BENCANA
Geografi
Kelas XI
SMAN1 LUBUK ALUNG
2019-2020
a. Mitigasi merupakan suatu kegiatan mengurangi risiko bencana agar tidak muncul
kepanikan ataupun korban. Setiap upaya mitigasi memerlukan persepsi yang sama dari
semua pihak, baik jajaran pemerintah maupun unsur masyarakat. Oleh karena itu perlu
adanya pedoman dalam penyelenggaraan mitigasi bencana yang dapat dituangkan dalam
bentuk standar pelaksanaan atau kebijakan.
Mitigasi Menurut Pasal 1 ayat 6 PP No. 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana, mitigasi bencana merupakan sebuah rangkaian upaya guna
mengurangi risiko bencana, baik lewat pembangunan fisik atau penyadaran dan
peningkatan kemampuan dalam menghadapi ancaman bencana.
Jadi, secara simple-nya, mitigasi ialah upaya untuk mengurangi risiko bencana (baik
bencana alam alias natural disaster maupun bencana ulah manusia alias man-made
disaster), sehingga jumlah korban dan kerugian bisa diperkecil. Caranya yakni dengan
membuat persiapan sebelum bencana terjadi
b. Adaptasi Bencana Alam
Adaptasi bencana alam ialah penyesuaian sistem alam dan manusia terhadap bencana
alam yang terjadi, guna mengurangi dampak negatifnya.
c. Penanggulangan Bencana
Penanggulangan bencana (tanggap darurat bencana) merupakan rangkaian kegiatan
yang dilakukan sesegera mungkin setelah kejadian bencana untuk menangani dampak
buruk yang ditimbulkan. Rangkaian kegiatan itu meliputi penyelamatan dan evakuasi
korban, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, dan
pemulihan sarana dan prasarana.
d. Jenis-jenis Mitigasi
Nah, mitigasi ini dibagi menjadi 2 jenis, yakni mitigasi struktural dan mitigasi non
struktural. Apa bedanya?
Mitigasi struktural
Mitigasi ini adalah upaya untuk meminimalkan bencana yang dilakukan dengan cara
membangun berbagai prasarana fisik dan menggunakan teknologi. Misalnya dengan
membuat waduk untuk mencegah banjir, membuat alat pendeteksi aktivitas gunung
berapi, membuat bangunan yang tahan gempa, atau menciptakan early warning system
untuk memprediksi gelombang tsunami.
Mitigasi non struktural
Mitigasi ini adalah upaya untuk mengurangi dampak bencana selain dari cara-cara di
atas, seperti membuat kebijakan dan peraturan. Contohnya, UU PB atau Undang-
Undang Penanggulangan Bencana sebagai upaya non struktural dalam bidang kebijakan,
pembuatan tata ruang kota, atau aktivitas lain yang berguna bagi penguatan kapasitas
konsep bencana alam .Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, dan tanah longsor
bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
diakibatkan oleh manusia, yang meliputi konflik sesuai antar kelompok atau antar komunitas
masyarakat, dan teror
1. Membuat fungsi sungai dan selokan dapat bekerja dengan baik. Sungai dan selokan adalah
tempat aliran air sehingga jangan sampai tercemari dengan sampah atau menjadi tempat
pembuangan sampah yang akhirnya menyebabkan sungai dan selokan menjadi tersumbat.
2. Melakukan reboisasi tanaman khususnya jenis tanaman dan pepohonan yang dapat menyerap
air dengan cepat.
3. Memperbanyak dan menyediakan lahan terbuka untuk membuar lahan hijau untuk penyerapan
air.
4. Berhenti membangun perumahan di tepi sungai, karena akan mempersempit sungai dan
sampah rumah juga akan masuk sungai.
5. Berhenti membangun gedung-gedung tinggi dan besar, karena akan menyebabkan bumi ini
akan semakin sulit menahan bebanya dan membuat permukaan tanah turun.
6. Hindari penebangan pohon-pohon di hutan secara liar dan juga di bantaran sungai, karena
pohon berperan penting untuk pencegahan banjir. Sebenarnya menebang pohon tidak dilarang
bila kita akan menanam kembali pohon tersebut dan tidak membiarkan hutan menjadi gundul.
Gempa bumi
1. Bangun rumah tahan gempa atau RTG. Tidak harus mahal, namun rumah dengan konstruksi
bagus dan kuat dapat terhindar dari roboh saat gempa terjadi.
2. Pastikan perabotan Anda disimpan dalam kondisi aman. Paku lemari Anda dan alat-alat lain
yang dapat terjatuh saat terjadi gempa.
