Anda di halaman 1dari 35

CRITICAL BOOK REPORT

MK. Keterampilan Teknik Dasar


Sepak Takraw
Prodi S1 PKO Fakultas Ilmu
Keolahragaan

Skor Nilai :

Skor Nilai :

“Sepak Takraw”

NAMA : FIRMAN PUTRA JAYA NDRAHA


NIM : 6192421006
DOSEN PENGAMPU : Drs. Ibrahim, M.Kes. AIFO
MATA KULIAH : KETERAMPILAN TEKNIK DASAR SEPAK TAKRAW

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEI 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyusun Critical Book Report yang berjudul “Keterampilan Teknik
Dasar Sepak Takraw”dengan baik dan lancar sehingga dapat dikumpul dengan tepat waktu.

Dalam penyusunan Critical Book Report ini penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan, akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak masalah itu bisa teratasi. Maka dalam
kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan banyak terimah kasih :
1. Drs. Ibrahim, M.Kes. AIFO selaku dosen pengampu mata kuliah Keterampilan Teknik
Dasar Sepak Takraw yang memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan
Critical Book Report ini.
2. Saya juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyusun hingga
terselesaikannya Critical Book Report ini dengan tepat waktu.
3. Saya sangat berharap Critical Book Report ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan pembaca mengenai Keterampilan Teknik Dasar Sepak
Takraw.

Saya sangat menyadari bahwa dalam Critical Book Report ini terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna, oleh karna itu saya mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan critical book report ini. Sekian dan terima
kasih.

Pangururan 31 Mei 2020

Firman Putra Jaya Ndraha


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut perkiraan yang didasarkan pada faktor budaya bangsa dan keadaan alam beserta
hasilnya, sepak raga mulai dimainkan pada permulaan tahun 1400-an. Masa ini adalah zaman
kejayaan kerajaan Majapahit.
Sepak raga dimainkan oleh 4-6 orang yang berdiri melingkar, bola disepak melambung
tinggi diarahkan kepada teman bermain untuk diterima dan dilambungkan lagi, demikian
seterusnya sampai bola mati. Di beberapa daerah, seorang diantara pemain berdiri ditengah
bertugas sebagai pembagi bola “ Janang” dalam bahasa Bugis disebut “ Posittak Passapu “.
Permainan ini dilangsungkan di sore hari, sambil bercengkrama menanti azan maghrib atau
malam tiba, diikuti oleh remaja atau dewasa.
Sepak raga sebagai permainan rekreatif menunjukkan ketangkasan memainkan kaki oleh
karena itu disukai oleh remaja/pemuda. Permainan ini cepat berkembang. Berdasarkan buku “
PERMAINAN RAKYAT DAERAH SULAWESI SELATAN “ di daerah kerajaan Gowa,
seorang pemuda dianggap belum “ Sukkuk “ atau dewasa kalau belum bisa bermain sepak raga
dengan baik. Menurut Muslim Denny bahwa sepak raga berasal dari pulau Nias, di pantai barat
pulau sumatera bagian utara, kalau itu betul, kenapa tidak ada atlit sepak takraw yang berasal
dari daerah tersebut ?. Selain itu ada juga yang berpendapat bahwa sepak raga itu berasal dari
Kandangan ( Kalimantan ). Buktinya sepak raga ( Bola Rotan ) sebagai sebutan masyarakat
Kandangan dari dulu sampai sekarang pemain sering diadakan terutama sekali untuk
memeriahkan keramaian adat, pesta perkawinan dan hajad demi keselamatan desa dan lain
sebagainya. Berdasarkan pengamatan penulis sepak raga lebih berkembang di Sulawesi,
permainan sepak raga dikenal sampai ke pelosok pedesaan, bahkan sepak raga merupakan
permainan rakyat sehingga setiap ada acara kebudayaan, permainan sepak raga selalu di
demonstrasikan. Kalau demikian adanya, kemungkinan sepak raga berasal dari Sulawesi. Selain
itu, ada juga pendapat yang mengatakan bahwa sepak raga berasal dari tanah Malaka. Namun
menurut seorang ahli yang bernama Kudren meragukan hal itu dengan alasan masyarakat di
Malaka tak kenal sepak raga.
Masyarakat Bugis - Makassar yang pekerjaannya sebagai pelaut yang gagah berani
berlayar mengarungi Laut Nusantara, sepak raga dijadikan media dalam misi dagang mereka. Di
mana mereka berlabuh, di sana mereka memainkan sepak raga yang diselingi gendang, sehingga
ramai ditonton orang. Masyarakat Bugis-Makassar ini menjelajah sampai ke tanah
semenanjung, bahkan Indo Cina dan Hindia Belanda.
Di berbagai daerah sepakraga dijadikan permainan yang dipertunjukkan bila ada
perhelatan negeri. Di Sulawesi Selatan sepak raga merupaka permainan anak remaja ( Kaum
Bangsawan ) dan diberitakan dan dijadikan salah satu syarat oleh seorang gadis untuk memilih
pemuda pujaannya.
Dalam bahasa Bugis permainan ini disebut “ Marraga “ atau “ Maddaga “ dan dalam
bahasa Makassar disebut “ Akraga “, sedangkan di Sumatera disebut “ Bermain Rago “, dan di
Nusantara disebut “ Sepak Raga “. Di Sri Lanka, permainan disebut “ Raga “, di Filipina , “ Sipa
“, di Thailand disebut “ Takraw “, di Laos “ Kator” dan di Cina “ Teng Chew “, sedangkan di
Myanmar dinamakan “ Ching Long “. Di Malaysia dan Singapura hampir sama sebutannya di
Sumatera, permainan ini dinamakan “ Raga Sepak “.
Pada zaman kolonial permainan sepak raga sempat tidak berkembang, penyebabnya
karena colonial melarangnya dan memperkenalkan permainan yang mereka bawa seperti sepak
bola, kasti ( asalnya dari rounders ), bola keranjang, tennis. Sepak raga seakan-akan tersisih dan
hanya dimainkan di pojok-pojok atau di belakang rumah.
Hari Kebangkitan Nasional ( HARKITNAS ) yang dicanangkan pada tanggal 20 mei
1908, membawa pengaruh di bidang olahraga tradisional. Sepak raga dimainkan kembali. Di
Sumatera, permainan ini bersama “ Randai “ ( semacam silat yang dibawakan melingkar oleh
10-12 orang sambil diikuti nyanyian ) dijadikan pertunjukan di halaman rumah bila ada pesta
perkawinan. Di Tapanuli digunakan upih pinang pembungkus kaki untuk menyepak bola.
Ceritanya diawali dengan bermain sepak raga. Gara-gara si Midun ( Pemeran Utama ) meledek si
Kacak yang tidak bisa menyepak bola. Di Sulawesi sepak raga biasa juga disebut “ Permainan
Pangeran “.
Pada tahun 1970, rombongan pemain sepak raga jarring Malaysia berkunjung ke
Indonesia, dan memperagakan cara bermain sepak raga jaring ( Jala ). Rombongan Malaysia
berdemonstrasi di Jakarta, Ujung Pandang, dan Padang beberapa bulan kemudian, rombongan
pemain Singapura berdemonstrasi di Bandung, Surabaya, Medan dan Pekanbaru.
B. Hal - hal Penting Dalam Isi Buku

