Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KHUTBAH JUM’AT

Dosen Pengampu:
Pipin Herawati S.pd.,M.pd

Disusun Oleh:

Edo Safutra :162021019

Edo Nugraha : 162021012

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2023
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Khutbah Jum’at merupakan perkataan yang mengandung mau’izhah dan tuntunan ibadah
yang diucapkan oleh Khatib dengan syarat yang telah ditentukan syara’ dan menjadi rukun
untuk memberikan pengertian para hadlirin, menurut rukun dari shalat Jum’at.
Secara etimologis (harfiyah), khuthbah artinya : pidato, nasihat, pesan (taushiyah).
Sedangkan menurut terminologi Islam (istilah syara’); khutbah (Jum’at) ialah pidato yang
disampaikan oleh seorang khatib di depan jama’ah sebelum shalat Jum’at dilaksanakan dengan
syarat-syarat dan rukun tertentu, baik berupa tadzkiroh (peringatan, penyadaran), mau’idzoh
(pembelajaran) maupun taushiyah (nasehat).
Berdasarkan pengertian di atas, maka khutbah adalah pidato normatif, karena selain
merupakan bagian dari shalat Jum’at juga memerlukan persiapan yang lebih matang, penguasaan
bahan dan metodologi yang mampu memikat perhatian. Selain khutbah Jum’at, ada pula khutbah
yang dilaksanakan sesudah sholat, yaitu: khutbah ‘Idul Fitri, ‘Idul Adha, khutbah sholat Gerhana
(Kusuf dan Khusuf). Sedangkan khutbah nikah dilaksanakan sebelum akad nikah. Dalam makalah
ini yang akan dikaji adalah khusus tentang khutbah Jum’at 2. Rumusan Masalah

1. Hukum khutbah shalat Jum’at ?

2. Rukun dan syarat khutbah Jum’at ?

3. Waktu dan persiapan shalat Jum’at?

4. Materi Khutbah Jum’at tentang kehidupan pribadi dan keluarga

5. Praktek berkhutbah Jum’at

3. Tujuan

1. Menjelaskan tentang pengertian hukum shalat khutbah Jum’at

2. Menjelaskan tentang Rukun dan Syarat Khutbah Jum’at

3. Menjelaskan waktu dan persiapan shalat Jum’at


PEMBAHASAN

1. HUKUM KHUTBAH SHALAT JUM’AT

Khutbah Jum’at merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari shalat Jum’at. Dengan
Kata
Lain shalat Jum’at yang tidak dilaksanakan khutbah Jum’at Sebelum nya makan shalat
Jum’at tersebut menjadi tidak syah.
Adapun Shalat Jum’at itu hukumnya wajib atas setiap muslim laki-laki yang telah
dewasa, merdeka dan tetap di dalam negeri. Sedang wanita, kanak-kanak, hamba sahaya
dan orang yang sedang sakit tidak wajib shalat Jum’at

2. RUKUN DAN SYARAT KHUTBAH JUM’AT

1) Rukun Khutbah Jum’at


1. Hamdalah, yakni ucapan “Alhamdulillah” , berdasarkan hadits Nabi SAW. dari
Jabir r.a.:
“Sesungguhnya Nabi SAW. berkhutbah pada hari Jum’at, maka (beliau) memuji
Allah (dengan mengucap Alhamdulillah) dan menyanjung-Nya”. (HR. Imam
Muslim).
Hamdalah Khutbah jumat itu wajib dimulai dengan hamdalah. Yaitu lafaz yang
memuji Allah SWT. Misalnya lafaz alhamdulillah, atau innalhamda lillah, atau
ahmadullah. Pendeknya, minimal ada kata alhamd dan lafaz Allah, baik di khutbah
pertama atau khutbah kedua.
2. Syahadat (Tasyahud), yaitu membaca “Asyhadu anla ilaaha illallah wahdahu laa
syarikalahu wa Asyhadu anna Muhammadan abduhu warasuluhu”, berdasarkan
hadits Nabi SAW:
“Tiap-tiap khutbah yang tidak ada syahadatnya adalah seperti tangan yang
terpotong”. (HR. Ahmad dan Abu Dauwd).
3. Shalawat
4. Wasiyat Taqwa, antara lain ucapan “Ittaqullah haqqa tuqaatih”.
5. Membaca ayat Al-Qur’an, berdasarkan hadits Nabi SAW. dari Jabir bin Samurah
r.a.:
“Adalah Rasulullah SAW. berkhutbah (dalam keadaan) berdiri dan duduk antara dua
khutbah, membaca ayat-ayat Al-Qur’an serta memberikan peringatan kepada
manusia”. (HR. Jama’ah, kecuali Bukhari dan Tirmidzi).
6. Berdo’a

