Anda di halaman 1dari 11

SOAL UTS SEMESTER GANJILULUMUL HADITS TAHUN AJARAN 2022/2023 STEBI

LAMPUNG

Mata Kuliah : Ulumul Hadits

Semester :1

Dosen : Yudi Prayoga, M.Ag

Soal:

1. Berikan Contoh Hadits Qauli, Fi'li dan Taqriri. Masing-masing 3 Hadits?


2. Seberapa penting Ulumul Hadits bagi generasi zaman modern ini dan apa
kontribusinya bagi dunia Islam di seluruh dunia?
3. Bagaimana korelasi antara Ulumul Hadits terhadap kampus STEBI Lampung?
4. Menjadi Muslim yang baik tentu yang bisa mengamalkan ajaran dari Rasulullah saw.
Dan menjadi mahasiswa yang baik yang selalu mengikuti setiap jenjang di kampus.
Berikan contoh hadits yang menjadi pemicu dari majunya dunia Islam dan Intelektual
mahasiswa Islam?
5. Bagaimana menurut anda jika seluruh umat muslim tidak ada yang mempelajari ilmu
Hadits?
6. Berikan 3 contoh hadits yang berkaitan tentang ekonomi.

 NB: jawaban di ketik dan kirim filnya ke dosen pengampu. Terakhir pengumpulan
tanggal 11November 2022. Terimakasih
 Font times new roman dan font size 12
 Kuatkan pendapat anda dengan sumber bacaan
NAMA : NIA PANGESTU

UTS : HADITS

DOSEN PENGAMPU ; YUDI PRAYOGO,M.AG

JAWABAN SOAL DIATAS

1. CONTOH HADITS QAULI ;


1.      Tentang do’a Rasulullah SAW.yang di tunjukan kepada orang yang mendengar,
menghafal,dan menyampaikan ilmu. Hadits tersebut berbunyi:

‫نضر هللا امرأ سمع منا حديثا فحفظه حتىيبلغه غيره فانه رب حامل فقه ليس بفقيه ورب حامل فقه الى من هو افقه منه ثالث‬
‫خصال ال يغل عليهن قلب مسلم ابدا اخالص العمل هلل ومنا صحة والة االمر ولزوم الجماعة فان دعوتهم تحيط من ورالهم‬
)‫(رواه احمد‬

“Semoga Allah memberi kebaikan kepada orang yang mendengarkan perkataan dariku kemudian
menghafal dan memyampaikan kepada orang lain, karena banyak orang berbicara mengenai fiqih
padahal ia bukan ahlinya. Ada tiga sifat yang karenanya tidak akaan timbul rasa dengki dihati
seorang muslim, yaitu ikhlas beramal semata–mata kepada Allah SWT,menasehati, taat dan
patuh kepada pihak penguasa, dan setia terhadap jama’ah. Karena sesungguhnya doa mereka
akan memberikan motivasi (danmenjaganya )daribelakang”. (HR. Ahmad)

2.      Hadist tentang bacaan al-Fatihah dalam sholat, yang berbunyi:

)‫الصالة لمن لم يقرا بفاتحة الكتاب (رواه مسلم‬

“Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca Fatihah al-Kitab”. (HR. Muslim)

3.      Hadits tentang kecaman Rasul kepada orang-orang yang mencoba memalsukan hadits-
hadits yang berasal dari Rasulullah Saw:

َ ِ‫قَا َل َرسُوْ ُل هللا‬ : ‫ي ُمتَ َع ِّمدًا فَ ْليَتَبَ َّوْأ َم ْق َع َدهُ ِمنَ النَّا ٌر‬
((َ‫ع َْن َأبِ ْي هُ َري َْرة‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َّ َ‫ب َعل‬
َ ‫رواه مسلم َم ْن َك َذ‬

“Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah Saw bersabda, “Barang siapa sengaja berdusta atas diriku,
hendaklah ia bersiap-siap menempati tempat tinggalnya dineraka.” (HR. Muslim).

