Anda di halaman 1dari 29

E MODUL

FIKIH KELAS VII


SEMESTER GENAP

MTsN 5 TULUNGAGUNG

2020/2021
BAB V

MERAIH KEMULYAAN DENGAN


MELAKSANAKAN SHOLAT JUM’AT

SHALAT JUM’AT
A. KETENTUAN

Setiap orang islam yang sudah memenuhi ketentuan dalam shalat Jum’at, w ajib baginya
melaksanakan shalat jum’at. Shalat Jum’at merupakan salah satu shalat yang wajib dilaksanakan
selain shalat fardu 5 waktu . Shalat jum’at oleh umat islam biasa dipahami sebagai pengganti shalat
dzuhur.Pendapat ini muncul karena shalat jum’at dilaksanakan pada waktu shalat dzuhur.
Pembahasan ketentuan shalat dan khotbah jum’at meliputi pengertian shalat jum’at dan hukumnya,
syarat wajib dan syarat sah shalat jum’at. 1. Pengertian shalat Jum’at dan hukumnya
Shalat jum’at adalah shalat wajib dua rakaat yang dilakukan sesudah khotbah pada waktu
dzuhur dihari jum’at. Dengan demikian, shalat jum’at hanya sekali dalam seminggu. Shalat
jum’at hukumnya fardlu ain bagi setiap muslim laki-laki yang sudah dewasa, berakal sehat,
merdeka, dan tidak sedang musafir.Allah SWT berfirman

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melakssanakan shalat dihari jum’at,
maka segeralah kamu mengingat Allah SWT dan tinggalkanlah jual beli… (Q.S. al-
Jumu’ah/62:9)
dosa
Di samping mendatangkan pahala, shalat Jum’at juga menjadi pembersih antara Jum’at tersebut dan
Jum’at berikutnya, sebagaimana hadits Nabi saw:

‫َمِن اْغ تََس َل ثَُّم أَتَى اْلُج ُم عََة فََص لَّى َم ا قُِدَر لَُه ثَُّم أَْنَص َت َح تَّى يَْفُر َغ ِم ْن ُخ ْطبَتِِه ثَُّم‬
‫ْْل‬
‫يَُص ِلي َم عَُه ُغ ِفَر لَُه َم ا َبْيََنُه َو َْبْيَن اْلُج ُمَعِة ا ُْخ َر ى َو فَْض ُل ثَََلثٍَة أَيَّاٍم‬
“Barangsiapa mandi kemudian mendatangi Jum’at, lalu shalat (sunnah) yang ditakdirkan
(dimudahkan) Allah Subhanahu wata’ala baginya, serta diam sampai (imam) selesai dari
khutbahnya dan shalat bersamanya, diampuni baginya antara Jum’at itu hingga Jum’at
berikutnya, ditambah tiga hari.” (Shahih Muslim, Kitabul Jum’ah)

Melaksanakan shalat Jum’at adalah syiar orang-orang saleh, sedangkan meninggalkannya


adalah pertanda kefasikan dan kemunafikan yang mengantarkan pada kebinasaan. Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‫َلَيْنتَِهيََّن أَْقَو اٌم َع ْن َو ْد ِع ِهُم اْلُج ُم عَاِت أَْو َليَْخ تَِم َّن ُهللا‬
‫َع َلى قُلُْو ِبِهْم ثَُّم لَيَُك ْو َنَّن ِم َن‬
‫اْلغَافِِْلْيَن‬
“Hendaknya orang-orang berhenti meninggalkan Jum’atan, atau (kalau tidak) Allah
Subhanahu wata’ala akan menutup hati-hati mereka, kemudian tentu mereka akan menjadi orang-
orang yang lalai.” (HR. Muslim)

Apabila seseorang ditutup hatinya, dia akan lalai melakukan amalan yang bermanfaat dan lalai
meninggalkan hal yang memudharatkan (membahayakan).
Hadits ini termasuk ancaman yang keras terhadap orang yang meninggalkan dan meremehkan
Jum’atan. Juga menunjukkan bahwa meninggalkannya adalah faktor utama seseorang akan
diabaikan oleh Allah swt.

FIQIH VII/ MTS / SEMESTER GENAP 2020/2021 1


Melaksanakan shalat jum`at hukumnya wajib bagi setiap Muslim kecuali 4 golongan,
yaitu hamba sahaya, perempuan, anak-anak dan orang sakit Rasulullah saw. Bersabda :

Jum’at itu hak yang wajib dikerjakan oleh setiap orang islam dengan berjamaah, kecuali
empat macam orang, yaitu hamba sahaya, perempuan, anak-anak, dan orang sakit. (H.r.
Abu Dawud)
2. Syarat wajib dan Syarat Sah Shalat Jum’at
Syarat-syarat shalat jum’at meliputi syarat wajib dan syarat sah shalat. Kedua syarat itu harus
diketahui dan dipahami oleh setiap muslim yang hendak melaksanakan sholat jum’at.
a. Syarat Wajib Shalat Jum’at
Shalat jum’at wajib dilakukan apabila memenuhi persyaratan berikut ;
1. Muslim
Dengan demikian, orang kafir tidak wajib Jum’atan, bahkan jika mengerjakannya
dianggap tidak sah. Allah Subhanahu wata’ala berfirman, ‫َو َم ا َم ََنعَُه ْم اَْن تُْقبََل‬
‫ِم ْنُهْم َنَفَقَاتُُهْم ِاََّّل اَنَُّهْم َك َفُرْو ابِاِهللا َو بَِر ُسْو ِلِه‬
“Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya
melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya.” (at-Taubah: 54)
2. Baligh
Anak kecil yang belum baligh tidak wajib Jum’atan karena belum dibebani syariat.
Meskipun demikian, anak laki-laki yang sudah mumayyiz (biasanya berusia tujuh tahun lebih),
dianjurkan kepada walinya agar memerintahnya menghadiri shalat Jum’at. Hal ini berdasarkan
keumuman sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, ‫ُم ُرْو ا الَّصبَِّي بِالَّص َلِة إِذ َا َبلََغ َْس ْبَع‬
‫ِس ِْنِْي َو اِذ َا بَلََغ َع ْش َر ِس ِْنِْي فَاْض ِر بُْو ُه َع َْلََيا‬
“Suruhlah olehmu kanak-kanak itu sembahyang apabila sudah berumur tujuh tahun dan
apabila ia sudah berumur sepuluh tahun, maka hendaklah kamu pukul jika ia
meninggalkan sembahyang.” (HR. At-Tirmidzi)
3. Berakal
Orang yang tidak berakal (gila) secara total berarti dia bukan orang yang cakap untuk
diarahkan kepadanya perintah syariat atau larangannya. Nabi saw bersabda,

‫ُرفَِع اْلَقلَُم َع ْن ث َََل ٍث َع ِن الَّص بِّ ِِي َح تَّى َي ْب لَُغ َو َع ِن ال نَّائ ِِم َح تَّى َيْس‬
‫ت َْيَق َظ َو َع ِن‬
(‫اْل َم ْج ن ُْو ِن َح تَّى َي ِف ْيَق )رواه ابو داود وابن ماجه حديث صحيح‬
“Pena terangkat dari tiga golongan : dari anak kecil sampai dia dewasa, dari orang yang
tidur sampai dia bangun, dan dari orang gila sampai dia (kembali) berakal (waras).”

4. (Laki-laki, merdeka, dan sehat Shahih Sunan at-Tirmidz

Maka dari itu, tidak wajib shalat Jum’at atas perempuan, sebagaimana sabda Nabi saw.,
‫اْلُج ُم عَُة‬
‫ أَْو‬،‫ أَِو اْم َر أٌَة‬، ‫َح ٌّق َو اِج ٌب َع لَى ُك ِّ ِل ُم ْس ِلٍم ِف ي َج َم اَع ٍة ِا أَْر بَع َة َْع ْبٌد َم ْم ل –ُْو ٌك‬
‫ أَْو َم ِْر ْيٌض‬، ‫َص بٌِّي‬
“Jum’atan adalah hak yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim secara berjamaah, kecuali
empat orang: budak sahaya, wanita, anak kecil, atau orang yang sakit.” (HR. Abu Dawud)
5. Orang yang menetap dan bukan musafir Orang musafir termasuk orang yang mendapat
rukhsah (keringanan) dari Allah untuk tidak melaksanakan puasa. Demikian halnya

FIQIH VII/ MTS / SEMESTER GENAP 2020/2021 2


dengan shalat Jum’at. Di antara dalil yang menegaskan bahwa musafir tidak diwajibkan
untuk shalat Jum’at adalah hadits Jabir radhiyallahu ‘anhu yang menyebutkan shalat Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam di Padang Arafah di hari Jum’at. Jabir radhiyallahu ‘anhu
mengatakan, “Kemudian (muazin) mengumandangkan azan lalu iqomah Nabi Shallallahu
‘alaihi wasallam shalat zhuhur. Kemudian (muazin) iqamah, lalu shalat ashar.” (Shahih
Muslim, “Kitabul Hajj” no. 1218)
Adapun tentang musafir yang singgah atau menetap bersama orang-orang mukim
beberapa saat, sebagian ulama berpendapat disyariatkannya Jum’atan atas mereka karena
mereka mengikuti orang-orang yang mukim.
6. Orang yang tidak ada uzur/halangan yang mencegahnya untuk menghadiri Jum’atan.
Orang yang memiliki uzur, ada keringanan tidak menghadiri shalat Jum’at dan
menggantinya dengan shalat zhuhur. misalnya hujan deras atau angin topan yang
terusmenerus, atau ada kezaliman yang dikhawatirkannya, atau bisa menggugurkan suatu
kewajiban yang tidak ada seorang pun yang bisa menggantikannya, dan sebagainya.
b. Syarat Sah Shalat Jum’at
Adapun syarat sah shalat Jumat adalah sebagai berikut:
a. Shalat Jum.at diadakan dalam satu tempat (tempat tinggal) baik di kota maupun di desa.
Oleh karena itu tidak sah mendirikan shalat Jumat di tempat yang tidak merupakan
daerah tempat tinggal seperti di ladang atau jauh dari perkampungan penduduk. Di masa
Rosululloh SAW dan dimasa sahabat yang empat, sholat jum’at tidak pernah didirikan
selain di tempat yang penduduknya menetap.
b. Sholat Jumat diadakan secara berjamaah. Jumlah jamaah menurut pendapat sebagian
ulama adalah 40 orang laki-laki dewasa dari penduduk negeri setempat. Sebagian ulama
yang lain berpendapat lebih dari 40 jamaah dan sebagian ulama yang lain berpendapat
boleh kurang dari 40, karena sudah berarti berjamaah.
:c. Hendaklah dikerjakan pada waktu zuhur. Rasulullah saw. bersabda

‫َع ْن اََنٍَس كان رسوُل ِهللا َص لَّى ُهللا َع َْلَِي َو َس لََّم يَُص ِِّلي اْلُج ُمَع َة ِْح ْيَن‬
‫ رواه البخاري‬- ‫تَُز ْو ُل الَّش ْم ُس‬
Artinya: "Dari Anas adalah Rasulullah saw. Sholat Jumat ketika telah tergelincir
matahari." (H.R. Bukhari).
d. Hendaklah dilaksanakan setelah dua khutbah. Hadits tentang khutbah ini menyatakan
sebagai berikut:

‫َع ِن ْاْبِن ُع َم َر َك اَن َر ُسْو ُل ِهللا َص لَّى ُهللا َع َْلْيِه َو َس لََّم يَْخ ُطُب يَْو َم اْلُج ُم عَِة‬
– ‫قَاِئ ما ُخ ْطبََْتَِي يَْج ِلُس َبْيَنَُهَم ا‬
Artinya: "Dari Ibnu Umar ra., Rasulullah saw. bersabda: berkhutbah pada hari
Jumat dua khutbah dengan berdiri dan beliau duduk di antara kedua khutbah itu."
(H.R. Bukhari dan Muslim).
3. Rukun Shalat Jum’at
Rukun shalat jum’at sama dengan shalat fardlu. Rukun pelaksanaan shalat jum’at adalah:
1) Khatib ( lazimnya sekaligus menjadi imam).
2) Jamaah jum’at yang bermukim
3) Dua khotbah atau khotbah dua kali dan duduk diantara keduanya 4) Shalat dua rokaat
( shalat jum’at ) secara berjamaah dengan niat :