3. Siapkan kotak P3K dan senter dilengkapi baterai di rumah Anda. Itu sangat berfungsi ketika
terluka saat gempa atau jika membutuhkan penerangan saat gempa di malam hari
4. Pelajari jalur evakuasi pada tempat tinggal Anda. Terutama yang berada di pesisir pantai
5. Jangan panik dan selalu optimis bahwa Anda dan keluarga dapat selamat. Tidak lupa berdoa
6. Saat gempa terjadi dan posisi Anda di dalam ruangan, berlindung pada tempat yang kuat. Di
bawah meja atau tempat yang aman untuk berlindung, atau segera keluar ruangan jika memungkinkan
7. Jangan gunakan lift jika gempa terjadi 4. Jika di luar ruangan, hindari tiang listrik, pohon
atau bangunan yang mudah roboh. Selalu perhatikan kondisi 5. Pastikan tanah yang anda pijak tidak
mengalami erosi. Hindari jika tanah melunak saat gempa
Gunung meletus
A. Pra bencana
1. Perhatikan arahan dari PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi)
dan perkemangan aktivtas gunung api. Hal yang perlu diperhatikan yaitu waspada terhadap
berita hoax yang bisa saja menyebar. Selalu utamakan cek kembali kebenaran berita dan
mengambil informasi dari sumber resmi.
2. Siapkan masker dan kacamata pelindung
3. Pahami jalur evakuasi dan shelter yang sudah dirancang oleh pihak berwenang.
4. Siapkan penunjang logistik, seperti makanan siap saji, senter, uang tunai, dan obat
secukupnya.
B. Saat bencana
C. Pasca bencana
1. Kurang terpapar dari abu vulkanik. Hal ini dikarenakan abu vulkanik tidak baik
untuk tubuh dan dapat menyebabkan penyakit.
2. Hindari mengendarai mobil yang terkena hujan abu vukanik. Hal ini disebabkan
dapat merusak mesin kendaraan
3. Bersihkan atap dari timbunan abu vulkanik. Volume abu vulkanik yang besar dapat
membahayakan, karena dapat menyebabkan atap runtuh dan membahayakan jiwa.
4. Waspadai daerah aliran sungai yang berpotensi terkena lahar, terutama ketika
musim hujan.
Kebakaran hutan:
Memperhatikan wilayah hutan dengan titik api yang cukup tinggi yang dapat
memicu terjadinya kebakaran hutan. Wilayah titik api ini harus diperhatikan ketika
kemarau panjang terjadi.
Tidak membuka lahan atau perkebunan dengan cara membakar hutan.
Tidak membuang puntung rokok secara sembarangan di hutan.
Tidak meninggalkan api unggun dalam hutan. Api unggun harus dipadamkan
terlebih dahulu jika ingin meninggalkan hutan.
Melakukan patroli hutan secara berkala untuk mengecek kondisi hutan.
Melakukan pemotretan citra secara berkala terutama di wilayah dengan titik api
yang tinggi.
Menyediakan mobil pemadam kebakaran yang siap untuk digunakan.
Apabila terjadi kebakaran hutan berskala kecil, maka lakukan penyemprotan secara
langsung ke daerah yang terbakar.
Jika kebakaran terjadi dalam skala besar, maka lakukan penyemprotan air dari
udara menggunakan helikopter juga membuat hujan buatan
6. Lengkapilah tabel tentang jenis dan karakteristik bencana di bawah ini dengan
benar!
No Jenis Bencana Karakteristik Bencana
1
-Munculnya retakan-
retakan di lereng yang
sejajar dengan arah
tebing. Biasanya terjadi
setelah hujan.
-Munculnya mata air baru secara
tiba-tiba.
Tebing rapuh dan kerikil mulai
berjatuhan.
-Jika musim hujan
biasanya air tergenang,
menjelang bencana itu,
airnya langsung hilang.
-Pintu dan jendela yang sulit
dibuka.
-Runtuhnya bagian tanah dalam
jumlah besar.
-Pohon/tiang listrik banyak yang
miring.
-Halaman/dalam rumah tiba-tiba
ambles.