CONTOH HADI’TS FI’LI ;


1.      Hadist tentang shalat

)‫صلوا كما رايتمو ني اصلي (رواه البخاري‬

“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat”. (HR. Bukhari)

Contoh lainnya, hadist yang berbunyi:

)‫كان النبى صلى هللا عليه وسلم يصلي علي راحلته حيثما توجهت به (رواه الترمدى‬

“Nabi SAW. shalat di atas tunggangannya, kemana saja tunggangannya itu menghadap”. (HR.
Tirmidzi)

2.      Hadist yang di dalamnya terdapat kata-kata kana/yakunu atau


ra’aitu/ra’aina. Contohnyahadisberikutini:

ُ ِ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َكانَ يَ ْق ِس ُم بَ ْينَ نِ َساِئ ِه فَيَ ْع ِد ُل َويَقُوْ الَللَّهُ َّم هَ ِذ ِه قِ ْس َمتِ ْي فِ ْي َما َأ ْمل‬
َ ِ‫ك فَالَ تَلُ ْمنِ ْي فِ ْي َما تَ ْمل‬
َ‫كوال‬ َّ ِ‫ع َْن عَاِئ َشةَ َأ َّن النَّب‬
َ ‫ي‬
}‫َأ ْملِك{رواه أبو داود والترمذي والنسائى وابن ماجه‬

Dari ‘Aisyah, Rasul saw, membagi (nafkahdangilirannya) antaristri-istrinya dengan adil. Beliau
bersabda, “Yaa Allah! Inilah pembagianku pada apa yang aku miliki. Janganlah engkau
mencelaku dalam hal yang tidak aku miliki.” (H.R. Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasa’I, dan
IbnMajah)

3. Contohnya hadits nabi untuk meneladani nabi dalam urusan shalat, Nabi saw bersabda :

َ ُ‫صلُّوْ ا َك َما َرَأ ْيتُ ُموْ نِ ْي ا‬


‫صلِّ ْي (رواه البخارى ومسلم عن مالك‬ َ

“Bershalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku bershalat”. (HR. Al-Bukhary dan Muslim
dari Malik ibn Huwairits)

Selain hadits tentang shalat, contoh lainnya adalah hadits tentang haji. Nabi bersabda :

‫ُخ ُذوْ ا َعنِّي َمنَا ِس َك ُك ْم (رواه مسلم عن جابر‬

“ambilah dariku cara-cara mengerjakan haji”. (HR. Muslim dari Jabir)

CONTOH HADI’TS TAQRIRI

1. Dalam sebuah hadits dari Abdullah bin Mughaffal radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,
ُ ‫ فَا ْستَحْ يَي‬،‫صلَّى هللاُ عليه وسلَّ َم‬
‫ْت‬ َ ‫النبي‬
ُّ ُّ َ‫ فَ ْالتَف‬،ُ‫ت آِل ُخ َذه‬
‫ فَِإ َذا‬،‫ت‬ ُ ْ‫ فَنَ َزو‬،‫ب فيه شَحْ ٌم‬
ٍ ‫بج َرا‬ ٌ ‫ فَ َر َمى إ ْن َس‬،‫ص ِرينَ قَصْ َر خَ ْيبَ َر‬
ِ ‫ان‬ ِ ‫ُكنَّا ُم َحا‬
‫منه‬.

”Kami mengepung benteng Khaibar (milik Yahudi). Lalu ada seseorang dari Yahudi
melemparkan sebuah kantong kulit yang di dalamnya terdapat lemak. Lantas aku mencarinya
untuk kuambil. Kemudian aku menoleh, ternyata Nabi ‫ ﷺ‬. Aku menjadi malu kepada beliau.”
[Hadits riwayat Al-Bukhari no. 3153]

2. Dalam riwayat lain Abdullah bin Mughaffal radhiyallahu ‘anhu berkata,

]‫[وفي زيادة‬,‫ فالتفت فإذا رسول هللا متبس ًما‬.‫ ال أعطي اليوم أحدًا من هذا شيًئا‬:‫أصبت جرابًا من شحم يوم خيبر فالتزمته فقلت‬
‫ هو لك‬:‫فقال‬

”Aku mendapatkan sebuah kantong dari kulit berisi lemak pada perang Khaibar. Lalu, barang itu
kusimpan dan aku berkata, ”Aku tidak akan memberikan barang ini sedikit pun kepada seorang
pun pada hari ini.”

