Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................I

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2

A. Pengertian Salat Sunah....................................................................................................2

B. Dasar Hukum Disyariatkan Salat Sunah.........................................................................2

C. Macam-macam Salat Sunah............................................................................................3

D. Hal-hal Yang Berkaitan Dengan Salat Sunah................................................................10

E. Tempat Yang Dianjurkan Untuk Melakukan Salat Sunah.............................................10

BAB III PENUTUP..................................................................................................................11

A. Kesimpulan....................................................................................................................11

B. Saran..............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................12

I
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sholat merupakan kewajiban yang tidak dapat di tinggalkan bagi umat muslim yang
sudah mukalaf. Dalam syariat Islam sholat itu terbagi kepada dua macam, yaitu sholat
fardhu dan sholat sunnah. Sengaja disyariatkan sholat sunnah ialah untuk menambal
kekurangan yang mungkin terdapat pada sholat-sholat fardhu, maka perlu
disempurnakan dengan sholat sunnah.

kita sebagai ummat muslim tentu ingin meningkatkan amalan ibadah dan ketakwaan
kita. Dengan semakin banyak kita mengerjakan sholat sunnah tanpa melihat itu
dianjurkan atau tidaknya akan menambah amalan di luar kewajiban sholat lima waktu
yaitu satu kebaikan dalam bentuk sholat yang bukan merupakan keharusan tetapi
bernilai ibadah, yang dilakukan dengan ihklas dan kerelaan hati.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Salat Sunah?

2. Apa Saja Dasar Hukum Disyariatkan Salat Sunah?

3. Apa Saja Macam-macam Salat Sunah?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqih Ibadah

2. Dapat memahami pengertian dan dasar hukum disyariatkan salat sunah

3. Mengetahui macam-macam dari salat sunah

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Salat Sunah

Salat sunah adalah salat yang dikerjakan selain salah fardu. Salat sunah dikerjakan
dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mengharapkan tambahan
pahala. Salat sunah disebut juga salat tathawwu. Dengan kata lain, salat tathawwu
adalah segala salat yang tidak dihukumi dosa jika seseorang dengan sengaja
meninggalkan

B. Dasar Hukum Disyariatkan Salat Sunah

Salat sunah disyariatkan yakni dianjurkan karena dapat menutupi kekurangan yang
mungkin terdapat pada salat-salat fardu. Selain itu, salat sunah juga mempunyai
fadilah yang tidak terdapat pada ibadah-ibadah yang lain.

Dari Abu Huraira bahwa Rasulullah bersabda yang artinya "Sesungguhnya yang
pertama kali akan dihisab segala amal perbuatan manusia pada hari kiamat ialah
tentang salat. Tuhan berfirman kepada malaikat-Nya, sedang Dia Zat Yang Maha
Mengetahui, 'Periksalah solat hamba-Ku, apakah cukup atau kurang? Kalau cukup
catatlah bagi mereka cukup dan kalau kurang (salat mereka), maka Tuhan berfirman
lagi, 'Periksalah! Adakah hamba-Ku mempunyai amalan salat sunah? Jika ternyata
terdapat terdapat salat sunahnya, lalu Tuhan berfirman lagi, 'Cukupkanlah
kekurangan salat fardu hamba-Ku itu dengan salat sunahnya. 'Kemudian
diperhitungkanlah amal perbuatan itu menurut cara demikian." (HR. Abu Dawud)

Dari Zaid bin Tsabit bahwa Rasulullah bersabda yang artinya "Wahai sekalian
manusia, salatlah di rumahmu, karena sesungguhnya seutama-utama salat seseorang
itu ialah salat yang dilakukan dirumahnya, kecuali salat fardu." (HR. Bukhari dan
Muslim)1

1
Mohammad Rifa’i, Fiqih Islam (Semarang: PT Karya Toha Putra, 2014), Hlm. 121.

2
Dari ibnu Umar bahwa Rasulullah bersabda yang artinya "Laksanakanlah sebagian
salatmu itu di rumahmu, dan jangan engkau jadikan rumahmu itu bagaikan
kuburan." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Jabir bahwa Rasululloh bersabda yang artinya "Jika salah seorang diantaramu
telah menyelesaikan salat (fardu)nya di masjid dengan berjamaah, maka hendaklah
ia menjadikan sebagian dari salatnya di rumahnya dari salatnya itu." (HR. Muslim)