Malaysia bersama Singapura dan Thailand memang aktif memperkenalkan permainan ini,
pada tanggal 1-3 september 1967, sejumlah mahasiswa Malaysia di Mesir, mendemonstrasikan
cara bermain di Misril Jadiah. Kemudian pada tahun 1970 di Bangkok dilakukan eksibisi pada
Asian Games VI oleh pemain-pemain Malaysia dan Thailand. Tahun 1965, sepak raga pertama
kali dimainkan di South East Peninsular Games ( SEAP Games ) ke-3. Ini ada asal muasal
perminan sepak takraw masuk SEA GAMES dan ASEAN GAMES, dan saat itu pula
terbentuknya ASTAF ( Asian Sepak Takraw Federation ).
Nama sepak raga jarring digantikan dengan nama sepak takraw atas usul Thailand pada
pembentukan ASTAF. Kata “ sepak “ berasal dari bahasa Melayu, sedangkan “ takraw “ bahasa
Thai, yang berarti bola dibuat secara dianyam.
Pada tahun 1971, diselenggarakan kejurnas sepak raga pertama yang diikuti Sumatera
Utara,Sumatera Barat, Riau dan Sulawesi Selatan. Pada kesempatan itu, tepatnya tanggal 16
Maret 1971, dibentuk Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia ( PERSERASI ). Kejurnas II
diselenggarakan pada tahun 1976, dalam rangka mengikuti persiapan mengikuti SEA GAMES
IX/1977 di Kuala Lumpur, Malaysia. Usman Amiruddin, Rahman Daud dan Alwi TJaeadalaha
nama-nama pemain pertama yang aktif waktu itu. Sejak itu pula, sepak raga Indonesia ikut terus
dalam Event olahraga Asia Tenggara.
Tahun 1979 diselenggarakan kejurnas III, dan pada tahun yang sama sudah 14 daerah
yang menjadi anggota PERSERASI. Sesuai ketentuan, maka PERSERASI diterina menjadi
anggota KONI pusat tahun 1980, sehingga pada PON X/1981 sepakraga mulai dipertandingkan.
Untuk menghadapi PON X , dan sebagai strategi agar diakui KONI, tahun1979 diselenggarakan
kejurnas III.
Kejurnas IV diadakan pada tahun 1983 dan diikuti oleh 19 daerah. Setiap ada event
Nasional, selalu diadakan pertemuan antara PB. PERSRASI dengan pengda-pengda. Selain
konsolidasi, pada pertemuan 1983 itu disepakati daerah-daerah yang akan mengikuti PON XI/
1985 di Jakarta. Disepakati pula bahwa PON dianggap Kejurnas sekaligus.
Selesai PON XI/1985 di Jakarta. Pengda-pengda baru bermunculan. Pada waktu
bersamaan pembenahan organisai terasa diperlukan. Pada tanggal 6-8 oktober 1986, bersamaan
waktunya dengan penyelenggaraan Kejurnas VII/1986, dilangsungkan Kongres PERSERASI
dengan acara: pemantapan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ( AD/ART). Pada
tahun itu juga ( 1986 ) PERSERASI berubah nama menjadi PERSETASI ( Persatuan Sepak
Takraw Seluruh Indonesia ).Kemudian pada Munas tanggal 24 Agustus 2005 menjadi PSTI
(Persatuan Sepak Takraw Indonesia).
Dalam penyusunan Anggaran Dasar ( AD ), komisi organisasi dalam kongres
mengusulkan sebutan “ Sepakraga “ diganti dengan “ Sepak Takraw “. Dengan dasar pemikiran
bahwa sepak raga sudah melembaga, sudah membudaya dalam masyrakat, dan untuk menunjang
“ Asean Spirit “, maka disepakati perubahan nama tersebut.
Pada juli 1987, PB PERSETASI dikukuhkan dan dilantik oleh ketua umum KONI Pusat,
pengurus bertugas mmeneruskan Pelatnas Sepak Takraw untuk Sea Games XIV/1987 di Jakarta;
menyelenggarakan pelatihan Wasit ASTAF, dan mempersiapkan tim untuk mengikuti King’s
Cup IV/1987 di Bangkok.
Pada pertenuan ASTAF di Jakarta, tahun1987, saat Sea Games XIV. Indonesia
melontarkan ide agar sepak takraw wanita dijadikan salah satu event. Setelah itu, PB
PERSETASI mendorong pembinaan sepak takraw wanita di daerah-daerah. Pada tahun 1988,
Indonesia mengikuti AQUINO CUP di Manila, 1990 ikut dalam demonstrasi sepak takraw
wanita di Kuala Lumpur, berbarengan waktunya dengan World Championship. Tahun 1990 itu
pula diselenggarakan pula Invitasi sepak takraw wanita pertama yang mengundang 7 daerah,
bersamaan dengan Kejurnas Junior I Jakarta. Dilanjutkan dengan invitasi ke-2 di Denpasar, Bali
Tahun 1991. pada tahun 1992 dilangsungkan Kejurnas sepak takraw wanita pertama di Bandung
diikuti 10 daerah. Pada tahun 1994 Kejurnas II di Medan diikuti oleh 11 Daerah.
Perkembangan sepak takraw wanita di tanah air cukup menggelora, kalau invitasi di
Jakarta dan Denpasar oleh 6 dan 7 daerah, namun pada kejurnas sepak takraw wanita diikuti
oleh 14 daerah. Dengan perkembangan demikian terbuka peluang untuk ditampilkan pada PON
XIII/1993 di Jakarta sebagai nomor eksibisi.
Selama tahun 1993, sepak takraw wanita telah mengikuti 2 event Internasional : World
Cup di Kucing, Serawak, 1-3 Agustus 1993 mengirim Kalimantan Tengah dan berhasil sebagai
juara I ; di Princessa City, Palawan, Fillipina, 19-23 Desember mengirim Kalimantan Tengah
dan Sulawesi Selatan. Hasil dari 2 event ini sangat memuaskan bagi bangsa Indonesia, Sulawesi
Selatan sebagai juara I, dan Kalimantan Tengah sebagai juara II. Sepak takraw wanita juga telah
dieksibisikan pada PON XIII/1993, oleh daerah : Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, Riau,
dan DKI Jakarta.
Walaupun sepak takraw wanita telah berkembang, termasuk di kawasan Asia Tenggara,
namun nomor ini belum dilegalisir ASTAF. Pada ASTAF Secretary General Meeting, Indonesia
mempertanyakan hal ini, tetapi pada saat itu hanya 3 negara yang telah menggalakkan sepak
takraw wanita, yaitu : Filipina, Malaysia, da Indonesia. Thailand mengaku belum, walaupun
pada tahun1990 di Khon Khein University ( Thailand tinur laut ) pernah dilaksanakan
demonstrasi sepak takraw wanita.
Perkembangan sepak takraw wanita sempat terhenti dari tahun 1993, dan digalakkan
kembali oleh Indonesia dengan diselenggarakan Aniversary Cup I/1997 di Jakarta. Sejak saat itu,
sepak takraw sangat berkembang, sampai akhirnya TAT ( Takraw Association of Thailand )
mencantumkan sebagai salah satu nomor pada Thai King’s Cup XIII/1997 di Nakhonsawan,
Thailand, 06-20 September 1997.
Inilah awalnya sehingga sepak takraw wanita dimainkan pada ASEAN GAMES
XIII/1998 di Bangkok. Sejak saat itu ada 6 yaitu : Tim Putera dan Tim Puteri, beregu Putera dan
beregu Puteri ditambah sepak raga lingkaran uutuk Putera dan Puteri
Pada PON XV/2000 di Surabaya, 6 nomor dipertandingkan pula. Seluruh pengurus
daerah berlomba mempersiapkan diri melalui Kejuaraan Wilayah ( Kejurwil ) sebagai babak
Kualifikasi ( Pra PON ). Di Makassar, sejak tahun 1997, diselenggarakan pertandingan sepak
takraw Puteri Beregu dan mulai Kejurwil 1998 sepak takraw wanita juga dipertandingkan.
Pra PON melalui Kejurwil 1999, bulan oktober 1999, mempertandingkan 6 nomor.
Syarat untuk itu PON harus lolos dalam seleksi Kejurwil, karena Kejurwil merupakan salah satu
komponen sistem pembinaan berjenjang, system berjenjang mulai dicetuskan sejak tahun 1998
dengan dilangsungkan Kejurwil di 4 wilayah Indonesia, yaitu :
1. Wilayah A : D.I. Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan
dan Bengkulu.
2. Wilayah B : Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Tangah dan Kalimantan
Selatan.
3. Wilayah C : Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan
Nusa Tenggara Timur.
4. Wilayah D : Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tenggara, Maluku dan Irian Jaya
Dasar penyelenggaraan Kejurwil ini antara lain agar setiap daerah lebih berkompetisi untuk bisa
lolos ke event tingkat nasional. Kriteria pengelompokkan daerah menurut wilayah anatara lain,
kemudahan transportasi dan adanya daerah unggulan di setiap wilayah.
Pada PON XVII di Kalimantan Timur, sepak takraw mempertandingkan nomor : Regu ,
Tim , Double Event, dan Takraw Hop.
Sepaktakraw Takraw Hoop merupakan pengganti nomor Sepaktakraw Lingkaran
(Circle-game), yang diperkenalkan sejak tahun 2002. Sedangkan sepaktakraw Hoop-Takraw
sejak tahun 2006.
Selain nomor pertandingan tersebut di atas, sepaktakraw telah perkenalkan nomor
Takraw Pantai pada ASEAN BEACH GAMES (ABG) di Bali dan sementara dalam
perencanaan akan ditambah nomor baru yaitu NOMOR CAMPURAN
BAB II
DESKRIPSI ISI BUKU

