Sholat Jum'at adalah ibadah salat yang dikerjakan di hari jum'at dua rakaat secara berjamaah dan dilaksanakan
setelah khutbah.
Shalah Jum'at memiliki hukum wajib 'ain bagi laki-laki / pria dewasa beragama islam, merdeka dan menetap di dalam
negeri atau tempat tertentu. Jadi bagi para wanita / perempuan, anak-anak, orang sakit dan budak, solat jumat
tidaklah wajib hukumnya.
Artinya
Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada
mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui.
“Maksudnya: apabila imam Telah naik mimbar dan muazzin Telah azan di hari Jum'at, Maka kaum muslimin wajib
bersegera memenuhi panggilan muazzin itu dan meninggalakan semua pekerjaannya.”
D. Beberapa Hal yang membatalkan Shalat Jum’at dan Pahala Shalat Jum’at
Yang membatalkan shalat jum’at adalah semua yang membatalkan shalat fardu. Yang membatalkan pahala shalat
jum’at (saat khutbah berlangsung) adalah
1. Bercakap-cakap antara sesama jamaah
2. Mengingatkan atau menegur jamaah lain yang sedang bercakap-cakap.
Kesalahan-kesalahan yang
Mengurangi Pahala Shalat
Jum'at
Oleh: Badrul Tamam
Shalat Jum'at adalah amal ibadah yang paling khusus dan istimewa
pada hari Jum'at. Pelaksanaanya memiliki kekhususan yang berbeda
dengan shalat-shalat lainnya, khususnya Dzuhur yang sama waktunya.
Dari cara bersuci, sangat dianjurkan untuk mandi besar sebagaimana
mandi janabat. Cara berpakaian, sangat dianjurkan memakai pakaian
terbagus dan menggunakan wewangian. Berangkatnya ke masjid,
sangat-sangat dianjurkan lebih awal dengan janji pahala yang lebih
besar daripada yang datang berikutnya. Sebelum shalat dimulai,
diawali dengan khutbah yang harus diperhatikan dengan seksama oleh
jama'ah. Jama'ah tidak boleh tidur, mengobrol dan berbicara dengan
kawannya, atau sibuk dengan kegiatan yang bisa memalingkan dari
mendengarkan khutbah. Jika hal tersebut dilanggar maka pahala
shalat Jum'at dan keutamannya tidak akan didapatkan.
Beriktu ini beberapa dalil yang menunjukkan keutamaan shalat Jum'at:
1. Diriwayatkan dari Aus bin Aus radliyallah 'anhu, berkata, "aku
mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
َم ْن َغ َّس َل َي ْو َم اْل ُجُم َع ِة َو اْغ َت َس َل ُثَّم َب َّك َر َو اْب َتَك َر َو َم َش ى َو َلْم َي ْر َك ْب َو َد َن ا ِمْن اِإْلَم اِم َف اْس َت َمَع َو َلْم َي ْل ُغ َك اَن َلُه ِبُك ِّل
ُخ ْط َو ٍة َع َم ُل َس َن ٍة َأْج ُر ِص َي اِمَه ا َو ِقَي اِمَه ا
"Barangsiapa mandi pada hari Jum'at, berangkat lebih awal (ke
masjid), berjalan kaki dan tidak berkendaraan, mendekat kepada imam
dan mendengarkan khutbahnya, dan tidak berbuat lagha (sia-sia),
maka dari setiap langkah yang ditempuhnya dia akan mendapatkan
pahala puasa dan qiyamulail setahun." (HR. Abu Dawud no. 1077, al-
Nasai no. 1364 Ahmad no. 15585)
2. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallah 'anhu, Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
ِإَذ ا َك اَن َي ْو ُم اْل ُجُم َع ِة َو َقَفْت اْلَم اَل ِئَك ُة َع َلى َأْب َو اِب اْلَم ْس ِجِد َف َي ْك ُتُبوَن اَأْلَّو َل َف اَأْلَّو َل َفَم َث ُل اْلُم َه ِّج ِر ِإَلى اْلُجُم َع ِة َك َم َث ِل
