SHOLAT QASHAR
Disusun Oleh:
Awi’ Farhun (X.03/20.21/02.11133)
Nurul Inayah (X.03/20.21/02.11189)
Siti Hajar Rahmawati (X.03/20.21/02.11177)
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “TATA CARA SHOLAT JUM’AT,
SHOLAT JAMA QASHAR ” ini.
Penyelesaian makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Dari hasil penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dan jauh dari sempurna, serta kejanggalan yang mungkin kurang berkenan di hati pembaca.
Namun demikian, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kelancaran
dan kelengkapan penyusunan makalah ini. Kami harap makalah ini bermanfaat bagi kita
semua dalam pengembangan wawasan dan peningkatan pengetahuan.
Semoga Allah SWT. senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya bagi kita semua.
Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hari Jum’at adalah salah satu hari raya orang-orang Islam dan salah satu hari mulia
yang telah dikhususkan oleh Allah SWT untuk umat Nabi Muhammad. Pada hari
jum’at ada ibadah wajib yang dilaksanakan khusus untuk laki-laki, yaitu sholat jum’at
yang dilaksanakan pada waktu tergelincirnya matahari (waktu sholat dzuhur).
Hari jum’at juga adalah hari yang istimewa, karena ada amalan-amalan tertentu
yang apabila dilakukan pada hari biasa tidak dihitung sebagai ibadah, seperti mandi
sebelum sholat jum’at atau banyak yang menyebut sebagai mandi jum’at dan banyak
amalan-amalan sunnah yang lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sholat jum’at dan tata caranya ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian shalat jum’at !
2. Untuk mengetahui tata cara shalat jum;at, shalat jama, dan shalat qashar !
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Shalat Jum’at
Shalat Jum’at adalah shalat fardlu dua rakaat yang dikerjakan diwaktu shalat dzuhur
pada hari Jum’at.Shalat Jum’at hukumnya Fardlu Ain bagi setiap muslim laki-laki,
mukallaf, merdeka, sehat, berada di suatu kampong atau negeri dan tidak dalam keadaan
udzur, misalnya sakit, hujan atau menjadi musafir. Bagi kaum muslimin yang tidak udzur
yang meninggalkan shalat Jum’at, maka ia disebut orang munafiq. Dalam sebuah hadits
diterangkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barang siapa yang meninggalkan shlat
Jum’at hingga 3x berturut-turut tanpa udzur maka ia termasuk golongan orang-orang
munafiq”. (HR.Ath-Thabrani).
ِ صاَل ِة ِم ْن يَوْ ِم ْال ُج ُم َع ِة فَا ْس َعوْ ا ِإلَى ِذ ْك ِر هَّللا َ يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ َآ َمنُوا ِإ َذا نُو ِد
َّ ي لِل
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah ...” (QS. Al Jumu’ah: 9)
“Shalat Jumat itu adalah kewajiban bagi setiap muslim dengan berjamaah, kecuali
(tidak diwajibkan) atas 4 orang. [1] Budak, [2] Wanita, [3] Anak kecil dan [4] Orang
sakit.” (HR Abu Daud)[4]
Ketahuilah bahwa sesungguhnya hari jum’at adalah salahsatu hari raya hari raya
orang-orang Islam dan salahsatu hari mulia yang telah dikhususkan oleh Allah untuk
umat Nabi Muhammad SAW. di dalamnya terdapat saat-saat ijabah yang dirahasiakan.
Jika seorang muslim meminta kepada Allah tepat pada saat-saat tersebut, maka Allah
mengabulkan hajatnya. Oleh karena itu, bersiap-siaplah untuk memulaiakan hari jum’at
sejak hari kamisnya. Dengan cara membersihkan pakaian (yang akan dipakai pada hari
jum’at) dan memperbanyak istigfar serta tasbih di hari kamis sore, karena sesungguhnya
waktu tersebut keutamaannya sama dengan keutamaan hari jum’at.
B. Tata Cara Shalat Jum’at
6. Khutbah kedua : Khatib memulai khutbahnya yang kedua dengan hamdalah dan
pujian kepadaNya. Kemudian melanjutkan khutbahnya dengan pelaksanaan yang
sama dengan khutbah pertama sampai selesai
Shalat Jamak serta Qashar, dibedakan menjadi 2 macam. Diantaranya yaitu, Jamak
Taqdim dan Jamak Takhir, begitu juga untuk Qashar.
