Anda di halaman 1dari 20

SHOLAT JUM’AT

SASARAN KADERISASI

Mendapatkan ilmu keagamaan berdasarkan Terbuka dan peduli terhadap


 
pemahaman ahlussunnah waljamaah masyarakat.

Memahami Konsensus Dasar


  Memiliki skil manajemen diri.
Kebangsaan.

Memiliki perhatian terhadap


 problematika agama, bangsa, dan negara.  Menjaga citra organisasi.
LIMA POIN Fokus internalisasi indikator capaian selalu diarahkan
pada sasaran kaderisasi seperti pentinganya
Arahan bagi Pembina mengikuti pembinaan, pentingnya selalu besama
orang baik, dan tentunya diarahkan pada manfaat
keberadaan kita bersama organisasi/sekolah, berjuang
bersama sekolah, dan sekolah membimbing dalam
kebaikan bersama komunitas orang-orang baik.
Setiap pembahasan materi, pembina
mengarahkan pada fokus tema, berarti
pembina menyiapkan diri untuk
membaca dan memahami materi secara
utuh terlebih dahulu. Titik tekan internalisasi indikator capaian selalu
diarahakan pada sasaran kaderisasi disesuaikan
dengan kondisi dan konten materi

Ilustrasi di setiap tema diarahkan pada


internalisasi indiktor capaian dengan
bahasa dan gaya sesuai usianya
Setiap pembina dianjurkan mencari informasi terkait
kegiatan partai sebagai bahan ilustrasi dalam
internalisasi pencapian sasaran kaderisasi
INDIKATOR
CAPAIAN : sholat lima waktu
Melaksanakan

POIN PEMBAHASAN
Fiqh sholat wajib
Sholat jum’at
Fiqh sholat wajib
Hay guys…..
Setelah kita membahas tentang
sholat lima waktu yang wajib
kita lakukan, masih ada satu lagi
loh sholat yang wajib dilakukan
khususnya oleh kaum Adam,
tahu kan kalian…?
Ya sholat jum’at
PENJELASAN
Sholat Jumat merupakan sholat khusus
umat muslim yang dilaksanakan khusus di
hari Jumat dan sebagai pengganti shalat
dzuhur.
Sholat Jumat ini sendiri dilaksanakan secara
berjamaah serta melaksanakan sholat Jumat
menjadi kewajiban bagi para muslim laki-
laki yang telah baligh.
Hukum Sholat Jum’at
Hukum mengerjakan sholat Jumat adalah wajib bagi setiap
laki-laki muslim, di mana hal ini kemudian telah tercantum
dalam Surat Al Jumuah ayat 9,
‫ٰٓي َاُّي َه ا اَّلِذ ْي َن ٰا َم ُنْٓو ا ِاَذ ا ُنْو ِد َي ِللَّص ٰل وِة ِم ْن َّي ْو اْلُجُم َع ِة َفاْس َع ْو ا ِاٰل ى ِذ ْك ِر ِهّٰللا َو َذ ُروا اْلَب ْي َۗع‬
‫ِم‬
‫ٰذ ِلُك ْم َخ ْيٌر َّلُك ْم ِاْن ُكْنُتْم َت ْع َلُمْو َن‬
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, apabila (seruan) untuk
melaksanakan salat pada hari Jumat telah dikumandangkan,
segeralah mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS.
Al Jumuah: 9).
Di antara dalil tentang shalat Jumat yaitu hadits riwayat Abul
Ja’di ad-Dhamri. Rasulullah saw bersabda:

‫من ترك ثالث جمع تهاونا بها طبع هللا‬


)‫ حسن‬.‫على قلبه (رواه أحمد والحاكم‬
Artinya: Siapa pun yang meninggalkan shalat Jumat tiga
kali karena meremehkannya, maka Allah ta’âlâ akan
mengecap (menutup) hatinya, sehingga tak mampu
menerima hidayah (HR Ahmad dan al-Hakim. Hadits
Hasan).
Ada pula hadits riwayat Jabir bin Abdillah ra, Nabi saw bersabda:

،‫ َأْو ُم َس اِفٍر‬،‫َم ْن َك اَن ُيْؤ ِم ُن ِباِهلل َو اْلَيْو ِم اآْل ِخ ِر َفَع َلْيِه اْلُج ُم َع ُة َيْو َم اْلُج ُمَعِة ِإَّال َع َلى َم ِريٍض‬
. ‫ َو ُهللا ِغ َنٌّى ُح َم ْيٌد‬،‫ َأْو َم ْم ُلوٍك َو َمِن اْس َتْغ َنى َع ْنَها ِبَلْهٍو َأْو ِتَج اَرٍة اْس َتْغ َنى ُهللا َع ْنُه‬، ‫َأْو َص ِبٍّى‬
)‫(رواه البيهقي‬
Artinya: Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,
maka ia wajib shalat Jumat pada hari Jumat, kecuali bagi orang
sakit, musafir, anak kecil, atau budak. Barangsiapa yang
mengacuhkan shalat Jumat karena lalai atau sibuk urusan
perniagaan, maka Allah tak akan memperhatikannya, Allah Maha
Kaya lagi Maha Terpuji.” (HR al-Baihaqi).
Sunnah Sholat Jum’at
1. Menggunakan pakaian yang bersih serta rapi (diutamakan
pakaian yang berwarna putih)
2. Menggunakan wangi-wangian
3. Saat masuk masjid, dahulukan kaki kanan sambil membaca doa
masuk masjid.
4. Melaksanakan sholat sunah tahiyatul masjid
5. Beri’tikaf (duduk) sambil membaca Alquran, dzikir, serta
bersholawat.
6. Menghentikan dzikir ataupun bacaan lainnya saat khatib naik ke
atas mimbar untuk menyampaikan khotbah Jumat.
Niat sholat jum’at

1. Niat sebagai makmum

‫ُأَص ِّلي َفْر َض اْلُج ْمَعِة َم ْأُم وًم ا ِهلِل َتَع اَلى‬
“Saya shalat Jumat sebagai makmum karena Allah ta’âlâ.”
2. Niat sebagai Imam

‫ُأَص ِّلي َفْر َض اْلُج ْمَعِة ِإَم اًم ا ِهلِل َتَع اَلى‬
“Saya shalat Jumat sebagai imam karena Allah ta’âlâ.
Syarat Sah Khutbah Sholat Jum”at
Dalam khutbah terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, di
antaranya adalah sebagai berikut:
1. Membaca hamdalah, atau Alhamdu lillaah dalam dua khutbah itu.
2. Membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW dalam dua
khutbah.
3. Berwasiat dengan taqwa kepada Allah juga dalam dua khutbah.
4. Membaca ayat Al-Quran juga dalam salah satu khutbah.
5. Memohonkan maghfiroh (ampunan) bagi sekalian mukminin
kepada khutbah yang kedua.
Sementara itu, syarat agar khutbah sholat Jumat
tersebut sah, maka perlu memenuhi hal berikut ini:
1.Isi rukun khutbah yang dapat didengar oleh para
jemaah.
2.Berturut-turut antara khutbah pertama serta khutbah
kedua.
3.Kewajiban menutup aurat
4.Kondisi badan, pakaian, dan tempat yang suci dari
hadats serta najis.
Ancaman
jika tidak melaksanakan shalat jum’at