BAB I
PERATURAN PERWASITAN SEPAK TAKRAW

A. Peraturan Perwasitan

1. PASAL 1
Dasar susunan perwasitan PERSETASI, pengaturannya disesuaikan dengan adanya tingkat
pertandingan.
2. PASAL 2
Tingkat Pertandingan/Kejuaraan
a. Tingkat Nasional
1. Pertandingan/Kejuaraan Nasional
2. Pertandingan/Kejuaraan Wilayah
b. Tingkat Daerah
1. Pertandingan/Kejuaraan Daerah
2. Pertandingan/ Kejuaraan Antar Cabang
c. Tingkat Cabang
1. Pertandingan/Kejuaraan Cabang
2. Pertandingan/Kejuaraan Antar Perkumpulan

3. PASAL 3
Golongan Wasit
a. Pertandingan/Kejuaraan tersebut pada pasal 2a, di atas di pimpin oleh wasit Tingkat Nasional
(S1) dan Wasit ASTAF.
b. Pertandingan/Kejuaraan tersebut pada pasal 2b, di atas di pimpin oleh wasit daerah tingkat 1
( S2 )
c. Pertandinga-pertandingan tersebut dalam pasal 2c, di atas di pimpin oleh wasit Daerah
Tingkat II ( S3 )
4. PASAL 4
Pimpinan Pertandingan/Kejuaraan
1. Pertandingan/kejuaraan tingkat Internasional/Regional dipimpin oleh wasit yang telah
memperoleh sertifikat ASTAF/ISTAF.
2. Pertandingan/Kejuaraan tingkat Nasional, Daerah Tingkat I dan Tingkat II, di pimpin oleh
wasit pembantu yang ditetpkan oleh komisi perwasitan.

5. PASAL 5
Klasifikasi Wasit
1. Wasit ASTAF/ISTAF
2. Wasit Nasional ( SI )
3. Wasit Daerah Tingkat I S2 )
4. Wasit Daerah Tingkat II ( S3 )

6. PASAL 6
Syarat-Syarat Wasit
1. a. Untuk memperoleh sertifikat wasit ASTAF/ISTAF harus memenuhi
persyaratan yang ditetapkan Komisi Perwasitan ASTAF/ISTAF ( lihat
Umpiring Orientation Course, Toward Profsionalism, hal 12 ), telah
memiliki sertifikat S1 dan aktif dalam perwasitan selama 3 ( Tiga ) tahun
berturt-turut.
b. Pengajuan calon wasit ASTAF/ISTAF oleh PB.PERSETASI.
2. Untuk memperoleh sertifikat wasit tingkat Nasional ( SI ), harus memenuhi persyaratan yang
ditetapkan oleh PB.PERSETASI, yaitu :
a. Pendidikan terendah adalah SLTA
b. Umur 26-40 tahun
c. Memiliki sertifikat S2
d. Aktif mewasiti pertandingan/kejuaraan, 3 ( Tiga ) tahun berturut-turut.
e. Tidak cacat fisik dan mental
f. Lulus tes teori dan praktek yang diselenggarakan oleh komisi perwasitan PB.
PERSETASI
g. Diajukan oleh pengurus daerah tingkat I
3. Untuk memperoleh sertifikat wasit daerah tingkat I ( S2 ), harus memenuhi persyaratan yang
ditetapkan oleh pengurus daerah seperti yang termaktub pada nomor 2 ( a S/ Df ) dan
diajukan oleh Pengurus Daerah Tingkat II.
4. Untuk memperoleh sertifikat wasit daerah tingkatII ( S3 ), telah memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan oleh pengurus daerah tingkat II seperti yang termaktub pada nomor 2 (a S/D
f ) dan diajukan oleh Pengurus cabang.

7. PASAL 7
Sertifikat Wasit
a. 1.Sertifikat Wasit ASTAF/ ISTAF diberikan oleh komisi perwasitan ASTAF/
ISTAF.
2. Sertifikat Wasit Nasional ( SI ), diberikan oleh PB PERSETASI.
3. Sertifikat Wasit Daerah tingkat I ( S2 ), diberikan oleh pengurus daerah.
4. Sertifikat Wasit Daerah tingkat II ( S3 ), diberikan oleh Pengurus Cabang.
b. Masa berlakunya sertifikat yang diberikan adalah 3 ( Tiga ) tahun, terhitung mulai tanggal
ditetapkan.
c. Tiga bulan selama masa berlakunya berakhir, si pemilik mengajukan
permohonan kepada PB PERSETASI, PENGDA yang bersangkutan untuk
memperoleh sertifikat baru.

8. PASAL 8
Promosi Dan Degradasi
a. Pengurus besar maupun pengurus daerah PERSETASI atas usul bidang perwasitan,
berdasarkan pertimbangan teknis serta kemampuan menguasai peraturan permainan dan
perwasiatan, seoarng wasit dapat dinaikkan ke jenjang lebih tinggi.
b. Pengurus besar maupun Pengurus daerah PERSETASI, atas usul bidang perwasitan,
berdasarkan pertimbangan teknis serta kemampuan menguasai peraturan peraminan/
perwasitan, seorang wasit dapat diturunkan ke jenjang yang lebih rendah.
c. Dalam kenaikan ( Promosi ) maupun penurunan ( degradasi ), Pengrus besar maupun
Pengurus daerah PERSETASI memberitahukan secara tertulis kepada yang bersanngkutan.
9. Pasal 9
Tugas Komisi Perwasitan
Komisi Perwasitan Bertugas
a. Registarsi dan Herregistarsi wasit
b. Klasifikasi/Promosi/Degradasi Wasit.
c. Ujian wasit
d. Pemberhentian wasit
e. Menentukan wasit/ pembantu wasit dalam suatu pertandingan
f. Mengadakan ceramah/seminar, kursus maupun penataran wasit
g. Menerbitkan brosur/ majalah mengenai perwasitan

10. Pasal 10
Pakaian Seragam, Badge Dan Kartu Wasit
1. Wasit utama dan Wasit pembantu dalam tugasnya dalam mewasiti suatu pertandinngan
diharuskan memakai baju seragam dan Badge. Pakaian seragam wasit berwarna merah bata
dan krem /kuning atau haijau.
a. Penjaga garis dalam tuagasnya dalam suatu memakai baju seragam. Pakaian
seragam penjaga garis berwarna putih dan abu-abu.
b. Lambang
Wasit ASTAF/ISTAF : Lambang ASTAF
Wasit Nasional : Lambang PB PERSETASI
Wasit daerah tingkat I : Lambang PON Daerah ( Provinsi )
c. Wasit daerah Tingkat II : Lambang Daerah Tingkat ISetiap wasit
memperoleh kartu wasit yangn dikeluarkan oleh Pengurus besar
maupun pengurus daerah menurut golongan masing-masing wasit.
11. Pasal 11
Piagam/ Tanda Penghargaan
Wasit nasional, wasit daerah Tingkat I dan Tingkat II yang secara terus-menerus
menjalankan tugasnya selama 10 ( sepuluh ) tahun atau lebih, berhak memperoleh Piagam/
Tanda Penghargaan yang diberikan oleh pengurus besar maupun Pengurus Daerah.

12. Pasal 12
Biaya Perjalanan
Wasit nasioanal maupun Wasit Daerah Tingkat I dan II berhak menerima penggantian ongkos
perjalanan dan pengeluaran lainnya yang jumlahnnya telah ditentukan / disetujui Pengurus
Besar/ Pengurus Daerah.

13. Pasal 13
Hukuman
Seorang wasit dalam tugasnya mewasiti suatu pertandingan bilamana melakukan perbuatan
tercela ( menerima uang suap) dan yang bertentangan dengan jiwa keolahragaan, dapat diberi
hukuman peringatan, skorsing atau diberhentikan sebagai wasit.

