Anda di halaman 1dari 13

Praktik Khutbah Jumat dan Khutbah Ied

Makalah

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Praktik Ibadah

Dosen Pengampu:
Dr. H. Masrof, M.Ag

Oleh:
Tisna Wiganda
21.01.00.034

Program Studi Pendidikan Agama Islam


Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Hikmah
Yayasan Pendidikan Islam Al Mahbubiyah
Jakarta
2023 M/1444 H
Kata Pengantar

Alhamdulillah atas berbagai nikmat dan taufik dari Allah Swt makalah dengan judul
Praktik Khutbah Jumat dan Khutbah Ied ini dapat diselesaikan, sholawat teriring salam semoga
selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw.
Alhamdulillah melalui makalah ini penulis mendapatkan kesempatan untuk memahami
dan lebih mendalami terkait praktik khutbah jumat dan khutbah ied dalam mata kuliah praktik
ibadah.
Tentunya makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka kami berharap adanya
masukan, saran dan diskusi dalam presentasi makalah ini, agar makalah ini mampu memberikan
gambaran lebih jelas lagi tentang praktik khutbah jumat dan khutbah ied .

Jakarta, 17 Maret 2023

Tisna Wiganda

i
Daftar Isi

Kata Pengantar............................................................................................................................. i
Daftar Isi ..................................................................................................................................... ii
1. Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan ........................................................................................................ 1
2. Bab II Pembahasan

A. Definisi Khutbah ............................................................................................................ 2


B. Ruklun Dan Syarat Khutbah Jumat ................................................................................ 2
C. Sunnah-Sunnah Khutbah Jumat ..................................................................................... 3
D. Tata Cara Khutbah Ied .................................................................................................... 4
3. Bab III. Penutup
Kesimpulan ........................................................................................................................... 6
4. Daftar Pustaka.................................................................................................................................... 7

ii
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Khutbah jumat dan khutbah ied menjadi suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dari ibadah
sholat jumat maupun sholat ied. Maka sudah seharusnya kita memahami bagaimana tata cara
khutbah jumat dan khutbah ied, yaitu terkait syarat dan rukunnya, sehingga ibadah yang kita
lakukan dinyatakan sah.
Makalah ini akan membahas bagaimana syarat dan rukun khutbah jumat dan khutbah
ied secara praktis, mengingat tujuan mata kuliah praktik ibadah adalah untuk memahami praktik
secara langsung dan bukan membahas secara mendetail dari sudut pandang fikih.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi khutbah?
2. Apa saja rukun dan syarat khutbah jumat?
3. Apa saja sunnah-sunnah khutbah jumat?
4. Bagaimana tata cara khutbah ied?

C. Tujuan Pembahasan
1. Memahami definisi khutbah
2. Memahami rukun dan syarat khutbah jumat
3. Memahami sunnah-sunnah khutbah jumat
4. Memahami tata cara khutbah ied

1
Bab II
Pembahasan
A. Definisi Khutbah
Khutbah secara bahasa maknanya adalah pidato (terutama yang menguraikan ajaran
agama).1 Adapun khutbah secara istilah syar’i tidak didapatkan secara jelas di dalam kitab-
kitab para fuqaha, bisa jadi karena hal itu sudah dianggap jelas di kalangan fuqaha. Namun
disebutkan dalam kitab Badai’u Shanaa’i saat menjelaskan hukum-hukum sholat jumat
bahwa khutbah itu adalah “nama untuk sesuatu yang mencakup (di dalamya) pujian dan
sanjungan kepada Allah, sholawat kepada Rasulullah SAW, doa bagi kaum muslimin, juga
nasihat dan peringatan bagi meraka”.2
B. Syarat dan Rukun Khutbah Jumat
Dalam kitab Safinatun Najah disebutkan rukun dan syarat khutbah jumat sebagai
berikut:
Rukun khutbah Jum’at ada lima, yaitu:
1. Memuji Allah dalam dua khutbah tersebut.
2. Bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW dalam dua khutbah tersebut.
3. Berwasiat taqwa dalam dua khutbah Jum’at tersebut.
4. Membaca salah satu ayat al-Qur’an dalam salah satu khutbah.
5. Mendo’akan seluruh mukmin dan mukminat pada akhir khutbah.
Sebagian Ulama ada yang memasukkan membaca syahadat sebagai bagian dari rukun
khutbah, berdasarkan sabda Rasulullah SAW:3

»ِ‫الَ ْْذ ََ ِا‬


ْ ‫ فَ ِه َي َكالْيَ ِد‬, ‫س فِ َيها تَ َش ُّه ٌد‬ ٍ َّ ِ َّ َ ‫ول اللَّ ِه‬
َ ‫ « ُك ُّل ُخطْبَة لَْي‬:‫صلى اهللُ َعلَْيه َو َسل َم‬ ُ ‫ال َر ُس‬
َ َ‫ق‬
Rasulullah Saw bersabda: “Setiap khutbah yang tidak ada tasyahud di dalamnya, maka
khutbah itu seperti tangan yang terpotong”.4 (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Hibban dan Al
Baihaqi).
Syarat sah khutbah jum’at ada sepuluh, yaitu:
1. Bersih dari dua hadats, yaitu hadats kecil dan besar.
2. Suci dari najis pada pakaian, badan dan tempat.
3. Menutup aurat.

