Anda di halaman 1dari 11

TATA CARA SHOLAT JUM’AT, SHOLAT JAMA DAN

SHOLAT QASHAR

Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Skripsi


Dosen Pengampu:
Daliman, S.H., S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
Awi’ Farhun (X.03/20.21/02.11133)
Nurul Inayah (X.03/20.21/02.11189)
Siti Hajar Rahmawati (X.03/20.21/02.11177)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ISLAM MAMBA’UL’ULUM (IIM) SURAKARTA

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “TATA CARA SHOLAT JUM’AT,
SHOLAT JAMA QASHAR ” ini.

Penyelesaian makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Dari hasil penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dan jauh dari sempurna, serta kejanggalan yang mungkin kurang berkenan di hati pembaca.
Namun demikian, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kelancaran
dan kelengkapan penyusunan makalah ini. Kami harap makalah ini bermanfaat bagi kita
semua dalam pengembangan wawasan dan peningkatan pengetahuan.

Semoga Allah SWT. senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya bagi kita semua.
Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.

Surakarta, 18 Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang..................................................................................................................1
B.Rumusan Masalah.............................................................................................................1
C.Tujuan Penulisan...............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertian Shalat Jum’at...................................................................................................2
B.Pengertian shalat jamak.....................................................................................................3
C.Tata Cara Shalat Jum’at.....................................................................................................3
D.Tata cara shalat jama dan Qashar......................................................................................5
E.Tata Cara Shalat Qashar....................................................................................................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hari Jum’at adalah salah satu hari raya orang-orang Islam dan salah satu hari mulia
yang telah dikhususkan oleh Allah SWT untuk umat Nabi Muhammad. Pada hari
jum’at ada ibadah wajib yang dilaksanakan khusus untuk laki-laki, yaitu sholat jum’at
yang dilaksanakan pada waktu tergelincirnya matahari (waktu sholat dzuhur).

Hari jum’at juga adalah hari yang istimewa, karena ada amalan-amalan tertentu
yang apabila dilakukan pada hari biasa tidak dihitung sebagai ibadah, seperti mandi
sebelum sholat jum’at atau banyak yang menyebut sebagai mandi jum’at dan banyak
amalan-amalan sunnah yang lainnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sholat jum’at dan tata caranya ?
2. Apa pengertian shalat jama dan tata caranya ?
3. Apa pengertian shalat qashar dan tata caranya ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian shalat jum’at dan tata caranya !
2. Untuk mengetahui pengertian shalat jama dan tata caranya !
3. Untuk mengetahui pengertian shalat qashar dan tata caranya !

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Shalat Jum’at

Shalat Jum’at adalah shalat fardlu dua rakaat yang dikerjakan diwaktu shalat dzuhur
pada hari Jum’at.Shalat Jum’at hukumnya Fardlu Ain bagi setiap muslim laki-laki,
mukallaf, merdeka, sehat, berada di suatu kampong atau negeri dan tidak dalam keadaan
udzur, misalnya sakit, hujan atau menjadi musafir. Bagi kaum muslimin yang tidak udzur
yang meninggalkan shalat Jum’at, maka ia disebut orang munafiq. Dalam sebuah hadits
diterangkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barang siapa yang meninggalkan shlat
Jum’at hingga 3x berturut-turut tanpa udzur maka ia termasuk golongan orang-orang
munafiq”. (HR.Ath-Thabrani).

ِ ‫صاَل ِة ِم ْن يَوْ ِم ْال ُج ُم َع ِة فَا ْس َعوْ ا ِإلَى ِذ ْك ِر هَّللا‬ َ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ َآ َمنُوا ِإ َذا نُو ِد‬
َّ ‫ي لِل‬

“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah ...” (QS. Al Jumu’ah: 9)

ٌ‫صبِ ٌّى َأوْ َم ِريض‬


َ ْ‫ك َأ ِو ا ْم َرَأةٌ َأو‬
ٌ ‫ق َوا ِجبٌ َعلَى ُك ِّل ُم ْسلِ ٍم فِى َج َما َع ٍة ِإالَّ َأرْ بَ َعةً َع ْب ٌد َم ْملُو‬
ٌّ ‫ْال ُج ُم َعةُ َح‬

“Shalat Jumat itu adalah kewajiban bagi setiap muslim dengan berjamaah, kecuali
(tidak diwajibkan) atas 4 orang. [1] Budak, [2] Wanita, [3] Anak kecil dan [4] Orang
sakit.” (HR Abu Daud)[4]