2 1) Berlangsung
dalam waktu yang
sangat singkat
2) Lokasi kejadian
tertentu
3) Akibatnya dapat
menimbulkan
bencana
4) Berpotensi
terulang kembali
5) Belum dapat di
prediksi
3 1) Biasanya ada
tanda peringatan
dan dapat
diprediksi
2) Dapat merusak
struktur bangunan
3) Aliran lava dapat
mengakibatkan
kebakaran
4) Sebaran debu
vulkanik dapat
menjangkau areal
yang luas
Indikator:
3.7.5Menganalisis persebaran wilayah bencana di Indonesia
Menggambarkan persebaran wilayah bencana di Indonesia
Menentukan daerah-daerah rawan bencana di Sumatera Barat
Karena di di Indonesia terutama di Pulau jawa dan sumatera terletak dibagian ''ring of
fire'' atau cincin api sehingga terdapat banyak gunung api yang masih aktif misalnya
gunung krakatau,gunung merapi,gunung kelud,gunung merbabu.
selain sering terjadi bencana gunung meletus dipulau jawa dan sumatera juga sering
terjadi gempa bumi karena Indonesia terletak diantara pertemuan 3 lempengan
tektonik yaitu lempeng Indo-Australia, Pasifik dan Eurasia. Sehingga apabila terjadi
pergeseran diantara lempeng2 tersebut akan berakibat adanya gempa tektonik yang
berpotensi Tsunami juga.
Hujan lebat menyusul banjir melanda Sumatera Barat 21-22 Maret 2016,
menyebabkan kerusakan parah. Ribuan rumah terendam, puluhan hektar sawah
rusak, saluran irigasi dan Intake PDAM jebol dan empat orang dilaporkan
meninggal terbawa arus maupun tertimbun longsor. Ia terjadi di ketujuh
kabupaten/kota, yakni Padang, Bukittinggi, Pariaman, Padang Pariaman, Agam,
Pesisir Selatan dan Pasaman Barat.
BPBD menaksir kerugian bencana mencapai ratusan miliar rupiah, antara lain
Padang sekitar Rp45,8 miliar, Padang Pariaman (Rp25-Rp30 miliar), Pariaman
(Rp10 miliar), Pesisir Selatan (Rp5 miliar) dan Agam kerugian Rp638 juta.
“Dua daerah lain, Bukittinggi dan Pasaman Barat, masih penilaian,” kata Kepala
Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar, Pagar Negara.
Data BPBD Sumbar, banjir terparah lima kecamatan di Padang, yakni, Kecamatan
Koto Tangah, Kuranji, Nanggalo, Padang Barat dan Padang Utara.
Penyebab banjir
Prof Isril Berd, Ketua Forum DAS Padang, mengatakan, topografi Padang terdiri
atas lereng bagian Bukit Barisan dengan luas 1.414,96 kilometer persegi. Dari
luas ini, hanya 30% layak huni, atau area pemukiman, selebihnya 70% perbukitan.
Kondisi topografi ini, menjadi salah satu faktor penyebab banjir. “Bentangan alam
Padang banyak landai, tempat air berkumpul atau cekungan kerendahan. Ini
tumpuan air mengalir dan sasaran banjir seperti Kuranji dan Koto Tengah,”
katanya. Total sekitar 3.600-4.000 hektar luasan rawan banjir.
Merujuk data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), intensitas
hujan 21-22 Maret lalu 370 milimeter, tergolong ekstrem, normal 1.100-1.800
meter kubik air. Kondisi itu, katanya, memaksa per satu hektar tanah menahan
3.700 meter kubik air. Bisa dikatakan melebihi daya tampung hutan. “Seluas
lapangan bola harus menampung 3.700 meter kubik air, ketika intensitas hujan
tinggi tak tertampung drainase hingga limpahan menjadi banjir. Ini diperparah
pasang laut saat itu, pasang naik, air mengalir bertemu menjadi sasaran aliran air,”
katanya.
Selain itu, enam DAS terletak di Padang, menjadi salah satu pemicu. Enam DAS,
masing-masing Timbalun, Bungus, Arau, Kuranji, Air Dingin dan Kandis. DAS
ini berhulu dan bermuara di Padang, tak melintasi daerah lain.
Dengan kondisi ini, banyak hal mungkin terjadi di Padang, terkait hujan dan
banjir. Kalau hujan hulu perbukitan, air cepat mengalir ke Padang.
“Jika curah hujan tinggi di lereng, banjir dan longsor sulit dielakkan, contoh
longsor di Airdingin.”
Faktor penyebab lain, hutan di perbukitan tak lagi berkualitas. Dia mengatakan,
banyak hutan gundul karena penebangan, alihfungsi menjadi pertanian atau bekas
longsor perbukitan menjadi pemicu banjir dan longsor.
“Hutan makin berkurang karena penebangan tak terkontrol. Apalagi penebangan
di lereng, sangat berbahaya,” katanya.