1
https://kbbi.web.id/khotbah, diakses 17 Maret 2023, Pk. 21: 55
2
‘Alauddin Al Kasani Al Hanafi, Badai’u Shanaa’i Fii Tartibi Syaraa’i, (Beirut: Darul Kutub Al Ilmiyah),
Juz 1, h. 262
3
Sulaiman Rsyid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2002), Cet. 35, h. 125
4
Ahmad bin Hanbal, Musnad Al Imam Ahmad bin Hanbal, (Muasasah Ar Risalah, 2001), Juz 14, h. 206-
207
2
3

4. Berdiri bagi yang mampu.


5. Duduk ringan seperti tuma’ninah dalam shalat.
6. Kedua khutbah dilaksanakan dengan berurutan (tidak diselangi dengan kegiatan yang
lain, kecuali duduk).
7. Khutbah dan sholat Jum’at dilaksanakan secara berurutan.
8. Kedua khutbah disampaikan dengan bahasa Arab.
9. Khutbah Jum’at diperdengarkan oleh 40 orang
10. Khutbah Jum’at dilaksanakan dalam waktu Dzuhur.5
C. Sunnah-Sunnah Khutbah Jumat
Berikut ini Sembilan hal yang disunnahkan dalam pelaksanaan khutbah Jumat:
Pertama, khutbah di atas mimbar. Anjuran ini karena mengikuti sunnah Nabi sebagaimana
hadits riwayat Imam al-Bukhari dan Muslim. Demikian pula disunnahkan posisi mimbar
berada di sebelah kanan mihrab (pengimaman). Bila tidak ditemukan mimbar, maka cukup
digantikan dengan tempat yang tinggi, tujuannya karena lebih sempurna dalam
memperdengarkan khutbah kepada Jamaah.
Kedua, menghadap para jamaah. Hadits Nabi yang menjelaskan hal tersebut. Di antaranya
haditsnya ‘Adi bin Tsabit dari ayahnya bahwa beliau mengatakan:
ِ ‫َكا َن النَِِّب صلَّى اهلل علَي ِه وسلَّم إِذَا قَام علَى الْ ِمْن َِب است ْقب لَه أَصحابه بِوج‬
‫وه ِه ْم‬ ُ ُ ُُ َ ْ ُ َ َ ْ َ َ َ َ ََ َْ َ ُّ
“Nabi Saw saat berdiri di atas mimbar, para sahabatnya menghadapkan wajahnya kepada
beliau.” (HR. Ibnu Majah)
Ketiga, azan sebelum khutbah.
Keempat, membaca khutbah dengan lantang. Nabi saat beliau menyampaikan khutbah.
Ditegaskan dalam hadits riwayat sahabat Jabir bin Abdillah:

ٍ ‫َضبُهُ ََ ََّّ َك َََّّهُ َُْن ِْذ ُر َجْي‬


ٍ َ ‫ص ْوتُهُ َوا ْشتَ َّد َغ‬
َ ‫ت َعْي نَاهُ َو َع ََل‬
ْ ‫اْحََّر‬
ْ ‫ب‬ ِ
َ َ‫ول اهلل صلى اهلل عليه وسلم إذَا َخط‬
ُ ‫َكا َن َر ُس‬
“Rasulullah Saw saat beliau berkhutbah, kedua matanya memerah, suaranya lantang dan
tampak sangat marah seakan-akan beliau memperingatkan tentara perang.” (HR. Muslim).
Kelima, mengucapkan salam sebelum berkhutbah
Keenam, durasi khutbah tidak terlampau pendek dan panjang. Dalam sebuah hadits
ditegaskan:
ِ
‫ص ًدا‬ ْ َ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم ق‬
ْ َ‫ص ًدا َو ُخطْبَتُهُ ق‬ ِ
َ ‫َِّب‬
ّ ‫ص ََلةُ الن‬
َ ‫ت‬
ْ ََّ‫َكا‬

5
Salim bin Samir Al Hadhrami, Matan Safinatun Najah, (Surabaya: Maktabah As Salam), h. 23-24
4

“Bahwa durasi shalat dan khutbahnya Nabi sesuai dengan standar umum.” (HR. Muslim)
Tidak ada batasan pasti berapa lama durasi waktu khutbah yang ideal menurut syari’at.
Hanya saja, al-Imam al-Mawardi menggaris bawahi bahwa prinsipnya adalah tidak
terlampau lama sehingga dapat membosankan dan tidak terlampau pendek sehingga pesan
khutbah tidak dapat dicerna dengan baik oleh jamaah. Yang sering disalahpahami, khutbah
dengan durasi yang sangat panjang merupakan sebuah prestasi dan dianggap positif.
Padahal, hal tersebut tidak sesuai dengan petunjuk Nabi. Sebagaimana ditegaskan dalam
beberapa hadits, bahwa Nabi memendekan khutbah dan memanjangkan shalat Jumat.
Ketujuh, memegang tongkat dengan tangan kirinya. Saat ia berkhutbah, tangan kiri khatib
dianjurkan memegang tongkat, pedang, busur panah atau benda-benda sejenis. Hal ini
berdasarkan hadits Nabi:

ِ ْ ‫أَََّّه صلَّى اللَّه علَي ِه وسلَّم قَام ِِف خطْب ِة‬


ً ‫الُ ُم َعة َُتَ َوِّكئًا َعلَى قَ ْو ٍس أ َْو َع‬
‫صا‬ َ ُ َ َ ََ َْ ُ َ ُ
“Bahwa Nabi berdiri dalam khutbah Jumat seraya berpegangan atas busur tanah atau
tongkat.” (HR. Abu Daud).
Kedelapan, mudah dipaham jamaah. Sahabat Ali mengatakan:
ِ ِ ‫َ ِّدثُوا الن‬
ُ‫ب اللَّهُ َوَر ُسولُه‬
َ ‫َّاس ِبَا يَ ْع ِرفُو َن أ َُُتبُّو َن أَ ْن يُ َك َّْذ‬
َ َ
“Bicaralah kepada manusia dengan perkara yang mereka ketahui. Apakah kalian suka
Allah dan rasulNya didustakan?.” (HR. al-Bukhari).
Kesembilan, duduk di antara dua khutbah dalam durasi bacaan surat al-Ikhlash.6

D. Tata Cara Khutbah Ied


Salah satu kesunnahan yang dianjurkan setelah shalat Idul Fitri adalah melakukan
khutbah. Jadi, setelah shalat id para jamaah disunnahkan untuk tidak langsung bubar terlebih
dahulu, tetapi tetap duduk dan mendengarkan khutbah. Salah satu dalil yang menjadi dasar
anjuran pelaksanaan khutbah Idul Fitri adalah hadits Ibnu Abbas berikut,
ِ ِ ِ ِ َ ِ‫ت الع‬
‫صلُّو َن‬
َ ُ‫ فَ ُكلُّ ُه ْم َكاَُّوا ي‬،‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم َوأَِ ي بَ ْك ٍر َوعُ َمَر َوعُمْ َما َن َري َي اهللُ َعْن ُه ْم‬
َ ‫يد ََ َع َر ُسول اهلل‬ ُ ‫َش ِه ْد‬
‫قَ ْب َل اخلُطْبَ ِة‬

6
https://islam.nu.or.id/jumat/inilah-sembilan-kesunnahan-dalam-khutbah-gvRbS. Diakses 17 Maret
2023, Pk 23:45
5

“Saya melaksanakan shalat id bersama Rasulullah saw, Abu Bakar, Umar, dan Utsman ra.
Semuanya melaksanakan shalat sebelum khubtah berlangsung.” (Muttafaq ‘alaih).
Pelaksanaan khutbah id (Idul Fitri dan Idul Adha) sama seperti khutbah pada shalat
Jumat. Hanya saja ada beberapa tambahan teknis. Rukun khutbah pada shalat id tidak
berbeda dari rukun khutbah pada shalat Jumat, yakni memuji Allah, membaca shalawat,
berwasiat tentang takwa, membaca ayat Al-Qur'an pada salah satu khutbah, serta mendoakan
kaum Muslimin pada khutbah kedua. Khutbah dilaksanakan dua kali, di antara dua khutbah
tersebut khatib disunnahkan untuk duduk (bagi yang mampu berdiri).7
Hal ini sebagaimana telah dijelaskan dalam Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah
berikut,

ٍ ُ‫صل بَْي نَ ُه َما ِِبُل‬


‫وس‬ ِ ِ َ ِ‫ب ا ِإل ََ ُام ِِف الع‬
ُ ‫يديْ ِن ُخطْبَتَ ْْي يَ ْف‬ َ ُ‫السنَّةُ أَ ْن ََيْط‬
ُّ
Artinya, “Sunnah seorang Imam berkhutbah dua kali pada shalat hari raya (Idul Fitri
dan Idul Adha), dan memisahkan kedua khutbah dengan duduk.” (HR Asy-Syafi’i).8
Pada khutbah pertama khatib disunnahkan untuk memulainya dengan membaca takbir
sebanyak sembilan kali, sementara pada khutbah kedua membukanya dengan takbir
sebanyak tujuh kali.
ٍ ‫ات تَْت رى وبِسب ِع تَ ْكبِي ر‬
‫ات تَْت َرى )رواه‬ ٍ ِ ِِ
َ ْ ْ َ َ َ ‫السنَّةُ أَ ْن تُ ْفتَتَ َح اْخلُطْبَةُ بت ْس ِع تَ ْكبْي َر‬ َ َ‫اهلل بْ ِن َعْب ِد اهللِ بْ ِن عُْتبَةَ ق‬
ُّ ‫ال‬ ِ ‫عن عب ِد‬
َْ ْ َ
(‫البيهقي‬
Artinya: “Diriwayatkan dari Abdullah Ibnu Abdullah Ibnu ‘Utbah ia berkata:
Merupakan sebuah sunnah Nabi membuka khutbah dengan tujuh takbir secara pelan-pelan
dan yang kedua dengan sembilan takbir secara pelan-pelan.”. (HR. al-Baihaqi).9