4. Sunah Shalat Jum’at

FIQIH VII/ MTS / SEMESTER GENAP 2020/2021 3


Beberapa hal yang disunahkan bagi orang yang akan melaksanakan shalat Jum’at antara lain:
1) Mandi pada hari jum’at bagi orang yang akan pergi menunaikan sholat jum’at.
2) Berhias dengan memakai pakain yang paling bagus (jika ada), dan lebih baik memakai
pakaian yang berwarna putih
3) Memakai harum-haruman /wangi-wangian. Rasulullah saw. bersabda

Sepantasnyalah muslim itu mandi dan harum-haruman serta menggosok gigi pada hari
jum’at. (H.R. Ahmad )
4) Memotong kuku, mencukur kumis dan menyisir rambut
5) Segera pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat jum’at (pada awal waktu) dengan
berjalan kaki
6) Hendaklah ia memperbanyak membaca al qur’an atau berzikir sebelum khutbah
dibacakan oleh khotib
7) Paling baik ialah membaca surat al kahfi
8) Hendaklah memperbanyak do’a dan sholawat atas Nabi SAW pada hari dan malam
jum’at

Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa shalat jum’at hendaknya dilakukan secara tertib, bersih, dan
rapi sehingga dapat menumbuhkan rasa nyaman dan baik. Selain itu, melaksanakan ibadah
dalam suasana yang baik seperti itu dapat menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat.
Dengan demikian, amalan sunah dapat berfungsi sebagai sarana dakwah islamiah ditengah-
tengah kehidupan masyarakat.
1. Adab shalat jum’at
Dalam melaksanakan sholat jum’at setiap muslim untuk mematuhi tata laksana sholat jum’at
a. Sebelum berangkat ke masjid, hendaklah terlebih dahulu mandi jum`at, memotong kuku
dan kumis, berpakaian bersih dan putih, dan memakai wangi-wangian
b. Hendaknya berangkat ke mesjid lebih awal
c. Mengisi shaf yang kosong, kemudian mengerjalan shalat “tahiyatul masjid” sebanyak
dua roka’at
d. memperbanyak dzikir, do’a, membaca shalawat Nabi atau membaca al-Qur’an sebelum
imam naik mimbar
e. Mendengarkan khutbah, tidak boleh berbicara, menegur jama’ah dan mengantuk/tidur,
sehingga tidak mengetahui isi khutbah Sabda Rasulullah Saw:

. ‫اِذ َا قُْلَت ِلَص اِح بَِك يَْو َم اْلُج ْم عَِة اَْنِص ْت َو اِال َم اُم يَْخ ُطُب فَقَْد لَغ َْو َت‬
“Apabila Anda berkata kepada temanmu, pada hari jum’at “diamlah” padahal imam
telah menyampaikan khutbahnya, maka jum’atmu sia-sia”. (HR. Bukhari dan Muslim).
f. Jamaah tenang mendengarkan khutbah dan duduk menghadap ke arah kiblat. Dari
Muthi’ ibnul Hakam ra, bahwa Nabi saw. ‫َك اَن إِذ َا َص عدَ الِم ْن بَر ؛ أَْقبلَن َا‬
‫بُِو ُجْو هَنَا إَِْلْيه‬
“Apabila beliau naik mimbar, maka kami menghadapkan wajah-wajah kami ke
beliau” )HR. Bukhari Muslim)
g. Jamaah berdoa atau membaca istigfar saat khatib duduk di antara dua khutbah.
Waktu di antara dua khutbah adalah waktu ijabah (waktu yang banyak
dikabulkannya doa saat itu).
2. Beberapa hal yang Membatalkan Shalat Jum’at
Yang membatalkan shalat Jum’at adalah semua yang membatalkan shalat fardlu. Yang
membatalkan pahala shalat Jum’at (saat khotbah berlangsung) adalah :
a. Bercakap-cakap atau bergurauan antara sesama jamaah

FIQIH VII/ MTS / SEMESTER GENAP 2020/2021 4


b. Mengingat atau menegur jamaah lain yang sedang bercakap-cakap
c. Tiduran dengan sengaja

TBAH JUM’AT
B. KETENTUAN KHU

Khutbah jum’at wajib


dilaksanakan dengan ketentuan :
a) Pengertian Khotbah Jum’at
Khotbah jum’at adalah pidato
tentang ajaran agama Islam sebagai
rangkaian shalat jum’at. Khotbah
jum’at dilaksanakan setelah adzan
sebelum shalat jum’at.
b) Syarat dan Rukun Khotbah
Jum’at
Khotbah jum’at sebelum shalat jum’at
dilaksanakan. baru dianggap sah
apabila syarat dan rukunnya terpenuhi

1. Syarat Khotbah Jum’at antara lain:

a. Kedua Khutbah hendaknya dilaksanakan setelah tergelincirnya matahari (sesudah masuk


waktu dhuhur )
b. Sewaktu berkhutbah khotib hendaklah berdiri jika mampu, sehingga semua jamaah sholat
jum’at dapat melihat khotib yang sedang khutbah.
c. Hendaknya dengan suara yang keras, kira-kira terdengar oleh jama’ah, sebab maksud
diadakannya khutbah itu ialah untuk memberi pelajaran, amanat dan nasehat pada seluruh
yang hadir sholat jum’at
d. Khatib hendaknya duduk di antara dua khutbah, sekurang-kurangnya berhenti sebentar
sebelum melaksanakan khutbah yang kedua.
e. Khatib menutup aurat, hendaklah berpakaian yang sopan dan rapi
f. Berurutan antara khutbah pertama dan kedua
g. Berdoa untuk kaum muslimin/muslimat pada khutbah kedua.
h. Tertib, yakni berturut-turut antara khutbah pertama dengan khutbah kedua.

2. Syarat Khatib Jum`at


Salah satu syarat sahnya mendirikan shalat jum’at ialah harus didahului khotbah oleh khatib
dengan ketentuan:
a. Muslim yang telah baligh, berakal sehat, dan taat beribadah
b. Mengetahui syarat, rukun dan sunat khutbah jum’at
c. Suci dari hadats dan najis ,baik badan dan pakaian serta tertutup auratnya
d. Fasih mengucapkan al-Qur’an dan Al Hadits
e. Memiliki akhlak yang baik, tidak tercela di mata masyarakat dan tidak melakukan f.
perbuatan dosa
g. Berpenampilan baik, rapi dam sopan.

FIQIH VII/ MTS / SEMESTER GENAP 2020/2021 5


3. Sunnah Kutbah Jum`at
Dalam melaksanakan khutbah jum’at disunnahkan diantaranya:
a. Dilakukan di tempat di atas mimbar atau tempat yang lebih tinggi
b. Memberi salam pada permulaan khutbah jum`at
c. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami, fasih dan jelas, sederhana tidak terlalu panjang
dan juga tidak terlalu pendek.
d. Di sampaikan dengan kalimat yang jelas, sistematik dan temanya sesuai dengan kondisi yang
terjadi pada hari , atau bulan
e. Materi khutbah hendaklah pendek, jangan terlalu panjang sebaiknya shalatnya saja yang
panjang
f. Khatib menghadap jama`ah tidak disyariatkan berputar-putar.

4. Rukun Khotbah Jum’at


Rukun khotbah jum’at yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut

 Khotib harus mengucapkan tahmit (puji-pujian kepada Allah SWT)


Khutbah jumat itu wajib dimulai dengan hamdalah. Yaitu lafaz yang memuji Allah swt.
Misalnya lafaz alhamdulillah, atau innalhamda lillah, atau nahmaduhu. Pendeknya, minimal
ada kata alhamd dan lafaz Allah, baik di khutbah pertama atau khutbah kedua. Contoh
bacaan:

‫ُش ُرْو ِر أَْنف ُِس ََنا‬ ‫ِإِّ ن اْلَح ْم دِ ِهلِل ََنْح َم دُه َو ََنْس تَِْعْينُُه َو َنَْس تَْغ ِفُر ُه َو ََنعُْو ُذ بِاِهلل ِم ْن‬
‫يُْض ِلْل َفََل َهاِدَي‬ ‫وِم ْن َ ََس ِّيئََاِت أَْع َم ُاِلََنا َم ْن َيْهِدِه ُهللا فَََل ُم ِضِّ ل لَُه َو َم ْن‬
ُ‫لَه‬
 Khotib harus mengucapkan shalawat atas Nabi Muhammad saw.
Shalawat kepada nabi Muhammad SAW harus dilafadzkan dengan jelas, paling tidak ada
kata shalawat. Misalnya ushalli ‘ala Muhammad, atau as-shalatu ‘ala Muhammad, atau ana
mushallai ala Muhammad.

Contoh bacaan:

‫ُهلَلاِّ م َص ِّ ل َو َس ِّلْم َع لى ُمَح ِّ مٍد َو َع لى آِل ِه ِو أَْص َح اِبِه َو َم ْن تَِبعَُهْم‬


‫بِإِْح َس اٍن إِلَى يَْو ِم الِّْد ْين‬
.
 Khotib mengucapkan dua kalimah syahadat.
 Khatib berwasiat untuk jamaah tentang ketakwaan dan hal yang dipandang perlu susuai
kondisi jamaah.
Yang dimaksud dengan washiyat ini adalah perintah atau ajakan atau anjuran untuk
bertakwa atau takut kepada Allah SWT. Dan menurut Az-Zayadi, washiyat ini adalah
perintah untuk mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Sedangkan menurut Ibnu Hajar, cukup dengan ajakan untuk mengerjakan perintah Allah.
Sedangkan menurut Ar-Ramli, washiyat itu harus berbentuk seruan kepada ketaatan kepada
Allah.
Lafadznya sendiri bisa lebih bebas. Misalnya dalam bentuk kalimat: “takutlah kalian
kepada Allah”. Atau kalimat: “marilah kita bertaqwa dan menjadi hamba yang taat
Contoh…bacaan:
‫يَاأَِّيَها اِّلَْذ ََي آَم نُْو ا اِّتقُو ا َهللا َح ِّ ق تُقَاتِِه َو َال تَُم ْو تِّ ُن إِّاِل َو أَْنتُْم ُم ْس ِلُم‬
‫ْو ن‬
 Khatib membaca ayat Al-Qur’an pada salah satu khotbah.

FIQIH VII/ MTS / SEMESTER GENAP 2020/2021 6


Minimal satu kalimat dari ayat Al-Quran yang mengandung makna lengkap. Bukan sekedar
potongan yang belum lengkap pengertiannya. Maka tidak dikatakan sebagai pembacaan
AlQuran bila sekedar mengucapkan lafadz: “tsumma nazhar”.
Tentang tema ayatnya bebas saja, tidak ada ketentuan harus ayat tentang perintah atau
larangan atau hukum. Boleh juga ayat Quran tentang kisah umat terdahulu dan lainnya.

Contoh bacaan:

‫فَاْستبَق ُو ا اْلَْخ ْيَر اِت َْأََي َم ا تَُك ونُو ا يَأِْت بُِكُم ُهللا َجِم يع ا ِإَّن َهللا َع لَى ُك‬
‫ِِّل َش ٍئ قَِد يٌر‬
(QS. Al-Baqarah, 2 : 148)
 Khotib berdo’a yang ditujukan kepada muslimin dan muslimat yang berisi permohonan
ampun atas segala dosa.
Pada bagian akhir, khatib harus mengucapkan lafaz doa yang intinya meminta kepada Allah
kebaikan untuk umat Islam. Misalnya kalimat: Allahummaghfir lil muslimin wal muslimat .
Atau kalimat Allahumma ajirna minannar . Contoh bacaan do’a penutup:

‫ْْل‬
‫ َو اْلُم ْؤ ِم ِْنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم ََناِت ا َْح يَاِء ِم ْنُهْم‬،‫اللَُّهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْس ِلِْم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت‬
. ‫ إِنََّك َسِْم ْيٌع قَِْر ْيٌب ُم ِْج ْيُب الِّد َع َو اِت‬،‫َو اْْل َْم َو اِت‬

C. TATA CARA PELAKSANAAN SHALAT JUM’AT

1. Tata Cara pelaksanaan shalat Jum’at


Kamu selalu melaksanakan shalat Jumat, bukan? Sekarang saatnya mengetahui ketentuan
mengenai praktik shalat Jumat. Semoga ibadah shalat Jumat kalian menjadi semakin
sempurna. Walaupun shalat Jumat hanya diwajibkan kepada laki-laki, perempuan juga harus
mengerti tentang tata cara atau ketentuannya. Pada bagian ini kalian akan berlatih shalat
Jumat.Tata cara pelaksanaan shalat Jumat secara umum adalah sebagai berikut.
a. Khatib naik ke mimbar mengucapkan salam, muadzin mengumandangkan adzan yang

b. kedua. Khatib menyampaikan khotbahnya dengan dua kali khotbah diselingi dengan
duduk di

c. antara dua khotbah. Pada saat khotbah dibacakan, jamaah memperhatikan dengan
khusuk, tidak bercakap-

d. cakap, meskipun suara khotbah tidak terdengar. Setelah selesai khotbah, muadzin
mengumandangkan iqamah, sebagai tanda di mulainya

e. shalat Jumat. Jamaah bersiap-siap untuk melaksanakan shalat Jumat.


f. Sebelum shalat dimulai, imam hendaknya mengingatkan makmum untuk merapatkan

g. dan meluruskan sImam memimpin shalat Jumat berjamaah dua rakaat. af serta
mengisinya yang masih kosong.

h. Jamaah disunahkan untuk berdzikir dan berdoa setelah selesai shalat Jumat.