Disebutkan dalam hadits dari Ibnu Umar dan Abu


Hurairah yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad
SAW bersabda,
“Hendaknya bagi orang yang suka meninggalkan
shalat Jumat itu kemudian menghentikan kebiasan
buruknya, atau Allah kemudian akan mengunci mata
hatinya, lalu ia juga akan menjadi orang Ghafilin atau
orang-orang yang Lalai.” (HR. Muslim, No. 865).
Bagaimana kalau kita ketinggalan
sholatnya ?
Bila seseorang terlambat menuju shalat Jumat
dan ia tidak sempat melakukan satu rakaat
bersama imam dengan batasan ia tidak sempat
ruku’ bersama imam di rakaat kedua maka ia
harus menyempurnakan shalatnya menjadi
shalat Dhuhur empat rakaat, meskipun niatnya
tetap niat shalat Jumat.
Syarat Shalat Jum’at
A. Syarat Wajib :
1. Beragama Islam
2. Telah dewasa atau baligh.
3. Tidak gila atau mengalami berbagai gangguan mental lainnya.
4. Laki-laki (wanita tak wajib untuk melakukan sholat Jumat).
5. Sehat jasmani serta sehat rohani (orang sakit tak wajib melakukan sholat Jumat).
6. Bertempat tinggal tetap ataupun menetap atau bermukim (orang yang kemudian
sedang dalam perjalanan jauh tak wajib untuk melakukan sholat Jumat).
7. Orang yang tengah berada dalam perjalanan jauh tak wajib mengerjakan sholat Jumat.
Hal ini juga merujuk pada hadis Rasulullah SAW. Artinya: “Bagi musafir tak wajib
untuk melakukan sholat Jumat.” (HR. Daruquthni).
B. Syarat Sah
1. Sholat Jumat dilakukan di suatu tempat (baik itu di desa atau kota) yang
termasuk ke dalam lingkup perkampungan.
2. Sholat Jumat dilakukan ketika telah mulai waktu dzuhur
3. Sholat Jumat wajib dilakukan secara berjamaah dengan jumlah minimal
yang hadir adalah sebanyak 40 orang.
4. Sholat Jumat dilakukan dimulai dengan khutbah (termasuk diantaranya
membaca rukun khutbah) sebelum akhirnya melaksanakan sholat Jumat.
5. Sholat Jumat baru bisa dimulai ketika khatib telah membacakan rukun
dua
C. Syarat In’Iqad
Yaitu syarat yang menentukan shalat Jumat
tersebut dapat menggugurkan kewajiban shalat
Dhuhur jamaah yang lain atau tidak. Artinya,
seseorang bisa saja shalat Jumatnya sah, namun
tidak dapat menggugurkan kewajiban shalat
Dhuhur jamaah lainnya, sehingga mereka harus
melakukan shalat Dhuhur setelah itu.
Secara lebih detail, Syekh Abu Bakr Usman bin Muhammad Syatha (wafat 1300 H) dalam
kitab I’ânatut Thâlibîn menjelaskan enam macam jamaah shalat Jumat berdasarkan
statusnya:

1. Golongan yang memenuhi seluruh syarat wajib maupun syarat sah, maka shalat Jumatnya in’iqâd.
2. Golongan yang wajib melakukan shalat Jumat dan masuk kategori sah, namun tidak in’iqâd. Yaitu, orang
yang hanya bermukim (muqîm) dan tidak berdomisili (mustauthin). Juga orang yang hanya mendengar azan
Jumat dari satu daerah, sementara ia tidak di sana dan bukan bagian dari mereka.
3. Golongan yang wajib melakukan shalat Jumat, namun tidak sah dan tidak in’iqâd. Yaitu orang yang
murtad keluar dari agama Islam.
4. Golongan yang tidak wajib, tidak sah dan tidak in’iqâd. Yaitu orang kafir, anak kecil yang belum tamyiz,
orang gila, ayan dan orang mabuk yang tidak ceroboh dalam sebab-sebab mabuknya (ghairu at-ta’addi).
5. Golongan yang tidak wajib, tidak in’iqâd, namun sah bila melakukan. Yaitu, anak kecil yang
sudah tamyiz, budak, perempuan, khuntsa (orang berkelamin ganda; laki-laki dan perempuan), dan musafir.
6. Golongan yang tidak wajib shalat Jumat, namun sah dan in’iqâd bila melakukannya. Yaitu orang yang
tengah sakit atau yang dalam kondisi uzur yang membolehkannya tidak berjamaah. (Al-Bakri bin as-Sayyid
Muhammad Syattha ad-Dimyathi, Hâsyiyyah I’ânatuth Thâlibîn, [Surabaya, Al-Haramain], juz II, halaman
54)
Alhamdulillah Guys dengan diskusi ini kita jadi lebih
semangat ya dalam menjalankan sholat Jum’at ……..

Yang muda yang semangat


beribadah, iya dong…..

Anda mungkin juga menyukai