7
https://www.nu.or.id/nasional/tata-cara-khutbah-idul-fitri-lengkap-yDg61. Diakses 17 Maret
2023, Pk. 23:30
8
As Syafi’i, Musnad As Syafi’i, (Beirut: Darul Kutub Al Ilmiyah, 1400 H), Juz 1, h. 77
9
Musthafa al-Khin, Musthafa al-Bugha, dan 'Ali asy-Asyarbaji, al-Fiqh al-Manhajî ‘ala Madzhabil Imâm
asy-Syâfi‘î, (Damaskus, Darul Qolam, 1992), Juz 1, h. 225
Bab III
Penutup
Kesimpulan
1. Khutbah secara bahasa maknanya adalah pidato, Adapun khutbah secara istilah syar’i
khutbah itu adalah “nama untuk sesuatu yang mencakup (di dalamya) pujian dan sanjungan
kepada Allah, sholawat kepada Rasulullah SAW, doa bagi kaum muslimin, juga nasihat dan
peringatan bagi meraka”.
2. Rukun khutbah Jum’at ada lima, yaitu: 1. Memuji Allah dalam dua khutbah tersebut, 2.
Bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW dalam dua khutbah tersebut, 3. Berwasiat taqwa
dalam dua khutbah Jum’at tersebut, 4. Membaca salah satu ayat al-Qur’an dalam salah satu
khutbah, 5. Mendo’akan seluruh mukmin dan mukminat pada akhir khutbah.
3. Syarat sah khutbah jum’at ada sepuluh, yaitu:1. Bersih dari dua hadats, yaitu hadats kecil
dan besar, 2. Suci dari najis pada pakaian, badan dan tempat, 3. Menutup aurat, 4. Berdiri
bagi yang mampu, 5. Duduk ringan seperti tuma’ninah dalam shalat, 6. Kedua khutbah
dilaksanakan dengan berurutan (tidak diselangi dengan kegiatan yang lain, kecuali duduk),
7. Khutbah dan sholat Jum’at dilaksanakan secara berurutan, 8. Kedua khutbah disampaikan
dengan bahasa Arab, 9. Khutbah Jum’at diperdengarkan oleh 40 orang, 10. Khutbah Jum’at
dilaksanakan dalam waktu Dzuhur.
4. Yang disunnahkan dalam pelaksanaan khutbah Jumat: 1. Khutbah di atas mimbar, 2.
Menghadap para jamaah, 3. Azan sebelum khutbah, 4. Membaca khutbah dengan lantang,
5. Mengucapkan salam sebelum berkhutbah, 6. Durasi khutbah tidak terlampau pendek dan
panjang, 7. Memegang tongkat dengan tangan kirinya, 8. Mudah dipaham jamaah, 9. Duduk
di antara dua khutbah.
5. Pelaksanaan khutbah id (Idul Fitri dan Idul Adha) sama seperti khutbah pada shalat Jumat.
Hanya saja ada beberapa tambahan teknis, yaitu khutbah dilakukan setelah sholat ied, Pada
khutbah pertama khatib disunnahkan untuk memulainya dengan membaca takbir sebanyak
sembilan kali, sementara pada khutbah kedua membukanya dengan takbir sebanyak tujuh
kali.

6
Daftar Pustaka
Hanbal, Ahmad, Musnad Al Imam Ahmad bin Hanbal, Muasasah Ar Risalah, 2001

https://islam.nu.or.id/jumat/inilah-sembilan-kesunnahan-dalam-khutbah-gvRbS.

https://kbbi.web.id/khotbah

https://www.nu.or.id/nasional/tata-cara-khutbah-idul-fitri-lengkap-yDg61.

Kasani, ‘Alauddin Al Hanafi, Badai’u Shanaa’i Fii Tartibi Syaraa’i, Beirut: Darul Kutub Al
Ilmiyah

Khin, Musthafa, Musthafa al-Bugha, dan 'Ali asy-Asyarbaji, al-Fiqh al-Manhajî ‘ala
Madzhabil Imâm asy-Syâfi‘î, Damaskus, Darul Qolam, 1992

