Anda di halaman 1dari 57

PENGANTAR PENYUSUN

Hamba yang dhaif ini menghaturkan puji ke hadirat Allah swt. dengan pujian yang sangat tidak
seimbang jika dibandingkan dengan pujian sebagaimana Allah sendiri memuji atas diri-Nya. Dan
hamba ini memanjatkan sholawat serta salam ke atas junjungan Nabi Muhammad saw., dengan
shalawat yang semoga dapat menyelamatkan pemanjatnya dari api neraka.
Tiada henti, dan tidak akan pernah berhenti pujian atas ke-Muliaan, ke-Hebatan, ke-Agungan Allah
swt., yang terkeluar dari lisan-lisan hamba-hamba-Nya, kecuali ketika Allah memutuskan untuk
menghacurkan alam semesta ini. Dan tiada tertandingi, serta tidak akan pernah pudar, kemuliaan
Nabi kekasih Raja Diraja, Rasulullah saw., sehingga namanya senantiasa bersanding dengan nama
sang maha Pencipta dalam lafazh yang agung;
Sesungguhnya, manusialah yang sangat memerlukan ke Agungan Allah dan kemuliaan Rasulullah
saw. Tiada tempat bergantung yang paling layak kecuali Allah, dan tiada tauladan yang paling
menyelamatkan kecuali tauladan Rasulullah saw.. Namun sayang, sangat sedikit di antara hamba-Nya
yang menyadari akan hal itu. Kelalaian dakwah, sepinya silaturrahmi, surutnya amar ma’ruf nahi
mungkar, lemahnya nasehat-menasehati, adalah, benar-benar sumber kemerosotan iman yang
menyebabkan ke-Agungan Allah dan Rasul-Nya. terhalang dari hat-hati manusia. Sehingga,
kecanggihan teknologi, limpahan harta duniawi, kekuasaan-kekuasaan yang menggiurkan, telah
berubah menjadi berhala-berhala yang dikejar dan disembah oleh sebagian besar umat manusia
Akibatnya, mulailah Allah dipersekutukan, rasulullah saw dilupakan, sunah-sunahnya disingkirkan,
agama disepelekan, hukum-hukum Allah dan rasulNya diinjak-injak, dan kemungkaran terjadi di sana
sini, membabi buta, meraja lela, menyusup dan memfitnah, yang akhirnya menggiring manusia ke
arah kehinaan dan kesengsaraan yang amat dalam.
Dan yang lebih menyedihkan lagi adalah, ketika orang-orang yang seharusnya merisaukan akan hal
ini, justru sibuk dengan memperebutkan kedudukan dan kekayaan. Mereka beralasan bahwa keadaan
yang timbul pada saat ini, bukanlah penyakit iman yang menjadi sebab utama, tetapi ekonomi, politik,
keamanan, pendidikan adalah masalah yang paling utama, sehingga menjadi agenda-agenda prioritas
mereka dalam rangka usaha perbaikan umat ini.
0leh karena itu, berbahagialah orang yang menyibukkan diri dalam usaha atas iman. Karena itulah
akar segala penyelesaian. Dan beruntunglah orang yang bersedia memikirkan dan berkorban demi
nasib akheratnya umat ini, karena sebagian besar orang sedang sibuk mengurus bagaimana nasib
dunianya umat ini.
Buku yang ada di tangan para pembaca ini, adalah buku rangkuman dari buku ‘Petunjuk Sunah dan
Adab Sehari-hari’ jilid I dan II. Mengingat demikian banyaknya peminat atas buku ini, sehingga telah
mengalami cetak ulang berkali-kali. Dan untuk memudahkan para pembaca, maka buku ini diterbitkan
kembali dengan penggabungan kedua buku di atas.
Selain itu, terdengar oleh penyusun beberapa masukan dan koreksi dari para rekan yang mukhlis
mengenai beberapa isi materi buku ini, dimana materi tersebut kurang sesuai dengan keadaan
masyarakat Indonesia yang mayoritas bermadzhab Asy-Syafi’i. Sebenarnya, hal itu dilakukan karena
kelemahan penyusun, yang beranggapan bahwa usaha dakwah dan tabligh yang sedang berjalan ini
tidak terfokus kepada satu golongan ataupun aliran lertentu. Sehingga dimasukkanlah materi-materi
dasar secara ringkas, yang kelanjutannya penyusun menghendaki agar masing-masing pembaca,
mendalaminya kepada alim ulama setempat sesuai dengan anutannya masing-masing.
Namun demikian, setelah memahami pentingnya pegangan dalam beramal tanpa campur aduk yang
membingungkan, dan setelah mendapat petunjuk dari orang-orang yang memang ahli dalam
keilmuan ini terutama dari al-mukarramun; KH. Uzairon, KH. Nur Thahir (semoga Allah mengekalkan
nur dan keberkahannya), dan alim ulama lainnya yang tidak sempat saya sebutkan di sini. Dimana
mereka menganjurkan kepada penyusun agar menelaah kembali rujukan kita kitab ini, dengan
prioritas dari kiiab-kilab bermadzhab Syafi’i. Dengan demikian, pada edisi gabungan ini banyak hal
yang telah dikoreksi dan diperbaiki dan diupayakan agar mempunyai suatu corak yang dapat Iebih
mudah diikuti oleh semua pihak. .
Yang perlu juga disampaikan di sini, ialah bahwa buku yang ada di tangan pembaca adalah sangat
jauh dari kesempurnaan dan kecukupan, penyusun sangat mengharapkan agar para da’i hendaknya
membekali diri dengan ilmu dan dzikir dengan cara mendatangi dan mempelajarinya dari alim ulama
yang ahli dalam kedua bidang lersebut.
Dan penyusun menawarkan buku ini adalah untuk diamalkan dan diterapkan dalam kehidupan kaum
muslimin, bukan sekadar dibaca dan dihafal. Dan yang paling pertama kali bertanggung jawab atas
hal itu tentu adalah penyusun sendiri. Oleh karena itu, penyusun yang dhaif ini sangat mengharapkan
tegur sapa dan kritikan, serta bantuan do’a dan dorongan dan para pembaca, agar Allah swt.
menerima semua usaha ini, dan menjadikannya sebagai sebab turunnya hidayah bagi seluruh
manusia pada umumnya, dan khususnya kepada penyusun yang dhaif ini. Sehingga kita semua dapat
selamat dari siksa neraka dan dapat memasuki surga yang dijanjikan Allah swt. Amin.
Yang senantiasa dhaif di hadapan Khaliqnya,
A. Abdurrahman Ahmad
Daftar Isi Jilid I
Pengantar Penyusun
Daftar Isi Jilid 1
1. Bab lstinja
2• Bab Mandi
3• Bab Adzan, iqomat
4. Bab Wudhu
5• Bab Shalat
6. Bab Shalat Berjamaah
7. Bab Wirid Setelah Shalat
8. Bab Shalat Sunnah
9. Bab Dora
10. Bab Puasa
11. Bab Tilawah AI-Qur’an
12. Bab Hari Jum’at
13. Bab Khutbah Jum’at
14. Bab Hari Raya
15. Bab Masjid
16. Bab Majelis
17. Bab Ucapan, Lisan
18. Bab Safar
19. Bab Pakaian
20. Bab Berhias
21. Bab Kumis, Janggut, Kuku, Rambut
22. Bab Makan
23. Bab Minum
24. Bab Malam Hari
25. Bab Tidur
26. Bab Bangun Tidur
27. Bab Siwak
28. Bab Bergaul dengan Semua Mukmin
29. Bab Masuk Pasar
3O. Bab Jual Beli
3I. Bab Hutang Piutang, Pinjam Meminjam
32. Bab Hadiah, Sedekah, Pemberian
33. Bab Salam, Izin
34. Bab Sakit, Berobat
35. Bab Bcrl., I)
• Al Qur’an tidak boleh dipakai bantal atau alas. (Thabrani, Baihaqi)
• Al Qur’an tidak boleh dilangkahi. (Ibnu Hajar Asqalani)
• Umar ra. senang jika melihat orang yan~ membaca AI-Qur’an memakai baju putih (Malik)
• Ketika khatam dari tilawaj Al Qur’an disunatkan agar:
. Memperbanyak takbir dan tahmid
• Mengumpulkan keluarga dan do’a bersama-sama. (Ibnu Najar)
12. BAB HARI JUM’AT
Dan adab-adabnya
Pada hariJum’at telah terjadi lima peristiwa penting, yaitu:
• Allah menciptakan Adam manusia pertama.
• Allah mengusir Adam dari surga ke bumi.
• Allah mematikan Adam
• Ada satu sa at yang bila hamba meminta kepadaNya pasti akan dikabulkan oleh Allah asal pada saat
tersebut.
• Terjadinya hari Kiamat. (Ahmad, Abu Dawud)
Untuk menghormati hariJum’at, kita mulai mempersiapkannya sejak hari Kamis.
Seperti: Memotong kuku, rambut, dsb .. (Bukhari)
Hendaknya mandi pada hariJum’at. (Bukhari). * Salah satu hak Allah dari hamba-Nya dalam mandi,
adalah setidaknya mandi seminggu sekali yaitu pada hariJum’at.
Dianjurkan memperbanyak bersiwak pada hari Jum’at. (Bukhari)
Sunnah memakai wangi-wangian pada hariJum’at. (Bukhari)
Sunnah memakai pakaian yang terbaik pada hari Jum’ at. (Bukhari). *Hari Jum’at
adalah hari raya umat muslimin. Sebagaimana hari raya umat Yahudi pada hari Sabtu dan Nashrani
pada hari Ahad. Dan sebaik-baik pakaian ialah gamis berwarna putih.
Pada shalat Shubuh hari Jum’at, imam disunnahkan membaca surat ‘As:Sajadah’ di rakaat pertama
dan ‘A1-lnsan’di rakaat kedua. (Bukhari)
Hendaknya bersegera pergi ke masjid untuk shalat Jum’at. Allah menugasi dua malaikat khusus pada
hari Jum’at yang menunggu di pintu masjid untuk rnencatat siapa yang lebih dahulu tiba di masjid dan
yang tiba kemudian.
Barangsiapa lebih dulu pergi ke masjid pad a hari Jum’at, berpahala lebih besar. (Bukhari)
Sebaiknya pergi ke masjid dengan berjalan kaki. Setiap langkah menuju shalat Jum’at berpahala
setahun berpuasa. (Bukhari). * Dengan berjalan kaki untuk shalatJum’at, maka pahala puasa lebih
banyak didapatkan. Bilamemungkinkan. Sambil menunggu imam datang dianjurkan mengerjakan
shalat sunnah Intizhar sampai imam datang. (Ahmad)
Hendaknya mendengarkan khutbah Jum’at dengan khusyu’, walaupun tidak mengerti. (Bukhari)
– Jangan berbicara ketika khutbah berlangsung. Berbicara ketika khutbah menghapuskan pahala
Jum’at. Termasuk mengatakan, ‘Diam’ kepada orang yang berbicara. (Bukhari)
– Jika disebut nama Rasulullah saw., hendaknya bershalawat dalam hati. Sunnah berdo’a dalam hati
diantara dua khutbah tanpa mengangkat tangan. di rakaal kcdua. Berdoa di antara 2 khutbah adalah
di antara waktu terkabulnya do’a pada hari JUm’at (Bukhari).
Sunaj membaca surat Al A’la di rakaat 1 shalat Jum’at dan Al Ghasyiah di rakaat ke 2.
Dianjurkan membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at. Pahalanya anlara lain:
• Diampunkan dosa-dosa selama minggu yang lalu.
• Diselamatkan dari gangguan Dalial.
Sunnah memperbanyak shalawat atas Rasulullah saw. pada hari Jum’at.
Barangsiapa membaca delapan puluh kali shalawat, setelah shalat Ashar pad a
hari Jum’at, sebelum berdiri dari tempat shalatnya, akan mendapat pahal~,
delapan puluh tahun beribadah dan delapan puluh tahun dosanya dimaatkan
Allah swt.. Yaitudengan bershalawat:
Artinya: “Semoga Allah Iimpahkan shalawat ke atas Muhammad (saw). Nabi yang
Umi dan ke atas keluarganya serta para sahabatnya semua.”
Haram bepergian Uauh) pada hari Jum’at setelah adzan. Seolah-olah sengaja meninggalkan
shalatJum’at.
Boleh berpuasa pada hari Jum’at, jika diiringi hari Kamis atau Sabtu. (Bukhari, Muslim)
Barangsiapa meninggalkan tiga kali shalat Jum’at berturut-turut, maka hilanglah keislamannya.
(Imam yang lima)
TIdak ada shalat Zhuhur pada hari Jum’at.
Saat-saat terkabulnya do’a pada hari Jum’at, ialah:
• Setelah shalat Shubuh sampai Isyraq
• Ketikamatahari tepat di atas.
• Ketikakhatib naik ke mimbar.
• Antara dua khutbah.
• Ketika khatib turun dari mimbar.
• Setelah shalatJum’at.
• Setelah shalat Ashar sampai menjelang Maghrib.
– Jangan memisahkan tempat duduk diantara dua orang. Danjangan menempatl tempat duduk orang
lain. (AbuDawud, Nasa’ i, Ahmad)
Sunnah menunaikan shalat Tahiyyatul masjid, walaupun khutbah sudah dimulai. (Imam Lima)
– Jika mengantuk ketika sedang mendengarkan khutbah, disunnahkan berpindah tempat. (AbuDawud,
TIrmidzi)
13. BAB KHUTBAH JUM’AT
Dan adab-adabnya
Khatib hendaknya sudah duduk di atas mimbar ketika sedang diserukan adzan Jum’at. (Bukhari)
unnah berkhutbah di atas mimbar. Dan memulai khutbah dengan memberi ~alam kcpada jamaah.
(Ibnu Majah, Bukharl).
Sunah berkhutbah diatas mimbar dan memulai khutbah dengan memberi salam kepada jamaah (Ibnu
Majah, Bukhari).
Khatib hendaknya menghadap ke seluruh jamaah, jangan hanya menghadap kepada sebagaian orang
atau ke satu arah.
I)lsunnahkan memulai khutbah dengan puji-pujian kepada Allah swt., lalu shalawat atas Rasulullah
saw .. (Bukhari)
tclah pujian dan shalawat, disunnahkan bertasyahud. (Abu Dawud, Ahmad, Tirmidzi)
Kcmudian sunnah mengueapkan ‘Amma ba’du’. (Bukhari, Ahmad, Tirmidzi)
Hendaknya isi khutbah, adalah:
• Mewasiatkan kepada manusia supaya bertakwa.
• Membaeakan beberapa ayatAl~Qur’an.
• Berdo’a di kedua khutbah. (Jamaah, Abu Dawud, Ahmad).
Duduk diantara dua khutbah. (Bukhari)
Disunnahkan agar meringkaskan khutbah Jum’at, sehingga khutbah lebih pendek dari shalat. (Abu
Dawud). * Meringkaskan khutbah Jum’at adalah menandakan kebijaksanaan khatib. Khutbah yang
lebih panjang dari shalat
menandakan kekurangbijaksanaan khatib. Sebaiknya yang menjadi khatib adalah imam dan yang
menjadi imam adalah
khatib. Jadi, khatib dan imam adalah orang yang sama. (Bukhari)
Khatib hendaknya berkhutbah dengan semangat dan berapi-api. (Muslim, Ibnu Majah)
Mu’adzin dalam shalatJum’at eukup dilakukan oleh satu orang. (Bukhari)
14. BAB HARI RAYA
Dan adab-adabnya
Disunnahkan memakai pakaian yang terbaik. Bukan berarti baru, setidaktidaknya terJihat baik dan
suei. (Bukhari)
Rasulullah saw. mempunyai pakaian khusus yang dikenakan hanya pada hari Raya saja. (Ahmad)
Sunnah makan sebelum shalat ledul Fitri. (Bukhari, Tirmidzi). * Mengingat sebelumnya sudah
berpuasa sebulan penuh, maka pada hari ledul Fitri hendaknya makan atau minum dahulu sebelum
shalat. Menandakan bahwa hari
itu kita tidak berpuasa. RasuluJlah saw. biasa makan beberapa kurma dengan ganjil sebelum shalat
ledul Fitri. (Bukhari)
Disunnahkan tidak makan apapun sebelum shalat ledul Adha. (Tirmidzi, lbnu Majah, Ahmad)
Shalat hari Raya boleh tanpa mimbar. (Bukhari)
Lebih utama shalat Ied di lapangan, tetapi RasuluJlah saw. pun pernah melaksanakan di masjid ketika
situasi tidak memungkinkan. Tidak ada adzan dan iqamah pada shalat hari Raya. Dan tidak ada shalat
sunnah qabliyah atau ba’diyah hari Raya. (Bukhari)
Sunnah ada khutbah setelah shalat hari Raya. (Bukhari)
Hendalmya mcnyegerakan shalat ledul Adha dan melambatkan shalat ledul Fitri.
Dianjurkan bersedekah setetelah sholat harl Raya. Biasanya Rasulu\ullah saw. setelah turun dari
khutbah ditemani oleh Bilal ra langsung membuka sorbannya untuk menerima sedekah dari para
sahabat (Bukhari).
Disunahkan bagi khatib unlul< membcrl nClsehat khusus kcpadu kaum Wanita setclah khutbah hari
Raya. (Bukhari)
Makruh membawa senjata pada hari Raya, apalagi terhunus. (Bukhari)
Disunnahkan memperbanyak takbir dengan keras pada hari Raya. (Bukhari)
Wanita yang haid boleh datang ke temp at 3halat hari Raya dan ikut bertakbir namun ditempatkan
terpisah. (Bukhari, Muslim, Abu Dawud)
Imam hari Raya hendaknya memakai satir atau penghalang. (Bukhari). * Sebab, shalat di lapangan
terbuka tidak ada din ding di hadapan. Penghalang bagi imam sudah meneukupi untuk
seluruhjamaah. Sunnah membaea surat AI-A'la di rakaat pertama, dan AI-Ghasyiyah di rakaat kedua
pada shalat hari Raya. Rasulullah saw. pun pemah membaea surat Qaf dan 'Iqtarabatis saa'ah'.
(Jamaah, keeuali Bukhari)
Sebaiknya berjalan menuju tempat hari Raya melalui jalan yang tidak biasa dilewati. Dan sebaiknya
pergi dan pulang melalui jalan yang berlainan. (Bukhari).
* Asalkan aman.
Sunnah memendekkan shalat hari Raya dan memanjangkan khutbah serta memperbanyak takbir.
(lbnu Majah)
15. BAB MASJID
Dan adab-adabnya
Dasar utama mendirikan masjid adalah takwa~ (AI-Qur'an)
Barangsiapa mendirikan masjid, Allah akan mendirikan untuknya bangunan seperti itu di surga.
(Muslim)
Maksud masjid didirikan, adalah sebagai:
• Tempat shalat. (Muslim)
• Tempat dzikir. (Muslim)
• Tempat tilawat A1-Qur'an. (Muslim)
• Tempat majelis agama. (Bukhari, Muslim, Tirmidzi)
• Tempat ta'lim AI-Qur'an. (Thabrani, Bazzar)
• Tempat ta'lim masai!. (Thabrani)
• Pusat dakwah lslamiyah. (Bukhari, Muslim, Abu Dawud)
Masjid hendaknya dibangun di tempat yang dekat dengan masyarakat yang mudah dikunjungi.
(Ahmad, Abu Dawud)
Masjid hendaknya sederhana, tidak terlalu mewah seperti orang Yahudi dan Nasrani yang memperelok
gereja. (Abu Dawud). * Abu Darda ra. berkata, ':.Jika kamu mengukir-ukir masjid, maka kehaneuran
akan menimpamu."
Berlomba-Iomba memperindah masjid, mengakibatkan riya dan berbangga dlrl. Akhirnya jauh dari
maksud sebenarnya mendirikan masjid. Sabda Rasulullah saw., "Akan datang kepada manusia satu
masa, dimana mereka akan berbang
bangga dalam membangun masjid, tetapl mereka tidak meramaikannya, kceuali scbaglan kcell saja."
(Syarhus Sunneh)
Jika melohat masjid hendaknya membaca basmalah dan shalawat atas rasulullah saw. (Ahmad, Ibnu
Majaf).
Masuk masjid didahulukan kaki kanan, dengan niat I’tikaf (Ibnu Nu’aim, Abu Dawud). Lafaz I’tikaf
ialah:
Lafaz niat i'tikaf, ialah;
Artinya : "Saya niat beri'tikaf di dalam masjid ini semata-mata karenaAllah. "
Masuk masjid disunnahkan membaca do'a:

Artinya: "YaAllah, sesungguhnya aku memohon kanJ1.niadari-Mu. (Abu Dawud,
Nasa'i)
Artinya: “Ya Allah, bukakanlah untukku pintu rahmatMu (Abu Dawud, Nasa’i).
Sunnah memberi harum-haruman di masjid. (Nasa' i)
Sunnah shalat dua rakaat ketika masuk masjid sebelum duduk. (Bukhari, Muslim, Tirmidzi)
Dimasjid hendaknya hidup empat amalan di dalamnya, yaitu: (a) Dakwah. (Bukhari, Muslim) (b)
Ta'limwa ta'ium. (Muslim)
(c) Dzikir-ibadah. (Muslim) (d) Khidmat.
Selama di masjid hendaknya selalu menutup aural. (Nasa' i)
Sebaik-baik temp at shalat bagi laki-Iakiadalah di masjid dan sebaik-baik tempat shalat bagi wanita
adalah di rumah. Masyarakat di sekitar masjid, hendaknya menghormati tamu-tamu yang berziarah
ke masjidnya, karena mereka adalah tamu Allahswt.. (AbiSyaibah)
Artinya: "Ya Allah, bukakanlah untukku pintu rahmat-Mu." (Abu Dawud, Nasa'i)
Keluar masjid hendaknya mendahulukan kaki kiri,dengan membaca do'a;
Hal-hal Yang Dibolehkan
Boleh mengeluarkan orang yang membawa bau-bauan tidak enak dari masjid. (Nasa'i)
Boleh tidur di masjid, dengan niat i'tikaf.(Bukhari, Muslim)
Sunnah membuat kemah di dalam masjid untuk beri'tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
(Nasa' i)
Boleh menjadikan temp at ibadah umat lain sebagai masjid. (Nasa' i)
Boleh membongkar kuburan untuk dijadikan masjid. (Nasa' i). * Maksudnya, kuburan dipindahkan
untuk dijadikan masjid.
Boleh tidur, makan, dan minum di masjid dengan niat i'tikaf.(Nasa' i)
Hal-hal yang tidak dibolehkan:
Tidak boleh menjadikan kuburan sebagai masjid (Nasa’i). Selama kuburab belum dibongkar
(dipindahkan), maka tempat itu tidak boleh dijadikan masjid.
Tidak boleh meludah di dalam masjid (Nasa’i)
Tidak boleh bersyair di dalam masjid. Jika mendengar prang bernyanyi di dalam masJld, dlanjurkan
berdo'a, "Semoga Allah menghancurkan mulutnya” 3 kali (Ibhnu Sina, Nasa’i)
Tidak boleh mengadakan jual beli di masjid. Jika melihat orang berJual beli di masJid, hendaknya
berdo'a, "Semoga Allah merugikan perdagangannya." (Tirmidzi,Nasa' i)
– Tidak boleh mencari barang hHang di dalam masjid. Jika melihat orang mencarl barang hHang di
dalam masjid, disunnahkan berdo'a, "Va Allah, semoga barangnya tidak ditemukan …" (Muslim, Ibnu
Majah)
– Tidak boleh membawa senjata terhunus ke dalam masjid. (Thabrani, Nasa' i)
Masjid tidak boleh dijadikan jalan Iintasan untuk lewat. (Bukhari, Muslim)
– Tidak boleh menyatukan pintu masjid untuk wanita dan laki-Iaki. Wanita tidak boleh masuk dari
pintu laki-Iakidan sebaliknya. (AbuDawud)
Tidak boleh bersuara keras, tertawa, bersenda gurau, berbicara sia-sia, di dalam masjid. (Bukhari,
Muslim)
Makruh membawa bau-bauan yang tidak enak, seperti: bau bawang, rokok, jengkol, pete, dan lain-
lain. (Bukhari, Muslim)
Jangan buang angin di dalam masjid. (Muslim). * Karena akan menimbulkan bau-bauan tidak enak.
– Tidak boleh memotong dan membersihkan kuku, rambut, mengibaskan kain dengan keras, menyisir
rambut dan janggut, atau bersiwak di dalam masjid. Hal itu akan mengotori masjid. Jika ada kotoran-
kotoran tersebut, sunnah mengeluarkannya dari masjid. (Abu Dawud)
16. BAB MAJELIS
Dan adab-adabnya
Dalam setiap majelis hendaknya memperbanyak dzikrullah. (Nasa' i)
Di dalam majelis hendaknya bershalawat atas Rasulullah saw. setidaknya sekal (Nasa' i, Ibnu Hibban,
Thabrani) .
– Adatiga macam orang yang hadir dalam majelis:
• Ghani; Banyak mengingat Allah swt., tidak lalai.
• Salim; Diam saja, hanya mendengar ucapan orang lain.
• Syajib; Banyak membicarakan keburukan majelis. (Thabrani, Ibnu Majah)
Sebaiknya majelis menghadap ke kiblat. (Thabrani, Ibnu Adi)
– Majelisterjelek adalah pasar dan yang terbaik adalah masjid. (Thabrani)
Hendaknya duduk dalam majelis dengan sopan, ramah, dan penuh adab
Jangan duduk dengan sombong dan angkuh. (Muslim)
Seseorang jangan duduk diantara dua orang tanpa izin keduanya. (Bukhari, Allil
I)awud, Tirmidzi). * Duduk diantara keduanya tanpa izin mereka, mungkin mengganggu mereka.
Jangan menyuruh orang lain pindah dari tempatnya, lalu kita duduk di tempatnya (Bukhari, Muslim).
lie Dnlam hal itu ada beberapa kesalahan a. menyusahkan orang lain b. menunjukkan keso,bomgan c.
berbabangga dirim dengan merendahkan orang lain.
Hendaknya memuliakan orang menurut kedudukannya, baik kedudukan duniawi atau agama.. (Ibnu
Majah). * Tidak hanya ulama yang harus dihormati, tetapi juga rang tua, tokoh masyarakat, orang
kaya.
Orang-orang yang harus dimuliakan dalam setiap majelis:
• Muslim tua dan beruban.
• Hafidz Al-Qur'an yang beradab pada Al-Qur'an.
• Penguasa yang adil. (Ibnu Majah)
Sesungguhnya berkah Allah terletak pada para tokoh yang duduk dalam majelis. (Ibnu Majah, Hakim)
Sunnah duduk rapat-rapat dalam majelis. (Abu Dawud). * Majelis yang ada dzikrullah, akan dicucuri
rahmat Allah. Jika lebih rapat, maka seluruh rahmat akan mengenai tubuh-tubuh peserta majelis, dan
akan menyatukan hati sesama
peserta majelis, juga akan menutup celah-celah syetan menggoda. Sunnah memberikan tempat
duduk untuk orang lain yang baru datang. (Bukhari, Muslim)
Jika bertiga dalam majelis, jangan berbicara hanya berdua tanpa seizin satunya. (Bukhari, Muslim). *
Demi menjaga perasaan sesama ahli majelis. Sehingga tidak menimbulkan perpecahan.Setelah
meninggalkan majelis Rasulullah saw. biasa membaca istighfar sepuluh sampai lima belas kali. (Ibnu
Sunni). * Sebagai kafarat atas pebuatan atau
ucapan-ucapan yang tidak baik selama dalam majelis. Istighfar yang diucapkan oleh Rasulullah saw.
adalah,
Artinya : "Saya memohon ampun kepada Allah, Dzat yang tiada Tuhan selainNya Dia Maha hidup,
Maha Berdiri dan say:i bertaubaat kepada-Nya. "
Sebelum berdiri dari majelis, sunnah membaca do'a kifarah majelis,
Artinya: "Maha suci Engkau ya Allah. Dan dengan memuji-Mu, tiada Tuhanselain Engkau, aku
memohon ampunan-Mu, aku bertaubat kepada-Mu (Tirmidzi, Nasa' i). Barangsiapa membaca do'a ini,
Allah akan menghapuskan dosa-dosa atas kelalaian selama dalam majelis. Majelis adalah amanat. Apa
yang dibicarakan dalam majelis, hendaknya berhatihati dalam menyebarkan. Tidak semua orang
boleh mengetahui apa yang
dibicarakan dalam majelis tersebut. (Tirmidzi)
Majelis juga amanat untuk tidak membicarakan aib orang lain. (Tirmidzi)
Jangan duduk menyandarkan kedua tangan ke belakang. Duduk seperti itu adalah dudukyang dibenci
oleh Allah. (Abu Dawud, lbnu Majah)
Boleh duduk dengan bersila (Muslim, Tirmidzi, Nasa’i).