Sumber: http://www.mongabay.co.id/2016/04/04/menilik-banjir-longsor-sumbar-
dari-masalah-drainase-sampai-kerusakan-hutan/
a. Mengapa Sumatera Barat rawan mengalami bencanan banjir dan longsor?
b. Apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah bencana alam,
baik yang bersifat klimatologis, geologis, maupun biologis yang terjadi di
Sumatera Barat?
c. Menurutmu, sudah efektifkah langkah pencegahan dan penanggulangan
bencana yang dilakukan selama ini? Mengapa demikian?
d. Sebagai pelajar dan generasi muda Indonesia, apa yang dapat kamu lakukan
untuk mencegah bencana alam terjadi di lingkunganmu?
JAWAB:
A. Karena di Sumatera Barat banyak terdapat daerah perbukitan barisan atau daerah
berbukit dengan kemiringan lereng yang terjal dan umum terjadi pada daerah yang secara
geologi tersusun oleh batuan-batuan vulkanik yang bersifat lepas atau yang telah
mengalami pelapukan dengan adanya retakan- retakan, yang mengakibatkan Sebagian
besar daerah Sumatera Barat rawan terjadinya tanah longsor pada saat musim penghujan.
Daerah rawan banjir umumnya berada pada dataran banjir atau daerah
limpasan di sekitar sungai, semakin luas daerah tangkapan air semakin besar potensi
banjirnya. Peristiwa banjir dapat terjadi ketika curah hujan tinggi dan penampang sungai
tidak sanggup lagi menampung air hujan, artinya daerah aliran sungai (DAS) tidak dapat
menampung volume air, dan air akan meluap ke dataran di daerah limpasannya. Tidak
hanya di saat hujan, di suatu daerah, banjir dapat saja terjadi jika DAS di bagian hulu atau
pada catchmentarea-nya terjadi curah hujan yang tinggi, dan DAS tidak mampu menahan
aliran permukaan ( surfacerunoff) karena berkurangnya vegetasi. Di Sumatera Barat sendiri
banyak daerah yang memiliki DAS yang luas
B. Hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah bencana alam, baik yang
bersifat klimatologis, geologis maupun biologis yang terjadi di Sumatera Barat antara lain
adalah : dengan melakukan tindakan mitigasi dan adaptasi terhadap bencana alam.
Mitigasi bencana adalah suatu upaya yang dilakukan utntuk mengurangi resiko bencana.
Mitigasi dapat dilakukan melalui pembangunan secara fisik maupun dengan cara
meningkatkan kesadaran dan kemampuan dalam menghadapi suatu ancaman bencana.
Adaptasi adalah suatu upaya manusia untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi
lingkungan.
Penjelasan:
Wilayah Sumatera Barat memiliki potensi bencana alam yang cukup besar. Oleh karena
nya pemerintah daerah Sumatera Barat diharapkan untuk dapat melakukan beberapa upaya
yang dapat menanggulangi bencana. Contohnya adalah :
C. kurang efektif, karena bencana alam sampai saat ini masih terjadi dan pemerintah
kurang cepat dalam pemberiaan penanganan
D. sebagai pelajar hal yang dapat kita akukan untuk menceah bencana alam adalah:
Indikator:
Menjelaskan lembaga-lembaga yang berperan dalam penanggulangan bencana alam
Menjelaskan partisipasi masyarakat dalam mitigasi bencana alam di Indonesia
1. Lengkapilah tabel lembaga dan tugasnya terkait dengan kebencanaan berikut ini!
No Logo Nama Lembaga Tugas
1. BNPB -Memberi pedoman dan pengarahan
terhadap usaha penanggulangan bencan
- menetapkan stradandisasi
pengangulangan bencana berdasarkan
UU
- menyampaikan informasi kegiatan
penganggulngan bencana kepada
masyarakat
2 BASARNAS -melaksanakan pembinaan dan
pengendalian potensi search and resque
- menghadapi bahaya dalam pelayaran
dan penerbangan
- memberi bantuan dalam
penaanggulanganc bencana
3 BMKG -penyedia data statistic tentang bencana
alam
- berpartisipasi dalam kegiatan
internasional
- memfasilitasi setiap kegiatabn bencan
alam
-memahami fenomena dengan
pengamatan
4 TAGANA -peningkatan kapasitas masyarakat
dalam mengurangi resiko bencana
- pengurangan resiko dilokasi rawan
bencana
-peningkatan kesiapsiagaan masyarakat