Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Shalat Jama’
Dan Qashar”. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Semoga kita mendapatkan syafaatnya di akhirat kelak. Dan
juga kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Fikih Pada
Pendidikan Menengah yakni Bapak Dr. Hasan Matsum, M.Ag yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Fikih Pada
Pendidikan Menengah. Dan semoga makalah ini dapat berguna untuk menambah
wawasan kita. Kami juga menyadari bahwa didalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan masukan dari kelompok lain agar makalah ini dapat
disempurnakan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......…………………………………………….3
2.1 Pengertian Shalat Jama’ dan Shalat Qashar.................................3
2.2 Dasar Hukum Shalat Jama’ dan Shalat Qashar............................3
2.3 Tujuan dan Kegunaan Shalat Jama’ dan Qashar..........................5
2.4 Syarat-Syarat Menjama’ dan Menqashar Shalat..........................5
2.5 Pembagian Shalat Jama’ dan Shalat Qashar................................7
2.6 Tata Cara Pelaksanaan Shalat Jama’ dan Shalat Qashar.............9
BAB III PENUTUP..................................................................................13
3.1 Kesimpulan................................................................................13
3.2 Saran..........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu shalat jama’ dan shalat qashar.
2. Untuk mengetahui dasar hukum shalat jama’ dan shalat qashar.
3. Untuk mengetahui dan memahami tujuan serta kegunaan menjama’ dan
menqashar shalat.
4. Untuk mengetahui apa saja syarat yang membolehkan kita menjama’ dan
menqashar shalat.
5. Untuk mengetahui pembagian shalat jama’ dan shalat qashar.
6. Untuk mengetahui dan mampu melaksanakan shalat jama’ dan shalat
qashar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
ان تزيغ الشمس أخر الظهر حتى يجمعها إلى العصر يصليهما جميعا وإذا ارتحل
وكان إذا ارتحل قبل المغرب،بعد زيغ الشمس صلى الظهر والعصر جميعا ثم سار
أخر المغرب حتى يصليها مع العشاء وإذا ارتحل بعد المغرب عجل العشاء
) فصالها مع المغرب( رواه ابو داود
Artinya : “ Dari Muadz bin Jabal ,” bahwasannya Nabi saw dalam perang tabuk,
apabila beliau berangkat sebelum tergelincir matahari,beliau menta’khirkan shalat
Zhuhur hingga beliau kumpulkan dengan shalat Ashar, beliau gabungkan
keduanya ( Zhuhur dan Ashar) waktu Ashar, dan apabila berangkat sesudah
tergelincir matahari, beliau kerjakan shalat Zhuhur dan Ashar sekaligus, kemudian
beliau berjalan. Dan apabila beliau berangkat sebelum Maghrib, beliau
menta’khirkan Maghrib hingga beliau melakukan shalat Maghrib beserta Isya’
dan apabila beliau berangkat sesudah waktu Maghrib beliau segerakan shalat Isya’
dan beliau menggabungkan shalat Isya’ bersama Maghrib “.(HR. Abu Daud )5
Dalil yang menjadi landasan Shalat Qashar yaitu Q.S An-Nisa ayat 101 :
رُوْ ۗا اِ َّنNNNَ ٰلو ِة ۖ ِا ْن ِخ ْفتُ ْم اَ ْن يَّ ْفتِنَ ُك ُم الَّ ِذ ْينَ َكفNNNالص
َّ ُ ا ٌح اَ ْن تَ ْقNNNَْس َعلَ ْي ُك ْم ُجن
َرُوْ ا ِمنNNNص ِ ْ َر ْبتُ ْم فِى ااْل َرNNNض
َ ض فَلَي َ َواِ َذا
ْال ٰكفِ ِر ْينَ َكانُوْ ا لَ ُك ْم َع ُد ًّوا ُّمبِ ْينًا
Dan apabila kamu bepergian di bumi, maka tidaklah berdosa kamu meng-qasar
salat, jika kamu takut diserang orang kafir. Sesungguhnya orang kafir itu adalah
musuh yang nyata bagimu.
Adapun dalil di atas dapat dijadikan pegangan atau kehujjahan dalam melakukan
shalat jama’ dan shalat qashar.
4
meninggalkannya. Shalat merupakan tiang agama, kunci masuk surga, sebaik-baik
amalan, dan yang pertama kali akan dihisab atas seorang mu’min pada hari
kiamat. Allah SWT memperbolehkan Shalat Jama’ dan Shalat Qashar untuk
memberikan keringanan kepada setiap manusia agar dapat menjalankan ibadah
dalam kondisi apapun, sebab shalat adalah ibadah yang tidak boleh ditinggalkan.
