Anda di halaman 1dari 6

Nama : MUSTADY

NIM : 22.11.34.0110.0049

Jurusan : Tarbiyah

Parodi : Tadris Bahasa Inggris

Pelajaran : Fiqih Ibadah

Dosen : M. Safrawi Rizal, M.PD.I

Tanda tangan :

1. ★. Niat puasa tidak bersamaan dengan bersamaan dengan waktu memulai ibadah memiliki
alasan, berbedaya dengan niat-niat pada ibadah yang lain karena ada hadist Nabi muhammad
SAW yang menjelaskan bahwa niat puasa fardlu seperti puasa Ramadhan harus dilakukan di
malam hari.

★. Kemudian alasan kedua yaitu, karena sangat sulitan untuk mengantisipasi terbitya fajar
dengan tepat. Sehingga para ulama sepakat tidak mewajibkan untuk niat ibadah puasa
bersamaan dengan pekerjaan.

★. Kemudian alasan ketiga niat puasa karena untuk menghindari dari kelalaian manusia
seperti ketiduran. Karena salah satu sarat puasa adalah dari terbitnya fajar sampai terbenamya
matahari.

2. ★. Mengeraskan suara dalam berdzikir secara berjamaah setelah shalat secara khusus, di
antaranya hadits Ibnu Abbas berkata:

"Aku mengetahui selesainya shalat Rasulullah dengan takbir (yang dibaca dengan suara
keras)”. (HR Bukhari Muslim)

"Mengeraskan suara dalam berdzikir ketika jamaah selesai shalat fardlu terjadi pada zaman
Rasulullah,". (HR Bukhari-Muslim).

Dalam sebuah riwayat al-Bukhari dan Muslim juga, Ibnu Abbas mengatakan:
"Aku mengetahui bahwa mereka telah selesai shalat dengan mendengar suara berdikir yang
keras itu," (HR Bukhari Muslim).

Hadits-hadits ini adalah dalil diperbolehkannya berdzikir dengan suara yang keras, tetapi
tentunya tanpa berlebih-lebihan dalam mengeraskannya.

Kemudian ada pun dalil tentang berzikir berjamaah setelah sholat secara pelan, seperti pada
QS. al-A’raf : 205 berikut:

“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan
dengan tidak mengeraskan suara di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang lalai.” (QS. Al-A`râf [7]: 205).

Dari ayan di atas maka dapat kita tarik kesimpulan bawasan ketika kita berzikir secara pelan
menunjukan kepada Allah SWT atas takutnya di kita kepada ya dan tidak menunjukan sifat
sombong agar di lihat orang ketika kita berzikir.

★. Meyebut basmalah tak perlu dibaca dalam al-Fatihah ada pada mazhab Maliki, dan
mazhab yang mewajibkan basmalah pada al-Fatihah adalah mazhab Syafii.

Ada pun dalil wajibnya membaca basmalah pada al-fatihah yaitu:

“Sesungguhnya Nabi membaca ‘bismillahirrahmanirrahim’, dan menganggapnya sebagai satu


ayat, dan ‘alhamdu lillahi rabbil ‘alamin’ sebagai yang kedua.” (HR. Abu Dawud)

Dan dalil tentang Kalangan mazhab Maliki, itu meyakini bahwa bacaan basmalah tidak
wajib pada al-fatihah, sebagaimana disebutkan Ibnu Rusyd, salah satunya merujuk hadits
yang diriwayatkan dari Anas bin Malik dan Ibnu Abdullah bin Mughaffal, bahwa Nabi dan
beberapa sahabat tidak membaca basmalah Surat al-Fatihah saat shalat:

"… Aku pernah shalat bersama Nabi, Abu Bakar, Umar dan Utsman, namun aku belum
pernah mendengar mereka membacanya (basmalah). Maka jangan ucapkan itu, dan jika
melaksanakan shalat maka baca, ‘alhamdulillahirabbil ‘alamin’ (maksudnya Surat al-Fatihah,
tanpa basmalah).” (HR. Tirmidzi).
★. Adapun dalil tentang tidak boleh membalikan telapak tangan saat berdoa. Dari Ustaz
Abdullah Haidir, Lc. menjawab mengenai persoalan ini sebagai berikut.

Pada dasarnya, disunahkan mengangkat tangan saat berdoa dengan menengadahkan kedua
telapak tangan. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Jika kalian memohon kepada Allah, mohonlah dengan kedua telapak tangan kalian, jangan
kalian minta dengan punggung tangan tangan kalian” (HR. Abu Daud).

Sedangkan dalil di bolehkanya membalikan telapak tangan saat berdoa diriwayatkan oleh
Anas bin Malik

“Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam memohon turunnya hujan, lalu beliau
berikan isyarat dengan punggung telapak tangannya ke langit”. (HR. Muslim, no. 895).

Sebagian ulama berpendapat bahwa hadits ini menunjukkan disyariatkannya berdoa dengan
punggung telapak tangan apabila berdoa untuk memohon perlindungan dari bencana dan
musibah.

3. Memang sedikit sulit untuk mengubah kebiasaan yang sudah erat di dalam masyarakat.
Tetapi kita sebai saudara seiman kita harus memberi solusi yang sekiranya dapat membantu
untuk menghentikan kesalahan paham ini, seperti jauh dari hari sebulum pengumpulan zakat
fitrah hendaknya panitia memberikan pengarahan kepada masyarakat, Bahwa Zakat Fitrah
yang dibenarkan adalah dengan bahan makanan pokok. Dan boleh ditegaskan bahwa panitia
pengelola tidak menerima Zakat Fitrah dengan bentuk uang.