اَّلِذي ُيْهِدي َب َد َن ًة ُثَّم َك اَّلِذي ُيْهِدي َب َق َر ًة ُثَّم َك اَّلِذي ُيْهِدي َك ْب ًش ا ُثَّم َك اَّلِذي ُيْهِدي َد َج اَج ًة ُثَّم َك اَّلِذي ُيْهِدي َب ْي َض ًة َف ِإَذ ا
َخ َر َج اِإْلَم اُم َو َقَع َد َع َلى اْلِم ْن َب ِر َط َو ْو ا ُصُح َف ُهْم َو َج َلُسوا َي ْس َت ِمُعوَن الِّذ ْك َر
"Jika tiba hari Jum'at, maka para Malaikat berdiri di pintu-pintu masjid,
lalu mereka mencatat orang yang datang lebih awal sebagai yang
awal. Perumpamaan orang yang datang paling awal untuk
melaksanakan shalat Jum'at adalah seperti orang yang berkurban
unta, kemudian yang berikutnya seperti orang yang berkurban sapi,
dan yang berikutnya seperti orang yang berkurban kambing, yang
berikutnya lagi seperti orang yang berkurban ayam, kemudian yang
berikutnya seperti orang yang berkurban telur. Maka apabila imam
sudah muncul dan duduk di atas mimbar, mereka menutup buku
catatan mereka dan duduk mendengarkan dzikir (khutbah). " (HR.
Ahmad dalam Musnadnya no. 10164)
3. Diriwayatkan dari Salman radliyallah 'anhu, Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
اَل َي ْغ َت ِس ُل َر ُج ٌل َيْو َم اْل ُجُمَع ِة َو َي َت َط َّهُر َم ا اْس َت َط اَع ِمْن ُط ْه ٍر َو َي َّد ِهُن ِمْن ُدْه ِنِه َأْو َيَمُّس ِمْن ِط يِب َبْي ِتِه ُثَّم َي ْخ ُرُج
َفاَل ُيَفِّر ُق َبْي َن اْث َن ْي ِن ُثَّم ُيَص ِّلي َم ا ُك ِتَب َلُه ُثَّم ُيْن ِص ُت ِإَذ ا َتَك َّلَم اِإْلَم اُم ِإاَّل ُغ ِفَر َلُه َم ا َبْي َن ُه َو َبْي َن اْلُجُمَع ِة اُأْلْخ َر ى
"Tidaklah seseorang mandi pada hari Jum’at dan bersuci semampunya,
berminyak dengan minyaknya atau mengoleskan minyak wangi yang di
rumahnya, kemudian keluar (menuju masjid), dan dia tidak
memisahkan dua orang (yang sedang duduk berdampingan), kemudian
dia mendirikan shalat sesuai dengan tuntunannya, lalu diam
mendengarkan khutbah dengan seksama ketika imam berkhutbah,
melainkan akan diampuni (dosa-dosanya yang terjadi) antara Jum’at
tersebut dan Jum’at berikutnya." (HR. Bukhari dalam Shahih-nya, no.
859)
4. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallah 'anhu,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
ِإَذ ا ُقْلَت ِلَص اِحِبَك َيْو َم اْلُجُمَع ِة َأْن ِص ْت َو اِإْلَم اُم َي ْخ ُط ُب َفَقْد َلَغ ْو َت
"Jika engkau berkata pada temanmu pada hari Jum'at, "diamlah!",
sewaktu imam berkhutbah, berarti kemu telah berbuat sia-sia. "
(Muttafaq 'Alaih, lafadz milik al Bukhari dalam Shahihnya, no. 859)
Dalam riwayat Ahmad, dari Ibnu 'Abbas radliyallah 'anhu,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
َأْن ِص ْت َلْيَس ْت َلُه ُجُمَع ٌة: َم ْن َتَك َّلَم َيْو َم اْل ُجُمَع ِة َو اِإْلَم اُم َي ْخ ُط ُب َف ُهَو َك َم َث ِل اْلِحَم اِر َيْح ِم ُل َأْس َف اًر ا َو َاَّلِذي َي ُقوُل َلُه
"Siapa yang berbicara pada hari Jum'at, padahal imam sedang
berkhutbah, maka dia seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang
tebal. Dan orang berkata kepada (saudara)-nya, 'diamlah!', tidak ada
Jum'at baginya." (HR. Ahmad, dengan sanad la ba-tsa bih).
