Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SEPAK TAKRAW

DI SUSUN
OLEH

RONI MAULIZAR
X OTR

SMK N 1 AL-MUBARKEYA
JL. ASRAMA RIDER,KAYE LEE –INGIN JAYA
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah makalah
dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul
“Perkembangan Sepak Takraw di Indonesia dan Dunia”, yang menurut saya dapat
memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari sejarah Sepak Takraw.
Penulis menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Dengan ini penulis mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih
dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap cabang olahraga yang ada didunia pada umumnya dan di Indonesia
khususnya mempunyai sejarah berdirinya olahraga tersebut secaraa sendiri-sendiri. Begitu
juga dengan sepak takraw, olahraga sepaktakraw yang pada awalnya bermula dari
permainan yang sangan sederhana dan sering disebut sebagai bola rotan tidak mempunyai
peraturan permainan dan pertandingan yang sekomplit peraturan seperti sekarang
Negara Asia terutama Asia di wilayah Asia Tenggara telah mengenal permainan ini
dengan sebuah sepakraga yang menggunakan bola rotan sudah sejak lama, akan tetapi di
setiap negara-negara nama perminannya berbeda-beda, seperti Malaysia dengn nama
Sepak Raga Jaring, Thailand dengan nama Takraw, di Philipina dengan nama Sipak.
Apabila kita cermati perkembangan olahraga hampir di setiap negara Asia
Khususnya Asia Tenggara olahraga ini pada awalnya merupakan olahraga demonstrasi
yang digunakan pada perayaan-perayaan hari tertentu seperti upacara adat, perkawinan,
syukuran, khitanan dsb. Disamping itu juga olahrga ini sebagai rekreasi dalam mengisi
waktu luang, namun yang dilakukan si Malaysia sekitar tahun 1946 yakni Sepak Jaring
Laga di lingkungan masyarakat Malaysia. Hal ini menjadi pelopor dan sebagai titik awal
perkembangan olahraga Sepaktakraw menjadi olahraga nasional Malaysia yang
dipertandingkan.
Sejalan persamaan dan keinginan untuk mengembangkan olahraga ini maka
dibentuklah kerjasam antara Malaysia dan Muangthai sehingga lahirlah cabang
Sepaktakraw. Nama ini merupakan perpaduan antara Malysia dan bahasa Muangthai
yaitu : Sepak barasal dari bahasa Malaysia yang berarti sepak dan takraw barasal barsal
dari bahasa Thailand yang berarti bolah rotan. Perubahan olahrga sepak jaring raga ini
menjadi sepaktakraw diresmikan pada tanggal 27 Maret 1965 di Stadion Nagara Kuala
Lumput pada saat pesta olahraga Asia Tenggara. Pada saat Sea Games ini untuk pertama
kalinya olahraga sepaktakraw dipertandingkan dan Malaysia keluat sebagai juara untuk
yang pertamakalinya, sedangkan pad Sea Games yang selanjutnya pada tahun 1967
Muangthai keluar sebagai juaranya.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
 Sejarah Permainan Sepaktakraw
 Pengertian Sepaktakraw
 Bentuk Permainan
 Teknik-Teknik dalam Sepak Takraw
 Perkembangan Sepaktakraw di Indonesia
 Perkembangan sepaktakraw sekarang
 Perkembangan Sepak Takraw Internasional ( Dunia )

1.3 Batasan Masalah


Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terfokus pada masalah dan
tujuan dalam hal ini pembuatan makalah ini, maka dengan ini penyusun membatasi
masalah hanya pada ruang lingkup Sepak takraw.
 Sejarah Permainan Sepaktakraw
 Pengertian Sepaktakraw
 Bentuk Permainan
 Teknik-Teknik dalam Sepak Takraw
 Perkembangan Sepaktakraw di Indonesia
 Perkembangan sepaktakraw sekarang
 Perkembangan Sepak Takraw Internasional ( Dunia )
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Permainan Sepaktakraw


