Anda di halaman 1dari 34

KELOMPOK B3

DEA RISKY
DEDEK MIKE HARTATIK
DESI KURNIAwati
DESI nurMAYA sari
DESTI BELLA pramesti
•SHALAT
A. Pengertian Shalat

Secara etimologi salat berasal dari bahasa


Arab yang memiliki arti Doa. Sedangkan menurut
istilah, salat bermakna serangkainan kegiatan
ibadah khusus atau tertentu yang dimulai dengan
Takbiratul ihram dan di akhiri dengan salam.
Macam-macam Solat
1. Hukum Sholat Lima Waktu

Salat yang mula-mula diwajibkan bagi Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya adalah
Salat Malam, yaitu sejak diturunkannya Surat al-Muzzammil (73) ayat 1-19.Setelah
beberapa lama kemudian, turunlah ayat berikutnya, yaitu ayat 20:

Artinya : Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang)


kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian
pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran
malam dan siang . Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-
batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa
yang mudah (bagimu) dari Al Quran.
Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang
yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi
mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi
berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah
(bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang,
tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah
pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat
untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi
Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar
pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah;
Dalam banyak hadits, Nabi Muhammad telah memberikan
peringatan keras kepada orang yang suka meninggalkan Sholat,
diantaranya ia bersabda: "Perjanjian yang memisahkan kita
dengan mereka adalah sholat. Barangsiapa yang meninggalkan
sholat, maka berarti dia telah kafir.“

Orang yang meninggalkan sholat maka pada hari kiamat akan


disandingkan bersama dengan orang-orang laknat, berdasarkan
hadits berikut ini: "Barangsiapa yang menjaga sholat maka ia
menjadi cahaya, bukti dan keselamatan baginya pada hari
kiamat dan barangsiapa yang tidak menjaganya maka ia tidak
mendapatkan cahaya, bukti dan keselamatan dan pada hari
kiamat ia akan bersama Qarun, Fir'aun, Haman dan Ubay bin
Khalaf."
Hukum Sholat

dapat dikategorisasikan sebagai berikut :


a. Fardhu, Sholat fardhu ialah sholat yang diwajibkan untuk
mengerjakannya. Sholat Fardhu terbagi lagi menjadi dua, yaitu :

- Fardhu ‘Ain :
ialah kewajiban yang diwajibkan kepada mukallaf langsung
berkaitan dengan dirinya dan tidak boleh ditinggalkan ataupun
dilaksanakan oleh orang lain, seperti Sholat lima waktu, dan Sholat
jumat(Fardhu 'Ain untuk pria).
- Fardhu Kifayah :
ialah kewajiban yang diwajibkan kepada mukallaf
tidak langsung berkaitan dengan dirinya.
Kewajiban itu menjadi sunnah setelah ada
sebagian orang yang mengerjakannya. Akan
tetapi bila tidak ada orang yang mengerjakannya
maka kita wajib mengerjakannya dan menjadi
berdosa bila tidak dikerjakan. Seperti Sholat
jenazah.
b. Nafilah (Sholat sunnat),Sholat Nafilah adalah Sholat-Sholat yang
dianjurkan atau disunnahkan akan tetapi tidak diwajibkan. Sholat
nafilah terbagi lagi menjadi dua, yaitu

- Nafil Muakkad :
Sholat sunnat yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat
(hampir mendekati wajib), seperti Sholat dua hari raya, Sholat
sunnat witir dan Sholat sunnat thawaf.

- Nafil Ghairu Muakkad :


Sholat sunnat yang dianjurkan tanpa penekanan yang kuat, seperti
Sholat sunnat Rawatib dan Sholat sunnat yang sifatnya insidentil
(tergantung waktu dan keadaan, seperti Sholat kusuf/khusuf hanya
dikerjakan ketika terjadi gerhana).
Rukun-Rukun Sholat

Adapun beberapa rukun atau hal yang menjadi syarat syahnya sholat ada 13, yakni
diantaranya :

1. Berdiri
2. Niat
3. Takbiratul ihram
4. Membaca surat Al Fatihah pada tiap rakaat
5. Ruku' dengan thuma'ninah
6. I'tidal dengan thuma'ninah
7. Sujud dua kali dengan thuma'ninah
8. Duduk antara dua sujud dengan thuma'ninah
9. Duduk dengan thu'maninah serta membaca tasyahud akhir dan
10. sholawat kepada nabi
11. berlindung kepada Allah dari siksa jahannam &kubur serta fitnah hidup dan mati
dankekejian fitnah dajjal
12. Membaca salam yang pertama
13. Tertib (melakukan rukun secara berurutan)
Hal-Hal yang Membatalkan Sholat

1. Makan dan minum dengan sengaja. Hal ini ber-dasarkan


sabda Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam yang artinya :
"Sesungguhnya di dalam shalat itu ada kesibukkan tertentu."
(Muttafaq 'alaih) (1)
 