Hadits-hadits di atas menjelaskan bahwa shalat Jum'at memiliki
pahala besar. Barangsiapa melaksanakannya sesuai dengan syarat-
syaratnya, tata tertibnya, sunnah-sunnahnya, maka dia akan
memperoleh banyak pahala dan keutamaan sebagai berikut:
Saat ini banyak umat Islam yang tidak mendapatkan pahala besar ini
karena melakukan kesalahan-kesalahan yang dapat menghilangan
keutamaan ibadah Jum'atnya. Hal tersebut terjadi karena malas,
bodoh, atau karena lingkungan dan adat yang jauh dari sunnah
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Kesalahan-kesalahan tersebut
terangkum dalam kumpulan berikut ini:
1. Tidak berangkat ke masjid untuk shalat Jum'at pagi-pagi. Padahal,
berangkat pagi-pagi untuk shalat Jum'at sangat dianjurkan dan
menjadi kebiasaan para salafush shalih. Hal ini dikuatkan oleh hadits
pertama dan kedua di atas.
Hadits pertama menjelaskan bahwa berangkat pagi-pagi ke masjid
menjadi syarat untuk mendapatkan keutamaan pahala shalat Jum'at
dengan sempurna. Dan berangkatnya ke masjid disunnahkan dengan
berjalan kaki. Karena itu Imam al Nasai dan al Baihaqi membuat bab
khusus dalam kitab mereka, "Keutamaan berjalan kaki untuk shalat
Jum'at."
Abu Syamah berkata, "Pada abad pertama, setelah terbit fajar jalan-
jalan kelihatan penuh dengan manusia. Mereka berjalan menuju masjid
jami' seperti halnya hari raya, hingga akhirnya kebiasaan itu hilang. "
Lalu dikatakan, "Bid'ah pertama yang dilakukan dalam Islam adalah
tidak berangkat pagi-pagi menuju masjid." (Dinukil dari Akhtha' al
Mushalliin -edisi Indonesia: Kesalahan-kesalahan dalam shalat-, Abu
Ubaidah Masyhur bin Hasan, hal. 236)
2. Tidak mandi, tidak memakai wangi-wangian, dan tidak bersiwak.
Tidak mandi Jum'at menyebabkan tidak didapatkannya janji pahala di
atas. Karena mandi Jum'at menjadi syarat untuk mendapatkan pahala
shalat Jum'at yang besar, berdasarkan pada dua hadits pertama di
atas.
Tidak mandi Jum'at menyebabkan tidak didapatkannya janji
pahala di atas. Karena mandi Jum'at menjadi syarat untuk
mendapatkan pahala shalat Jum'at yang besar, . .
3. Masuk masjid sambil bercakap-cakap dengan kawannya ketika
imam sedang berkhutbah.