Lantas aku menoleh, ternyata ada Rasulullah ‫ ﷺ‬tersenyum, [di dalamnya ada tambahan], beliau
bersabda,”Itu buat kamu.”
[Hadits riwayat Muslim (1772) tanpa ada tambahan di akhir hadits. Riwayat yang ada tambahan
di akhir itu isnadnya shahih menurut Ar-Ruba’i di dalam Fathul Ghaffar 4/1812]

Hadits riwayat Muslim di atas menunjukkan atas keridhaan Nabi ‫ ﷺ‬dan taqrir-nya terhadap
Abdullah bin Mughaffal untuk mengambil kantong tersebut, karena Nabi ‫ ﷺ‬di dalam hadits
tersebut Nabi ‫ ﷺ‬tersenyum saat melihatnya.
Di dalam hadits di atas terdapat pelajaran disyariatkannya memakan lemak yang disembelih oleh
Ahli Kitab karena lemak itu diharamkan atas Ahli Kitab dan tidak diharamkan bagi kita.

Andaikan hal itu diharamkan atas kita, pasti Nabi ‫ ﷺ‬akan melarang darinya dan akan
memberitahu keharamannya.

3. Contoh Hadits Taqiriyah Tentang Ijtihad Sahabat

َ‫صلِّيَ َّن َأ َح ٌد ْال َعصْ َر ِإاَّل فِي بَنِي قُ َر ْيظَةَ فََأ ْد َرك‬َ ُ‫ب اَل ي‬ ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم لَنَا لَ َّما َر َج َع ِم ْن اَأْلحْ َزا‬
َ ‫ع َْن اب ِْن ُع َم َر قَا َل قَا َل النَّبِ ُّي‬
‫ْأ‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه‬
َ ‫صلِّي لَ ْم يُ َر ْد ِمنَّا َذلِكَ فَ ُذ ِك َر ِللنَّبِ ِّي‬ ُ ‫صلِّي َحتَّى نَ تِيَهَا َوقَا َل بَ ْع‬
َ ُ‫ضهُ ْم بَلْ ن‬ َ ُ‫ضهُ ْم اَل ن‬ ِ ‫ْضهُ ْم ْال َعصْ ُر فِي الطَّ ِر‬
ُ ‫يق فَقَا َل بَ ْع‬ َ ‫بَع‬
ْ
‫احدًا ِمنهُ ْم‬
ِ ‫ف َو‬ ْ ‫َو َسلَّ َم فَل ْم يُ َعن‬
ِّ َ

Dari Ibnu ‘Umar berkata,”Nabi ‫ ﷺ‬berpesan kepada kami ketika beliau kembali dari perang
Ahzab, ”Jangan sekali-kali salah seorang dari kalian shalat ‘Ashar kecuali di wilayah Bani
Quraizhah.”
2. Bagi generasi modern ulumul hadits sangatlah penting mengingat hadits merupakan sumber
kedua dalam rujukan pengembalian hukum, maka sangat penting bagi kita umat islam untuk
mempelajari dan menggali hadits-hadits, Hadis adalah salah satu sumber ajaran Islam yang
terpenting setelah al-Qur’an sebagai landasan dalam pembentukan hukum Islam. Hadis adalah
segala yang disandarkan kepada Rasulullah baik perkataan perbuatan maupun ketetapan, hadis
memiliki fungsi sebagai penjelas terhadap ayat-ayat al-Qur’an. Karena keberadaannya sebagai
nsumber ajaran Islam, perhatian umat Islam sejak zaman shahabat terhadap Hadis begitu besar.
Mereka mengumpulkan hadis semaksimal mungkin kemudian menyampaikannya sebagaimana
aslinya. Mengingat pentingnya kedudukan hadis tersebut, maka kajiankajian hadis menjadi
semakin meningkat, sehingga upaya terhadap penjagaan hadis itu sendiri secara historis telah
dimulai pada masa Sahabat yang dilakukan secara selektif demi menjaga keontetikan hadis itu
sendiri.

