperti merokok, mengonsumsi makanan siap saji, dll. Bagi penderita asma
bermalas-malasan dan sedikit melakukan aktivitas mungkin akan menghindarkan
mereka dari serangan asma namun secara tidak langsung penyakit jantung koroner
siap menanti mereka. Karena dengan melakukan sedikit aktivitas akan membuat
penumpukan lemak dalam tubuh yang dapat memicu adanya penyakit jantung
koroner. Oleh karena itu, banyak melakukan aktivitas seperti olahraga dapat
menghindarkan tubuh dari penumpukan lemak sehingga dapat menghindarkan
risiko kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung koroner.
Manfaat kelima, olahraga dapat meningkatkan rasa percaya diri(Gordon,
2002:21). Dengan melakukan olahraga penderita asma akan memperoleh tingkat
kebugaran yang lebih baik. Hal ini akan berakibat pada rasa percaya diri yang
meningkat. Memiliki penyakit asma dalam tubuh bukanlah alasan seseorang untuk
tidak melakukan alahraga. Bahkan terdapat atlet yang memiliki gangguan
pernapsan dan tidak malu untuk melakukan olahraga bahkan dapat berprestasi.
Kerena dengan melakukan olahraga salah satu manfaat yang diperoleh adalah
mengurangi sesak napas yang diderita sehingga rasa tidak percaya diri karena
asma dapat teratasi. Selain itu dengan melakukan olahraga akan membuat mereka
lebih bersemangat dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Manfaat keenam, olahraga dapat menghemat pengeluaran biaya perawatan
(Gordon,2002:22). Dengan melakukan olahraga penderita asma akan memperoleh
energi dan tingkat kebugaran yang lebih baik sehingga mereka dapat melakukan
aktivitas sehari-hari dengan lancar. Hal ini membuat mereka hemat dalam
pengeluaran biaya rumah sakit. Karena semakin semakin sering pasien asma
bermalasan maka akan semakin sering mereka keluar masuk rumah sakit untuk

mendapat perawatan karena tubuh yang kurang gerak akan membuat penderita
asma mudah kelelahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Selain itu olahraga
juga dapat menghemat pengeluaran uang obat-obat untuk pereda asma. Karena
dengan melakukan olahraga dapat mengurangi sesak napas sehingga penderita
asma tidak akan terlalu sering mengonsumsi obat untuk meredakan sesak napas.
Barbagai manfaat yang telah diuraikan diatas, bukan semata-mata datang
begitu saja. Olahraga yang dilakukan harus secara berkala atau dilakukan secara
terus menerus dan sesuai dengan anjuran dokter. Karena kondisi setiap penderita
asma berbeda-beda. Oleh karena itu sebelum melakukan jenis olahraga tertentu
ada baiknya untuk melakukan konsultasi kepada dokter dan tetap mengonsumsi
obat sesuai kebutuhan.
Dari keseluruhan manfaat yang dapat diperoleh setelah melakukan
olahraga, terdapat pula risiko atau bahaya yang ditimbulkan saat penderita asma
melakukan olahraga. Setiap aktivitas olahraga, baik olahraga sebagai rekreasi dan
prestasi tentunya memiliki risiko yang mungkin akan terjadi. Risiko tersebut
tergantung dari tingkat kesulitan atau intensitas olahraga. Berikut merupakan
risiko yang ditimbulkan setelah melakukan olahraga.
Risiko pertama, komplikasi jantung(Gordon, 2002:23). Tentu sudah tidak
asing lagi bila mendengar seseorang yang meninggal setelah melakukan olahraga.
Hal tersebut bukan disebabkan karena olahraga yang dilakukan melainkan
kombinasi penyakit jantung koroner yang tanpa disadari terdapat dalam tubuh
seseorang. Seseorang yang mengalami serangan jantung hanya bisa merasakan
keluhannya saat serangan itu tiba-tiba muncul. Tanda-tanda yang dirasakan
biasanya sesak dan sakit di dada. Sakit yang dirasakan itu merupakan puncak dari
penyakit jantung koroner. Serangan jantung yang secara tiba-tiba saat melakukan
olahraga salah satu penyebabnya adalah faktor kelelahan akibat olahraga yang
terlalu diforsir dan terlalu bersemangat. Pada saat tubuh lelah akan memicu
serangan jantung tiba-tiba yang dapat menghilangkan nyawa seseorang. Walaupun
seseorang tersebut sebelumnya tidak memiliki riwayat penyakit jantung, namun
sebenarnya tanpa disadari penyakit jantung koroner tersebut secara tidak langsung
telah berada dalam tubuh seseorang.