2. Berbicara dengan sengaja, bukan untuk kepentingan
pelaksanaan shalat.
"Dari Zaid bin Arqam radhiallaahu anhu, ia berkata, 'Dahulu kami
berbicara di waktu shalat, salah seorang dari kami berbicara
kepada temannya yang berada di sampingnya sampai turun
ayat: 'Dan hendaklah kamu berdiri karena Allah (dalam
shalatmu) dengan khusyu'(1), maka kami pun diperintahkan
untuk diam dan dilarang berbicara." (Muttafaq 'alaih)
3. Meninggalkan salah satu rukun shalat atau syarat
shalat yang telah disebutkan di muka, apabila hal itu
tidak ia ganti/sempurnakan di tengah pelaksanaan shalat
atau sesudah selesai shalat beberapa saat. Hal ini
berdasarkan hadits Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi
wasallam terhadap orang yang shalatnya tidak tepat:
"Kembalilah kamu melaksanakan shalat, sesungguhnya
kamu belum melaksanakan shalat." (Muttafaq 'alaih).
Lantaran orang itu telah meninggalkan tuma'ninah dan
i'tidal. Padahal kedua hal itu termasuk rukun.
4. Banyak melakukan gerakan, karena hal itu
bertentangan dengan pelaksanaan ibadah dan
membuat hati dan anggota tubuh sibuk dengan
urusan selain ibadah. Adapun gerakan yang
sekadarnya saja, seperti memberi isyarat untuk
menjawab salam, membetulkan pakaian,
menggaruk badan dengan tangan, dan yang
semisalnya, maka hal itu tidaklah membatalkan
shalat.
5. Tertawa sampai terbahak-bahak. Para ulama se-pakat
mengenai batalnya shalat yang disebabkan tertawa
seperti itu. Adapun tersenyum, maka kebanyakan ulama
menganggap bahwa hal itu tidaklah merusak shalat
seseorang.
 
6. Tidak berurutan dalam pelaksanaan shalat, seperti
mengerjakan shalat Isya sebelum mengerjakan shalat
Maghrib, maka shalat Isya itu batal sehingga dia shalat
Maghrib dulu, karena berurutan dalam melaksanakan
shalat-shalat itu adalah wajib, dan begitulah perintah
pelaksanaan shalat itu.
7. Kelupaan yang fatal, seperti menambah
shalat menjadi dua kali lipat, umpamanya
shalat Isya' delapan rakaat, karena
perbuatan tersebut merupakan indikasi
yang jelas, bahwa ia tidak khusyu' yang
mana hal ini merupakan ruhnya shalat.
Syarat-syarat Solat

1. Syarat Wajib Solat


-Suci dari haid dan nifas
-Sampai dakwah islam kepadanya
-Berakal
-Baligh
-Ada Pendengaran

2. Syarat Syah Sah nya Solat


-Suci badanya dari 2 hadats yaitu hadats besar dan kecil
-Bersih badan dan tempatnya dari najis
-Menutup Aurat
-Sudah masuk waktu solat
-Menghadap Kiblat
Hukum Solat Bagi orang sakit

Pada dasarnya orang sakit sama dengan


orang sehat dalam hal kewajiban melaksanakan
shalat, hanya bagi orang sakit ada beberapa
rukhsah (keringanan) dalam melaksanakannya.
Di dalam al-Qur’an dijelaskan bahwa agama
Islam itu mudah tidak sulit, dan Allah tidak
menjadikan untuk kita dalam agama suatu
kesempitan
Artinya: “Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang
sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak
menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (ikutilah)
Agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu
sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam
(al-Qur’an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas segenap
manusia, maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan
berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka
Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong”. [QS. al-
Hajj (22): 78]
A ?
AS
P U
ITU
AP A
Pengertian Puasa
 
Puasa ialah menahan diri dari makan
dan minum serta melakukan perkara-
perkara yang boleh membatalkan puasa
mulai dari terbit fajar sehingga
terbenamnya matahari.
 
B. PUASA
1.Puasa wajib

a. Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan adalah puasa wajib yang dikerjakan bagi
setiap muslim pada bulan Ramadhan selama sebulan penuh.
Allah SWT berfirman Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agara
kamu bertaqwa. (Q.S. Al-Baqarah[2]: 183)
Puasa Ramadhan juga termasuk dalam rukun Islam,
sebagaimana tersebut dalam hadits Rasulullah yang
diriwayatkan oleh Ibnu Umar r.a:

“Didirikan agama Islam itu atas lima dasar yaitu bersaksi bahwa
tiada sesembahan melainkan Allah dan Nabi Muhammada
adalah utusan Allah, mendirikan shalat lima waktu,
mengeluarkan zakat, puasa bulan Ramadhan dan melaksanakan
haji ke Baitullah bagi yang mampu jalannya” (H.R. Bukhari dan
Muslim).
b. Puasa Nadzar

Nadzar secara bahasa berarti janji. Puasa nadzar adalah


puasa yang disebabkan karena janji seseorang untuk
mengerjakan puasa. Misalkan, Rudi berjanji jika nanti naik kelas
9 ia akan berpuasa 3 hari berturut-turut, maka apabila Rudi
benar-benar naik kelas ia wajib mengerjakan puasa 3 hari
berturut-turut yang ia janjikan itu.