Keduanya telah melakukan larangan sebagaimana yang disebutkan
dalam hadits Abu Hurairah radliyallah 'anhu,
ِإَذ ا ُق ْل َت ِلَصاِحِب َك َي ْو َم اْل ُجُمَعِة َأْن ِص ْت َو اِإْلَم اُم َي ْخ ُطُب َفَقْد َلَغْو َت
"Jika engkau berkata pada temanmu pada hari Jum'at, 'Diamlah!',
sewaktu imam berkhutbah, berarti kemu telah berbuat sia-sia. "
(Muttafaq 'Alaih)
Al Nadhar bin Syamil berkata, "Makna dari kata l aghauta adalah kamu
gagal mendapatkan pahala. Dikatakan juga bahwa maknanya adalah
sia-sia keutamaan shalat Jum'atmu." (Dinukil dari Akhtha' al Mushalliin
-edisi Indonesia: Kesalahan-kesalahan dalam shalat-, Abu Ubaidah
Masyhur bin Hasan, hal. 239)
Asal makna al-Inshat adalah dia dan tidak berbicara kepada orang.
Karena ini ada sebagian pendapat yang memperbolehkan
mendengarkan sambil membaca Al-Qur'an atau membaca dzikir. Akan
tetapi, menurut Syaikh al Kanwi, yang benar adalah diam secara
mutlak, tidak berbicara, tidak membaca, dan tidak berdzikir.
4. Berbicara dan tidak mendengarkan khutbah secara seksama.
Terkadang ada orang yang sudah melaksanakan mandi Jum'at,
memakai wewangian, dan pergi ke masjid pagi-pagi dengan berjalan
kaki, tapi ia tidak mendekat ke imam dan memilih duduk menjauh dari
khatib. Hal ini dikhawatirkan akan mengurangi kesempurnaan pahala
shalat Jum'atnya.
Namun terkadang ada juga yang sudah mendekat kepada imam tapi
melakukan hal-hal yang tidak berguna sehingga memalingkannya dari
memperhatikan khutbah, misalnya memainkan krikil, biji tasbih, kain
sajadah, tikar atau sibuk menegur temannya untuk diam. Perbuatan ini
menyebabkan pelakunya tidak memperoleh pahala shalat Jum'at.
5. Berkeliling mengedarkan kotak amal untuk mengumpulkan
shadaqah dan infak dari para jama'ah ketika imam sedang
khutbah. Atau juga setiap jama'ah sibuk menggeser kotak amal
tersebut dan menggabil uang dari sakunya untuk dimasukkan ke kotak
amal sehingga mengganggu konsentrasi dia dalam mendengarkan
khutbah. Dan siapa yang ingin memperjelas masalah ini silahkan
membaca Hukum Edarkan Kotak Infak Saat Khutbah Jum'at
6. Tidur pada saat imam menyampaikan khutbah.
Diriwayatkan dari Ibnu 'Aun, dari Ibnu Sirin, ia berkata, " Mereka (para
ulama) tidak menyukai tidur pada saat imam berkhutbah dan mereka
memperingatkan tentang itu dengan peringatan yang keras."
Dianjurkan bagi orang yang mengantuk untuk berpindah tempat.
Diriwayatkan dari Ibnu 'Umar, bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
ِإَذ ا َن َعَس َأَح ُد ُك ْم ِفي اْلَمْس ِجِد َيْو َم اْلُجُمَع ِة َف ْلَي َت َح َّو ْل ِمْن َمْج ِلِس ِه َذ ِلَك ِإَلى َغ ْي ِر ِه
"Jika salah seorang kalian mengantuk di masjid pada hari Jum'at,
hendaknya dia pindah dari tempat duduknya itu ke tempat lain. " (HR.
Ahmad dalam al-Musnad, no. 4643)
7. Melangkahi jama'ah yang duduk dan mengganggu orang yang di
sekitarnya.
