SHOLAT JUMAT
Dosen Pengampu:
Ahmad Rifki Azmi, M.Ag
Disusun oleh:
Achmad Alfin Mubarok (230101201)
Insiyatin (230101155)
Siti Al Qomariyah (230101221)
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS NAHDLATUN ULAMA SUNAN GIRI
BOJONENGORO
2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Memahami Kajian Fiqh
Tentang Sholat Jumat.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB 1.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................2
1.3 Tujuan Masalah................................................................................2
BAB 2.............................................................................................................3
2.1. Pengertian Sholat Jumat..................................................................3
2.2. Kewajban Keutamaan Sholat Jumat................................................3
2.3. Syarat wajib sholat jumat................................................................5
2.4. Syarat sah sholat jumat....................................................................7
2.5. Rukun-rukun khutbah......................................................................8
2.6. Sunah-sunah khutbah.....................................................................10
BAB 3...........................................................................................................13
3.1. Kesimpulan...................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................14
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Demikian pendapat Maliki, SyafiI, Hambali sementara itu Hanafi
berpendapat tidak diwajibkan.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
َياَاُّيَه ا اّل ِد ْيَن َاَم ُنْو ِاَذا ُنْو ِدَي ِللّص اَل ِة ِم ْن َيْو ِم اُجلُم َع ُة َفاْس َعْو ِاىَل ِذ ْك ِر اِهلل َو َنُو ْر الَبْي ِع
َذاِلُك ْم اْن ُك ْنُتْم َتْع َلُمْو َن
4
Syekh Ihsan Bin Dakhlan, Manahij Al-Imdad Syarh Irsyad Al-Ibad, Juz.1 , (Ponpes
Jampes Kediri), h.282,
4
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda, Barangsiapa mandi pada hari jumat
sebagaimana mandi janabah, lalu berangkat menuju masjid, maka dia
seolah berkurban dengan seekor unta. Barangsiapa yang datang pada
kesempatan (waktu) kedua maka dia seolah berkurban dengan seekor
sapi. Barangsiapa yang datang pada kesempatan (waktu) ketiga maka
dia seolah berkurban dengan seekor kambing yang bertanduk.
Barangsiapa yang datang pada kesempatan (waktu) keempat maka dia
seolah berkurban dengan seekor ayam. Dan barangsiapa yang datang
pada kesempatan (waktu) kelima maka dia seolah berkurban dengan
sebutir telur. Dan apabila imam sudah keluar (untuk memberi
khuthbah), maka para malaikat hadir mendengarkan dzikir (khuthbah
tersebut). (HR. Bukhari no. 881 dan Muslim no. 850)
5
Syaikh Al Albani, Tuhfatul Ahwadzi, juz. 3, 3
6
Syekh Muhammad Bin Ahmad Al-Syathiri, Syarh Al-Yaqut Al Nafis, (Dar Al-Minhaj
Jedah. Cet. Ke-3 2011). h. 207-208.
5
1. Islam
2. Baligh
3. Berakal
4. Merdeka
5. Laki-laki
6. Sehat Jasmani
7. Bermukim
Tidak seperti sholat fardhu yang lainnya, sholat jumat tidak
dibebankan pada hamba sahaya, perempuan dan khuntsa.
Rosulullah SAW. bersabda :
اجلمعة حّق واجب علي كّل مسلم اال أربعة عبد مملوك أوامرأة أو صّيب أومريض
Artinya : Shalat jum’at adalah hak yang wajib atas setiap muslim
kecuali empat golongan yaitu budak belian, wanita, anak-anak, orang
sakit. (HR. Abu Dawud).
7
Syekh Abdul Hamid Al-Syarwani, Hasyiyah Al-Syarwani Ala Tuhfah Al-Muhtaj, Juz 2,
(Dar Al-Fikr, Beirut, 1997), h.443.