Dari keterangan hadis-hadis tersebut, dapat kita ambil pelajaran, hendaknya rumah itu
jangan dijadikan seperti kuburan, yakni hanya sebagai tempat tidur saja. Akan tetapi
selain sebagai tempat tidur, jadikanlah rumah itu sebagai tempat melaksanakan solat

C. Macam-macam Salat Sunah

1. Solat Rawatib

Solat rawatib ialah salat sunah yang dikerjakan sebelum dan sesudah solat fardu.
Seluruh dari salat rawatib ini ada 22 rakaat yaitu :

 Dua rakaat sebelum salat subuh

 Dua atau empat rakaat sebelum salat zuhur

 Dua atau empat rakaat sesudah salah zuhur

 Dua atau empat rakaat sebelum salat asar

 Dua rakaat sebelum salat magrib

 Dua rakaat sesudah salat magrib

 Dua rakaat sebelum salat isya

 Dua rakaat sesudah salat isya

Adapun salat-salat sunah yang dikerjakan sebelum salat fardu disebut qabliyah.
Sedangkan yang dikerjakan sesudah salat fardu disebut ba'diyah2

Mengenai pelaksanaan salat sunah rawatib dapat dijelaskan sebagai berikut :

2
Mohammad Rifa’i, Fiqih Islam (Semarang: PT Karya Toha Putra, 2014), Hlm. 125.
3
 Niatnya disesuaikan dengan macam salatnya

 Tidak dengan azan dan iqamah

 Dikerjakan tidak dengan berjamaah

 Bacaannya tidak dinyaringkan

 Jika lebih dari dua rakaat, maka tiap-tiap dua rakaat dipisah dengan satu salam

 Sebaiknya tempat mengerjakannya pindah sedikit (bergeser) dari tempat


mengerjakan salat fardu

Apabila kita melakukan salat sunah rawatib (salat sunah yang mengiringi salat
fardu), maka disunahkan melaksanakan melaksanakannya pindah atau bergeser
dari tempat melakukan salat fardu, misalnya kita salat fardu di satu tempat, maka
setelah selesai salam, apabila kita akan melaksanakan salat sunah rawatib,
hendaknya ada jarak waktu, yakni membaca doa dan bicara lain, kemudian
apabila hendak melakukan salat sunah, kita dianjurkan pindah (bergeser) tempat,
ke belakang sedikit atau ke samping. Setelah itu baru kita melaksanakan salat
sunah.3

Demikian sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah kepada Muawiyah dalam


melaksanakan salat sunah. Dalam hadis dinyatakan yang artinya “Bahwasanya
Rasulullah, memerintahkan kepada kami, agar jangan menyambung salat (fardu)
dengan salat (sunah) hingga berbicara (atau membaca doa/wirid) atau keluar
(bergeser dri tempat semula).” (HR. Muslim)

2. Salat Dhuha

Salat Dhuha ialah salat yang dilaksanakan pada waktu dhuha yaitu waktu matahari
sepenggalahan naik kira-kira pukul 7 pagi hingga waktu zuhur. Salat dhuha ini
banyak sekali fadilahnya (keutamaan) patut untuk kita dilanggengkan setiap hari
ditinjau dari beberapa segi, baik sekali bagi yang melaksanakannya seperti dari
segi memohon ampunan Allah, segi mencari ketenangan hidup dan ditinjau dari
memohon bertambahnya rezeki kepada Allah
3
Mohammad Rifa’i, Fiqih Islam (Semarang: PT Karya Toha Putra, 2014), Hlm. 126.

4
Adapun anjuran salat dhuha sesuai dengan sabda Rasululloh yang artinya “Siapa
saja yang dapat mengerjakan salat dhuha dengan langgeng, akan diampuni
dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih dilautan” (HR. Turmudzi)

Dari Anas bahwa Rasululloh bersabda yang artinya “Barang siapa salat dhuha
dua belas rakaat, Allah akan membuatkan baginya istana di surga” (HR. Tirmizi
dan Ibnu Majah)4

3. Salat Tahajjud

Salat Tahajjud ialah salat yang dilakukan di malam hari (sesudah salat isya sampai
dengan terbitnya fajar dan waktu yang paling utama ialah sepertiga malam)
setelah terjaga dari tidur.