Sepaktakraw adalah permainan sepak raga yang telah dimodivikasi untuk dijadikan
sebuah permianan yang kompetitif. Sepak raga sebagai dasar permainan sepaktakraw
adalah olahraga permainan tradisional Indonesia dimainkan oleh 6 – 7 orang secara
melingkar.
Pada periode 1945 – 1986 ada kecendrungan pada periode ini sepak raga lebih
digairahkan beberapa propinsi di SULSEL dan beberapa daerah di Sumatra tetap
terpelihara. Pada tahun 1970 datang rombongan pemain sepakrakraw dari Malaysia dan
beberapa bulan kemudian datang dari Singapura memperkenalkan sepak raga jaring.
Pemerintah dalam hal ini Ditjen Olahraga yang dipimpin oleh Mayjen Supardi,
mengembangkan sepaktakraw dengan cikal bakal sepak raga. Pada tanggal 16 Maret 1970
didirikan organisasi Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia (PERSERASI) dengan Ketua
Umum Drs. Moh. Yunus Akbar, dan pada tangal 6-8 Oktober diadakan kongres I semacam
munas yang dihadiri 24 PEMDA.
Pada periode tahun 1987 salah satu putusan Kongres I 1986 ialah pemilihan
pengurus besar yang baru yaitu Ir. H. Marjoeni. Dengan hasil keputusan antara lain adalah
dirubahnya sebutan “Sepak raga” menjadi “Sepaktakraw”.
Sejak berkembangnya media cetak dan elektronika, kegiatan olahraga sepaktakraw
menjadi suatu perhatian yang serius. Kaum tua mulai mengenang kembali pola sepak raga
yang pernah ditekuninya. Di beberapa kabupaten di Propinsi NTB mulai mencoba bermain
sekalipun dengan peralatan yang sangat sederhana.
Memperhatikan kenyataan tersebut, Koni Propinsi NTB mengambil inisiatif dengan
menyelenggarakan Penataran Pelatihan pada tanggal 22 April 1983 sampai tangal 2 Mei
1983 dengan peserta 20 orang dari jajaran Kanwil Depdikbud propinsi NTB, yaitu para
guru olahraga dan tenaga keolahragaan fungsional.
Penanggung jawab kurikulum penataran tersebut adalah Drs. A Hamidsyah Nur
dari Universitas 11 Maret Surakarta, dan sebagai penanggung jawab tekhnis persepak-
takrawan baik teori maupun praktiknya adalah Drs. Alwi Cae dari Ujung Pandang (pelatih
nasional team sepaktakraw Indonesia).
Penutupan penatara tersebut bertepatan dengan Hardiknas 1983, maka pada upacara
tersebut secara simbolis ke 20 tenaga hasil penataran tersebut diserahkan kepada Kepala
Kanwil Depdikcut Propinsi NTB guna dibina dan dikembangkan lebih lanjut.
Hasil penataran tersebut merupakan embrio penggerak untuk pembibitan.
Selanjutnya dilaksanakan penataran
Pelatih untuk pulau Lombok bertempat di SKB Selong dan untuk pulau Sumbawa
bertempat di SKB Alas dengan jumlah peserta masing-masing 23 orang. Dengan adanya
pelatih tersebut ke 7 SKB di NTB dalam kegiatan rutinnya antara lain mencantumkan
latihan pembina sepaktakraw guna diterapkan dalam program desa binaan.
Memperhatikan jumlah club baik club putra maupun club wanita serta persaingan
yang ketat maka persepaktakrawan NTB mempunyai masa depan yang cukup cerah. Telbih
lagi dengan adanya kelas olahraga di SMP di setiap Kabupaten se NTB, dengan sendirinya
kurikulum olahraga sepaktakraw segera diterapkan.

2.2 Pengertian Sepaktakraw


Sepaktakraw berasal dari dua kata yaitu sepak dan takraw. “Sepak” berarti gerakan
menyepak sesuatu dengan kaki, dengan cara mengayunkan kaki di depan atau ke sisi
(Depdikbud, 1995). Sedangkan “Takraw” berarti bola atau barang bulat yang terbuat dari
anyaman rotan (Depdikbud, 1992). Jadi sepaktakraw adalah sepak raga yang telah
dimodifikasikan untuk menjadikannya sebagai suatu permainan yang kompetitif.
Sedangkan menurut ahli lain mengatakan sepaktakraw adalah menyepak bola dengan
samping kaki, sisi kaki bagian dalam atau bagian luar kaki yang terdiri dari tiga orang
pemain (Sanafiah, 1992).