Manfaat dari menjama’ dan menqashar shalat adalah agar memudahkan umat
manusia dalam bepergian jauh dan hendak menunaikan shalatnya, dan Allah
selalu memberikan kemudahan kepada hamba-Nya dalam melaksanakan ibadah.6
5
dibolehkan untuk memisahkan antara rakaat dalam satu shalat. Jika
dua shalat itu dipisah oleh jarak yang panjang meskipun udzur, baik itu lupa
ataupun pingsan maka shalat jama’ itu menjadi batal dan wajib untuk
mengakhiri shalat kedua pada waktu yang seharusnya, karena syarat
untuk menjama’ telah hilang.
4) Terus berada dalam perjalanan hingga
melakukan takbiratul iḥram pada shalat kedua, meskipun perjalanannya itu baru
berhenti setelah takbiratul iḥram dan shalat kedua. Adapun jika perjalanan itu
berhenti sebelum dimulainya shalat kedua maka tidak boleh untuk menjama’,
karena hilangnya sebab.
5) Menganggap sahnya shalat pertama jika seseorang menjama’ shalat ashar
dengan shalat jum’at di tempat yang sedang melaksanakan shalat jum’at
tanpa adanya kebutuhan, juga ragu tentang siapa yang lebih dahulu atau
berbarengan dalam pelaksanaan shalat jumatnya maka tidak boleh
melakukan jama’ shalat ashar dengan jama’ taqdim.
8
Ibid
6
2) Hendaknya perjalanan itu merupakan perjalanan yang dibolehkan bukan
perjalanan yang diharamkan ataupun dilarang.9
3) Shalat yang boleh diqaṣar hanya shalat yang empat raka’at saja, dan
bukan shalat qadha, shalat yang empat raka’at ialah shalat Dzuhur, Ashar dan
Isya.
4) Niat menqhaṣar pada waktu takbiratul ihram.
5) Tidak menjadi ma’mum kepada orang shalat yang bukan musafir.
6) Baligh adalah syarat menurut mażhab Hanafi. Akan tetapi, mayoritas ulama
tidak mensyaratkannya maka anak kecil boleh menqhaṣar shalat. Karena,
setiap orang yang memiliki tujuan yang benar dan niat melakukan perjalanan,
serta mencapai jarak yang ditentukan maka ia boleh mengqhaṣar shalat. 10
7) Tempat yang dituju untuk melaksanakan shalat qaṣar haruslah tempat yang
tertentu untuk menqhaṣarnya, jika tidak maka tidak boleh qhaṣar.
8) Kekal perjalanan sehingga sempurna shalat.
7
2) Berdasarkan Waktu Pengerjaannya :
Selain pembagian di atas, dari segi kapan dikerjakan shalat jama’ ini juga bisa
dibagi berdasarkan kapan shalat jama’ ini dikerjakan.
a. Jama’ Taqdim
Jama’ taqdim adalah melakukan dua shalat fardhu pada waktu shalat yang
pertama. Bentuknya ada dua. Pertama shalat Dhuhur dilakukan langsung
berurutan dengan shalat Ashar, yang dilakukan pada waktu Zhuhur.
Kedua, shalat Maghrib dan shalat Isya' dilakukan secara berurutan pada
waktu Maghrib.
b. Jama’ Ta’khir
Sedangkan jama’ ta’khir adalah kebalikan dari jama’ taqdim, yaitu melakukan
dua shalat fardhu pada waktu shalat yang kedua. Bentuknya juga ada dua.
Pertama shalat Zhuhur dilakukan langsung berurutan dengan shalat Ashar, yang
dilakukan pada waktu Ashar. Kedua, shalat Maghrib dan shalat Isya dilakukan
secara berurutan pada waktu Isya.
Macam-Macam Shalat Qashar :
1. Qaṣhar Adat. Yaitu shalat qaṣhar yang mengurangi jumlah
rakaat shalatnya yang empat menjadi dua rakaat. Dalam qaṣhar adat
ini shalat yang boleh diqaṣharkan ialah shalat Dhuhur, Ashar dan Isya,
sedangkan shalat Magrib dan Shubuh tidak boleh diqaṣharkan.
2. Qaṣhar Sifat. Yaitu shalat qaṣhar yang meringkas atau meringankan
sifat shalat bagi orang yang tidak kuasa dalam melakukan shalat dengan cara
12
Abuya Teungku H. Djamaluddin Waly al- Khalidy, Fiqih Shalat Menurut Mazhab Imam
Syafi’I, (Banda Aceh : Lhee Sagoe Press, 2015), hlm. 75.
8
biasanya kerena sakit atau kondisi fisiknya yang dikhawatirkan dan apabila ia
melakukan shalat dengan cara biasa maka penyakitnya itu bertambah. Dengan
demikian orang seperti itu, dibolehkan shalat dengan sifat shalat yang berbeda
dari shalat yang biasa ia lakukan.
