NIM : 180201112
Tugas Final
Khutbah Jumat
1. Khutbah Jum’at merupakan salah satu rangkaian ibadah yang terdapat padapelaksanaan shalat Jum’at, karena khutbah
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari rangkaian ibadah Jum’at. Pelaksanaan khutbah tersebut pada sebelum
melaksanakan shalat Jum’at. Khutbah Jum’at juga sebagai salah satu media yang strategis untuk dalam rangka
memberikan masukan yang positif kepada umat Islam, karena bersifat rutin dan dihadiri oleh kaum muslimin secara
berjamaah. Khutbah Jum’at memiliki kedudukan penting dalam Islam, karena merupakan penopang utama dalam
penyebaran dak’wah Islam di seluruh dunia. Khutbah juga merupakan salah satu sarana penting guna menyampaikan
pesan dan nasehat kepada orang lain atau suatu kaum. Hal ini sebagaimana kaidah yang ada dalam Islam: “menyeru
kepada kepada kebaikan dan mencegah terjadinya kemungkaran”.
2. Jumat memiliki keistimewaan tersendiri, di mana salat zuhur digantikan dengan salat Jumat berjamaah. Salat Jumat
wajib dikerjakan bagi laki-laki muslim, mukallaf, sehat, dan bermukim. Berbeda dengan salat zuhur yang terdiri dari
empat rakaat, salat Jumat terdiri dari dua rakaat. Selain itu, perbedaan lainnya pada salat Jumat terdapat khutbah Jumat.
Khutbah Jumat menjadi salah satu syarat sah salat Jumat. Maka dari itu, Khutbah Jumat memiliki syarat dan rukun-
rukun tertentu yang harus terpenuhi. Apabila
rukun dan syarat tersebut tidak terpenuhi, maka khotbat tidak sah dan salat Jumat pun menjadi tidak sah.
Rukun khutbah Jumat adalah unsur yang termasuk dalam khutbah. Rukun khutbah Jumat ini meliputi lima hal, antara lain
adalah:
1. Memuji Allah di Khutbah Pertama dan Kedua
Rukun khutbah Jumat yang pertama adalah memuji Allah. Yang dimaksud memberikan pujian kepada Allah adalah dengan
mengucapkan lafadz seperti "Alhamdulillah", "Nahmadu lillah", "Lillahi al hamdu", "Innalhamda lillah", "Hamidu Allah", dan
bisa juga dengan "Asy-syukru lillahi."
Sebagaimana dikatakan oleh Syekh Ibnu Hajar al-Haitami:
“Disyaratkan adanya pujian kepada Allah menggunakan kata Allah dan lafadh hamdun atau lafadh-lafadh yang satu akar
kata dengannya.
2. Membaca Sholawat Nabi di Kedua Khutbah.
Rukun Khutbah kedua adalah membaca sholawat nabi. Bacaan tersebut wajib dilafadzkan dengan jelas saat sholat Jumat.
Paling tidak ada ucapan sholawat seperti "shalli ala Muhammad", atau "as-shalatu ala Muhammad" atau "ana mushallai ala
Muhammad".
Salah satu contoh bunyi sholawat nabi yang bisa diucapkan adalah: "Allahumma sholli wa sallam alaa muhammadin wa alaa
alihii wa ash haabihi wa man tabiahum bi ihsaani ilaa yaumiddiin."
3. Berwasiat Ketakwaan di Kedua Khutbah.
Rukun khutbah Jumat yang ketiga adalah wajib memberikan wasiat ketakwaan.
Artinya, isi khutbah harus mengandung pesan kebaikan seperti mengajak pada ketakwaan serta menjauhi kemunkaran. Hal ini
bisa diucapkan dengan kata:
"Allahumma ajirna minannar" yang artinya "ya Allah semoga engkau menyelamatkan kami dari neraka."
"Allahumma ighfir lil muslimin wal muslimat" yang artinya "ya Allah ampunilah kaum muslimin dan muslimah."
4. Jumhur ulama berpendapat bahwa khutbah Jum’at itu adalah wajib. Mereka berpegang kepada hadits-hadits shahih
yang menyatakan bahwa setiap kali Nabi SAW mengerjakan shalat Jumat maka harus dibarangi khutbah.
Dan firman Allah SWT dalam Al quran dalam surah AL jum’ah Ayat 9
َي لِلص َّٰلو ِة ِم ْن يَّوْ ِم ْال ُج ُم َع ِة فَا ْس َعوْ ا اِ ٰلى ِذ ْك ِر هّٰللا ِ َو َذرُوا ْالبَ ْي ۗ َع ٰذلِ ُك ْم خَ ْي ٌر لَّ ُك ْم اِ ْن ُك ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُموْ ن
َ ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اِ َذا نُوْ ِد
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat
Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”Al-Jum’ah 9.
Dari ayat di atas, kalimat “Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah” ini perintah untuk melaksanakan untuk
berzikir wajib, karena bahwasanya tidak wajib mengerjakannya kecuali wajib dan para ulama menafsirkannya (dzikrillah)
dengan khutbah karena merupakan karena masuk kedalam jum’at”. Dalam ayat tersebut terdapat perintah untuk pergi
berzikir, hingga demikian zikiritu hukumnya wajib. Sekiranya pergi itu tidak wajib maka zikir tidak juga wajib
Kesimpulan