Mayoritas umat Islam memandang hadis sebagai salah satu sumber pengetahuan keagamaan
yang penting dan dipahami sebagai sumber normatif kedua setelah al-Qur’an. Dalam rangka
menjelaskan urgensitas ini, terdapat sebuah adagium terkenal, yaitu “al-Qur’an lebih
membutuhkan hadis daripada hadis yang membutuhkan al-Qur’an”. Maknanya, al-Qur’an tidak
dapat ditafsirkan jikalau tidak dibarengi dengan hadis. Namun, hal tersebut tidak berlaku pada
hadis, atau dengan kata lain, hadis dapat menjelaskan dirinya sendiri. Dalam sebuah riwayat al-
Darimi diinformasikan, Yahya bin Abi Katsir, seorang tabi’in kecil berkata “al-Sunnah
qadhiyatun ‘ala al-Qur’an wa laisa al-Qur’an biqadhin ‘ala al-Sunnah”, yang artinya sunnah
menjadi hakim atas al-Qur’an, tetapi al-Qur’an tidaklah dapat menghakimi atas sunnah. Hal ini
melukiskan betapa sunnah mempunyai posisi

Kontribusi hadits dalam pengembangan hukum islam berperan sebagai sumber nilai dan norma
hukum islam dan segala aspek kehidupan manusia, selain itu juga sebagai petunjuk pelaksanaan
kaidah-kaidah fundamental di dalam Alquran dimana perlu dikembangkan /dirumuskan lebih
lanjut oleh akal pikiran manusia. Dan berperan memperkuat hukum-hukum yang telah ditentukan
oleh Al-Quran

3. Korelasi antara Ulumul Hadits terhadap kampus STEBI Lampung sangatlah erat dikarenakan
kampus stebi adalah kampus islam dan materi pembelajaranyapun tentang syariat islami,norma-
norma hukum islam

4. Peranan Hadis dalam Perkembangan Peradaban Islam Tidak diragukan lagi bahwa umat kita
pada masa sekarang ini sangat membutuhkan proyek kebangkitan universal dan sempurna yang
dapat mengembalikan umat ini kepada posisi adil dan memberi kesaksian kultural. Hal ini tidak
mungkin dapat terwujud bila masyarakat-masyarakat Islam tidak memenuhi persyaratan-
persyaratan yang diperlukan untuk mengembalikan posisinya tersebut. Persyaratan yang paling
utama adalah membangun dan membentuk sistem intelektual dan kultural bagi umat. Umat kita
sekarang ini, golongan-golongan yang berpendidikan diwarnai oleh salah satu dari dua macam
budaya: budaya historical traditional dengan segala produknya yang khas; dan budaya import,
baik yang telah diterjemahkan ataupun belum. Dihadapan setiap kebudayaan ini, umat Islam
sekarang ini bersikap pasif sebagai konsumen kultural. Bagi umat yang tidak mampu berbuat,
merasa puas dengan bersikap pasif, tidak mampu mengeluarkan produk kultural, cukup hanya
sebagai konsumen, umat seperti ini jangan harap dapat membangun sebuah negara, menciptakan
suatu umat atau membuat sebuah kebudayaan. Agar akal umat Islam keluar dari krisisnya yang
sekarang, dan berpindah ke periode persepsi yang benar dan mampu mengembalikan bangunan
intelektual dan kultural terhadap umat, maka mereka harus kembali membaca sumber-sumber
Islam yang permanen: al-Qur‟an dan hadis, dengan penuh kesadaran dan pemahaman yang
mendalam.13 Hadis – sebagaimana juga al-Qur‟an – telah menjelaskan kepada kita tentang
beberapa rambu bagi fiqh hadhori (ma‟alim). Hadis menyempurnakan pemahaman tentang
peradaban atau budaya dengan penjelasan mengenai perilaku berbudaya yang pantas dimiliki
oleh manusia yang maju dalam umat yang maju 13 Yusuf al-Qardhawi, Metode Memahami as-
Sunnah dengan Benar. Pemahaman budaya baru akan bermakna jika ia membuahkan perilaku
berbudaya.14 Dalam bahasa Arab, al-hadlarah (peradaban) anonimnya adalah al- Badawah
(Badui) atau orang yang terkenal bersikap kasar dan liar. Al-hadlirah (kota) anonimnya adalah
al-badiyah (desa). Alhadlar (orang kota) anonimnya al-badw (orang Badui). Penduduk kota ialah
penduduk yang tinggal di kota-kota besar, kota-kota kecil, dan kampong-kampung. Sedangkan
penduduk Badui adalah penduduk yang tinggal di rumah-rumah kemah. Orang Badui terkenal
bersikap kaku, kasar, keras, bodoh, dan buta huruf. Karena itu Allah tidak pernah mengangkat
seorang Rasul pun dari kalangan Badui. Seluruh Rasul utusan Allah berasal dari masyarakat
kota, sesuai dengan firman Allah dalam Surat Yusuf (12) ayat 109: َ

Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu
kepadanya di antara penduduk kota. Islam datang untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan
ke jalan yang terang. Gelap dengan segala jenis dan tingkatannya. Di antara contohnya adalah
bahwa Islam mengeluarkan manusia dari gelapnya kehidupan Badui yang ganas menuju
kehidupan yang terang yakni kehidupan yang berperadaban dan berbudaya.