Samir, Salim Al Hadhrami, Matan Safinatun Najah, Surabaya: Maktabah As Salam

Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2002

Syafi’i, Musnad As Syafi’i, Beirut: Darul Kutub Al Ilmiyah, 1400 H

7
‫‪Lampiran:‬‬
‫‪Contoh kalimat pembuka khutbah jumat‬‬
‫ات أَعمالِنَا‪َ ،‬ن ي ه ِدهِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫إِ َّن ْ ِ ِ‬
‫اْلَ ْم َد للَّه ََْن َم ُدهُ َوََّ ْستَعْي نُهُ َوََّ ْستَ ْغف ُرْه َوََّعُوذُ بِاهلل َ ْن ُش ُرْوِر أََّْ ُفسنَا َوَ ْن َسيِّئَ ْ َ َ ْ َ ْ‬
‫ِ‬ ‫َض َّل لَه وَن ي ْ ِ‬ ‫اهلل فََلَ َ ِ‬
‫ك لَهُ َوأَ ْش َه ُد أ َّ‬
‫َن َُُ َّم ًدا‬ ‫ي لَهُ أَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ اهللُ َو َْ َدهُ الَ َش ِريْ َ‬
‫َضل ْل فََلَ َهاد َ‬ ‫ُ ََ ْ ُ‬ ‫ُ ُ‬
‫َص َحابِِه َو َسلَّ َم تَ ْسلِْي ًما َكمِْي ًرا قَ َال تَ َع َاَل‪ :‬يَا أَيُّهاَ‬ ‫ِِ‬ ‫ٍ‬
‫صلَّى اهللُ َعلَى ََّبِيِّ نَا َُُ َّمد َو َعلَى آله َوأ ْ‬ ‫َعْب ُدهُ َوَر ُس ْولُهُ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫َّ ِ‬
‫{وََن يَت َِّق اهللَ ََْي َعل لَّهُ‬ ‫الْذيْ َن َِ َاَنُوا اتَّ ُقوا اهللَ ََ َّق تُ َقاته َوالَ ََتُْوتُ َّن إالَّ َوأََّتُ ْم َُّ ْسل ُم ْو َن قَا َل تَ َع َاَل‪َ :‬‬
‫ِِ ِ‬
‫َجًرا}‬ ‫{وََن يَت َِّق اهللَ يُ َكف ِّْر َعْنهُ َسيِّئَاته َويُ ْعظ ْم لَهُ أ ْ‬
‫َمََْر ًجا} َوقَ َال‪َ :‬‬

‫‪Bacaan penutup khutbah pertama‬‬


‫اْلَ ِكْي ِم‪َ ،‬وتَ َقبَ َّل اهللُ َِ ِّ ِْن‬ ‫ات و ِّ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ ِِ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫الْذ ْك ِر ْ‬ ‫بَ َارَك اهللُ ِ ِْل َولَ ُك ْم ِف الْ ُق ْرآن الْ َعظْي ِم‪َ ،‬وََّ َف َع ِ ِْن َوإيَّا ُك ْم ِبَا فْيه َ َن اْآليَ َ‬
‫ِِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫الس ِميع الْعلِيم أَقُو ُل قَوِِل ه َْذا وأ ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫َستَ ْغف ُر اهللَ الْ َعظْي َم ِ ِْل َولَ ُك ْم َول َساِ ِر الْ ُم ْسلم ْ َ‬
‫ْي‬ ‫َوَْن ُك ْم تَلََوتَهُ‪ ،‬إََِّّهُ ُه َو َّ ْ ُ َ ْ ُ ْ ْ ْ َ َ ْ‬
‫استَ ْغ ِف ُرْوهُ‪ ،‬إََِّّهُ ُه َو الْغَ ُف ْوُر َّ‬
‫الرَِْي ُم‬ ‫ِ ِ‬
‫ْي َوالْ ُم ْؤَنَات فَ ْ‬
‫ِِ‬ ‫ِ ِ‬
‫َوالْ ُم ْسل َمات َوالْ ُم ْؤَن ْ َ‬

