Anda di halaman 1dari 3

SHALAT JUM’AT

Sholat Jumat hukumnya fardhu 'ain alias wajib bagi tiap Muslim laki-laki yang memenuhi
syarat. Dalil yang menunjukkan sholat Jumat itu wajib disebutkan dalam Al Quran dan Hadits.
1. DALIL DARI AL-QURAN
Hukum wajib shalat Jumat termaktub dalam Surat Al Jumuah ayat 9, yaitu :
‫صاَل ِة ِم ْن يَوْ ِم ْال ُج ُم َع ِة فَا ْس َعوْ ا ِإلَى ِذ ْك ِر هَّللا ِ َو َذرُوا ْالبَ ْي َع َذلِ ُك ْم خَ ْي ٌر لَ ُك ْم ِإ ْن ُك ْنتُ ْم‬ َ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ َآ َمنُوا ِإ َذا نُو ِد‬
َّ ‫ي لِل‬
َ‫تَ ْعلَ ُمون‬
Artinya: "Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at,
maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." 

2. DALIL DARI HADIST


Hadist yang diriwiyatkan oleh Abu Umamah :
‫أن النبي صلعم قال ال جمعة اال باربعين‬
Artinya : Sesungguhnya Nabi SAW bersabda : “Tidak ada Jum’at kecuali dengan empat
puluh orang.”
Hadist yang diriwiyatkan oleh Ibnu Mas’ud :
‫جمعنا رسول هللا صلعم نحن أربعون رجال‬
Artinya : Kami shalat Jum’at bersama Rasulullah SAW, kami waktu itu empat puluh
orang (H.R. Baihaqi)

SYARAT WAJIB SHALAT JUMAT
1. Beragama Islam.
2. Sudah baligh atau dewasa.
3. Berakal
4. Laki-laki.
5. Sehat jasmani dan rohani (orang sakit tidak wajib sholat Jumat)
6. Mustauthin (Bertempat tinggal tetap atau menetap) atau bermukim, maka orang yang
sedang dalam perjalanan jauh tidak wajib sholat Jumat.
7. Merdeka

SYARAT SHAH SHOLAT JUM’AT:


1. Solat Jum’at harus dilakukan secara berjama’ah pada roka’at pertama.
2. Dikerjakan minimal oleh 40 orang (minimal 1 imam dan 39 makmum), dimana semua orang
(minimal 40 orang) tersebut telah memenuhi persyaratan wajib shalat Jum’at, sekalipun
sedang menderita sakit.
3. Di selenggarakan pada tempat yang masuk wilayah balad (daerah) itu, sekalipun sebuah
padang masuk di wilayahnya, dan hendaklah tempat tersebut tidak sejauh diperbolehkannya
sholat qosor (kurang lebih 86 km), sekalipun tidak masih bersambungan dengan bangunan.
4. Di selenggarakan pada waktu dhuhur.
5. Shalat Jum’at diselenggarkan sesudah dua khutbah, yang keduanya di khutbahkan setelah
matahari memasuki langit belahan barat.
RUKUN DUA KHUTBAH ADA

Khutbah Jumat memiliki lima rukun yang wajib dipenuhi. Kelima rukun tersebut disyaratkan
menggunakan bahasa Arab dan harus dilakukan dengan tertib (berurutan) serta
berkesinambungan (muwalah).

Berikut ini lima rukun khutbah Jumat beserta penjelasannya.

Pertama, Memuji Allah di Kedua Khutbah


Disyaratkan adanya pujian kepada Allah menggunakan kata ‫ هللا‬dan lafadh ‫ حمد‬atau lafadh-
lafadh yang satu akar kata dengannya. Seperti ‫ أنا حامد هلل‬,‫ هلل الحمد‬,‫ أحمد هللا‬,‫الحمد هلل‬,

Kedua, Membaca Shalawat Nabi di Kedua Khutbah


Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW harus dilafadzkan dengan adanya lafaz ‫ُحمَّد‬ َ ‫م‬. Paling
tidak ada ucapan shalawat seperti ‫لى م َُح َّم ٍد‬
َ ‫ص ِّل َع‬ َ ‫اَل‬
َ , atau ‫ص ةُ َعلى‬ َّ ‫م َُحمَّد اَل‬

Ketiga, Berwasiat dengan Ketakwaan pada dua Khutbah


Rukun khutbah ketiga ini tidak memiliki ketentuan redaksi yang paten. Prinsipnya adalah setiap
pesan kebaikan yang mengajak ketaatan atau menjauhi kemaksiatan. Seperti :

‫ٰۤيـا َ ُّي َها الَّذ ِۡي َن ٰا َم ُن ۡوا ا َّتقُوا هّٰللا َ َح َّق ُت ٰقتِهٖ َواَل َتم ُۡو ُتنَّ ِااَّل َواَ ۡنـ ُتمۡ م ُّۡسلِم ُۡو َن‬
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya
dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.

Keempat, Membaca Ayat al-Quran di Salah Satu Khutbah


Membaca ayat suci al-Quran dalam khutbah standarnya adalah ayat yang dapat memberikan
pemahaman makna yang dimaksud secara sempurna.