Ketahuilah bahwa sesungguhnya hari jum’at adalah salahsatu hari raya hari raya
orang-orang Islam dan salahsatu hari mulia yang telah dikhususkan oleh Allah untuk
umat Nabi Muhammad SAW. di dalamnya terdapat saat-saat ijabah yang dirahasiakan.
Jika seorang muslim meminta kepada Allah tepat pada saat-saat tersebut, maka Allah
mengabulkan hajatnya. Oleh karena itu, bersiap-siaplah untuk memulaiakan hari jum’at
sejak hari kamisnya. Dengan cara membersihkan pakaian (yang akan dipakai pada hari
jum’at) dan memperbanyak istigfar serta tasbih di hari kamis sore, karena sesungguhnya
waktu tersebut keutamaannya sama dengan keutamaan hari jum’at.

2
B. Pengertian shalat jamak
Shalat jama’ terdiri dari dua suku kata, yaitu shalat dan jamak. Pengertian shalat
secara bahasa adalah doa. Sedangkan secara istilah syara’,shalat adalah ucapan dan
perbuatan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Sementara
pengertian jamak dalam bahasa arab adalah kumpul, gabung, mengumpulkan,
menggabungkan. Sehingga shalat jama’ menurut istilah syara’(terminologi) adalah
“menggabungkan dua shalat fardlu dalam satu waktu dengan taqdim (pada waktu
awal) atau ta’khir (pada waktu kedua/akhir).”

shalat jama’ ialah yang dikumpulkan dua shalat Zhuhur dengan Ashar, Maghrib
dengan Isya di dalam satu waktu. Menjama’ antara dua shalat artinya melakukan
shalat Zhuhur dan Ashar atau Maghrib dan Isya secara bersama

apat dipahami, bahwa shalat jama’ merupakan penggabungan dari dua shalat
dalam satu waktu, baik shalat Zhuhur dan Ashar dilakukan di waktu Zhuhur atau di
waktu Ashar dan shalat Maghrib dan Isya dilaksanakan di waktu Maghrib atau di
waktu Isya. Namun, shalat jama’ tidak dilakukan begitu saja tanpa adanya alasan yang
telah ditetapkan para ulama fiqh sebab bolehnya menjama’ shalat

C. Tata Cara Shalat Jum’at


Adapun tata cara pelaksanaan salat Jum’at, yaitu :

1. (Pada beberapa masjid) mengumandangkan Adzan Dzuhur sebagai adzan pertama,

2. Khatib naik ke atas mimbar setelah tergelincirnya matahari (waktu dzuhur),


kemudian memberi salam dan duduk.

3.Muadzin mengumandangkan adzan sebagaimana halnya adzan dzuhur. Pada


beberapa masjid adzan ini adalah adzan kedua.

4.Khutbah pertama: Khatib berdiri untuk melaksanakan khutbah yang dimulai dengan
hamdalah dan pujian kepada Allah SWT serta membaca shalawat kepada
Rasulullah SAW. Kemudian memberikan nasihat kepada para jama’ah,
mengingatkan mereka dengan suara yang lantang, menyampaikan perintah dan
larangan Allah SWT dan RasulNya, mendorong mereka untuk berbuat kebajikan
serta menakut-nakuti mereka dari berbuat keburukan, dan mengingatkan mereka
dengan janji-janji kebaikan serta ancaman-ancaman Allah Subhannahu wa Ta'ala.

5. Khatib duduk sebentar di antara dua khutbah

3
6. Khutbah kedua : Khatib memulai khutbahnya yang kedua dengan hamdalah dan
pujian kepadaNya. Kemudian melanjutkan khutbahnya dengan pelaksanaan yang
sama dengan khutbah pertama sampai selesai

7.Khatib kemudian turun dari mimbar. Selanjutnya muadzin melaksanakan iqamat


untuk melaksanakan salat. Kemudian memimpin salat berjama'ah dua rakaat
dengan mengeraskan bacaan.