Dengan syarat dilakukan sesudah bangun dari tidur malam, sekalipun tidur itu
hanya sebentar. Jadi, apabila dikerjakan tanpa tidur sebelumnya, maka tidak
dinamakan salat tahajjud, akan tetapi hanya salat sunah saja, tak ubahnya seperti
salat witir dan sebagainya5

Salat tahajjud sangat dianjurkan sebagaimana firman Allah yang artinya “Dan
pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajjud (sebagai suatu ibadah)
tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang
terpuji” (QS. Al-Isra: 79)

Selanjutnya firman Allah yang artinya “Lambung mereka jauh dari tempat
tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan penuh rasa takut dan harap
serta mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada
mereka” (Q.S As-Sajadah: 16)

Maksud ayat diatas yaitu, orang yang terjaga dari tidurnya disaat orang lain
terlelap tidur, lantaran mereka beribadah kepada Allah dengan didasari rasa takut
akan siksa-Nya serta mengharapkan pahala di sisi-Nya. Selain itu mereka juga
menunaikan zakat dari sebagian rezeki yang diberikan Allah. Orang-orang yang

4
Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam (Bandung: PT Sinar Baru Algensindo, 1994), Hlm. 147.

5
Mohammad Rifa’i, Fiqih Islam (Semarang: PT Karya Toha Putra, 2014), Hlm. 178.

5
suka beribadah di waktu malam dengan melaksanakan salat malam, ialah orang-
orang yang terpuji.menurut pandangan Allah.

4. Salat Tahiyyatul Masjid

Salat tahiyyatul masjid ialah salat sunah yang dikerjakan oleh orang yang sedang
masuk ke masjid, baik pada hari jumat maupun lainnya, di waktu malam atau
siang. Jika kita masuk ke masjid hendaklah sebelum duduk kita mengerjakan salat
sunah dua rakaat, salat sunah ini disebut salat tahiyyatul masjid, artinya salat
untuk menghormati masjid.

Adapun anjuran salat Tahiyyatul Masjid sesuai dengan sabda Rasululloh yang
artinya “Jika salah seorang di antara kamu masuk ke masjid, maka janganlah
duduk sebelum salat dua rakaat” (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Salat Hajat

Salat hajat ialah salat sunah yang dikerjakan karena mempunyai hajat, agar
diperkenankan hajatnya oleh Allah. Salat hajat dikerjakan dua rakaat kemudian
berdoa memohon sesuatu yang menjadi hajatnya6

Adapun anjuran salat hajat sesuai dengan sabda Rasululloh yang artinya
“Berdoalah kamu kepada Allah dann hendaknya kamu benar-benar yakin akan
dikabulkan. Ketahuilah olehmu, bahwa sesungguhnya Allah tidak akan
mengabulkan doanya orang-orang yang lalai dan main-main” (HR. Turmudzi
dan Al-Hakim)

Cara berdoa kepada Allah hendaklah dengan rendah hati dan dengan suara yang
lembut, sebagaimana dalam firman Allah yang artinya “Berdoalah kepada
Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak
menyukai orang-orang yang melampaui batas” (QS. Al-A’raf: 55)

Adapun yang menjadi tujuan utama dilaksanakannya salat hajat, yaitu memohon
diperkenankan hajatnya dan memohon hanya patut kepada Allah yaitu dengan
jalan berdoa.
6
Mohammad Rifa’i, Fiqih Islam (Semarang: PT Karya Toha Putra, 2014), Hlm. 163.

6
6. Salat Istikharah

Salat istikharah adalah salat sunah yang dikerjakan untuk meminta petunjuk Allah
yang dilakukan oleh mereka yang berada di antara beberapa pilihan dan merasa
ragu-ragu untuk memilih atau saat akan memutuskan suatu hal

Adapun anjuran salat istikharah sesuai dengan sabda Rasululloh yang artinya
“Tidak akan kecewa bagi orang yang melaksanakan salat istikharah dan tidak
akan menyesal bagi orang yang bermusyawarah dan tidak akan kekurangan bagi
orang yang suka berhemat” (HR. Thabrani)

Salat istikharah ini dapat dilakukan berulang kali sampai memperoleh isyarat dan
petunjuk bagi yang melaksanakannya. Isyarat atau tanda tanda ini cepat diperoleh
atau tidaknya terletak kepada tekun dan khusyuknya yang melaksanakannya. Perlu
kita ulangi sekali lagi bahwa isyarat dan tanda-tanda itu berupa ketenangan dan
kemantapan hati.7