FIQIH VII/ MTS / SEMESTER GENAP 2020/2021 7


i. Sebelum meninggalkan masjid jamaah disunahkan untuk melaksanakan shalat ba’diyah
terlebih dahulu.

2. Tata Cara Khutbah Jum’at


a. Membuat makalah atau naskah praktek khutbah jum’at sebelum membuat naskah atau
makalah khutbah jum’at, perhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Daerah mana kita akan berkhutbah
2) Waktu yang diperlukan ……….. menit
3) Materi disesuaikan dengan masalah dan kondisi yang terjadi di masyarakat
4) Susunlah makalah khutbah pertama dan kedua
5) Siswa-siswi semuanya membuat makalah
b. Makalah Jum’at sebaiknya diperiksa terlebih dahulu oleh Guru Pendidikan Agama untuk

c. saran perbaikannya. Siswa-siswi tampil mendemontrasikan sebagai khatib secara


bergiliran, sedang yang lain menjadi jama’ah
d. Di antara siswa-siswi mengadakan evaluasi dan mendiskusikan penampilan khatib
e. Penampilan terbaik ditinjau dari gaya dan materinya, dapat diajukan menjadi khatib
sesungguhnya di mesjid sekitar atau mushalla sekolahnya.
f. Contoh kerangka makalah khutbah jum’at:

a) Khutbah I (pertama)

1. khotib berdiri di mimbar sambil mengucapkan salam


2. duduk tatkala dikumadangkan adzan
3. selesai adzan khatin berdiri dan membaca rangkaian rukun khutbah:

‫إِّ ن اْلَح ْم دِ ِهلِل َنَْح َم دُه َو ََنْس تَِْعْينُُه َو َنَْس تَْغ ِفُره َو ََنعُْو ُذ بِاِهلل ِم ْن ُش ُرْو ِر أَْنفُِس َنَا‬
‫ أَْش َهُد‬, ُ‫َو َس ِّيئَاِت أَْع َم اِلََنا ََم ْن َيْهِدِه ُُهللا فَََل ُم ِضِّ ل َلُه َو َم ْن ُيُْض ِلْل فَََل َهاِدَي لَه‬
‫أَْن َال إِلَه إِّاِل ُهللا َو أَْش َهُد أِّ َن ُمَح ِّ مد ا َْع ْبدُه َو َر ُسْو لُهُ ُهلَلاِّ م َص ِّ ل َو َس ِّلْم َع لى‬
‫َقاَل ُهللا‬.‫ُمَح ِّ مٍُد َو َع لى آِلِه ِو أَْص َح اِب ِه َو َم ْن تَِبعَُهْم بِإِْح َس اٍن إِلَى يَْو ِم الِّْد ْين‬
‫ يَاأَِّيَها اِّلَْذ ََي آَم نُْو ا اِّتقُو ا َهللا َح ِّ ق تُقَاتِِه َو َال تَُم ْو تِّ ُن إِّاِل َو أَْنتُْم ُم ْس ِلُم ْو َن‬:‫تعَاَلى‬
‫يَاأَِّيَها اِّلِْذ ْيَن آَم نُْو ا اِّتقُو ا هللا َو قُْو لُْو ا َقْو ال َس ِْد ْيد ا يُْص ِلْح َلُك ْم أَْع َم اَلُك ْم َو يَْغ ِفْر َلُك ْم‬
‫ أِّ َم ا َبْعدُ اُْو ِْص ْيُك ْم‬،‫ذُنُْو َبُك ْم َو َم ْن يُِط ع هللا َو َر َُس ْو لَُه َفقَْد فَاَز فَْو زا َع ِظ ْ ْيما‬
‫َو ََنْفِس ي‬
‫ِبتَْقَو ى هللا َو َطاَع ِِتِه لَع َلَُّكْم تُْفِلُحْو ن‬
Memberi wasiat hendaklah disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Dalam memberi wasiat ini
hendaklah membaca ayat Al-Qur’an dan Hadits sebagai dasar wasiat dalam menyampaikan
khutbah
4. Penutup khutbah I (pertama)

Di akhir khutbah pertama ini, marilah kita dekatkan diri kita kepada Allah, dan Selama masih
hidup, manusia senantiasa perlu bertaubat dan istighfar kepada Allah ‘Azza wa Jalla,

FIQIH VII/ MTS / SEMESTER GENAP 2020/2021 8


‫بَاَر َك هللا ِلي َو َلُك ْم فِي اْلقُْر ا َِن اْلعَِظ ْ ْيِم َو ََنَفَع نِْي ِبِه ِم َن االَيَاِت َو الِِّذ ْك ِر‬
‫اْلَح ِْك ْيِم أَقُْو ُل قَْو ِلي َهذَا أَْس تَْغ ِفُر هللا ِلي َو َلُك ْم َو ِلَس اِئِر اْلُم ْس ِلِْم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت‬
‫فَاْستَْغ ِفُرْو ُه‬
‫ِإِّنُه ُهَو اْلَغ فُْو ُر ِّالر ِْح ْيُم‬
Atau dalam kalimat yang lain:

‫َج َع َلََنا ُهللا َو ِايَّاُك ْم ِم َن اْلفَاِئِْز ْيَن اَّلِم ِْنْيَن َو اَْد ِخ ْلََنا َو ِايَّاُك ْم فِْي ُز ْمَرِة الَّصاِلِْح ْيَن اَقُْو ُل‬
‫ق––َْو ِلى ه––ذَا َو اْس تَْغ ِفُر هللا اْلعَِْظْيِم ِلْي َو َلُك ْم َو ِلَس ائِِر اْلُم ْس ِلِْم ْيَن َو اْل ُم ْس ِلَم اِت‬
b. . ‫فَاْستَْغ ِفُرْو ُه اِنَُّه ُهَو اْل َغ فُْو ُر الََّر ِْح ْيِم َو قُْل َر ِّ ِب اْغ ِف ْر َو اَْنَت َْخ ْي ُر ال––َّراِح ِْم ْيَن‬
Khutbah II (kedua)

1. Selesai khutbah pertama khatib duduk sebentar lalu berdiri untuk khutbah kedua
2. Boleh menyampaikan kesimpulan khutbah 1 (pertama) setelah membaca hamdallah, dua
kalimat sahadat dan shalawat atas Nabi Muhammad Saw (seperti pada khutbah pertama di
atas).
3. Setelah itu diakhiri dengan membaca do’a:

‫ اَلِّلُهَّم اْنُصْر َم ْن‬.‫اَلِّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْؤ ِم ِْنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم ََناِت َو اْلُم ْس ِلِْم ْيَن َو اْل ُم ْس ِلَم اِت‬
‫ََنَص َر الِِّْد ْيَن َو اْخ ذُْل َم ْن َخ ذََل اْلُم ْس ِلِْم ْيَن اَلِّلُهَّم اْخ تِْم لَََنا بِاِْالْيَم اِن َو اْخ تِْم َلََنا بُِح ْس ِن‬
‫ َر بََّنَا َهْب َلََنا ِم ْن اَْز َو اِج َنَا َو ذِّ ُِريَِّتَنَا‬.‫اْلَخ اتَِمِة َو َال تَْج عَْل اَِخ ُر اََج لََنَا ِبُسْو ِء اْلَخ اِتَم ِة‬
‫ َر بَََّنا آتَِنَا ِفي الدُّْنَيا َحَس ََنة َو فِي الآلِخ َرِة َحَس َنَة‬.‫قَُّر َة اَْع يٍُن َو اْج َع ْلََنا ِلْلُم تَِّْقْيَن اَِم اما‬
.‫َو ِقََنا َع ذَاَب النَّاِر‬
4. Kalimat penutup khutbah kedua

‫َو اِال ْح َس اِن َو ِْاْيتَاِء ِذ ْى اْلقُْر بَى َو َيْنَهى َع ِن‬ ‫ ِاَّن َهللا يَأُْم ُر بِاْلعَْد ِل‬.‫ِع بَاد ِهللا‬
‫َُّك‬
‫يَِع ُظُك ْم لَع َل ْم تَذ ََّك ُرْو َن فَاْذ ُك ُروا َهللا اْلعَِْظْيَم‬ ‫اْلفَْح ََش آِء َو اْلُم ْنَك ِر َو اْلَبْغ ِي‬
.‫َيْذ ُك ْر ُك ْم َو لَِذ ْك ُر ِهللا اَْك َبُر‬
5. Khatib turun dari mimbar dan bersamaan dengan itu muadzin mengumandangkan iqamah

3. Nilai-nilai Pendidikan Ibadah Shalat Jum’at Seorang muslim yang sudah mukallaf, maka
wajib bagi dirinya untuk melaksanakan shaat jum’at kecuali ada udzur pada dirinya, apabila
ditarik dalam garis dunia pendidikan Islam, maka ibadah shalat jum’at memiliki hikmah yang
mulia yang dapat dijabarkan dalam rangkaian nilai sebagai berikut:
a. Disiplin waktu
Shalat jum’at adalah shalat fardhu pekanan yang hanya dilaksanakanpada hari Jum’at dengan
waktu yang khusus, yaitu pada shalat dhzuhur. Dengan pelaksanaan shalat Jum’atmendidik
umat untuk menggunakan waktu pada hari Jum’at sebaik mungkin dan bersegera untuk
melaksanakan shalat jum’at dan meninggalkan sementara urusan duniawi.
b. Memilih untuk mengingat Allah dan tidak hubbundunya (cinta dunia)
Sikap ini tergambar dengan firman Allah SWT QS. Al-Jum’ah: 9 dalam penjelasan ayat ini
menuntun manusia agar tidak terpedaya dunia ketika seruan Allah SWT telah datang. Shalat
jum’at itu lebih baik disisi Allah daripada perdagangan dan permainan.
c. Nilai kebersamaan
Nilai ini tergambar dalam tata caa shalat jum’at yang ditunaikan secara berjama’ah. Bahkan
dalam pelaksanaannya, dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Ibnu Qoyyim Al
Jauziyah menyatakan bahwa shalat jum’ah adalah fardhu Islam yang paling kuat dan
merupakan pertemuan orang-orang muslim yang paling besar karena dilakukan secara

FIQIH VII/ MTS / SEMESTER GENAP 2020/2021 9


berjamaah. Dan menjadi salah satu media 8ntuk berkumpul bagi para penduduk karena tidak
ada shalat jum’at yang dikerjakan sendiri di rumah.
d. Nilai menghargai orang lain
Nilai ini tergambar dalam pelaksanaan shalat jum’at pada saat khotib sedang menyampaikan
khutbahnya. Dalah shalat jum’at setiap ,uslim diharuskan untuk mendengarkan khutbah, dan
jika tidak maka disebut laghaw (sia-sia). Dan barang siapa yang termasuk laghaw maka
dianggap tidak mengikuti jum’ah.
e. Membiasakan hidup bersih dan rapi Hal ini dapat terlihat dan tergambar dari aktivitas yang
dianjurkan ketika hendak melaksanakan shalat jum’at yaitu mandi dan memakai wewangian