D. Pengertian shalat jamak qashar

Qashar shalat adalah memendekkan rakaat shalat yang berjumlah empat rakaat
menjadi dua rakaat saja. Shalat yang bisa dipendekkan, menurut kesepapakatan ulama,
yaitu shalat yang berjumlah empat rakaat saja, seperti Zhuhur, Ashar, dan Isya, bukan
shalat Subuh dan Maghrib. Karena, jika shalat Subuh dipendekkan maka rakaat yang
tersisa hanya satu rakaat saja dan itu tidak ada dalam shalat fardhu. Sedangkan jika shalat
Maghrib dipendekkan yang merupakan shalat ganjil di sore hari hari maka akan hilang
jumlah ganjilnya.
Para ahli fikih mensyaratkan hal-hal berikut sebagai syarat sah shalat qashar:
a. Hendaknya perjalanan itu panjang kira-kira ditempuh sejauh dua marhalah atau dua
hari perjalanan ataupun enam belas farsakh menurut mayoritas ulama
b. Hendaknya perjalanan itu dibolehkan (mubah) bukan perjalanan yang diharamkan
ataupun dilarang, seperti perjalanan untuk mencuri, merampok dan semacamnya.
c. Melewati pemukiman dari tempat tinggalnya
d. Hendaknya seorang musafir memulai perjalanannya dari tempat tertentu dan berniat
untuk menempuh jarak qashar tanpa ragu-ragu, karena tidak boleh mengqashar bagi
orang yang bingung, yaitu keluar sendiri tanpa menegtahui kemana tujuannya.
e. Berpegangan dengan pendapatnya. Siapa yang ikut dengan orang lain yang memegang
kendali urusannya, seperti istri kepada suami, tentara kepada komandannya, pelayan
kepada tuannya dan pelajar kepada gurunya. Masing-masing dari mereka tidak
mengetahui tujuan perjalanannya maka tidak boleh mengqashar shalat.
f. Hendaknya orang yang mengqashar shalat tidak bermakmum kepada orang yang
bermukim atau kepada musafir yang menyempurnakan shalatnya.
g. Hendaknya berniat untuk mengqashar shalat ketika bertakhbiratul ihram.

4
E.Tata cara shalat jama dan Qashar

Shalat Jamak serta Qashar, dibedakan menjadi 2 macam. Diantaranya yaitu, Jamak
Taqdim dan Jamak Takhir, begitu juga untuk Qashar.
1.) Jamak Taqdim
Jamak Taqdim dilakukan dengan cara memangkas atau melaksanakan 2 shalat fardu
secara sekaligus diwaktu shalat pertama. Contohnya, sholat dzuhur dan ashar dikerjakan
diwaktu dzuhur. Lalu shalat maghrib dan isya dikerjakan diwaktu maghrib.

Adapun mengenai tata caranya ialah dilakukan di waktu shalat pertama (dzuhur).
Niatnya adalah, “Ushollii fardlozh zhuhri arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al ashri adaa-
an lillahi ta’ aalaa.”

Bila telah shalat dzuhur, dilanjut dengan shalat ashar dengan niat sebagai berikut.
“Ushollii fardhal ashrii arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al dzuhri adaa-an lillahi
ta’aalaa.”

Kemudian niat sholat Jamak taqdim maghrib dan isya (dilakukan diwaktu maghrib)
adalah sebagai berikut. “Ushollii fardhol maghribi thalaatha raka’aatin majmuu’an ma’al
‘isyaa’i jam’a taqdiimin adaa-an lillahi ta’aalaa.”

Setelah shalat maghrib, dilanjut shalat isya dengan niat sebagai berikut. “Ushollii fardhal
‘isyaa’i arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al maghiribi jam’a taqdiimin adaa-an lillaahi
ta’aalaa.”

2.) Jamak Takhir

Pembahasan shalat Jamak dan Qashar selanjutnya ialah mengenai tata cara Jamak
Takhir. Jamak Takhir dilakukan dengan cara memangkas atau melaksanakan 2 shalat
fardu secara sekaligus di waktu shalat terakhir.

Contohnya, sholat dzuhur dan ashar dikerjakan diwaktu ashar. Lalu shalat maghrib dan
isya dikerjakan diwaktu isya.
5
Adapun mengenai tata caranya yaitu, dilakukan diwaktu shalat terakhir. Berikut niat
shalat Jamak Takhir dzuhur dan ashar. “Ushollii fardlozh zhuhri arba’a raka’aatin
majmuu’an ma’al ashri adaa-an lillaahi ta’aalaa.”