‫‪Khutbah kedua‬‬

‫ِِ‬
‫الشك ُْر لَهُ َعلَى تَ ْوفْيق ِه َو ْاَتِنَاَِِّه أَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ اهللُ َو َْ َدهُ الَ َش ِريْ َ‬
‫ك لَهُ‪،‬‬ ‫اَ ْْلَ ْم ُد هللِ َعلَى إِ َْ َساَِِّه‪َ ،‬و ُّ‬
‫ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدََّا َُُ َّم ٍد‪َ ،‬و َعلَى آلِِه‬ ‫َّاعى إِ ََل ِر ْ ِِ‬
‫ي َواَّه اللَّ ُه َّم َ‬
‫َن سيِّ َدََّا ُُ َّم ًدا عب ُده ورسولُه الد ِ‬
‫َ َْ ُ َ َ ُ ْ ُ‬ ‫َوأَ ْش َه ُد أ َّ َ‬
‫َص َحابِِه َو َسلِّ ْم تَ ْسلِْي ًما َكمِْي ًرا أ َََّا بَ ْع ُد‪،‬‬
‫َوأ ْ‬
‫َِّب يََأَيُّ َها الَّ ِْذيْ َن َآَنُ ْوا‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫فَيا أَيُّها الن ِ‬
‫َّاس‪ ،‬اتَّ ُقوا اهللَ ََ َّق تُ َقاته‪َ ،‬وقَ َال تَ َع َاَل إِ َّن اهللَ َوََآلِ َكتَهُ يُ َ‬
‫صلُّ ْو َن َعلَى النِ ِّ‬ ‫ُ‬ ‫َ َ‬
‫ت َعلَى إِبْ َر ِاهْي َم َو َعلَى ِآل‬ ‫صلَّْي َ‬
‫ِ ٍ‬ ‫ٍ‬
‫ص ِّل َعلَى َُُ َّمد َو َعلَى آل َُُ َّمد َك َما َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫صلُّ ْوا َعلَْيه َو َسلِّ ُم ْوا تَ ْسلْي ًما اَللَّ ُه َّم َ‬
‫َ‬
‫ْحْي ٌد ََِمْي ٌد‬
‫َّك َِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬
‫ت َعلَى إِبْ َراهْي َم َو َعلَى آ ِل إِبْ َراهْي َم‪ ،‬إَِّ َ‬ ‫إِبْ َراهْي َم‪َ ،‬وبَا ِرْك َعلَى َُُ َّمد َو َعلَى ِآل َُُ َّمد َك َما بَ َارْك َ‬
‫ات‪ ،‬إَِّ َ ِ‬ ‫ات اْألََي ِاِ َِْن هم واْألََو ِ‬ ‫ات‪ ،‬والْم ْؤَِنِْي والْم ْؤَِنَ ِ‬ ‫اَللَّه َّم ا ْغ ِفر لِْلمسلِ ِمْي والْمسلِم ِ‬
‫ب‬ ‫َّك ََْي ٌع قَ ِريْ ٌ‬ ‫َْ ُ ْ َ َْ‬ ‫َ ُ َْ َ ُ‬ ‫ْ ُ ْ َْ َ ُ ْ َ‬ ‫ُ‬
‫اطل باَ ِطَلً وارزقْ نَا ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ات اَللَّ ُه َّم أَ ِرََّا ْ‬ ‫َُِميب الدَّعو ِ‬
‫ب لَنَا‬ ‫اجتنَابَهُ َربَّنَا َه ْ‬ ‫َ ُْ ْ‬ ‫اعهُ‪َ ،‬وأَرََّا الْبَ َ‬ ‫اْلَ َّق ََقًّا َو ْارُزقْ نَا اتِّبَ َ‬ ‫ْ ُ ََ‬
‫اآلخَرةِ ََ َسنَةً َوقِنَا‬‫ْي واجع ْلنَا لِْلمت َِّقْي إَِاَا ربَّنَا آتِنَا ِِف الدَُّّْيا َسنَةً وِِف ِ‬
‫َ ََ َ‬
‫ٍ‬
‫َ ْن أ َْزَواجنَا َوذُِّريَّاتنَا قَُّرةَ أ َْع ُ َ ْ َ ُ َ َ ً َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َِ ِذي الْ ُقرَب وي ْن هى ع ِن الْ َفحش ِ‬ ‫ان وإِي ت ِ‬
‫َِ َوالْ ُمْن َك ِر‬ ‫َْ‬ ‫َْ ََ َ َ‬ ‫اب النَّا ِر ِعبَ َاد اهللِ! إِ َّن اهللَ يََْ َُ ُر بِالْ َع ْد ِل َوا ِإل َْ َس ِ َ ْ َ‬ ‫َع َْذ َ‬
‫َضلِ ِه‬
‫اسئَ لُ ْوهُ َِ ْن فَ ْ‬ ‫ِ ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َوالْبَ ْغ ِي يَعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َْذ َّك ُرْو َن‪َ ،‬واذْ ُك ُروا اهللَ الْ َعظْي َم يَ ْْذ ُك ْرُك ْم َوا ْش ُك ُرْوهُ َعلَى َّ َعمه يَِزْد ُك ْم َو ْ‬
‫كر اهللِ أَ ْكبَ ُر‬ ‫ي ع ِطكم‪ ،‬ولَ ِ‬
‫ْذ‬
‫َ ُ‬ ‫ُْ‬
‫‪8‬‬
‫‪Contoh kalimat pembuka khutbah ied‬‬