Kelima, Berdoa untuk Kaum Mukmin di Khutbah Terakhir


Mendoakan kaum mukminin dalam khutbah Jumat disyaratkan isi kandungannya mengarah
kepada nuansa akhirat, seperti :

َ ‫ ِإ َّن‬،ِ‫ت ْاَألحْ َيا ِء ِم ْن ُه ْم َو ْاَألم َْوات‬


ُ‫ك َس ِم ْي ٌع َق ِريْبٌ ُم ِجيْب‬ ‫ َو ْالمُْؤ ِم ِني َْن َو ْالمُْؤ ِم َنا ِـ‬،ِ‫اغفِرْ ل ِْلمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َمات‬
ْ ‫اَللَّ ُه َّم‬
ِ ‫ال َّد َع َوا‬
‫ت‬

SYARAT-SYARAT DUA KHUTBAH:


1. Terdengar oleh minimal 40 orang
2. Dua khutbah harus menggunakan bahasa arab
3. Khotib yang kuasa berdiri harus dengan berdiri.
4. Suci dari hadats besar dan kecil, juga pakaian, badan dan tempatnya
5. Menutup aurat.
6. Duduk diantara dua khutbah
7. Muwalah di antara dua khutbah.

Mustauthin dan Mukimin


Mustautin  adalah orang yang tinggal di suatu tempat dengan niat untuk menetap selamanya di
situ, baik dia penduduk asli atau bukan. dan tidak punya niat untuk meninggalkan daerah
tersebut kecuali untuk kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya sementara. Mustauthinin dalam hal
ini boleh diartikan sebagai penduduk setempat yang umumnya mempunyai KTP daerah
tersebut. Golongan ini wajib melaksanakan shalat jum’at sekaligus mengesahkan shalat jum’at.
Muqimin adalah orang yang bertempat tinggal di suatu daerah selama empat hari atau lebih
(tidak ada batas maksimal, meskipun bertahun-tahun), akan tetapi masih mempunyai niat
untuk meninggalkan daerah itu dan kembali ketempat mereka berasal, contoh paling sering
dimunculkan adalah santri Pondok Pesantren, meskipun mereka tinggal di pesantren selama
bertahun-tahun akan tetapi mereka masih mempunyai keinginan meninggalkan pesantren dan
kembali ke kampung halaman mereka. Golongan ini wajib melaksanakan shalat jum’at, akan
tetapi tidak bisa mengesahkan shalat jum’at.

Hukum Shalat Jum’at Tanpa Mustauthin dan Mukimin


Shalat jum’at tanpa mustauthin dan mukimin atau ada mustauthin dan muqimin tetapi tidak
memenuhi syarat, hukumnya tafsil:

1. Tidak sah menurut mayoritas ulama Sya fi’iyah.


2. Imam Abu Hanifah mengesahkan secara mutlak.

Ada beberapa pendapat lain mengenai shalat jum’at tanpa mustauthin dan mukimin 
hukumnya tidak wajib dan juga tidak sah. Dasar pengambilan  hukum  dari  Kitab Tuhfah  al-
Thullab ( Hams Syarqowi  ) juz : 1 hlm 261 – 262

‫ رواه البيهقى وغيره مع خبر صلوا كما‬  ‫وثانيها اقامتها باربعين ولو باالمام مسلما مكلفا حرا ذكرا لالتباع‬
‫ االلحاجة النه صلى هللا عليه وسلم لم يجمع‬C‫ اليظعن شتا ء والصيفا‬ ‫ اصلى متوطنا بمحل الجمعة‬C‫رايتموني‬
‫ بها الظهر‬C‫بحجة الوداع مع عزمه على االقامة اياما لعدم التوطن وكان يوم عرفة فيها يوم جمعة وصلى‬
‫والعصر تقديما رواه مسلم‬
“Dan keduanya (syarat wajib jum’at) adalah mendirikan Sholat Jum’at dengan jumlah 40 orang,
meskipun imam disertakan yang beragama Islam, mukallaf, merdeka, dan leleki karena
mengikuti Sunnah Nabi (HR : Baihaqi dan lainnya) serta ada hadits : Sholatlah kamu
sebagaimana kamu melihat aku melakukan shalat dalam keadaan menetap pada tempat
jum’atan yang tidak pergi pada musim dingin dan panas melainkan karena ada hajat. Karena
Nabi saw tidak melaksanakan sholat jum’at pada waktu haji wada’, yang adanya bermukim
beberapa hari, karena tidak menetap tempat tinggalnya. Padahal hari Arafah, hari jum’at tapi
beliau sholat dhuhur dan ashar dijama’ Taqdim.” (HR. Muslim)

Salat jumat yang dilakukan oleh orang-orang yang mukim atau musafir seperti santri dari
tempat jauh,karyawan pabrik/ perusahaan atau seorang mahasiswa adalah sah jika tempat
melakukan shalat jumat tersebut sah menurut syarat-syarat yang telah ditentukan oleh syari’at
islam. Akan tetapi mereka ini tidak sah dijadikan hitungan sebagai ahli jumat ditempat
melakukan salat jumat tersebut.

Menurut ibarat kitab I’anatut Thalibin juz 2 halaman 54, para santri, murid sekolah, mahasiswa
dan para karyawan yang tidak berdomisili disekitar tempat mendirikan shalat jumat tidaklah
termasuk golongan mustautin.

Anda mungkin juga menyukai