Adapun mengenai tata caranya ialah dilakukan di waktu shalat pertama (dzuhur).
Niatnya adalah, “Ushollii fardlozh zhuhri arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al ashri adaa-
an lillahi ta’ aalaa.”
Bila telah shalat dzuhur, dilanjut dengan shalat ashar dengan niat sebagai berikut.
“Ushollii fardhal ashrii arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al dzuhri adaa-an lillahi
ta’aalaa.”
Kemudian niat sholat Jamak taqdim maghrib dan isya (dilakukan diwaktu maghrib)
adalah sebagai berikut. “Ushollii fardhol maghribi thalaatha raka’aatin majmuu’an ma’al
‘isyaa’i jam’a taqdiimin adaa-an lillahi ta’aalaa.”
Setelah shalat maghrib, dilanjut shalat isya dengan niat sebagai berikut. “Ushollii fardhal
‘isyaa’i arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al maghiribi jam’a taqdiimin adaa-an lillaahi
ta’aalaa.”
Pembahasan shalat Jamak dan Qashar selanjutnya ialah mengenai tata cara Jamak
Takhir. Jamak Takhir dilakukan dengan cara memangkas atau melaksanakan 2 shalat
fardu secara sekaligus di waktu shalat terakhir.
Contohnya, sholat dzuhur dan ashar dikerjakan diwaktu ashar. Lalu shalat maghrib dan
isya dikerjakan diwaktu isya.
Adapun mengenai tata caranya yaitu, dilakukan diwaktu shalat terakhir. Berikut niat
shalat Jamak Takhir dzuhur dan ashar. “Ushollii fardlozh zhuhri arba’a raka’aatin
majmuu’an ma’al ashri adaa-an lillaahi ta’aalaa.”
Setelah shalat dzuhur, kemudian dilanjut dengan shalat ashar. Berikut niatnya, “Ushollii
fardhal ‘ashri arba’a raka’aatin majmuu’an ma’azh zhuhri adaa-an lillaahi ta’aalaa.”
Dan berikut niat shalat Jamak Taqdim maghrib dan isya. “Ushollii fardhal maghribi
thalaatha raka’aatin majmuu’an ma’al ‘isyaa’i Jam’a ta-khiirinin adaa-an lillaahi
ta’aalaa.” Setelah shalat maghrib, dilanjut dengan shalat isya.
Berikut niatnya, “Ushollii fardhal ‘isyaa’i arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al magribi
Jam’a ta-khiirinin adaa-an lillaahi ta’aalaa.
Dan cara terakhir dari shalat Jamak dan Qashar ialah tata cara shalat Qashar. Jika Jamak
berarti menggabungkan, maka shalat Qashar berarti meringkas. Rukhsahnya ialah dapat
meringkas 4 rakaat menjadi 2 rakaat.
Sebagai contoh, shalat isya dilaksanakan sebanyak 2 rakaat, begitupun dengan waktu
dzuhur dan ashar. Shalat Qashar hanya dapat dilakukan bagi waktu shalat yang memiliki
4 rakaat saja, sehingga waktu maghrib dan shubuh tidak bisa di Qashar.
Berikut niat shalat Qashar dan Jamak Taqdim, “Ushallii fardhazh zhuhri rak’ataini
qashran majmuu’an ilaihil ‘ashru adaa’an lillaahi ta’aalaa.”
Dan berikut niat shalat Qashar dan Jamak Takhir, “Ushallii fardhal ‘ashri rak’ataini
qashran majmuu’an ilazh zhuhri adaa’an lillaahi ta’aalaa.”
Bila kondisi dan situasi memungkinkan, shalat sebisa mungkin dilakukan tepat pada
waktunya. Tetapi bila kondisi tidak memungkinkan, maka tak ada salahnya mempelajari
tata cara shalat Jamak dan Qashar diatas sebagai bekal ilmu nanti.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, (Jakarta, At-Tahiriyah, 1976). Hal 123
Syafi’I, M, Pedoman Ibadah, (Surabaya, Arkola). hal 113-114
Zainuddin bin Abdul Aziz al-Malibari al-Fannani, Terjemah Fat-hul Mu’in Jilid 1,
(Bandung, Sinar Baru Algensindo, 1994). Hal 423
Ibid, Hlm: 423
Al-Mutamakkin, Yahya. Terjemah dan Penjelasan Bidayatul Hidayah. (Semarang,
Karya Toha Putra). Hal 92
http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Jumat