3. Qaṣhar Haiat. Yaitu shalat qaṣhar yang meringkas atau meringankan
cara shalat seperti dalam shalat khauf (shalat karena takut adanya bahaya)
seperti bahaya musuh dalam peperangan, bahaya binatang buas dan
sebagainya. 13
a) Jama’ Taqdim
- Shalat Dzuhur empat rakaat dengan niat seperti biasa hingga selesai,
kemudian berdiri kembali untuk melaksanakan shalat Ashar dengan
melafazkan niat dalam hati :
إِ َما ًما هلل تَ َعالَى/ظ ْهر َج ْم َع تَ ْق ِد ْي ٍم َمأْ ُم ْو ًما ٍ َ ظ ْه ِر أَ ْربَ َع َر َكعا
ُّ ت َم ْج ُم ْوعًا اليهه ال ُّ ص ِر ال َ ُأ.
َ صلِّى فَ ْر
ْ ض ْل َع
13
Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedia Islam Indonesia, Cetakan ke-II, (Jakarta :
Djambatan, 2002), hlm. 921-922.
9
“Sengaja aku shalat Ashar 4 rakaat jama’ dengan Dzuhur menjadi imam/
mengikut imam karena Allah ta’ala”
- Shalat Magrib 3 rakaat dengan niat seperti biasa hingga selesai, kemudian
berdiri kembali untuk melaksanakan shalat Isya dengan melafakan niat dalam
hati :
“Sengaja aku shalat Isya 4 rakaat jama’ dengan Magrib menjadi imam/
mengikut imam karena Allah ta’ala”.
b) Jama’ Ta’khir
Artinya: “Saya niat shalat fardhu Dhuhur empat rakaat dijama’ bersama
Ashar dengan jama, ta’khir karena Allah Ta’ala."
Artinya: "Saya niat shalat fardhu Maghrib tiga rakaat dijama’ bersama Isya’
dengan jama’ ta’khir karena Allah Ta’ala."
14
Muhibbuthabary, Fiqh Amal Islami Teoritis dan Praktis, (Bandung : Cita Pustaka Media
Perintis, 2012), hlm. 73-74.
10
a) shalat dilakukan diwaktu yang kedua (asar atau isya’)
b) Berniat sejak waktu yang pertama bahwa ia akan melakukan sholat pertama
itu diwaktu yang kedua, supaya ada maksud yang keras untuk mengerjakan
shalat yang pertama dan tidak ditinggalkan begitu saja.
c) Sholat yang dilakukan terlebih dahulu adalah sholat asar atau isya’ terlebih
dahulu, baru kemudian sholat dhuhur atau maghrib dan bias juga dilakukan
sholat Dzuhur atau maghrib terlebih dahulu, baru kemudian sholat asar atau
isya’. Contoh :
1) Berniat menjamak salat magrib dengan jamak ta’khir. Bila dilafalkan yaitu: “
Saya niat salat magrib tiga rakaat digabungkan dengan salat ‘isya dengan
jamak ta’khir karena Allah Ta’ala”
2) Takbiratul ihram
4) Salam.
5) Berdiri lagi dan berniat salat yang kedua (‘isya), jika dilafalkan sebagai
berikut; “ Saya berniat salat ‘isya empat rakaat digabungkan dengan salat
magrib dengan jamak ta’khir karena Allah Ta’ala.”
6) Takbiratul Ihram
8) Salam
11
muslim dalam perjalan hendak bepergian jauh. Seperti masuknya waktu
shalat Dzuhur maka mengerjakan dua rakaat, begitu pula jika masuknya
shalat Ashar dan Isya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
12
dikerjakan tetap pada waktunya. Manfaat dari menjama’ dan menqashar shalat
adalah agar memudahkan umat manusia dalam bepergian jauh dan hendak
menunaikan shalatnya, dan Allah selalu memberikan kemudahan kepada hamba-
Nya dalam melaksanakan ibadah.
Bagi mereka yang sedang bepergian atau masih dalam perjalanan boleh
saja ia menjama’ dan menqashar shalat seperti halnya yang dilakukan Nabi
Muhammad SAW selama memenuhi syarat dan ketentuannya. Ketika mereka
dalam perjalanan jauh lebih diutamakan untuk menjama’ dan menqashar shalatnya
sebab shalat jama’ dan qashar bertujuan untuk meringankan dan tidak
mempersulit musafir.
3.2 Saran
Penulis menyarankan untuk bagi musafir yang melakukan perjalanan agar dapat
mengambil rukhsah yang telah dianjurkan oleh Syar’i karena banyak hikmah yang
akan di peroleh apabila melaksanakan rukhsah tersebut. Penulis juga menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekeliruan, untuk itu saran dan masukan sangat
dibutuhkan untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
untuk kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
13
Al- Qaradhawi, Yusuf. 2005. Ibadah Dalam Islam. Jakarta : Akbar Media Eka
Sarana.
14