Boleh duduk sambil mendekap lutut dan betis (Bukhari).
Jangan duduk sendirian di tengah-tengah majlis (Tirmidzi. Ahmad. Abu Dawud).
Hendaknya selalu memusatkan fikiran, hati, pendenganran, dan penglihatan kepada isi pembicaraan
majelis. (Bukhari)
Makruh memuji terlalu berlebihan. (Muslim, Tirmidzi, lbnu Majah). tt Tcrmasuk berlebihan, jika
mengatakan: "Kamu ini ulama besar." Padahal ia bukanlah seorang ulama. Atau mengatakan: Dia ini
wali Allah, padahal amalan
agamanya sangat lemah. Dianjurkan melemparkan pasir ke mulut orang yang memuji. (Muslim)
Jangan membuat majelis atau duduk di jalanan. Jika terpaksa, hendaknya memenuhi hak-hak
jalanan. Diantaranya ialah: Menundukkan pandangan, amar ma'ruf nahi munkar, menyebarkan salam,
dan tidak mengganggu orang lewaL
(Bukhari, Muslim),
Sebaiknya jangan duduk mengobrol setelah shalat lsya, kecuali berbicara agam atau kepentingan
umat. Rasulullah saw. kadang-kadang berbincang dengan Abu Bakar mengenai keadaan umat
Muslimin hingga larut malam. (Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa' i)
Jangan melihat siapa yang berbicara, dengarlah apa yang dibicarakan. (Ali ra.). IIlIe Misalnya; Kita
mempunyai sumur dan masih ada kelebihan air, setelah digunakan, maka air selebihnya itu tidak
boleh kita jual. (Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i)
Dilarang jual-beli sperma hewan pejantan; maksudnya menyewakan pejantan untuk pemblbitan
hewan, akan tetapi menghibahkan atau memberikan tidak dilarang (Tirmidzi, Bukhasri, Nasa’i).
Contohnya menyewakan bibit domba untuk peternakan.
Haram menimbun atau menyimpan barang kemudian menjualnya di saat harga mahal (Muslim,
Ahmad, Ibnu Majah).
Haram jual beli anjing dan kucing. (Muslim, Tirmidzi, Nasai )
Haram hasil dari pelacuran. (Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’ I)
Haramm hasil dari menyanyi (artis) wanita. (Ahmad, Tirmidzi, Ibnu MaJah)
Haram hasil dari perdukunan. (Muslim, Tirmidzi, Nasa’ i)
Tidak boleh jual-beli buah yang belum matang untuk dimakan. (Bukhari, Musllrll,
Nasa’ i, Ibnu Majah).
Tidak boleh orang kota menjual dagangannya untuk orang desa. * Maksudnyu. orang kota pandai,
sedangkan orang desa rata-rata bodoh, orang kota mudah menipu orang desa. Jadi, jual beli tersebut
dilarang selama ada unsur penipuan. (Buukhari, Muslim,Nasa’ i, Ibnu Majah).
D)ilarang jual beli ‘tasriyah’ pada binatang. ‘Tasriyah’ adalah: menyetop binatan dari menyusui,
sehingga air susunya mengumpul sehingga orang menyanaku binatang tersebut bersusu banyak.
(Bukhari, MusIim).
Tidak boleh jual beIi suatu makanan yang belum jelas takarannya. (Bukharl, Ahmad). * Sebaiknya
membeli atau menjual makanan yang jelas timbangannya kaIau tertulis jumlah beratnya. Dilarang
jual beIi yang tidak jelas barangnya. Contoh: ‘Saya menjual anak kambing yang masih di dalam perut’
atau misalkan, ‘Saya akan beli apa-apa yang kamu dapat dari menyelam.’ (Bukhari, Muslim,Nasa’ i)
Dilarang menjual secara persekot/uang muka. Yaitu jika pembeli batal, maka uang muka menjadi
milik penjual. (Abu Dawud, lbnu Majah). * Contoh: A rnembeIi barang dari B dengan uang muka Rp.l
OO,-kemudian pembeli tidak jadl, rnaka uang Rp. 100, -harus dikembalikan kepada A.
Diharamkan menipu dalam jual beli. (Muslim). * Contoh: Barang kualitas I, kualitas II, kualitas III
dicampur dan dikatakan bahwa ini adalah barang kualitas I.
Tidak boleh menjual barang yang tidak ada padanya. (Tirmidzi, Abu Dawud). Contoh: A mendatangi B
ingin membeli sesuatu. B menerima uang dari A, padahal barang yang akan dibeli tidak ada pada B.
Lalu B mencari barann tersebut ke tempat lain, kemudian menjualnya kepada A.
I)Ilarang jual beli dengan memakai temparan. Contohnya: ‘Lemparkan ke kiri pada pakaian di depan,
mana yang kena aku jual Rp.100,-‘. (Muslim, Tirmidzl, Nasa’i).
I lllmang jual-beli barang yang masih berada dalam tawaran orang lain walaupun harganya lebih
murah, kecuali seizin orang pertama. (Bukhari)
,I”ngan menjual barang orang lain tanpa seizinnya. (Bukhari)
Diharamkan riba, pelakunya, pemberinya, saksinya, penulisnya, semuanya berdosa. (A1-Quran –
Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah).
Tidak boleh mempekerjakan wanita, walaupun hamba sahaya kecuali pada 3 pekerjaan: (8) Mcmbuat
masakan, (b) Menenun atau menjahit, (c) Meminta; (Ahmad, , Abu Dawud)
Jangan memperkerjakan anak kecil. (Imam Malik)
Silarang jual beli Najasyi. Contohnya A berjualan, kemudian ia menyuruh B bwepura-pura membeli
barangnya dengan memuji barang dagangannya, sehingga orang lain tertarik untuk membcllnya.
(Ahmad)
Tidnl< boleh utang dcngan jual bell. (Imam yang lima). Contohnya: A mcmlnjamkan uang kepada B.
Lalu A menjual barang ke B dengan harga yang dimahalkan. Jual beli seperti ini tidak boleh, karena A
meminjamkan ke B dengan maksud agar B dapat membeli barangnya dengan harga mahal.
Tidak boleh menerima upah dari membaca AI-Quran, tetapi boleh mengambil upah dari mengajarkan
Al-Quran. (Ahmad)
Tidak boleh mengambil upah dari adzan. (Bukhari)
PERBURUHAN
Jangan menghambat upah buruh, berikan secepatnya begitu ia selesai bekerja. (Bukhari)
Boleh membayar upah buruh dengan memakai aturan giliran kerja, seperti: sift pagi, sift siang, sift
malam, atau dengan sistem harian, mingguan,atau bulanan. (Bukhari)
Boleh mengambil upah dari meng angkut barang. (Bukhari)
Boleh mengambil buruh orang non muslim. (Bukhari)
Boleh memberi upah bagi penaksir harga. (Ahmad)
31. BAB UTANG PltITANG, PINJAM MEMINJAM
dan adab-adabnya
Utang piutang dibolehkan dalam agama, hanya untuk tujuan kebaikan. Jangan meminjam atau
memberi pinjaman untuk keperluan maksiat. (Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Hakim)
Sedekah akan mendapatkan sepuluh ganjaran, sedangkan meminjamkan akan mendapat delapan
belas ganjaran. (Thabrani, lbnu Majah, Baihaqi).
Siapa yang memberi pinjaman atas kesusahan orang lain, maka akan berada di bawah naunganArsy
Allah pada hari Kiamat. (Muslim, Ahmad).
Barang siapa meminjamkan kepada orang lain, maka pahala sedekah akan terus mengalir kepadanya
setiap hari dengan jumlah sebanyak yang dipinjamkan sampai pinjaman tersebut dikembalikan.
(Muslim, Ahmad, lbnu Majah). Contoh: A meminjamkan uang Rp.300,-kepada B, dan B akan
membayarnya sctelah 30 hari. Maka selama 30 hari itu A mendapatkan pahala sedekah Rp.300,- liap
harinya. Dua kali meminjamkan, sarna derajatnya dengan sekali bersedekah. (Bukhari, Mus;lim,
Thabrani, Baihaqi).
Tunaikahlah hajat orang yang meminjam, jika mampu. TIdak boleh menahan l\lIIl:a untuk
dipinjamkan kepada orang lain. (Thabrani)..
.Julnlah utang piultang, dan batas waktu pembayarannya hendaknya tertulis dengan jclas dan ada
saksi .(AI•Qur’an, Bukharil, Muuslim, Ahmad)
.Jangan ada syarat lain dalam utang piutang kecuali pemhayarannya. (Ahmad, Nasa’i)
Jangan menerima dan memberi pembayaran melebihi jumlah pinjaman walaupun hadiah. Memberi
atau menerima kelebihan dalam pembayaran utang adalah riba. (Bukhari, Muslim, Abdurrazak).
Contohnya: A meminjam uang kcpada B scjumlah Rp. 1000,- sclama 20 hari, dengan ijab
pcmbnran Rp.l000,- ditambah Rp.] 00,- atau dijanjikan akan memberi hadiah kcpadn B sebagai
tambahan dari nilai pinjaman. Peminjam disunnahkan melebihkan pembayaran. (Bukhari, Muslim,
Ahmad). "'
Dengan catatan; tanpa perjanjian tambahan sebelumnya. Contoh: A meminjam uang kepada B
sejumlah Rp.1000,- dengan ijab pembayaran Rp.l000,- selama 30 hari. Setelah 30 hari, A membayar
utangnya sejumlah Rp.l 000,-. Kemudian ia memberi sedikit uang kepada B (tanpa meminta kelebihan
pembayaran), sebagai kebajikan saling memberi sesama muslim.
Menagih Utang
Sebaiknya memberi tempo pembayaran kepada yang meminjam agar ada kemudahan untuk
membayar. (Muslim, Ahmad)
Barangsiapa memberi waktu kemudahan untuk membayar, maka Allah swt. Akan memberikan waktu
sebelum matinya untuk bertaubat. (Thabrani)
Barangsiapa memberi jangka waktu kemudahan untuk membayar, maka setiap harinya akan diberi
pahala bersedekah sejumlah harta yang dipinjamkannya. (Muslim, TIrmidzi, Ahmad, Hakim)
Barangsiapa memberi kemudahan dalam pembayaran utang, Allah akan menjauhkannya dari
kesusahan. (Ahmad)
Hendaknya berhati-hati dengan do'anya orang yang dipersulit dalam membayar utang. (Dailami)
Jangan menagih sebelum waktu pembayaran yang sudah ditentukan. (Ahmad)
Hendaknya menagih dengan sikap yang lembut dan penuh pemaaf. (Bukhari, Muslim, TIrmidzi)
Boleh menyuruh orang lain untuk menagih utang, tetapi mesti diberi nasehot agar bersikap baik,
lembut dan penuh pemaaf kepada orang yang akan ditagihnya. (Bukhari, Muslim, TIrmidzi, Hakim)
Membayar Utang
Sebaik-baik orang adalah yang mudah dalam mengambalikan utang. (Bukhari, Nasa' i,Ibnu Majah,
TIrmidzi)
uang berutang hendaknya berniat sungguh-sungguh untuk membayar utang. (Bukhari, Muslim)
Barangsiapa dalam hatinya ada niat dan kesungguhan untuk membayar utangnya maka Allah swt.
akan membantunya dan mempemudah baginya untuk membayar utang. (Bukhari, Muslim, Nasa' i,
Ibnu Majah, Hakim)
Barangsiapa dalam hatinya tidak ada niat untuk membayar utangnya, maka Allah swt akan
menuntutnya pada hari Kiamat sebagai pencuri. (Hakim)
Barang siapa tidak ada niat untuk membayar utangnya, maka pahala kebaikannya akan dialihkan
kepada yang memberi piutang, jika masih belum terpenuhi, maka dosa-dosanya yang memberi
piutang akan dialihkan kepada orang yang berutang ( Thabrani, Hakim).
Menunda•nunda pernbayaran utang padahal mampu membayarnya, adalah perbuatan dhallm.
(Thabrnnl, Abu Dawud)
Barangsiapa menunda-nunda pembayaran utang, padahal ia mampu rncmbayarnya, maka bertambah
satu dosa baginya setiap hari. (Baihaqi)
Barang yang berutang, dan ia mampu untuk membayar, tetapi tidak membayarnya, maka boleh bagi
pemberi piutang untukmenuntutnya, meminta hartanya, ataupun menghukumnya. (Nasa' i, Ahmad,
Abu Dawud, Ibnu Majah, Ilakim)
Bagi yang berutang dan belum dapat membayarnya, maka selama ia belum dapat membayar utang,
dianjurkan agar sebanyak-banyaknya membaca surat Ali Imran ayat26. (Baihaqi)
Disunnahkan agar segera mengucapkan 'tahmid' setelah dapat membayar utang. (Bukhari, Muslim,
Nasa' i, Ahmad)
Do'a agar dipermudah membayar utang:
Artinya: "Ya Allah, cukupkaniah daku dengan apa-apa yang Engkau haialkan dari apa-apa yang
Engkau haramkan, juga kayakaniah aku dengan keulamaan-Mu dari siapapun seiain-Mu. "
Atau do'a:
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesedihan dan gundah guiana. Dan
aku berlindung kepada-Mu dari keiemahan dan kemaiasan. Dan alku berlindung kepada-Mu dari
kebakhilan dan ketakutan. 'In aku berlindung kepada-Mu dari beban utang dan tekanan manusia. "

Yang Ditunaikan Utangnya Oleh Allah


1. Fisabilillah, orang yang berjuang di jalan Allah, tetapi ia tidak ada kemampuan, schingga bcrutang
dan ada niat untuk mengembalikannya, namun ia meninggal dunia scbelum melunasi utangnya.
2. Menikah, seseorang yang demi menjaga dirinya dari perbuatan dosa, sehingga untuk seccpatnya
menikah, tetapi ia tidak ada kemampuan harta sehingga berutang dan ada niat untuk
mengembalikannya, namun ia meninggal dunia sebelum melunasinya.
3. Untuk kain kafan saudaranya, seseoranq yang hidup terpaksa berutang untuk membeli kain
kafanya yang meninggal dunia karena ia tidak memiliki kemampuan untuk membeli kain kafan
tersebut.
4. Kebakaran, seseorang yang harta bendanya terbakar, sedangkan ia mempunyai utang, namun
namun ia meninggal dunia scbelum melunasi utangnya.
5. Tenggelam, seseorang yang tenggelam harta bendanya sedangkan ia mempunyai utang, namun
namun ia meninggal dunia scbelum melunasi utangnya. (Thabrani)
32. BAB HADIAH, SEDEKAH, PEMBERIAN
dan adab-adabnya
Keutamaan Memberi
– Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah dan yang memberi lebih baik daripada
yang meminta. (Bukhari)
Allah swt. itu maha Dermawan dan menyukai hamba-hamba yang dermawan.(Baihaqi)
Bersedekah tidak akan mengurangi harta. Allah berjanji akan mengganti harta yang telah
disedekahkan. (Al-Qur'an -Thabrani, Baihaqi)
Bersedekah menghapuskan dosa. (Bukhari)
Bersedekah mencegah bala musibah. (Thabrani, Baihaqi)
Bersedekah menghiIangkan murka Allah. (Thabrani)
Memberi hadiah menghiIangkan permusuhan. (Tirmidzi, Ahmad)
Memberi hadiah menambah rezeki. (Ibnu 'Adi)
Yang memberi dan yang menerima hadiah sama-sama mendapatkan pahala. Saling memberi hadiah,
dapat meningkatkan kasih sayang. (Thabrani)
Adab-adabnya

Hadiah sebaiknya diberikan secara rahasia, agar lebih selamat dari riya, sehingga seolah-oleh tangan
kiri tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanan. (A1-Quran – Bukhari)
Pemberian yang paling utama adalah dalam keadaan sehat, kikir, takut miskin, dan sedang memiliki
banyak cita-cita atau keinginan. (Bukhari)
Barang pemberian yang paling utama adalah barang yang paling banyak manfaatnya. (Bukhari)
Pemberian yang kurang baik adalah ketika ajal sudah dekat, kemudian baru memberikan harta atau
menyedekahkannya. (Bukhari)
Pemberian hendaknya didahulukan kepada orang yang terdekat atau tetangga yang terdekat pintunya
dengan pintu kita. (Bukhari, Thabrani)
Disunnahkan bersegera dalam memberi. (Bukhari)
BeriIah kepada orang yang meminta-minta, walaupun meminta dengan kata-kata kasar atau
memaksa. (Muslim)
Disunnahkan menerima pemberian yang baik dan membalasnya. (Tirmidzi)
Hendaklah memberi sesuai dengan kemampuan masing-masing. Jika tidak mampu memberi, bcramal
baiklah sebanyak-banyaknya, karena itupun sedekah. (Bukhari).
Berilah kepada orang yang meminta dengan menggunakan nama Allah, kecuali jika minta surga. (Abu
Dawud).I
Larangan dalam Masalah Pemberian
.Jangan memberi sesuatu yang tidak kita sukai. (AI-Qur'an – Bukhari, Muslim, Abu Dawud)
.Jangan memberi makanan yang kita tidak suka memakannya. (Bukhari).
Jangan menghitung-hitung pemberian, niscaya Allah pun menghitung-hitung pahalanya. (Bukhari)
Jangan sekali-kali menyebut-nyebut pemberian kita kepada orang lain
Jangan menyebutkan nama penerima pemberian kita kepada orang lain. (Al-Qur'an) *Secara tidak
langsung telah menyakiti hatinya dan merendahkan martabatnya. Jaram memberi hadiah dengan
mengharap sesuatu dari orang yang diberi untuk keuntungan duniawi. Juga haram memberi hadiah
kepada seseorang untuk mengharapkan perlindungannya kepada kita. Itu tergolong suap. (Bukhari).
*Yang menyuap atau yang disuap berdosa. Jangan mengharap balasan dari pemberian kita, kecuali
harapan untuk mendapatkan do'a dan nasehat. (TIrmidzi, Thabrani, Nasa' i)
Jangan sekali-kali memberi hadiah kepada pemerintah semata-mata untuk mengharapkan sesuatu
keduniaan darinya. (Thabrani)
Diharamkan memberi sesuatu yang haram atau makruh. (Bukhari)
Dilarang menarik kembali pemberian yang telah diberikan kepada seseorang. (Bukhari, Muslim, Nasa'
i)
Dilarang membeda-bedakan pemberian kepada anak-anak. (Muslim)
Yang Menerima hendaknya berterima kasih kepada orang yang memberi dan bersyukur kepada Allah
swt.. (Baihaqi). * Barangsiapa tidak pandai berterima kasih kepada manusia, ia tidak pandai
berterima kasih kepada Allah. Hendaknya selalu merasa cukup dengan apa yang diberi, jangan
merasa kurang.
(Ahmad, Baihaqi)
Setelah diberi sesuatu, disunnahkan menjawab dengan ucapan:
Artinya: "Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan yang banyak." ('Trills)
Pemberian yang tidak boleh ditolak, yaitu: susu, minyak wangi, bantal, perak, petunjuk jalan, dan
memerdekakan hamba. (Muslim, Tirmidzi)
Setelah menerima pemberian hendaknya membaca do'a:
(Muttafak Alaih).
Dianjurkan agar menerima pemberian dari orang Quraisy, Anshar (orang yang membantu di jalan
Allah c. muhajirin (Abu Dawud. Tirmidzi).
Sebaiknya jangan menerima hadiah dari orang non muslim (Bukhari, Muslim, Abu Dawud, 'Tirmldzi,
Ahmad, Hakim)
Pemerintah harus berhati-hati dalam menerima hadiah atau pemberian seseorang karena kebanyakan
hadiah kepada pemerintah itu adalah suatu amalan yang tidak baik. (Thabrani)
Jangan menerima pemberian yang ada unsur suapnya. (Bukhari)
Seseorang yang melihat pemberian seseorang kepada yang lainnya, pun berhak mendapatkannya.
(Thabrani, Hakim). * Contoh: A memberi sesuatu kepada B, terlihat oleh C, maka C pun berhak
mendapatkan sesuatu itu.
Sunnah menerima pemberian yang tanpa diminta. (Ahmad, Thabrani, Baihaqi)
Jika menyukai pemberian seseorang hendaknya kita makan, jika tidak suka, dapat disedekahkan lagi.
(Muslim, Abu Dawud, Hakim)
Hendaknya mengingat pemberian seseorang. Bahwa ia sudah berbuat baik kepada kita. (Ahmad,
Thabrani, Baihaqi)
33. BAB SAlAM, IZIN
dan adab-adabnya
Menyebarkan salam, berarti menyebarkan kasih sayang. (Muslim, Abu Dawud,
TIrmidzi)
Memberi salam menghilangkan takabur. (Baihaqi)
Mengucapkan 'Asalamu'alaikum', akan mendapatkan sepuluh pahala, 'Asalamu'alaikum
warahmatullahi wabarakatuhu' mendapatkan tiga puluh pahala. (TIrmidzi, Nasa' i)
Sunnah memberi salam kepada yang dikenal atau yang belum kenaI. (Bukhlll., Muslim, Nasa' i)
Lebih utama mengucapkan salam terlebih dahulu. (Abu Dawud, Ahmad).
Aturan dalam mengucapkan salam:
• Yang kecil memberi salam pada yang besar.
• Yang berjalan kepada yang duduk.
• Yang sedikit kepada yang bayak.
• Yang berkendaraan kepada yang berjalan kaki. (Bukhari, Muslim)
Jangan mendahului salam kepada non muslim. (Muslim)
– Jika orang non muslim mengucapkan salam kepada kita, hendaknya menjawab : a 'alaikum '.
(Muslim, Nasa' i, Ibnu Majah)
TIdak boleh mengucap salam dengan kalimat' Alaikas salam' karena itu adalah salam yang diperlukan
bagi orang mati. (TIrmidzi, Nasa' i).
TIdak boleh memberi salam ala Yahudi dan Nasrani, yaitu dengan melaml)aikan tangan dan memberi
isyaratjari. (TIrmidzi, Dailami)
leh mencium tangan orang allm dan terhormat. (Abu Dawud)
Tldak boleh menyambut orang yang datang dengan cara berdiri langsunfJ dari duduk. (Tirmidzi, Ibnu
Majah)
Bila diberi sala melalui seseorang ,hcndaknya menJawabnya “Alaika wa ‘alaihi salam” (Bukhari, Muslim
Tirmidzi).
Disunahkan agar selalu memberi salam ketika masuk rumah dan ke;uar rumah sendiri atau orang
lain, walaupun rumah itu kosong. (baihaqi).
Masuk rumah dengan mengucapkan salam akan membawa berkah Allah di dalamnya (Tirmidzi)
I)lnnJurkan agar memberi salam ketika memasuki majelis dan ketika I1lcnlnggalkannya. (Thabrani,
Baihaqi)
Ilcndaklah memberi salam dengan suara keras, sehingga cukup terdengar. Mcnjawab salam adalah
wajib, yaitu:
Dsunnahkan agar mengantar tamu yang akan pulang hingga sampai keluar rumah atau sebatas pintu.
Setiap tamu yang akan pulang Rasulullah saw. Akan mengantarkannya sampai ia keluar rumah. (Ibnu
Majah)
Jika Rasulullah saw. menyapa seseorang yang tidak diketahui namanya, maka blasanya memanggil
dengan sebutan: "Wahai Ibnu Abdullah … "
Berjabat Tangan
Sunnah berjabat tangan. (Bukhari)
Dua orang muslim yang berjabat tangan, akan Allah ampuni dosanya sebelum mereka berpisah.
(Tirmidzi, Ahmad, Abu Dawud)
Berjabat tangan hendaknya dengan tangan kanan, bukan dengan tangan kiri, kccuali udzur. (Hakim)
I)Isunnahkan juga berangkulan. (Tirmidzi)
Sunah berjabat tangan sambi! berdo'a:
Pnra sahabat ra. jika berjumpa satu sarna lainnya, akan berjabat tangan dan jika piliang dari
perjalananjauh mereka akan berpelukan. I ,uki-Iaki tidak diperbolehkan berjabat tangan dengan
perempuan yang bukan hrimnya. Begitu pula sebaliknya. (AI-Quran – Thabrani, Ibnu Jarir)
Jike berjabat tangan biasanya Rasulullah saw. menunggu dilepas jabatan I,mgannya, bukan
Rasulullah yang melepaskan. Jangan memalingkan muka dari orang yang menyalami kita Rasulullah
tidak Ilnrnan memalingkan muka dari orang yang disalaminya.
Berjabat Langan tidak cukup hanya dengan bersentuhan satu jari, tetapi saling tetapi saling
memegang telapak tangan dengan kuat. (Hakim)
lelapl izln harus dengan Ill\:I'O\l<:l1plII< Karcna 1ingkungan bermain anak berpengaruh kuat pada
pribadi anak.
Jangan menyerahkan anak kepada tukang gandum, tukang jagal dan tukang jual kain kafan.
(AsySyabi. Ini adalah tamsil yang maksudnya:
Jika anak bekerja pada tukang gandum, maka ia akan menjadi orang yang menimbun-nimbun harta
dan tidak mengasihi kaum dhuafa.
Jika anak bekerja pada tukang jagal, maka hialnglah kasih sayang dari lubuk hatinya.
Jika anak bekerja pd tukang kain kafan, maka ia akan menginginkan kematian seseorang.
Tanggung Jawab Orang Tua
Bapak adalah pemimpin keluarga. Dan setiap pemimpin itu akan dimintai pertanggungan-jawabnya
atas kepemimpinannya. (Bukhari, Muslim).
Orang tua disunnahkan segera menikahkan anaknya ketika telah dewasa. Barangsiapa memiliki putri
sampai berusia dua belas tahun belum dinikahkan, kemudian putrinya itu berbuat dosa (berzina,
pacaran dsb.), maka dosanya ditanggung ayahnya. (Umar bin Khattab ra.).
Orang tua hendaknya selalu siap membantu anak-anaknya untuk berbuat baik. Alllah swt. merahmati
orang tua yang membantu anaknya untuk berbuat baik. (Asy-Sya' bi, Abu Laits Samarqandi).
Orang tua wajib mengingatkan, menghindarkan anaknya dari perbuatan dosa. (Abu Dawud).
Sunnah mengaqiqahi anak, mengkhitannya, baik anak lelaki atau wanita pada hari ketujuh dari
kelahirannya. (Ashabus Sunan).
Salah satu hak anak yang paling awal adalah memilihkan baginya ibu yang sholehah. (Umar bin
Khattab ra.). * Yaitu bapak hendaknya menikahi ibu yang sholehah.
Perilaku Terhadap Anak
Anak berhak untuk disayangi oleh orang tuanya. Orang tua yang tidak sayang, tldak akan disayang.
(Bukhari).
Kasih sayal1g kepada anak dapat mendekatkan diri kita kepada Nlah swt.. (Al Ghazali)..
