SEPAK TAKRAW
DI SUSUN
OLEH
RONI MAULIZAR
X OTR
SMK N 1 AL-MUBARKEYA
JL. ASRAMA RIDER,KAYE LEE –INGIN JAYA
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah makalah
dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul
“Perkembangan Sepak Takraw di Indonesia dan Dunia”, yang menurut saya dapat
memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari sejarah Sepak Takraw.
Penulis menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Dengan ini penulis mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih
dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
c. Bola
Bola dibuat dari rotan yang selapis, dianyam bentuk bulat seperti bola. Terdiri dari 9
sampai dengan 11 anyaman dan mempunyai 12 lubang. Lingkaran bola 41 sampai 43 cm.
d. Pemain
1. Permainan ini dimainkan oleh dua regu yang masing-masing pihak terdiri dari 3
(tiga) orang.
2. Satu orang dari tiga pemain ini berdiri di belakang yang dinamakan "TEKONG".
3. Dua orang lagi ialah pemain depan, seorang di kiri dan seorang di kanan. Pemain
yang di sebelah kiri dinamakan APIT KIRI dan yang di sebelah kanan dinamakan
APIT KANAN.
4. Istirahat bisa diberikan selama 5 menit sebelum games (set) terakhir dimulai
5. Tiap-tiap regu akan bertukar pada set ke-2 dan pada set ke-3 (rubber set) pertukaran
tempat dilakukan setelah diperoleh 8 angka oleh satu pihak.
e. Petunjuk untuk wasit
Wasit dapat meningkatkan mutu dari permainan sepaktakraw ini jika ia memimpin
dengan penuh semangat dan disiplin. Sebelum permainan dimulai, wasit terlebih dahulu
hendaklah :
1. Memeriksa lapangan, garis (lines), jaring (net), bola dan keadannya.
2. Memberikan petunjuk secara singkat kepada penjaga garis (lines man).
3. Menetapkan regu mana yang pertama melakukan service (sepakan permulaan)
4. Memperkenalkan regu yang akan bermain dan pemain-pemainnya.
5. Mengumumkan regu yang pertama melakukan sepakan permulaan (service)
6. Mulai permainan
7. Mendada
Mendada adalah memainkan bola dengan dada, digunakan untuk mengontrol bola
untuk dapat dimainkan selanjutnya.
8. Memaha
Memaha adalah memainkan bola dengan paha dalam usaha mengontrol bola,
digunakan untuk menahan, menerima dan menyelamatkan bola dari serangan lawan.
9. Membahu
Membahu adalah memainkan bola dengan bahu dalam usaha mempertahankan dari
serangan pihak lawan yang mendadak, dimana pihak pertahanan dalam keadaan
terdesak dan dalam posisi yang kurang baik.
a. Sulawesi Selatan
Di masyarakat Sulawesi Selatan permainan sepakraga ini merupakan permainan
yang sangan populer dan merakyat. Pada waktu itu Sulawesi Selatan di kenal dengan nama
kerajaan Bugis; permainan ini disukai dan digemari oleh para pemuda bangsawan bugis
dan hal ini mendapat restu dari rajanya, selain itu juga permainan ini banyak dilakukan
oleh para pedagang bugis yang bersandar di pelabuhan-pelabuhan. Didaerah ini permainan
sepakraga dimainkan oleh beberapa orang dengan berbagai variasi gerakan tubuh. Pada
zaman ini, permainan sepakraga mengindentifikasikan tingkat kematangan dan kecakapan
seorang pemuda pemudi bugis, apabila sorang pemuda yang sudah mahir barmain
sepakraga ini maka ia dianggap sebagai pemuda yang sudah cakap. Variasi permainan
sendiri terutama dalam menunjukan kemahiran memainkan bola, seperti memainkan bola
dengan sikap berdiri, sikap jongkok, sikap duduk, sikap tidur dan sebagainya.
Agar lebih menarik permainan sepakraga ini sering di iringi dengan bunyi-bunyian
gendang dan alat musik tradisional lainnya, kemudian para pemain mengiringi irama musik
tersebut dengan gerakan-gerakan memainkan bola seolah-olah bola rotan ini ikut menari di
udara sehingga dapat menambah keindahan permainan sepakraga.
b. Sumatra Barat
Pada jaman kerajaan dulu, kebanyakan mata pencaharian masyarakat Sumatra Barat
atau yang lebih dikenal dengan Minangkabau adalah bertani dan berladang. Hampir
sepanjang kehidupan mereka dihabiskan dengan bercocok tanam sehingga tidak banyak
bentuk variasi kehidupan yang mereka rasakan yang pada akhirnya timbul kejenuhan pada
mereka.