7. Salat Hari Raya

Salat Hari Raya ada dua yaitu hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Waktunya
dimulai dari matahari terbit hingga tergelincirnya matahari. Hukumnya sunah
muakkad

Perlu diketahui bahwa pada hari Idul Fitri dan Idul Adha, anak-anak besar kecil,
tua dan muda supaya meramaikannya, bahkan bagi wanita-wanita yang sedang
haid pun dianjurkan keluar ke lapangan, sekalipun mereka tidak ikut salat. Dari
Ummi Athiyah bahwa Rasululloh bersabda yang artinya “Kami diperintahkan
pergi salat hari raya, bahkan anak-anak gadis keluar dari pingitannya. Juga
perempuan-perempuan yang sedang haid tetapi mereka hanya berdiri saja
dibelakang orang banyak, turut bertakbir, berdoa bersama-sama dan mereka
mengharapkan keberkahan dan kesucian hari itu” (HR. Bukhari)

8. Salat Witir

7
Mohammad Rifa’i, Fiqih Islam (Semarang: PT Karya Toha Putra, 2014), Hlm. 156.

7
Salat witir ialah salat sunah yang dikerjakan pada waktu malam hari antara setelah
waktu isya hingga sebelum waktu salat subuh, dengan jumlah rakaat yang ganjil.

Dalam satu riwayat dari Aisyah, ia berkata yang artinya “Dari semua waktu
malam Rasululloh, pernah mengerjakan salat witir. Beliau pernah mengerjakan
salat witir pada permulaan malam, pernah pada pertengahan malam dan pernah
pada akhir malam serta paling akhir beliau mengerjakan salat witir sampai habis
waktu sahur” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Ibnu Umar bahwa Rasululloh bersabda yang artinya “Jadikanlahh salat witir
sebagai akhir dari salat malammu” (HR. Bukhari dan Muslim)8

9. Salat Tarawih

Salat tarawih ialah salat malam yang dikerjakan pada bulan Ramadhan. Salat ini
hukumnya sunah muakkad. Salat tarawih ini dilakukan sesudah salat isya’ sampai
waktu fajar. Bilangan rakaat yang pernah dilakukan Rasululloh ada delapan
rakaat. Umar bin Khattab mengerjakannya sampai dua puluh rakaat. Amalan
Umar bin khattab ini disepakati oleh ijma’.

Adapun anjuran salat tarawih sesuai dengan sabda Rasululloh yang artinya
“Barang siapa mengerjakan salat sunah di malam hari ketika bulan Ramadhan
karena iman dan mengharapkan pahala, niscaya dosa-dosanya yang terdahulu
diampuni” (HR. Bukhari dan Muslim)9

Cara mengerjakannya yaitu tiap-tiap dua rakaat diakhiri dengan salam. Setelah
selesai salat tarawih hendaknya diteruskan dengan salat witir, sekurang-kurangnya
satu rakaat. Tetapi umumnya dikerjakan tiga rakaat dengan dua salam.

Surah yang dibaca sesudah Al-Fatihah pada tiap-tiap rakaat boleh surah apa saja
yang kita kehendaki. Umpama mulai dari surah At-Takasur sampai surah Al-
Lahab sedangkan pada rakaat kedua setelah membaca Al-Fatihah yang dibaca
boleh surah apa saja. Tetapi diutamakan surah Al-Ikhlas.

8
Mohammad Rifa’i, Fiqih Islam (Semarang: PT Karya Toha Putra, 2014), Hlm. 145.

9
Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam (Bandung: PT Sinar Baru Algensindo, 1994), Hlm. 149.

8
10. Salat Taubat

Salat taubat ialah salat sunah yang dilakukan setelah seseorang melakukan dosa
atau merasa berbuat dosa, lalu bertaubat kepada Allah. Bertaubat dari dosa artinya
menyesali perbuatan yang telah dilakukannya, dan berniat tidak akan
melakukannya lagi disertai permohonan ampunan kepada Allah