'Jdalulah menyenangkan hati anak. Jangan membebani mereka dengan beban berat yang mereka
tidak mampu memikulnya. (Ahmad bin Qois).
IJorangsiapa kematian tiga orang anaknya yang belum baligh, maka Nlah akan rncmasukannya ke
dalam surga. (Nasa'i).
Orang tua jangan sekali-kali berkata buruk terhadap anak. Itu merupakan do 'a jelek bagi anaknya,
walaupun anaknya berakhlak buruk. (Al-Mubarak).
Orang tua Anak wajib menatkahi anak dan keluarganya. (Al-Baqarah: 233).
Seorang ayah wajib memberi natkah makanan dan pakaian. Dan hendaknya nafkah tersebut didapat
dari usaha yang halal lagi baik. (Abu Dawud).
Kewajiban seorang ibu ialah menyusui anaknya hingga dua tahun (AI Baqarah: 233 – Abu Dawud).
Sebaik-baik nafkah bagi keluarga adalah dari hasil usaha sendiri. (lbnu IHibban).
Orang tua tidak wajib menafkahi anak, apabila anak sudah sanggup mancari nafkah sendiri (Asy
Syafi’i_
Orang tua makan hasil usaha anaknya (Abdu Dawud).
Orang tua hendaknya menyamakan pemberian (adil) k[d anak-anaknya. Disesuaikan dengan
kepentingan masing-masing anak (Baihaqi, Thabrani).
Haram membunuh anak dengan cara apapun atau enggan mempunyai anak dengan alasan takut
,iskin (Al Isra 31, Abu Dawud, Muslim).
Barangsiapa mempunyai tiga orang anak wanita, lalu ia bersabar mengasuh mereka serta mencukupi
sandang dan pangannya, makamereka itu akan menjadi hijab baginya dari api neraka, dan akan
menyebabkan dirinya dimasukkan ke dalam surga. (Tirmidzi, lbnu Majah).
Lain-lain
Boleh memanggil anak orang lain dengan "Hai anakku." (Abu Dawud).
Boleh seorang ayah memberikan sesuatu kepada anaknya, kemudian ia menarik kembali
pemberiannya itu. (Ibnu Majah).
5. BAB KEPADA ULAMA
Dan Adab-adabnya
Keutamaan
Orang-orang sholeh itu dalam jaminan Nlah. Siapa yang mengganggu mereka, akan dituntut oleh
Allah swt.. (Muslim).
Jangan meremehkan ulama atau orang sholeh. Barangsiapa meremehkan orang sholeh, lenyaplah
keutamaan) akheratnya. (Sofyan bin Uyainah ra.).
Jangan sekali-kali membenci ulama sholeh. Barangsiapa memusuhinya, Allah menyatakan perang
dengannya. (Bukhari).
Mendatangi Ulama
Barangsiapa menziarahi ulama dengan ikhlas karena Allah, maka ia akan disero "Selamat bagimu.
Selamat perjalananmu, dan selamat menjadi penduduk surga." (Tirmidzi).
Barangsiapa duduk bersama ulama, maka akan bertambah ilmu ma'rifatnya (Abu Laits Samarqandi).
Diantara keutamaan menziarahi ulama adalah sabda Rasulullah saw., " Orang-orang yang belajar dan
hiliI' mudik ke pintu orang alim, Allah mencatat setiap huruf dan setiap langkah sama dengan ibadah
satu tahun, dibangunkan untuknya sebuah kota di surga, bumi senantiasa memohon ampun baginya
dan ia terbebas dari adzab neraka." (Abu Laits Samarqandi) .
Bergaul Dengan Ulama
Tanda mencintai ulama adalah banyak bergaul dengan mereka (Bukhari, Muslim).
Bersahabat dengan ulama, mengakibatkan bersama mrk di akherat (Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi).
Barangsiapa mencintai alim ulama, berarti mencintai rasulullaj saw. Dan barangsiapa mencintai
rasulullaj saw. Berarti mencintai Allah (Abu Laits Samarqandi).
Dianjurkan agar mendekati alim ulama yang mengajarkan kepada 4 perkara, yaitu:
1. Dari keragu-raguan kepada keyakinan.
2. Dari takabur kepada tawadhu’
3. Dari permusuhan kepada nasehat,
4. Dari rakus dunia kepada zuhud. (Abu Laits Samarqandi).
Barangsiapa duduk bersama ulama, tetapi ia tidak bisa menghafal ilmu darinya,
Allah tetap akan memberinya tujuh kemuliaan, yaitu:
1. Keutamaan orang belajar,
2. Terhindar dari dosa, selama ia duduk di majelis itu,
3. Diturunkan rahmat, ketika ia mengunjungi rumah ulama itu,
4. Diturunkan berkah padanya, ketika duduk bersama ulama,
5. Dicatatkan kebaikan baginya, selama mendengarkan ucapan ulama itu,
6. Para malaikat membentangkan sayapnya baginya,
7. Setiap langkahnya akan menaikkan satu derajat, menghilangkan satu dosa dan menambah
kebaikan. (Abu Laits Samarqandi).
Hendaklah bersabar dalam bergaul dengan ulama. (AI-Kahfi: 28)
Dianjurkan agar meminta do'a istighfar dan nasehat dari ulama shalihin. (Muslim).
Umara pun hendaknya senantiasa mendekati ulama dan meminta do'a istighfar dari mereka.
(Muslim). * Seperti Umar bin Khattab ra. meminta do'a istighfar dari Uweis A1-Qarni.
Hendaklah meminta kepada alim ulama sholeh agar nama kita disertakan dalam do'a-do'a mereka.
(Abu Dawud, Tirmidzi).
Dianjurkan agar berlindung kepada Allah dari tabid yang jahil, dan ulama yang fajir (pendosa). (Abu
Sufyan).
Berkhidmat dan Menghormati Ulama
Wajib menghormati ulama. Barangsiapa tidak menghormati ulama, bukan umat Rasulullah saw..
(Bukhari, Muslim).
Sebaiknya jangan menduduki temp at yang biasa diduduki oleh ulama tanpa seijinnya. (Muslim).
Tanda penghormatan dan cinta kepada seseorang (ulama) adalah mentaati ajarannya. (A1i Imran:
31).
Dianjurkan agar sesering mungkin memberi makan kepada ulama sholeh dan bertakwa. (Abu Dawud,
Tirmidzi) .
Hendaknya mendahulukan mereka dalam pemberian. (Bukhari, Muslim).
Sunnah memberikan tempat di belakang imam kepada ulama ketika shal berjemaah. (Muslim).
Ilendakiah menahan diri ketika berbicara di depan ulama. (Bukhari, Muslim).
Hendaklah mcndahulukan ulama dalam menerima jenazah di liang lahad (Bukhari, Muslim).
Tipe Ulama:
Dianjurkan membedakan antara ulama dengan bukan ulama dalam segi penghormatan Az Zumar9).
Disunnahkan agar mendahulukan yang lebih pandai dalam Al Qur’an. Jika sama, maka yang lebih
faham mengenai sunnah rasulullah saw. Jika sama-sama yang lebih dulu berhijrah. Jika sama kk yang
lebih tua usianya (Muslim).
Hati-hatilah dan jauhilah ulama yang menjilat penguasa dan rakus terhadap dunia karena mereka
adalah pengkhianat. (Abu Laits Samarqandi).
6. BAB KEPADA PEMIMPIN
Dan Adab-adabnya
Kedudukan Pemimpin
Allah berfirman, "Hai orang orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasul-Nya serta para pemimpin
kalian." (An-Nisa': 59).
Pemimpin yang adil adalah suatu nikmat. Rakyat hendaknya bersyukur jika mendapatkan pemimpin
yang adil. (Abu Nashr Samarqandi).
Tidak boleh menghina pemimpin Muslim. Barangsiapa menghina penguasa Allah di bumi, maka ia
akan dihinakan oleh Allah. (Tirmidzi).
Ketaatan
Wajib mentaati pemimpin, walaupun fisik dan rupa mereka bagaikan hamba Habsyi. (An-Nisa': 59 –
Bukhari). * Maksudnya, walaupun pemimpin itu lebih rendah derajatnya daripada kita. Kewajiban
mentaati pemimpin hanya dalam hal kebaikan. Tidak ada ketaatan dalam bermaksiat kepadaAllah.
(MuttafaqunAlaih).
Hendaknya mentaati pemimpin sebatas kemampuan. Setelah diusahakan dengan penuh
kesungguhan. (Bukhari, Muslim).
Haram mendurhakai pemimpin yang mentaati Allah. Barang siapa mendurhakainya, lalu mati, maka ia
matijahiliyah. (Muttafaqun A1aih).
Hendaknya tetap mentaati pemimpin, baik dalam hal menyulitkan atau memudahkan, yang
menyenangkan maupun menjemukan, ataupun kctika ia tidak mempedulikan kita. Jika ada sesuatu
yang tidak sesuai, jangan sampai berpecah belah. (MuttafaqunAlaih).
Wajib menunaikan kepercayaan yang telah diberikan oleh pemimpin dengan segenap kemampuan.
(Muslim).
•Jika Pemimpin Bermaksiat
Apabila pemimpin berbuat maksiat, jangan mcmberontak tcrhadup pemimpin, Akan tetapi bencilah
perbuatan maksiatnya, dan jangan lalai dalam lncngingatkannya. Bersabarlah dan ajaklah mereka
kepada kebaikan, hikmah dan bijaksana. (An-Nahl: 125 – Bukhari, Muslim). Hal itu akan lebih selamat
dan menyelamatkan. (Ahmad).
Apabila pemimpin bersifat egois, tetaplah memenuhi kewajiban kepadanya dan kita mohon hakm kita
kepada Allah (Muttafaqun Alaih).
Rasulullah saw diperintah dengan 5 hal: 1 Berjamaah 2. Mendengar 3. Mentaati 4. Hijrah 5. Jihad fi
sabilillah.
Jangan menentang pemimpin, walaupun ia tidak baik kepada rakyat, selama ia masih mengerjakan
shalat (Muslim).
Do’a dan dakwah.
Dianjurkan agar selalu mencintai dan menyayangi pemimpin kita, serta memohonkan ampunan
kepada Allah ta'ala bagi mereka. (Al-Hasyr: 9-10).
Hendaknya selalu membantu dan mendukung para pemimpin dalam setiap urusan kebenaran. (Al-
Maidah: 2).
Jangan sungkan dalam menyampaikan yang hak kepada pemimpin. Jihad yang terutama adalah
menyampaikan yang hak di hadapan pemimpin. (Tirmidzi, Abu Dawud, lbnu Majah).
Yang Menjadi Pemimpin
Dianjurkan memilih pemimpin yang adil dan bijaksana. (An-Nisa': 135).
Jika ada dua orang pemimpin yang terpilih, maka boleh membunuh salah satu darinya. Yakni,
pemimpin yang kedua. (Muslim).
Tidak mungkin ada dua pedang dalam satu sarung. Tidak mungkin ada dua pemimpin dalam satu
wilayah kekuasaan. (Umar bin Khattab ra.).
Jangan sekali-kali meminta atau berharap menjadi pemimpin. Barangsiapa berkeinginan untuk
menjadi pemimpin, akan menyesal pada hari Kiamat. (Bukhari. Muslim). * Tetapi bila diberi amanat
untuk memimpin, hendaknya
ditunaikan dengan baik. Jangan memilih orang yang ingin (mencalonkan diri) menjadi pemimpin.
(Shofyan).
Jangan sekali-kali mengangkat pemimpin dari orang yang tidak beragama. (AnNisa': 118 Baghowi).
Jangan sekali-kali mengangkat wanita sebagai pemimpin. Suatu kaum yang menjadikan wanita
sebagai pemimpin mereka, niscaya mereka tidak akan berjaya. (Bukhari, Tirmidzi, Nasa'i).
Boleh mengangkat orang buta menjadi pemimpin. (Abu Dawud).
Pemberian
Hendaknya berhati-hati dalam memberi hadiah terhadap pemimpin. Pemberian hadiah kepada umara,
dikhawatirkan mengandung unsur suap. (Abu Dawud, Baihaqi). * Suap adalah: Memberikan sesuatu
untuk mendapatkan sesuatu dengan cara batil atau untuk menghentikan yang hak. Karena demikian
bahayanya memberi kepada penguasa, sehingga makruh hukumnya memberi hadiah kepada
penguasa. (Syeh Nashr Samarqandi).
Barangsiapa memberikan jasa kepada seseorang, kemudian ia memberi imbalan atas jasanya, dan
diterima oleh si pemberi jasa, maka ia telah mendatangi pintu riba. (Abu Dawud).
Apabila diberi suatu tugas oleh pimpinan, maka hendaknya menunjukkan kegcmbiraan,
bukan berml.lka masam. (Muttafaqun alaih).
Barangsiapa mati untuk membela go]ongan, sesungguhnya ia mati jahiliyah (Muslim).
– Jangan sekali-kali keluar dari jemaah, walaupun pemimpinnya tidak baik (Muslim).
Pergaulan Dengan Pemimpin
Barangsiapa dekat dengan penguasa, kadang-kadang menyebabkan dirinya lalai dari Allah. (Tanbihul
Ghafilin).
Berdekatan dengan penguasa, dapat menjadi fitnah, maka dianjurkan untuk menjauhi tempat-tempat
fitnah, yaitu pintu-pintu penguasa. (Hudzaifah ra.).
Seseorang yang belajar Al-Qur'an dan memperdalam agama, kemudian ia mendatangi pintu-pintu
penguasa, lalu menjilat dan taat di hadapan mereka, maka ia telah terjerumus ke dalam jahanam,
sejauh langkah yang ia langkahkan. (Makhul ra.).
Barangsiapa bergaul dengan penguasa, kemudian terjerumus ke dalam urusan dunia, maka sungguh
ia telah mengkhianati Rasul-Nya. (Anas ra.).
Tiada yang lebih berbahaya bagi umat akhir zaman ini daripada tiga hal, yaitu: ( I) Cinta uang, (2)
Cinta kekuasaan, (3) Mendatangi pintu penguasa. (Abu Hurairah ra.).
Seseorang yang melakukan shalat wajib dan dia tidak dekat dengan penguasa, lebih utama daripada
orang yang berpuasa setiap hari, haji, berjihad, Shalat tahajjud sepanjang malam, tetapi ia dekat
dengan penguasa. (Abu Laits Samarqandi).
Berhubungan dekat dengan penguasa, dapat mendorong ke arah tiga hal:
1. Berusaha untuk menyenangkan mereka.
2. Mengagung-agungkan mereka karena dunia mereka.
3. Membenarkan perbuatan mereka walauplJn salah. (Abu Laits Samarqandl).
7. BAB PEMIMPIN KEPADA RAKYAT
Dan Adab-adabnya
Tanggung Jawab
Setiap orang adalah pemimpin. Setiap jiwa bertanggung jawab atas perbuatannya dan
tanggungannya. (Al-Muddattsir: 8 – Muttafaqun Alaih). Yang dimaksud dengan tanggungan ialah
menjaga amanah, menunaikan tugas, menunaikan janji, menjaga batas-batas, mencgakkan hukum-
hukum. Mcnjadi pemimpin adalah suatu fitnah besar.(Imam Nawawi).
Tidak menjadi pemimpin, adalah sualu keuntungan brsar. Karena terjauh dari tanggung jawab yang
besar. Rasulullaj bersabda kepada seorang anak kecil: “Sungguh beruntung engkau wahai anak keci,
jika kamu mati belum pernah menjadi amir dan tidak pula sekretaris dan tidak pula menjadi instruktur
(penanggung jawab orang banyak (Abu Dawud).
Laksanakan tugas dengan penuh amanah. Setiap pempmpin akan dimintai tanggung jawabnya atas
yang dipimpinnya (Mutafaqun Alaih).
Pemimpin yang tidak melaksanakan tanggung jawabnya, akan sangat menyesal pada hari kiamat
(Mutafaqun Alaih).
Celakalah pemimpin yang tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. (Ahmad, Baihaqi) .
Menjadi hakim adalah beban yang sangat be rat: Barangsiapa dijadikan sebagai hakim, seolah-olah
telah disembelih tanpa pisau. (Ahmad, TIrmidzi, Abu Dawud, Muslim).
Jangan sekali-kali berkeinginan untuk menjadi seorang hakim atau pemimpin. Barangsiapa bercita-
cita atau meminta menjadi hakim, maka resikonya akan dipikul sendiri. Tetapi jika dipaksa menjadi
hakim, maka Allah akan mengirim
malaikat untuk menuntunnya. (Tirmidzi, Abu Dawud, Muslim).
Siapa yang menginginkan kepemimpinan, berarti mendekatkan diri kepada kebencianAilah. (Bisyr bin
Harts).
Sifat Pemimpin
Wajib memperdalam agama sebelum menjadi pemimpin. (Umar bin Khattab ra.).
Pemimpin harus jujur dan tidak curang dalam tugas. Seorang pemimpin akan ditegakkan pada hari
Kiamat di atas jembatan neraka. Apabila jujur, ia akan selamat. Jika curang, makajembatan itu akan
terbelah, dan ia akan terIempar ke
dalamnya selama tujuh puluh tahun. (Bisyr A1-Harits).
Hakim hendaknya senantiasa merasa takut, karena beratnya tugas tersebut. (Tirmidzi, Abu Dawud,
Ibnu Majah).
Karena tanggung jawab yang demikian berat dan besar, maka para sahabat ra. menolak atas empat
perkara: (1) Menjadi pemimpin, (2) Menerima wasiat, (3) Menerima titipan, (4) Memberikan fatwa.
(A1-Ghazali).
Rasulullah saw. lebih suka tidak menjadi Demimpin, walaupun hanya untuk memimpin dua orang.
(Muslim).
Pemimpin hendaknya bersikap lembut terhadap yang dipimpinnya. (Asy-Syu'ara: 215).
Pemimpin wajib bersifat adil. Diantara keutamaan pemimpin yang adil, ialah;
• Akan ditempatkan di mimbar-mimbar dari cahaya. (An-Nisa': 58 – Muslim),
• Mendapatkan naungan Arsy ilahi pada hari Mahsyar. (Bukhari, Muslim).
• Sebagai orang yang paling dicintai oleh Allah dan paling dekat kedudukannya di sisi-Nya. (A1-
Hujurat: 9 – TIrmidzi).
• Sebagai hamba Allah yang paling utama pada hari Kiamat. (Baihaqi).
• Akan mendapatkan surga. Dan pemimpin yang menyeleweng akan mendapatkan neraka. (Abu
Dawud).
Memutuskan Perkara
Jungan sckali-kali mempersulit urusan kaum muslimin. Barangsiapa diberi IWI\I I 1111 Samarqandi).
Adab Menghormati
Hendaknya bertawadhu’ kepada orang-orang beriman, walaupun kepada orang miskin dan dhu’afa.
(Al-Hijr: 88).
Rasulullah saw. berpesan agar jangan meninggalkan tujuh hal, ynitu:
1. Mcncintai orang miskin dan mendekati mcrcka.
2. Mclihat yang di bawah dan tidak mclihat yang di atas
3. Menyambung silaturrahmi walaupun mereka memutuskan.
4. Memperbanyak bacaan perbendaharaan kebaikan yaitu;
5. Jangan suka minta kepada orang lain.
6. Jangan takut melaksanakan hukum Allah walaupun orang mencela.
7. Katakanlah yang haq meskipun pahit . (Abu Laits Samarqandi).
Jangan sekali-kali bersikap sombong terhadap dhu’afa. Barang siapa sombong mereka adalah ahli
neraka. (Bukhari).
Rasulilah Saw. sangat menghormati orang rendahan, bahkan kepada seorang ‘I II\l\nq sapu
sekalipun. (Bukhari, Muslim).
Sangat dianjurkan agar mengundang orang-orang miskin dalam suatu acara perayaan. Perayaan yang
palingjahat dan buruk adalah acara makan-makan yang tidak mengundang orang-orang miskin, dan
hanya mengundang orang-orang kaya. Dan sebusuk-busuk makanan ialah makanan walimah yang
hanya rncngl!ndang orang-orang kaya dan meninggalkan orang-orang miskin. (13ukhari, Muslim).
Jangan sekali-kali ada perasaan lebih utama daripada orang miskin. Karena $ctiap keberhasilan dan
rezeki semata-mata karena berkah orang-orang rcndahan dan dhu’afa. Oleh karena itu, dianjurkal1’
agar bergaul dengan orang yang miskin dan rendahan. Dengan sebab merekalah keberhasilan dan
rezeki dapat dicapai. (Bukhari, Muslim, Abu Dawud).
angan sekali-kali memuliakan atau menghina orang karena hartanya.Tcrkutuklah orang yang
memuliakan seseorang karena kekayaannya dan menghinakan kaum dhu’afa karena kemiskinan
mereka. (lbnu ‘Abbas).
clalulah mencintai dan berbuat baik kepada fakir miskin, karena mereka adalah rang-orang yang
terkeml1ka di sisi Allah dan dapat diharapkan syafa’atnya pada hari Kiamat kelak. (Abu Laits
Samarqandi).
Menolong
Ilcndaknya memberi makan dhu’afa dan fakir miskin. (AI-HaJj: 28).
rang yang tidak memberi makan fakir miskin digolongkan orang-orang yang mcndustakan
hariAkherat. (AI-Ma’uun: 1-3).
Ilcndaknya selalu mengajak orang lain untuk memberi makan kepada fakir mlskin dan dhu’afa. (AI-
Ma’uun: 1-3).
Wajib mengasihani kaum dhu’afa. Barangsiapa mengasihani, maka akan dikasihani Allah. Barangsiapa
tidak mengasihani, tidak akan dikasihani. (Bukhari, Muslim).
Pcnuhilah hajat mereka semampu kita, niscaya Allah akan menunaikan hajat kita. (l3ukhari, Muslim).
Berusahalah untuk melepaskan kaum dhu’afa dari kesulitan mereka. Barangsiapa Ill(~rnbantu
kcsulitan mereka di dunia, Allah akan melepaskan kesulitannya di akherat. AlIah akan menolong
hamba, selagi hamba itu menolong saudaranya. (Bukhari, Muslim).
Diperintahkan agar menolong orang yang dianiaya (Bukhari)
1. Rasulullah menyuruh kepada 3 perkara:
2. Menziarahi orang sakit
3. Mengantar jenazah.
4. Mendoakan orang bersin.
5. Menepati sumpah.
6. Membela yang dizalimi.
7. Mendatangi undangan.
Menyebarkann salam (Bukhari, Muslim)
Bukanlah orang miskin itu, orang yang tertolak dari 1 dua butir korma atau satu dua buah makanan,
tetapi orang miskin yang sesungguhnya adalah yang tidak mempunyai sesuatu yang mencukupi
kebutuhannya dan ia sopan serta ingin sega meminta-mintakpd manusia (Bukhari, Muslim).
Bersedekah kepada demikian adalah lebih utama (Imam Nawawi).
Orang yang membantu para Janda dan fakir miskin, bagaikan orang yang berjuang fi sabilillah.
(Bukhari, Muslim).
Orang yang membantu para Janda dan fakir miskin, bagaikan orang yang tidak pernah berhenti
berpuasa dan bangun shalat malam. (Bukhari, Muslim).
Seseorang yang pernah memberikan sesuap makanan, seteguk air atau memberi sepotong kain
kepada kaum dhu’afa dengan ikhlas, maka mereka itu akan
mendapat syafaat dari mereka (kaum dhu’afa). (Abu Laits Samarqandi).
Utamakanlah infak harta atas orang-orang fakir yang terikat oleh jihad di jalan Allah. (AI-Baqarah:
273).
Menyakiti Kaum Dhu’afa
Orang miskin yang sholeh berada dalam jaminan Allah ta’ala. Barangsiapa mengganggu mereka akan
dituntut olehAilah ta’ala. (Muslim).
Mereka adalah saudara sesama muslim. TIdak dibolehkan menganiayanya dan tidak diboleh dibiarkan
dianiaya oleh orang lain. (Bukhari, Muslim).
Jangan sekali-kali menjengkelkan atau membuat marah kaum dhu’afa. Menjengkelkan mereka,
membuat murka Allah ta’ala. (Muslim).
Mengganggu kaum dhu’afa berarti membuat tuduhan palsu dan dosa yang terang-terangan. (AI-
Ahzab: 58).
Dilarang membentak peminta-minta, siapapun mereka. (Adh-Dhuha: 10).
Jangan sekali-kali menghina mereka. Cukup’suatu kejahatan bagi seseorang yang menghina
saudaranya muslim. (Tirmidz:i).
9. BAB KEPADA ORANG KAFIR
Dan Adab-adabnya
Kewajiban pertama bagi seorang muslim adalah tidak meridhai kekufurannya.
Dan membenci di dalam hati atas kekufurannya, bukan terhadap orangnya. (Mumtahanah: 7).
Do’a dan Dakwah
Disunnahkan Gika ada kemampuan) untuk menu lis surat kepada kaum kafir dan menyeru mereka
kepada Islam. (Muttafaqun A1aih).
Sebagai seorang da’i, hendaknya tetap ada rasa kasih sayang terhadap mereka Dan tetap berharap
dan mengajak agar mereka mendapatkan hidayah Islam. (Ahmad, Ibnu Majah).
Boleh menjenguk orang kafir yang sakit, dan mengajaknya agar mengucapkan kalimattauhid.
(MuttafaqunAlaih).
Hendaklah bersedih jika ada orang kafir yang mcninggal tanpa iman. Itu adalah tanggung jawab kita
dalam menyampaikannya. (Abu Laits Samarqandi).
Tidak boleh memerangi kaum kafir sebelum mendakwahi lebih dulu, lalu jizyah, jika ditolak barulah
boleh diperangi Baihaqi).
Boleh berdo’a minta hidayah iman dan islam bagi orang-orang kafir, agar mrk mendapatkan hidayah
dan masuk Islam (Ibnu Majah).
Tidak dibolehkan berdo’a memohon ampunan dan maghfiroh untuk orang-orang musyrikin, walaupun
mereka adalah saudara dan sanak famili. (At Taubah: I 13).
Dilarang menyolati mayat orang kafir. (At-Taubah: 85)
Boleh memberi kepada tetangga non muslim. (Abu Laits Samarqandi)
Salam
Tidak boleh mendahului salam kepada orang kafir. (Abu Dawud, Thabrani).
nolch mengucapkan salam pada majelis, yang di dalamnya ada orang-orang muslim, orang
musyrikdanyahudi. (Bukhari, Muslim).
• Jika orang kafir mengucapkan salam kepada kita, maka dianjurkan menjawabnya dengan;
‘wa’alaikum’. (Muslim, Nasa’ i, lbnu Majah).
Hukum
lidak ada qishosh dengan sebab membunuh orang kafir. (Bukhari).
Jangan sekali-kali mengangkat orang-orang kafir menjadi pemimpin. (Ali lmran: 8, Al-Maidah: 57).
Tidak boleh mengawini orang kafir. (Al-Baqarah: 221).
Jangan sekali-kali menyerupai cara kehidupan orang kafir. Baik tingkah laku, materi, sosial, budaya
dan sebagainya. Seorang muslim harus berbeda dengan mereka. Barangsiapa meniru-niru suatu
kaum, maka akan digolongkan dengan
mereka pada hari Kiamat. (Muttafaqun Alaih, Abu Dawud).
Boleh bermu’amalah dengan orang kafir. (Abu Nashr Samarqandi).
Jangan terpengaruh oleh harta dan anak-anak orang kafir. Sesungguhnya perilaku mereka terhadap
anak-anak dan harta akan menyebabkan mereka akan disiksa oleh keduanya. (At-Taubah: 55) Jangan
sekali-kali terpengaruh oleh tipu daya orang kafir dan musuh-musuh Islam. (Alilmran: 196).
Sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nasrani, selamanya tidak akan reIa kepada kaum muslimin
sehingga kita menganut ajaran mereka atau merugikan kita. (Al-Baqarah: 120).