2.3 Bentuk Permainan


Suatu permainan dilakukan di atas lapangan yang rata persegi empat panjang,
terbuka atau tertutup ang tidak dihalangi oleh suatu benda apapun.
Lapangan ini dibatasi oleh jaring (net). Bola yang dipakai ialah bola terbuat dari rotan yang
dianyam bulat seperti bola (bola seperti yang dipergunakan dalam permainan sepak raga).
Pada permainan ini mempergunakan terutama kaki dan juga boleh dengan kepala. Bola
dimainkan dengan mengembalikannya melewati jaring. Permainannya terdiri dari dua
pihak yang berhadapan, maisng-masing terdiri dari 3 (tiga) orang. Tujuan dari setiap
pihak/regu adalah mengembalikan bola sedemikian rupa sehingga dapat jatuh di lapangan
lawan atau menyebabkan lawan membuat pelanggaran atau bermain salah.
a. Lapangan dan Ukuran
Panjang = 13,42 meter dan lebar = 6,10 meter
Garis batas : garis (lines) diberi tanda dengan menggunakan tali, kayu atau ditandai kapur
yang lebarnya + 5 cm
Lingkaran tengah : Di tengah sebuah lapangan ada lingkaran yaitu tempat melakukan
sepakan permulaan (service). Garis menengah lingkaran 61 cm.
Garis seperempat lingkaran : Pada penjuru tengah kedua lapangan terdapat garis
seperempat lingkaran tempat melambungkan bola kepada pemain yang melakukan sepakan
permulaan (service) dengna jari-jari 90 cm.

b. Tiang dan Jaring (net)


Tiang : Dua buah tiang didirikan di tengah-tengah kedua garis samping di sebelah luar
dengan jarak 30,5 cm dari samping. Tinggi tiang 5 kaki 1 inchi (1,55 m).
Jaring (net) : Jaring dibuat dari bahan yang biasa untuk itu (benang kasar/tali) atau dengan
nylon dengan ukuran lubang-lubangnya 4-5 cm. Lebar jaring 72 cm dan panjangnya tidak
lebih dari 6,71 m. Pada pinggir atas, bawah dan samping dibuat pita selebar + 5 cm yang
diperkuat oelh tali yan g diikatkan pada kedua ring. Tinggi jaring 1,55 m dari tanah/lantai.

c. Bola
Bola dibuat dari rotan yang selapis, dianyam bentuk bulat seperti bola. Terdiri dari 9
sampai dengan 11 anyaman dan mempunyai 12 lubang. Lingkaran bola 41 sampai 43 cm.

d. Pemain
1. Permainan ini dimainkan oleh dua regu yang masing-masing pihak terdiri dari 3
(tiga) orang.
2. Satu orang dari tiga pemain ini berdiri di belakang yang dinamakan "TEKONG".
3. Dua orang lagi ialah pemain depan, seorang di kiri dan seorang di kanan. Pemain
yang di sebelah kiri dinamakan APIT KIRI dan yang di sebelah kanan dinamakan
APIT KANAN.
4. Istirahat bisa diberikan selama 5 menit sebelum games (set) terakhir dimulai
5. Tiap-tiap regu akan bertukar pada set ke-2 dan pada set ke-3 (rubber set) pertukaran
tempat dilakukan setelah diperoleh 8 angka oleh satu pihak.
e. Petunjuk untuk wasit
Wasit dapat meningkatkan mutu dari permainan sepaktakraw ini jika ia memimpin
dengan penuh semangat dan disiplin. Sebelum permainan dimulai, wasit terlebih dahulu
hendaklah :
1. Memeriksa lapangan, garis (lines), jaring (net), bola dan keadannya.
2. Memberikan petunjuk secara singkat kepada penjaga garis (lines man).
3. Menetapkan regu mana yang pertama melakukan service (sepakan permulaan)
4. Memperkenalkan regu yang akan bermain dan pemain-pemainnya.
5. Mengumumkan regu yang pertama melakukan sepakan permulaan (service)
6. Mulai permainan