2) Syarat Khutbah Jum’at


1. Khatib Berdiri pada dua Khutbah dan di antara kedua khutbah dipisah dengan duduk
2. Khutbah dilaksanakan sebelum shalat Jum’at
Shalat jum’at dilaksanakan pada waktu Zuhur yaitu tergelincirnya matahari sampai
dengan bayang-bayang sama dengan bendannya pada hari Jum’at
3. Suci Tempat dan Pakaian Dari najis serta suci badan dari hadats dan menutup aurat

3. WAKTU DAN PERSIAPAN SHALAT JUM’AT


1. Waktu pelaksanaannya yang terhitung sejak masuk waktu Dhuhur hingga tiba waktu
Ashar. Karena itu, bila shalat Jumat yang dilakukan belum usai hingga tiba waktu
Ashar, maka shalatnya harus disempurnakan menjadi shalat Dhuhur tanpa mengubah
niat.
2. Tempat pelaksaanannya adalah sekitar pemukiman. Baik pemukiman itu terdiri dari
bangunan kayu atau tumpukan batu-bata saja. Jelasnya, shalat jumat tidak boleh
dilaksanakan di selain sekitar pemukiman, seperti di padang sahara. Sebab, sejak masa
Nabi saw sampai masa Khulafâ’ Râsyidûn shalat Jumat tidak dilakukan di luar
pemukiman.
3. Jumlah jamaahnya harus mencapai 40 orang sebagai batas minimal, dengan kriteria
berjenis laki-laki, mukalaf, merdeka, dan bermukim di daerah tersebut. Bilangan 40
adalah yang disepakati oleh mayoritas ulama.
4. Dilakukan secara berjamaah. Karenanya, bila 40 orang shalat sendiri-sendiri dalam
satu masjid, misalnya, maka tidak sah. Berbeda dengan seorang masbuk yang
menyempurnakan rakaat keduanya sendirian, shalat Jumatnya tetap sah. Sebab, ia
terhitung berjamaah.
5. Tidak boleh terdapat dua jamaah shalat Jumat dalam satu daerah, kecuali tidak ada
tempat yang cukup menampung seluruh jamaah, meskipun bukan masjid atau
meskipun tanah lapang. Jika masih bisa berkumpul dalam satu tempat, dan ternyata
tetap dilaksanakan dalam dua, tiga, bahkan empat kelompok, maka yang sah adalah
kelompok yang pertama kali melakukan takbîratul ihram.
6. Dilakukan setelah pelaksanaan dua khutbah Jumat yang memenuhi syarat dan
rukunnya.
Sementara itu, persiapan sebelum salat Jum’at di antaranya: mandi seperti mandi
janabah. Mandi ini boleh dilakukan lebih awal, misalnya, pagi hari sebelum
berangkat ke tempat kerja (tidak selalu harus mendekati waktu salat Jum’at).
Kemudian memakai pakaian yang terbaik (tidak selalu yang termahal), dan
mengenakan wangi-wangian. Tidak lupa pula menyegerakan diri berangkat ke masjid
dan berjalan dengan tenang. Setelah di masjid, langsung menunaikan sembahyang
dua rakaat tahiyatul masjid, meskipun khatib sudah berkhutbah
KHTUBAH

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Di hari yang mulia ini, Allah Swt mengucurkan ramhat, kasih-sayang, hidayah dan
pertolongan/inayah-Nya kepada kita semua. Oleh sebab rahmat dan inayah itulah kita
semua diberi kesempatan oleh Allah Swt untuk hadir dalam beribadah shalat jumat.

Karena itu, ma’asyiral muslimin, mari kita manfaatkan waktu yang mulia ini untuk
meningkatkan kualitas ibadah kita. Agar kita semua diberi predikat oleh Allah Swt di
hari kiamat kelak sebagai mu’min muttaqi. Orang beriman yang bertakwa.
Mudah-mudahan dengan berkat rahmat hari jumat ini kita dan seluruh kaum muslimin
di mana pun berada mampu melaksanakan semua ajaran Allah Swt dan Rasul-Nya
serta meninggalkan semua yang menjadi larangan-Nya.