Apabila orang kafir membantu kaum muslim dalam perang, maka mereka tidak ada hak atas harta
rampasan. (lirmidzi).
Hendaknya mencuci bejana dengan bersih setelah dipakai oleh orang kafir. (Tirmidzi).
Dilarang membunuh orang kafir yang mempunyai perjanjian dengan Allah dan Rasul-Nya.
Barangsiapa membunuh mereka, maka ia tidak akan mencium bau harumnya surga. (Tirmidzi).
Hendaknya dllakukan qishas atas orang muslim yang membunuh orang kafir.
Diyat atau dendanya orang kafir adalah setengah dari pada dendanya orang mukmin (Tirmidzi).
Diyat orang Yahudi dan orang Nasrani adalah 4.000 dirham dan diyat orang Majusi adalah 800 dirham
(Imam Malik, Syafi’i).
Tidak ada saling mewarisi antara orang Islam dan kafir (Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’I, Ibnu
Majah).
Dilarang menyolati mayat orang kafir (At Taubah 85).
Boleh memberi tetangga non muslim (Abu Laits Samarqandi)
Adab
Dianjurkan bersikap ramah kepada orang kafir (dalam hal yang masih dibolehkan agama). (Abu Laits
Samarqandi)
Bersikap adit dalam urusan mereka. (Al-Mumtahanah: 8)
Boleh memberi hadiah kepada orang kafir, dan boleh memakan makanan mereka selama bukan
makanan haram. (Al-Maidah: 5)
Dianjurkan agar memepet orang kafir ke jalan yang lebih sempit, jika berpapasan dengan mereka.
(Abu Dawud, Thabrani)
Jangan mendustakan atau membenarkan, jika ahli kitab datang membawa suatu berita. Katakanlah,
‘Kami beriman dengan apa yang Allah turunkan.’ (Bukhari)
10. BAB TUAN KEPADA PEMBANTU
Dan Adab-adabnya
Menghormati Pembantu
Hendaknya menganggap pembantu rumah adalah saudara sendiri. (Bukhari)
Hendaknya memberi makan kepada pembantu dengan makanan kita. Dan memberi mereka pakaian,
sebagaimana pakaian kita. (Bukhari)
Seorang tuan hendaknya mengajak pembantunya makan bersama dengannya (Ahmad)
Seorang tuan wajib memenuhi natkah pembantunya. (Muslim)
Demikian penting urusan pembantu, sehingga Nabi saw. berpesan pada akhli hayatnya, “Perhatikan
shalat dan pembantu.” (Muslim)
Barangsiapa mendidik pembantunya, maka ia akan mendapat dua pahala (Bukhari)
Barangsiapa ramah kepada bawahannya, niscaya Allah akan memudahkan kematiannya, dan
memasukannya ke dalam surga. (lirmidzi)
Seorang majikan dianjurkan untukmemberikan 70 kali maafkepada bawahanna setiap hari. (Abu
Dawud)
Berlaku lembut kepada bawahan akan membawa kebahagiaan, sedangkan berlaku kasar terhadap
mereka akan membawa bencana. (Abu Dawud)
Menyakiti
Majikan dilarang memukul pembantunya. (Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi)
Barangsiapa memukul pembantunya, maka dicambuk di akheralnya. (Bukhari, Muslim)
– Jika pembantu tidak mampu untuk mengerjakan suatu pekerjaan, maka janganlah segan untuk
membantunya. (Bukhari, Muslim)
– Jangan sekali-kali menzhalimi pembantu. Tiada surga bagi orang yang menzhalimi pembantunya.
(TIrmidzi, Muslim, Ahmad)
Pada hari Kiamat, Allah meneambuk orang yang menuduh palsu pembantunya. (Muttafaqun Alaih)
– Majikan tidak boleh menjual diantara dua bersaudara atau antara ibu dan anak yang sebagai
bawahan. (TIrmidzi, Ibnu Majah)
11. BAB PEMBANTU KEPADA TUANNYA
Dan Adab-adabnya
Pembantu wajib selalu mentaati tuannya. (Bukhari, Muslim)
Pembantu yang melayani tuannya dan juga beribadah kepada Allah dengan baik, akan mendapat dua
pahala. (Bukhari, Muslim)
Sesibuk apapun, pembantu hendaknya tetap menunaikan ibadah kepada Allah dengan baik. (Bukhari,
Muslim) .
– Jika pembantu melihat tuannya berbuat mungkar, hendaklah memberi nasehat dengan baik dan
sopan. (Bukhari, Muslim)
– Jangan sekali-kali pembantu kabur dari tuannya. Jika kabur, maka shalatnya tidak diterima selama
ia tidak kembali. (Muslim, Nasa’ i, Abu Dawud)
Pembantu hendaknya selalu menjaga shalat wajib, shaum Ramadhan, mandi junub, dan mandi
Jum’at, juga menjaga ketaatan kepada tuannya. (Syaqiq bin Salamah)
12. BAB KEPADA BINATANG
Dan Adab-adabnya
Menyayangi Binatang
Binatang juga makhluk seperti manusia, perlu mendapatkan kasih sayang. Binatang mempunyai hak
untuk disayangi. Barangsiapa tidak menyayangi, maka tidak akan disayangi. (AI-An’am: 38 – Bukhari)
Allah memberikan pahala kepada seseorang yang menyayangi binatang walaupun terhadap ~mjing.
(Abu Laits Samarqandi)
Hcndaknya selalu memberi makan dan minum binatang. Rasulullah saw bersabda, “Pada setiap
makhluk yang mempunyai perut ada pahala.” (Abu ()tlwud)
Makan Binatang
Hendaknya berhati-hati terhadap halali dan haramnya binatang yang hcndak dimakan (Al Ghazali),
Bangkai binatang laut halal dimakan (Nasa’ibnu Majah)
Haran makan daging temuan dari binatang yang belum jelas sebab-sebab kematiannya (Al Ghazali).
Tidak haram daging biawak, tetapi nabi saw tidak memakannya (Nasa’i)
– Tidak haram daging marmut (kelinci keeil), tetapi Rasulullah saw. Tidak memakannya. (Ibnu Majah)
Boleh memakan daging kuda, bangkai ikan dan belalang. (Nasa’ i, Ibnu Majah)
Boleh minum air kencing unta untuk digunakan sebagai obat sesak nafas dan paru-paru. (Ibnu Majah)
– Makanan dan minuman yang dilarang;
a) Bangkai, babi dan binatang yang disembelih atas nama selain Allah. (An-Nahl:115)
b) Potongan binatang yang diambil ketika masih hidup. potongan binatang seperti itu adalah bangkai.
(Ibnu Majah)
e) Daging himar (keledai) yang jinak dan boleh memakan daging himar yang liar. (Nasa’i)
d) Daging kucing dan hasil penjualannya. (Ibnu Majah)
e) Binatang darat yang mati terapung di atas laut, (Ibnu Majah)
f) Burung gagak. Rasulullah saw. menamai yang memakannya sebagai ‘orang fasik’. (Ibnu Majah)
g) Setiap burung yang berkuku tajam. (tbnu Majah)
h) Binatang yang meminum air susunya sendiri. (Ibnu Majah)
, } i) Daging burung yang mati karena benda tumpul. (Muttafaqun Alaih)
Burung
– Tidak boleh menjadikan burung sebagai sasaran anak panah, Allah mengutuk orang yang
menjadikan makhluk Allah sebagai sasaran. (Muttafaqun Alaih).
– Jangan mengambil anak burung dari sarangnya. Hal itu sarna dengan menyiksa ibu burung. (Abu
Dawud)
Seseorang yang tidak memberikan hak burung, kelak pada hari Kiamat Allah akan menuntut hak
burung itu terhadap orang itu. Adapun hak burung yaitu:
(a) Menyembelihnya (b) Tidak membuang kepalanya sia-sia (e) Memakan burung itu. (Nasa’ i)
Anjing
Dilarang memelihara anjing, keeuali untuk menjaga binatang ternak atau berburu. (Ibnu Majah) .
Malaikat tidak menyertai kumpulan yang di dalamnya cida anjing. (Muslim)
Malaikat Jibril tidak mau masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar (makhluk
hidup): (Nasa’ i)
Boleh, bahkan dianjurkan untuk membunuh anjing-anjing yang berwarna hitam pekat. Bukan anjing
penjaga kebun, berburu, anjing penjaga ternak. Barangsiapa memelihara anjing tersebut, maka setiap
hari pahalanya akan berkurang dua qirath. (Nasa’ i)
Biantang Ternak
Binatang ternak termasuk godaan yang menggoda manusia dari Allah, RasulNya dan berjuang di jalan
Allah (Ali Imran 14).
Di antara manfaat binatang ternak itu selain untuk dimakan juga untuk dikendarai (Al Mukmin 73, Al
anam125).
Sesungguhnya di dalam bintang ternak itu, terdapat pelajaran yang penting bagi manusia. (An-
Nahl:66, AI-Mukminuun: 21)
Binayang ternak diciptakan untuk berkhidmat melayani manusia. (AI-Mu’min:79, Aliy-Syu’araa: 133)
Diperintah untuk memelihara binatang ternak, dan boleh memakan dagingnya. (An-Naazi’aat: 33)
Hendaknya memperhatikan makanan hewan ternaknya. Jangan sampai kelaparan. Tanda takwa
kepada Allah adalah tidak membiarkan binatang ternaknya kelaparan. (AbuDawud)
Hendaknya berhati-hati memelihara binatang. Sesungguhnya pada binatang ternak (yang jinak)
mempunyai sifat liar sebagaimana binatang buas jika kita tidak mampu mengatasinya, maka ia akan
mengamuk. (Nasa’ i)
Jangan mengendarai unta yang suka makan kotoran. (AbuDawud)
Sangat baik bagi kaum muslim in untuk memelihara kambing. Sebaik-baik harta bagi kaum muslimin
adalah kambing. (Bukhari)
Boleh memberi nama kepada hewan piaraan. (Bukhari, Muslim, Tirmidzi)
DiIurang mengawinkan antara kuda dan keledai. Itu hanyalah perbuatan orang-ornng bodoh.
(AbuDawud)
.lungan menjadikan punggung-punggung binatang kendaraan sebagai mimbar (Untuk menetap). (Abu
Dawud)
Binatang Buas
Ular, kalajengking, tikus, burung gagak, adalah binatang fasik. (Ibnu Majah)
Bole mcnggunakan jampi-jampi untuk mengusir ular dan kalajengking. (lbnu Majah)
I1dllkboleh duduk di atas kulit binatang buas. (Abu Dawud, TIrmidzi, Nasa’i). *Binatang buas adalah;
pemakan daging, memiliki taring.
Berburu
Tidak bileh makan daging binatang buruan yang matinya dikarenakan terkena benda=benda tumpul
(Muttafaqun Alaih).
Boleh berburu dengan anjing terlatih, dan ketika melepaskananya hendaklah disertai bacaan
basmalah (Muttafaqun Alaih).
Dilarang makan binarang hasil buruan yang ditsngkap oleh anjing yang dilepaskan tanpa membaca
basmaaaaaaaalah (Nasa’i).
Hendaknya melepaskan anak panah dengan ucapan basmalah, spy hasil buruannya halal dimakan.
(Nasa’i).
Binatang yang buru dengan tombakatau anak panah, kemudian jatuh ke dalam air, maka dianjurkan
untuk tidak memakannya karena matinya masih diragukan (Nasa’i).
Boleh makan binatang buruan yang matinya terkena ujung anak panah dan dilarang untuk makan
binatang hasil buruan yang matinya karena pangjal anah panah (Nasa’i).
Menyembelih Binatang
Haram menyembelih binatang apapun untuk untuk sesajen. (AI-Maidah 3)
Hendaknya menyenangkan binatang yang akan disembelih. Yaitu dengan menajamkan pisau yang
akan digunakan untuk menyembelihnya. (Muslin\)
Sunnah membaca ‘Bismillah’, ketika akan menyembelih binatang. (Muslim)
Jangan memotong sedikitpun bulu dan kuku binatang yang akan disembelih. (Muslim)
Janin binatang (didalam perut) yang disembelih itu halal. (AI-Ghazali)
Cara menyembelih janin binatang yang masih di dalam perut induknya adalah sarna dengan cara
menyembelih induknya. (Ibnu Majah)
TIdak boleh menyembelih binatang yang sedang menyusui. (Ibnu Majah)
Tempat menyembelih binatang adalah di tenggorokan dan leher. (Ibnu Majah)
TIdak sah menyembelih binatang menggunakan gigi dan tulang. (Tirmidzi)
Menyakiti Binatang
Dilarang menyiksa binatang dengan cara apapun, atau membebaninya di luar kemampuannya, atau
membakarnya. (Bukhari)
Dilarang mengutuk binatang. (Muslim)
Dilarang menahan binatang untuk dibunuh (tanpa dimakan dan dimanfaatkan). (Muttafaqun Alaih).
TIdak boleh memukul binatang pada bagian mukanya. (Muslim)
Boleh menandai binatang yang akan disedekahkan dengan menggunakan pisau (Muttafaqun Alaih)
Boleh memberi cap atau tanda pada binatang di telinganya, tetapi khusus bagi binatang ternak.
Jangan emberi cap di muka binatang, Allah swt.. mengutuk orang yang memberi cap/tanda di muka
binatang. (Muslim)
Akan masuk neraka, orang yang memenjarakan kucingnya (binatang) hingga mati. (Bukhari, Muslim).
* TIdak memberinya makan. Dilarang mengebiri unta, sapi dan kuda. Mengebiri binatang dapat
memutuskan keturunannya, juga menyiksanya. (Ibnu Umar ra.)
Jangan sekali-kali memotong-motong anggota tubuh binatang sampai mati tanpa menyembelihnya.
(Ibnu Majah)
Dilarang menjual janin binatang yang masih berada dalam perutnya. Itu termasuk riba. (Nasa’ i)
Mcmbunuhnya, yaitu: (1) Burung Gagak (2) Burung Elang (3) Kalajengking (4) Tikus (5)Anjing yang
menggigit. (Ibnu Umairah ra.)
Uarangsiapa membunuh ular berbisa pada pukulan pertama, maka Allah memberinya tujuh puluh
hasanah. (Muslim, Abu Dawud)
Jangan membunuh burung shurad, katak, semut, hud-hud, burung pelatuk, tawon. (Ibnu Majah). *
Shurad yaitu burung berkepala agak besar, perutnya putih dan punggungnya hijau. Dilarang
membunuh binatang dengan menggunakan ketapel. (Ibnu Majah)
Dianjurkan membunuh cecak. (Ibnu Majah)
• Dianjurkan membunuh ular yang di punggungnya terdapat dua garis putih, dan ‘ular pendek. Karena
keduanya dapat membutakan pandangan, dan menggugurkan kandungan. (Bukhari)
Boleh membunuh ular penghuni rumah. (Bukhari)
Lain-lain
Boleh berlomba pacu kuda. (AbuNashr Samarqandi). • Jika ada lalat yang jatuh ke dalam minuman,
dianjurkan agar membenamkannya kemudian cabut salah satu saya•pnya, karena di salah satu sayap
lalat terdapat penyakit dan sayap lainnya terdapat obat. (Bukhari)
13. BAB MENUNTUT ILMU
Dan Adab-adabnya
Keutamaan
Allah meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. (AI Mujadilah: 11)
Jika Allah menghendaki kebaikan pada seseorang, Allah akan memberinya kepahaman agama.
(Bukhari, Muslim, Tirmidzi)
Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari i1mu, maka Allah swt. Akan memudahkan ~aginyajalan
ke surga. (Tirmidzi)
Barangsiapa keluar dari rumahnya untuk mencari i1mu,berarti dia dalam jihad di jalan Allah sehingga
kembali ke rumahnya. (Tirmidzi)
Menuntut i1mumenebus dosa-dosa penuntutnya. (Tirmidzi)
Para malaikat menghormati para penuntut ilmu. (Abu Dawud)
Barangsiapa belajar ilmu karena Allah adalah takwa, menuntutnya adalah ibadah, mcmpelajarinya
adalah tasbih, membahasnya adalah jihad, mengajarkannya kepada yang belum mengetahui dinilai
sedekah, tnemberikannya kepada keluarga bererti takarrub kcpada Allah.(Muadzbin Jabal ra.)
Tiga hal yang tidak tcrpulus pahala manusia, walaupun ia sudah meninggal dunia; (I) Sedekah jariah
(2) ilmu yang bermanfaat (3) Do’a anak yang sholeh. (Muslim)
Mencari ilmu agama adalah wajib bagi setiap umat muslim (Abu Nashr/Samarqandi).
Enggan mencari ilmu agama dpt menyebabkan masuk neraka (Al Mulk 10).
Ilmu lebih baik dari harta Ali bin Abi Thalib)
Hasad atau dengki dilarang agama, kecuali dua hasad yang dibolehkan:
1. Hasad kepada orang yang diberi ilmu, lalu ia amalkan dan diajarkan kepada orang lain.
2. Hasad kepada orang yang diberi harta, lalu ia gunakan di jalan Allah. (Muttafaqun Alaih)
Perbandingan Dengan Ibadah
Hendaknya bersungguh-sungguh menuntut i1mu, namun jangan melupakan ibadah. Danjangan
sampai beribadah tanpa i1mu.(Hasan Al-Basri).
Orang yang beribadah tanpa i1mu, terma’suk orang yang, merugi, sekalipun ibadahnya seperti
malaikat. (AI-Ghazali)
Keutamaan orang berilmu atas ahli ibadah, seperti keutamaan Nabi saw. Atas orang yang terendah
diantara umatnya. (Tirmidzi)
Menuntut i1mulebih utama daripada shalat nafil.(AbuDarda, Asy Syafi’i)
Niat
– Wajib mencari ilmu dengan niat hanya karena Allah. Jika berniat selain mengharap ridha Allah,
maka bersiap-siaplah, memasuki neraka. (Thirnidzi)
Barangsiapa mencari ilmu dengan tujuan untuk kesenangan dunia, maka dia tidak dapatmencium
harumnxa surga. (Abu Dawud)
Dua rakaat shalat yang diiakUkan oleh seorang ‘alim yang ikhlas, tidak rakus kepada dunia, lebih baik
daripada ahli ibadah yang beribadah sepanjang masa. (Abdullah bin Mas’ud ra.)
Jangan sekali-kali menuntut ilmu untuk menimbulkan kekacauan dan fitnah. Orang alim seperti akan
dimurkai Allah. (Ali bin Abi Thalib ra.)
Barangsiapa menuntut ilmu untuk tiga tujuan inimaka ia termasuk ahli neraka: ( I)
Untukmembanggakan kepada ulama. (2) Untuk mendebat dengan orang-orang bodoh. (3) Untuk
menarik perhatian orang pada dirinya. (Abu Nashr Samarqandl).
Hendaklah berniat menuntut ilmu itu untuk empat perkara:
1.Untuk membebaskan dirinya dari kebodohan.
2.Untuk memberi manfaat kepada orang lain.
3.Untuk menghidupkan ilmu.
4.Untuk mengamalkannya. (Abu Nashr Samarqandi)
Menuntut ilmu dengan niat untuk ridha Allah dan akherat, akan memperolch dunia dan akherat
sekaligus. (Abu Laits Samarqandi)
Barangsiapa keluar dari rumahnya untuk menuntut i1mu, akan menyebabkan banyak kebaikan datang
ke rumahnya, dan syetan tidak berani mendekati rumahnya. (Abu Nashr Samarqandi)
IImu Yang Dipelajari
IImu hakiki itu ialah; llmu yang menumbuhkan keyakinan kcpada Allahta’ala. Dan kcyaklnall bohwa
kemaksiatan itu racun yang mcmbunuh, dan akherat Itu Iebih utama dp dunia (Al Ghazali).
Setiap manusia wajib mempelajari ilmu:
Ilmu Ushul: aqidah, iman tauhid (Muhammad 19).
Ilmu furu’ : shalat, zakat, haji yang berkewajiban dll (Muslim).
Sunnah mempelajari keimanan dan keyakinan terlebih dahulu, sebelum mempelajari A1-Qurlan dan
hukum-hukum agama lainnya. (Bukhari, Muslim)
Wajib mempelajari sunnah-sunnah Rasulullah saw .. (A1-Hasyr: 7)
I)iwajibkan dalam mempelajari A1cQur’an dengan ilmu. Jangan menafsirkan AIurian dengan pendapat
sendiri. (Tirmidzi, Ahmad)
I1dak boleh membicarakan tentang Kitabullah tanpa ilmu. (Tirmidzi, Nasa’ i)
Scbaik-baik manusia adalah orang yang belajar A1-Qur’an dan mengajarkannya Icnuntut ilmu
hendaknya mengurangi pergaulan dengan wanita dan orang bunyak. (Abu Nashr Samarqandi)
lll:ndaknya sering duduk dengan ulama dan sholihin. Dan jangan sering duduk derlOan remaja, anak
kecil, orang bodoh, karena hal itu dapat menghilangkan kcwibawaan. (Abu Nashr Samarqandi)
F::rrlpat hal yang dapat menambah kecerdasan akal, yaitu: (a) Meninggalkan
pel’knlaan sia-sia, (b) Bersiwak, (c) Duduk dengan orang-orang sholeh, (d) Duduk dengan para
ulama. (A1-Ghazali)
Hendaknya scnantiasa mendatangi majlis ta’lim. Majlis ta’lim yang di dalam yang di dalamnya
diajarkan mcngcnai agama, akan mcnycbabkan turunnya sakinah, tcrcurhnya rahmat, dikerumuni
malaikat, dan nama-nama pesertanya akan dibanggakan oleh Allah di hadapan majlis malaikat
(Bukhari, Muslim).
Jangan mencampuri belajar dengan senda gurau, dengannya ilmu dpt termuntah dari dalam hati (Ali
Penuntut ilmu hendaknya menjaga wudhu.Dg wudhu yang baik dapat mengusir syetan. (Umar bin
Khattab ra.)
Jangan sekali-kali ilmu mengikuti hawa nafsu. Hendaknya menjadikan hawa nafsu mengikuti ilmu.
(Abu Laits Samarqandi)
HendakJah senantiasa berda’a kepada Allah memohon ditambahkan ilmu yang bermanfaat. (Thaha:
114)
KepadaGuru
Penuntut ilmu disunnahkan untuk selalu mendo’akan para ulama dan gurunya..(Ahmad bin Hanbal).
HendakJah menjadikan diri kita seperti budak/pelayan di hadapan siapapun yang telah mengajarkan
kepada kita walaupun hanya satu huruf. (At-Targhib).
Ilmu itu mesti didatangi. (Ibnu Malik). * Artinya kita mesti mendatangi guru, bukan kita yang
mengundang guru untuk mengajari kita. Pelajar wajib beradab dan bersopan santun kepada guru.
Berkah ilmu akan hilang, jika pelajar tidak memperhatikan adab-adabnya terhadap ustadz. (Abu
Nashr Samarqandi)
Tiga hal yang menjadikan ilmu seseorang itu bermanfaat: (a) Tawadhu’ (b) Semangat belajar (c)
Menjaga adab terhadap ulama. (Abu Nashr Samarqandi)
Tiga macam orang yang dapat memberikan syafaat pada hari Kiamat yaitu: (a) Para Nabi(b) Wama
(c) Syu~ada. (Abu Nashr Samarqandi).
Pengajar agama adalah orang kedua yang paling dicintai Allah setelah para Nabi saw.. Sangat
dianjurkan untuk menghormati dan menunaikan hak-haknya. (Zaid bin Aslamra.)
Hendaknya mengambil ilmu itu dari orang-orang yang jujur dan dapat dipercaya. (Abu Nashr
Samarqandi)
Jangan mengambil ilmu dari orang yang berkata baik, tetapi beramal buruk. (Al Hasan)
Ada tiga pandangan yang bernilai ibadah yaitu: (1) Memandang muka orang alim (2) Memandang
Ka’bah (3) Memandang mushaf. (Abu Laits Samarqandi)
Belajar
Hendaknya bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Karena tidak ada seorang pun yang dilahirkan
berilmu, ilmu itu diperoleh dengan belajar. (Abdullah bin Mas’ud ra.)
Duduk sesaat untuk mempelajari ilmu adalah lebih disukai oleh Allah daripada shalat semalamsuntuk.
(Bukhari)
Salah satu cara untuk memperdalam pemahaman ilmu, adalah dengan mcmpcrbanyak mudzakarah.
(Muslim)
Masjif adalah sebaik-baik tempat untuk belajar dan mengaji. (Musllm)
Sebaiknya jangan melalikan ketika belajar, karena karena tulisan adalah salah satu pengikat dan
pcngingat iImu. (Umar bin Khattab ra.)
Dalam mengajarkan ilmu disunnahkan mengulang-ulang samapai 3 kali, agar ilmu tersebut bias lebih
melekat dan lebih difahami (Bukhari).
Celaka besar nagi orang yang tidak mau mengajar, tidak belajar dan tidak mau mendengar. (Abu
Darda)
Majlis Ilmu
– Jangan sampai tertidur dalam majlis ilmu. Barangsiapa tidur di majelisr.ilmu, sesungguhnya ia telah
sia-sia dari rahmat Allah dan menjadi kekasih syetan. (AlGhazali)
Ada tiga macam tidur yang dibenci Allah yaitu: (1 )TIdur di majelis ilmu (2) TIdur setelah shaldt
shubuh
(3)TIdur sebelum shalat Isya dan tidur sebelum mengerjakan shalat wajib. (Abu Laits Samarqandi)
Ada seseorang yang keluar dari rumahnya dengan membawa dosanya sebesar gunung tetapi ketika ia
duduk di majelis ilmu dan meresapi apa yang didengarnya, kemudian timbul rasa takutnya dan
bertaubat dari dosa-dosanya, lalu ia kembali ke rumahnya dalam keadaan bersih, karena dosa-
dosanya telah dihapuskan. (Umar bin Khattab ra.).
Ada tiga macam tertawa yang dibenci, yaitu: (1)Tertawa di belakangjenazah (2) Tertawa di majelis
ilmu
(3)Tertawa di kubur. (Abu Laits Samarqandi)
Ada empat macam musibah yaitu:
(1) Ketinggalan takbiratul ihram (2) Ketinggalan majelis ilmu
(3) Ketinggalan berjihad (4) Ketinggalan wukuf. (Abu YahyaAl-Warraq)
IImu dan Amal
Barangsiapa mengamalkan ilmu yang telah ia ketahui, maka Allah swt. Akan memberinya ilmu yang
belum ia ketahui. (Abu Nu’aim)
Ciri ilmu hak adalah yang menambah rasa takut kepada Allah. Jika bertambah ilmu, bertambah
takutnya kepadaAllah. (Al-Fathir: 28) (
Banyak orang yang berilmu, tetapi tidak seluruhnya bermanfaat I?agi dirinya. (Nabi Isa. as)
IImu harus diresapi dan dipahami dengan hati. (Al-A’raf: 179)
Orang alim yang mengamalkan dan mengaiarkan ilmunya, adalah orang besar di egala lapisan langit.
(Nabi Isa as.)
Barangsiapa mengamalkan ilmunya, niscaya selamat. (Abu Nashr Samarqandi)
Mengajarkan dan menyampaikan.
Anak yang belajar basnalah, maka Allah akan mengampuni 3 orang yang menjadi penyebabnya,
yaitu: 1. ayahnya. 2. Ibunya. 3 Gurunya (Abu Nashr/Samarqandi).
Wajib menyampaikan apa yang diketahui kepada orang lain walaupun hanya 1 ayat (Bukhari).
Dengan ilmu hendaknya senantiasa mengajak manusia kearah hidayah. Barangsiapa mengajak
kepada petunjuk, maka ia akan memperokeh pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa
dikurangi sedikitpun dari pahala orang yang diajak. Dan jika mengajak kepada kesesatan, maka ia
akan mendapat dosa seperti dosaa orang yang mengikutinya tanpa dikurangi sedikitpun dari dosa
orang yang diajaknya (Tirmidzi). Maksudnya yang mengajak dan yang diajak tetap berdosa.