2.4 Teknik-Teknik dalam Sepak Takraw


Upaya untuk dapat bermain sepak takraw yang baik haruslah mengenal dan mampu
menguasai ketrampilan yang baik tentang dasar bermain sepak takraw. Untuk itu atlet
harus menguasai teknik-teknik dasar dalam permainan sepak takraw. Teknik dasar bermain
sepak takraw menurut Ratinus Darwis :

1.  Sepak Sila


Sepak sila adalah menyepak bola dengan menggunakan kaki bagian dalam gunanya
untuk menerima dan menimang bola, mengumpan dan menyelamatkan serangan
lawan.

2.  Sepak Kuda (Sepak Kura)


Sepak kuda atau sepak kura adalah sepakan dengan menggunakan kura kaki atau
dengan punggung kaki. Digunakan untuk menyelamatkan bola dari serangan lawan,
memainkan bola dengan usaha menyelamatkan bola dan mengambil bola yang rendah.

3.   Sepak Cungkil


Sepak cungkil adalah menyepak bola dengan menggunakan kaki (jari kaki).
Digunakan untuk mengambil bola yang jauh, rendah dan bola-bola yang liar pantulan
dari bloking.
4.   Menapak
Menapak adalah menyepak bola dengan menggunakan telapak kaki. Digunakan
untuk : smash ke pihak lawan, menahan atau membloking smash dari pihak lawan dan
menyelamatkan bola dekat net (jaring).
5.  Sepak Simpuh atau Sepak Badek
Sepak badek adalah menyepak bola dengan kaki bagian luar atau samping luar.
Digunakan untuk menyelamatkan bola dari pihak lawan dan mengontrol bola dalam
usaha penyelamatan.

6.   Main Kepala (heading)


Main Kepala (heading) adalah memainkan bola dengan kepala. Digunakan untuk
menerima bola pertama dari pihak lawan, meyelamatkan bola dari serangan lawan.

7.   Mendada
Mendada adalah memainkan bola dengan dada, digunakan untuk mengontrol bola
untuk dapat dimainkan selanjutnya.

8.   Memaha
Memaha adalah memainkan bola dengan paha dalam usaha mengontrol bola,
digunakan untuk menahan, menerima dan menyelamatkan bola dari serangan lawan.

9.   Membahu
Membahu adalah memainkan bola dengan bahu dalam usaha mempertahankan dari
serangan pihak lawan yang mendadak, dimana pihak pertahanan dalam keadaan
terdesak dan dalam posisi yang kurang baik.