14. Pasal 14
Perpindahan/ Pemukiman Wasit
Wasit yang pindah tempat tinggal dari suatu daerah ke daerah lain, melaporkan kepindahannya
tersebut kepada Pengurus Besar, Pengurus Daerah asal dan Pengurus Daerah Yang dituju.

15. Pasal 15
Hal-hal Lain
a. Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini akan ditentukan/diputuskan oleh pengurus
besar dan Pengusur Daerah PERSETASI yang bersangkutan.
b. Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
BAB II

PERATURAN PERMAINAN
SEPAKTAKRAW

A. PERATURAN SEPAKTAKRAW TIM/REGU

1. LAPANGAN

- Lapangan Sepaktakraw seukuran dengan lapangan Badminton ; 13,40m x 6,10m.


- Takraw dapat dimainkan didalam gedung dan juga dapat dimainkan diluar gedung
(apabila dimainkan didalam gedung maka tinggi loteng minimal 8m dari lantai.
- Keempat sisi lapangan ditandai dengan/cat atau lakban yang lebarnya 4cm, diukur dari
pinggir sebelah luar.
a. Area Bebas : Adalah minimal 3 meter dari garis luar lapangan harus bebas
rintangan (lihat gambar) :
b. Center Line : Adalah garis tengah dengan lebar 2cm.
c. Quarter Circle : Adalah Garis seperempat lingkaran dipojok garis tengah dengan
radius 90cm diukur dari garis sebelah dalam sbb:
d. The Cervice Circle : Adalah lingkaran servis dengan radius 30 cm berada ditengah
lapangan, jarak dari garis belakang 2,45 m dan jarak dari titik tengah garis lingkaran ke
garis tengah (centre line) 4,25 m, jarak tengah lingkaran adalah 3,05 meter dari kiri dan
kanan garis pinggir lapangan.

1. TINGGI TIANG ( sama dengan net )


- Putra :
Tinggi net 1,55 meter dipinggir dan minimal 1,52 meter ditengah.
- Putri :
Tinggi net 1,45 meter dipinggir dan minimal 1,42 meter ditengah.
- Kedudukan tiang 30 cm diluar garis pinggir.
2. NET
- Net terbuat dari tali/benang kuat atau nilon, dimana tiap lubangnya lebar 6 – 8 cm.
- Lebar net 70 cm dan panjang 6,10 meter.
3. BOLA TAKRAW
- Terbuat dari plastic (synthetic fibre) dimana awalnya adalah terbuat dari rotan.
- Lingkaran 42 – 44 cm (putra) dan 43 – 45 cm (putri).
- Berat adalah 170 – 180 gram (putra) dan 150 – 160 gram (putri).
4. PEMAIN
a. Permainan ini dimainkan oleh dua “Regu” masing-masing regu terdiri dari 3 orang
pemain, dan setiap regu dilengkapi 1 (satu) pemain cadangan.
b. Satu dari 3 pemain diposisi belakang disebut back atau “tekong” ( yang melakukan
sepak mula).
c. Dua pemain berada didepan ; yang sebelah kiri disebut “apit kiri” dan sebelah kanan
disebut “apit kanan”.
5. PAKAIAN PEMAIN
A. Semua pemain putra diharuskan memakai pakaian kaos seragam yang berlengan T-
Shirt dan bersepatu karet, dan untuk putri diharuskan memakai kaos bundar serta celana
sebatas lutut. Tidak diperkenankan pemain memakai pakaian yang membahayakan lawan
selama pertandingan
Catatan : Kecuali dalam kondisi cuaca dingin pemain diperkenankan memakai track
suit.

B. PERATURAN PERMAINAN SEPAKTAKRAW DOUBLE REGU


Peraturan sepaktakraw double regu sama dengan peraturan sepaktakraw kecuali yang
berubah adalah:
1. SERVICE
- Dilaksanakan sendiri, dengan (lambung sendiri) dilakukan di
sepanjang belakang garis ( base line ).
- Servis dilakukan otomatis secara bergantian (rolling).
2. LAPANGAN
1. Lapangan sepaktakraw seukuran dengan lapangan Badminton : 13,40m x 6,10m.
Takraw dapat dimainkan didalam gedung dan juga dapat dimainkan diluar gedung
(apabila dimainkan didalam gedung maka tinggi loteng minimal 8 meter dari lantai.
2. Keempat sisi lapangan ditandai dengan cat atau lakban yang lebarnya 4 cm, diukur dari
pinggir sebelah luar.
3. Area Bebas : Adalah minimal 3 meter dari garis luar lapangan
harus bebas rintangan.
4. Centre Line : Adalah garis tengah dengan lebar 2 cm.

C. PERATURAN PERMAINAN SEPAKTAKRAW HOOP

1. LAPANGAN
1. Lapangan sepaktakraw Hoop dapat dimainkan dalam gedung dan dapat juga diluar
gedung dengan ukuran lapangan : diameter 4 meter tebal garis 4 cm.
2. Apabila dimainkan didalam gedung maka tinggi loteng minimal 8 meter dari lantai.
3. Diatas titik pertengahan lingkaran tergantung Hoop ( berupa lingkaran
diameter 50cm) sebagai sasaran menghasilkan poin

2. HOOP ( Sasaran Point )


Terbuat dari 3 lubang lingkaran masing-masing berdiameter 50cm, dibentuk dalam
segitiga dan terbuat dari bahan besi dimana setiap lingkaaran disertai dengan jarring identik
dengan ring basket.
- Putri : Tinggi 4,50 Meter
- Putra : Tinggi 4,75 Meter
3. BOLA
- Terbuat dari plastic (synthetic fibre) dimana awalnya adalah terbuat dari rotan.
- Lingkaran 42 – 44 cm (putra) dan 43 – 45 cm (putrid).
- Berat adalah 170 – 180 gram (putra) dan 150 – 160 gram (putrid).
- Bola takraw selain bola synthetic diatas dapat juga bola satu warna atau berwarna warni,
tetap bola tersebut tidak mempengaruhi penampilan/permainan atlet.
- Bola takraw dapat juga terbuat dari karet synthetic atau bahan karet melapisi lingkaran
bola yang disetujui oleh ISTAF pada setiap pertandingan.
- Semua kejuaraan Internasional regional mesti memakai bola yang telah disetujui oleh
ISTAF.

4. PEMAIN
a. Setiap tim terdiri dari 5 pemain ditambah 1 orang cadangan, nama-nama pemain harus
dimasukkan dalam daftar minimal 30 menit sebelum
pertandingan dimulai.
b. Hanya satu kali dilaksanakan pergantian pada saat terjadi injuri atau
alasan tehnik. Nilai yang telah didapat oleh pemain tergantikan akan
dilanjutkanb oleh pemain pengganti (pemain pengganti melanjutkan skill
tambahan berbeda dengan atlet yang digantikan).

5. PAKAIAN PEMAIN
a. Pemain putra diperkenankan memakai T-shirt dan sepatu olahraga yang
beralas karet.
b. Pemain Putri diperkenankan memakai T-shirt bundar leher atau T-shirt
lengan panjang dan sepatu beralaskan karet celana sebatas lutut dalam
cuaca dingin diperbolehkan juga memakai training spack.
c. Semua pemain berpakaian yang rapid an dimasukkan kedalam sisi
pinggang.
d. Tidak diperkenankan memakai pakaian yang menambah kecepatan bola.
e. Setiap captain diharuskan memakai tanda captain dipakai sebelah kiri.

6. PERMULAAN PERMAINAN
a. Para pemain ( 5 orang ) masing-masing berdiri diluar lingkaran, mereka
bebas bertukar tempat ketika permainan berlangsung.
b. Setiap tim akan bermain selama 30 menit.
c. Pada saat wasit member tanda mulai seorang pemain akan melambung bola ke kawan
lain untuk melai sepak awal, diteruskan pemain lain selanjutnya dipassing masuk 3
lingkaran di atas, sesuai keterampilan yang dimiliki ( lihat point 7-21).
d. Ketika bola dilambung semua pemain berada diluar garis lingkaran, mereka bebas
bergerak diposisi masing-masing.
e. Permainan akan terhenti bila bola mengenai lantai atau berhasil memasukkan kedalam
keranjang (membuat angka).
f. Pemain yang membuat kesalahan akan memulai lambungan bola awal untuk memulai
permainan kembali.
g. Panitia dapat mengganti atau menukar bola bila terjadi kesalahan dan bola menjauhi
dari pemain.
h. Pada saat permainan berlangsung semua pemain bola tidak bola mengenai tangan
kecuali saat memulai permainan ( melambung bola ).
i. Bola dapat dilambunguntuk memulai permainan bila hoop (keranjang) telah
dikembalikan ke posisi ketinggian.
j. Bola akan dilambung otomatis apabila :
1. Bola mengenai tangan pemain.
2. Bola masuk kedalam jaring ( terjadi poin ).