BAB VI
DAHSYATNYA AJARAN ISLAM
DIBALIK KEWAJIBAN ADA KERINGANAN

KETENTUAN SHALAT JAMA’, QASHAR , JAMA’ QASHAR

DAN SHALAT DALAM KEADAAN DARURAT

Ibadah shalat merupakan ibadah yang tidak dapat ditinggalkan walau dalam keadaan apapun. Hal ini
berbeda dengan ibadah-ibadah yang lain seperti puasa, zakat dan haji. Jika seseorang sedang sakit
pada bulan ramadhan dan tidak mampu untuk berpuasa, maka ia boleh tidak berpuasa dan harus
menggantinya pada hari lain. Orang yang tidak mampu membayar zakat ia tidak wajib membayar
zakat. Demikian pula halnya dengan ibadah haji, bila seseorang tidak mampu maka tidak ada
kewjiban baginya.
Shalat adalah ibadah yang wajib dilaksanakan bagi setiap muslim selama masih memiliki akal dan
ingatannya masih normal. Kewajiban tersebut harus dilakukan tepat pada waktunya. Halangan untuk
tidak mengerjakan shalat hanya ada tiga macam, yaitu hilang akal seperti gila atau tidak sadar,
karena tidur dan lupa (namun demikian ada kewajiban mengqadha di waktu lain). Betapa
pentingnya ibadah shalat ini, Rasulullah pernah bersabda:

‫اْلعَْهُد الَِّذ ي َبْينَََنا َو َبْيَنَُهْم الَّص ََلةُ فََم ْن تََرَك َها َفقَْد َك فَر‬
“Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah shalat, karenanya barangsiapa yang
meninggalkannya maka sungguh dia telah kafir.” (HR. At-Tirmizi dan An-Nasai) Dalam hadits lain:
‫ِ ِإَّن َْبَْي الَّرُج ِل َو َْبَْي ِّ الِش ْر ِك َو اْلُك ْفِر تَْر َك الَّص ََلة‬
“Sungguh yang memisahkan antara seorang laki-laki (baca: muslim) dengan kesyirikan dan
kekufuan adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim no. 82)

Namun demikian Allah SWT tidak membebani hambanya dengan sesuatu yang tidak mampu
dikerjakan hambanya.
Shalat Jama’ dan Qashar merupakan suatu keringana (rukhsah) yang diberikan Allah SWT kepada
semua umat Islam yang sedang kesulitan dalam menjalankan ibadah shalat, seperti seseorang
terancam jiwanya, hartanya, atau kehormatanya. Untuk mengetahui lebih jauh pembahasan
mengenai shalat jama’ dan Qashar serta shalat dalam keadaan darurat, ikuti pembahasan berikut ini.

A. KETENTUAN SHALAT JAMA’ , QASHAR, DAN JAMA’ QASHAR

1. SHOLAT JAMA’

FIQIH VII/ MTS / SEMESTER GENAP 2020/2021 10


Secara bahasa, jama’ artinya mengumpulkan, sedangkan menurut istilah syariat Islam, shalat
Jama’ adalah mengumpulkan dua shalat fardlu yang dilakukan secara berurutan dalam satu
waktu.
Hal ini merupakan rukhshah (keringanan) dari Allah dalam melaksanakan shalat dalam keadaan
tertentu.
Menjamak shalat hukumnya mubah atau boleh bagi orang yang sudah memenuhi syarat.
Sabda Rasulullah saw :

‫َع ْن اََنٍَس َرِض َي ُهللا َع ْنُه قَاَل كاَن َر ُسوُل ِهللا َص لَّى ُهللا َع َْلْيِه َو َس لْم اِذ ا َرِح َل َْقََب اَْن‬
‫تَِْز ْيَغ الَش ْم ُس اِخ َر الُظْهِر ِالى َو ْقِت العَْص ِر ثَُّم َنََز َل يَْج َم ُع َبْيَنَُهَم ا فَِاْن َز اَغ ْت‬
‫الَش ْم ُس َْقْبَل اَْن يَْر تَِح َل َص لَّى الُظ ْهَر ثَُّم َر ِكَب‬
Artinya : "Dari Anas ia berkata : Rasulullah SAW apabila berangkat sebelum
tergelincir matahari, maka beliau akhirkan shalat zhuhur ke Ashar, kemudian (dalam
perjalanan) beliau turun (dari kendaraan) menjamakkan kedua shalat itu. Apabila beliau
berangkat sesudah tergelincir matahari, maka beliau kerjakan shalat dhuhur baru
berangkat naik kendaraan" (HR. Bukhari dan Muslim)
a. Macam-macam Shalat Jama’
1) Jamak Taqdim, adalah mengumpulkan dua shalat wajib dikerjakan pada waktu yang
pertama (awal). Jamak taqdim ada dua macam yaitu :
 Mengumpulkan shalat dhuhur dan shalat ashar, dikerjakan pada waktu
Zhuhur.
 Mengumpulkan shalat maghrib dan shalat isya', dikerjakan pada waktu
Maghrib
2) Jamak Ta'khir, adalah mengumpulkan dua shalat wajib yang dikerjakan pada waktu
yang kedua (akhir). Jamak ta'khir ada dua macam, yaitu :
 Mengumpulkan shalat Dhuhur dan shalat Ashar, dikerjakan pada waktu
Ashar.
 Mengumpulkan shalat Maghrib dan shalat Isya', dikerjakan pada waktu
Isya' a. Shalat yang Boleh Dijama’
Menurut sunah Rasulullah saw, shalat yang boleh dijama’ adalah shalat dzuhur dijamak dengan
shalat Ashar dan shalat maghrib dijamak dengan shalat isya’. Shalat Subuh tidak boleh
dijama’ sehingga shalat Subuh harus dilaksanakan secara terpisah dengan shalat yang lain.
Jadi, shalat Subuh tetap dilaksanakan pada waktunya.

b. Syarat Shalat Jama’


Setiap orang Islam diperbolehkan menjama’ shalat apabila terpenuhi syarat sebagai berikut:
a) Musafir yakni: orang yang sedang dalam perjalanan dan perjalanannya tidak untuk
maksiat.
b) Jarak perjalanan minimal 80.64 km ( menurut sebagian ulama` tidak disyaratkan
jarak jauhnya perjalanan sebagaimana tersebut di atas (jauh dekat sama saja)
c) Tidak boleh makmum dengan orang yang mukim
d) Dalam keadaan tertentu, seperti : sedang sakit, hujan lebat
e) Berniat shalat jamak
 Syarat Jama’ Ta’qdim
a. Dikerjakan dengan tertib; yakni dengan shalat yang pertama misalnya zhuhur dahulu,
kemudian ashar. Dan maghrib dahulu kemudian isya.
b. Niat jama’ dilakukan (dilahirkan) pada shalat pertama.
c. Berurutan antara keduanya; yakni tidak boleh disela dengan shalat sunat atau lain-lain.

 Syarat Jama’ Ta’khir


1) Niat jama’ ta’khir dilakukan pada shalat yang pertama.
2) Masih dalam perjalanan tempat datangnya waktu yang kedua.

FIQIH VII/ MTS / SEMESTER GENAP 2020/2021 11


 Shalat Jama’ Bagi Yang Tidak Musafir
Orang yang bukan musafir, boleh juga mengerjakan jama’ shalat kalau dalam keadaan
darurat. Misalnya orang yang sedang mengerjakan shalat berjama’ah di mesjid di suatu
tempat khusus seperti di mesjid atau mushalla, kemudian turun hujan lebat yang
menghalangi orang untuk pulang dan kembali lagi untuk berjama’ah.
Melanjutkannya haruslah dengan syarat-syarat sebagai berikut:
Hujan lebat hingga menyulitkan perjalanan.
‫اََّن‬
‫النَّب ِّ ِِي َص لَّى ُهللا َع َْلْيِه َو َس لََّم َج َم َع َْبْيَن اْلَم ْغ ِر ِب َو اْلِع َش اِء فِى َّْلَّيٍَة‬
(‫ )رواه البخارى‬.‫َم ِ ْطْيَرٍة‬
“Bahwasanya Nabi Saw. Menjama’ shalat Maghrib dan ‘Isya di malam yang hujan
lebat”. (HR. Bukhari)

d. Cara Melaksanakan Shalat Jama’ Takdim


1) Shalat Dzuhur dan shalat Ashar dikerjakan pada waktu shalat Dzuhur. Mula-mula kita
mengerjakan shalat dzuhur empat rakaat. Pada saat itu juga, kita berniat akan
melaksanakan shalat ashar pada waktu shalat Dzuhur. Setelah mengerjakan shalat
Dzuhur, kita membaca iqamah, diteruskan mengerjakan shalat Ashar empat rakaat. Tata
caranya sebagai berikut :
Berniat shalat dhuhur dengan jama’ takdim 
‫اَُص ِل ْي َفْر َض ا ْل ُظْه ِر ا َْر َب َع َر َك َع ا ٍت َم ْج ُم ْو ع ا ِا َل ْيِه ا ْل‬
‫َع ْص ِر ا َد َاء ِهلِل ت ََع ا َلى‬
 Takbiratul ihram
 Shalat dhuhur empat rakaat seperti biasa
 Salam
Berdiri lagi dan berniat shalat ashar 
‫اَُص ِل ْي َفْر َض ا ْلَع ْص ِر ا َْر َبَع َر َك َعا ٍت َم ْج ُم ْو ع ا ِا َلى ا‬
 ‫لُظ ْه ِر ا َد َاء ِلَل ِه ت ََع ا َلى‬
 Takbiratul ihram
 Shalat ashar empat rakaat seperti biasa  Salam
2) Shalat Maghrib dan shalat Isya’ dikerjakan pada waktu shalat Maghrib. Mula-mula kita
akan mengerjakan shalat Maghrib tiga rakaat. Pada saat itu juga, kita berniat akan
melaksanakan shalat Isya pada waktu shalat Maghrib. Setelah selesai mengerjakan shalat
Maghrib, kita menyerukan iqamah, lalu mengerjakan shalat Isya’ sebanyak empat rakaat.
Tata caranya sebagai berikut :
Berniat shalat maghrib dengan jama’ takdim 
‫ا َُص ِلي َفْر َض ا لَم ْغ ِر ِب ثَََل َث َر َك َعا ٍت َم ْج ُم ْو ع ا ِا َل ْيِه ا‬
‫لِع َش اِء ا َد َاء هلل تعا لى‬
 Takbiratul ihram
 Shalat maghrib tiga rakaat seperti biasa
 Salam
Berdiri lagi dan berniat shalat isya’ 
‫ا َُص ِلي َف ْر َض الِع َش اِء ا َْر َبَع َر َك َع ا ٍت َم ْج ُم ْو ع ا ِا َلى ا لَم‬
 ‫ْغ ِر ِب ا َد َاء هلل تعا لى‬
 Takbiratul ihram
 Shalat isya’ empat rakaat seperti biasa
 Salam

e. Cara Melaksanakan Shalat jama’ Takhir


1) Shalat Dzuhur dan shalat Ashar dikerjakan pada waktu shalat Ashar. Ketika masih dalam
waktu shalat Dzuhur, kita berniat bahwa shalat Dzuhur akan dikerjakan pada waktu

FIQIH VII/ MTS / SEMESTER GENAP 2020/2021 12


shalat Ashar. Setelah masuk waktu shalat Ashar, kita mengerjakan shalat Dzuhur
sebanyak empat rakaat. Selesai shalat Dzuhur, kita menyerukan iqamah dan langsung
mengerjakan shalat Ashar.
Tata caranya sebagai berikut :
Berniat shalat dzuhur dengan jama’ takhir 
‫اَُص ِلي َف ْر َض ا لُظ ْهِر اَْر َبَع َر َك َعا ٍت َم ْج ُم ْو عا ِا َلَى ا لَع‬
‫ْص ِر ا َد َاء هلل تعا لى‬
 Takbiratul ihram
 Shalat dzuhur empat rakaat seperti biasa
 Salam
Berdiri lagi dan berniat shalat ashar 
‫اَُص ِلي َف ْر َض ا لَع ْص ِر اَْر َبَع َر َك َع ا ٍت َم ْج ُم ْو ع ا ِا َلْي ِه‬
 ‫ا ل ُظْه ِر ا َد َء هلل تعا لى‬
 Takbiratul ihram
 Shalat ashar empat rakaat seperti biasa
 Salam
2) Shalat Maghrib dan shalat isya’ dikerjakan pada waktu shalat isya’. Ketika masih dalam
waktu shalat Maghrib, kita berniat mengerjakan shalat Maghrib pada waktu shalat isya’
(jama’ Takhir). Setelah masuk waktu shalat isya, kita mengerjakan shalat Maghrib tiga
rakaat, kemudian menyerukan iqamah dan terus mengerjakan shalat Isya’ empat rakaat.
Tata caranya sebagai berikut :
Berniat shalat maghrib dengan jama’ takhir 
‫اَُص ِلي َف ْر َض ا لَم ْغ ِر ِب ثَََل َث َر َك َع ا ٍت َم ْج ُم ْو عا ِا َلى ا لِع‬
‫َش اِء ا َد َاء هلل تعا لى‬
 Takbiratul ihram
 Shalat maghrib tiga rakaat seperti biasa
 Salam
Berdiri lagi dan berniat shalat isya’ 
‫ا َُص ِل ي َف ْر َض الِع َش اِء ا َْر َبَع َر َك َع ا ٍت َم ْج ُم ْو ع ا ِا َل ْيِه‬
 ‫ا لَم ْغ ِر ِب ا َد َاء هلل تعا لى‬
 Takbiratul ihram
 Shalat isya’ empat rakaat seperti biasa
 Salam
Dalam menjama’ shalat, baik shalat Jama’ takdim maupun jama’ Takhir, diantara kedua shalat
tersebut tidak boleh disela dengan dzikir karena shalat tersebut seakan akan satu shalat/ satu
waktu

