Anda di halaman 1dari 9

Nama : Haryanda AL Viqy

NIM : 180201112

Tugas Final

Khutbah Jumat

1. Apa Pengrtian khutbah Jumat

2. Apa saja syarat Khutbah Jumat

3. apa rukun khutbah Jumat

4. Hukum Khutbah Jumat

1. Khutbah Jum’at merupakan salah satu rangkaian ibadah yang terdapat padapelaksanaan shalat Jum’at, karena khutbah
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari rangkaian ibadah Jum’at. Pelaksanaan khutbah tersebut pada sebelum
melaksanakan shalat Jum’at. Khutbah Jum’at juga sebagai salah satu media yang strategis untuk dalam rangka
memberikan masukan yang positif kepada umat Islam, karena bersifat rutin dan dihadiri oleh kaum muslimin secara
berjamaah. Khutbah Jum’at memiliki kedudukan penting dalam Islam, karena merupakan penopang utama dalam
penyebaran dak’wah Islam di seluruh dunia. Khutbah juga merupakan salah satu sarana penting guna menyampaikan
pesan dan nasehat kepada orang lain atau suatu kaum. Hal ini sebagaimana kaidah yang ada dalam Islam: “menyeru
kepada kepada kebaikan dan mencegah terjadinya kemungkaran”.
2. Jumat memiliki keistimewaan tersendiri, di mana salat zuhur digantikan dengan salat Jumat berjamaah. Salat Jumat
wajib dikerjakan bagi laki-laki muslim, mukallaf, sehat, dan bermukim. Berbeda dengan salat zuhur yang terdiri dari
empat rakaat, salat Jumat terdiri dari dua rakaat. Selain itu, perbedaan lainnya pada salat Jumat terdapat khutbah Jumat.
Khutbah Jumat menjadi salah satu syarat sah salat Jumat. Maka dari itu, Khutbah Jumat memiliki syarat dan rukun-
rukun tertentu yang harus terpenuhi. Apabila
rukun dan syarat tersebut tidak terpenuhi, maka khotbat tidak sah dan salat Jumat pun menjadi tidak sah.

Adapun syarat Khutbah sebagai berikut :

1. Khatib harus laki-laki.


2. Khutbah harus diperdengarkan dan didengarkan oleh para jamaah salat Jumat. Maka, biasanya khatib akan berusaha
menggunakan pengeras suara seperti mikrofon supaya khutbah dapat didengar oleh seluruh para jamaah salat
Jumat.
3. Khutbah disampaikan di kawasan tempat pelaksanaan salat Jumat.
4. Khatib harus suci dari hadas dan Khatib harus suji dari najis
5. Khatib harus menutup aurat
6. Khutbah dilakukan dengan berdiri bagi orang yang mampu
7. Khutbah disertai duduk di antara dua khutbah. Khutbah Jumat dilaksanakan dua kali, di antara kedua khutbahnya
harus dipisah dengan duduk. Standar duduk di antara dua khutbah seperti tuma’ninah dalam salat.
8. Rukun-rukun khutbah harus dibaca secara berkesinambungan, tidak boleh ada jeda atau pemisah berupa
pembicaraan lain yang menyimpang dari khutbah.
9. Jarak antara waktu khutbah khutbah dengan salat Jumat tidak boleh terlalu lama, harus sesingkat mungkin.
10. Rukun-rukun khutbah harus diafalkan dalam bahasa arab. Sementara isi khutbah boleh disampaikan dengan bahasa
non Arab.
11. Khutbah dilakukan di waktu zuhur.

Rukun khutbah Jumat adalah unsur yang termasuk dalam khutbah. Rukun khutbah Jumat ini meliputi lima hal, antara lain
adalah:
1. Memuji Allah di Khutbah Pertama dan Kedua
Rukun khutbah Jumat yang pertama adalah memuji Allah. Yang dimaksud memberikan pujian kepada Allah adalah dengan
mengucapkan lafadz seperti "Alhamdulillah", "Nahmadu lillah", "Lillahi al hamdu", "Innalhamda lillah", "Hamidu Allah", dan
bisa juga dengan "Asy-syukru lillahi."
Sebagaimana dikatakan oleh Syekh Ibnu Hajar al-Haitami:
“Disyaratkan adanya pujian kepada Allah menggunakan kata Allah dan lafadh hamdun atau lafadh-lafadh yang satu akar
kata dengannya.
2. Membaca Sholawat Nabi di Kedua Khutbah.
Rukun Khutbah kedua adalah membaca sholawat nabi. Bacaan tersebut wajib dilafadzkan dengan jelas saat sholat Jumat.
Paling tidak ada ucapan sholawat seperti "shalli ala Muhammad", atau "as-shalatu ala Muhammad" atau "ana mushallai ala
Muhammad".
Salah satu contoh bunyi sholawat nabi yang bisa diucapkan adalah: "Allahumma sholli wa sallam alaa muhammadin wa alaa
alihii wa ash haabihi wa man tabiahum bi ihsaani ilaa yaumiddiin."
3. Berwasiat Ketakwaan di Kedua Khutbah.
Rukun khutbah Jumat yang ketiga adalah wajib memberikan wasiat ketakwaan.
Artinya, isi khutbah harus mengandung pesan kebaikan seperti mengajak pada ketakwaan serta menjauhi kemunkaran. Hal ini
bisa diucapkan dengan kata:

 "Athiullaha" yang berarti "taatilah Allah"


 "Ittaqullaha" yang artinya "bertakwalah kepada Allah"
 "Inzajiru 'anil makshiyat" yang artinya "jauhilah maksiat"

Syekh Ibrahim al-Bajuri menyatakan:


“Kemudian berwasiat ketakwaan. Tidak ada ketentuan khusus dalam redaksinya menurut pendapat yang shahih.
Ucapan Syekh Ibnu Qasim ini kelihatannya mengharuskan berkumpul antara seruan taat dan himbauan menghindari
makshiat, sebab takwa adalah mematuhi perintah dan menjauhi larangan, namun sebenarnya tidak demikian kesimpulannya.
Akan tetapi cukup menyampaikan salah satu dari keduanya sesuai pendapatnya Syekh Ibnu Hajar. Tidak cukup sebatas
menghindarkan dari dunia dan segala tipu dayanya menurut kesepakatan ulama”.
4. Membaca Ayat Alquran di Salah Satu Khutbah
Rukun khutbah Jumat yang keempat adalah membaca ayat suci Al quran dalam salah satu khutbah, namun lebih utama
dibaca saat sesi pertama. Jika diterjemahkan, ayat ini harus dibaca setidaknya satu kalimat lengkap. Bukan potongan ayat yang
jika diartikan tidak dapat dimengerti maksudnya.
Hal ini dijelaskan oleh Syekh Abu Bakr bin Syatha:
“Rukun keempat adalah membaca satu ayat yang memberi pemahaman makna yang dapat dimaksud secara sempurna, baik
berupa janji-janji, ancaman, hikmah atau cerita.
Mengecualikan seperti ayat “tsumma nadhara”, atau “abasa” karena tidak memberikan kepahaman makna secara sempurna.
Membaca ayat lebih utama dilakukan di khutbah pertama dari pada ditempatkan di khutbah kedua, agar dapat menjadi
pembanding keberadaan doa untuk kaum mukminin di khutbah kedua.” (Syekh Abu Bakr bin Syatha, I’anatut Thalibin, juz.2,
hal.66, cetakan al-Haramain-Surabaya, tanpa tahun).
5. Berdoa untuk Kaum Mukmin di Khutbah Terakhir
Rukun khutbah Jumat yang terakhir adalah mendokan kaum mukminan yang disyaratkan isi kandungannya mengacu pada
nuansa akhirat. Misalnya:

 "Allahumma ajirna minannar" yang artinya "ya Allah semoga engkau menyelamatkan kami dari neraka."
 "Allahumma ighfir lil muslimin wal muslimat" yang artinya "ya Allah ampunilah kaum muslimin dan muslimah."

Sebagaimana dibahas dalam pernyataan berikut:


3. “Rukun kelima adalah berdoa yang bersifat ukhrawi kepada orang-orang mukmin, meski tidak menyebutkan mukminat
berbeda menurut pendapat imam al-Adzhra’i

4. Jumhur ulama berpendapat bahwa khutbah Jum’at itu adalah wajib. Mereka berpegang kepada hadits-hadits shahih
yang menyatakan bahwa setiap kali Nabi SAW mengerjakan shalat Jumat maka harus dibarangi khutbah.

Sebagaimana Hadist nabi :

Shalatlah kamu sebagaimana aku shalat” (HR.Bukhari )

Dan firman Allah SWT dalam Al quran dalam surah AL jum’ah Ayat 9

َ‫ي لِلص َّٰلو ِة ِم ْن يَّوْ ِم ْال ُج ُم َع ِة فَا ْس َعوْ ا اِ ٰلى ِذ ْك ِر هّٰللا ِ َو َذرُوا ْالبَ ْي ۗ َع ٰذلِ ُك ْم خَ ْي ٌر لَّ ُك ْم اِ ْن ُك ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُموْ ن‬
َ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اِ َذا نُوْ ِد‬
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat

Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”Al-Jum’ah 9.

Dari ayat di atas, kalimat “Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah” ini perintah untuk melaksanakan untuk

berzikir wajib, karena bahwasanya tidak wajib mengerjakannya kecuali wajib dan para ulama menafsirkannya (dzikrillah)

dengan khutbah karena merupakan karena masuk kedalam jum’at”. Dalam ayat tersebut terdapat perintah untuk pergi

berzikir, hingga demikian zikiritu hukumnya wajib. Sekiranya pergi itu tidak wajib maka zikir tidak juga wajib

Kesimpulan

Dari Makalah di atas dapat kita kesimpulan:


1. Khutbah jum’at adalah Dalam kitab Bada’iush Shana’i, pada pemaparan tentang hukum khotbah Jumat,
disebutkan, “Khotbah, secara umum, adalah perkataan yang mencakup pujian kepada Allah, salawat kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, doa untuk kaum muslimin serta pelajaran dan peringatan bagi mereka.
2. Kuhtbah mempunyai rukun dan syarat tertentu
3. Khutbah Jum’at mempunyai dua sisi yang tak terpisahkan. Pertama, sebagai bagian dari ibadah shalat Jum’at
yang melekat. Kedua, Khutbah Jum’at menjadi media untuk menyampaikan dan memberi pelajaran kepada
para jamaah atau umat manusia secara umum.
.

Anda mungkin juga menyukai