7. KESALAHAN/FAULT
a. Bola mengenai tangan pemain.
b. Pemain memainkan bola lebih dari 3 kali sentuhan
c. Seseorang pemain dengan sengaja menyentuh bola ketika permainan berlangsung.

8. SCORING/PENILAIAN
1. Setiap berhasil memasukkan bola kedalam 3 lingkaran akan memperoleh
nilai 10 dari 8 skill sentuhan.
2. Menggunakan sentuhan yang sama lebih dari 3 kali
a. Menggunakan sentuhan di luar dari 8 sentuhan.
b. Sepakan/sentuhan langsung menerima lambungan bola.
c. Memasukkan bola ketika waktu sudah habis.
3. Peringkat penilaian sentuhan berdasarkan kesukaran
a. Kepala ( Head )
b. Sepak Sila ( Inside Kick )
c. Bahu ( Shoulder )
d. Paha/Lutut ( Knee Kick )
e. Sepak Samping (outside kick )
f. Sepak Silang ( outside Kick )
g. Sepak Belakang ( Cross Jump Kick )
h. Sepak Punggung Kaki

9. PETUGAS PERTANDINGAN
a. Pada setiap pertandingan akan dipimpin oleh :
- Official Referee
- Wasit Utama ( 3 orang )
- Timer
- Score Sheet
- Anouncer
b. Ada tiga wasit sebagai berikut :
- Pencatat nilai ( Score Control )
- Pencatat waktu ( Time Keeper )
- Petugas/Pengawas nilai ( Score Control )
c. Score Keeper ( Pencatat Nilai )
Bertugas mencatat seluruh angka yang diperoleh sesuai 8 sentuhan dari setiap pemain.
a. Time Keeper (penjaga Waktu )Bertugas menjaga waktu yang berjalan selama
pertandingan dan menghentikan segera pada saat 30 menit.
b. Score Controller ( wasit yang bertugas mengatasi sentuhan sepakan yang masuk
berdasarkan nilai kesulitan yang diperoleh setiap pemain).
c. Peralatan yang dibutuhkan :
1. Papan Score
2. Stopwach
3. Papan penggantian

10. FINALTY
a. Pemain yang mnyentuh memegang bola selama permainan berlangsung akan mendapat
peringatan dari wasit dan sekaligus member kartu kuning. Jika pemain tersebut
membuat kesalahan yang sama, maka wasit akan memberikan peringatan dan langsung
member kartu merah.
b. Memperoleh kartu merah secara otomatis akan dilakukan pergantian pemain tetapi
sebelum terjadi penggantian sebelumnya. Bila terjadi pergantian pemain yang masuk
dapat melanjutkan sentuhan/skill yang belum dilakukan oleh pemain terdahulu.
Maksudnya bila angka sepak sila sudah 3 kali oleh pemain pengganti sudah tidak
memiliki kesempatan dengan sepak sila.
BAB IV
TEKNIK DASAR PERMAINAN SEPAK TAKRAW

A. TEKNIK DASAR SEPAKTAKRAW


Permainan Sepaktakraw adalah memainkan bola takraw dengan seluruh bagian anggota
badan kecuali tangan, sehingga teknik dasar yang akan dipelajari dan dijelaskan pada bab ini
adalah semua teknik pukulan dan perkenaan dengan seluruh bagian badan pemain. Teknik dasar
tersebut meliputi :
1. Teknik Sepakan (Menyepak) :
A. Sepak Sila
B. Sepak Kura/ Kuda
C. Sepak Cungkil
D. Sepak Simpuh/ Badek
E. Sepak Mula (Servis)
F. Sepak Tapak (Menapak)
2. Memaha (kontrol paha)
3. Teknik Mendada (kontrol dada)
4. Teknik Membahu (kontrol bahu)
5. Teknik Kepala (sundulan kepala/ heading) :
6. Teknik Smash :
A. Smashh Kedeng
B. Smashh Gulung
C. Smashh gunting
7. Teknik Tahanan (Block). (M. Danny. 1994)

1. Teknik Sepakan (Menyepak)


Teknik sepakan (menyepak) merupakan teknik utama dan yang paling banyak digunakan
dalam permainan Sepaktakraw, karena memang cabang olahraga ini paling dominan
menggunakan bagian anggota badan kita, yaitu “kaki”. Sepak berasal dari bahasa Melayu yang
berarti : “menendang/memukul dengan menggunakan kaki”. Teknik sepakan (menyepak) pada
permainan Sepaktakraw meliputi :

2. Sepak Sila
Sepak sila merupakan teknik dasar yang paling dominan dalam permainan Sepaktakraw,
sehingga sebagian orang menyebut teknik sepak sila adalah ibu dari permainan Sepaktakraw.
Sepak sila adalah menyepak bola dengan kaki bagian dalam, yang mana pada saat menyepak
posisi kaki pukul seperti orang bersila. Sepak sila digunakan untuk menerima, menimang dan
menguasai bola, mengumpan, hantaran bola dan untuk menyelamatkan serangan lawan.
A. Teknik Melakukan Sepak Sila
1) Sikap awal berdiri dengan dua kaki terbuka selebar bahu
2) Kaki pukul (sepak) digerakkan melipat (sila) setinggi lutut kaki tumpu, dengan sumbu
pukulan pada pangkal paha, sedang kaki tumpu rileks sedikit ditekuk.
3) Jarak bola terhadap badan dijaga tidak boleh lebih dari separuh lengan kita, karena kita
memukul dengan posisi kaki sila. Jadi jarak badan dan bola dekat.
4) Bola dipukul dengan kaki bagian dalam menghadap ke atas, pergelangan kaki keraskan
jangan lemas untuk kekuatan pukulan dan agar tidak terjadi putaran pada bola saat
dipkul.
5) Badan sedikit dibungkukkan ke depan dan pandangan mata ke arah bola.
6) Kedua tangan dibengkokkan pada siku dan dibuka di samping badan, hal ini untuk
menjaga keseimbangan.
7) Pada saat perkenaan bola (impact), pergelangan kaki tegangkan dan kaki tumpu luruskan.
Bola disepak ke atas melewati kepala. Tinggi rendahnya bola sangat tergantung pada kekuatan
pukulan kaki pukul dan tekukan kaki tumpu pada saat awalan memukul.

A. Kesalahan Umum dalam Melakukan Teknik Sepak Sila


1) Kaki tumpu tidak ditekuk sedikit, akibatnya kaki pukul tidak dapat melakukan sikap
sila sempurna, kaki bagian dalam turun menghadap ke depan tidak ke atas.
2) Saat perkenaan bola pergelangan kaki tidak dikeraskan (ditegangkan), akibatnya
pukulannya tidak bertenaga dan bola berputar.
3) Sikap badan saat pukulan terlalu membungkuk, akibatnya bola mengenai mulut atau
wajah sendiri.
4) Bola dipukul di atas lutut atau kaki pukul yang terlalu naik mengejar bola yang belum
turun untuk saatnya dipukul.