15 Dalam al-Qur‟an Surat at-Taubah (9) ayat 97 disebutkan:


Orang-orang Arab Badwi itu, lebih sangat kekafiran dan kemunafikannya, dan lebih wajar tidak
mengetahui hukum-hukum yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya. dan Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana. Memang benar, bahwa al-Qur‟an mengecualikan segolongan
dari mereka dalam Surat at-Taubah (9) ayat 99:

Dan di antara orang-orang Arab Badui itu ada orang yang beriman kepada Allah dan hari
Kemudian, dan memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah) itu, sebagai jalan untuk
mendekatkannya kepada Allah dan sebagai jalan untuk memperoleh doa Rasul.

Akan tetapi apa yang disebutkan dalam ayat pertama adalah gambaran watak orang Badui secara
umum. Hal ini telah dikuatkan juga oleh Rasulullah dalam sabdanya:

“Barang siapa yang menjadi orang Badui maka dia sifatnya keras.”16 Karena itu, Islam dengan
dalil-dalil al-Qur‟an dan hadis benarbenar ingin mengubah orang Badui; mengubah sifatnya
yang keras dan bodoh menjadi berdisiplin dan beradab. Dengan demikian mereka akan
meningkat dari segi materi, keilmuan, peradaban, kesenian, sosial, juga dari segi ruh dan akhlak.
Untuk itu Islam terus berusaha mengajar, mendidik, dan memperbaiki mereka melalui
pendidikan. Dengan begitu diharapkan, cara mereka bersikap akan menjadi masyarakat bijaksana
sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi sendiri. Al-Qur‟an dan hadis memuat ajaran tentang apa
yang dapat kita namakan al-wa‟yu al-hadlari (kesadaran peradaban). Dalam ungkapan yang lebih
dekat kepada Islam hal ini disebut al-fiqh alhadlari (fiqh peradaban, yaitu fiqh yang
menghantarkan manusia dari pemahaman yang dangkal dan primitif menuju pemahaman yang
luas dan mendalam mengenai alam dan kehidupan; dari akal yang jumud (statis) ke akal yang
dinamis; dari pemikiran taklid kepada pemikiran bebas dan merdeka; dari pemikiran mistik yang
penuh dengan tahayul kepada pemikiran ilmiah yang menggunakan dalil dan bukti; dari
pemikiran fanatik kepada pemikiran yang toleran; dari pemikiran yang sok tahu dan sombong
kepada pemikiran yang tawadu‟ yang mengerti batas, dan jika ditanya tidak malu menjawab:
“Saya tidak tahu”, dan siap mengakui kesalahannya bila memang jelas salah.17 Perilaku
berbudaya itu tercermin dalam segala hal yang dapat meningkatkan kualitas individu dan
masyarakat; peningkatan spiritual dengan ibadah, peningkatan intelektual dengan ilmu
pengetahuan, peningkatan ekonomi dengan bekerja, peningkatan moral dengan keutamaan,
peningkatan fisik dengan olahraga, peningkatan sosial dengan sering menolong (solidaritas), dan
peningkatan material dengan pembangunan. 18 16 Yusuf al-Qardhawi, As-sunnah Mashdaran li
al-Ma'rifah wa al Hadharah. Yusuf Qardhawi mengemukakan beberapa prinsip, sendi dan rambu
yang menjadi dasar perilaku berbudaya (peradaban), yaitu sebagai berikut:

1. Memelihara akhlak mulia Akhlak mulia merupakan prinsip pertama perilaku berbudaya,
karena itu seorang Muslim harus berakhlak mulia dan menjauhkan diri dari akhlak yang tercela.
19 Rasulullah Saw. bersabda:

Sesungguhnya Allah SWT. Itu Maha Indah dan Dia mencintai keindahan, dan menyintai akhlak
yang luhur, serta membenci akhlak tercela. Hadis memberikan perhatian yang sangat mendalam
terhadap akhlak mulia yang termasuk di dalamnya perilaku dan tata cara bergaul yang baik.
Banyak sekali hadis Nabi Saw. yang menyinggung keutamaan berakhlak mulia, di antaranya

adalah:

Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.