6
Menurut Syekh Muhammad bin Ahmad al-Syathiri batasan udzur
yang dapat menggugurkan salat Jum’at dan berjamaah didasarkan pada
dua kaidah. Pertama, jika ada kesulitan berat (masyaqqah syadidah)
dalam menghadiri hari Jumat. Misalnya karena sakit, cuaca terlalu
panas, cuaca terlalu dingin, dan sebagainya. Kedua, jika Anda pergi ke
sana pada hari Jumat, Anda akan kehilangan manfaat yang tidak dapat
digantikan oleh orang lain. Oleh karena itu, pada hari Jumat tidak wajib
bagi petugas kepolisian untuk menjaga lalu lintas, merawat orang sakit,
menjaga pos keamanan warga, dan lain-lain.8
Tidak wajib bagi orang yang melakukan perjalanan jauh
melaksanakan sholat jumat, meskipun jarak yang ditempuh tidak
melebihi batas jarak diperbolehkan mengqhosor shalat. Namun
gugurnya kewajiban jumat bagi musafir dengan catatan perjalanannya
dengan tujuan yang mubah dan dilakukan sebelum terbit fajarsubuh
dihari jumat. Dan apabila perjalanannya dengan tujuan maksiat ataupun
ditempuh setelah subuh, maka musafir wajib melaksanakan sholat
jumat.9
8
Syekh Muhammad bin Ahmad al-Syathiri, Syarh al-Yaqut al-Nafis, (Dar al-Minhaj-
Jedah), h. 207-208.
9
Syekh Abdul Hamid Al-Syarwani, Hasyiyah Al-Syarwani Ala Tuhfah Al-Muhtaj, Juz 2,
(Dar Al-Fikr, Beirut, 1997), h.443.
7
niat zuhur. Apabila di tengah-tengah melakukan shalat Jumat, waktu
zuhur habis, maka wajib menyempurnakan Jumat menjadi zuhur
tanpa perlu memperbaharui niat.
2. Dilaksanakan di area pemukiman warga.
Shalat Jumat wajib dilakukan di tempat pemukiman warga,
sekiranya tidak diperbolehkan melakukan rukhsah shalat jama
qashar di dalamnya bagi musafir. Tempat pelaksanaan Jumat tidak
disyaratkan berupa bangunan, atau masjid. Boleh dilakukan di
lapangan dengan catatan masih dalam batas pemukiman
warga.Minimal mendapati satu rakaat (dengan berjamaah) dari dua
rakaat shalat jumat, maka jika seorang makmum shalat jumat tidak
mendapati satu rakaat shalat jumat bersama imam, maka ia tetap
niat shalat jumat tetapi perakteknya shalat juhur empat rakaat.
3. Rakaat pertama Jumat harus dilaksanakan secara berjamaah.
Minimal pelaksanaan jamaah shalat Jumat adalah dalam rakaat
pertama, sehingga apabila dalam rakaat kedua jamaah Jumat niat
mufaraqah (berpisah dari imam) dan menyempurnakan Jumatnya
sendiri-sendiri, maka shalat Jumat dinyatakan sah.
4. Jamaah shalat Jumat adalah orang-orang yang wajib
menjalankannya.
Jamaah Jumat yang mengesahkan Jumat adalah penduduk
yang bermukim di daerah tempat pelaksanaan Jumat. Sementara
jumlah standar jamaah Jumat adalah 40 orang menghitung imam
menurut pendapat kuat dalam mazhab Syafii
5. Tidak didahului atau berbarengan dengan Jumat lain dalam satu
desa.
Dalam satu daerah, shalat Jumat hanya boleh dilakukan satu
kali. Oleh karenanya, bila terdapat dua jumatan dalam satu desa,
maka yang sah adalah jumatan yang pertama kali
melakukan takbiratul ihram, sedangkan jumatan kedua tidak sah.
Dan apabila takbiratul ihramnya bersamaan, maka kedua jumatan
tersebut tidak sah.
8
2.5. Rukun-rukun khutbah
Khutbah jumat terdapat eberapa rukun yang harus dipenuhi, yang
mana rukun tersebut disyaratkan menggunakan bahasa arab dan harus
dilakukan dengan tertib serta berkesinambungan. Berikut 5 rukun
khutbah jumat beserta penjelasannya:
9
5. berdoa untuk kaum mukmin. Yang hal tersebut dilakukan di khutbah
terakhir, dan dalam khutbah jumat disyaratkan isi kandungannya
mengarah pada nuansa akhirat. Syekh zainuddin al-malibari
menyatakan bahwa rukun kelima adalah berdoa yang bersifat
ukhrowi kepada orang-orang mukmin, meski tidak menyebut
mukminat berbeda dengan pendapat imam al-adzraI, meski dengan
kata semoga allah merahmati kalian.12
12
Zainuddin Al-Malibari, Fathul Muin Juz. 2, (Al-Haromain, Surabaya), h. 66.
13
Al-Imam Al-Syafii, Al-Umm, Juz 1, h.195.