Salat taubat dianjurkan oleh Rasululloh sebagaimana beliau bersabda yanng


artinya “Tiada seorang pun yang berbuat dosa, kemudian segera bergegas dan
berwudhu, kemudian salat lalu memohon ampunan kepada Allah, pasti Allah
akan memberikan ampunan baginya. Setelah itu dibacanya ayat ini: ‘Dan orang-
orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri,
(segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya dan siapa
(lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak
meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui. Balasan bagi mereka
ialah ampunan dari Tuham mereka dan surga-surga yang mengalir dibawahnya
sungai-sungai, mereka kebal di dalamnya” (HR. Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Majah
dan Baihaqi)10

D. Hal-hal Yang Berkaitan Dengan Salat Sunah

Ditinjau dari segi pelaksanaannya, salat sunah dapai dibagi menjadi dua yaitu :

1) Salat sunnah yang dianjurkan berjamaah

 Salat Tarawih

 Salat Witir

 Salat Hari Raya

2) Salat sunah yang dikerjakan tidak berjamaah

 Salat Rawatib

 Salat Dhuha

10
Mohammad Rifa’i, Fiqih Islam (Semarang: PT Karya Toha Putra, 2014), Hlm. 135.

9
 Salat Tahiyyatul Masjid

 Salat Tahajjud

 Salat Hajat

 Salat Istikharah

 Salat Taubat

E. Tempat Yang Dianjurkan Untuk Melakukan Salat Sunah

Tempat yang dianjurkan untuk melakukan salat sunah itu boleh dimana saja, baik di
rumah maupun di masjid. Namun, apabila dilakukan di rumah lebih baik dan lebih
utama. Sebagaimana Rasululloh bersabda yang artinya “Salat seseorang di
rumahnya, yakni salat sunah adalah cahaya. Maka barang siapap yang menghendaki
rumahnya bercahaya (maka lakukanlah salat sunah di rumahnya)” (HR. Bukhari dan
Muslim)11

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dari Definisi diatas sudah diketahui bahwasannya, Shalat sunah adalah shalat
yang dikerjakan selain shalat fardu. Shalat sunah disebut juga shalat tathawwu.

2. Ada kurang Lebih 3 hadist yang menjadi dasar disyari'atkannya shalat sunnah
yang disebutkan pada penjelasan diatas. Salah satunya adalah Hadist Rosulullah
yang berbunyi, dari Abu Huraira bahwa Rasulullah bersabda yang artinya :
"Sesungguhnya yang pertama kali akan dihisab segala amal perbuatan manusia
pada hari kiamat ialah tentang salat. Tuhan berfirman kepada malaikat-Nya,
sedang Dia Zat Yang Maha Mengetahui, 'Periksalah solat hamba-Ku, apakah

11
Mohammad Rifa’i, Fiqih Islam (Semarang: PT Karya Toha Putra, 2014), Hlm. 201.

10
cukup atau kurang? Kalau cukup catatlah bagi mereka cukup dan kalau kurang
(salat mereka), maka Tuhan berfirman lagi, 'Periksalah! Adakah hamba-Ku
mempunyai amalan salat sunah? Jika ternyata terdapat terdapat salat sunahnya,
lalu Tuhan berfirman lagi, 'Cukupkanlah kekurangan salat fardu hamba-Ku itu
dengan salat sunahnya. 'Kemudian diperhitungkanlah amal perbuatan itu menurut
cara demikian." (HR. Abu Dawud).

3. Mengenai macam-macam Shalat Sunnah, ada beberapa Shalat sunnah yang sudah
dijelaskan satu persatu definisi nya pada penjelasan diatas, diantaranya adalah
Shalat Rawatib, Shalat Dhuha, Shalat Tahajjud, Shalat Tahiyyatul Masjid, Shalat
Hajat, Shalat Istikhoroh, Shalat Hari raya, Shalat Witir, Shalat Tarawih, serta
Shalat Taubat.

B. Saran

Marilah kita sama-sama melaksanakan Shalat-shalat yang Fardhu dengan diiringi


Shalat-shalat yang Sunnah, karena perkara yang Sunnah itu akan Menutup atau
Mencukupi amalan-amalan Fardhu yang apabila ada kecacatan didalamnya.

DAFTAR PUSTAKA

Rifa’i, Mohammad. 2014. Fiqih Islam. Semarang: PT Karya Toha Putra

Rasjid. Sulaiman. 1994. Fiqih Islam. Bandung: PT Sinar Baru Algensindo.

https://tuntunansholatsunah.wordpress.com/category/macam-macam-sholat-sunnah/

http://bersamadakwah.net/shalat-istikharah/

11

Anda mungkin juga menyukai