Risiko kedua, hypoxemia dan serangan asma(Gordon, 2002:23). Setelah


mengetahui salah satu manfaat olahraga bagi penderita asma yakni mengurangi
sesak napas, risiko olahraga yang ditimbulkan sangat kontras yakni olahraga dapat
mengakibatkan serangan asma. Selain mengurangi sesak napas olahraga juga
dapat mengakibatkan serangan asma. Hal tersebut terjadi karena tingkat atau
intensitas olahraga yang dilakukan terlalu tinggi. Bagi beberapa orang, jenis
olahraga tertentu dapat menyebabkan udara terperangkap di dalam saluran napas
dan membuat sulit bernapas .Olahraga yang mengabaikan kondisi tubuh dapat
mengakibatkan hal buruk yang akan diperoleh tubuh bukan manfaat. Setelah
melakukan olahraga yang terlalu bersemangat penderita asma akan mengalami
keletihan hal ini akan memicu serangan asma yang ditandai dengan batuk-batuk,
dada terasa sakit hingga sesak napas yang hebat.
Risiko ketiga, cedera otot dan tulang(Gordon, 2002:24). Ada beberapa
faktor yang menyebabkan cedera otot dan tulang, antara lain kesalahan metode
latihan dan intensitas latihan. Faktor lain yang menyebabkan yaitu olahraga yang
dilakukan terlalu bersemangat dengan intensitas yang tinggi. Terkadang saat
melakukan olahraga sering seseorang justru mengalami nyeri pada sendi-sendi
otot, kejang otot atau kram bahkan hingga mengalami keseleo pada kaki.
Sebenarnya risiko ini tergantung pada jenis olahraga yang dilakukan. Jika
melakukan aktivitas olahraga yang ringan atau tidak dilakukan dengan kecepatan
tinggi, risiko terjadi cedera mungkin ada tetapi sangat kecil dan ringan, begitu
pula sebaliknya. Jadi, risiko yang akan didapatkan tergantung pada keadaan diri
sendiri saat melakukan aktivitas olahraga.
Dari berbagai risiko yang ditimbulkan akibat aktivitas olahraga, bukan
berarti penderita asma harus menghindari melakukan olahraga. Risiko yang
datang itu tergantung pada jenis olahraga yang dilakukan dan intensitas olahraga
itu sendiri selain itu juga karena faktor terlalu bersemangat saat melakukan
olahraga. Apabila melakukan olahraga sesuai dengan kebutuhan dan dengan
anjuran dokter, risiko yang didapatkan dapat diminimalisir.

2.3 Bentuk olahraga yang sesuai bagi penderita asma

Olahraga memang memiliki risiko tersendiri apabila penderita asma


melakukannya. Namun, bukan berarti penderita asma harus menghindari olahraga
dan bermalas-malasan. Carson(2013) menyatakan bahwa tanpa olahraga, pasien
asma seiring berjalannya waktu akan mengalami kekurusan, kehilangan massa
otot dan kehilangan kebugaran kardiovaskular(menshealth.co.id). Kebugaran
kardiovaskular merupakan tingkat kemampuan jantung untuk memompa oksigen
keseluruh tubuh. Jadi dapat dikatakan bahwa dengan melakukan olahraga akan
membuat jantung semakin sehat sehingga aliran oksigen keseluruh tubuh akan
tercukupi. Dengan menemukan bentuk olahraga yang sesuai, tentunya dengan
risiko yang sekecil mungkin penderita asma dapat melakukan olahraga atau
latihan ringan untuk menguatkan otot-otot pernapasan sehingga dapat mengurangi
sesak napas atau serangan asma. Kuncinya adalah memastikan bahwa asm a bisa
dikendalikan dengan obat yang tepat dan juga memilih aktivitas atau olahraga
yang sesuai dengan kondisi masing-masing penderita asma. Berikut merupakan
bentuk olahraga yang aman dan sesuai bagi penderita asma.
1. Berjalan (cepat)
Dengan melakukan olahraga jalan cepat penderita asma akan
mendapat manfaat salah satunya adalah menguatkan otot-otot pernapasan
mereka. Satu studi terbaru menemukan bahwa orang dewasa yang berjalan
tiga kali seminggu selama 12 minggu dapat meningkatkan kontrol tubuh
dan kebugaran tanpa serangan asma(carapedia.com). Ini berarti selain
menguatkan otot pernapasan, melakukan jalan cepat akan meningkatkan
kebugaran tubuh. Dengan tubuh yang bugar akan membuat penderita asma
semakin bersemangat dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
1. Yoga
Yoga merupakan latihan pernapasan dan dapat mengaktifkan
bagian paru-paru. Satu studi menemukan bahwa orang yang berlatih Hatha
yoga 2,5 jam seminggu selama 10 minggu mampu mengurangi
ketergantungan mereka terhadap obat asma(carapedia.com). Jadi, dengan
melakukan olahraga akan melatih pernapasan penderita asma sehingga
dapat mengurangi ketergantungan mereka terhadap obat asma.
2. Renang
Olahraga renang adalah salah satu jenis terapi yang sangat
dianjurkan bagi penderita asma. Karena dengan berenang tubuh akan