– Jangan memberi fatwa tanpa ilmu. Barangsiapa memberikan fatwa kepada orang lain tanpa ilmu,
berarti ia menanggung dosanya. (Ibnu M\ajah)
– Jangan memberi petunjuk yang salah kepada orang lain. Barangsiapa menunjuki saudaranya ke
jalan yang salah, maka ia adalah pengkhianat. (lbnu Majah).
Barangsiapa mengajarkan Al-Qur’ an kepada anaknya, maka Allah akan memberikan tiga pakaian dari
surga pada hari Kiamat. Satu pakaian diantaranya lebih baik daripada dunia beserta isinya. (Hasan
AIBashri)
Sebaik-baik sedekah ialah mempelajari ilmu, lalu mengajarkannya kepada orang lain. (Abu Nashr
Samarqandi)
Jika Ditanya
– Jika ditanya mengenai sesuatu, jangan menyembunyikannya ilmu yang diketahuinya. Barangsiapa
ditanya, lalu menyembunyikannya, maka Allah akan mengekangnya dengan kekangan dari api
neraka. (TIrmidzi, Abu Dawud)
– Jika ditanya tentang sesuatu yang belum diketahui, maka disunnahkan untuk mengatakan “Saya
tidak tahu.” (Abu Dawud, Ahmad, Hakim)
14. BAB ULAMA
Dan Adab-adabnya
Keutamaan
IImu ulama itu dapat menerangi wilayah matahari yang luas. (Al-Ghazali).
Keutamaan orang alim atas ahli ibadah, adalah seperti keutamaan Nabi saw. Atas orang yang
terendah diantara umatnya. (TIrmidzi).
Ulama adalah pewaris para nabi. Mereka diuji dengan beragam musibah sesuai dengan derajat
ketakwaan masing-masing. Ulama adalah pewaris ilmu kenabian. (Abu Dawud)
Diantara 15 (lima belas) macam musuh syetan, salah satunya ialah ulama. (Abu Laits Samarqandi)
Ulama yang faqih lebih ditakuti oleh syetan, daripada seribu orang ahli ibadah. (Tirmidzi)
IImu (agama) akan tercabut dari dunia ini, dengan meninggalnya para ulama (Bukhari, Muslim)
Adab Ulama
Hendaknya hati-hati dengan siifat takabur, karena ia menyebabkan murka Allah swt (An Nhl 23).
Beberapa tanf yang dimiliki oleh ulama akherat:
1. Tidak mencari dunia dengan ilmunya. Dan senantiasa menjaga lisannya (Bisyr Al-Harts). Fitmaj
para ulama adalah banyak bicara (Abu Nuaim).
2. Perbuatannya tdl nerneda dengan perkataannya dan dia mengamalkan ilmunya (Al Baqarah 44).
3. Perhatiannya tertuju untuk memperdalam pemahaman Al Qur’an.
4. Tidak suka kemewahan, selalu sederhana dan zuhud terhadap dunia.
5. Tidak dekat (penjilat) dengan Umara.
6. Tidak berlaku sembrono dalam memberikan fatwa.
7. Banyak merenung, bertafakkur.
8. Perhatiannya kepada ilmu adalah untuk perbaikan hatinya.
9. Memiliki keyakinan yang teguh.
10. Tunduk dan’tawadhu’, dan hatinya lunak serta senantiasa takut kepada Allah.
(AI-Ghazali)
11. Menjaga diri dari perbuatan-perbuatan dosa.
Seorang ulama hendaknya selalu ada kegairahan dan kemauan untuk selalu belajar dan merasa diri
masih kurang. Apabila ia menganggap dirinya sudah pandai, maka pada hakekatnya ia adalah seorang
yang bodoh. (Ibnu Mubarok)
Seorang ulama hendaknya tidak sering bergurau, atau berbuat lagho (bicara siasia). (AI-Ghazali)
Peranan ulama sangat penting bagi masyarakat awam. Dan tingkah laku ulama, menentukan keadaan
masyarakat awam. Apabila ulama disibukkan dengan mengumpulkan harta yang halal, maka
masyarakat awam akan memakan makanan yang syubhat. Dan apabila ulama memakan makanan
yang syubhat, maka masyarakat awam akan memakan makanan yang haram. Dan apabila ulama
memakan makanan yang haram, maka masyarakat awam akan menjadi kafir. (Abu Laits
Samarqandi).
Ulama dan Arnal
Kehancuran Islam diakibatkan tergelincirnya para ulama. (Ziyad bin Zubair)
Tersiksanya ulama disebabkan matinya hati, sedangkan matinya hati itu, akibat mencari dunia dengan
amal akherat. (Hasan)
Berdasarkan akal dan pengetahuan seseorang, maka manusia itu terbagi menjad sempat:
a. Orang yang tahu dan ia mengerti bahwa dirinya tahu, dia adalah orang Alim, maka ikutilah dial
b. Orang yang tahu tetapi ia tidak mengerti bahwa dirinya tahu, dia adalah orang Alim tidur. Maka
bangunkanlah dia!
c. Orang yang tidak tahu dan ia mengerti bahwa dirinya tidak tahu. Dia adalah orang yang minta
petunjuk/mau belajar. Maka ajarkanlah dial
d. Orang yang tidak tahu dan ia tidak mengerti bahwa dirinya tidak tahu. Dia adalah orang bodoh,
tinggalkanlah! (Kholil bin Ahmad)
Scsungguhnya ulama fasik itu lebih berbahaya daripada penyembah berhala. (llama fasik yaitu ulama
yang tidak mengamalkan ilmunya, mereka akan disiksa tcrlcblh dahulu daripada penyembah berhala.
(Fudhail bin Iyadz) .
‘:;CSCOI”l:ll18 lidul, bisa menjadi ulama sebelum ia belajar. Dan seseorang tidak biasa Illl
~nJ(ldlt1ltllllHf)(~belum rnOll[lfll rlfllk£lnnYtl.(Abu Darda ra.)
lImu Manfaat
Ilmu ada dua macam: (A) Hmu yang hanya di lisan. (b) Ilmu yang meresap ke hatL (Tirmidzi)
Dianjurkan agar senantiasa meminta ilmu yang bermanfaat kepada Allah ta’ala. Dan selalu meminta
dijauhkan dari ilmu yang tidak bermanfaat. (Muslim)
Menyebarkan IImu
Permulaan ilmu itu diam, lalu mendengarkan, kemudian menghafal lalu mengamalkannya dan terakhir
menyebarkannya. (Sufyan Ats-Tsauri)
Janganlah kikir terhadap ilmu. Apa yang dikctahui hendaklah disebarkan kepada yang
memerlukannya. (Abu Nashr Samarqandi)
Barangsiapa kikir terhadap ilmunya, diancam dengan tiga perkara; (1) Mati hingga lenyap ilmunya,
(2) Diberi cobaan berupa peoguasa yang zhalim dan (3) Dilupakan ilmu yang telah dihafalnya. (Ibnul
Mubarak)
Ulama dan Umara
Ulama harus berhati-hati dalam bergaul dengan penguasa. (Said bin Musayab)
Penguasa adalah fitnah ter~erat bagi ulama. Di neraka ada satu lembah khusus untuk ulama
(penjilat) yang suka mengunjungi umara. (Abu Sofyan)
Seburuk-buruk ulama ialah yang suka mendatangi umara. Dan sebaik-baik umara ialah yang suka
mendatangi ulama. (Ibnu Majah)
Setiap ucapan atau perkataan ulama dapat menjadi fatwa bagi masyarakat umum. (Abu Dawud)
Hendaknya ulama berhati-hati dalam berfatwa. Karena ulama atau seseorang yang selalu mudah
berfatwa setiap ia ditanya, maka sesungguhnya ia adalah orang gila. (Ibnu Mas’ud)
Jawaban ulama; “Saya tidak tahu”, adalah separoh ilmu. (As-Sab’u)
lImu itu ada tiga tingkatan: (1) Kitab yang berbunyi (2) Sunnah yang ada (3) Dan “Saya tidak tahu. ”
(AI-Khatib)
Adab Ketika Mengajar Kepada Murid
Hendaklah meyakini bahwa ilmu dan kepintaran yang sampai kepada anak didik itu datang dari Allah
swt., bukan dari diri kita yang mengajarkan. (AI-Baqarah: 3~)
Baik pengajar atau pelajar, hendaknya selalu dalam keadaan berwudhu kctika hendak menyentuh
mushaf. (Abu Nashr Samarqandi)
Jangan sekali-kali seorang guru condong kepada salah seorang muridnya yang lebih kaya, daripada
yang lain. Hendaknya berlaku adil diantara murid. (Abu Laits Samarqandi)
Seorang guru hendaknya memberi keringanan kepada murid-murid yang yatim Karena ada tiga
macam manusia yang Allah tidflk akan melihat melihatpada hari kiamat, yaitu:
1. Guru yang memaksa anak yatim membayar yang tidak dapat membayarnya.
2. Laki-laki yang duduk dengan penguasa dan berbiacara menurut hawa nafsunya.
3. Peminta-minta padahal ia sanggup bekerja. *Abu Nasyr Samarqandi).
Hendaknya setiap guru memiliki rasa belas kasih kepada muridnya. (Al-Ghazali)
Guru hendaknya menganjurkan murid-muridnya agar senantiasa mengikuti dan mengamalkan
sunnah-sunnah Nabi saw (Al-Ghazali)
Seorang guru jangan memberikan i1mu yang tidak ia kuasai. (Al-Ghazali)
Guru hendaknya mengajarkan apa-apa yang sesuai dengan kemampuan dan keadaan muridnya. (Al-
Ghazali)
15. BAB BERTETANGGA
Dan Adab-adabnya
Kepentingan Tetangga
Diperintahkan agar selalu berbuat baik terhadap tetangga dekat ataupun yang jauh. (An-Nisa’: 36)
MalaikatJibril sering mengajarkan Rasulullah saw. agar berbuat baik terhadap tetangga, sehingga
beliau saw. mengira bahwa tetangga akan mendapatkan waris. (Muttafaqun Alaih)
Ukuran diri kita adalah anggapan tetangga kita. Sabda Rasulullah saw., “Apabila kamu mendengar
tetanggamu mengatakan bahwa kamu telah berbuat jelek, maka kamu memang telah berbuat jelek.”
Dan isi syair tetangga itulah cerminan diri kita. (Ahmad)
Barangsiapa meninggal dan ia mempunyai tiga orang tetangga yang ridha kepadanya, niscaya
diampuni dosa-dosanya. (Abu Laits Samarqandi)
Tetangga ada tiga macam:.
1. Yang mempunyai tiga hak: yaitu ; Kerabat, Sesama Muslim dan Bertetangga.
2. Yang mempunyai dua hak: Sesama Muslim dan Bertetangga, dan
3. Yang mempunyai satu hilk: Bertetangga saja. (Abu Laits Samarqandi)
Memuliakan Tetangga
– AI-Qur’ an memerintahkan; Janganlah mempersekutukan Allah dengan suatu apapun, berbuat
baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat
dan tetanggajauh. (An-Nisa: 36)
etiap mukmin wajib memuliakan tetangganya. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir,
hendaklah memuliakan tetangganya. (Muttafaqun Alaih)
Memuliakan tetangga minimal dengan memberi ‘salam’. (Al-Ghazali)
Sebaik-baik orang menurut Allah swt. ialah yang paling baik terhadap letangganya. (Tirmidzi)
Memberi
Janganlah scscorang mcrasa hina untuk memberi kepada tetangganya, walau hanya berupa sesuaru
yang tidak berharga (Bukhari, Muslim).
Hendaknya mendahulukan yang dekat pintunya dengan pintu rumah kita dalam hal pemberian
(Muttafaqun Alaih).
Sunnah untuk memberi kepada tetangga apa yang kita masak (Bukhari).
Membantu
Di antara berbuat baik kepada tetangga, ialah membantunya, menengoknya apabila sakit,
mengucapkan selamat kepadanya blln ia mendapatkan kesenangan, menasehatinya agar mentaati
agama, menulupi aibnya, dan tidak mengganggu bangunannya serta jalannya. (Bukhari)
Adab
Seseorang yang menutup pintu rurnahnya dari tetangga, maka akan dituntut pada hari Kiamat. (Al-
Ghazali)
– Jangan sekali-kali mengorek tentang keadaan pribadi tetangga. (AI-Ghazali)
Berilah kemudahan kepada tetangga daripada kepada orang lain. Sehingga janganlah melarang
tetangga untuk meletakkan. kayu di tembok rumah kita. (AlKhairaithi)
Diantara hak tetangga ialah: (a) Menjenguknya dikala sakit, (b) Menghiburnya ketika ditimpa
musibah, (c) Menampakkan kebahagiaan bersamanya, (d) Memaafkan kesalahannya, (e) Tidak
rnelihat aibnya. (Al-Ghazali)
Hak-hak tetangga lainnya ialah;
a. Jika hendak berutang, maka utangilah,
b. Jika memanggilmu, makajawablah,
c. Jika membutuhkan pertolongan, maka bantulah.
d. Jika mendapatkan kesenangan, maka ucapkanlah selamat,
e. Jika meniggal dunia, maka antarkanlahjenazahnya,
f. Jika pergi, jagalah rumah dan keluarganya. (Abu Laits Samarqandi)
Barangsiapa dapat menunaikan hak-hak tetangganya, maka akan dicucuri rahmat oleh Allah. (Al-
Khairothi)
– Jangan meninggikan bangunan melebihi bangunan tetangganya, kecuali ada kerelaan darinya. (Abu
Laits Samarqandi)
Menyakiti Tetangga
Jangan sekali-kali menyakiti tetangga, baik melalui lisannya ataupun perbuatan. (Muttafaqun Alaih)
Aman dari tetangga terdiri dari tiga hal; (a) Aman dari perbuatannya (b) Dari Iisannya (tidak
menggunjingnya) dan (c) Aurat (tidak membuka aibnya). (Abu Laits Samarqandi)
Salah satu dari sepuluh macam tindakan kejam terhadap tetangga adalah:
Dirinya kenyang, sedangkan tetangganya keiaparan. (Abu NashI’ Samarqandi)
Tetangga aman dari tangan kita adalah salah satu tanda kesempurnaan iman kila. Tidak sempurna
iman seseorang, yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya. (Muttafaqun Alaih)
Pada hari Kiamat, Allah tidak akan memandang orang yang mcnyakiti tetangganya. (Abu Laits
Samarqandi).
Tetangga Jahat
Hendaklah bersabar dan bijaksana terhadap tetangga yang jahat terhadap kita (Dawud_.
Orang yang baik dalam bertetangga itu bukanlah orang yang tidak pernah mengganggu tetangganya,
tp bertetangga yang baiak ialah sabar terhadap perlakuan buruk tetangganya. (Hasan Bashri)
16. BAB BERSAHABAT
Dan Adab-adabnya
Keutamaan Bersahabat
 Barang siapa salah dalam memilih sahabat, akan menyesal di akherat. (Al-Furqan: 28)
 Sahabat dapat menjadi teman atau musuh pada hari akherat. (Az-Zuhkruf:67)
 Persahabatan laksana mutiara yang halus. Persahabatan yang tidak terjaga, dapat mendatangkan
bencana. (Al-Ghazali)
 Orang-orang yang saling mencintai di jalan Allah swt. kelak pada hari Kiamat, akan duduk di kursi-
kursi sekitar Arsy Allah swt. dengan wajah seperti bulan purnama, dan mereka tidak merasa takut
sedikit pun. (Ahmad, Hakim)
 Menghubungkan tali persahabatan dapat memasukkan ke dalam surga. (Bukhari, Muslim)
 Niat bersahabat adalah semata-mata karena Allah. Diantara orang yang akan mendapat naungan-
Nya pada hari yang tiada naungan, adalah dua orang lelaki yang saling mencintai karena Allahswt..
(Muttafaqun Alaih)
 Allah swt. mencela orang yang suka membuat perpecahan. (AliImran: 105)
 Orang mukmin ialah orang yang suka memperbaiki persahabatannya. (Tirmidzi)
 Apabila tidak ada lagi sahabat yang seirama dalam agama, maka boleh ber-uzlah (mengasingkan
diri), jika hal itu dapat menyelamatkan agama. (Abu Nashr Samarqandi)
 Memilih Sahabat
 Hendaknya berhati-hati dalam memilih sahabat. Sebab, tidak semua orang dapat dijadikan sebagai
sahabat. (AbuDawud, Tirmidzi)
 Manusia itu akan dibangkitkan menurut kebiasaan temannya, maka berhati-hatilah dengan siapa
berteman. (AbuNashr Samarqandi)
Orang yang baik dijadikan sahabat adalah yang bersifat sebagai berikut:
1. Memilikiakal yang sehat. (Imam Ghazali)
2. Memiliki akhlak yang mulia. (Imam Ghazali)
3. Bukan ahli maksiat. (Al-Kahfi:28)
4. Tidak pengikut hawa nafsu. (Al-Kahfi:28)
5. Tidak lalai berdzikir.(An-Najm:29)
6. Ahli taubat. (Lukman: 15)
7. Bcrsedia berkorban untukmu, walaupun ia sendiri dalam kesulitan. (Al-I-Iasyr:9)
8. Mcmiliki sifat jujur/lurus. (AbuDawud, Daromi)
9. Memberikan manfaat bagi kchidupan alImkemarau. (Mujahid)
Dianjurkan berjabat tangan bila bertemu. Hal itu akan memperbaiki kasih sayang (Hasan Al Basri).
Hendaknya memanggil dengan nama yang paling disenangi okeh sahabat kita (Umar bin Khathab ra).
Hendaknya selalu berkata lembut , bermuka manis dan sabar walaupun terhadap orang zhalim.
(AbuNashr Samarqandi)
Jangan sekali-kali berkata keji dan berlaku buruk kepada sesama muslim.
Perkataan kejiadalah suatu kezhaliman. (Abu Nashr Samarqandi)
Hendaknya membalas perbuatan buruk dengan kebaikan. Itu adalah akhlak terpuji. (Abu Nashr
Samarqandi)
Jangan terlalu sering mengunjungi saudara. Hal itu menimbulkan kebosanan mereka terhadap kita.
(Abu Nashr Samarqandi)
Memuliakan
Jangan sekali-kali meremehkan dan merendahkan sesama Muslim. (Sofyan bin Uyainah)
Dilarang memuliakan seseorang dengan berlebihan. Dikhawatirkan dapat menimbulkan keburukan.
(AbuNashr Samarqandi)
Jika tidak dapat membalas kebaikan seseorang dengan harta, maka balaslah dengan do’a dan pujian.
(Abu Nashr Samarqandi)
Membantu
Wajibsaling membantu diantara sahabat. (Daromi)
Wajibsaling berkasih sayang diantara sesama muslim. (Al-Fath:29)
Barangsiapa membantu saudaranya yang memerlukan pertolongan, maka ia menuju jalan
keselamatan. Barangsiapa enggan membantu saudaranya dapat menyebabkan dirinya menerima siksa
pada hari Kiamat. (Alibin AbiThalib).
Sahabat Yang Buruk
Aisyah ra. menasehatkan, “Hinakanlah orang yang menghinamu dan muliakanlah orang yang
memuliakanmu, itu sikap adil dan bijaksana.” Memaafkan dan berbuat baik terhadap orang yang
berbuat buruk kepada kita merupakan sikap yang lebih dicintai dan terpuji. (AbuNashr Samarqandi)
Tiga perkara termasuk akhlak penghuni surga ialah:
1. Berbuat baik kepada orang yang berbuat buruk kepadanya.
2. Memaafkan orang berbuat zhalim kepadanya.
3. Memberikan sesuatu kepada orang yang tidak pernah memberinya. (Abu NashrSamarqandi)
Sebaiknya menghindari sahabat yang suka merepotkan dengan berlebihan. Sejahat-jahatnya teman
adalah orang yang suka memberatkan. (Al-Ghazali)
Memutuskan Silaturrahmi
– Jangan sekali-kali memutuskan silaturrahmi sesama muslim. Memutuskan silaturrahmi adalah dosa
besar. Allah swt. melaknat orang yang memutuskan tali persahabatan. (Al-Baqarah :27)
Boleh mcmutuskan tali silaturahmi dengan orang fasiq (bila tanpa maksud dakwah), karena Flit,ll
adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada AlIah swt (Hasan Bashri)
17. BAB MElAMAR
Dan Adab-adabnya
Makna lamaran
Melamar atau khitbah merupakan langkah awal suatu perkawinan yang dilakukan sebelum aqad
nikah. (Sayyid Sabiq)
Maksud melamar adalah agar kedua belah pihak saling mengenallebih dahulu sehingga perkawinan
yang akan ditempuh betul-betul berdasarkan rasa saling pengertian dan keterbukaan. (Sayyid Sabiq)
Memilih Calon
Berhati-hatilah terhadap wanita yang jahat, karena mereka tidak akan mengajak kepada kebaikan,
(Lukman Al-Hakim)
Hamba wanita mukmin, lebih baik daripada wanita merdeka yang musyrik. (AlBaqarah: 221)
Terimalah pinangan orang yang baik dalam agama dan berakhlak mulia. Jika menolak, maka akan
timbul fitnah. (TIrmidzi)
Sunnah memilih wanita yang memiliki kriteria berikut ini untuk dinikahi, yaitu: (a) Sholehah (taat
dalam menjalankan agama), (b) Perawan, gadis, (c) Keturunan orang sholeh, (d) Sayang kepada
anak-anak, (e) Cantik, serta ringan maharnya. (f) TIdak mandul (Sayyid Sabiq)
Melihat Calon
Seorang lelaki boleh melihat wanita yang akan dilamarnya. (Muslim)
Tujuan melihat calon istri bagi lelaki yang akan menikahinya ialah untuk mengetahui rupa calon
istrinya, (Sayyid Sabiq)
Yang boleh dilihat oleh calon pengantin lelaki pada wanita adalah muka dan telapak tangan saja.
(Sayyid Sabiq)
Melihat calon istri itu dapat menjamin kecotokan. (Lima Imam selain Abu Dawud)
Rasulullah bersabda, “Jika kalian meminang seorang wanita dan dapat melihat sebagian anggota yang
dapat menimbulkan rasa ingin menikahinya, maka lakukanlah.” (Ahmad, Abu Dawud)
Adab
Sea rang Mukmin tidak boleh melamar wanita yang masih dalam lamaran lelaki lain, sebelum ia
benar-benar melepaskannya (dipastikan tidak jadi meminangl1ya). (Bukhari, Muslim)
Apabila dun orang laki-laki hendak meminang seorang wanita, maka laki-Iaki pcrtamalah yang Icbih
berhal<. (Ahmad)
Dilarang menerima pinangan orang sholeh atas pinangan orang sholeh lainnya. (Ibnu Rusdi).
Boleh menerima pinangan seseorang, seandainya peminang pertama adalah orang yang kurang baik
(tidak sholeh), sedangkan peminang kedua adalah orang yang sholeh (Ibn Susyd).
Boleh melamar melalui perantara yang dipercaya (Sayyid Babiq).
Boleh meminang dengan melalui sindiran. (Al-Baqarah: 235)
Hendaklah bersungguh-sungguh melamar. Jika tidak jadi, hendaklah segera memberi jawaban.
Jangan meninggalkan begitu saja tanpa kepastian. Hal itu akan menyakiti keluarga yang telah
dilamar. Diamnya seorang gadis ketika dilamar, menandakan setuju untuk dinikahi. (Tirmidzi)
Wajib menjauhi cara-cara melamar yang non Islami, seperti tukar cincin dll. Meniru cara mereka, akan
digolongkan dengan mereka. (Abu Dawud)
Dilarang meminang wanita yang masih dalam iddah dengan terang-terangan kecuali dengan sindiran.
(Al-Baqarah: 235)
Tidak boleh mengadakan janji menikah dengan seorang wanita yang masih dalam iddah dengan cara
rahasia. (Al-Baqarah: 235)
18. BAB MENlKAH
Dan Adab-adabnya
Keutamaan
Barangsiapa sudah mampu akan biaya nikah, hendaknya menikah. Apabila belum mampu, hendaklah
berpuasa untuk membentengi hawa nafsunya. (Bukhari. Muslim). Dan menjaga kesucian dirinya. (An-
Nur : 33)
Menikah adalah sunnah Rasulullah saw. (Muslim)
Menikah, berarti menunaikan syukur kepada Allah swt .. (Hakim)
Pernikahan dapat menghinakan syetan. (Al-Ghazali)
Tidak sempurna ibadah haji seseorang, yang ditunaikan sebelum menikah. (Ibnu Abbasra.)
Orang yang telah menikah, telah menolong agamanya. (Al-Ghazali)
Dengan menikah dapat menjaga pandangan dan kemaluan dari maksiat. (Bukhari, Muslim, Nasa' i,
Ahmad)
Empat perkara yang termasuk sunnah Rasul yaitu: (1) Malu (2) Memakai wangi-wangian (3) Bersiwak
(4) Menikah. (Tirmidzi)
Memilih Pasangan
Hendaklah seorang wali berhati-hati dalam memilih pasangan bagi putrinya.
Sebaiknya mengikuti petunjuk agama. (Al-Ghazali)
Tidak boleh lelaki muslim menikahi wanita penzina, wanita muslimah menikah dengan lelaki penzina.
Lelaki sholeh untuk wanita sholeh, lelaki tidak sholeh untuk wanita yang tidak sholehah. (An-Nur: 3)
Ciri-ciri wanita sholehah adalah:
1. Patuh menjalankan perintah suami.
2. Menyenangkan jika dilihat.
3.Mcndengarkan pcrkataan suami dan mentaatinya.
Sabda Nabi saw., "Nikahilah wanita yang banyak anaknya dan bersifat penyayang, karena aku akan
membanggakan jumlahmu yang banyak kepada para Nabi pada hari Kiamat." (Anas bin Malik)
Hendaknya menikahi wanita yang bersifat taat. Wanita yang taat dalam agama akan memberkahi
rumah tangga. (Tirmidzi)
Hendaknya memperhatikan keturunan calon istri. Jangan menikahi wanita yang cantik tapi berasal
dari keturunan yang buruk. (Alira)
Sebaik-baik wanita adalah yang cantik dari jauh, menarik dari dekat dan diliputi kenikmatan. (Abu
Nashr Samarqandi)
– Jangan menikahi wanita yang tua dan mandul. (Alibin Abi Thalib)
– Wajib menikahi wanita atas pertimbangan agamanya. Jangan menikahi wanita karena hartanya,
martabatnya, atau kecantikannya. (Bukhari)
Seorang wanita boleh menyerahkan dirinya kepada seorang lelaki sholeh untuk dinikahi. (Bukhari)
Boleh menawarkan anak wanita atau saudara wanita kepada anak orang sholeh. (Bukhari)
Adab
Pernikahan terbaik adalah pernikahan yang termudah. (lbnu Majah)
Dilarang menikahi wanita kaya yang cantik, kemudian tidak berlaku adil terhadapnya dalam hal
maharnya. (Abu Dawud). * Karena kekayaannya, maka maharnya semahal mungkin. Sedangkan jjka
calonnya wanita miskin, maka maharnya semurah mungkin.