Dalam mengisi aktivitas rekreasi di keramaian orang ini mereka bergembira sambil
bermain sepakraga; permainan ini dilakukan oleh para pemuda, orang dewasa. Alat yang
digunakan pertama kalinya yaitu sebuah bola yang terbuat dari rotan.
Permainan sepakraga di Minangkabau dikenal dengan sebutan Sepakrago atau
Barago yang berasal dari kata Rago yaitu bola rotan, sepak yaitu cara memainkan bola
tersebut dengan ditendang-tendang atau dipantulkan tan jatuh ke tanah.
Pada dasarnya cara permainan sepakrago ini sama dengan permainan sepakraga
pada umumnya, perbedaanya hanya penentuan pemenang dimana ditentukan dengan
lamanya waktu yang digunakan. Pemain yang paling lama memainkan bola tanpa jatuh ke
tanah maka ditetapkan sebagai pemenang.
c. Kalimantan
Didaerah Kalimantan khusunya di daerah Kandangan olaahraga sepaktakraw ini
telah dikenal sebelum perang dunia pertama, akan tetapi karena situasi dan sesuatu hal
yang belum mengizinkan menyebabkan permainan ini belum dikenal secara luar. Pada saat
ini permainan sepakraga di Kandangan disebut sebagai Bola Rotan. Permaiana ini
diadakan apabila ada upacara adat, pesta perkawinan, syukuran dan sebagainya. Permainan
ini bertujuan untuk memeriahkan dan meramaikan acara-acara tersebut.
Permainan di daerah ini sedikit lebih maju apabila dbandingkan dengan daerah
lainnya. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peraturan tertentu yang menjadi pegangan
dalam menetukan suatu pemenang, adapaun peraturannya antara lain :
alat-alat dan perlngkapan
bola yang digunakan adalah bola yang terbuat dari rotan yang dianya dengan
seni anyaman sehingga berbentuk bulatm adapun ukurannya adalah : garis
menengah 15 cm dan berta yaiut 2 ons. Perlengkapan yang digunakan yaitu
perlengkapan penyepak bola yang disebut kelapian; kelapian ini terbuat dari
kelopak pinang yang digunakan pada kaki sebelah dalam untuk menyepak bola.
lapangan, waktu dan pemain
lapangan permainan ini berupa lapangan rumput/kering terbuka dengan ukuran
panjang 15m, lebar 15m dengan sasaran tendangan dipancang ditengah-tengah
(pusat). Permainan ini dimainkan oleh dua regu dan masing-masing regunya
terdiri dari 10 orang.
sistem penilaian
formasi pemain membentuk lingkaran mengelilinga tiang bambu yang diletakan
ditengah-tengah, selanjutnya permainan diawali dengan warm up yaitu dengan
menyepak bola rotan dari satu pemain dengan pemain lain yang setelah itu setiap
regu menunjukan keahliannya guna mengimbangi dan mengatasi atraksi
lawannya sehingga terjadilah gaya-gaya memainkan bola rotan yang
mengagumkan.
A. Simpulan
Menurut sejarah perkembangannya, Sepak Takraw berasal dari olahraga tradisional
Indonesia, yaitu : Sepak Raga. Daerah-daerah di Indonesia yang semula mengembangkan
permainan ini adalah : Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Sulawesi Selatan. Semula
permainan Sepak raga dimainkan oleh sekelompok bangsawan di daerah-daerah tersebut,
kemudian berkembang menjadi permainan rakyat. Sepak raga dimainkan 6 sampai 9 orang
secara melingkar di suatu tempat terbuka, sebagai hiburan dan pengisi waktu luang dikala
orang menunggu waktu senja. Beraneka ragam nama jenis permainan Sepak takraw
awalnya, seperti di Riau dikenal dengan nama Rago Tinggi, di Bengkulu bernama Cepak,
di Sumatera dan Jambi dengan nama Sepak rago, sedang di Sulawesi Selatan bernama
Marraga-Akraga.
Permainan Sepak Takraw sampai sekarang ini masih merupakan salah satu cabang
olahraga yang belum memasyarakat, belum menjadi kegemaran masyarakat dari semua
lapisan. Permainan Sepak Takraw baru merambah kepada masyarakat lapisan menengah
ke bawah. Hal ini disebabkan permainan ini sulit dilakukan, berisiko cidera atau sakit lebih
besar, dan masih ada kelompok masyarakat yang menganggap permainan Sepak Takraw
sebagai olahraga yang kasar. Namun demikian perkembangan permainan Sepak Takraw
terjadi sangat pesat sekali. Hal ini dapat dilihat mulai tahun 1983, seluruh daerah di
Indonesia sudah memiliki Pengurus daerah (Pengda) atau sekarang bernama Pengurus
Provinsi (Pengprov) Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia (PSTI).