2.5 Perkembangan Sepaktakraw di Indonesia


Olahraga sepaktakraw di Indonesia pada awalnya disebut sepakaga, sepaktago dsb,
tergantung di daerah mana sepaktakraw dimainkan. Pada abad XV tepatnya di
Semenanjung Malaka dan daerah pesisir pantai lainnya, di Indonesia sudah berkembang
suatu permainan yaitu sepak raga, namun apakan permainan ini cikal bakal permainan
sepaktakraw atau bukan belum diketahui secara pasti. Namun apabila melihat jenis,
karakter serta bentuk permainannya sepakraga ini bisa dijadikan sebagai cikal bakal
permainan sepaktakraw yang sekarang ini kita kenal. Pengenalan permainan sepak takraw
yang pertama kalinya di Indonesia adalah ketika tim Malaysia datang dan berkunjung ke
Jakarta pada bulan September tahun 1970, kunjungan ini tidak sebatas di Jakarta akan
tetapi sapai kepada daerah-daerah lain.
Kunjungan dari kedua negara ini telah mendorong Indonesia untuk berpartisipasi
dalam setiap event sepaktakraw. Selanjutnya oada tahun 1974 atas prakarsa Dirjen
Olahraga dan Pemuda khususnya dalam rangka pengembangan olaraga  permainan
sepaktakraw ini maka didatangkanlah seorang pelatih dari Malaysia untuk melatih calo-
calon peltih di Indonesia.
Sebelum permainan sepaktakra dikenal oleh masyarakat Indonesia secara umum
seperti sekarang, dahuli permainan ini sidah ada dan berkembanga di daerah-daerah sampai
di desa-desa dengan sebutan sepakraga tujuan dari permainan ini yaitu untuk
mendemonstrasikan keterampilan atau kemahiran tubuh menguasai bola. Cara
pelaksanaannya yaitu bola yang terbuat dari rotan dimainkan dengan seluruh anggota
badan seperti kakim paha, dada, bahu, kepala dsb kecuali tangan.
Pada awalnya permainan sepaktakraw dimainkan dengan menggunakan bola yang
terbuat dari rotan dengan tujuan memainkan bola selam mungkin tanpa jatuh ke tanah
sehingga permainan ini sangat menarik dan cukup mengasyikan untuk dimainkan. Dari
bentuk permainan ini merupakan permainan merupakan permainan yang berdifat
demonstrasi, dengan lapangan yang digunakan yaitu sebuah lingkaran. Setiap pemain
berdiri di lingkaran tersebut, salah satu pemain berdiri di tengah lingkaran berfungsi
sebagai pengatur bola yang disebut janang, syarat janang ini haruslah seorang yang sangat
mahir dalam menguasai dan memainkan bola karena fungsinya sebagai pengatur irama
permainan dan pengmbalian bola sehingga permainan ini dapat dilihat sebagai permainan
yang sangat menarik dan cantik. Disamping itu, permainan ini diperagakan hanya pada
saat-saat tertentu atau pada saat ada acara atau keramaian.

a. Sulawesi Selatan
Di masyarakat Sulawesi Selatan permainan sepakraga ini merupakan permainan
yang sangan populer dan merakyat. Pada waktu itu Sulawesi Selatan di kenal dengan nama
kerajaan Bugis; permainan ini disukai dan digemari oleh para pemuda bangsawan bugis
dan hal ini mendapat restu dari rajanya, selain itu juga permainan ini banyak dilakukan
oleh para pedagang bugis yang bersandar di pelabuhan-pelabuhan. Didaerah ini permainan
sepakraga dimainkan oleh beberapa orang dengan berbagai variasi gerakan tubuh. Pada
zaman ini, permainan sepakraga mengindentifikasikan tingkat kematangan dan kecakapan
seorang pemuda pemudi bugis, apabila sorang pemuda yang sudah mahir barmain
sepakraga ini maka ia dianggap sebagai pemuda yang sudah cakap. Variasi permainan
sendiri terutama dalam menunjukan kemahiran memainkan bola, seperti memainkan bola
dengan sikap berdiri, sikap jongkok, sikap duduk, sikap tidur dan sebagainya.
Agar lebih menarik permainan sepakraga ini sering di iringi dengan bunyi-bunyian
gendang dan alat musik tradisional lainnya, kemudian para pemain mengiringi irama musik
tersebut dengan gerakan-gerakan memainkan bola seolah-olah bola rotan ini ikut menari di
udara sehingga dapat menambah keindahan permainan sepakraga.

b. Sumatra Barat
Pada jaman kerajaan dulu, kebanyakan mata pencaharian masyarakat Sumatra Barat
atau yang lebih dikenal dengan Minangkabau adalah bertani dan berladang. Hampir
sepanjang kehidupan mereka dihabiskan dengan bercocok tanam sehingga tidak banyak
bentuk variasi kehidupan yang mereka rasakan yang pada akhirnya timbul kejenuhan pada
mereka.
Dalam mengisi aktivitas rekreasi di keramaian orang ini mereka bergembira sambil
bermain sepakraga; permainan ini dilakukan oleh para pemuda, orang dewasa. Alat yang
digunakan pertama kalinya yaitu sebuah bola yang terbuat dari rotan.
Permainan sepakraga di Minangkabau dikenal dengan sebutan Sepakrago atau
Barago yang berasal dari kata Rago yaitu bola rotan, sepak yaitu cara memainkan bola
tersebut dengan ditendang-tendang atau dipantulkan tan jatuh ke tanah.
Pada dasarnya cara permainan sepakrago ini sama dengan permainan sepakraga
pada umumnya, perbedaanya hanya penentuan pemenang dimana ditentukan dengan
lamanya waktu yang digunakan. Pemain yang paling lama memainkan bola tanpa jatuh ke
tanah maka ditetapkan sebagai pemenang.