3. Sepak Kura/ Sepak Kuda


Sepak kura/ sepak kuda adalah teknik menyepak atau sepakan dengan menggunakan
punggung kaki (kura-kura kaki). Sepakan ini disebut juga dengan istilah “sepak kuda”, karena
kaki penyepak menyerupai kuda yang menjulurkan kakinya ke depan atas.
Sepak kura/ sepak kuda dalam permainan digunakan sebagai teknik untuk memainkan
bola yang datangnya rendah dan kencang atau menyelamatkan (kontrol) bola dari serangan
lawan, untuk bertahan, mengawal atau menguasai bola dalam usaha menyelamatkannya.
A. Teknik Melakukan Sepak Kura/ Sepak Kuda
1) Sikap awal berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu
2) Begitu bola datang, lutut kaki sepak dibengkokkan sedikit (fiksasi) sambil ujung jari
mengarah ke tanah/lantai, kaki sepak diangkat ke arah bola yang datang di bawah lutut.
3) Pandangan tertuju ke arah bola datang.
4) Bola dipukul pada bagian bawahnya dengan punggung kaki (kura-kura kaki). Saat
perkenaan bola (impact) pergelangan kaki dikencangkan (keras), agar bola dapat di
arahkan dengan baik dan tidak terjadi banyak putaran (spin).
5) Badan dibungkukkan sedikit dan kaki tumpu ditekuk
6) Jarak antara bola dengan badan dijaga antara separuh lengan sampai satu lengan.
7) Bola disepak ke atas setinggi lutut.
8) Agar bola dapat dipukul tegak ke atas, maka saat perkenaan posisi punggung kaki lurus
datar.
Kedua tangan dibuka di samping badan dan dibengkokkan pada siku untuk menjaga
keseimbangan.

A. Kesalahan Umum dalam Melakukan Teknik Sepak Kura/ Sepak Kuda


1.) Saat perkenaan bola pergelangan kaki tidak dikeraskan (ditegangkan), akibatnya
pukulannya tidak bertenaga dan bola berputar.
2.) Sikap badan saat pukulan terlalu membungkuk, akibatnya kaki terlalu ditekuk sehingga
bola dengan gerakan berpusat pada lutut tidak pada pergelangan kaki.
3.) Bola dipukul di atas lutut atau kaki pukul yang terlalu naik mengejar bola yang belum
turun untuk saatnya dipukul.
4.) Jarak badan dengan bola terlalu jauh, sehingga bola tidak dapat dikendalikan atau
diarahkan sesuai harapan.

4. Sepak Cungkil
Sepak cungkil merupakan sepakan yang menyerupai sepak kura/kuda, hanya karena bola
datangnya jauh dari badan, maka perkenaan pukulan adalah pada jari-jari kaki sehingga seperti
orang mencungkil bola. Sepak cungkil gerakannya sama dengan orang melakukan sliding
dimana bola jatuh jauh didepan kita, sehingga kita harus menjulurkan kaki jauh ke depan.

a. Teknik Melakukan Sepak Cungkil


1) Sikap awal berdiri dengan kedua kaki terbuka selebar bahu atau posisi siap mengontrol
bola
2) Kaki sepak diluruskan (dijulurkan) ke arah bola yang datang, sehingga ujung kaki dengan
lutut digerakkan ke atas setinggi lutut kaki tumpu menuju arah datangnya bola.
3) Bola dipukul dengan bagian atas ujung kaki sepak pada bagian bawah bola, sedangkan
kaki tumpu ditekuk sedikit (fisksasi) pada lutut dan badan dicondongkan atau ditarik
sedikit ke belakang.
4) Pandangan mata tertuju ke arah datangnya bola.
5) Kedua tangan dibuka lebar di samping dan dibengkokkan pada siku untuk keseimbangan.
6) Saat perkenaan bola pergelangan kaki dikeraskan,agar bola dapat naik ke atas dengan
baik.
7) Bola disepak lurus ke atas setinggi bahu atau kepala untuk tindak lanjut.

b. Kesalahan Umum dalam Melakukan Teknik Sepak Cungkil


1) Tidak mengantisipasi jarak antara datangnya bola dengan jangkauan kaki, sehingga bola
terlalu jauh atau bahkan terlalu dekat dengan badan akibatnya sulit dalam
memukul/mencungkil bola.
2) Saat perkenaan bola pergelangan kaki tidak dikeraskan (ditegangkan), akibatnya
pukulannya tidak bertenaga.
5. Sepak Badek/ Sepak Simpuh
Sepak badek atau sepak simpuh adalah sepakan dengan kaki bagian samping luar,
sehingga sikap badan seperti orang bersimpuh. Untuk bola-bola dari lawan yang keras
datangnya terkadang kita tidak dapat mengontrolnya dengan teknik sepak sila ataupun sepak
kura, bola yang datang keras di samping posisi badan kita dikontrol dengan teknik sepak badek
atau sepak simpuh ini.
Sepak simpuh atau sepak badek dalam permainan digunakan untuk menyelamatkan bola
dari serangan lawan, menyelamatkan bola dari smash lawan dan untuk mengontrol atau
menguasai bola dalam usaha penyelamatan.
A. Teknik Melakukan Sepak Badek/ Sepak Simpuh
1) Sikap siap, berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu
2) Kaki pukul digerakkan ke luar, dengan sumbu putar pada paha dengan menghadapkan
samping luar kaki ke atas ke arah bola.
3) Tinggi gerakan kaki tidak melebihi lutut.
4) Jarak bola dengan badan diatur tetap dalam jangkauan kaki ke samping.
5) Perkenanaan bola pada bagian bawahnya, dipukul dengan kaki bagian luar.
6) Untuk keseimbangan, badan dicondongkan sedikit ke arah berlawanan dari kaki yang
digunakan untuk memukul bola.
7) Tangan ditekuk sedikit pada siku dibuka di samping badan, untuk keseimbangan.
8) Pandangan tertuju ke arah datangnya bola.
9) Pukulan bola ke atas melebihi tinggi kepala untuk tindak lanjut dalam penyerangan atau
diarahkan ke lapangan lawan.

B. Sepak Mula ( Servis)


Sepak Mula sesuai dengan namanya adalah teknik dasar sepakan yang dimaksudkan
untuk memulai ( membuka) suatu permainan atau pertandingan. Sepak Mula biasa dilakukan
oleh pemain yang disebut “Tekong”, yaitu pemain yang melakukan servis berada di tengah
belakang. Sepak Mula dilakukan di daerah lingkaran (circle), dengan kaki tumpu harus berada di
dalam lingkaran tidak boleh menginjak garis lingkaran, sedang kaki pukul berada di luar
lingkaran. Tekong berusaha memukul bola yang dilambungkan oleh pemain dan yang disebut
“Apit” kanan atau apit kiri, dan bola harus melewati atas net, menyentuh net ataupun tidak dan
masuk ke daerah permainan lawan.
Sepak mula atau servis memang awalnya merupakan teknik dasar pembuka permainan
atau pertandingan. Namun kini pada permainan tingkat tinggi, sepak mula (servis) merupakan
serangan yang penting dalam memperoleh angka kemenangan dan dalam suatu pertandingan.
Kesalahan atau kegagalan iegu itu untuk mendapatkan angka. Tekong hendaknya dapat membuat
servis yang baik dan dapat mencari sasaraan yang lemah dari lawan sehingga lawan sulit untuk
menerima dan mengontrol bola yang mengarah ke daerah pertahanannya.
Teknik sepak mula (servis) ditinjau dari posisi kaki pukul terhadap bola dibagi menjadi
dua cara, yaitu: servis bawah dan servis atas.
A. Teknik Melakukan Sepak Mula (servis) Bawah
1.) Berdiri dengan salah satu kaki berada di dalam lingkaran sebagai kaki tumpu, kaki
lainnya berada di samping belakang badan sebagai awalan. Kaki tumpu diusahakan
menghadap ke arah pelambung (apit).
2.) Salah satu lengan menunjukkan permintaan bola yang akan dilambungkan oleh apit
sebagai pelambung.
3.) Saat bola datang, kaki pukul diayun dari bawah ke atas menyongsong bola. Perkenaan
dengan bola adalah pada kaki bagian dalam dikencangkan.
4.) Bola ditendang saat ketinggian bola setinggi lutut.
5.) Berusaha bola dipukul melewati atas net.
6.) Setelah melakukan sepakan, badan melakukan gerak lanjutan dengan mengikuti arah
gerak sepakan dan mendarat dengan mengeper.