‫ِ‬
‫السَلَ ُم َعلَْي ُك ْم َوَر ْْحَةُ اهلل َوبََرَكاتُهُ‬ ‫َّ‬
‫اَهللُ أَ ْكبَ ُر‪ ،‬اَهللُ أَ ْكبَ ُر‪ ،‬اَهللُ أَ ْكبَ ُر‬
‫اَهللُ أَ ْكبَ ُر‪ ،‬اَهللُ أَ ْكبَ ُر‪ ،‬اَهللُ أَ ْكبَ ُر‬
‫اَهللُ أَ ْكبَ ُر‪ ،‬اَهللُ أَ ْكبَ ُر‪ ،‬اَهللُ أَ ْكبَ ُر‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اَهلل اَ ْكب ر َكبِي را و ْ ِ ِ‬
‫صَر‬‫ص َد ََ َو ْع َدهُ‪َ ،‬وََّ َ‬ ‫اْلَ ْم ُدِ هلل َكمْي ًرا َو ُسْب َحا َن اهلل بُكَْرتًا َواَصْيَلً‪ ،‬الَ الَهَ االَّ اهللُ َو َْ َدهُ‪َ ،‬‬ ‫ُ َُ ًْ َ‬
‫اب َو َْ َدهُ الَ اِلَهَ اِالَّ اهللُ اَهللُ اَ ْكبَ ُر‪ ،‬اَهللُ اَ ْكبَ ُر َولِلَّ ِه ْ‬
‫اْلَ ْم ُد‬ ‫َََز َ‬ ‫َعَّز ُجْن َدهُ‪َ ،‬وَهَزَم اْأل ْ‬ ‫َعْب َدهُ‪َ ،‬وأ َ‬
‫الصياََم‪ ،‬اَ ْْلَ ْم ُدِ هللِ الَّ ِْذ ْي َََّّزَل الْ ُق ْرآ َن‬‫ْي َو َََّرَم َعلَْي ِه ْم فِْي ِه ِّ‬ ‫ِ ِ ِ ِِ‬ ‫ِ ِ‬
‫اَ ْْلَ ْم ُدِ هلل الَّْذ ْي َج َع َل َه َْذ الْيَ ْوم عْيداً ل ْل ُم ْسلم ْ َ‬
‫ت َِ َن ا ْْلَُدى َوالْ ُف ْرقَا َن َخْي َر َِّ َع ٍم‪ََْ ،‬ن َم ُدهُ َوََّ ْش ُك ُرهُ َعلَى َِّ َع ِاَ ِه وَك َم ِال اِ َْ َساَِِّه َوُه َو ذُو‬ ‫َّاس وب يِّناَ ٍ‬
‫ُه ًدى للن ِ َ َ‬
‫ِ‬
‫الََلَِل َواْ ِإل ْكراَِم‬ ‫ْ‬
‫ِ ِ‬
‫ك لَهُ َوأَ ْش َه ُد اَ َّن َُُ َّمداً َعْب ُدهُ َوَر ُس ْولُهُ َخْي َر اْألََّاَِم‬ ‫اَ ْش َه ُد اَ ْن الَ الَهَ االَّ اهللِ َو َْ َدهُ الَ َش ِريْ َ‬
‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫السَلَِم‬‫َصحاَبِِه َوذُِّريَّتِ ِه‪َ ،‬وََ ْن تَبِ َعهُ اَِل َدا ِر َّ‬ ‫صلِّ ْي َو َسلِّ ُم َعلَى َسيِّدََّا َُُ َّمد َو َعلَى آله َوأ ْ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫اَََّا بَ ْع ُد‪:‬‬
‫اعتِ ِه فَ َق ْد فَ َاز الْ ُمتَّ ُقو َن قَ َال اهللُ تَ َع َاَل ِِف كِتَابِه الْ َك ِرِْْ‪:‬‬ ‫ِ‬
‫ي بِتَ ْق َوى اهلل َوطَ َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫فَيَا عبَ َاد اهللَ‪ ،‬أ ُْوصْي ُك ْم َوإياَّ َ‬
‫ِ‬
‫الرِجي ِم‬‫ان َّ‬ ‫أَعوذُ بِاللَّ ِه َِن الشَّيطَ ِ‬
‫َ ْ‬ ‫ُ‬
‫ين َآَنُوا اتَّ ُقوا اللَّهَ ََ َّق تُ َقاتِِه َوَال ََتُوتُ َّن إَِّال َوأََّْتُ ْم َُ ْسلِ ُمو َن‪.‬‬ ‫َّ ِ‬
‫﴿يَاأَيُّ َها الْذ َ‬

‫‪Khutbah kedua‬‬
‫اهللُ اَ ْكبَ ْر ‪ ،‬اهللُ اَ ْكبَ ْر ‪ ،‬اهللُ اَ ْكبَ ْر ‪ ،‬هللُ اَ ْكبَ ْر ‪ ،‬اهللُ اَ ْكبَ ْر ‪ ،‬اهللُ اَ ْكبَ ْر ‪ ،‬اهللُ اَ ْكبَ ْر‬
‫َصْيَلً‪ ،‬الَ اِلَهَ اِالَّ اهللُ َواهللُ اَ ْكبَ ْر‪ ،‬اهللُ اَ ْكبَ ْر َولِلَّ ِه‬ ‫ِ ِ‬
‫اهللُ اَ ْكبَ ْر كبريا َواْْلَ ْم ُد هلل َكمْي ًرا َو ُسْب َحا َن اهلل بُكَْرةً َو أ ْ‬
‫اْْلَ ْم ُد‬
‫اْلَ ِّق لِيُظْ ِهَرهُ َعلَى الدِّي ِن ُكلِّ ِه َولَ ْو َك ِرَه الْ ُم ْش ِرُكو َن ‪َ .‬واَ ْش َه ُد اَ ْن‬ ‫اْْلَ ْم ُد هللِ الَّ ِْذي أ َْر َس َل َر ُسولَهُ بِا ْْلَُدى َوِدي ِن ْ‬
‫ِ ِ‬
‫الَ الَهَ االَّ اهللُ َواهللُ َو َْ َدهُ الَ َش ِريْ َ‬
‫ك لَهُ َواَ ْش َه ُد اَ َّن َسيِّ َدََّا َُُ َّم ًدا َعْب ُدهُ َوَر ُس ْولُهُ‬
‫ِ‬ ‫الله َّم ص ِّل علَى سيِّ ِدََّا ُُ َّم ٍد وعلَى اَلِِه واَ ِِ‬
‫مريا اَََّا بَ ْع ُد‪:‬‬ ‫ص َحابه َو َسلِّ ْم تَ ْسلْي ًما َك ً‬ ‫َ ْ‬ ‫َ ََ‬ ‫ُ َ َ َ‬
‫اي بِتَ ْق َوا اهللَ فَ ْق ْد فَ َاز الْ ُمتَّ ُق ْو َن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اشر الْمسلِ ِم ِ‬ ‫ِ‬
‫ْي َرْحَ ُك ُم اهلل‪ ،‬أُوصْي ُك ْم َوإيَّ َ‬ ‫فَيَا ََ َع َ ُ ْ ْ َ‬
‫‪9‬‬
‫‪AlLâhu akbar 3X wa lilLâhil hamd.‬‬
‫‪Ma’âsyiral Muslimîn, Jamaah shalat Idul Fitri rahimakumulLâh.‬‬
‫‪Akhirnya marilah kita berdoa kepada Allah SWT :‬‬