Dianjurkan menikah dan menggauli istri pada bulan Syawal. (Muslim)
Disunnahkan melihat dahulu, wajah wanita yang hendak dinikahi. (Muslim)
Beberapa adab dalam pernikahan, diantaranya ialah:
a. Mengadakan khutbah sebelum nikah, mencampurkan bacaan 'hamdallah' dengan ijab dan qabul,
b. Menyampaikan urusan suami hingga didengar oleh istri,
c. Mengundang orang-orang sholeh (selain dua orang saksi),
d. Berniat untuk menegakkan sunnah Rasulullah saw .. (Al-Ghazali)
Ketika menghadiri pernikahan disunnahkan membaca do'a :
Artinya: "Muclah-mudahan Allah swt. memberkahimu clan semoga Allah swt.
mengekalkan pemberian-Nya atasmu, dan semogaAllah swt. mengumpulkan
kamu berdua dalam kebaikan." (Muttafaqun Alaih)
Syarot yang paling berhak dipenuhi ialah mahar. (Muslim)
Wanita janda tidak boleh dinikahi sebelum dimintai pendapatnya. Wanita gadis tidak boleh
dinuikahkan sebelum diminta persetujuannya . (Muslim)
Pengantin wanita
Sebaik-baik istri madalah istri yang tenang/teguh seperti unta (Bukhari)
Boleh menikahi perempuan kecil berumur 6 tahun dan menggaulinya ketika berumur 9 tahun.
(Bukhari)
– Wanita itu menjadi pendamping bagi laki-laki yang menikahinya. (Al-Ghazali)
Tidak boleh menikahi wanita yang murtad dari Islam. (Al-Ghazali)
Apabila seorang lelaki melihat wanita dari terpesona olehnya, maka hendaknya ia segera menemui
istri dan gaulilah ia. (Muslim)
Tanda keberkahan seorang wanita, adalah: (1) Cepat menikah (2) Cepat melahirkan anak (3) Ringan
maharnya. (Ahmad, Baihaqi)
Hukum
Haram menikah dengan saudara sepupuan/sesusuan. (Bukhari)
Dilarang melakukan Vasektomi atau Tubektomi. (Bukhari)
Dilarang menikahi anak tiri sendiri, apabila ibunya sudah dinikahi. (Bukhari)
Rasulullah saw. melarang nikah Mut'ah (kawin kontrak). (Bukhari)
Haram menikahi kembali mantan istri yang sudah dicerai dua kali, sebelum ia dinikahi dan digauli oleh
laki-Iaki lain. (Al-Baqarah: 230)
Tidak boleh menikahi wanita dengan bibinya, dan seorang wanita dengan tantenya. (Muslim)
Apabila seorang wanita tidak mempunyai wali (dari keluarga), maka boleh menikah dengan wali
hakim. (Sayyid Sabiq)
Haram menikahi dua wanita bersaudara secara bersamaan. (An-Nisa': 23)
Boleh seorang lelaki menikahi dua, tiga, empat orang wanita, dengan syarat mesti berlaku adil. Jika
takut tidak bisa berlaku adillebih baik satu saja. (An-Nisa': 3)
Tidak boleh menikah, dinikahi danjuga melamar, ketika ihram. (Muslim)
Janda & Gadis
– Wanita janda lebih berhak atas dirinya daripada walinya. (Muslim)
Dianjurkan menikahi gadis daripadajanda. (Bukhari)
– Tidak boleh menikahi gadis ataupun janda, kecuali atas ridhanya. (Bukhari)
– Wanita Janda boleh meminta walinya untuk menikahkan dirinya. (lbnu Rusyd)
Hamba Sahaya
Boleh menikahi hamba sahaya wanita sebagai istri. (Bukhari)
Lelaki yang memerdekakan hamba wanitanya, lalu menikahinya, maka akan memperoleh dua pahala.
(Muslim). * Yaitu pahala memerdekakan dan pahal menikahinya.
Haram bagi seorang sahaya untuk menikah tanpa ijin tuannya. Jika ia tetap menikah, maka ia
dikatakan sabagai pelacur. (Tirmidzi)
Rukun Nikah
Wajib menunaikan rukun nikah dalam pcrnikahan, yaitu adanya:
1. Wali. (As Sunnah)
2. Dua orang saksi (Ath Thalaq 2, Baihaqi).
3. Shighot akad
4. Mahar ((Muttafaqun Alaih).
Mahar
Boleh menikah dengan mahar hafalan AI-Qur'an, atau hafalan salah satu surat dari AI-Qur'an.
(Bukhari)
– Yangdisunnahkan dalam masalah mahar adalah;
a. Ringan, tidak memberatkan calon suami. (Ahmad, Baihaqi)
b. Diberikan kepada istri sebelum digauli. (Abu Dawud, Nasa' i)
Mahar hendaklah diberikan dengan sukarela tanpa terpaksa. (An-Nisa': 4)
Saksi
– Wanita yang menikah tanpa saksi, berarti telah berbuat zina. (Tirmidzi)
Saksi hendaknya bersifat adil. (AI-Maidah: 8)
Setiap saksi akan dimintai pertanggung jawabannya. (Az-Zukhruf: 19)
Khutbah Nikah
Khutbah nikah diawali dengan tasyahhud. Khutbah yang tidak diawali dengan tasyahhud seumpama
tang an yang buntung. (TIrmidzi)
Wali
– Wali wajib meneliti benar-benar calon suami. Jangan menikahkan wanita dengan lelaki berakhlak
buruk, buruk agamanya, zhalim, fasik, ahli bid'ah, dan peminum arak. (AI-Ghazali)
Hendaknya menikahkan wanita dengan orang yang bertakwa. Jika suami mencintainya, maka akan
memuliakannya. Jika membencinya, maka dia tidak akan menganiayanya. (Hasan)
– Wali dilarang menghalangi janda yang bercerai dengan suaminya lalu akan menikah lagi setelah
habis masa iddahnya (AI-Baqarah:232)
– Jangan menjadikan orang-orang berikut ini sebagai wali. Mereka tidak sempuma menjadi wali,
yaitu; (1) Orang bodoh (2) Orang fasiq (3) Hamba sahaya (4) Orang kafir, (5) Anak-anak (6) Wanita.
(lbnu Rusyd)
Seorang wali hendaklah: (a) Dewasa (b) Seorang muslim (c) Laki-Iaki. (lbnu Rusyd)
Macam-macam wali itu ada tiga: (a) Wali nasab (keturunan) (b) Wali penguasa (c) Wali bekas tuan
jauh / dekat. (lbnu Rusyd)
– Jika suami mengumpuli istrinya, sedangkan walinya tidak mengijinkan, maka suami wajib
membayar mahar istrinya. (Tirmidzi)
Apabila terjadi pertengkaran antara wali, maka hakim bisa menjadi wali. (TIrmidzi)
Bapak dan saudara laki-laki tidak berhak menjadi wali, jika mereka lebih mcngutamakan kafir
daripada Islam. (At-Taubah: 2)
Wanita-wanita yang Haram Dinikahi Selamanya:
1. Wanita-wanita yang dilarang dinikahi karena keturunan (An Nisa 23) adalah: ibu, nenek dan
seterusnya ke atas, anak wanita, cucu wanita dan seterusnya ke bawah, saudara bapak yang wanita,
saudara ibu yang wanita, anak-anak wanita dari saudara laki-laki, anak wanita dari saudara wanita.
2. Wanita-wanita yang dilarang dinikahi karena mertua/menantu, anak tiri, anak wanita dari anak tiri
yang laki-laki, istri ayah, istri kakek (An Nisa 22).
3. Wanita-wanita yang dilarang dinikahi karena sesusuan. (MuttafaqunAlaih)
Yang diharamkan karena sesusuan ada dua orang:
(1) Ibu yang menyusui (2) Saudara wanita sesusuan.* Tetapi satu/dua kali hisap tidak menyebabkan
haram untuk dinikahi.
4. Wanita yang haram dinikahi karena dilaknat oleh suaminya. (Abu Dawud, Iman Malik)
5. Wanita penzina/pelacur. (Ahmad, Abu Dawud)
Pernikahan Yang Rusak
a. Nikah Mut'ah; yaitu nikah untuk waktu tertentu. (Muttafaqun Alaih)
Misalnya: fulan menikahi fulanah untuk masa sebulan. b. Nikah Syigar; yaitu seorang wali lelaki
menikahkan seorang wanita kepada seorang lelaki dengan syarat lelaki itu menikahkan wanita yang di
bawah perwaliannya. (Muttafaqun Alaih)
Misalnya: Seseorang berkata; "Nikahkanlah aku dengan putrimu, maka kamu akan kunikahkan
dengan putriku."
c. Nikah Muhallil yaitu: Seorang lelaki menyuruh lelaki lain untuk menikahi bekas istrinya yang sudah
ditalak tiga, kemudian dicerai lalu lelaki pertama tersebut menikahi lagi bekas istrinya. (TIrmidzi)
d. Nikah pada waktu ihram: Sebelum melaksanakan tahallul. (Muslim)
e. Pernikahan yang dilaksanakan ketika wanita masih dalam iddah. (AI-Baqarah: 235)
f. Pernikahan yang dilaksanakan tanpa wali. (Imam Malik)
g. Pernikahan dengan wanita kafir. (AI-Baqarah: 235)
h. Menikahi saudari kandung istri (ipar) selama istri masih hidup. (An-Nisa': 25)
i. Menikah lebih dari empat orang wanita. (Ahmad, Tirmidzi)
j. Menikahi wanita-wanita muharramat (mahramnya). (An-Nisa': 23)
Syarat pernikahan yang tidak terpenuhi, dapat membatalkan pernikahan. (Ibnu Rusyd)
Jangan mengada-adakan syarat yang tidak ada dalam syariat agama. Nabi saw. bersabda, "Setiap
syarat yang tidak terdapat dalam kitab Allah adalah batal meskipun terdapat seratus syarat." Dan
jangan meniadakan syarat yang seharusnya ada dalam suatu syariat agama. (ibnu Rusyd)
19. BAB WALIMAH
Dan Adab-adabnya
Keutamaan
Sunnah mengadakan walimah pernikahan, walaupun sederhana. (Muslim). Iil1BongennYl:l• (An-Nise’:
19- AI-Hujuraat: 10)
Hendaknya saling menghiasi dengan pergaulan yang harmonis (An Nisa 10).
Hendaknya saling menasihati dalam hal kebaikan ((Muttafaqun Alaih).)
Adab suami kepada istri
Suami hendakanya menyadari bhw istri adalah suatu ujian dalam menjalankan agama (At Taubah 25)
Seorang istri bisa menjadi musuh bagi suami dalam mentaati Allah dan RasulNya. (At-Taghabun: 14)
Hendaknya senantiasa berdo’a kepada Allah meminta istri yang sholehah. (Al Furqan: 74)
Diantara kewajiban suami terhadap istri, ialah: Membayar mahar, Memberi nafkah (makan, pakaian,
tempat tinggal), Menggaulinya dengan baik. Berlaku adil jika Beristri lebih dari satu. (AI-Ghazali).
– Jika istri berbuat INusyuZ’,maka dianjurkan melakukan tindakan berikut ini seeara berurutan: (a)
Memberi nasehat, (b) Pisah kamar, (c) Memukul dengan pukulan yang tidak menyakitkan. (An-
Nisa’:34) * ‘Nusyuz’ adalah: Kedurhakaan istri kepada suami dalam hal ketaatan kepada Allah. Orang
mukmin yang paling sempurna imannya ialah, yang paling baik akhlaknya clan paling halus terhadap
istrinya/ keluarganya. (Tirmudzi)
Suami tidak boleh kikir dalam menafkahkan hartanya untuk istri dan anaknya. (Ath-Thalaq: 7)
Suami dilarang berlaku kasar terhadap istrinya. (Tirmidzi)
Hendaklah jangan selalu mentaati istri dalam kehidupan rumah tangga. Sebaiknya menyelisihi
mereka. Dalam menyelisihi mereka, ada keberkahan. Dan dalam mentaatinya timbul kerugian.
(Baihaqi, Umar bin Khattab ra., Hasan Bashri)
– Suami hendaknya bersabar dalam menghadapi sikap burukistrinya. (AbuYa’la)
– Suami wajib menggauli istrinya dengan eara yang baik. Dengan penuh kasih sayang, tanpa kasar
dan zhalim. (An-Nisa’: 19) ” .
Suami wajib memberi makan istrinya apa yang ia makan, memberinya pakaian, tidak memukul
wajahnya, tidak menghinanya, dan tidak berpisah ranjang keeuali dalam rumah sendiri. (Abu Dawud)
Suami wajib selalu memberikan pengertian, bimbingan agama kepada istrinya, dan menyuruhnya
untuk selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya. (AI-Ahzab:34,
At-Tahrim :6 -Muttafaqun A1aih)
Suami wajib mengajarkan istrinya ilmu-ilmu yang berkaitan dengan wanita (hukum-hukum haidh,
istihadhah, dU.).(A1-Ghazali)
Suami hendaknya meneegah istrinya shalat di masjid, keeuali jika istrinya sudah tua. (A1-Ghazali)
– Suami wajib berlaku adil dan bijaksana terhadap istri. (An-Nisa’:3)
Suami tidak boleh membuka aib istri kepada siapapun. (Nasa’i) i
– Apabila istri tidak mentaati suami (durhaka kepada suami), maka suami wajib mendidiknya dan
membawanya kepada ketaatan” walaupun seeara paksa. (AI Ghazali)
– Jika suami hendak meninggal dunia, maka dianjurkan berwasiat terlebih dahulu kepada isterinya.
(AI-Baqarah: 40)
Hendaknya istri menyadari bahwa hak (kedudukan) suami setingkat lebih tinggi .dari pada istri. (AI-
Baqarah: 228)
lstri wajib mentaati suaminya selama bukan kemaksiatan. (An-Nisa’:39)
Diantara kewajiban istri terhadap suaminya, ialah:
a. Menyerahkan dirinya,
b. Mentaati suami,
c. TIdak keluar rumah, kecuali dengan ijinnya,
d. TInggal di tempat kediaman yang disediakan suami
e. Menggauli suami dengan baik. (AI-Ghazali)
Istri hendaknya selalu memenuhi hajat biologis suaminya, walaupun sedang dalam kesibukan. (Nasa’i,
Muttafaqun Alaih).
Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur untuk menggaulinya, lalu sang istri
menolaknya, maka penduduk langit akan melaknatnya sehingga suami meridhainya. (Muslim)
lstri hendaknya mendahulukan hak suami atas orang tuanya. Allah swt. mengampuni dosa-dosa
seorang lstri yang mendahulukan hak suaminya daripada hak orang tuanya. (TIrmidzi)
– Yang sang at penting bagi istri adalah ridha suami. lstri yang meninggal dunia dalam keridhaan
suaminya akan masuk surga. (lbnu Majah, TIrmidzi)
Kepentingan istri mentaati suaminya, telah disabdakan oleh Nabi saw.: “Seandainya dibolehkan sujud
sesama manusia, maka aku akan perintahkan istri bersujud kepada suaminya.” (TIrmidzi)
lstri wajib menjaga harta suaminya dengan sebaik-baiknya. (Thabrani)
lstri hendaknya senantiasa membuat dirinya selalu menarik di hadapan suami. (Thabrani)
lstri wajib menjaga kehormatan suaminya baik di hadapannya atau di belakangnya (saat suami tidak
di rumah). (An-Nisa’:34).
Ada empat cobaan berat dalam pemikahan, yaitu: (1) Banyak anak (2) Sedikit harta (3) Tetangga
yang buruk (4) lstri yang berkhianat. (Hasan AI-Bashri)
Wanita Mukmin hanya dibolehkan berkabung atas kematian suaminya selama empat bulan sepuluh
hari. (Muttafaqun Alaih)
Wanita dan laki-Iaki mukmin, wajib menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluannya.
(An-Nur:30-31)
Istri Sholehah
Apabila seorang istri, mef1jaga shalat lima” waktu, berpuasa pada bulan Ramadhan, memelihara
kemaluannya, dan mentaati suaminya, niscaya Allah swl. akan memasukkannya ke dalam surga.
(lbnu Hibban)
Istri sholehah itu lebih sering berada di dalam rumahnya, dan sangat jarang ke luar rumah. (AI-
Ahz.ab:33)
1:-11 r\ :l(~hnll(IlYIl m<:lHksfllHlklln :-Ihllint Ihnll wrd<tu di dalam rumahnya. Sehingga Imlllfill
1111111111\1\11, SllIIIIIIIlYtI'Il'IUllilfl WIlIlIII\ dlnlllll\hnynld)lh \Illlmn dorlpndn
lUIllI1 111 111nlllld.dllli IIIIIIInlllVlI WIIIII'll dll\t11111111IVlllc'hll1 nllllllli «111111111/111!.lllllh • .1
menjalankan kehidupan. (AI-Ahzab: 6). Dan menjadikan istri Fir'aun sebagai tauladan bagi orang-
orang yang beriman. (At-Tahrim:11)
Hendaklah menjauhi sifat-sifat istri Nuh as (At-Tahrim:11).
Seorang istri hendaknya senantiasa berdo'a untuk suaminya dalam setiap shalatnya. (AI-Hasan)
Istri Keluar Rumah
Seorang istri boleh keluar dari rumahnya dengan ijinsuaminya, tetapi berdiam di rumah itu lebih
selamat. (AI-Ghazali)
Wanita yang sering keluar rumah dapat membawa keburukan dan fitnah. (AIGhazali)
TIdak dilarang seorang istri keluar rumah untuk belajar, jika suami tidak bias memberikan
pengajaran. Dengan syarat; ada ijindari suaminya. (AI-Ghazali)
Seorang wanita wajib membetahkan diri di dalam rumah. Karena hal itu akan memberikan keamanan
dari fitnah. (AI-Ahzab:33)
Para malaikat mengutuk seorang istri yang keluar dari rumahnya tanpa ijin suaminya, sehingga ia
bertaubat. (Baihaqi)
IjinSuami
Seorang istri tidak boleh memberikan sesuatu dari rumahnya, tanpa ijin suaminya. Kecualijika merasa
pasti suami akan mengijinkannya. (Baihaqi)
Seorang istri tidak boleh mengambil sesuatu milik suami tanpa seijinnya. (Muttafaqun Alaih)
Jangan sekali-kali seorang istri memasukkan seseorang yang dibenci suaminya ke dalam rumah. Dan
jangan sekali-kali seorang istri memasukkan tamu lelaki, kecuali dengan ijinsuaminya. (Qatadah)
Seorang istri tidak boleh berpuasa sunnah kecuali seijin suaminya. (lbnu Majah, Abu Dawud)
Para malaikat mengutuk wanita yang keluar dari rumahnya tanpa seijin suaminya hingga ia bertaubat.
(Baihaqi)
Nafkah Dari Suami
Kebanyakan penghuni neraka adalah wanita. Sebab mereka banyak mengutuk dan mengingkari
pemberian suaminya. (MuttafaqunAlaih)
Seorang istri hendaknya tidak menuntut suami dalam hal-hal yang di luar kemampuan suami.
(Muttafaqun Alaih)
Seorang istri hendaknya senantiasa menerima dengan senang hati hasil yang telah diusahakan oleh
suaminya. (Muttafaqun Alaih)
seorang istri hendaknya menggunakan nafkah dari suaminya dengan hemat. (Bukhari, Muslim, Ibnu
Majah,Abu Dawud, Nasa'i)
– Jika suami berbuat mungkar, hendaklah istrinya mencegah dengan lisannya, jika tidak sanggup,
maka dengan hatinya. (Abu Nashr Samarqandi)
Jika Bertengkar
Apabilu ada pertengkaran, maka boleh berpisah kamar dengan istri hanya selama sebulan. (Bukhari,
Muslim)
Apabila ada pertengkaran, hendaklah memanggil hakim dari masing-masing pihakyang dapat
dipercaya. (An-Nisa': 35, 128)
Jika suami memergoki istrinya bersarna lelaki lain, maka suami tidak boleh bertindak main hakim
sendiri sebelum mendatangkan empat orang saksi. (Ibnu Majah)
Suami berhak mendiamkan istrinya dalam suatu urusan agama, jika ia tidak taat, sampai sepuluh
hari, dua puluh hari, hingga sebulan lamanya. (Al-Ghazali)
Suami tidak boleh memukul istrinya seperti memukul pembantunya. (Bukhari)
Cemburu
Suami mesti memiliki rasa cemburu atas istrinya. Ali bin Abi Thalib ra berkata, "Semoga Allah
menjelekkan laki-Iaki yang tidak mempunyai rasa cemburu."
Hendaknya suami tidak berburuk sangka terhadap istrinya, dengan cemburu yang berlebihan. (Al-
Ghazali)
Hendaknya meletakkan cemburu pada tempatnya. Cemburu pada tempatnya diantara suami istri
merupakan sikap terpuji. (Al-Ghazali)
Suatu kehinaan terburuk bagi suami yang tidak mempunyai sifat cemburu. (Abdullah bin Mas'ud)
Hendaklah seorang lelaki itu merasa malu bila ibu atau istrinya keluar berdesakan dengan orang
banyak di pasar. ltu adalah cemburu yang diridhai oleh Allah swt .. (Abu Nashr Samarqandi)
Allah melaknat suami yang membenarkan perbuatan keji istrinya. (Abu Nashr Samarqandi)
Hendaknya istri tidak mensifatkan wanita lain di depan suaminya. (Bukhari).
Keluarga Suami IIstri (ipar)
Hendaklah berhati-hati berhubungan dengan saudara ipar. Tanpa berhati-hati, hubungan saudara ipar
dapat mengakibatkan kehancuran dalam rumah tangga. (Bukhari).
21. BAB MENJIMA' ISTRI
Dan Adab-adabnya
Waktu Bersetubuh
– Makruh bersetubuh pada tiga malam pada setiap bulan, yaitu pada; (a) Malam awal bulan, (b)
Malam akhir bulan dan (c) Malam pertengahan bulan (purnama). (Al-Ghazali)
Sunnah bersetubuh pad a malam dan siang hariJum'at. (Bukhari)
Sunnah melangsungkan pernikahan pada bulan Syawal, dan mulai menggaulinya pada bulan Syawal
pula. (Muslim)
Adab
Sebelum menggauli istri, suami dianjurkan memegang ubun-ubun istri, sambil berdo' a:
Artinya: "Ya Allah aku memohon kepadamu dari kebaikan (istri), dan sebaik-baik anak yang
dikandungnya, dan aku berlindung kepadamu dari keburukanya (istri), dan seburuk-buruk bayi yang
akan dikandungnya."
(Muslim, Abu Dawud)
Sebelum menggauli istri, suami istri disunnahkan membaca: Surat Al-Ikhlas, membaca Takbir, TahliI
dan membaca do'a :
Artinya; "Ya Allah jauhkan aku dari syetan, danjauhkan syetan dari anak yang akan Engkau berikan
kepada kami. " (Muttaiaqun Alaih)
– Jangan menghadap kiblat ketika bersetubuh. (Al-Ghazali)
Suami istri berjima', sebaiknya minimal sekali dalam setiap masa suci. (Ibnu Hazm).
– Jangan terlalu sering berjima'. Terlalu banyak bersetubuh dapat menyebabkan bahaya fisik,
kelemahan otak dan kemalasan bekerja. (Al-Ghazali)
Hendaklah melakukannya hingga puas, janganlah terburu-buru menyudahl hingga keduanya terpenuhi
kepuasannya. (Abu Ya'la, Al-Ghazali)
Hendaklah dilakukan dalam keadaan tenang, tanpa ada rasa was-was adanya orang lain. (Abdullah
BinAmr ra.)
Sunnah menutup kepala dan menutup diri dengan kain ketika bersetubuh. Jongan melakukannya
seperti binatang yang telanjang bulat. (Ibnu Majah)
Boleh menggauli istrl dari mana saja; Depan, belakang, samping, asalkan pada tempatnya. Firman
Allah, "Isterimu adalah ladangmu, maka tanamilah ladangmu. Seburuk-buruk orang di akherat, adalah
orang yang menceritakan apa yang terjadi dalam persetubuhan. (Tirmidzi,Nasa'i)
Permisalan orang yang menceritakan persetubuhannya adalah seumpama syetan laki-laki yang
menjumpai syetan wanita lalu menzinahinya dan orang-orang melihatnya. (Ahmad)
Sebelum menggauli istri disunnahkan agar didahului dengan senda gurau dan bercumbu (ciuman dan
rangsangan). (Dailami).
Orang yang junub, disunnahkan berwudhu dahulu sebelum makan atau tidur. (Muttafaqun Alaih)
Orang yang junub tidak dibolehkan mencukur, memotong kuku, mencukur bulu kemaluan,
mengeluarkan darah atau memisahkan bagian tubuh dari dirinya. (AlGhazali)
Wajib menggauli istri dengan cara yang patut. Bukan dengan liar dan buas seperti binatang. (An-
Nisa'; 19)
Jangan melakukan 'azal, kecuali dengan ijin istri atau dalam keadaan darurat. (Muslim). * Azal adalah
bersetubuh tetapi suami mengeluarkan maninya di luar farjiistri.
Ketika lstri Haidh
Suami haram menggauli istri ketika sedang haidh dan nifas. (Al-Baqarah: 222)
_ Jika suami menjima'nya dalam keadaan haidh (masih mengalir darahnya), maka suami wajib
membayar denda sebesar satu dinar. Dan apabila suami menggauli istri setelah berhenti darah
haidhnya, namun belum mandi wajib, maka wajib baginya denda sebesar setengah dinar. (Nasa'i)
Boleh bercumbu dengan istri ketika sedang haidh, dengan syarat di luar selain pusar dan tumit.
(Muslim)
Boleh makan bersama dengan istriyang sedang haidh. (Al-Ghazali)
22. BAS MENGGILlR ISTRl
Dan Adab-adabnya
Seorang lelaki boleh beristri lebih dari satu hingga empat, dengan syarat adil. (AnNisa'i: 3)
Suami yang memiliki istri lebih dari satu wajib berlaku adil. Suami yang tidak adil terhadap istri-
istrinya, tubuhnya akan menjadi pincang pada hari Kiamat. (TIrmidzi,Abu Dawud)
Berbuat adil memang suatu hal yang sangat sulit. (An-Nisa': 129)
Adil yang dimaksud adalah dalam hal yang zhahir. Bukan dalam hal yang di luar kemampuan
manusia. Seperti cinta kasih sayang, dll. Sesungguhnya itu adalah 10lam \<ckuasaan Allah ta'ala.
Rasulullah saw. berdo'a, "Ya Allah, inilah keadilan yang kumiliki , jangan salahkan aku pada yang
Engkau miliki dan aku tidak memilikinya (Tirmidzi, Abu Dawud).
Waktu menggilir.
Suami wajib memberi nafkah dan waktu gilir isterinya dengan cara yang adil (Ibnu Hibban).
Rasulullah saw. biasa menggilir istrinya dengan hitungan dua kali mandi (Bukhari, Muslim)
Seorang istri boleh memberikan masa gilirnyakepada istri yang lain. (Bukhari)
Seorang lelakiyang menikah dengan seorang gadis, maka bulan madunya adalah tujuh hari, baru
setelah itu dibagi dengan adi;. Jika menikah dengan janda, maka bulan madunya adalah tiga hari, dan
setelah itu dibagi gilirannya dengan adil.• (Muttafaqun Alaih)
Adab Sesama Madu
Jika akan berpergian dan harus mengajak salah seorang istrinya, maka hendaknya dilakukan dengan
diundi. (Muttafaqun Alaih)
Seorang istriyang dimadu hendaknya jangan berpura-pura merasa puas di depan madunya, dengan
niat untuk memanasi madunya. Jika berbuat demikian, maka ia bagaikan berpakaian palsu.
(MuttafaqunAlaih).
Termasuk penipuan
Sesama istri yang dimadu hendaknya jangan cemburu dengan berlebihan atau dengan su'udzan.
(Ahmad, Abu Dawud)
23. BAB MELAHIRKAN AQIQAH
Dan Adab-adabnya
Adab
– Janganlah terlalu gembira atas kelahiran c.oak laki-laki, dan janganlah terlalu sedih dengan
kelahiran anakwanita. (Umar bin Khattab ra.)