B. Teknik Melakukan Sepak Mula (servis) Atas


1) Awalan dilakukan seperti servis bawah, pemain yang akan melakukan servis berdiri
dengan salah satu kaki tumpu berada di dalam lingkran. Kaki lainnya sebagai awalan
berada di luar lingkaran di belakang badan. Salah satu lengan diangkat lurus sejajar
dengan permintaan bola yang akan dilambungkan oleh salah satu apit (pelambung).
2) Saat bola mencapai titik ketinggian yang diiginkan, kaki pukul diayunkan ke arah bola
dibantu dengan kaki tumpu jinjit. Pukulan dilakukan eksplosif di atas kepala, sehingga
pukulan menukik tajam ke lapangan lawan.
3) Pada saat pukulan, perkenaan kaki dengan bola dapat dilakukan dengan kaki bagian
dalam, punggung kaki atau telapak kaki (tapak).
4) Hendaknya jangkauan kaki dioptimalkan dengan meluruskan kaki tumpu dan kaki pukul
sebagai kesatuan, sehingga bola dapat dipukul dengan jangkauan yang lebih tinggi,
akibatnya bola akan lebih tajam masuk ke daerah lapangan permainan lawan.
5) Saat perkenaan bola, posisi kaki pukul harus berada di atas bola, agar bola dapat dipul
tajam menukik.
6) Setelah melakukan sepakan, badan mengikuti gerak lanjutan tungkai, dan kaki mendarat
dengan mengoper.

C. Sepak Tapak (Menapak)


1) Sepak Tapak atu Menapak adalah suatu sepakan atau menyepak bola dengan
menggunakan telapak kaki. Teknik sepakan ini banyak dilakukan terutama terhadap bola
umpan dari lawan yang masuk tipis ke lapangan kita, segera bola tersebut
diambil/dipukul dengan sepak tapak kembali ke arah lapangan lawan dengan cepat.
2) Secara umum dalam pertaningan sepak tapak (menapak) digunakan untuk smash ke
pihak lawan, servis dropshot, menahan/membloksmash pihak lawan,
menyelamatkan/mengambil bola dekat atau di atas net.

D. Teknik Melakukan Memaha/ Kontrol Paha


a. Sikap awal berdiri dengan kedua kaki terbuka selebar bahu.
b. Bola yang datang disambut dengan kaki diangkat ke atas dengan cara lutut ditekuk dan
paha rata air tidak melebihi tinggi pinggang.
c. Kaki tumpu ditekuk sedikit dan berat badan berada pada kaki tumpu.Tekukan pada kaki
tumpu untuk membantu tenaga dorong ke atas.
d. Kedua tangan terbuka di samping badan untuk menjaga keseimbangan.
e. Pandangan tertuju ke arah bola.
f. Menempatkan/memasukkan paha di bawah bola. Perkenaan bola pada paha bagian
tengah (di atas lutut), tidak pada pangkal paha agar bola yang datang dapat memantul.
Bola yang dikontrol diarahkan lurus ke atas agar dapat dikuasai lebih lanjut.
1. Kesalahan Umum dalam Melakukan Teknik Memaha
a. Terlambat menempatkan paha di bawah bola, sehingga perkenaan bola pada paha yang
tidak datar, sehingga bola ke depan.
b. Perkenaan pada paha terlalu ke ujung (lutut) atau pada pangkal paha, sehingga bola tidak
dapat di arahkan sesuai harapan.
c. Kaki tumpu tidak sedikit ditekuk, akibatnya tidak ada tenaga dorong ke atas pada saat
mengontrol dengan paha.

E. Mendada/ Kontrol Dada


Mendada adalah teknik dasar memainkan bola dengan dada. Perkenaan bola adalah pada
bidang yang lebar (pectoralis mayor) pada dada kiri ataupun kanan, tidak pada bagian tengah
dada (sternum/ klavikula). Teknik mendada dalam permainan biasa digunakan untuk mengontrol
bola.
1. Teknik Melakukan Mendada/ Kontrol Dada
b. Berdiri dengan kedua kaki, salah satu kaki berada di belakang badan.
c. Pandangan tertuju pada arah datangnya bola.
d. Bola yang datang disambut dengan memasukkan badan/ dada di bawah bola.
e. Perkenaan bola pada bagian dada kanan atau kiri yang bidang (pectoralis mayor), dengan
cara dikeraskan.
f. Kedua lengan dibuka dan siku dibengkokkan, berat badan berada pada kaki belakang.
g. Bola dikontrol dengan cara dinaikkan ke atas, agar dapat dikuasai lebih lanjut.

2. Menyundul Bola /Main Kepala (Heading)


Main kepala atau menyundul bola adalah teknik dasar memainkan bola dengan kepala.
Menyundul dalam permainan digunakan untuk bertahan, mengoper kepada teman dan
melakukan smash ke pertahanan lawan. Menyunul bola pada permainan tingkat tinggi jarang
digunakan, karena bola-bola keras yang dimainkan oleh pemain beresiko tinggi apabila ditahan
dengan kepala. Namun demikian para pemain tidak akan dapat menghindarkan diri bermain
tanpa menyundul bola, oleh karena itu pemain Sepaktakraw harus terampil dalam menyundul
bola.
Menyundul bola dapat dilakukan dengan sikap berdiri di tempat atau dengan melompat.
Untuk sekedar bertahan dari serangan lawan, maka menyundul bola dilakukan dengan berdiri di
tempat. Sedangkan kalau menyundul dimaksudkan untuk menyerang lawan atau menempatkan
bola pada sasaran yang sulit dijangkau oleh lawan, maka menyundul bola dilakukan dengan
melompat agar bola berjalan lebih cepat. Menyundul bola dapat dilkkan dengan kepala bagian
depan (dahi), kepala bagian sampin (pelipis) kanan maupun kiri.

F. Teknik Melakukan Menyundul Bola/ Main Kepala


1. Sikap awal berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu.
2. Pandangan mata tertuju pada arah datangnya bola.
3. Begitu bola datang, tempatkan badan/ kepala di bawah bola dengan menekuk kedua kaki
pada lutut tidak terlalu dalam.
4. Kedua tangan dibuka di samping badan, dengan kedua siku dibengkokkan untuk menjaga
keseimbangan dan sekaligus sebagai daya dorong bola ke atas.
5. Posisi kedua kaki dapat dilakukan sejajar atau salah satu kaki di depan yang lain di
belakang.
6. Untuk bola keras dari lawan tanpa diberi dorongan oleh kedua kaki, tetapi pada bola
lemah dorongan dibantu dengan meluruskan kedua lutut.
7. Perkenaan bola pada dahi (kepala bagian depan) dengan leher dikeraskan/ dikencangkan,
bola di sundul ke atas untuk bertahan dari serangan lawan guna penguasaan lebih lanjut.
Untuk sundulan serangan ke pertahanan lawan, bola disundul ke depan bawah.
Gerak lanjut setelah menyundul dengan melangkahkan kaki ke depan mengeper.

G. Serangan atau Smash


Serangan atau smash adalah pukulan bola yang keras dan tajam ke arah bidang lapangan
lawan. Smash dalam permainan Sepaktakraw merupakan teknik yang paling penting dan harus
dikuasai oleh seorang pemain, karena dengan smash ini angka dapat dengan mudah diperoleh
oleh regu yang bertanding dan dapat memenangkan suatu pertandingan dengan mudah. Smash
dalam permainan Sepaktakraw dapat dilakukan dengan kaki ataupun dengan kepala. Smash
dengan kaki dapat dilakukan oleh bagian punggung (kura), kaki bagian luar, kaki bagian dalam
dan telapak kaki. Sedang smash dengan kepala perkenanaanya pada : kepala bagian depan (dahi)
dan kepala bagian samping (pelipis).
Teknik smash dengan telapak kaki (menapak) dan dengan kepala sudah dijelaskan pada
bagian depan bab ini. Pada kesempatan ini akan dijelaskan teknik smash dengan kaki, yaitu :
smash gulung (salto), smash kedeng, dan smash gunting .
1. Teknik Smash Gulung
Smash Gulung merupakan gerakan smash yang paling menarik dan akrobatik dalam
permainan Sepaktakraw. Smash ini dilakukan dengan gerakan salto di udara, sehingga penonton
dibuat takjub dengan gerakan pemain berjungkir-balik di udara. Smash Gulung merupakan
teknik smash yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, karena pemain harus menguasai
terlebih dahulu teknik gerakan salto. Smash Gulung juga beresiko tinggi, karena pemain bisa
saja terjatuh dan cidera jika tidak memliki keterampilan salto yang baik.

