Anda di halaman 1dari 3

2.

3 Pembagian Sunnah

Sunnah atau hadis berdasarkan definisi menurut para ahli dapat dibedakan
menjadi empat, yaitu sunnah qauliyah, sunnah fi’liyah, sunnah taqririyah, dan
sunnah hammiyah.
1. Sunnah Qauliyah
Sunnah qaulyah merupakan perkataan Rasulullah SAW yang
didalamnya menerangkan hukum-hukum agama dan maksud al-Qur’an
yang berisi peradaban, hikmah, ilmu pengetahuan, dan akhlak. Sunnah ini
juga dinamakan khabar, hadis, atau sunnah. Dilihat dari tingkatannya,
sunnah qauliyah menempati urutan pertama yang berarti kualitasnya lebih
tinggi dari sunnah-sunnah yang lain. Beberapa contoh sunah qauliyah
yaitu :
a. Hadis tentang doa Nabi Muhammad SAW kepada orang yang
mendengar, menghafal, dan menyampaikan ilmu

Dari Zaid bin Tsabit ia berkata, Saya mendengar Rasulullah saw.


Bersabda : “Semoga Allah memperindah orang yang mendengar hadis
dariku lalu menghafal dan menyampaikannya kepada orang lain,
berapa banyak orang yang lebih berilmu, dan berapa banyak
pembawa ilmu yang tidak berilmu.” (HR. Abu Dawud)

b. Hadis tentang belajar dan mengajarkan al-Qur’an

Dari Utsman ra, dari Nabi saw., beliau bersabda: “Orang yang paling
baik di antara kalian adalah seorang yang belajar al-Qur’an dan
mengajarkannya.” (HR. al-Bukhari)
c. Hadis tentang persatuan orang-orang beriman

“Orang mukmin yang satu dengan mukmin yang lain bagaikan satu
bangunan, satu dengan yang lainnya saling mengokohkan.” (HR. al-
Bukhari dan Muslim)

2. Sunnah Fi’liyah
Sunnah fi’liyah merupakan segala perbuatan yang disadarkan
kepada Nabi Muhammad Saw. mengenai ibadah seperti melaksanakan
shalat, manasik haji, dan lain-lain. Perbuatan itu menjadi rujukan
perilaku para sahabat pada masa itu dan menjadi keharusan bagi umat
Islam untuk mengikuti dan meneladaninya. Kualitas sunnah fi’liyah
menduduki tingkat kedua setelah sunnah qauliyah. Hadis ini biasanya
terdapat kata-kata kana/yakunu atau ra’aitu/ra’aina seperti pada contoh:
a. Hadis tentang tata cara shalat di atas kendaraan

Dari Jabir bin ‘Abdullah berkata, “Rasulullah saw. Shalat di atas


tunggangannya menghadap ke mana arah tunggangannya
menghadap. Jika Beliau hendak melaksanakan shalat yang fardhu,
maka beliau turun lalu shalat menghadap kiblat. (HR. al-Bukhari dan
Muslim).
b. Hadis tentang tata cara shalat
“Shalatlah kalian seperti kalian melihat aku shalat.” (HR. al-Bukhari)
c. Hadis tentang tata cara manasik haji
“Ambillah manasik (tata cara melaksanakan haji) kamu dariku.”
(HR. Muslim).

3. Sunnah Taqririyah
Sunnah taqririyah merupakan sunnah yang berupa ketetapan Nabi
Muhammad Saw. terhadap apa yang datang atau dilakukan para
sahabatnya. Perbuatan yang dilakukan oleh para Sahabat Rasulullah dan
didiamkan tidak dilarang atau diingkari oleh Rasulullah, maka perbuatan
para Sahabat Rasulullah tersebut menjadi sunnah. Artinya apa yang
dilakukan atau dikatakan oleh Sahabat Rasulullah tersebut disetujui oleh
Rasulullah. Tidak mungkin Beliau membiarkan kesalahan yang dilakukan
umatnya. Berikut perbuatan-perbuatan para Sahabat yang didiamkan
Rasulullah yang artinya disetujui oleh Beliau.
a. Bilal selalu bersuci tiap waktu (yakni selalu dalam keadaan
berwudhu) siang-malam sebagaimana akan menunaikan shalat. (HR
Bukhori, Muslim dan Ahmad bin Hanbal). Dan Bilal selalu
melakukan shalat dua rakaat setelah bersuci. (HR Bukhori, Muslim)
b. Khubaib yang melakukan shalat dua rakaat sebelum beliau dihukum
mati oleh kaum kafir Quraisy. (HR Bukhari)
c. Ibnu Umar berkata, “Ketika kamu sedang melakukan shalat bersama
Nabi, ada seorang lelaki dari yang hadir yang mengucapkan ‘Allahu
Akbaru Kabiira Wal Hamdu Lillahi Katsiiran Wa Subhaanallahi
Bukratan Wa Ashiila’. Setelah selesai shalatnya, maka Rasulullah
bertanya, “Siapakah yang mengucapkan kalimat-kalimat tadi?”
Jawab seseorang dari kaum, “Wahai Rasulullah, akulah yang
mengucapkan kalimat-kalimat tadi”. Sabda Beliau, “Aku sangat
kagum dengan kalimat-kalimat tadi, sesungguhnya langit telah
dibuka pintu-pintunya karenanya’…” (HR Muslim dan Tirmidzi)

Anda mungkin juga menyukai