Tidak ada cita-cita yang paling hebat, paling mulia, dan paling tinggi kecuali cita-cita
menjadi orang bertakwa. Yang kaya belum tentu mulia, yang duduk di kursi pejabat
juga belum tentu terhormat, yang paling pintar dan cerdik dalam masyarakat juga
belum tentu ia yang paling tinggi derajatnya.

Ingatlah, sesungguhnya yang paling mulia, paling terhormat dan paling tinggi derajat
kedudukannya adalah muttaqin, orang bertakwa.

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah.

Dalam agama kita, persoalan anak atau pemuda menjadi perhatian sangat penting.
Setelah seseorang itu menikah, maka tahap selanjutnya adalah memiliki anak atau
keturunan.

Maka, harap kita sadari bersama bahwa dalam pandangan Islam, anak merupakan
amanah yang diberikan kepada kita untuk merawatnya. Hakikatnya, Allah Swt
mewujudkan anak itu, kita lah yang diberi amanah menjaganya.

Maka, jangan sekali-kali bermain-main dengan amanah besar ini. Jangan remehkan
kepemilikian kita terhadap anak. Ingatlah, Allah Swt berfirman:

“Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu


ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan
jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka), maka
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS. At-Taghabun:
14).

Ayat tersebut turun bermula dari kejadian sekelompok laki-laki dari Makkah yang
masuk Islam. Mereka ingin mendatangi Nabi ‫ﷺ‬, tetapi istri dan anak-anak mereka
menolak ditinggalkan oleh mereka karena hendak datang kepada Rasulullah ‫ﷺ‬.

Ketika mereka telah datang kepada Rasulullah ‫ﷺ‬, mereka melihat orang-orang telah
paham agama, maka mereka hendak menghukum (keluarga) mereka, maka Allah
menurunkan ayat, “Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-
istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah
kamu terhadap mereka.

Kadang kita sering prihatin, sebab banyak kasus-kasus remaja anak muda yang tidak
bisa lagi dikategorikan bentuk kenakalan lagi. Melainkan sudah termasuk kriminal.
Padahal mereka adalah generasi yang akan meneruskan kehidupan kita; generasi yang
akan menjadi bagian pemimpin negeri ini di massa yang datang.

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Tumbuh dan kembang jika anak dibentuk oleh sistem pembiasan dan dengan siapa
anak itu bergaul. Maka, setidaknya ada tiga sistem yang paling dasar.

Pertama, adalah dengan membiasakan pada ucapan dan perkatan baik, dan
mencarikan lingkungan serta teman yang baik. Salah satunya adalah dengan sering
memperdengarkan lantunan ayat suci di rumah.

Hal ini tak lain untuk membiasakan anak untuk senantiasa dekat dengan ucapan-
ucapan baik. Sebab, kalam terbaik adalah kalam Allah yaitu al-Qur’an, yang mana di
dalamnya terkandung banyak rahasia dan obat.

Kedua, memberi makan dengan makanan dan minuman yang halal. Termasuk
pakaiannya, barang-barang yang dikenakannya. Semuanya harus tidak campur
dengan uang haram. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

“Setiap daging yang Tumbuh dari sesuatu yang haram maka neraka lebih berhak
baginya.” (HR. Thabrani).

Makanan, minuman, pakaian dan apa yang yang dikenakan jika itu haram, maka
sangat berpengaruh terhadap perilaku anak. Sulit berjalan ke tempat-tempat yang
diridhai Allah.
Tapi menyukai berjalan ke tempat-tempat yang dimurkai Allah. Jangan-jangan inilah
tanda dalam dirinya ada segumpal barang haram.

Ketiga, memberi pendidikan dasar yang tepat. Bagi anak, pendidikan adab merupakan
perkara yang paling utama. Sebelum mereka mempelajari ilmu-ilmu pengetahuannya.

Adab pertama yang harus diajarkan adalah adab kepada Allah, adab kepada Nabi,
adab kepada orang tua dan adab kepada guru. Adab kepada Allah adalah dengan
pendidikan tauhid.

