Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AGAMA

Khutbah Jumat

Nama Kelompok:

1. Arif Rahman
2. Mutiara Ramadina
3. Repiiza Aprilia
4. Muhammad Tirta Supanda

Dosen pengampu:

Sutrian Efendi, M.Pd

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
taufik hidayah, serta kekuatan sehingga dapat menyelesaikan Tugas
makalah. Dengan selesainya Tugas Makalah ini kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan tugas ini.
Kami menyadari dalam pembuatan Tugas Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan rendah hati, kami harapkan kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan tugas makalah ini.

Akhirnya, harapan kami mudah – mudahan tugas makalah ini dapat


bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi kami dan umumnya bagi pihak yang
terkait.

Bengkulu, November 2021


Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Maksud dan Tujuan ................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Khutbah................................................................................. 2

B. Khutbah Jumat................................................................................. 2

C. Rukun Khutbah.................................................................................. 3-6

D. Tata Cara Khutbah Jumat...........................................................................7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................... 8

B. Saran............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini begitu banyak cara-acara keagamaan di televisi yang bertaju kkhotbah,.
Hal ini bertujuan agar semua orang yang menyaksikan acara itu bisa memahami dan
mendalami agama Islam. Tapi, di sini tidak semua orang tahu perbedaan antara
khotbah, tablig, dan dakwah hal ini dikarenakan dakwah memiliki kesamaan dengan
tabligh dan khotbah, banyak orang-orang awam yang belum mengetahui perbedaan-
perbedaan antara dakwah .

Melalui pembelajaran ini, maka akan dibahas mengenai khotbah, serta melalui
pembelajaran berikut kita dapat membedakan antara khotbah berikut rukun-rukun,
dan syarat khutbah. Pembelajaran ini juga dapat memberikan pelajaran mengenai
cara mempraktikkan tata cara dalam khotbah

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan khotbah,!

2. Jelaskan mengenai syarat-syarat, dan rukun khutbah !

3. Bagaimana tata cara khotbah jumat yang baik dan benar?

C. Maksud dan Tujuan

Penulis menyusun makalah ini merupakan sebuah bentuk pengaplikasian dari


bagian proses pembelajaran yang cukup kompleks tentang penyampaian ayat. Untuk
memperjelas pengaplikasian tersebut, maka dapat di rumuskan sebuah maksud dan
tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu lebih memahami tentang Khutbah Jumat.

1
BAB II
PEMBAHASAN MATERI

A. Pengertian Khutbah

Agama Islam dalam menyampaikan ajaran-ajarannya kepada seluruh umatmanusia


menggunakan beberapa cara. khotbah,. Cara tersebut disesuaikan dengan situasi
serta kondisi. Berikut definisi dan cara yang digunakan untuk menyampaikan agama
Islam tersebut yaitu :

Khotbah adalah berpidato pada rangkaian shalat Jumat yang berisi menyampaikan
pesan tentang bertakwa kepada Allah SWT. Dengan syarat-syarat tertentu.

B. Khutbah Jumat

Khutbah Jumat adalah tata cara pelaksanaan ibadah sholat Jumat yang disertai
dengan syarat dan rukun. Khutbah Jumat juga bisa didefinisikan sebagai pidato
tentang nasihat yang disampaikan oleh seorang khatib di hari Jumat.Sementara itu
Sholat Jumat merupakan ibadah pengganti sholat dzuhur yang wajib dikerjakan bagi
laki-laki Muslim setiap Jumat. Jika sholat dzuhur dikerjakan dalam empat rakaat,
sholat Jumat hanya didirikan sebanyak dua rakaat.Khutbah Jumat kerap dijadikan
sarana untuk memberikan nasihat kepada jamaah dan meningkatkan ketakwaan
kepada Allah SWT. Itu karena khutbah tersebut bersifat rutin dan dihadiri berjamaah
oleh umat Islam.

Kewajiban kaum Muslimin dalam mengikuti sholat serta rukun khutbah Jumat
dimuat dalam hadits shahi berikut:

"dari Nafi’ dari Ibnu Umar beliau berkata: adalah Rasulullah SAW berkhutbah
dihari Jum’at sambil berdiri, kemudian duduk, kemudian berdiri kembali. Ia berkata:
“sebagaimana orang-orang lakukan sekarang ini." (Muslim, TT:342).

Kewajiban kaum Muslimin dalam mengikuti sholat serta rukun khutbah Jumat
dimuat dalam hadits shahi berikut:

"dari Nafi’ dari Ibnu Umar beliau berkata: adalah Rasulullah SAW berkhutbah
dihari Jum’at sambil berdiri, kemudian duduk, kemudian berdiri kembali. Ia berkata:
“sebagaimana orang-orang lakukan sekarang ini." (Muslim, TT:342).

