K. KESIMPULAN
Khutbah Jumat adalah pidato yang normatif disampaikan
berkenaan dengan ibadah sholat Jumat, maka para khatib
harus mampu mengemas materi dengan singkat, padat, akurat
dan memikat, dan harus mampu menjadi Imam shalat.
(Tidaklah Kuciptakan Jin dan Manusia, melainkan untuk mengabdi
kepadaKu). (Surat az-Zariyaat: 56) Bahkan setiap praktik Ibadah
Manasik Haji itu mengandung makna penghambaan. Ketika seseorang
thawaf, Sai, wuquf, Mabit, melempar Jamroh, semua kegiatan itu
merupakan wujud penghambaan manusia kepada al-Mabud
Subhanahu. Hal ini sering dilupakan umat Islam termasuk mereka
yang melaksanakan Haji. Mereka umumnya melakukan manasik itu
begitu saja tanpa disertai penghayatan atas penghambaan kepada
Allah Azza wajalla. Bahkan tak sedikit mereka yang melaluinya sebagai
formalitas belaka, tanpa mendalami dan merasakan manisnya berhaji.
Seorang yang memulai rangkaian Ibadah Manasik, memulainya
dengan Ihram dan membaca lafazh Talbiyah. Kalau kita perhatikan
ucapan Talbiyah itu, isinya semua berupa penghambaan kepadaNya.
. .
Aku datang memenuhi panggilanMu, Ya Allah. Aku datang memenuhi
PanggilanMu. Tiada Sekutu bagiMu. Sesungguhnya segala pujian,
kenikmatan hanya milikmu, dan juga kerajaan. Tiada Sekutu bagiMu.
Apakah Hukum Jahiliyah yang lebih mereka sukai. Dan hukum siapa
yang lebih baik dari hukum buatan Allah, bagi kaum yang yakin. (AlMaidah:50)
Ketahuilah. Yang mengetahui adalah yang mencipyakan. Dan Dia
Maha lembut dan Maha Mengetahui. (Surat al-Mulk: 14)
padahal tidak sesuai dengan nilai riilnya, akhirnya sampai pada angka
yang tak terbayang dalam otak pebisnis $600,000,000,000,000.
(enam ratus trilyun Dollar US). Maka dari kasus hancurnya dunia
finance di AS, dan negara-negara yang berkiblat kepadanya, apakah
manusia tidak juga mau belajar bahwa sistem yang diciptakan oleh
manusia untuk menandingi sistem yang diturunkan oleh Allah
Subhanahu Wataala, pada gilirannya akan berujung pada kehancuran,
malapetaka dan kesengsaraan. Syariat Islam mengajarkan bahwa riba
adalah haram dan jual beli itu halal. Firman Allah: .
Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Jual beli harus
memperlihatkan wujud barang yang dijual dan harga yang masuk akal
atas barang. Bukan seperti membeli kucing dalam karung. Riba lah
yang menghancurkan perekonomian Kapitalis, sebagaimana telah
hancur sebelumnya sistem sosialis di Eropa Timur. Allah Swt ingin
memperlihatkan kepada manusia, bahwa sistem yang mereka bangun
bertentangan dengan sistem yang diturunkanNya, cepat atau lambat
akan hancur sekuat apapun tiang penyangga sistem itu. Allah juga
ingin memperlihatkan bahwa kesombongan dan keangkuhan hanya
berakhir dengan kehancuran. Kesombongan dan arogansi yang
dipertontonkan oleh AS di dunia Islam, wabil Khusus di Afghanistan,
Iraq, Somalia, Sudan dan lainnya tidak luput dari perhitungan Allah
Tabaraka wataala. Berapa nyawa bangsa Afghanistan yang hilang
tanpa alasan? Berapa nyawa bangsa Irak dan kekayaaan negeri itu
yang musnah akibat kekejaman Negara yang sombong itu? Semuanya
tercatat dalam perhitungan Allah Azza wa Jalla. Krisis financial
Amerika adalah mukaddimah kehancuran Negara besar itu.
.
Apakah tidak engkau ketahui orang yang menjadikan hawa nafsunya
sebagai Tuhannya dan Allah sesatkan dia dengan sadar, dan Allah
mencap pendengarannya dan hatinya. Dan Ia jadikan penglihatannya
menjadi tertutup, maka siapakah yang menunjukinya selain Allah?
Apakah kamu tidak berfikir? (al-Jatsiyah 23).
)
.(
Kalian akan mengikuti ummat sebelum kamu, sejengkal demi
sejengkal, sehasta demi sehasta, hingga kalau mereka masuk ke
lubang biawak, niscaya kamupun ikuti mereka.
kerusuhan, dihukum oleh public secara zalim. Umat islam sekali lagi
membeo kepada mereka. Pornografi, homoseks, dan penyimpangan
seksual yang bejat, kotor, dan bertentangan dengan fitrah manusia,
baik Muslim atau non Muslim, menjadi indah dan wajar dalam
pandangan mereka. Sebagian Ummat Islam pun ikut-ikutan menilai
yang bejat itu menjadi wajar. Ajaran yang dianggap sesat di dalam
islam, mereka anggap Hak Azasi Manusia dan merupakan kebebasan
untuk meyakini ajaran apa saja. Nauzu Billah min zalik.
Jika Barat menganggap poligami itu buruk dan aib, di mana seorang
lelaki mempunyai isteri yang sah lebih dari satu, maka umat Islampun
ikut-ikutan menilai poligami itu buruk dan penindasan terhadap
perempuan. Bahkan menghukum orang yang melakukannya. Tapi,
jika seorang lelaki atau perempuan berganti-ganti pasangan tanpa
nikah, melakukan hubungan zina dengan siapa saja yang dia sukai,
mereka anggap wajar dan kebebasan sebagai manusia. Beginilah nasib
ummat Islam sekarang. Menilai sesuatu dengan mengikuti standar
penilaian kaum Kuffar. Menikahi anak belasan tahun dianggap oleh
Barat sebagai pelecehan terhadap anak, maka ummat Islampun ikut
mencelanya. Sementara anak-anak jalanan belasan tahun yang
melakukan hubungan seks, tidak pernah diributkan oleh media. Di
Barat, anak umur 14 tahun sudah diajari gurunya di sekolah cara
berhubungan badan yang aman. Dan anak-anak sekolah
mempraktikkannya dengan teman-temannya. Itu tidak dianggap tabu,
karena tidak menikah. Jika menikah dengan sah, akan menjadi aib dan
malu.
.
. .
.