2. SHALAT QASHAR
Qashar menurut bahasa berarti meringkas, sedangkan shalat qashar adalah meringkas
shalat wajib empat raka`at menjadi dua raka`at. Mengqashar shalat bagi orang yang
memenuhi syarat hukumnya mubah (boleh) karena merupakan rukhshah (keringanan)
dalam melaksanakan shalat bagi orang -orang yang sudah memenuhi syarat.
Shalat yang boleh diqashar adalah shalat zhuhur, ashar dan isya. Shalat Maghrib dan
Subuh tidak boleh diqashar karena jumlah rakaatnya tidak empat rakaat. Firman Allah
SWT.
:

‫َو ِإَذ ا َض َر ْبُتْم ِفي اْْل َْر ِض َفَلْيَس َع َلْيُك ْم ُجَناٌح َأْن َتْقُصُروا ِم َن الَّص ََلِة ِإْن ِخ ْفُتْم‬

‫َأْن َيْفِتَنُك ُم اَّلِذ يَن َكَفُرواۚ ِإَّن اْلَك اِفِر يَن َك اُنوا َلُك ْم َع ُد ًّو ا ُم ِبين ا‬

FIQIH VII/ MTS / SEMESTER GENAP 2020/2021 13


Artinya : "Dan apabila kamu bepergian di atas bumi, maka tidaklah mengapa kamu
meringkas shalatmu jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang
kafir itu adalah musuh kamu yang amat nyata`: (QS. An Nisa : 101)

Dalam prakteknya, shalat qashar dilaksanakan bersamaan shalat jama`, jarang shalat qashar
dilaksanakan sendiri/tidak bersamaan shalat jama. Dengan demikian, shalat jama` qashar
adalah shalat jama` yang dilaksanakan dengan cara qashar/diringkas.

Hukum shalat qashar itu boleh, sebagaimana firman Allah Swt:

.‫َو ِِاذَا َض َر بْتُْم فِى ااْل َْر ِض فَلَيَْس عَلَيْكُْم ُج نَاٌح اَْن تَقْص ُُر ْو ا ِم َن الصَّلََو اِة‬
“Apabila kamu mengadakan perjalanan di atas bumi (di darat maupun di laut) maka tidak
ada halangan bagimu untuk memendekkan shalat”. (QS. An-Nisa’, ayat 101)

Menurut madhab Syafi’i dinyatakan lebih baik mengqashar bagi orang yang musafir yang
cukup syarat-syaratnya. Demikian berdasarkan hadits sebagai berikut:

‫َلَّى ُهللا ع‬f‫ُْو ُل ِهللا ص‬f‫َاَل َر س‬f‫ ق‬: ‫َاَل‬f‫عَِن ابِْن عَُمَر َرِض َي ُهللا عَنُْه تَعَالَى عَن ُْه ق‬
.‫ ِاَِّن َهللا تَعَالَى يُِح ُّب اَْن تُْؤ تَى ُر َخ صُُه كََم ا يَكَْر ُه اَْن تُْؤ تَى َم عِْص يَتُُه‬: ‫ََليِْه َو سَلََّم‬
‫)رواه‬
(‫احمد وصححه ابن خزيمة وابن حبان‬

Dari Ibn Umar r.a. ia berkata: rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala suka
(senang) apabila segala kelonggarannya diterima (dilaksanakan oleh kamu), sebagai mana Ia
sangat benci apabila segala kemaksiatannya dikerjakan oleh kamu”(H.R.Ahmad)

a. Syarat Sah Shalat Qashar


1. Orang yang boleh mengqashar adalah musafir yang bukan karena maksiat seperti
pergi haji, silaturrahmi kesanak keluarga/teman,pergi mencari rezeki, berniaga dan
sebagainya
2. Berniat mengqashar pada waktu takbiratul ikhram.
3. Jarak perjalanan sekurang-kurangnya dua hari perjalanan kaki, atau dua marhalah (yaitu
sama dengan 16 farsah). Keterangan ini berdasarkan hadits Nabi Saw:
‫ك‬
‫َاَن ابُْن ُع َم َر َو ابُْن عَب َّاٍس َرِض َى ُهللا عَنْه ُْم يَقْص َُر اِن َو يُفِْط َر اِن‬
‫فِىاَْر بَعَِت بُُر ٍد‬
(‫ )رواه البخارى‬.‫َو ِهَي ِس تَُّة عََش َر فَْر سًَخ ا‬
“Pernah Ibn Umar dan Ibnu Abbas ra. mengqahar dan berbuka dalam perjalanan sejauh
empat burud, yaitu enam belas farsakh”. (HR. Bukhari)
b. Cara Melaksanakan Shalat Qashar

‫ اَُص لى َف ْر َض الُظ ْه‬Niat shalat dzuhur 


‫ِر َر ْك َع ت َْيِن َق ْص ر اِا هلل تََع ا َلى‬
 Takbiratul ihram
 Shalat

FIQIH VII/ MTS / SEMESTER GENAP 2020/2021 14


3. SHOLAT JAMAK QOSHOR
Shalat Jama’ Qashar adalah dua shalat fardlu yang dikerjakan secara berurutan dalam satu
waktu dan jumlah rakaatnya diringkas. Apabila dikerjakan pada waktu shalat yang awal,
disebut Jama’ Qashar Takdim. Apabila dikerjakan pada waktu shalat akhir, disebut shalat
Jama’ Qashar Takhir.

a. Shalat Jama’ Takdim dengan Qashar


1. Shalat Dzuhur dan Ashar
Cara mengerjakannya, yaitu shalat Dzuhur dua rakaat, kemudian dilanjutkan shalat Ashar
dua rakaat. Shalat Dzuhur dan Ashar ini dikerjakan pada waktu Dzuhur. Bacaan dan
gerakannya seperti shalat Dzuhur dan Ashar, yang berbeda hanya niatnya.
: Lafadz niat shalat dhuhur qoshor jamak takdim

‫اَُص ِِّلى َفْر َض الُّظْهِر َر ْك َع َْتَِي قَْص را َم ْج ُم ْو عا اَِْلْيِه اْلعَْص ُر اَد َاء ِهلِل تََع‬

‫الَى‬
Lafadz niat shalat ashar qoshor jamak takdim :

2. Shalat Maghrib dan Isya’ Cara mengerjakannya, yaitu shalat Maghrib dahulu tiga
rakaat, kemudian dilanjutkan shalat Isya’ dua rakaat. Shalat Maghrib dan Isya’ ini dikerjakan pada
waktu Maghrib. Bacaan dan gerakannya seperti shalat Maghrib dan Isya’ yang biasa kita kerjakan,
yang berbeda hanya niatnya. Lafadz niat sholat maghrib jamak takdim : ‫اَُص ِِّلى َفْر َض اْل َم‬
‫ْغ ِر ِب ث َََل َث َر َك عَاٍت َم ْج ُم ْو عا اَِْلَِي اْلِع َش اُء اَد َاء ِهلِل تَع َالَى‬
Lafadz niat sholat isya’ qoshor jamak takdim :

‫اَُص ِِّلى َفْر َض اْل ِع َش اِء َر ْك َع َْتَِي َقْص را َم ْج ُم ْو عا ِا َلَى اْل َم ْغ ِرِب اَد َاء ِهلِل‬
‫تَع َاَلى‬
b. Shalat Jama’ takhir dengan Qashar
Contoh shalat Jama’ Takhir dengan qashar adalah shalat Dzuhur dan Ashar. Cara mengerjakannya
adalah shalat Dzuhur dahulu dua rakaat, kemudian dilanjutkan shalat Ashar dua rakaat.Shalat
Dzuhur dan Ashar ini dikerjakan pada waktu Ashar. Gerakan dan bacaannya seperti shalat Dzuhur
dan Ashar yang biasa kita kerjakan, yang berbeda hanya niatnya. Lafadz niat sholat ashar qoshor
jamak takhir : ‫اَُص ِِّلى َفْر َض اْل َع ْص ِر َر ْك عََْتَِي قَْص را َم ْج ُم ْو عا ا َِْلَِي الُّظْهِر اَد‬
‫َاء ِهلِل تَع َالَى‬
‫ اَُص ِِّلى‬: Lafadz niat sholat dhuhur qoshor jamak takhir
‫َف ْر َض اِّلُظْه ِر َر ْك َع َْتَِي قَْص را َم ْج ُم ْو عا اِلَى اْلعَْص ِر اَد َاء ِهلِل تَع َالَى‬
‫َْت‬
‫ اَُص ِِّلى َفْر َض اْلِع َش اِء َر ْك َع َِي‬: Lafadz niat sholat isya’ qoshor jamak takhir
‫قَْص را َم ْج ُم ْو عا اَِْلَِي اْل َم ْغ ِرِب اَد َاء ِهلِل تََع الَى‬
Lafadz niat sholat maghrib jamak takhir :

‫َََل‬
‫اَُص ِِّلى َفْر َض اْل َم ْغ ِر ِب ث َث َر َك عَاٍت َم ْج ُم ْو عا ِالََى اْلِعَش اِء اَد َاء ِهلِل تَع َالَى‬
4. HIKMAH SHOLAT JAMAK DAN QOSHOR

FIQIH VII/ MTS / SEMESTER GENAP 2020/2021 15


1. Shalat jamak dan Qashar merupakan rukhsah (kemurahan) dari Allah SWT terhadap
hamba-Nya manakala kita sedang bepergian sehingga dapat melaksanakan ibadah
secara mudah sesuai dengan kondisinya
2. Melaksanakan shalat secara jamak dan Qashar mengandung arti bahwa Allah SWT
tidak memperberat terhadap hamba-Nya karena sekalipun shalatnya dikumpulkan
dan diringkas tetapi tidak mengurangi pahalanya.
3. Disyariatkan shalat jamak dan Qashar supaya manusia tidak berani meninggalkan shalat
karena ia dapat melaksanakan dengan mudah dan cepat.

B. KETENTUAN SHOLAT DALAM KEADAAN DARURAT


Ibadah sholat adalah ibadah yang sangat penting dan tidak boleh ditinggalakan walau dalam
keadaan situasi dan kondisi bagaimanapun. Perintah shalat wajib lima waktu berlaku untuk
semua orang mu’alaf, termasuk mereka yang sakit selama ingatanya masih ada. Orang yang sakit
mungkin mengalami kesulitan dalam pelaksanaan shalat. Oleh sebab itu, Allah SWT dan rasul-
Nya meemberikan keringanan (rukhsoh), sesuai dengan kondisi masing-masing. Hal tersebut
didasarkan pada firman Allah SWT , dalam surah Al-Baqarah Ayat 286

ۚ‫َال ُيَك ِِّلُف ُهَّللا َنْفس ا ِإَّال ُو ْس َعَها‬

yang artinya,”:Allah SWT tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan


kesanggupannya....”

Begitu pentingnya shalat dalam Islam sehingga dalam keadaan bagaimanapun, seseorang tidak
diperkenankan meninggalkan shalat wajib meskipun dalam keadaaan sakit, naik kendaraan, atau
perang.
Sehubungan dengan hal itu, Islam telah mengatur melakukan shalat dalam keadaan darurat.

1. Shalat dalam keadaan Sakit


Dalam keadaan bagaimanapun, shalat tidak boleh ditinggalkan. Islam telah memberi rukhsah
atau keringanan pada umatnya dalam menjalankan shalat, misalnya dalam keadaan sakit,
bepergian , naik kendaraan, atau dalam suasana perang.