Sunnah mengumandangkan adzan pada telinga bayi sebelah kanan ketika baru lahir. Dan iqamat pada
telinga kirinya. (TIrmidzi,Abu Dawud). * Akan memberi kesan rohani pada hati anak. (lbnuJauzi)
Dengan mengumandangkan adzan dan iqomat pada masa kelahirannya, menyebabkan tidak akan
memberikan mudlorot bagi anak dan akan dijauhkan dari godaan jin. (lbnu Sunni)
Setiap kelahiran anak disunnahkan agar disertai aqiqah, yaitu penyembelihan kambing. (Bukhari)
– Aqiqah bagi anak laki-Iaki dua ekor kambing yang telah cukup umur, dan bagi anak wanita seekor
kambing. (TIrmidzi,Nasa' i)
Sunnah mencukur rambut bayi pada hari ketujuh, sekaligus memberikan nama yang baik bagi si bayi.
(Abu Dawud, Nasa' i,TIrmidzi)
Setelah mencukur rambut si bayi, hendaknya bersedekah, seberat rambul. tersebut dengan harga
perak. (TIrmidzi)
Aqiqah dibolehkan untuk orang dewasa. Jika ketika kecilnya belum diaqiqahi. (Anas)
Pada hari aqiqah disunnahkan untuk menyuapkan kurma yang telah dikunyah hingga halus kepada
bayi, lalu memohonkan berkah untuk bayi tersebut.
Dianjurkan mengajari anak-anak dengan kalimat Tauhid: ‫ألاله األ أهلل‬
Artinya: 'Tiada lah selain Allah." pada awal mereka lancar berbicara. (Ibnu Asakir)
– Sunnah mengkhitankan anak pada hari ketujuh. (Thabrani)
Hewan Aqiqah
Kambing aqiqah boleh jantan atau betina. (Abu Dawud, TIrmidzi)
– Tidak boleh menjual bagian hewan yang telah diaqiqahkan. (Ibnu Rusyd)
Hewan aqiqah hendaknya bukan hewan cacat. (Ibnu Rusyd)
Dilarang melumuri kepala bayi dengan darah hewan yang diaqiqahkan. ltu adalah kebiasaan jahiliyah.
(Ibnu Rusyd)
AnakWanita
– Anak wanita mempunyai keistimewaan khusus yang diberikan oleh Allah.
Hendaklah memberikan perhatian lebih khusus kepada anak wanita dari pada anak laki-laki. (A1-
Khuraithi).
– Allah swt. menjamin surga bagi orang tua yang memuliakan anak wanitanya. (Ibnu Majah, Hakim)
24. BAB MEMBER) NAMA
Dan Adab-adabnya
Kepentingan Nama
Setiap orang tua hendaknya membaguskan nama anaknya. (Thabrani)
Pada hari Kiamat, setiap manusia akan dipanggil dengan namanya dan nama bapaknya. (AbuDawud)
– Ada beberapa nama Nabi saw. yang dibolehkan untuk diberikan kepada seorang anak diantaranya,
yaitu: Muhammad, Ahmad, A1-Maahi (Allah menghapus aku dari kekufuran), A1-Haasyir(yang
manusia dikumpulkan di bawah komandoku), Al-'Aqib (yang tidak ada Nabi sesudahku). (TIrmidzi)
Nama Yang Dianjurkan
Nama yang disukai Allah swt. adalah; Abdullah dan Abdurrahman. (Muslim)
Beberapa nama yang dianggap baik oleh Rasulullah saw. ialah; Abdurrahman, Abdullah, Humam,
Vasir.(Thabrani)
Dianjurkan memberi nama-nama Nabi as. kepada anak-anak lelaki. (Abu La'la)
– Juga dianjurkan member nama-nama sahabat dan sahabiah ra. kepada anak-anak. (AbuVa'la)
Nama Yang Dilarang
Tidak boleh menggunakan nama-nama Rasulullah disertai kunyah Oulukan) (kesedihan). (Tirmidzi).
Jika anak sdh terlanjur diberi nama yang kurang baik, disunnahkan segera menggantinya dengan
nama yang baik (Ibnu Majah, Abu Dawud).
Jangan memberi nama-nama yang bermakna kurang baik, seperti: Ham (kesedihan) (Tirmidzi)
– Jangan sekali-kali memberi nama orang-orang yang telah dimurkai Allah. Seperti; Firaun, Qarun,
Haman, Abu Jahal, Abu Lahab, dB.. (Hakim)
– Tidak boleh meniru-niru nama orang-orang non muslim tidak lslami. Seperti: John, Mark, Eriks,
Elizabeth, dll.. Meniru-niru orang non muslim akan menggolongkan pelakunya dengan mereka.
(AbuDawud).
Dilarang memberi nama dengan nama-nama malaikat. (Bukhari)
Dianjurkan agar menambahkan kata 'Abdu' jika ingin memberikan nama-nama Allah. (AbuDawud).
– Jangan sekali-kali memberikan nama; Malikal Amlak dan Syahan Syah. Nama yang paling hina di
sisi Allah ialah: Malikal Amlak dan Syahan Syah. (Tirmidzi).*Artinya: Raja di raja.
– Jangan memberi nama dengan nama yang dimakruhkan seperti: Vasar, Rabah, Aflah, Najieh. Nafi'.
(TIrmidzi).
25. BAB HADHANAH, MENYUSUI
Dan Adab-adabnya
Hadhanah yaitu mengasuh dan memelihara anak kecil sampai dewasa. Mengasuh anak kedl
hukumnya wajib bagi orang tuanya, jika tidak ada maka keluarga terdekat, dan jika tidak ada, maka
wajib bagi pemerintah/kaum Muslimin untuk mengurusnya.
– Jika orang tua si anak bercerai atau wafat, maka yang lebih utama mengurus anaknya adalah
ibunya sebelum ia menikah lagi dengan lelaki lain. (Ahmad, Abu Dawud)
Dalam hadhanah ada beberapa syarat, diantara syarat-syarat tersebut, adalah: (a) Berakal sehat (b)
Dewasa (c) Mampu mendidik (d) Memiliki sifat amanah dan berbudi baik (e) Beragama Islam (f)
lbunya belum menikah lagi (g) Merdeka (bukan budak). (SayyidSabiq)
Seorang ibu lebih berhak mengasuh anaknya, karena ibu mempunyai sifat-sifat antara lain: Sangat
perasa, lebih halus, lebih kasih, lebih mesra, lebih baik, dan lebih sayang kepada anak-anaknya. (Abu
Bakar ra.)
Pengawasan terhadap anak akan gugur, apabila wali-walinya dalam keadaan: (a) Sakit ingatan/Gila,
(b) Sakit parah, (c) Masih belum dewasa, (d) TIdak mampu (baik fisikmaupun ekonominya), (e)
Dalam keadaan kafir
Urutan orang yang lebih berhak dalam hadhanah, ialah: (bu,jika ibu terhalang dari hadhanah karena
tidak terpenuhi syarat-syaratnya, maka hak hadhanah diberikan kepada:
a. lbunya ibu (nenek),
b. Ayah
c. Saudara wanita sekandung (Kakak),
d. Saudara laki-laki dari ibu
e. Saudara wanita dari ayah.
f. Saudara wanita seibu,
g. Saudara wanita seayah.
h. Kemenakan wanita ibu yang seayah.
i. Anak laki-Iaki wanita saudara laki-Iaki sekandung.
j. Anak wanita saudara laki-Iaki yang seibu.
k. Anak wanita saudara laki-Iaki yang seayah,
l. Bibi dari ibu yang seayah.
m. Bibi dari ibu, dan
n. Bibi ayah dari ayahnya yang seayah.
Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Ibu/bapaknyalah yang akan menjadikannya Yahudi,
Nashrani atau Majusi. (Bukhari)
Boleh menerima upah dari menyusui. (Sayyid Sabiq)
Istri yang telah habis masa iddahnya berhak mendapat upah hadhanah. (AIBaqarah: 233, Ath-
Thalaaq: 6)
_ Ayah wajib membayar segala keperluan mengasuh anak-anaknya. Termasuk upah hadhanah. (AI-
Baqarah: 233)
Hadhanah selesai, jika anak tidak lagi memerlukan pelayanan atau telah dewasa dan dapat berdikari.
(Sayyid Sabiq)
Jika anak sudah berumur tujuh tahun (bagi laki-laki) dan sembilan tahun (bagi wanita) dan sudah
tamyiz, maka mereka boleh memilih antara keduanya (ibu atau bapaknya). (Abu Dawud)
Tidak sah, jika anak memilih dengan bantuan orang lain. (Sayyid Sabiq)
Haram dengan sebab persusuan, seperti haramnya dengan sebab keturunan. (Bukhari, Muslim)
Ukuran saudara sesusu adalah apabila sudah lima kali menyusui dalam waktu yang berbeda, maka
baru dinamakan saudara sesusuan. (Muslim)
Seorang ibu disunnahkan menyempurnakan penyusuan anaknya sampai dua tahun. (AI-Baqarah:
233)
26. BAB MEMBERI NAFKAH
Dan Adab-adabnya
Hendaknya metode pendidikan anak sesuai dengan ajaran agama. Dan berkewajiban bagi orang tua
untuk memahamkan kepada mereka mengenai agama. (AI-Hasan)

Keutamaan
Walaupun dalam kcscmpitan tetap ditekankan agar menunaikan nafkahnya. (AthThalaq: 7)
Segala nafkah yang baik, pahalanya untuk dirinya sendiri (Baqarah: 272)
Barang siapa memberi tambahan belanja kepada keluarganya pada hari Asyura , maka Allah akan
membalasnya dengan kekuasaan rezeki 1 tahun penuh (Raziin).
Ada 4 jenis nafkah yang nanti tidak akan dihisab pada hari kiamat, yaitu:
1. Nafkah untuk orang tua 2. Nafkah untuk buka puasa 3. Nafkah untuk makan sahur 4. Nafkah untuk
keluarga (Abu Laits Samarkandi).
Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. (Daruqutni)
Hendaknya berikhtiar semampu mungkin untuk mencari nafkah. Namun jangan terlalu menyiksa diri
dalam mencari nafkah. (Ath-Thalaq: 7)
Nafkah diberikan kepada enam golongan;
1. Kepada Istri. (AI-Baqarah: 233 – HR. Thabrani.)
2. Kepada Anak-anaknya (Ath-Thalaq: 7)
3. Wanitayangdithalakba'in. (Ath-Thalaq: 6)
4. Orang tua. (An-Nisa': 36)
5. Pembantu. (Muslim)
6. Hewan ternak. (Ashabus-sunan)
Memberi nafkah adalah kewajiban. Dan berdosa, jika menyia-nyiakan nafkah orang yang dalam
tanggungannya. (Nasa'i)
Orang yang mulia adalah orang yang dermawan terhadap ibunya, bapaknya, saudara wanita, saudara
laki-Iaki, dan kerabatnya. (Nasa'i)
Tiga penyebab seseorang wajib memberikan nafkah, yaitu: 1. Dengan sebab keturunan; Orang tua
terhadap anak-anaknya, 2. Dengan sebab pernikahan; Suami wajib terhadap istrinya, 3. Dengan
sebab memiliki; Pemilik hewan terhadap hewan peliharaannya. Kewajiban memberi nafkah pada sese
orang akan menjadi gugur jika: (a) Istri berbuat nusyuz, (b) Wanita yang dicerai raj'L (c) Orang tua
yang kaya, (d) Anak dewasa yang berekonomi mampu.
Satu dinar yang dinafkahkan untuk keluarga lebih besar pahalanya dan lebih utama. (Muslim)
Sesungguhnya nafkah yang diberikan seorang fasik dan kafir tidak akan diterima
di sisiAilah. (At-Taubah: 54)
27. BAB MENCARI SUMBER DARI YANG HALAL
Dan Adab-adabnya
Natkah Halal
Allah memerintahkan agar makan dari makanan halal sebelum beramal sholeh. (Al Baqarah: 168, An-
Nahl: 44)
Wajib memberi nafkah halal kepada keluarga. Barangsiapa menafkahi keluarganya dari barang yang
halal, maka ia seperti orang yang berjuang di jalan Allah. (Thabrani)
Barangsiapa meninggal dunia dalam menuntut nafkah yang halal, maka ia berada dalam derajat orang
yang mati syahid. (Thabrani)
Barangsiapa makan dari sumber yang halal selama empat puluh hari, maka Allah akan menerangi
hatinya dan dia lakukan sumber-sumber hikmah dari hatinya atas Iidahnya. (Abu Nua'im)
Ibadah itu ada sepuluh bl1nlan dan sembilan harinya adalah mcncari nafkah halal. (Dailami)
Mencari barang yang halal dapat menyebabkan ridha Allah. Barang siapa yang letih mencari barang
yang halal, maka pada malam itu ia diberi ampunan oleh Allah, dan bangun pada pagi harinya dalam
ridha Allah swt (Thabrani).
Karena keberkahan natkah yang halal, suapan pertama seseorang akan menyebabkan ampunan dosa-
dosanya yang telah lalu. (Al-Ghazali)
Natkah Batil/Haram
Haram mendapatkan harta dengan jalan batiVtidak diridhai agama. (Al-Baqarah: 188)
Allah tidak menerima shalat sese orang yang di dalam perutnya terdapat barang haram. (Ibnu Abbas
ra.)
Mengembalikan satu dirham dari hasil syubhat adalah lebih disukai daripada bersedekah seratus juta
dirham dari harta yang syubhat. (Ibnu Mubarok)
Sesungguhnya barang di dunia ini yang halalnya akan dihisab, dan yang haramnya akan diadzab. (Ali
bin Abi Thalib ra.).
* Yang selamat adalah sedikit harta, dan yang digunakan di jalan Allah.
Orang yang takwa ialah: Yang selalu berhati-hati dalam menjaga dari perkara yang diragukan
(syubhat). (Abu Darda ra.)
Barangsiapa menjaga dirinya dari hal yang syubhat, maka ia telah menjaga kehormatan dirinya dan
agamanya. (Muttafaqun Alaih)
28, BAB MEMUNGUT BARANG TEMUAN
Dan Adab-adabnya
– Jika ada barang temuan, maka hendaklah mengumumkan tanda-tanda pembungkusnya dan tali
pengikatnya lebih dahulu, (sebagian ciri-ciri barang tersebut) dan umumkan di temp at umum selama
setahun. Jika pemiliknya datang, maka berikanlah kepadanya, jika pemilik selama itu pemiliknya tidak
datang, maka barang itu terserah padamu. (Muttafaqun Alaih)
– Jangan menyembunyikan barang temuan, saksikan kepada orang yang adil. (Ahmad, Abu Dawud,
Daromi)
– Jika unta yang ditemukan, maka hendaklah membiarkannya saja sampai unta tersebut menemui
pemiliknya kembali. (Muttafaqun Alaih)
Barangsiapa menyembunyikan barang temuan, tidak mengumumkannya, maka ia termasuk orang
yang sesat. (Muslim)
Dilarang keras mengambil barang milik orang haji yang terjatuh. (Muslim)
– Mengambil barang temuan milik seorang muslim dapat menyulut api neraka. (Dailami).
– Jika ada buah yang tergantung, jatuh pada seseorang yang lapar, dan ia makan hanya sedikit tanpa
menyembunyikannya, maka tidaklah mengapa. Tetapi barangsiapa sengaja menjatuhkannya, maka ia
harus menggantinya dua kali lipat dan dikenai sangsi. (Nasa' i)
Boleh memanfaatkan tongkat, cemeti, tali dan sebangsanya yang ditemukan. (Abu Dawud).
29. BAB JIHAD
Dan Adab-adabnya
Macam-macam jihad.
a. Berjuang melawan orang-orang kafir, yaitu dengan harta, diri dan lidah kita (Ahm d Abu Dawud,
Nasa'i) .
b. (Melawan orang-orang fasik/ahli maksiat. Yaitu dengan tangan, lisan dan hati yang membenci
kemaksiatan mereka. (Mushm) .
B. Berjuang rnelawan syetan. Yaitu dengan tangan, lisan dan hati yang membenci kemaksiatan
mereka (Muslim).
C. berdakwah dan menjauhi segala dosa dan maksiat. (Abu Dawud Al-Faathir: 6) d ~er. ua a
rnelawan hawa nafsu. Yaitu dengan mentaati pimpinan dan selalu b e~~~n dengan melalui
musyawarah. (Baihaqi)
A~am a ilt tingkatan orang yang berjihad, yaitu: (1) Karena dunia, (3) Karena f t~kmPolongan,(2)
Karena marah, (4) Untuk meninggikan agama Allah. (Ibnu ana I 9 Mubarrak) .
'Ii . J'h j fi Sabilillah tujuan I au
Jangan sampai terjadi fitnah bagi umat Muslimin. (AlAnfal: 39)
a. jangan s d' Al
b D '1 fflatid 10, untuk menegakkan agama. ( Anfal: 39) • eml qO)' …L• "1 . kalimatiliah/Menegakkan
kalimat Allah. (Muttafaqun Alalh)
c. II aal a
RukunJihad
a. Dengan niat yang benar. (Muytafaqun Alaih)
b. Di bawah pimpman seorang Imam atau pemimpin. (An-Nisa': 59)
c. Mempersiapkan materi dan peralatan berperang. (Al-Anfal: 60)
d. Mendapatkan izin dan ridha orang tua. (Bukhari)
e. Taat kepada pemimpin selama peperangan. (Muttafaqun Alaih)
Keutamaannya
Disediakan 100 derajat di surga bagi orang yang berjihad fi sabilillah. (Muslim) lse la v S. k oada pagi
dan sore hari di jalan Allah lebih baik daripada dunia dan seisinya (Muslim)
Semua dosa orang yang mati di jalan Allah, akan diampuni oleh Allah ta’ala, semua k I• ngnya yang
belum tertunaikan. (Muslim) kecuali utangnya yang belum tertunaikan (Muslim).
Orang yang berjaga-jaga di jalan Allah akan diselamatkan dari fitnah kubur. (Abu Dawud)
Luka orang yang berjihad di jalan Allah, pada hari Kiamat warnanya seperti daran u a oral' Ia seperti
kasturi. (Bukhari, Muslim)
Berjihad ,dijalanAllah lebih baik daripada sh~lat nafil70 tahun. (11rmidzi) erlalu jihad fisppilillah
merupakan am alan yang paling utama. (Bukhari)
Perangilah orang yang zhalim, orang yang suka menghasud, suka memfitnah, perang k /lgacau, suka
memaksa orang supaya meninggalkan agama Islam dan orang merintang orang yang beramal.
(Sayyid Sabiq)
Sebaik-baik kehidupan seseorang, yaitu orang yang senantiasa memegangi kendali J<!-ldanya untuk
bersiap siaga berjuang di jalan Allah swt . (Muslim)
Di dalam ada seratus derajat yang disediakan Allah untuk orang yang (1) Menangis karenaAilah (2)
Berjaga dijalanAilah. (TIrmidzi)
Mukmin paling utama adalah mukmin yang berjuang di jalan Allah dengan diri dan hartanya. (Bukhari,
Muslim)
– Jangan merasa rugi dalam membelanjakan harta fisabilillah, karena nafkah yang digunakan fi
sabililah akan dilipatkan hingga 700 pahala. (TIrmidzi, Muslim, Nasa'i)
Disebabkan sebatang anak panah maka tiga orang dapat masuk surga: (1) Pembuatnya, (2)
Pemanahnya, (3) Yang memberikan anak panahnya. (Abu Dawud, Ahmad)
Rambut kuda yang disediakan untuk berjuang di jalan Allah pun akan dihitung sebagai pahala.
(AbuDawud, Nasa'i)
Bahkan kencing, dan segala kotoran dari kuda yang telah disiapkan untuk fi sabilillah akan ditimbang
pada hari Kiamat dan digantikan dengan pahala berlipat ganda. (Bukhari, Nasa'i, Ahmad)
Orang yang memberi perlengkapan dan peralatan bagi para mujahid fi sabilillah dan menjaga keluarga
para mujahid yang ditinggalkan, sungguh ia telah diberi ganjaran seolah-olah telah ikut berperang.
(AbuDawud)
Orang mukmin yang sempurna imannya ialah yang berjihad dijalan Allah dengan harta danjiwanya.
(AbuDawud)
– Jihad fisabilillah merupakan rekreasi bagi umat Rasulullah saw.. (AbuDawud)
– Jangan cemas dengan perbekalan. Orang yang berjihad di jalan Allah akan dijamin segala
sesuatunya oleh Allahswt.. (AbuDawud)
Barangsiapa meninggal dunia dan ia tidak pernah berniat untuk berjihad fi sabilillah, maka ia mati
dalam keadaan munafik. (Muslim) Pahala bagi orang yang kembali dari peperangan dengan selamat:
1. Allahtidak akan mencatat amal buruknya selama seribu tahun. 2. Allah akan mencatat amal
baiknya dan pahala jihadnya sampai hari Kiamat. (Ibnu Majah)
Adab
Hendaklah berjuang di jalan Allah dengan menggunakan harta dan diri sendiri. (At-Taubah:41)
.Bukan termasuk orang yang berjihad di jalan Allah swt., jika dalam jihadnya ia berniat untuk
mendapatkan harta rampasan dan untuk mendapatkan sebutan atau untuk memperlihatkan
kedudukannya. (Muttafaqun Alaih)
Hendaklah segera berangkat, bila diseru untuk berjihad fi sabilillah. Jangan menunda-nunda
pemberangkatan. (Bukhari)
Baik laki-Iaki atau wanita, hendaknya selalu berdo'a, agar diberangkatkan untuk bcrjihad fj sabilillah.
(Bukhari)
Jlkn mcnonnul<nl.pcmhnpin dalamjilwd f1sohllillllh,hcndaklah dinaschali agar ia ketika berperang.
(Ibnu Majah)
Hendaknya mengadakan persiapan untuk berjuang fisabilillah. (Al Anfal: 60)
Panah, topi besi, baju besi, pedang dan tombak adalah alat-alat kekuatan dalam perang. (AIAnfal: 61)
Dilarang membawa AI-Qur'an ketika mendatangi tempat musuh. (Ibnu Majah)
– Walaupun pasukan telah siaga, namun hendaknya jangan berharap bertemu musuh. Karena
menghindari pertumpahan darah adalah lebih baik. (Muttafaqun Alaih)
– Wajibbersabar dalam berjuang dijalan Allah. (AI-Baqarah: 177)
Hendaknya senantiasa berdo' a mohon diberi kesabaran oleh Allah dalam berjuang dijalanAilah. (An-
Nisa': 147)
Sunnah memulai peperangan setelah zawal matahari. (Muttafaqun Alaih)
Boleh menahan kaum wanita dan anak-anak dalam peperangan. (Muttafaqun Alaih)
Salah satu taktik dalam berperang adalah, jika telah mendekati pasukan musuh, maka hendaknya
terlebih dahulu menyerang mereka dengan lemparan panah dan tombak. Dan jika sudah berhadapan
langsung dengan mereka, maka barulah menghunus pedang. (AbuDawud)
– Jangan memerangi musuh apabila mereka telah berhenti dari menyerang, (menyerah) kecuali
kepada orang-orang zhalim. (AI-Baqarah: 193)
Setiap muslim hendaknya mencintai mati dijalan Allah. (Bukhari)
– Sebaiknya jangan mengusap debu di kaki ketika sedang berjuang fi sabilillah, karena debu yang
menempel di badan ketika fi sabilillahmenyebabkan badan kita tidak tersentuh api neraka. (Bukhari)
Orang yang udzur boleh tidak ikut berjihad dijalan Allah. (Bukhari)
– Sebaiknya berbai'at dalam berjihad selama masih hidup. (Bukhari)
Hendaknya banyak berinfak di jalan Allah, karena kelak akan menyebabkan ia dipanggil dari delapan
pintu surga. (Bukhari)
Hendaknya dipilih dari pasukan beberapa orang untuk berjaga di malam hari. (Bukhari)
Hendaknya selalu saling melayani diantara para mujahidin. (Bukhari)
Boleh menggunakan tipu muslihat, taktik, dan strategi dalam berperang. (TIrmidzi)
Boleh mempergunakan isyarat dan tanda-tanda rahasia dalam peperangan. (Tirmidzi)
– Hendaknya berperang sambil diam, tidak ribut atau banyak bersuara. Para sahabat ra. jika
berperang, membenci suara-suara ribut. (AbuDawud)
– Hendaknya memilih tempat dan waktu yang tepat untuk berperang. lni adalah salnh ~lfll.\J
taktlkdalam berperang. (Tirmidzi)
Sebelum berperang melawan orang kafir, disunnahkan sebelumnya mengajak mereka kepada Islam,
jika mereka menolak maka hendaknya memaksa mereka agar membayar upeti kepada kita, jika
masih menolak, maka barulah boleh diperangi (Muslim)
Sebelum ajal datang, hendaklah kita sudah pernah ilrut berperang atau setid~k tidaknya mempunyai
niat untuk berjuang fi sabilillah. Barangsiapa ajalnya dating tetapi belum keluar dijalanAilah, bahkan
belum berniat keluar dijalanAilah, maka bukanlah ia dari golongan umat Rasulullah saw.. (AbuDawud)
– Alat-alat yang digunakan untuk berperang melawan kaum musyrikin: (1) Harta, (2) Jiwa, (3) Mulut.
(AbuDawud)
– Jika ada dua lelaki dalam satu keluarga, maka hendaknya salah seorang dari keduanya ikut
berperang fi sabilillah dan yang lainnya menjaga keluarga. Dilakukan secara bergantian. (Abu Dawud)
Berpuasa
Boleh memilih tidak berpuasa karena sedang berperang dijalan Allah.(Bukhari)
Dianjurkan berpuasa di jalan Allah, karena barangsiapa menjaga puasa ketika di jalan Allah,maka
akan dijauhkan mukanya dari neraka 70 tahun. (Bukhari)
Wanita dan Anak-anak
Boleh membawa anak-anak dalam peperangan, yaitu untuk melayani orangorang sa kitdU.. (Bukhari)
Kaum wanita boleh ikut berjihad bersama suaminya atau mahramnya. Dan tidak diijinkanjika tanpa
mahramnya. (Bukhari)
Kaum wanita yang ikut dengan suaminya dalam berjihad di jalan Allah, dapat membantu para mujahid
yang kehausan atau terluka. (Bukhari)
Larangan
Dalam perang, dilarang membunuh orang jompo, anak-anak, wanita, jika mereka tidak ikut ambil
bagian dalam peperangan. Tetapi jika mereka ikut serta dalam berperang, maka mereka boleh
dibunuh. (Abu Dawud)
– Jangan sekali-kali berkhianat dalam perang. (Muttafaqun Alaih)
Jangan sekali-kali membakar musuh dengan api. Hal itu dilarang keras oleh Rasulullah saw.. (Bukhari)
Tidak boleh memotong-motong mayat yang sudah terbunuh. (Abu Dawud)
Jangan sekali-kali menggangu istri para pejuang, karena kedudukan mereka sarna seperti ibu mereka
sendiri. (AbuDawud)
Jangan sekali-kali lari dari peperangan. Sesungguhnya itu adalah suatu dosa besar. (Tirmidzi)
Do’a
Hendaknya selalu berdo’a mohon kemenangan atas musuh dalam setiap peperangan (Bukhari,
Muslim)
Ada 2jenis do’a yang tidak tertolak:
a. Ketika azan.
b. Ketika perang (Abu Dawud).
Jangan sia-siakn orang miskin. Hendaknya minta kemenangan dengan perantaraan do’a-doanya
(Tirmidzi).
Ketika berlangsung peperangan, disunnahkan membaca: Haa Mim. Demi Allah musuh tidak akan
menang (Tirmidzi).
Ghanimah
Boleh mengambil sebagian harta rampasan yang didapat dari berjuang di jalan Allah (Al Anfal 41).