2
isi khutbah Jumat yang baik harus diupayakan sebagai berikut:

Masalah yang dikemukakan bersifat aktual, cocok dengan kondisi, situasi, dan
waktu yang dialami masyarakat jamaah Jumat tersebut.Khutbah Jumat
meningkatkan ketaqwaan serta kualitas di bidang ekonomi, pendidikan, dan
kemasyarakatan.Menekankan persatuan, tidak memecah belah dan tidak
membesarkan perbedaan.Tidak menyinggung kehormatan atau nama baik seseorang.

C. Rukun Khutbah

Rukun khutbah Jumat adalah unsur yang termasuk dalam khutbah. Rukun khutbah
Jumat ini meliputi lima hal, antara lain adalah:

1. Memuji Allah di Khutbah Pertama dan Kedua

Rukun khutbah Jumat yang pertama adalah memuji Allah. Yang dimaksud
memberikan pujian kepada Allah adalah dengan mengucapkan lafadz seperti
"Alhamdulillah", "Nahmadu lillah", "Lillahi al hamdu", "Innalhamda lillah",
"Hamidu Allah", dan bisa juga dengan "Asy-syukru lillahi."

Sebagaimana dikatakan oleh Syekh Ibnu Hajar al-Haitami:

“Disyaratkan adanya pujian kepada Allah menggunakan kata Allah dan lafadh
hamdun atau lafadh-lafadh yang satu akar kata dengannya.Seperti alhamdulillah,
ahmadu-Llâha, Allâha ahmadu, Lillâhi al-hamdu, ana hamidun lillâhi, tidak cukup
al-hamdu lirrahmân, asy-syukru lillâhi, dan sejenisnya, maka tidak mencukupi.”
(Syekh Ibnu Hajar al-Haitami, al-Minhaj al-Qawim Hamisy Hasyiyah al-Turmusi,
Jedah, Dar al-Minhaj, 2011, juz.4, hal. 246)

2. Membaca Sholawat Nabi di Kedua Khutbah.

Rukun Khutbah kedua adalah membaca sholawat nabi. Bacaan tersebut wajib
dilafadzkan dengan jelas saat sholat Jumat. Paling tidak ada ucapan sholawat seperti
"shalli ala Muhammad", atau "as-shalatu ala Muhammad" atau "ana mushallai ala
Muhammad".

Salah satu contoh bunyi sholawat nabi yang bisa diucapkan adalah: "Allahumma
sholli wa sallam alaa muhammadin wa alaa alihii wa ash haabihi wa man tabiahum
bi ihsaani ilaa yaumiddiin."

Rukun kedua ini dibahas oleh Syekh Mahfuzh al-Tarmasi:

3
“Shighatnya membaca shalawat Nabi tertentu, yaitu komponen kata yang berupa as-
shalâtu beserta isim dhahir dari beberapa asma Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi
wasallama”. (Syekh Mahfuzh al-Tarmasi, Hasyiyah al-Turmusi, Jedah, Dar al-
Minhaj, 2011, juz.4, hal. 248).

3. Berwasiat Ketakwaan di Kedua Khutbah.

Rukun khutbah Jumat yang ketiga adalah wajib memberikan wasiat


ketakwaan.Artinya, isi khutbah harus mengandung pesan kebaikan seperti mengajak
pada ketakwaan serta menjauhi kemunkaran. Hal ini bisa diucapkan dengan kata:

"Athiullaha" yang berarti "taatilah Allah"

"Ittaqullaha" yang artinya "bertakwalah kepada Allah"

"Inzajiru 'anil makshiyat" yang artinya "jauhilah maksiat"

Syekh Ibrahim al-Bajuri menyatakan:

“Kemudian berwasiat ketakwaan. Tidak ada ketentuan khusus dalam redaksinya


menurut pendapat yang shahih.

4.Baca Hamdalah Membaca hamdalah

adalah mengucapkan lafadz alhamdulillah, innalhamda lillah, ahmadullah


atau lafadz-lafadz yang sejenisnya pada awal khutbah Jumat. Dasarnya adalah hadits
nabi SAW : ‫ بَذَ جَال َِو َه ِ َِِ ِ ِْ َم َح ِد ِِه ِي ُ َأدَب ََ َُّمَ َال ُّ ُل‬Semua perkataan yang tidak dimulai
dengan hamdalah maka perkataan itu terputus. (HR. Abu Daud).