Ampunan terhadap dosa yang sudah dijanjikan antara dua Jum'at
masih bergantung pada beberapa sifat lain yang harus dipenuhi,
sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Salman di atas;
"Kemudian keluar (menuju masjid), dan dia tidak memisahkan dua
orang (yang sedang duduk berdampingan). . "
Diriwayatkan dari Abdullah bin Busr, bahwa seorang laki-laki datang
ke masjid dengan melangkahi bahu leher orang-orang pada hari
Jum'at. Saat itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedang
menyampaikan khutbah, lalu beliau bersabda:
ٍاْج ِلْس َفَقْد آَذ ْيَت َو آَن ْيَت
"Duduklah, sungguh kamu telah mengganggu orang lain, sedangkan
kamu datang terlambat." (HR. Ibnu Majah dalam Sunan-nya, no. 1105)
Hadits di atas menunjukkan bahwa melangkahi orang yang ada di
depannya pada hari Jum'at hukumnya haram. Hukum haram ini hanya
khusus pada hari Jum'at, seperti yang disebutkan dengan jelas dalam
hadits di atas. Mungkin juga disebutkan hari Jum'at karena hal itu
sering terjadi pada hari Jum'at dengan banyaknya orang yang hadir di
masjid. Dengan demikian, larangan melangkahi jama'ah yang lain juga
berlaku pada shalat-shalat lainnya. Inilah pendapat yang lebih
mendekati kebenaran, karena di dalamnya terdapat 'llah, yaitu
menyakiti/mengganggu orang lain. Bahkan hal itu juga terjadi dalam
majelis ilmu.
Hadits di atas menunjukkan bahwa melangkahi orang yang ada
di depannya pada hari Jum'at hukumnya haram.
8. Membelakangi imam dan kiblat pada saat disampaikan khutbah.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata tentang tuntunan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya dalam
khutbah Jum'at: "Ketika beliau berdiri menyampaikan khutbah pada
hari Jum'at, para sahabat beliau mengarahkan pandangan dan wajah
mereka ke arah beliau. Wajah beliau tepat berada di hadapan mereka
pada saat berkhutbah."
Realita yang kadang nampak, sebagian jama'ah shalat Jum'at
bersandar pada dinding atau tiang masjid dengan membelakangi kiblat
dan wajah khatib. Padahal khatib menghadap ke mereka untuk
mendahulukan maslahat mereka dan supaya mereka bisa mengambil
manfaat dari khutbah tersebut.
9. Duduk memeluk lutut pada saat imam berkhutbah.
Imam Ahmad, Abu Dawud, al-Tirmidzi, dan al-Hakim meriwayatkan dari
Mu'adz radliyallah 'anhu, ia berkata:
َأَّن َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َن َه ى َع ْن اْل ُحْب َو ِة َي ْو َم اْلُجُم َع ِة َو اِإْلَم اُم َي ْخ ُط ُب
"Bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang hubwah
(duduk memeluk lutut) pada hari Jum'at pada saat imam sedang
berkhutbah." (HR. Abu Dawud no. 936, al-Tirmidzi no. 472, Ahmad no.
15077, dan al-Hakim dalam al-Mustadrak no. 1020)
Al-Hubwah berasal dari kata ihtibaa', yaitu merapatkan kedua kaki ke
perut dan memasukkan ke dalam kainnya hingga menyatu dengan
punggungnya. Bisa juga dengan cara merapatkan kedua kaki ke perut
dan memeluk kedua lutut dengan dua tangan sebagai ganti dari baju.
Dengan demikian kita tahu, orang yang duduk seperti ini pada saat
imam membaca khutbah telah melakukan kesalahan. Duduk seperti ini
dilarang karena menggambarkan sifat malas bagi pelakunya dan
menyebabkannya tertidur. Duduk seperti itu juga bisa menyebabkan
batalnya wudlu' dan terbukanya aurat.
Beberapa hal di atas harus dijauhi oleh seorang muslim yang hadir
melaksanakan shalat Jum'at. Jangan sampai hal-hal yang sering
dianggap kecil dan remah di atas menghilangkan kesempatan untuk
mendapatkan kesempurnaan pahala shalat Jum'at. Wallahu Ta'ala
a'lam. . .
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/ibadah/2010/04/29/5583/kesalahan-kesalahan-
yang-mengurangi-pahala-shalat-jum'at/;#sthash.Oktq5Bf4.dpuf