c. Kalimantan
Didaerah Kalimantan khusunya di daerah Kandangan olaahraga sepaktakraw ini
telah dikenal sebelum perang dunia pertama, akan tetapi karena situasi dan sesuatu hal
yang belum mengizinkan menyebabkan permainan ini belum dikenal secara luar. Pada saat
ini permainan sepakraga di Kandangan disebut sebagai Bola Rotan. Permaiana ini
diadakan apabila ada upacara adat, pesta perkawinan, syukuran dan sebagainya. Permainan
ini bertujuan untuk memeriahkan dan meramaikan acara-acara tersebut.
Permainan di daerah ini sedikit lebih maju apabila dbandingkan dengan daerah
lainnya. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peraturan tertentu yang menjadi pegangan
dalam menetukan suatu pemenang, adapaun peraturannya antara lain :
 alat-alat dan perlngkapan
bola yang digunakan adalah bola yang terbuat dari rotan yang dianya dengan
seni anyaman sehingga berbentuk bulatm adapun ukurannya adalah : garis
menengah 15 cm dan berta yaiut 2 ons. Perlengkapan yang digunakan yaitu
perlengkapan penyepak bola yang disebut kelapian; kelapian ini terbuat dari
kelopak pinang yang digunakan pada kaki sebelah dalam untuk menyepak bola.
 lapangan, waktu dan pemain
lapangan  permainan ini berupa lapangan rumput/kering terbuka dengan ukuran
panjang 15m, lebar 15m dengan sasaran tendangan dipancang ditengah-tengah
(pusat). Permainan ini dimainkan oleh dua regu dan masing-masing regunya
terdiri dari 10 orang.
 sistem penilaian
formasi pemain membentuk lingkaran mengelilinga tiang bambu yang diletakan
ditengah-tengah, selanjutnya permainan diawali dengan warm up yaitu dengan
menyepak bola rotan dari satu pemain dengan pemain lain yang setelah itu setiap
regu menunjukan keahliannya guna mengimbangi dan mengatasi atraksi
lawannya sehingga terjadilah gaya-gaya memainkan bola rotan yang
mengagumkan.

2.6 Perkembangan sepaktakraw sekarang


Sepaktakraw adalah olahraga beregu yang jenis permainannya bisa dilakukan oleh
2 orang atau 3 orang dan 5 orang dalam satu timnya. Jenis permainan sepaktakraw yang
terdiri dari 2 orang dalam satu timnya disebut double event takraw, 3 orang dalam satu
timnya disebut jenis permainan regu takraw dengan sebutak pemainnya yaitu apit kiri, apit
kanan dan tekong. Apit kiri dan apit kanan adalah sebutan untuk pemain yang posisinya
berada disebelah kiri dan kanan serta dekat dengan net, sedangkan tekong yaitu sebutan
untuk pemain yang posisinya berada ditengah dan bertugas sebagai server yaitu orang yang
melakukan servis. Permainan takraw yang dimainkan oleh 5 orang dalam satu timnya
disbut hoop yaitu memasukan bola takraw kedalam keranjang yang digantung pada
ketinggian tertentu dengan menggunkan kaki, paha, bahu, sampai kepalah kecuali tangan.