menghirup udara yang dilembab. Udara yang lembab memiliki manfaat


pada saluran pernapasan. Sesuai dengan pernyataan dr. Indrajana (dalam
waroengsehat.co.id) kelembaban udara di atas permukaan air dapat
mencegah penguapan dari paru-paru. Ada berbagai manfaat yang
didapatkan dari setiap gerakan renang. Contohnya adalah saat posisi tubuh
horizontal, dapat melonggarkan lendir yang terkumpul di saluran
pernapasan. Selain itu berenang adalah salah satu aktivitas yang
menggerakkan seluruh tubuh mulai dari kepala, punggung, dada, kaki dan
tangan. Hal ini bermanfaat untuk menguatkan otot tubuh. Terdapat pula
manfaat dari gerakan menendang dan mendorong air. Gerakan mendorong
dan menendang air dengan tangan dan kaki, dapat memacu aliran darah
ke jantung, pembuluh darah, dan paru-paru (wibidhani.wordpress.com).
Jadi melakukan olahraga renang dapat meningkatkan kemampuan paruparu penderita asma. Satu hal yang tidak kalah penting adalah renang
dapat menghilangkan stres dan membuat bahagia siapapun yang
melakukan.
3. Lari
Menurut laman health.com, berlari tergolong olahraga yang baik
sekaligus buruk bagi penderita asma. Berlari dengan kecepatan sedang dan
dengan jarak yang pendek adalah yang dianjurkan bagi penderita asma.
Karena lari dengan kecepatan tinggi dan dengan jarak yang panjang justru
akan memperburuk keadaan penderita asma. Penderita asma akan
mengalami sesak napas dan iritasi pada saluran pernapasan. Karena saat
lari tubuh akan mengambil dan menghembuskan udara dengan cepat hal
ini akan memicu serangan asma.
4. Sepeda santai
Menurut livestrong.com bersepeda adalah salah satu olahraga
aerobik yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan menambah
kekuatan otot jantung. Jadi bersepeda santai sangat bermanfaat bagi
penderita asma karena dengan bersepeda akan membuat jantung sehat.
Dengan jantung yang sehat maka dapat memompa darah keseluruh tubuh
sehingga oksigen yang terbawa dalam aliran darah akan mencukupi
kebutuhan tubuh.

Dari keseluruhan jenis olahraga yang baik untuk penderita asma, ada
baiknya bahwa sebelum melakuan olahraga penderita asma melakukan pemanasan
atau peregangan terlebih dahulu agar risiko cedera dapat dihindari. Sesuai
pernyataan Gordon(2002:28) peregangan akan melemaskan fisik dan mental
penderita asma serta membantu mencegah cedera dengan meningkatkan
fleksibilitas dan memperluas kebebasan penderita asma. Untuk memperoleh hasil
yang maksimal , penderita asma harus berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter
serta tetap mengonsumsi obat asma untuk mencapai tingkat kesehatan yang
diinginkan.