Tetapi solusi ini juga masih belum membantu antisipasi dapat dilakukan dengan cara panitia
zakat yang sudah menyiapkan bahan makanan pokok seperti beras, sehingga jika ada diantara
orang yang akan berzakat dengan uang disarankan terlebih dahulu untuk membeli beras yang
telah disediakan dengan uang yang mereka bawa untuk berzakat tersebut.

4. Qurban sunnah pada dasarnya merupakan sunnah muakkadah. Bagi orang yang mampu
melakukannya lalu ia meninggalkan hal itu, maka ia dihukumi makruh. Hal ini berdasarkan
hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa Nabi saw pernah berkurban dengan
dua kambing kibasy yang sama-sama berwarna putih kehitam-hitaman dan bertanduk. Beliau
sendiri yang menyembelih kurban tersebut, dan membacakan nama Allah serta bertakbir
contohnya yang biasa kita lakukan setiap tahun yaitu kurban pada hari idul Adha. Sedangkan
qurban wajib adalah qurban yang wajib dilakukan seseorang karena sebuah janji atau
warisan. Contoh kurban wajib yaitu qurban Nazar, Qurban Nazar adalah Qurban yang
diwajibkan kepada seseorang individu itu setelah membuat perjanjian dengan Allah SWT. Di
mana seseorang individu itu sendiri bernazar untuk melakukan ibadah Qurban.

5. Untuk hal yang pertama yang harus dilakukan oleh mustahadhoh adalah membersihkan
kemaluannya. Setelah memastikan kemaluanya suda bersih, langkah kedua yaitu menyumbat
jalan keluar darah dengan kapas atau sejenisnya guna meminimalisasi agar darahnya tidak
banyak keluar. Setelah menyumbat jalan keluarnya darah barulah bisa untuk berwudhu
dengan niat yang bertujuan untuk salat bukan menghilangkan hadas. Niatnya sebagai berikut:

“Saya niat wudhu untuk kebolehan menjalankan sholat fardhu karena Allah ta’ala”.

Dalam tahapan dan tata cara salat bagi seorang wanita yang mustahadhoh tidak beda dengan
tata cara salat pada umumnya cuman pada seorang wanita yang mustahadhoh diharuskan
Menyegerakan sholat. Jika tidak segera sholat, maka dianggap membatalkan hal-hal yang
telah dilakukan sebelumnya dan wajib diulangi kembali.

Jika setelah dibalut ternyata darah masih keluar membasahi pembalut maka jika keluarnya
darah tadi karena banyaknya darah, maka tidak apa-apa. Tetapi, jika hal tersebut karena
kelalaian maka sholatnya batal.

6. ★ Tata cara sholat gerhana matahari

1). Niat

2). Takbiratul Ihram

3). Membaca doa iftitah yang dilanjutkan Al-Fatihah dan surat lain dengan ayat yang panjang
dan suara yang keras

4). Rukuk sambil memanjangkan bacaannya

5). Bangkit dari ruku (itidal)


6). Tidak langsung sujud namun kembali membaca Al-Fatihah dan surat dengan ayat yang
lebih pendek

7). Kembali ruku yang bacaannya tidak sepanjang yang pertama

8). Itidal

9). Sujud yang lamanya seperti ruku dilanjutkan duduk di antara dua sujud serta sujud
kembali

10). Bangkit dari sujud dan mengerjakan rakaat kedua dengan bacaan dan gerakan seperti
sebelumnya namun lebih singkat

11). Salam.

Tata Cara Sholat Gerhana Bulan

1). Niat

2). Takbiratul Ihram

3). Membaca surat Al Fatihah dan surat lainnya. Disunnahkan surat yang panjang

4). Ruku'

5). Disunnahkan waktu ruku' lama, seperti waktu berdiri

6). Berdiri lagi kemudian membaca Al Fatihah dan surat lainnya. Disunnahkan lebih pendek
daripada sebelumnya

7). Ruku' lagi. Disunnahkan waktunya lebih pendek dari ruku pertama

8). I'tidal

9). Duduk di antara dua sujud

10). Sujud kedua

11). Berdiri lagi (rakaat kedua), membaca surat Al Fatihah dan lainnya

12). Ruku'. Disunnahkan waktu ruku' lama, seperti waktu berdiri


13). Berdiri lagi kemudian membaca Al Fatihah dan surat lainnya

14). Ruku' lagi. Disunnahkan waktu ruku' lebih pendek dari ruku' pertama

15). I'tidal

16). Sujud

17). Duduk di antara dua sujud

18). Sujud kedua

19). Duduk Tahiyah akhir.

★. Tata cara sholat jenazah

1. Niat

2. Takbir pertama

Pada takbir pertama yang harus dilakukan yaitu dengan membaca surat al-fatihah.

3. Takbir kedua

Membaca selawat nabi.

4. Takbir ketiga.

Mendoakan jenazah sesuai dengan jenis kelamin.

5. Takbir keempat

Membaca doa sesuai dengan jenis kelaminnya.

6. Salam

Anda mungkin juga menyukai