Berkaitan dengan puasa nadzar, Rasulullah saw pernah


bersabda:
Barangsiapa bernadzar akan mentaati Allah (mengerjakan
perintahnya), maka hendaklah ia kerjakan. (H.R. Bukhari)
c. Puasa Kafarat

Kafarat berasal dari kata dasar kafara yang


artinya menutupi sesuatu. Puasa kafarat secara istilah
artinya adalah puasa untuk mengganti denda yang
wajib ditunaikan yang disebabkan oleh suatu
perbuatan dosa, yang bertujuan menutup dosa
tersebut sehingga tidak ada lagi pengaruh dosa yang
diperbuat tersebut, baik di dunia maupun di akhirat.
2) Puasa Sunnah

a. Puasa enam hari di bulan Syawal.


Baik dilakukan secara berturutan ataupun tidak.
Rasulullah saw bersabda, yang artinya: Keutamaan puasa
romadhon yang diiringi puasa Syawal ialah seperti orang
yang berpuasa selama setahun (HR. Muslim).

b. Puasa sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah


Yang dimaksud adalah puasa di sembilan hari yang
pertama dari bulan ini, tidak termasuk hari yang ke-10.
Karena hari ke-10 adalah hari raya kurban dan
diharamkan untuk berpuasa.
3. Syarat Wajib Puasa

1. Beragama Islam
2. Baligh (telah mencapai umur
dewasa)
3. Berakal
4. Berupaya untuk mengerjakannya.
5. Sehat
6. Tidak musafir
4. Rukun Puasa

Niat mengerjakan puasa pada tiap-tiap malam di bulan


Ramadhan(puasa wajib) atau hari yang hendak berpuasa (puasa
sunat). Waktu berniat adalah mulai daripada terbenamnya
matahari sehingga terbit fajar.
Meninggalkan sesuatu yang membatalkan puasa mulai terbit fajar
sehingga masuk matahari.

5. Syarat Sah Puasa


1. Beragama Islam
2. Berakal
3. Tidak dalam haid, nifas dan wiladah (melahirkan anak) bagi kaum
wanita
4. Hari yang sah berpuasa.
6. Sunat Berpuasa

1. Bersahur walaupun sedikit makanan atau minuman


2. Melambatkan bersahur
3. Meninggalkan perkataan atau perbuatan keji
4. Segera berbuka setelah masuknya waktu berbuka
5. Mendahulukan berbuka daripada sembahyang Maghrib
5. Berbuka dengan buah tamar, jika tidak ada dengan air
6. Membaca doa berbuka puasa
7. Perkara Makruh Ketika Berpuasa
8. selalu berkumur-kumur
9. Merasa makanan dengan lidah
10. Berbekam kecuali perlu
11. Mengulum sesuatu
7. Hal yang membatalkan Puasa

1. Memasukkan sesuatu ke dalam rongga badan


2. Muntah dengan sengaja
3. Bersetubuh atau mengeluarkan mani dengan
sengaja
4. kedatangan haid atau nifas
5. Melahirkan anak atau keguguran
6. Gila walaupun sekejap
7. Mabuk ataupun pengsan sepanjang hari
8. Murtad atau keluar daripada agama Islam
8. Hukum Berpuasa Bagi Orang Sakit
 
1. Dalam Al Qur’an dijelaskan:

a. QS. Al Baqarah, ayat 185:


Dan barang siapa sakit atau dalam
perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib
menggantinya), sebanyak hari yang
ditinggalkanya itu, pada hari-hari yang lain.
b. QS. An Nisa, ayat 29:
Dan janganlah kamu membunuh dirimu.
Sungguh Allah Maha Penyayang kepadamu.
2. Pendapat Para Ulama.

Mayoritas ulama sependapat bahwa yang


diperbolehkan untuk tidak berpuasa adalah orang yang
sakit parah yang dapat memperparah penyakitnya jika
ia tetap memaksakan diri untuk berpuasa. Para ulama
mendasarkan pendapat mereka pada dua ayat di atas.
Ibnu Qudamah mengatakan dalam al Mughni, Madzhab
Bukhari, Atha’ dan ulama Zahiriyyah membolehkan
seseorang berbuka karena segala macam rasa sakit,
bahkan karena telunjuk jari atau gusi yang sakit
berdasarkan keumuman ayat tentang masalah ini

Anda mungkin juga menyukai