، ‫ فَإِْن َلـْم َيْستَِط ْع َص ِّلٰـ ى قاَِع دا‬، ‫يَُص ِِّلْي اْلَم ِْر ْيُض قَاِئما إِِن اْستََطاَع‬
‫ َو َج عََل‬، ‫فَإِْن َلْم يَْس تَِط ْع أَْن يَْس ُجد أَْو َم أَبَِراْء ِس ِه‬
‫ فَإْن لَْم يَْس تَِط ْع أَْن يَُص ِِّلَي قَاِع دا صِّلٰـ ى َع ٰل ى‬،‫ُسُجْو دَه أَْخ ف َُْْْلََض ِم ْن ُر ُك ْو َِعِه‬
‫َْْْل‬
، ‫ فَإِْن لَْم َيْستَِط ْع أَْن يَُص ِِّلَي َع ٰل ى َج ْنِبِه ا ِن‬،‫َج ْنِبِه ا ََيِن ُم ْستَْقبَِل اْلِْقْبلَِة‬
‫ََي‬
(‫ )رواه الدار قطني‬.‫َص ِّلٰـ ى ُم ْستَْلِقـيا ِرْج لَُه ِمَّم ا َيِلي اْلِْقْبَلَة‬
“Orang yang sakit jika hendak melakukan shalat, apabila mampu berdiri, maka shalatnya
dengan berdiri, apabila tidak mampu berdiri, maka dengan duduk, apabila tidak mampu sujud,
maka dengan isyaroh dan menjadikan sujudnya lebih rendah daripada ruku’nya, apabila tetap
tidak mampu, maka dengan tidur miring sambil menghadap qiblat, apabila tidak masih
mampu, maka dengan mengarahkan kakinya ke arah qiblat (tidur terlentang).” (HR. Ad
Daruquthni)

Tata Cara Shalat bagi Orang Sakit  Cara shalat dengan duduk
Orang sakit yang shalat dengan duduk, duduknya adalah duduk iftirasy (duduk antara dua
sujud) atau menurut kemampuanya. Adapun bacan dalam shalat, seperti niat,

FIQIH VII/ MTS / SEMESTER GENAP 2020/2021 16


takbiratul ihram, bacaan doa
iftitah, bacaan surah al-Fatihah,
bacaan surah selain Al-Fatihah,
ruku’, sujud, dan seterusnya sama
dengan shalat sambil berdiri.
Gerakan ruku’ cukup dilakukan dengan membungkukan badan dengan sekedarnya.Iktidal d

 Cara Shalat dengan Berbaring (Tidur miring)


Apabila seseorang yang sakit mengerjakan shalat dengan berbaring, hendaklah ia berbaring
kesebelah kanan dengan menghadap kiblat. Bagi orang Indonesia berada disebelah
timur ka’bah, shalat dilakukan dengan membujur kearah utara sehingga kaki berada
disebelah selatan.

 Cara shalat dengan Telentang


Apabila seseorang sakit dan mengerjakan shalat dengan telentang, hendaklah kedua kakinya
dihadapkan kearah kiblat. Jika memungkinkan , kepalanya diberi bantal agar
mukanya dapat menghadap kearah kiblat. Dengan demikian, ia tidur dengan kepala
berada disebelah timur dan kaki disebelah barat.

Bacaan dalam shalat telentang sama dengan shalat sambil berdiri.Gerakan dalam shalat nya sama
dengan gerakan shalat sambil berbaring (tidur miring). Jika seseorang yang mengerjakan shalat
dengan telentang sudah tidak mampu lagi memberikan isyarat, baginya tidak wajib melakukan
apa-apa.
2. Shalat dalam Kendaraan
Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam kaitanya dalam shalat dalam kendaraan yaitu, tata
cara bersuci dan praktik shalat dalam kendaraan.
 Tata cara bersuci dalam Kendaraan
Apabila kamu sedang dalam kendaraan (naik bus misalnya) dan tidak ada kesempatan untuk
turun mengambil air wudlu, lakukan tayamum.
Tata cara tayamum yang pertama :
Tepukan kedua tanganmu pada dinding kendaraan atau kursi bagian belakang yang ada
didepanmu.Usapkan sekali untuk wajah dan teruskan (tidak usah menepukan
tangan lagi) kedua telapak tanganmu bagian luar sampai pergelangan tangan.
Sabda Rosululloh s.a.w. :

FIQIH VII/ MTS / SEMESTER GENAP 2020/2021 17


‫أ‬‫قا ََل الن َِّبُّي َص لَّى هللاُ َع ل َْيِه َو َس لََّم ا ِن ََّم ا َك اَن َي ْك ِف ْيَك‬
‫ُُخ‬
‫ا‬‫َْن ت َْض ِر َب بَِك ف َّْيَك ِفى الت َُّر اِب ث َُّم ت َْنف ِف ْي ِهَم‬
(‫ثَُّم ت َْم َس َح ِب ِهَم ا َو ْج َه َك َو َك ف َّْيَك إِلَى الُّر ْس َْغ َِي )رواه دار قطنى‬
Artinya : Berkata Nabi s.a.w.” Sesungguhnya cukuplah bagimu apabila kau
pukulkan kedua tapak tanganmu ke tanah, kemudian engkau embus kedua
tanganmu itu, kemudian engkau sapukan kedua tanganmu itu ke muka dan
tanganmu hingga ke pergelangan.” ( HR. Daruqutni )
Wakaffaika diakhir hadis, menjadi alasan bagi orang yang
berpendapat, bahwa yang wajib disapu dari tangan ketika tayamum hanya dua
tapak tangan saja, tidak usah sampai ke siku.
Tata cara tayamum yang kedua :
Tepukan kedua tanganmu pada dinding kendaraan atau kursi bagian belakang yang ada
didepanmu.Usapkan sekali untuk wajah kemudian tepukkan lagi kedua telapak
tanganmu pada tempat yang berbeda ( jangan pada tempat debu yang pertama )
kemudian usapkan sekali pada kedua tanganmu sampai siku-siku.
Niat tayamum :

‫ضا ِهلِل تَع َالَى‬ ‫ََنَْو ْيُت التََّيُم َم ِاِل ْس ِتبَاَحِة الَّص ََلِة فَْر‬
Artinya : “ aku niat tayamum untuk ibadah sholat karena Allah Ta’ala.”
 Praktik Shalat dalam Kendaraan
Setelah selesai tayamum, lakukan shalat dengan berbagai cara sebagai berikut.

 Apabila tidak mungkin melakukan shalat dengan berdiri (karena takut terjatuh
dan sebagainya), lakukanlah shalat dengan duduk ditempat dudukmu.
 Apabila tidak mungkin dapat ruku’ dan sujud sebagaimana mestinya, lakukan

 dengan isyarat saja. Agar tidak terganggu oleh orang-orang yang berada dikanan
atau kirimu, beritahu

 Apabila perjalanan cukup jauh, engkau dapat melakukan shalat dengan cara
kepada mereka bahwa engkau akan mengerjakan shalat. menjama’ atau
mengqasharnya.
 Usahakan agar pada waktu takbiratul ihram engkau dapat menghadap kiblat. Jika
tidak dapat (misalnya kendaraan terus menuju kearah timur, utara, dan selatan),

 niatkan dihatimu bahwa engkau menghadap kiblat. Gerakan salam tetap


dilakukan kekanan dahulu, walaupun saat itu kendaraan tidak menghadap kearah
barat.

FIQIH VII/ MTS / SEMESTER GENAP 2020/2021 18


MENYEMPURNAKAN IBADAH
BAB
DENGAN VII SUNAH
SHALAT

KETENTUAN SHOLAT SUNAH

Shalat-shalat diluar shalat fardlu disebut shalat sunah. Shalat sunah disyariatkan kepada umat Islam
selain untuk menyempurnakan (menambah atau menambal) kekurangan shalat-shalat fardlu, juga
keutamaan yang dimilikinya tidak terdapat pada amalan-amalan lain.
Berdasarkan hukumnya, shalat sunah dibedakan menjadi dua, yaitu sunah muakad dan sunah ghairu
muakad. Shalat sunah apa sajakah yang termasuk shalat sunah muakad dan sunah ghairu muakad?
Simaklah uraian materi berikut ini!
A. Ketentuan Shalat Sunah Muakad
Shalat sunah muakad adalah shalat sunah yang dikuatkan (selalu dikerjakan Rasulullah saw.
dan jarang ditinggalkannya). Oleh karena itu, setiap muslim yang ingin melaksanakan shalat
sunat muakad, sebaiknya mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan ketentuan shalat tersebut.
Bagaimana ketentuan melaksanakan shalat sunah muakad? Bagaimana pula cara
melaksanakannya? Untuk memahami ketentuan dan tata cara melaksanakan shalat sunah
muakad, simak beberapa ketentuan berikut!
Cara melaksanakan shalat sunah muakad sama dengan melaksanakan shalat wajib, yang
membedakan hanyalah “niat” dan ”waktu” pelaksanaanya. Beberapa hal yang perlu

diperhatikan, yaitu 1. Tidak didahului adzan dan iqamah :


2. Dilaksanakannya secara munfarid (sendirian), kecuali shalat sunah Idain
3. Dimulai dengan niat sesuai dengan jenis shalatnya
4. Dilaksanakan dengan dua rakat salam,
5. Tempat melaksanakan sunah muakad sebaiknya berbeda dengan shalat wajib (dengan

6. berpindah tempat atau bergeser dari tempat semula) Bacaan sunah ada yang dibaca sirri
(berbisik) (seperti shalat Duha dan sunah rawatib) dan ada yang dibaca jahr (seperti shalat
sunah Idain).
B. Macam-macam Shalat Sunah Muakad
Cukup banyak shalat sunah muakad yang diajarkan Islam, antara lain shalat sunah rawatib,
shalat sunah malam, shalat sunah Idain, dan shalat Tahiyat Masjid serta shalat Dhuha.
1. Shalat Sunah Rawatib
Islam mensyariatkan beberapa macam shalat, baik yang fardlu maupun sunah. Shalat sunah
yang disyariatkan Islam cukup banyak. Salah satunya adalah shalat sunah rawatib. Shalat

FIQIH VII/ MTS / SEMESTER GENAP 2020/2021 19


sunah rawatib ialah shalat sunah yang mengikuti atau menyertai shalat fardlu lima waktu,
baik sebelum atau sesudah shalat fardlu.
Shalat sunah yang sebelum shalat fardlu disebut shalat sunah rawatib qabliyah, yang
dilakukan sesudah shalat fardlu disebut rawatib bakdiyah. Hadits Nabi :

‫ َح ِفْظُت َع ْن َر ُسْو ِل ِهللا َص لَّى‬: ‫َع ْن َْع ْبِد ِهللاْ ْبِن ُع َم َر َرِض َي ُهللا َع ْنُهَم ا قَاَل‬
‫ُهللا َع َْلْيِه َو َس لََّم َر ْك عََْتَِي َْقْبَل الُّظْهِر َو َر ْك عََْتَِي َبْعد الُّظْهِر َو َر ْك ع ََْتَِي َبْع َد‬
(‫ )رَو اه البخارى‬.‫اْلَم ْغ ِر ِب َو َر ْك َع َْتَِي بَْع َد اْلِع َش ِاء َو َر ْك َع َْتَِي َْقْبَل اْلغَد َاِة‬
Artinya : “Dari Abdullah bin umar dia berkata : Saya ingat dari Rasululllah mengerjakan
shalat sunah dua rakaat sebelum Zuhur, dua rakaat sesudah Zuhur, dua rakaat sesudah
Maghrib, dua rakaat sesudah Isya dan dua rakaat sebelum Subuh”. (HR. Bukhari) a.Adapun
shalat sunah rawatib muakad adalah Dua rakaat sebelum shalat dhuhur

‫ هللا اكبر‬. ‫اَُص ِلى ُس ن َّةً قَْبِليََّة الُّظ ْه ِر َر ْك َع ت َْي ِن ِهلِل تعالى‬
b. Dua rakaat sesudah shalat Dzuhur
‫ََّة‬
‫اَُص ل ِى ُس ن ةً بَْع ِد ي الُّظ ْه ِر‬ : Lafadz niatnya

‫ هللا اكبر‬. ‫َر ْك َع ت َْي ِن هلل تعالى‬


c. Dua rakaat sesudah shalat maghrib

‫ اَُص ل ِى ُس ن ةً َب ْع ِد ي ةً اْلَم‬: Lafadz niatnya

‫ هللا اكبر‬. ‫ْغ ِرِب َر ْك َع ت َْي ِن هلل تعالى‬


d. Dua rakaat sesudah shalat
‫ اَُص ل ِى ُس نَّةً بَْع ِد يَّةً اْل ِع َشاِء َر‬: isya’Lafadz niatnya
‫ هلَلا ُ اَْك َب ْر‬. ‫ْك َع ت َْي ِن ِل لِه ت ََع اَل ى‬
e. Dua rakaat sebelum shalat subuh Lafadz niatnya : .2 Shalat Sunah
Malam ‫َّةً الُّص ْب حِ َر ْك َع ت َْي‬f ‫ا َُص ِل ى ُس ن َّةً َقْب ِل ي‬
‫ هللا اكبر‬. ‫ِن ِل لِه ت َع َاَلى‬
Diantara shalat sunah yang dikerjakan pada waktu malam hari adalah shalat sunah Tarawih,
Witir dan tahajud. a. Shalat Tarawih
Shalat Tarawih adalah shalat sunah malam yang dilakukan pada bulan ramadhan. Oleh
karena itu, shalat Tarawih disebut juga qiyamu Ramadhan. Waktu pelaksanaan shalat
sunah Tarawih adalah setelah Isya’ sampai menjelang subuh. Adapun waktu yang paling
baik untuk shalat Tarawih adalah sepertiga malam yang terakhir. Hukum melaksanakan
shalat Tarawih adalah sunah muakad (sunah yang sangat dianjurkan).