‫ْي‬ ‫اْلم ُد لِلَّ ِه ر ِّ ِ‬


‫ب الْ َعالَم َ‬ ‫َ‬ ‫َْ ْ‬
‫َساَ ٍن اَِل يَ ْوِم ِّ‬
‫الديْ ِن‬ ‫ِ ِِ‬
‫َص َحابه َوََ ْن تَب َعهُ بإ ْ‬
‫اَللّه َّم ص ِّل وسلِّم علَى سيِّ ِدََّا ُُ َّم ٍد‪ ،‬وعلَى آلِِه و أ ِِ‬
‫َ ْ‬ ‫َ ََ‬ ‫ُ َ ََ ْ َ َ‬
‫ِِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬
‫ْي‬
‫ْي َوالْ ُم ْؤَنَات َوالْ ُم ْسلم ْ َ‬ ‫اللّ ُه َّم ا ْغف ْر لَنَا َو ل َوال َديْنَا َو ْارْحَْ ُه ْم َك َما َربَّ ْو َن صغَ ًارا اَللَّ ُه َّم ا ْغف ْر ل ْل ُم ْؤَن ْ َ‬
‫ك يَا‬ ‫ات‪ ،‬بَِر ْْحَتِ َ‬ ‫اْلاج ِ‬ ‫ِ‬ ‫ك قَ ِريب َُِميب الد ْ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ات األ ِ ِ‬ ‫والْمسلِم ِ‬
‫َّع َوات‪ ،‬فَيَا قَاي َي َْ َ‬ ‫ََيَاِ َْن ُه ْم َو األ ََْ َوات إَّّ َ ْ ٌ ْ ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ ُْ َ‬
‫ْي‬ ‫أَرَم َّ ِِ‬
‫الراْح ْ َ‬ ‫ََْ‬
‫اشنَا‪ ،‬و اصلِح لنا ِ‬ ‫ِ‬ ‫اللَّه َّم اصلِح لَنا ِدي ن نا الَّ ِْذي هو ِعصمةُ أََ ِرَّا‪ ،‬و ِ‬
‫آخَرتَنَا‬ ‫اصل ْح لنا ُدَّْيَاَّا الَِِّت ف َيها ََ َع ُ َ ْ ْ‬ ‫َُ ْ َ ْ َ ْ‬ ‫ُ ْ ْ َ َْ َ‬
‫اَةً لَنَا َِ ْن ُك ِّل َشٍّر‬ ‫ِ‬
‫ت َر َ‬ ‫اج َع ِل الْ َم ْو َ‬‫اْلَيَا َة ِزيَ َاد ًة لَنَا ِِف ُك ِّل َخ ٍْري‪َ ،‬و ْ‬
‫اج َع ِل ْ‬
‫ادَّا‪َ ،‬و ْ‬ ‫الَِِّت ف َيها ََ َع ُ‬
‫اْلا َت َقبَّ ًَل‪َ ،‬وافِ ًقا بَََِ َك ِاَك وخالِ ِ‬ ‫اللّه َّم اجعل عملَنا عم ًَل ِ‬
‫ك‬‫صا ل َو ْج ِه َ‬ ‫ْ َ ََ ً‬ ‫َُ‬ ‫ص ً َُ‬ ‫ُ َْ ْ ََ َ ََ َ‬
‫َخرةِ‬‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ ِّ‬ ‫اللَّ ُه َّم أ ْ ِ ِ ِ‬
‫ََس ْن َعاقبَتَ نَا ِف ْاأل َُُ ْور ُكل َها‪َ ،‬وأَج ْرََّا َ ْن خ ْز ِي الدَُّّْيَا َو َع َْذاب األ َ‬
‫ب الْعَِّزةِ ع َّما ي ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ص ُف ْو َن‬ ‫َ َ‬ ‫ك َر ِّ‬ ‫َربَّنَا آتنَا ِِف الدَُّّْيَا ََ َسنَةً َوِِف اْآلخَرةِ ََ َسنَةً َوقنَا َع َْذ َ‬
‫اب النَّا ِر‪َ ،‬و ُسْب َحا َن َربِّ َ‬
‫ْي‬ ‫اْلم ُد هللِ ر ِّ ِ‬ ‫ِ‬
‫ب الْ َعالَم ْ َ‬‫َ‬ ‫ْي َو َْ ْ‬
‫َو َسَلٌَم َعلَى الْ ُم ْر َسل ْ َ‬
‫ُك ُل َع ٍام َو أََّْتُ ْم ِِبٍَْري‬
‫ِ‬
‫السَلَ ُم َعلَْي ُك ْم َوَر ْْحَةُ اهلل َوبََرَكاتُهُ‬
‫و َّ‬

‫‪10‬‬

Anda mungkin juga menyukai