A. Teknik melakukan Smash Gulung (Salto)


1. Sikap awal, berdiri membelakangi net. Awalan harus dilakukan dengan cepat dengan cara
melangkah atau lari kecil menuju arah datangnya bola.
2. Menolak ke atas dengan bertumpu pada salah satu kaki terlebih dahulu, kemudian segera
diikuti dengan merendahkan badan dengan jalan menekuk lutut agak ke bawah. Tolakan
kaki tumpu ke atas secara eksplosif dengan bantuan kedua tangan.
3. Setelah menolak, badan berputar melakukan geran salto (guling ke belakang) diikuti
dengan kaki tumpu ditarik ke atas untuk menjemput bola yang akan dipukul (smash).
4. Pukulan (smash) dilakukan dengan punggung kaki, saat bola berada pada titik ketinggian
jangkuan kaki. Pukulan menukik tajan ke daerah lapangan lawan melewati atas net.
5. Setelah melakukan pukulan (smash), kepala, badan dan tungkai berputar ke belakang
bawah, dan mendarat dengan kedua kaki.
Kecepatan gerak putaran (salto) di udara dipengaruhi oleh timing bola dan kaki pukul. Bola
umpan-umpan pendek (quick) menuntut putaran badan lebih cepat dibanding umpan-umpan
yang tinggi (panjang).

2. Smash Kedeng
Smash Kedeng adalah pukulan smash yang dilakukan dengan menjulurkan kaki ke atas
mengejar bola, tidak dilakukan dengan putaran badan (salto) di udara. Smash kedeng dilakukan
dengan memukul bola dengan kaki kanan taupun kiri.
a. Teknik Melakukan Smash Kedeng
1) Sikap awal, berdiri membelakangi net. Awalan harus dilakukan dengan cepat dengan cara
melangkah atau lari kecil menuju arah datangnya bola.
2) Menolak ke atas dengan bertumpu pada salah satu kaki terlebih dahulu, kemudian segera
diikuti dengan merendahkan badan dengan jalan menekuk lutut agak ke bawah. Tolakan
kaki tumpu ke atas secara eksplosif dengan bantuan kedua lengan.
3) Luruskan tungkai serta putar badan (pinggul, punggung, bahu) ke arah dalam, kemudian
lakukan smash dengan punggung kaki atau punggung kaki bagian luar dibantu dengan
putaran pinggul dan punggung.
4) Gerakan ikutan dimulai dari tungkai, punggung, bahu dan lengan secara bersamaan
berputar ke arah luar, kemudian tungkai ditarik ke bawah dan mendarat dengan kedua
kaki dalam keadaan mengeper.
Pamain yang tidak memiliki kelentukan (fleksibilitas) yang baik pada tungkai sehingga
jangkauan kakinya tidak dapat melampaui tinggi kepala, maka disarankan untuk menempatkan
bola di atas bahu kanan kalau dia memukul dengan kaki kanan, atau sebaliknya di atas bahu kiri
kalau dia memukul dengan kaki kiri. Kalau dipaksakan bola di atas kepala, maka dalam smash
akan mengenai kepalanya sendiri.

3. Smash Gunting
Smashh gunting adalah smash yang dilakukan dengan tendangan kaki pada bola seperti
posisi menggunting. Smash gunting pada prinsipnya sama dengan smash gulung (salto), hanya
pada saat memukul bola kaki tumpu yang dengan cepat meraih dan melakukan pukulan pada
bola dengan posisi kaki pukul dan kaki yang lain seperti gerakan gunting.
BAB III
PEMBAHASAN
A .Kelebihan
Adapun kelebihan dalam buku mengenai perkembangan sepak takraw ini adalah :
1. Kelebihan dalam buku ini adalah isi disetiap per BAB nya rinci dan sangat lengkap
mengenai materi sejarah sepak takraw dan perkembanganya, sehingga wawasan pembaca
dapat bertambah jika membacanya dan tulisan - tulisan yang dapat dipahami.
2. Manfaat lain dari buku ini adalah mempermudah pemahaman mengenai pembelajaran
gerak dasar karena struktur bahasa yang digunakan mudah dimengerti tanpa mengurang
arti sebenarnya. Jadi, buku ini sangat berguna bagi para mahasiswa, guru, dosen atau
para tenaga pengajar lainnya dan juga masyarakat sehingga tidak kesulitan lagi dalam
memahami dan mengerti tentang sepak takraw bagaimana sejarahnya dan
perkembangannya.
3. Bahasa yang digunakan sederhana, dan juga sistematis sehingga pembaca tidak bosan
karena rapi.

B. Kekurangan
Kekurangan pada buku mengenai perkembangan Sepak Takraw dan sejarahnya yaitu
Nama penerbit, tahun terbit, judul buku nama pengarang atau penulisnya tidak terdapat dalam
buku tersebut.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut perkiraan yang didasarkan pada faktor budaya bangsa dan keadaan alam beserta
hasilnya, sepak raga mulai dimainkan pada permulaan tahun 1400-an. Masa ini adalah zaman
kejayaan kerajaan Majapahit.
Sepak raga dimainkan oleh 4-6 orang yang berdiri melingkar, bola disepak melambung
tinggi diarahkan kepada teman bermain untuk diterima dan dilambungkan lagi, demikian
seterusnya sampai bola mati. Di beberapa daerah, seorang diantara pemain berdiri ditengah
bertugas sebagai pembagi bola “ Janang” dalam bahasa Bugis disebut “ Posittak Passapu “.
Permainan ini dilangsungkan di sore hari, sambil bercengkrama menanti azan maghrib atau
malam tiba, diikuti oleh remaja atau dewasa.
Sepak raga sebagai permainan rekreatif menunjukkan ketangkasan memainkan kaki oleh
karena itu disukai oleh remaja/pemuda. Permainan ini cepat berkembang. Berdasarkan buku “
PERMAINAN RAKYAT DAERAH SULAWESI SELATAN “ di daerah kerajaan Gowa,
seorang pemuda dianggap belum “ Sukkuk “ atau dewasa kalau belum bisa bermain sepak raga
dengan baik. Buktinya sepak raga ( Bola Rotan ) sebagai sebutan masyarakat Kandangan dari
dulu sampai sekarang pemain sering diadakan terutama sekali untuk memeriahkan keramaian
adat, pesta perkawinan dan hajad demi keselamatan desa dan lain sebagainya. Berdasarkan
pengamatan penulis sepak raga lebih berkembang di Sulawesi, permainan sepak raga dikenal
sampai ke pelosok pedesaan, bahkan sepak raga merupakan permainan rakyat sehingga setiap
ada acara kebudayaan, permainan sepak raga selalu di demonstrasikan. Kalau demikian adanya,
kemungkinan sepak raga berasal dari Sulawesi. Selain itu, ada juga pendapat yang mengatakan
bahwa sepak raga berasal dari tanah Malaka. Namun menurut seorang ahli yang bernama Kudren
meragukan hal itu dengan alasan masyarakat di Malaka tak kenal sepak raga.
Sepak Takraw mulai masuk ke nusantar tahun 1970-an yang dibawa langsung oleh Malasya dan
Singapura.
Dari penulisan ini saya menyadari bahwa Critical Book Report ini masih jauh dari
sempurna. Masih banyak kesalahan baik pada penulisan seperti penggunaan kata yang kurang
tepat, dalam pembahasan yang kurang lengkap merupakan kekurangan dalam Critical Book
Report ini. Karena itu, saya harap kritik dan saran dari pembaca guna untuk memperbaiki critical
book reportini selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Darwis Ratinus (1992) Olahraga Pilihan Sepaktakraw Depdikbud, Jakarta


Deny, H. Muslim, dkk (1999) Mari Bermain Sepaktakraw, Jakarta
PB. PERSETASI (1993) Buletin Sepaktakraw. Edisi 1, Nov 1993, Jakarta
(1994) Buletin Sepaktarkaw, Edisi 2, Jan 1994, Jakarta
(1994) Buletin Sepaktarkaw, Edisi 4, Jan 1994, Jakarta
(1996)Peraturan Permainan, Perwasitan dan Pertandingan
Sepak Takraw, Jakarta Law of the Game Sepak Takraw, 2015. PB. PSTI
Suhud, Muhammad (1989) Sepaktakraw, Balai Pustaka
Yusup Ucup, dkk (2004) Pembelajaran Permainan Sepak Takraw. Jakarta:
Depdiknas.

Anda mungkin juga menyukai