Setelah shalat dzuhur, kemudian dilanjut dengan shalat ashar. Berikut niatnya, “Ushollii
fardhal ‘ashri arba’a raka’aatin majmuu’an ma’azh zhuhri adaa-an lillaahi ta’aalaa.”

Dan berikut niat shalat Jamak Taqdim maghrib dan isya. “Ushollii fardhal maghribi
thalaatha raka’aatin majmuu’an ma’al ‘isyaa’i Jam’a ta-khiirinin adaa-an lillaahi
ta’aalaa.” Setelah shalat maghrib, dilanjut dengan shalat isya.

Berikut niatnya, “Ushollii fardhal ‘isyaa’i arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al magribi
Jam’a ta-khiirinin adaa-an lillaahi ta’aalaa.

F. Tata Cara Shalat Qashar

Dan cara terakhir dari shalat Jamak dan Qashar ialah tata cara shalat Qashar. Jika Jamak
berarti menggabungkan, maka shalat Qashar berarti meringkas. Rukhsahnya ialah dapat
meringkas 4 rakaat menjadi 2 rakaat.

Sebagai contoh, shalat isya dilaksanakan sebanyak 2 rakaat, begitupun dengan waktu
dzuhur dan ashar. Shalat Qashar hanya dapat dilakukan bagi waktu shalat yang memiliki
4 rakaat saja, sehingga waktu maghrib dan shubuh tidak bisa di Qashar.

Berikut niat shalat Qashar dan Jamak Taqdim, “Ushallii fardhazh zhuhri rak’ataini
qashran majmuu’an ilaihil ‘ashru adaa’an lillaahi ta’aalaa.”
Dan berikut niat shalat Qashar dan Jamak Takhir, “Ushallii fardhal ‘ashri rak’ataini
qashran majmuu’an ilazh zhuhri adaa’an lillaahi ta’aalaa.”
Bila kondisi dan situasi memungkinkan, shalat sebisa mungkin dilakukan tepat pada
waktunya. Tetapi bila kondisi tidak memungkinkan, maka tak ada salahnya mempelajari
tata cara shalat Jamak dan Qashar diatas sebagai bekal ilmu nanti.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Bagi mereka yang sedang bepergian atau masih dalam perjalanan boleh saja dia
menjamak dan menqashar shalatnya seperti yang dilakukan oleh Nabi SAW ketika belau
berada di perjalanan. Ketika mereka dalam perjalanan lebih baik(diutamakan) menjamak
dan menqashar shalatnya, karena yang demikian lebih ringan(rukhsah) dan tidak
memberatkan baginya.

Seorang musafir tidak punya kewajiban untuk mendirikan shalat Jum’at ketika ia
berada di perjalanan. Rasul SAW tidak pernah melakukan shalat Jumat saat safar dan
tidak ada yang pernah mengetahui beliau melakukannya. Dan tidak ada juga larangan
dari belau. Jika mereka musafir berada di belakang orang bermukim, maka ia boleh saja
melaksanakan shalat Jum’at bersama mereka dan tidak perlu lagi melaksanakan shalat
Dzuhur

7
DAFTAR PUSTAKA

Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, (Jakarta, At-Tahiriyah, 1976). Hal 123

Syafi’I, M, Pedoman Ibadah, (Surabaya, Arkola). hal 113-114

Zainuddin bin Abdul Aziz al-Malibari al-Fannani, Terjemah Fat-hul Mu’in Jilid 1, (Bandung,
Sinar Baru Algensindo, 1994). Hal 423

Ibid, Hlm: 423

Al-Mutamakkin, Yahya. Terjemah dan Penjelasan Bidayatul Hidayah. (Semarang, Karya


Toha Putra). Hal 92

http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Jumat

Saleh Alfauzan, Fiqih Sehari-hari, (Jakarta : Gema Insani, 2005), Cet ke-1, h. 58-59

Abbas Arfan, Fiqih Ibadah Praktis, (Malang : UIN-Maliki Press, 2011), cet.1, h.95

Moh. Rifa’i, Fiqh Islam Lengkap, (Semarang : PT. Karya Toha Putra, 1978), h. 165

Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim, Shahih fiqh Sunnah, ditakhrij oleh Bangun

Sarwo Aji Wibowo, Masrur Huda, (Jak-Sel : Pustak Azzam, 2006), cet ke-4, h. 771

al-Zuhaili, Wahbah, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, ( Damaskus: Darul Fikri, 2007),


cet. ke-10

Anda mungkin juga menyukai