3.Penutup
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan kajian pustakan dan pembahasan yang telah disampaikan,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Perbedaan antara penderita asma dengan
orang normal adalah terletak pada saluran pernapasan mereka. Pada kondisi
penderita asma, saluran pernapasan akan mengalami penyempitan dan terdapat
lendir didalamnya. Lendir tersebut akan menyumbat saluran pernapasan penderita
asma.

Sehingga

dapat

menyebabka

kesulita

dalam

memasukkan

dan

mengeluarkan udara.
Olahraga memiliki manfaat dan risiko bagi penderita asma yang
melakukannya. Namun, bukan berarti penderita harus menghindari olahraga.
Dengan melakukan olahraga manfaat yang didapatkan penderita asma seperti
mengurangi sesak napas dan memperkuat otot-otot pernapasan. Tanpa olahraga
tubuh penderita asma akan mudah mengalami kelelahan dalam menjalankan
aktivitas sehari-hari. Dengan mengambil manfaat dan risiko yang sekecil
mungkin, olahraga dapat memberi pengaruh yang baik bagi tubuh.
Memilih bentuk olahraga harus sesuai dengan kondisi tubuh. Berbagai
bentuk olahraga memberi manfaat yang besar bagi kesehatan penderita asma.
Memilih bentuk olahraga yang sesuai harus berkonsultasi pada dokter terlebih
dahulu dan tetap mengonsumsi obat-obatan sesuai kebutuhan. Karena kondisi
asma setiap masing-masing orang berbeda.

3.2 Saran
Dari pembahasan makalah ini diharapakan kepada penderita asma agar
tidak ragu lagi melakukan olahraga. Dengan mengetahui manfaat serta risiko
olahraga, penderita asma dapat memilih dan mengonsultasikan serta selanjutnya
melakukan olahraga yang sesuai dengan kondisi mereka masing-masing. Karena
dengan melakukan olahraga, dapat meningkatkan kebugaran dan rasa percaya diri.
Selain itu, yang tidak kalah penting adalah asma dapat membantu mengatasi
gangguan pernapasan mereka. Hal ini dimaksudkan karena apabila penderita asma
memilih untuk melakukan sedikit aktivitas dan bermalas-malasan yang menurut
mereka agar tidak mengalami sesak napas, berbagai jenis penyakit lain dapat
menyerang mereka. selain itu tanpa melakukan olahraga, tubuh penderita asma
akan sering mengalami keletihan saat melakukan aktivitas sehari-hari.

DAFTAR RUJUKAN

Bull, E., Price, D. 2007. Simple Guides Asma.Jakarta : Erlangga.


Carapedia.com. 2013. Olahraga Baik bagi Penderita Asma,(online),
(http://carapedia.com/olahraga_baik_bagi_penderita_asma_info4133.html)
,diakses 16 Desember 2013).
Gordon, N.F. 2002. Gangguan pernafasan. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Hermawan.2013. Obat Asma yang Mujarab dari Kulit Manggi, (online),


(http://ahermawan.com/obat-asma-yang-mujarab-dari-kulitmanggis/),diakses 18 Desember 2013).
MajalahKesehatan.com.2011.Sekilas Tentang Penyakit Asma,(online),
(http://majalahkesehatan.com/sekilas-tentang-penyakit-asma/) ,diakses 18
Desember 2013
Menshealth.co.id.2013. Redakan Asma dengan Olahraga,
(online),
(http://www.menshealth.co.id/kesehatan/klinik/redakan.asma.dengan.olahr
aga/004/002/2), diakses 2 Desember 2013.
Okezone.com. 2013. Pentingnya Olahraga Bagi Penderita Asma, (online),
(http://health.okezone.com/read/2013/10/01/486/874823/pentingnyaolahraga-bagi-penderita-asma), diakses 2 Desember 2013.
Waroeng-sehat.com.2012. Manfaat berenang sebagai Terapi Penyakit Asma,
(online), (http://waroeng-sehat.com/info-sehat/manfaat-berenang-sebagaiterapi-penyakit-asma/), diakses pada 16 Desember 2013.
Wibidhani. 2013. Manfaat Renang untuk Penderita Asma, (online),
(http://wibidhani.wordpress.com/tag/manfaat-renang-untuk-penderitaasma/), diakses pada 15 Desember 2013).
Wikipedia.co.id.2013. Asma-Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas,
(online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Asma), diakses pada 16 Desember
2013.

Anda mungkin juga menyukai