5. Rukun Khutbah Kelima Membaca Doa dan Permohonan Ampunan

Doa atau pemohonan ampun untuk umat Islam dijadikan rukun yang harus
disampaikan dalam khutbah Jumat menurut mazhab As-Ssyafi'iyah. Minimal
sekedar membaca lafadz : ‫ا ِْ َمح َم ِم ِحهَلَ َّ َ ِِ َْ َّْمَو َل‬
ِ ‫ ََِّْحم َم ِم َح‬Ya Allah ampunilah orang-orang
muslim dan muslimah.

Rukun-rukun khutbah harus dibaca secara berkesinambungan, tidak boleh ada jeda
atau pemisah berupa pembicaraan lain yang menyimpang dari khutbah.

Jarak antara waktu khutbah khutbah dengan salat Jumat tidak boleh terlalu lama,
harus sesingkat mungkin.

4
Rukun-rukun khutbah harus diafalkan dalam bahasa arab. Sementara isi khutbah
boleh disampaikan dengan bahasa non-Arab dan Khutbah dilakukan di waktu zuhur

 Syarat-syarat khutbah Jumat yang harus dilaksanakan agar khutbah dan salat
Jumat menjadi sah:
1. Khatib harus laki-laki.
2. Khutbah harus diperdengarkan dan didengarkan oleh para jamaah salat
Jumat. Maka, biasanya khatib akan berusaha menggunakan pengeras suara
seperti mikrofon supaya khutbah dapat didengar oleh seluruh para jamaah
salat Jumat.
3. Khutbah disampaikan di kawasan tempat pelaksanaan salat Jumat
4. Khatib harus suci dari hadas
5. Khutbah dilakukan dengan berdiri bagi orang yang mampu

Khutbah disertai duduk di antara dua khutbah. Khutbah Jumat dilaksanakan dua kali,
di antara kedua khutbahnya harus dipisah dengan duduk. Standar duduk di antara
dua khutbah seperti tuma’ninah dalam salat.

 Sunnah Khutbah Jumat


1. Khutbah di Atas Mimbar

Seorang khatib disunnahkan untuk berdiri di atas mimbar ketika menyampaikan


khutbah Jumat. Sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah SAW setiap beliau
menyampaikan khutbah, yakni naik ke atas mimbar.Posisi mimbar diutamakan di
sebelah kanan dari imam saat menghadap ke kiblat, layaknya mimbar Nabi
Muhammad SAW. Apabila tidak ada mimbar, khatib disunnahkan naik ke atas
benda tinggi agar bisa memandang semua jamaah.

2. Menghadapkan Wajah Kepada Jamaah

Hendaknya khatib menghadapkan wajah kepada jamaah yang mengikuti shalat


Jumat dan tidak menundukkan wajahnya. Sebagaimana tercatat dalam hadis
berikut:"Dari Adi bin Tsabit dari ayahnya bahwa Nabi SAW bila berdiri di atas
mimbar, beliau menghadapkan wajahnya kepada wajah para shahabatnya." (HR.
Ibnu Majah)

5
3. Mengawali dengan Salam

Mengawali khutbah dengan salam merupakan sunnah yang bisa dikerjakan khatib.
Salam sebaiknya dilakukan usai berada di atas mimbar, sebelum duduk mendengar
adzan."Dari Jabir bin Abdillah bahwa Rasulullah SAW apabila telah naik ke atas
mimbar, beliau mengucapkan salam." (HR. Ibnu Majah )

4. Mengeraskan Suara Ketika Khutbah

Khatib disunnahkan untuk mengeraskan suara saat berkhutbah. Tujuannya agar


jamaah dapat mendengarkan khutbah dengan jelas.

5. Menyingkat Khutbah

Hendaknya khatib menyingkat khutbah agar orang yang punya hajat bisa segera
menyelesaikannya. Khutbah juga dapat dipersingkat untuk mencegah jamaah merasa
bosan, mengantuk, atau tertidur. Seperti yang tertulis dalam hadis berikut: Dari
Ammar bin Yasir radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah SAW
bersabda,"Sesungguhnya panjangnya shalat seseorang dan pendeknya khutbah
bagian dari kefahamannya. Maka panjangkanlah shalat dan pendekkanlah khutbah."
(HR. Muslim)

6. Berpegangan Pada Tongkat atau Busur Panah

Sebagian besar ulama berpendapat bahwa memegang tongkat atau busur panah
adalah sunnah.

7. Berdiri Ketika Berkhutbah

Seorang khatib disunnahkan untuk berdiri ketika menyampaikan khutbah.