‫َع ْن أِب ى ُهَر ْي َر َة َك اَن َر ُس ْو ُل الِل ه َص لِّ ى هللاُ َع َل ْي ِه َو‬


‫َس لِّ َم يَُر ِغ ُب ِف ي ق ِيَاِم َر َم َض اَن ِم ْن َغ ْي ِر أ َْن َي أُْم َر‬
‫ َم ْن َق اَم َر َم َض اَن ِْاَم انا َو اْح‬: ‫ف ِْي ِه ِب َع ِز ْي َم ٍة فََي ق ُْو ُل‬
‫ِت َس اب ا ُغ ِف َر ل َهُ َم ا ت ََقد ََّم ِم ْن ذ َ ْن ِبِه ) رواه البخارى‬
(‫ومسلم‬
Artinya : “Abu Hurairah telah menceritakan bahwa Rasulullah saw. Selalu menganjurkan
qiyamu Ramadan, tetapi tidak memerintahkan mereka dengan perintah yang tegas (wajib).

FIQIH VII/ MTS / SEMESTER GENAP 2020/2021 20


Untuk itu beliau bersabda, “Barang siapa mengerjakan shalat (sunnah malam hari) pada
bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala, niscaya diampuni dosa-dosanya yang
terdahulu” (H.R Bukhari dan Muslim)
Ada beberapa keterangan mengenai jumlah rakaat shalat Tarawih. Pada masa
pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab banyak orang yang mengerjakan shalat
Tarawih sebanyak 20 rakaat, kemudian ditambah shalat Witir tiga rakaat sehingga
jumlahnya 23 rakaat (H.R. al- Baihaqi) dan tidak seorang pun yang hadir saat itu
membantahnya.
Lafadh Niat Shalat Tarawih :

b. Shalat Witir
Shalat Witir adalah shalat sunah yang dilakukan pada malam hari dengan jumlah
rakaatnya gasal (ganjil), paling sedikit satu rakaat dan paling banyak sebelas rakaat.
Waktunya setelah melaksanakan shalat Isya’ sampai terbit fajar.
Shalat witir merupakan shalat penutup dari seluruh shalat malam.

‫ُْو ا آَِخ َر َص َل ِت ُك ْم ِب‬f‫لم َو اْج َع ل‬f‫لى هللا عليه وس‬f‫بي ص‬f‫ال الن‬f‫ق‬
‫الَّلْي ِل ِو ت ًْر ا‬
(‫) رواه متفق عليه‬
Artinya :
Nabi Muhammad saw bersabda “Jadikanlah witir sebagai akhir shalat malammu” (H.R
Muttafaq ‘Alaih)
Lafadz Niat Shalat Witir :

c. Shalat Tahajud
Shalat Tahajud adalah shalat sunah yang dilakukan pada malam hari. Waktu yang paling baik
untuk melaksanakannya adalah sesudah bangun tidur setelah shalat Isya’
(sepertiga malam yang terakhir). Jumlah bilangan rakaat shalat Tahajud paling sedikit
adalah dua rakaat dan paling banyak tidak terbatas. Allah SWT berfirman.

Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat Tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu:
mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ketempat yang terpuji. (Q.S. al-Isra’ /17: 79)
Lafadz Niat Shalat Tahajud :

‫اَُص ِل ى ُس ن َّةً الت ََّه ُج ِد َر ْك َع ت َْي ِن ِل لِه ت ََع اَلى‬


3. Shalat Sunah Idain
Idain adalah dua hari besar yang dirayakan umat Islam. Pada kedua hari besar tersebut,
umat Islam disunahkan melakukan shalat yang disebut shalat Idain ( shalat dua hari raya),
yaitu Idul fitri dan Idul adha.
Bagaimanakah tata cara pelaksanaan shalat Idain? Perhatikan uraian berikut ini. a.
Pengertian Shalat Idain
Kata Idain berarti dua hari raya, yaitu Hari raya Idul fitri dan Idul adha. Shalat Idain adalah shalat
sunah yang dilakukan karena datangnya Hari Raya Idul fitri dan Idul adha. Shalat Idul
fitri dilaksanakan pada tanggal 1 Syawal, sedangkan shalat Idul adha dilaksanakan pada
tanggal 10 Dzulhijah. Shalat Idain disyariatkan pada tahun pertama hijriah.
Hukum adalah sunah muakad artinya sunah yang ditekankan/dikuatkan
Rasulullah saw. bersabda :

FIQIH VII/ MTS / SEMESTER GENAP 2020/2021 21


‫ََّة‬
‫َع ْن أ ُِم َع ِط ي َقاَل ْت أََم َر َن ا َر ُس ْو ُل ِهللا َص لَّى هللاُ َع َلْي‬
‫ِه َو َس ل ََّم أَْن‬
‫ََّض َو‬ ‫ن ُْخ ِر َج ُه َّن ِف ى اْل ِف ْط ِر َو اْل َْض َح ى اْل َع َو اِع َق َو الُح ي‬
‫ذََو اِت اْل ُخ ُد ْو ِر‬
(‫فََيْع تَِزْلَن الَّص َلَة )رواه البخارى ومسلم‬
Artinya :
“Dari Ummi ‘Atiyah, ia berkata, Rasulullah saw telah menyuruh kami untuk keluar pada
hari raya Fitri dan hari raya Adha dengan mengajak para gadis, perempuan yang sedang
haid dan hamba perempuan ke tempat shalat hari raya (perempuan yang sedang haid
tidak mengerjakan salat)” (H.R Bukhari dan Muslim)

Lafadz Niat Shalat Idain :

b. Tempat Pelaksanaan Shalat Idain


Tempat pelaksanaan shalat Idain sebaiknya
1. Dilapangan sehingga wanita-wanita yang haid dapat hadir ketempat shalat,
untuk mendengarkan khotbah meskipun tidak shalat sehingga syiar Islam
tampak semarak. Sebaiknya, apabila keadaan tidak memungkinkan karena
hujan, shalat Idain boleh dilaksanakan di masjid.
Lafadz Niat Shalat Hari Raya Idul Adha :

c. Waktu Shalat Idain


Shalat Idain dilaksanakan pada
waktu duha. d. Tata cara Shalat Idain
Tata cara shalat Idain yang perlu diketahui kaum muslimin sebagai berikut.
 Dilaksanakan dengan berjamaah
 Takbir tujuh kali setelah membaca doa iftitah (sebelum membaca surah Al-Fatihah)
pada rakaat pertama. Kemudian pada rakaat kedua lima kali takbir (sebelum
membaca Surah Al-Fatihah)
 Mengangkat tangan pada waktu takbiratulihram dan 12 takbir tersebut.
 Membaca tasbih diantara beberapa takbir, lafalnya sebagai berikut.

Maha suci Allah SWT dan segala puji bagi Allah SWT, tidak ada Ttuhan yang patut
disembah, kecuali Allah SWT dan Allah maha besar.
 Membaca surah al-A’la sesudah membaca surah al-Fatihah pada rakaat pertama dan
surah al-Gasyiyah pada rakaat kedua, atau surah Qaf pada rakaat pertama dan surah
Al-Qamar pada rakaat kedua.
 Menyaringkan bacaan takbir, Surah Al-Fatihah, Surah atau ayat al-qur’an.
e. Amalan sunnah sebelum shalat Id
Sebelum melaksanakan sholat id disunnahkan melakukan hal-hal sebagai berikut:
a) Membaca takbir (Idul Fitri mulai tenggelam matahari pada malam tanggal 1 Syawwal
sampai dengan dimulainya shalat Idul Fitri, Sedangkan Idul Adha mulai waktu Subuh
pada hari Arafah tanggal 9 Dzulhijjah sampai dengan waktu Ashar pada akhir hari
Tasyrik tanggal 13 Dzulhijjah)
b) Mandi, berhias, memakai pakaian yang paling bagus dan memakai wangi-wangian

FIQIH VII/ MTS / SEMESTER GENAP 2020/2021 22


c) Makan sebelum shalat Idul Fitri. Sedangkan Idul Adha makan sesudah shalat ied.
d) Berangkat menuju tempat shalat ied dan pulangnya dengan jalan yang berbeda.
4. Shalat Tahiyat Masjid a. Pengertian Shalat Tahiyat Masjid
Secara bahasa, Tahiyat Masjid berarti penghormatan masjid. Dengan demikian, Shalat
Tahiyat Masjid berarti shalat yang dikerjakan untuk menghormati masjid.Rasulullah saw. bersabda :
‫إذ َا َج اَء أ ََح د َُك ُم اْلَم سِج دَ َف ْل يَُص ِّ ِل َس َج د َت َْي ِن ِم ْن ق‬
‫َْبِل أَْن َيجِل َس ) رواه أبو‬
(‫داود‬
Artinya : “Apabila salah seorang diantara kamu masuk masjid, hendaklah ia shalat dua
rakaat sebelum duduk” (H.R Abu Daud)
Salat Tahiyatul Masjid dilaksanakan sebanyak dua rakaat sebelum duduk di dalam
masjid. Bacaan-bacaan shalat Tahiyatul Masjid sama dengan bacaan shalat yang
lainnya, hanya niat saja yang berbeda.
b. Tata cara Shalat Tahiyat Masjid
1. Rukun Tahiyat Masjid sama dengan rukun shalat pada umumnya.
2. Syarat sah shalat Tahiyat masjid sama dengan syarat sah shalat yang lain, ditambah satu
lagi, yakni dilakukan dimasjid. Shalat Tahiyat Masjid yang dilakukan diluar masjid atau
dilakukan selain di masjid, tidak sah karena tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw.
3. Shalat Tahiyat Masjid dilaksanakan sebanyak dua rakaat sebelum duduk.
4. Bacaan-bacaan pada shalat Tahiyat Masjid sama dengan bacaan shalat yang lain.
c. Lafadz Niat Shalat Tahiyatul Masjid :

1. Shalat Dhuha
Shalat Duha memiliki keutamaan yang besar bagi pelakunya. Sehingga Rasulullah saw.
sangat menganjurkan pada sahabat dan seluruh kaum muslimin untuk melaksanakannya.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pelaksanaannya, ikutilah pembahasannya berikut:
c. Pengertian Shalat Dhuha
Adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu dhuha, yaitu ketika matahari telah terbit
atau naik kurang lebih 7 hasta hingga terasa panas menjelang shalat dzhur. atau sekitar jam 7
sampai jam 11, tentunya setiap daerah berbeda, tergantung posisi matahari pada daerah
masing-masing. Shalat dhuha sebaiknya dikerjakan pada seperempat kedua dalam sehari,
atau sekitar pukul sembilan pagi. Shalat dhuha dilakukan secara sendiri atau tidak berjamaah
(Munfarid)
Shalat dhuha dilakukan dalam satuan dua rakaat satu kali salam. Sementara itu untuk berapa
jumlah maksimal sholat dhuha ada pendapat yang berbeda dari para ulama, ada yang
mengatakan maksimal 8 rakaat, ada yang maksimal 12 rakaat, dan ada juga yang
berpendapat tidak ada batasan Rasulullah saw bersabda:

‫ أَْو َص اِنِي َخ ِلْي ِل ْي َص لَّى هللاُ َع َلْي‬: ‫أ َِبي ُه َر ْي َر َة َقَاَل‬ ‫َع ْن‬
‫َس ل ََّم ِب ث ََل ٍث ِبِص َي اِم ث ََل‬ ‫ِه َو‬
‫أَي َّاٍم ِفي ُك ِل َش ْه ٍر َو َر ْك َع ت َى الُّض َح ى َو أَْن أُْو ِت َر‬ ‫ث َِة‬
(‫اَْن أَن َاَم ) متفق عليه‬ ‫َقْب َل‬
Artinya : Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata, ”Telah berpesan kepada saya kekasih saya Nabi
Muhammad saw dengan tiga perkara yaitu berpuasa tiga hari pada tiap-tiap bulan, shalat
Duha dua rakaat dan shalat Witir sebelum tidur” (H.R Muttafaq ’Alaih)
b. Bilangan rakaat shalat Dhuha minimal 2 rakaat dan paling banyak 12 rakaat

FIQIH VII/ MTS / SEMESTER GENAP 2020/2021 23


c. Lafad niat shalat dhuha

‫اَُص ِِّلى ُس نَّة الُّض َح ى َر ْك ع َت َْيِن ِل لِه ت َع‬


‫ هللا اكبر‬. ‫َاَلَى‬
d. Doa sesudah shalat Dhuha

“ Ya Allah, bahwasanya waktu dhuha itu waktu dhuha-Mu, keagungan itu keagungan-Mu,
keindahan itu adalah keindahan-Mu, kekuatan itu adalah kekuatan-Mu, keukasaan itu adalah
kekasaan-Mu, perlindungan itu adalah perlindungan-Mu, ya Allah jika rizkiku ada di atas langit
maka turunkanlah dan jika ada di dalam bumi maka keluarkanlah dan jika sulit maka
mudahkanlah dan jika haram maka sucikanlah dan jika jauh maka dekatkanlah dengan
kebenaran dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu dan kekuasaan-Mu
limpahkan kepada kami ya Allah, apa saja yang telah engkau limpahkan kepada hamabahamba-
Mu yang shalih.
B. Ketentuan Shalat Sunah Ghairu Muakad
Shalat sunah ghairu muakad adalah shalat sunah yang tidak dikuatkan
(kadangkadang dikerjakan Rasulullah saw. kadang-kadang tidak).
Bagaimana ketentuan melaksanakan shalat sunah ghairu muakad? Bagaimana pula cara
melaksanakannya? Untuk memahami ketentuan dan tata cara melaksanakan shalat sunah ghairu
muakad, simak beberapa ketentuan sebagai berikut!
Cara melaksanakan shalat sunah ghairu muakad adalah sama dengan melaksanakan shalat wajib,
yang membedakan hanyalah niat dan waktu pelaksanaannya. Gerakan dan bacaannya sama.
Meskipun demikian, dalam melaksanakan shalat sunah ghairu muakad ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan, yaitu : 1. Tidak didahului adzan dan iqamah

2. Dilaksanakan secara munfarid (sendirian)


3. Bacaannya tidak dinyaringkan
4. Dilaksanakan dua rakaat salam
5. Sebaiknya tempat melaksanakan shalat sunah ghairu muakad berbeda dengan shalat wajib

6. (memulai shalat diawali dengan niat menurut macam shalatnya. pindah tempat atau bergeser
dari tempat semula)

Salat Sunnah Ghairu Muakkad terdiri dari beberapa macam, diantaranya :


1. Salat Sunnah Rawatib Gairu Muakkad, meliputi :
a. empat rakaat sebelum shalat Ashar
Sabda Rasulullah saw:

FIQIH VII/ MTS / SEMESTER GENAP 2020/2021 24


‫عْن ا ْبِن ُع َم َر قَاَل النَّبُِّي َص لَّى ُهللا َع لَْيِه َو َس لََّم َرِح َم ُهللا اْم َر ًأ َص لَّى قَْب َل‬
(‫اْلَعْص ِر اَْر بَعًا )رواه الترمذي‬
Artinya:
Dari Ibnu Umar, telah bersabda Nabi saw: Allah memberi rahmat kepada orang yang
mengerjakan shalat (sunah) empat rakaat sebelum asar.” (HR. Tirmizi).
b. dua rakaat sebelum shalat Magrib
Sabda Rasulullah saw:

: ‫ قَاَل َرُس وُل ِهللا َص ل َُّهللا َع لَيِه َو َس لََّم‬: ‫َعْن َعْبدِهللا ْبِن ُم َغفٍَّل قَاَل‬
‫ ثَُّم قَاَل ِفي الثَّاِلثَِة "ِلَم ْن َشاَء " َك َر اِهيََة اَْن َيت ََخ ذََها‬. ‫َص لُّو ا قَْبَل اْلَم ْغ ِرِب‬
‫ًَّة‬
(‫النَّاُس ُس ن )رواه البخارى‬
Artinya: “Dari Abdullah bin Mugaffal Ra. Ia berkata: Rasululah saw bersabda: Salatlah
sebelum magrib, Salatlah sebelum magrib, kemudian pada kali yang ketiga beliau
bersabda: “bagi yang menghendakinya”.(Beliau bersabda demikian)karena takut
orangorang menganggapnya sebagai sunnah muakkad.” (HR. Bukhari).
c. Dua rakaat sebelum shalat Isya

‫ قَاَل َرُس وُل‬: ‫َعْن َعْبدِهللا ْبِن ُم َغفٍَّل َرِض َي الل ُه َع ْنُه قَاَل‬:Sabda Rasulullah saw
‫ِهللا َص ل َُّهللا َع لَيِه‬
‫ثَُّم قَاَل فِي الثَّاِلثَِة "ِلَم ْن َش اَء " )رواه‬, ‫ بَْيَن ُك ِل اَذ َنْيِن َص لٌَة‬: ‫َو َس لََّم‬
(‫اجماعة‬
Artinya: ““Dari Abdullah bin Mugaffal Ra. Ia berkata: Rasululah saw bersabda: ‘antara kedua
azan itu ada shalat sunah, ‘antara kedua azan itu ada shalat sunah,kemudian pada kali
yang ketiga beliau bersabda: “bagi yang menghendakinya”. (HR. Jamaah)

2. Salat istisqa’ (mohon hujan)


Sholat istisqo’ dilaksanakan apabila lama tidak hujan, pelaksanaanya disunahkan
dilapangan terbuka Rasulullah pernah shalat mohon hujan. Dijelaskan oleh Ibnu Abbas:

‫ َخ َرَج اَلنَّبُِّي صلى هللا عليه‬: ‫َع ِن اْبِن َع بَّاٍس َرِض َي َُّهلَلا َع ْنُهَم ا قَاَل‬
‫ َك َم ا‬, ‫ َفَص لَّى َر ْك عَتَْيِن‬,‫ ُم تََض ِرًع ا‬, ‫ ُم تََر ِس ًل‬,‫ ُم تََخ ِش عًا‬,‫ ُم تَبَِذ ًال‬,‫وسلم ُم تََواِض عًا‬
‫يَُص ِل ي‬
‫ َو َص َّح َح ُه اِ َلت ْر ِ م‬,‫ لَْم يَْخ ُطْب ُخ ْطبَتَُك ْم َهِ ذِ ه ) َر َو اُه اَْلَخ ْم َس ُة‬,‫ِ في اَِْل عِ يد‬
( ‫ َو اْبُن ِح بَّاَن‬,‫ َو أَبُو َع َو انََة‬, ‫ِذُّي‬
Ibnu Abbas Radhiyallaahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam keluar
dengan rendah diri, berpakaian sederhana, khusyu’, tenang, berdoa kepada Allah, lalu
beliau shalat dua rakaat seperti pada shalat hari raya, beliau tidak berkhutbah seperti pada
shalat hari raya, beliau tidak berkhutbah seperti khutbahmu ini. Riwayat Imam Lima dan
dinilai shahih oleh Tirmidzi, Abu Awanah, dan Ibnu Hibban.
Shalat sunnah istisqa’ ini hukumnya sunnah biasa, dikerjakan 2 rakaat saja bertempat di
tanah lapang dengan berjamaah ketika musim kemarau.

3. Salat khusuf/kusuf (salat gerhana)

FIQIH VII/ MTS / SEMESTER GENAP 2020/2021 25


Shalat gerhana dalam bahasa arab sering disebut dengan istilah khusuf ( ‫ ) الخسوف‬dan juga
kusuf ( ‫ ) الكسوف‬sekaligus. Secara bahasa, kedua istilah itu sebenarnya punya makna yang
sama. Shalat gerhana matahari dan gerhana bulan sama-sama disebut dengan kusuf dan juga
khusuf sekaligus. Namun masyhur juga di kalangan ulama penggunaan istilah khusuf untuk
gerhana bulan dan kusuf untuk gerhana matahari. Rasulullah pernah melakukannya
sebagaimana hadits, Dari Abu Bakrah radhiallahu anhu dia berkata:

‫ُك نَّا ِع َْنَد َرُس وِل َِّهللا َص لَّى َُّهللا َع لَْيِه َو َس لََّم فَاْنَك َس فَْت الَّش ْم ُس فَقَاَم النَّبُِّي‬
‫َص لَّى َُّهللا َع لَْيِه َو َس لََّم يَُج ُّر َِر َد اَءُه َح تَّى َ َد َخ َل اْلَم ْس َِج َد ََفََد ْلَنا َفَص لَّى ِبنَا‬
‫َر ْك عَتَْيِن َح تَّى اْنَج َلْت الَّش ْم ُس فَقَاَل َص لَّى َُّهللا َع لَْيِه َو َس لََّم إَِّن الَّش ْم َس‬
‫َو اْلقََمَر اَل يَْنَك ِس فَاِن ِلَم ْو ِت أََح ٍد فَِإذَا َر أَْيتُُم وُهَم ا َفَص لُّو ا َو اْدُعوا َح تَّى ي‬
‫ُْك َش َ َ َم ا بُِكْم‬
“Kami pernah duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu terjadi
gerhana matahari. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri dan berjalan cepat
sambil menyeret selendangnya hingga masuk ke dalam masjid, maka kamipun ikut masuk ke
dalam masjid. Beliau lalu mengimami kami shalat dua rakaat hingga matahari kembali
nampak bersinar. Setelah itu beliau bersabda: “Sesungguhnya matahari dan bulan tidak
mengalami gerhana disebabkan karena matinya seseorang. Jika kalian melihat gerhana
keduanya, maka dirikanlah shalat dan berdoalah hingga selesai gerhana yang terjadi pada
kalian.” (HR. Al-Bukhari).
4. Salat istikharah
Shalat istikharah adalah shalat sunah dua rakaat dikerjakan menjelang tidur malam hari. Tujuan
agar dipilihkan yang lebih baik dari dua pilihan oleh Allah SWT. Pilihan tersebut ditunjukan
lewat mimpi tidur malam.
Apabila sekali shalat istikharah belum diberi pilihan oleh Allah swt maka agar malam-malam
berikutnya diulang shalat lagi sampai Allah memberikan pilihan. :Dari Shahabat Jabir bin

‫‘َك اَن َرُس وُل َِّهللا َص لَّى َُّهللا َع لَْيِه َو َس لََّم يُعَِل‬Abdillah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata
‫ُم نَا ااِل ْس تَِخ اَر َة فِي اْلُُم وِر ُك ِل َها َك َم ا يُعَِل ُم نَا الُّس وَر َة ِم ْن اْلقُْر آِن يَق ُو ُل إِذ َا َهَّم‬
‫أََح ُد ُك ْم بِاْلَْم ِر فَْليَْر َك ْع َر ْك عَتَْيِن ِم ْن َ ْيِر اْلفَِريَض ِة ثَُّم ِلَيقُْل‬
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengajari kami shalat istikharah dalam setiap perkara /
urusan yang kami hadapai, sebagaimana beliau mengajarkan kami suatu surah dari Al-Quran.
Beliau berkata, “Jika salah seorang di antara kalian berniat dalam suatu urusan, maka lakukanlah
shalat dua raka’at yang bukan shalat wajib, kemudian berdoalah…”. (HR. Al-Bukhari)

FIQIH VII/ MTS / SEMESTER GENAP 2020/2021 26


ALHAMDULILLAH

Anda mungkin juga menyukai