Azhar Guntur
micky
Afdi miko
Khutbah Jumat
1.Khutbah harus dilaksanakan dalam bangunan yang dipakai untuk salat Jumat.
2.Khoubah disampaikan khatib dengan berdiri (jika mampu) dan terlebih dahulu
memberi salam.
3.Khutbah dibawakan agak cepat, tetapi taratur dan tertib.
4.Khutbah pertama bersambung dengan khutbah kedua.
5.Khutbah kedua bersambung dengan salat Jumat.
6.Rukun khutbah dibaca dengan bahasa Arab, sedangkan materi khutbahnya dapat
menggunakan bahasa setempat.
7. Khutbah yang disampaikan dengan suara yang lantang dan tegas, tetapi tanpa suara
yang kasar.
8.Khutbah itu didengarkan/dihadiri oleh minimal 40 orang yang wajib atasnya salat
Jumat (mazhab Syafii).
9. Khutbah dilaksanakan setelah tergelincir matahari (masuk waktu zuhur) dan
dilaksanakan sebeleum salat Jumat.
Rukun Khutbah Jumat
1. Membaca hamdalah.
2. Membaca selawat atas Nabi Muhammad saw.
3. Membaca syahadatain, yaitu syahadat tauhid dan syahadat rasul.
4. Berwasiat dan memberi nasihat tentang ketakwaan dan menyampaikan ajaran agama
Islam tentang akidah, syariat, ataua muamalah.
5. Membaca sebagian ayat Alquran pada salah satu dari dua khutbah (sebaliknya di
khutbah pertama).
6. Mendoakan umat islam pada salah satu dari dua khutbah (sebaiknya di khutbah
kedua).
Sunah Khutbah Jumat
1. Khutbah disampaikan di atas mimbar atau di tempat yang sedikit lebih tinggi
daripada jamaah salat Jumat.
2. Khatib menyampaikan khutbah dengan kalimat yang jelas, terang, fasih, berurutan,
sistematik, mudah dipahami, dan
3. tidak terlalu panjang atau terlalu pendek.
4. Khatib selalu menghadap ke arah jamaah.
5. Khatib memberi salam kepada jamaah.
6. Khatib hendaknya duduk sebentar di kursi mimbar setelah mengucapkan salam dan
pada waktu adzan disuarakan.
7. Khatib membaca Surah Al-Ikhlas ketika duduk diantara dua khutbah.
8. Khatib menertibkan rukun khutbah, terutama selawat Nabi Muhammad saw. Dan
wasiat takwa terhadap jamaah.
Syarat-Syarat Khatib
hutbah adalah salah satu bentuk ibadah berupa penyampaian ceramah pada
waktu-waktu tertentu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah khutbah dapat
diartikan sebagai pidato (terutama yang menguraikan tentang agama).
ِإ ّن ْال َح ْم َد ِهللِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَع ُْو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر ُْو ِر
ِ ت َأ ْع َمالِنَا َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم
ْض ّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِل ِ َأ ْنفُ ِسنَا و ِم ْن َ َسيَّئا
ُي لَه َ فَالَ هَا ِد
Artinya:
"Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya dan meminta pertolongan, pengampunan,
dan petunjuk-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan
keburukan amal kita. Barang siapa mendapat dari petunjuk Allah maka tidak akan
ada yang menyesatkannya, dan barang siapa yang sesat maka tidak ada pemberi
petunjuknya baginya."
Tata Cara Khutbah Idul Fitri
Khatib juga dianjurkan untuk menyela dengan duduk sebentar antara khutbah pertama
dengan khutbah kedua sesuai dengan hadits dari Asy-Syafi’I yang artinya:
"Sunnah seorang Imam berkhutbah dua kali pada shalat hari raya (Idul Fitri dan Idul
Adha), dan memisahkan kedua khutbah dengan duduk." (HR Asy-Syafi’i)
Hukum Mendengarkan
Khutbah Idul Fitri
Menurut mazhab Syafi'i, hukum mendengarkan khutbah Idul Fitri sama seperti
melaksanakan salat Idul Fitri, yakni sunah muakkad. Ini berarti, mendengarkan khutbah
Idul Fitri sangat dianjurkan dan hampir mendekati wajib.
Oleh karena itu, jemaah salat Idul fitri sebaiknya jangan pulang sebelum mendengarkan
khutbah agar mendapatkan keutamaan ibadah sunah tersebut.
Kapan khutbah idul fitri dilaksanakan
Khutbah Idul Fitri dilaksanakan setelah salat dua rakaat selesai. Kemudian khatib
diisyaratkan untuk berdiri bila mampu saat memberikan khutbah.
Salat Istisqa
Pra salat
hari
Hadis terkait
Hadis terkait salat istisqa:
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu ia berkata, "Rasulullah Shallallaahu alaihi wa
Salam ke luar dengan berpakaian sederhana, penuh tawaduk dan kerendahan. Sehingga tatkala
sampai di musala, dia naik ke atas mimbar, tetapi tidak berkhutbah sebagaimana khutbah kalian
ini. Ia terus menerus berdoa, merendah kepada Allah, bertakbir kemudian salat dua rakaat seperti
salat ketika Ied". (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi dan di hasankan oleh al-Albani)
Keutamaan
Salat istisqa dilakukan untuk memperoleh kepastian terhadap turunnya hujan. Hal ini
disebutkan dalam beberapa hadits yang berkaitan dengan salat istisqa. Kemudian,
keutamaan lainnya adalah menjadikan seorang muslim sebagai hamba Allah yang
mampu melakukan pertaubatan. Keterangan ini diperoleh dari firman Allah pada Surah
Hud ayat 52. Ayat ini menyebutkan bahwa doa memohon hujan dilakukan setelah
melakukan pertaubatan dan permohonan ampunan kepada Allah. Selain itu, ayat ini
juga menyebutkan manfaat dari permohonan tersebut yaitu bertambahnya kekuatan
pada diri seseorang. Selain itu, ayat ini juga memuat larangan untuk kembali
melakukan dosa.[1]
Akhir kata
Malu bertanya
Sesat di jalan
kita ada di kelas bukan di jalan
Jadi nggak usah bertanya