Mengenalkan siapa yang menciptakan alam, mengatur, dan sifat-sifat Allah harus
dikenalkan. Makna dua kalimat syahadat merupakan dasar bagi pendidikan tauhid.

Sesungguhnya metode pendidikan anak merupakan hal yang paling penting dan paling
ditekankan. Anak-anak itu adalah amanah bagi kedua orang tuanya.
Hatinya yang suci merupakan permata yang paling berharga, belum terukir dan
terbentuk. Ia menerima setiap bentuk ukiran dan cenderung kepada setiap hal yang
digiring kepadanya.

Jika dibiasakan yang baik, dan diajarkan kebaikan maka ia akan tumbuh menjadi baik
dan bahagia di dunia dan akhirat. Ayahnya, gurunya dan setiap orang yang
mendidiknya juga akan mendapatkan pahala.

Namun jika dibiasakan dengan keburukan, dan dibiarkan seperti binatang maka ia
akan celaka dan binasa. Dan dosanya ditanggung oleh orang tuanya.

Mendidik anak-anak berarti menghantarkan mereka menuju kebahagiaan di dunia dan


akhirat. Sebaliknya, mengabaikan pendidikan anak adalah menghinakan, tidak
memanusiakan mereka dan menjerumuskan mereka ke dalam kebinasaan,
menyebabkan orang tua akan menerima balasannya di akhirat kelak.

Oleh sebab itu seyogyanya, sejak kecil anak-anak diajarkan al-Quran, hadits, dan
cerita-cerita orang sholeh. Hal ini menurutnya akan menumbuhkan kecintaan kepada
al-Qur’an, hadits dan juga kepada orang-orang sholeh.

Selain itu, ilmu yang penting untuk diajarkan kepada anak-anak sejak keci adalah ilmu
syair-syair yang Islami. Hal ini untuk menanamkan cinta keindahan kepada mereka
sejak dini.

Mudah-mudahan kita dan anak-anak kita selamat dari segala macam fitnah. Selalu
dalam kasih sayang Allah Swt. Selamat di dunia, bahagia di akhirat. Amin ya Rabbal
alamin.
Khutbah Jumat ini ditulis Dr Kholili Hasib.
KESIMPULAN

Selain khutbah Jum’at, ada pula khutbah yang dilaksanakan sesudah sholat, yaitu:
khutbah ‘Idul Fitri, ‘Idul Adha, khutbah sholat Gerhana (Kusuf dan Khusuf). Sedangkan
khutbah nikah dilaksanakan sebelum akad nikah. Dalam makalah ini yang akan dikaji
adalah khusus tentang khutbah Jum’at.
Berkenaan dengan fungsi khutbah tersebut di atas, maka khutbah disampaikan
dengan bahasa yang mudah difahami oleh jama’ah (boleh bahasa setempat), kecuali
rukun-rukun khutbah. Allah SWT. berfirman:
“Dan tidaklah Kami mengutus Rasul, melainkan dengan bahasa yang difahami oleh
kaumnya, agar ia dapat memberi penjelasan kepada mereka”. (QS. Ibrahim : 4).
Selain khutbah jum’at ada juga khutbah-khutbah yang lain yang telah ditentukan
syara’. Selain Khutbah Jum’at, ialah Khutbah “Idul Adl-ha, ‘Idul Fitri, gerhana
matahari, gerhana bulan, dan Khutbah istitsqa/meminta hujan. Khutbah-khutbah ini
dilakukan sesudah shalat.
DAFTAR PUSTAKA

[1]https://news.detik.com/berita/d-5543209/5-rukun-khutbah-jumat-sesuaisyariat-
yang-perlu-dipahamiMakalah Tentang Khutbah. (n.d.). Retrieved from
https://www.scribd.com/document/377621343/Makalah-TentangKhutbah
[2]https://muhammadiyah.or.id/hal-hal-yang-harus-disiapkan-
sebelummelaksanakan-salat-jumat/
[3]Huseim Abdurahman, “ Panduan praktis khutbah dan ceramah lebaga penerbitan
Fakultas UI, Jakarta 2008 hal 2
[4]https://hidayatullah.com/kajian/2023/01/26/244327/khutbah-jumat-pendidikan-
adab-untuk-anak-kita.html

Anda mungkin juga menyukai