2.7 Perkembangan Sepak Takraw Internasional ( Dunia )


Pada tahun 1965 Sepak Takraw merupakan satu cabang olahraga yang
dipertandingkan pada Pesta Olahraga South East Asia Peninsulars Games (SEAP GAMES)
yang diselenggarakan setiap 2 tahun sekali yang diikuti oleh : laos, Thailand, Singapura
dan malaysia. Pada tahun 1977 jumlah negara yang mengikuti SEAP Games diperluas
dengan negara Asia lainnya, yaitu : Indonesia, Brunei dan Philipina; dan nama SEAP
Games dirubah menjadi “South East Asian Games” (SEA GAMES).
Pada tahun 1982 dibentuk organisasi Sepak takraw negara-negara Asia : ASTAF
(Asian Sepak Takraw Federation) yang awalnya terdiri dari 14 negara, yaitu : Brunei
darussalam, Cina, Philipina, India, Indonesia, Jepang, Korea, Laos, Malaysia, Myanmar,
Singapura, Sri langka, Thailand dan Vietnam.
Pada tanggal 5 Maret 1992 diresmikan konstitusi organisasi Sepak takraw Internasional
dengan nama : ISTAF ( Internasional Sepak Takraw federation) awalnya terdiri dari 16
negara anggota , yaitu : 14 begara anggota ASTAF ditambah Amerika Serikat dan
Finlandia. ASTAF merupakan organisasi dibawah naungan dari ISTAF.
Sepak takraw diberi nama yang beraneka ragam oleh negara-negara yang
mengembangkannya, seperti :
a. Singapura dengan nama :“Bola Sepak Raga atau Sepakraga”
b. Malaysia dengan nama : “Sepak Raga Jarring atau SEPRAJA”.
c. Brunei diberi nama : “Sepak Raga Jala”.
d. Indonesia dengan nama : “Rago (Sulawesi Selatan)”.
e. China dikenal dengan nama : “Teng Chew”.
f. Burma atau Myanmar dengan sebutan : “Ching Loong”.
g. Ceylon (Sayland) dengan nama : “Raga”.
h. Laos terkenal dengan nama : “Kator”.
i. Philipina dengan nama : “Sipa”.
j. Thailand dengan sebutan : “Takraw”, dan oleh
k. ASTAF dinamakan : SEPAK TAKRAW sampai sekarang.
Pada tingkat internasional Sepak takraw dipertandingkan pada kejuaraan : SEA
Games, ASIAN Games, World Sepak takraw Championship, World Women Sepak
Takraw Championship, World Youth Sepak takraw Championship, King’s Cup Thailand,
Merdeka Games, Arafura games, Anniversary Cup dan POM Asia tenggara.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Menurut sejarah perkembangannya, Sepak Takraw berasal dari olahraga tradisional
Indonesia, yaitu : Sepak Raga. Daerah-daerah di Indonesia yang semula mengembangkan
permainan ini adalah : Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Sulawesi Selatan. Semula
permainan Sepak raga dimainkan oleh sekelompok bangsawan di daerah-daerah tersebut,
kemudian berkembang menjadi permainan rakyat. Sepak raga dimainkan 6 sampai 9 orang
secara melingkar di suatu tempat terbuka, sebagai hiburan dan pengisi waktu luang dikala
orang menunggu waktu senja. Beraneka ragam nama jenis permainan Sepak takraw
awalnya, seperti di Riau dikenal dengan nama Rago Tinggi, di Bengkulu bernama Cepak,
di Sumatera dan Jambi dengan nama Sepak rago, sedang di Sulawesi Selatan bernama
Marraga-Akraga.
Permainan Sepak Takraw sampai sekarang ini masih merupakan salah satu cabang
olahraga yang belum memasyarakat, belum menjadi kegemaran masyarakat dari semua
lapisan. Permainan Sepak Takraw baru merambah kepada masyarakat lapisan menengah
ke bawah. Hal ini disebabkan permainan ini sulit dilakukan, berisiko cidera atau sakit lebih
besar, dan masih ada kelompok masyarakat yang menganggap permainan Sepak Takraw
sebagai olahraga yang kasar. Namun demikian perkembangan permainan Sepak Takraw
terjadi sangat pesat sekali. Hal ini dapat dilihat mulai tahun 1983, seluruh daerah di
Indonesia sudah memiliki Pengurus daerah (Pengda) atau sekarang bernama Pengurus
Provinsi (Pengprov) Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia (PSTI).

Anda mungkin juga menyukai