Jangan rakus terhadap harta rampasan perang (ghanimah). Tujuan peran bukanlah untuk
mendapatkan harta rampasan. (Abu Dawud)
30. BAB MATI SYAHID
Dan Adab-adabnya
_ Sesungguhnya orang yang mati syahid itu tidak mati di sisi Allah. (Alilmran: 169)
_ Semua dosa orang yang mati syahid akan diampunkan kecuali utangnya yang belum ditunaikan.
(Muslim)
Orang yang mati syahid fi sabilillah, dan jihadnya tersebut diniatkan semata-mata untuk ridha Allah
swt., baginya disediakan surga Firdaus yang paling tinggi. (Bukhari)
para malaikat senantiasa menaungi dengan sayapnya setiap orang yang mati syahid. (Bukhari,
Muslim)
Barangsiapa meminta kepada Allah swt. dengan sungguh-sungguh agar dapat mati syahid, maka Allah
akan menyampaikannya ke derajat orang-orang yang mati syahid walaupun ia mati di atas tempat
tidur. (Muslim)
_ Rasa sakit yang dirasakan oleh orang yang mati syahid, adalah seperti sakitnya seseorang yang
dicubit. (Tirmidzi)
_ Yangdisebut dengan mati syahid adalah yang disebabkan oleh: (a) Mati karena wabah penyakit, (b)
Karena sakit perut, (c) Karena tenggelam, (d)
Karena gempa bumi, (e) Karena jihad fi sabilillah. (f) Karena terbunuh ketika
rnempertahankan hartanya dari perampokan, pencurian dsb .. (Bukhari, Muslim)
(g) Ketika sedang beramal sholeh. (Ahmad) (h) Karena dibunuh oleh orang zhalim. (Hakim).
Sunnah tidak memandikan mayat orang yang mati syahid fi sabilillah. (Ibnu Majah)
Diantara pahala mati syahid adalah:
1. Diampuni dosanya sejak pertama kalimengucurkan darahnya.
2. Dihindarkan dari siksa kubur.
3. Aman dari ketakutan yang besar.
4. Dihias dengan perhiasan iman.
5. Dikawinkan dengan bidadari.
6. Diberi ijinuntuk memberi syafaat kepada 70 orang karib kerabatnya. (Tirmidzi, IbnuMajah)
Bab 31. BAB WASIAT
Dan Adab-adabnya
Harta yang diwasiatkan hendaknya tidak melebihi 1/3 (sepertiga) hartanya. (Muthofaqun Alaih)
Wajib berlaku benar dalam menunaikan wasiat. (Ahmad)
Rasulullah saw. telah berwasiat kepada manusia dengan Al-Qur'an, agar diamalkan dan disebarkan.
(Bukhari)
Boleh berwasiat dengan menggunakan isyarat yang jelas jika udzur. (Bukhari)
Sunnah bagi setiap muslim untuk mempersiapkan wasiatnya, dan meletakkannya di sisinya. Tidak
pantas bagi seorang Muslim yang mempunyai harta, tidur dua malam, kecuali wasiatnya telah tercatat
di sisinya. (Muttafaqun Alaih)
– Tidak boleh ahli waris menerima wasiat. (Abu Dawud, Muslim, Tirmidzi). * Dalam masalah
pembagian harta
Barangsiapa mati, sedang ia berada di atas wasiat, maka ia mati di atas jalan yang benar, ia mati
dalam ketakwaan dan kesyahidan dan ia mati sedang ia diampuni dosanya. (Muslim)
Barangsiapa memutuskan harta waris dari ahli warisnya, maka pada hari Kiamat Allah akan
memutuskannya dari surga. (Ibnu Majah)
Barangsiapa mendapat wasiat agar membaca Al-Qur'an di atas kubur seseorang, maka harus
dilaksanakan. (Sayyid Sabiq)
Orang yang meninggal dilarang berwasiat mengenai hal:
1. Yang tidak bermanfaat. Seperti; berwasiat agar menggantung lampu perak di atas kuburan para
wali atau Nabi.
2. Agar orang meratapinya. Seperti memasang kubah di atas kuburannya untuk membanggakan
dirinya .
3. Melakukan perbuatan yang tidak diperintahkan agama.
4. Melakukan perbuatan maksiat dan kemungkaran.
5. Mengenai hal-hal yang murni berupa ibadah seperti shalat atau puasa. (Sayyid Sabiq)
Seseorang yang berwasiat agar dikuburkan di dalam rumahnya, tidak boleh dilaksanakan. (Sayyid
Sabiq)
– Wasiat kepada dua orang, salah satu diantara keduanya dilarang melakukan suatu tindakan apapun
tanpa bermusyawarah terlebih dahulu. (Sayyid Sabiq)
Berwasiat agar bersedekah adalah lebih baik daripada berwasiat agar menunaikan haji sunnah.
(Sayyid Sabiq)
Hendaknya pengurus wasiat memiliki sifat-sifat berikut ini:
(1) Adil (2) Muslim (3) Merdeka (4) Mukallaf berakal sehat (5) Bukan musuh (6)
Mampu melaksanakan tugas. (Sayyid Sabiq)
– Wasiat dilaksanakan setelah utang mayit dilunasi. (Ibnu Majah)
32. BAB JENAZAH
Dan Adab-adabnya
Keutamaan
Barang siapa yang meninggal dunia dengan tidak menyekutukan Allah , maka ia masuk syurga
(Bukhari).
Seorang muslim yang 3 anaknya meninggal dunia sebelum baligh, maka akan dimasukkan surga.
(Bukhari).
Wanita yang kematian 3 anaknya, maka anak-anajnya itu menjadi dinding baginya dari api neraka.
(Bukhari)
Anjuran Ketika Ada Kematian
Yang paling istimewa adalah dapat menyebutkan kalimat; 'La ilaha illallah' di akhir hayat. Barangsiapa
pada akhir hayatnya dapat mengucapkan kalimat; 'La ilaha illallah' dia masuk surga. (Abu Dawud)
Sunnah mentalkinkan orang yang akan meninggal dunia dengan kalimat 'La ilaha illallah'. (Muslim)
Hendaknya senantiasa berbicara yang baik di samping jenazah, karena malaikat sedang mengamini
apa yang dikatakan pada saat itu. (Muslim)
Sebaiknya mengkabarkan berita kematian orang lain kepada keluarga oleh dirinya sendiri. (Bukhari)
Sunnah ber-istirja' ketika ditimpa musibah kematian. Barangsiapa ditimpa musibah lalu mengucapkan
'Inna Iilaahi wa imla ilaihi raaji'uun' mereka itulah orang yang mendapat rahmat dan hidayat dari
Allah. (Al-Baqarah: 55-57 Bukhari)
Hendaklah bersabar, dan meridhai takdir yang sudah ditentukan aleh Allah swt . (Bukhari, Muslim,
Baihaqi)
Hendaknya membaca do'a:
Artinya: "Ya Allah, berilah pahala pada musibahku dan berilah aku ganti kebaikan dari musibah
tersebut. " (Muslim, Baihaqi, Ahmad)
Baleh menangis dalam batas wajar, karena itu tanda kasih sayang. Tetapi bukan dengan histeris dan
berteriak-teriak. (Bukhari, Baihaqi)
Boleh berduka dengan tangisan hingga tiga hari. (Abu Dawud, Nasa'i)
Dianjurkan berdiri untuk menghormati jenazah yang lewat, sekali pun jenazah orang Yahudi.
(Bukhari)
Setelah dibawa ke kuburan, maka dianjurkan agar jangan duduk sebelum jenazah diletakkan di atas
tanah. (Bukhari)
Hendaknya mempercepat pembayaran utang si mayat dari hartanya sendiri, sekalipun akan habis
hartanya. (Bukhari,.Muslim, Tirmidzi, Baihaqi)
Bila si mayat atau ahli keluarganya tidak mampu, maka pemerintah bertanggung jawab membayarkan
utang si mayat. (Bukhari, Muslim)
Baleh membuka muka mayat dan mencium diantara kedua belah matanya. (Bukhari, Nasa'i, Ibnu
Hibban)
Disunnahkan membuatkan makanan bagi keluarga si mayat. Dim membantunya dari beban
kcsusahan. (Abu Dawud, Tarmizi, Nasa'i)
Disunnahkan aqar bersedekah kepada kcluarga si mayat. (Nasa'i)
Dianjurkan berpakaian warna gelap ketika menghadiri kematian (Ibn Rusyd).
Sunnah memuji kebaikan orang yang telah meninggal, karena perkataan yang baik dapat
menyebabkan dia masuk surga (Bukhari, Muslim).
Rasulullah pernah menasihati para sahabatnya setelah menguburkan seseorang, yaitu: sesungguhnya
Allah telah menulis tempat duduk seseorang itu di neraka atau di surga, tetapi janganlah kalian,
menyerah begitu saja pada catatan itu dan beramalah sebab masing-masing akan dimudahkan untuk
memperoleh apa yang telah ditetapkan untuknya. (Muslim)
Yang Dilarang Ketika Ada Kematian
Niyanah, yaitu histeris, dengan menyabek-nyabek baju, berteriak-teriak tidak karuan, mengacak-acak
rambut, dsb .. Akan bertambah siksa atas mayat dengan sebab rata pan keluarganya. (Muslim,Abu
Dawud, Baihaqi)
Nlah melaknat sesearang yang meratapi mayat. (Muttafaqun Naih)
Sengaja mencukur rambut dalam menghadapi kematian seseorang. (Bukhari, Muslim, Nasa'i)
Sengaja memanjangkan janggut semata-mata karena ada kematian seseorang. (Baihaqi)
Melakukan adzan kematian. (TIrmidzi,Ibnu Majah,Ahmad)
Rasulullah saw. melarang dua perkara ketika terjadinya kematian, yaitu: (a) Suara nyanyian (musik),
(2) Menampar pipi, mencakar muka dan teriakan syetan. (Abu Nashr Samarqandi)
Tidak boleh mencaci dan menceritakan keburukan orang yang telah meninggal dunia. Walaupun si
mayat adalah orang jahat. Perkataan buruk atas mayat dapat menyebabkan dia masuk neraka.
(Bukhari, Muslir:n)
Haram berkabung lebih dari tiga hari, kecuali istri yang berkabung atas kematian suaminya.
~Muslim,TIrmidzi)
Rasulullah saw. melarang menyalatkan mayat yang berutang sebelum utangnya dibayar aleh ahli
keluarganya. (Nasa'i)
Wanita yang sedang berkabung ditinggal mati aleh suaminya, dilarang memakai perhiasan, memakai
celak dan memakai pakaian berwana terang yang dapat menarik perhatian lelaki kepadanya. (Ibnu
Rusyd)
Waktu iddah bagi sea rang wanita yang baru ditinggal mati aleh suaminya ialah empat bulan sepuluh
hari. (Ibnu Rusyd)
33. BAB MEMANDIKANJENAZAH
Dan Adab-adabnya
Dalam memandikan mayat adalah sebagai berikut; Mengurut perutnya dengan perlahan-lahan,
membungkus tangan kita dengan kain bersih, dengan berniat akan memandikan mayat, lalu
membasuh kemaluannya, dan membuka sarung
tangan kita, kemudian mewudhukannya seperti wudhu dalam shalat, lalu mcmbasuh seluruh tubuhnya
dari atas ke bawah sebanyak 3x, jika belum bersih basuhlah hingga 5x. (Bukhari, Muslim, Abu Dawud,
Nasa'i, Tirmidzi)
Jika yang meninggal dunia seorang muslimah, maka dibuka terlebih dahulu gulungan rambutnya, lalu
dibasuh rambutnya kcmudian digulung kembali. Setelah itu baru dimandikan seperti biasa. (Muslim)
Disunnahkan menabur kapur barus dan memberi wangi-wangian ke atas jenazah (Bukhari, Baihaqi).
– Apabila ada seorang menantu wanita yang meninggal dunia diantara laki-laki tidak ada sea rang
wanita pun pada saat itu, atau seorang lelaki yang meninggal dunia diantara wanita tanpa ada
searang pun lelaki, maka hendaklah mayat itu
ditayamumkan. (Abu Dawud)
Suami baleh memandikan istrinya atau sebaliknya. (Abu Dawud)
Sunnah memandikanjenazah dengan hitungan ganjil, yaitu; 3 kali,5 kali dst.. Dan salah satunya
disunnahkan dengan menggunakan daun bidara atau sabun atau dengan wangi-wangian. (Bukhari)
Disunnahkan ketika memandikan mayat agar mendahulukan anggota-anggota badan jenazah yang
sebelah kanan dan anggata badan untuk wudhunya. (Bukhari)
Setelah rambut dibilas, lalu disisir,dan diikat dengan tiga ikatan. (Muslim)
Disunnahkan ketika memandikan mayat dengan memakai lap atau kain. Bukan dengan langsung
menggunakan tangan. (AbuDawud)
Dan hendaknya mayat dimandikan dalam kain penutup tubuh agar auratnya tetap terjaga. (N-
Ghazali)
Mayat wanita hendaknya dimandikan aleh wanita, dan mayat lelaki hendaknya dimandikan oleh
lelakilagi. (lbnu Majah, Abu Dawud)
Dianjurkan agar yang memandikan mayat ialah orang yang ahli agama/sholeh. (Ibnu Majah, Baihaqi)
Orang yang memandikan mayat, hendaknya mandi setelah memandikannya .(Abu Dawud)
Disunnahkan bagi yang ikut membawa jenazah agar berwudhu setelah membawa jenazah. (Abu
Dawud, TIrmidzi)
Diantara syarat bagi yang memandikan mayat adalah:
1. Menutupi mayat dan tidak membicarakan apa yang tidak baik dari mayat. (Hakim, Baihaqi)
2. Semata-mata karena Nlah ta'ala. (Bukhari, Muslim)
Pahala memandikan mayat orang Islam:
(1) Nlah mengampuninya 40 x.
(2) Barangsiapa menggali lubang mayat seorang Muslim dan menutupi aibnya, maka ia seperti
seseorang yang memberi temp at tinggal kepada si mayat sampai hari Kiamat. Dan barangsiapa
mengkafaninya, maka Nlah akan memakaikan kepadanya sehelai sutra tipis dan tebal di surga.
(Hakim, Baihaqi)
Wajib me nunda pemandian mayat, apabila masih diragukan atau belum diyakini kematiannya. (Syeh
Zainuddin N Malibari)
Sebaiknya memandikan mayat di tempat yang sepi dan lebih tinggi. (Sych Zainuddin N Malibari)
34. BAB MENGKAFANKAN JENAZAH
Dan Adab-adabnya
 menempel pada tubuhnya. (Bukhari)
 Boleh mengkafani jenazah dengan rnenggunakan dua helai kain kafan. (Bukhari)
 Apabila tidak didapati kain yang memadai, maka boleh mengafani jenazah dengan menggunakan
sehelai kain. (Bukhari)
 Apabila tidak didapati kain yang cukup untuk mengafani mayat tersebut, setidaknya dapat menutupi
bagian kepala mayat. (Bukhari)
 Sunnah mengafani mayat dengan kain putih. (Muttafaqun Alaih)
 Sunnah menggunakan tiga helai kain kafan bagi jenazah laki-laki dan lima helai untuk jenazah
wanita. (Muttafaqun Alaih)
 Haram mengafani mayat dengan memakai kain sutra. (AbuDawud)
 Haram mengafani mayat dengan berlebih-lebihan. (Bukhari, Muslim, Abu Dawud)
 Kain kafan itu hendaknya panjang dan sempurna. (Muslim,Abu Dawud, Ahmad)
 Hendaknya kain kafan tersebut diambil dari harta si mayat. (Bukhari, Muslim).
 Kecuali jika si mayat adalah fakir dan miskin, maka kain kafan dibebankan kepada hakim atau kaum
muslimin seluruhnya.
o Jika memungkinkan sebaiknya salah satu kainnya adalah bergaris hitam. (Abu Dawud, Baihaqi)
o Jika jenazah adalah seseorang yang sedang berihram, maka hendaklah mengafaninya dengan dua
helai kain dan jangan memberikan wangi-wangian kepadajenazahnya danjangan menutupi kepalanya.
(Bukhari)
35. BAB MENYOLATKAN JENAZAH
Dan Adab-adabnya
Disunnahkan bila ada muslim atau muslimah yang meninggal dunia untuk menyolatkan,
mengantarkan, dan menguburkannya. Barangsiapa menyolatkan jenazah kemudian mengantarkannya
sampai ke kubur, hingga mayat itu dikuburkan, maka ia mendapatkan pahala dua qirath, satu qirath
itu sebesar gunung uhud. Barangsiapa hanya shalat jenazah kemudian pulang, maka hanya
mendapatkan satu qirath. (Nasa'i)
Jika jenazahnya wanita, maka imam berdiri di bagian perut jenazah. Dan jika Jenazahnya lelaki,maka
imam berdiri di bagian kepalanya. (Bukhari)
Boleh mengerjakan shalat jenazah di kuburan sesudah mayat dikebumikan. (Bukhari).
Dilarang menyolatkan jenazah orang munafik. (Nasa'i)
Shollat jenazah disunnahkan dengan empat takbir. (Tirmidzi)
Conth doa yang disunnahkan ketika menyolatkan jenazah yaitu: "Ya Allah ampunilah ia, rahmatillah
ia, bersihkanlah ia seperti pakaian dibersihkan (Tirmidzi).
Seorang muslim yang meninggal dunia dan dishalati oleh 40 orang yang tidak menyekutukan Allah,
maka Allah menerima doa mereka atas mayat tersebut. (Muslim)
Shalatjenazah itu hukumnya fardhu kifayah. (Imam Nawawi)
Sunnah membagi shaff shalat jenazah sampai tiga shaff. (Abu Dawud, TIrmidzi)
Disunnahkan agar jenazah diikuti oleh orang banyak. (Sayyid Sabiq)
– Sunnah membaca Al-Fatihah, sholawat, do'a serta salam dalam shalat jenazah dengan suara yang
perlahan/sedikit berbisik. (Sayyid Sabiq)
– Yang paling utama disyaratkan bagi orang yang menyolatkan jenazah ialah; Seorang muslim yang
ikhlas dalam shalatnya, serta do'a yang dibacanya khusus bagi si mayat. (Riyadush Shalihin)
Rukun shalat jenazah:
(a)Niat. (b)Berdiri. (c)Empatkalitakbir (d)Al-Fatihah. (e) Shalawat atas Nabi. (f) Do'a.
36. BAB MEMBAWA JENAZAH
Dan Adab-adabnya
– Mengantar jenazah hingga ke penguburan adalah sunnah bagi kaum muslimin. (Muslim)
Keutamaan membawa jenazah ke kuburan, ialah; (1) Menunaikan hak sesame muslim, (2) Dapat
mengingatkan diri sendiri kepada akherat dan kematian. (Muslim)
Dalam menyertaijenazah ada dua macam golongan:
1. lkut shalat saja.
2. lkut hingga menguburkannya. Inilebih utama. (Ibnu Hibban, Hakim)
Disunnahkan bersegera dan berjalan cepat ketika mengantar jenazah ke penguburan. (Bukhari)
Kaum wanita tidak dianjurkan menyertai jenazah sampai ke kuburan. (Bukhari, Muslim)
Jangan mengiringi jenazah dengan tangis dan asap. (AbuDawud, Ahmad)
Sebaiknya banyak diam ketika mengantar jenazah. (Imam Nawawi)
Bagi yang berjalan kaki boleh berjalan di sebelah mana saja dari mayat, namun lebih utama berjalan
di depan jenazah. Dan bagi yang berkendaraan sebaiknya berjalan di belakangjenazah. (Abu Dawud,
Nasa' i,Ahmad, TIrmidzi)
Lebih utama berjalan kaki dalam mengiringi jenazah ke kuburan. (Abu Dawud, Hakim, Baihaqi) , –
Soleh berjaTan kaki ketika mengantarkan jenazah, dan pulang dengan berkendaraan. (Muslim)
Dimakruhkan bagi pengantar jenazah duduk di tanah sebelum jenazah diturunkan ke liang lahatnya.
(Muttafaqun Alaih)
37. BAB MENGUBURKAN JENAZAH
Salah satu hak saudara Muslim terhadap saudara Muslim lainnya yaitu mengiringi dan
menguburkanjenazah. (Bukhari)
Sunnah mendalamkan kuburan bagi mayat. Lebih dalam lebih baik. (Tirmidzi)
Boleh dua atau tiga orang yang menerima mayat di dalam kuburan. (Tirmidzi)
Sebaiknya yang menerima mayat di liang kubur adalah orang yang banyak membaca AI-Qur' an.
(Tirmidzi)
_ Sunnah membuat liang lahat di sebelah kanan mayat atau di tengah lobang. (Abu Dawud, Ahmad,
lirmidzi)
Bagi yang hadir di pemakaman disunnahkan ikut menaburkan tanah tiga kali tabu ran ke lubang
kuburan. (lbnu Majah)
Memasukkan mayat hendaknya dari ujung kuburan, dan posisinya adalah berbaring di sisi kanannya.
(Abu Dawud, Hakim)
Ketika menguburkan hendaknya mengucapkan:
Artinya: 'Dengan nama Allah, atas jalan Rasulullah'.
Yang hadir hendaknya mendo'akan ampunan bagi mayat. (Ibnu Majah)
Boleh mengangkat mayat yang telah dikubur. (Bukhari)
Disunnahkan agar meratakan kuburan dengan tanah, yaitu sarna tinggi dengan tanah yang di
sampingnya. Boleh meninggikannya hanya sejengkal dari permukaan tanah. (Asy-Syafi'i)
Boleh menandai kuburan dengan batu, atau nama yang ditulis di atasnya. Rasulullah saw. menandai
kuburan Usman bin Maz'un ra. dengan batu. (AsySyafi'i)
_ Jangan menembok bangunan kuburan. Apalagi membangunnya dengan megah. (Muslim)
Diharamkan membangun masjid temp at shalat di atas kuburan. (Nasa'i)
38. BAB MENZIARAHI KUBUR
Dan Adab-adabnya
Disunnahkan berziarah ke kuburan. Barangsiapa berziarah ke kuburan, maka akan memakai pakaian
yang indah pada hari Kiamat. (Ibnu Majah)
Dianjurkan berdo'a ketika menziarahi kubur orang-orang yang beriman. Yaitu dengn do'a;
Artinya: “Salam sejahtera semoga terlimpah kepadamu sekalian wahai penduduk di sini, mukminin
mukminat dan kalau Allah menghendaki tentu kami akan menjumpaimu pula, kalian telah mendahului
kami dan kami akan menyusulmu, kami mohon kepada Allah ampunan untuk kami daan kalian, ya
Allah kasihanilah mereka. " (Muslim)
Berziarah kuburan, akan mengingatkan manusia pada akherat. (Muslim)
– Jika letak kuburan jauh dan menyulitkan, maka jangan bersusah payah menziarahinya. Karena
hukumnya sekedar sunnah bukan wajib. (Muttafaqun Alaih)
– Jangan duduk di atas kuburan. Lebih baik duduk di atas bara api daripada duduk di atas kuburan.
(Muslim)
Makruh menginjak kuburan. (Nasa'i)
Ketika menziarahi kuburan, hendaklah menghadap ke arah muka mayat dan memberi salam serta
mendo'akannya. (Sayyid Sabiq)
Dianjurkan menangis dan merasa takut dikala melewati kubur orang-orang zhalim. (Bukhari, Muslim)
Sunnah mempercepat langkah dan menutup kepala ketika melewati kubur orang zhalim. (Imam
Nawawi)
HAL-HAL YANG BERTENTANGAN DENGAN SONNAH DALAM BAB JENAZAH
Sebelum Kernatian
Keyakinan sebagian orang bahwa syetan-syetan datang kepada orang yang hampir mati, berupa
kedua orang tuanya, memakai pakaian Yahudi dan Nasrani sampai mereka menampakkan berbagai
macam kepercayaan untuk
menyesatkan orang yang nyaris mati itu. Meletakkan mushaf Al-Qur'an di sisi kepala orang yang akan
mati itu. Dengan menganggapnya sebagai berkah.
Setelah Kematian
• Mengeluarkan orang yang sedang haidh, orang yang sedang nifas dan yang junub dari lokasi
kematian.
• Meninggalkan kesibukan dari orang yang sedang kematian sampai lewat tujuh hari.
• Keyakinan bahwa roh mayat berkeliling di sekitar tempat kematiannya.
• Meletakkan Iilin di sisi mayat pada malam kematiannya sampai pagi.
• Meletakkan dahan hijau di kamar temp at kematiannya.
• Memotong kuku-kuku mayat dan mencukur janggutnya tanda sedih atas mayat. Meletakkan debu
kedua mata mayat dengan mengatakan ketika itu: "tidak mengisi mata anak Adam selain debu"
• Keluarga mayat tidak makan, sampai mayat selesai dikuburkan.
• Keluarga mayat diharuskan menangis pada saat makan siang dan makan malam.
• Seseorang merobek pakaian terhadap ayah dan saudaranya.
• Memzahirkan kesedihan atas mayat selama setahun pcnuh.
• Istri si mayat tidak boleh menggunakan daun pacar dan tidak boleh berhias, memakai pakaian yang
indah selama setahun. Setelah setahun mereka hrs mengerjakan apa yang mereka janjikan, yaitu
mengukir dengan ukiran dan tulisan yang dilarang syara’
• Membalikkan permadani, tikar, sajadah dan menutup cermin.
• Berkeyakinan bahwa air yang ada di rumah mayat, baik di gentong maupun di tempat air lainnya itu
najis. Karena roh mayat ketika keluar dari jasadnya, menyelam ke dalam air itu.
• Meninggalkan makan sayur dan ikan selama bersedih atas mayat.
• Apabila seseorang diantara mereka bersin saat makan, maka seluruhnya mengatakan anu:
disebutkan nama mayat yang ia sukai dari orang-orang yang hidup. Alasannya, agar tidak menyusuli
mayat. Meninggalkan makan daging dan lidah unta yang dipanggang.
• Tidak mencuci pakaian mayat sampai hari ketiga dengan anggapan dapat menolak siksa kubur.
Ketika Memandikan Jenazah
– Meletakkan sesajen di tempat mayat dimandikan selama tiga malam setelah kematiannya.
– Menyalakan lampu di tempat mayat dimandikan selama tiga hari bahkan ada yang sampai tujuh
malam, bahkan lebih dari itu.
– Menguraikan rambut mayat wanita diantara kedua susunya.
Ketika Mengafani Dan Membawanya
 Memindahkan mayat ke tempat yang jauh untuk dikuburkan di sisi kuburan orang-orang sholeh
seperti ahlul bait dsb.
 Pendapat bahwa mayat itu bangga dengan kafan dan keindahannya. Mereka yang kafannya tidak
indah, akan merasa hina
 Di kain kafannya dituliskan nama mayat, kalimat syahadat, dan nama-nama ahlul bait. Dan jika ada
debu Husein, maka dimasukkan ke dalam kain kafannya.
 Menuliskan suatu do'a di atas kain kafannya.
 Membawa bendera di depan mayat.
 Meletakkan sorban di atas kayu, ditambah dengan tharbus, mahkota pengantin dan segala yang
menunjukkan kepribadian mayat.
 Membawa mahkota, hiasan bunga dan foto rnayat di depan jenazah.
 Menyembelih domba jantan saat mayat keluar dari ambang pintu.
 Keluarga si mayat bersedekah atau membagi-bagikan uang di kuburan.
Ketika Berziarah Kubur
 Bersedekah dengan makanan kesukaan si mayat pada hari-hari tertentu.
 Berwasiat agar penziarah bermalam di kuburnya.
 Mcnggali kuburan sebagai persiapan untuk mati, padahal ia masih hidup.
 Bcrmalam di kuburan selama 40 hari atau lebih. Untuk mendapatkan suatu keuntungan.
 Menganggap suci pohon dan batu yang ada di sekitar kuburan.
 Memukul gendang sebagai acara ritual.
 Membangun kuburan dan mendiaminya
 Meletakkan marmer, membangun kuburan dengan mewah.

Anda mungkin juga menyukai