6
D. Tata Cara Khutbah Jumat

Tata cara khutbah shalat Jumat sesuai sunnah yang perlu dipahami dan
dipraktikkan:

1. Khatib berdiri di atas mimbar atau tempat yang lebih tinggi lalu
mengucapkan salam. Tata cara khutbah shalat Jumat sesuai sunnah yang
pertama adalah mengucapkan salam. Setelah berdiri, khatib dianjurkan untuk
mengucapkan salam pada jamaah yang ada sebagaimana disebutkan dalam
hadits Jabir bin Abdullah,“ Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
2. jika telah naik mimbar biasa mengucapkan salam”. HR Ibnu Majah,
dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah.
3. Duduk menanti azan selesai sambil menirukan azan. Setelah mengucap
salam, maka suara azan akan dikumandagkan. Khatib dianjurkan untuk
duduk mendengarkan dan menirukan hingga azan selesai.
4. Kemudian berdiri untuk berkhutbah. Sebelum memulai berkhutbah
hendaknya membuka khutbah sesuai dengan rukun khutbah, yaitu dengan
5. membaca alhamdulilah, sanjungan kepada Allah, syahadat, shalawat, bacaan
ayat-ayat taqwa, dan perkataan amma ba’d.
6. Khatib berkhutbah dengan berdiri, menghadapkan wajah kepada jamaah.
Saat berkhutbah, khatib dianjurkan untuk berdiri dan menghadapkan
wajahnya pada para jamaah. Namun, jika khatib tidak dapat berdiri maka
khutbah dapat dilakukan dengan posisi duduk.
7. Duduk di antara dua khutbah. Saat telah menyampaikan khutbah pertama
hendaknya khatib duduk sejenak untuk beristirahat sebelum menyampaikan
khutbah kedua.
8. Khutbah Jumat hendaknya tidak terlalu panjang. Khutbah hendaknya tidak
boleh lebih lama dari durasi shalat Jumat.
9. Hendaknya khatib fasih dan keras suaranya. Dalam berkhutbah, khatib
hendaknya melantangkan suara dan menyampaikan khutbahnya dengan jelas.
Hal ini agar jamaah yang mendengarkan paham akan kata-kata yang
diucapkan.
10. Khutbah hendaknya disudahi dengan permohonan ampunan kepada Allah
SWT. Saat mencapai akhir khutbah, hendaknya ditutup dengan kalimat
permohonan ampun pada Allah SWT. Kalimat permohonan ampun ini dapat
disampaikan pada khutbah kedua.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Selain khutbah Jum’at, ada pula khutbah yang dilaksanakan sesudah sholat,
yaitu: khutbah ‘Idul Fitri, ‘Idul Adha, khutbah sholat Gerhana (Kusuf dan Khusuf).
Sedangkan khutbah nikah dilaksanakan sebelum akad nikah. Dalam makalah ini
yang akan dikaji adalah khusus tentang khutbah Jum’at.
Berkenaan dengan fungsi khutbah tersebut di atas, maka khutbah disampaikan
dengan bahasa yang mudah difahami oleh jama’ah (boleh bahasa setempat), kecuali
rukun-rukun khutbah. Allah SWT. berfirman:
“Dan tidaklah Kami mengutus Rasul, melainkan dengan bahasa yang
difahami oleh kaumnya, agar ia dapat memberi penjelasan kepada mereka”. (QS.
Ibrahim : 4).

B. Saran

Dengan kerendahan hati, penulis merasa makalah ini sangat sederhana dan jauh
dari kesempuraan. Saran kritik yang konstuktif sangat diperlukan demi
kesempurnaan makalah.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ari,Devi. (2021). "Syarat dan Rukun Khutbah Jumat agar Salat Jumat Sah |
Popmama" . https://www.popmama.com/amp/big-kid/10-12-years-old/devi-
ari-rahmadhani/syarat-dan-rukun-khutbah-yang-harus-diketahui-agar-shalat-
jumat-sah

Novita, Reni. (2020).”tata cara khutbah”. https://m.dream.co.id/your-story/5-tata-


cara-khutbah-jumat-sesuai-sunnah-lengkap-dengan-syarat-dan-rukunnya-
201208l.htm1

Mustinda, Lusiana. (20210.”rukun khutbah jumat sesuai syariat yang perlu


dipahami”. https://news.detik.com/

Hadi, Abdul. (2021). “pengertian Khutbah”. https://tirto.id/mengenal-dakwah-


tablig-dan-khutbah-pengertian-perbedaannya-gapa

Anda mungkin juga menyukai