10
mendengarkan bacaan khutbah, melihat jumlah kuantitas umat islam
yang bertambah banyak.
4. Membaca Khutbah Dengan Lantang.
Khutbah hendaknya dibaca dengan lantang dan keras. Hal ini
agar dapat lebih menggugah antusiasme jamaah. Anjuran ini juga
berdasarkan sunnah filiyyah (perilaku) Nabi saat beliau
menyampaikan khutbah.
5. Mengucapkan Salam Sebelum Berkhutbah.
Saat khatib maju ke depan dan telah sampai di depan mimbar,
hendaknya ia menghadap para jamaah dan mengucapkan salam
kepada mereka, setelah itu dianjurkan duduk sejenak sampai
muazzin selesai mengumandangkan azan di hadapannya. Demikian
itu sebagaimana dilakukan oleh para Nabi dan para sahabatnya.
6. Durasi Khutbah Tidak Terlampau Pendek dan Panjang
Khutbah hendaknya disampaikan dalam durasi yang standar,
tidak terlampau pendek, tidak pula terlalu panjang. Tidak ada
batasan pasti berapa lama durasi waktu khutbah yang ideal menurut
syariat. Hanya saja, al-Imam al-Mawardi menggaris bawahi bahwa
prinsipnya adalah tidak terlampau lama sehingga dapat
membosankan dan tidak terlampau pendek sehingga pesan khutbah
tidak dapat dicerna dengan baik oleh jamaah. Dalam titik ini,
disesuaikan dengan kondisi kebiasaan masing-masing di setiap
tempatnya.14
7. Memegang Tongkat Dengan Tangan Kirinya
Saat ia berkhutbah, tangan kiri khatib dianjurkan memegang
tongkat, pedang, busur panah atau benda-benda sejenis.
8. Mudah Dipaham Jamaah.
Sebaiknya materi khutbah berupa konten yang ringan, mudah
dicerna oleh para jamaah. Tidak menyampaikan materi yang berat,
sebab hal tersebut tidak dapat diambil manfaatnya. Contoh materi
yang sederhana misalkan yang berkaitan dengan keutamaan
14
Syekh Ahmad bin Hamzah al-Ramli, Hasyiyah ala Asna al-Mathalib, juz 3, h.484.
11
berjamaah, keutamaan membaca al-quran, kemuliaan bulan-bulan
tertentu, bahaya riba, efek negatif zina dan lain sebagainya.
9. Duduk di Antara Dua Khutbah.
Lama durasi duduk di antara dua khutbah hendaknya sekira
cukup membaca surat al-Ikhlash. Dalam posisi tersebut, khatib
disunnahkan membaca satu dua ayat dari al-Quran sebagiamana
hadits riwayat Ibnu Hibban. Sebagian ulama menganjurkan yang
dibaca adalah surat al-Ikhlash.
12
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa Shalat
Jum'at adalah ibadah shalat yang dikerjakan di hari jum'at dua rakaat
secara berjamaah dan dilaksanakan setelah khutbah. Shalah Jum'at
memiliki hukum wajib 'ain bagi setiap muslim laki-laki atau pria
dewasa beragama islam, merdeka sudah mukallaf, sehat badan serta
mukim (bukan dalam keadaan mussafir) dan menetap di dalam negeri
atau tempat tertentu dan shalat jumat juga memiliki syarat-syarat wajib
dan syarat sah nya yang harus dilaksanakan, supaya shalat jumat nya
menjadi sempurna. Dan khotib juga hendaknya memperhatikan
beberapa rukun-rukun dalam melakukan khutbah jumat dan beberapa
kesunahan dalam berkhutbah karena khutbah jumat merupakan salah
satu bagian terpenting dalam pelaksanaan sholat jumat.
13
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman Al Jaziri, Fiqih Empat Mazhab, Semarang : Asy-Syfa, 1996.
Syekh Ihsan Bin Dakhlan, Manahij Al-Imdad Syarh Irsyad Al-Ibad, Juz.1,
Ponpes Jampes Kediri.
Syekh Muhammad bin ahmad al-syathiri, Syarh Al-Yaqut Al Nafis, Dar Al-
Minhaj Jedah. Cet. Ke-3 2011.
Syekh Muhammad bin Ahmad al-Syathiri, Syarh al-Yaqut al-Nafis, Dar al-
Minhaj-Jedah.
Syekh Ahmad bin Hamzah al-Ramli, Hasyiyah ala Asna al-Mathalib, juz 3.
14