Kalimat ini mengungkapkan bagaimana sikap Rasulullah Saw. kepada Tuhannya, kepada
dirinya sendiri dan kepada orang lain
5. jika seluruh umat muslim tidak ada yang mempelajari ilmu Hadits, maka tidak ada yang
memperkuat hukum-hukum dalam al-quran dan norma hukum islam , selain itu juga tidak ada
petunjuk pelaksanaan kaidah-kaidah fundamental yang terdapat di dalam al-quran, kita sebagai
umat NABI SAW tidak dapat mengetahui perkembangan hadits dan ilmu hadits dari masa ke
masa selain itu kita juga tidak dapat mengetahui rekam jejak ulama terdahulu dalam
mengumpulkan, memelihara, dan meriwayatkan hadits-hadits dari NABI SAW. Dan hukum
yang mengingkari hadits adalah haram. Menurut para ulama, perbuatan ini sama saja seperti
mengingkari ketetapan ALLAH dan Rasul-Nya.

6. HADITS YANG BERHUBUNGAN DENGAN EKONOMI ;


                                                                                      
‫لص ْب َر ِة ِمنَ اَلتَّ ْم ِر ال يُ ْعلَ ُم‬ ُ ‫ ( نَ َهى َر‬: ‫ قَا َل‬-‫ض َي هَّللَا ُ َع ْن ُه َما‬
ُّ َ‫سو ُل هَّللَا ِ صلى هللا عليه وسلم عَنْ بَ ْي ِع ا‬ ِ ‫ َر‬- ِ ‫َوعَنْ َجابِ ِر ْب ِن َع ْب ِد هَّللَا‬
ْ ‫ َر َواهُ ُم‬ ) ‫س َّمى ِمنَ اَلتَّ ْم ِر‬
 ‫سلِ ٌم‬ َ ‫َم ِكيلُ َها بِا ْل َك ْي ِل اَ ْل ُم‬

Jabir Ibnu Abdullah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
melarang jual-beli setumpuk kurma yang tidak diketahui takarannya dengan kurma yang
diketahui takarannya. Riwayat Muslim.

‫ فَقَ ْد َأتَى‬,‫ فَقَبِلَ َها‬,ً‫ فََأ ْهدَى لَهُ َه ِديَّة‬,ً‫شفَا َعة‬ َ ْ‫ ( َمن‬:‫َوعَنْ َأبِي ُأ َما َمةَ رضي هللا عنه َع ِن اَلنَّبِ ِّي صلى هللا عليه وسلم قَا َل‬
َ ‫شفَ َع َأِل ِخي ِه‬
ْ ‫ َوفِي ِإ‬,َ‫ َوَأبُو دَا ُود‬,ُ‫ َر َواهُ َأ ْح َمد‬ ) ‫لربَا‬
 ‫سنَا ِد ِه َمقَا ٌل‬ ِ ‫بَابًا َع ِظيما ً ِمنْ َأ ْب َوا‬
ِّ َ‫ب ا‬
Dari Abu Umamah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Barangsiapa memberi syafa'at (menjadi perantara untuk suatu kebaikan) kepada saudaranya,
lalu ia diberi hadiah dan diterimanya, maka ia telah mendatangi sebuah pintu besar dari pintu-
pintu riba." Riwayat Ahmad dan Abu Dawud,

ْ ‫سو ُل هَّللَا ِ صلى هللا عليه وسلم ( قَا َل هَّللَا ُ تعالى ثَاَل ثَةٌ َأنَا َخ‬
‫ َر ُج ٌل‬:‫ص ُم ُه ْم يَ ْو َم اَ ْلقِيَا َم ِة‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:‫َوعَنْ َأبِي ُه َر ْي َرةَ رضي هللا عنه قَا َل‬
‫َأ‬
ْ ‫ َر َواهُ ُم‬ ) ُ‫ َولَ ْم يُ ْع ِط ِه ْج َره‬,ُ‫ست َْوفَى ِم ْنه‬
‫سلِ ٌم‬ ‫َأ‬ ‫ْأ‬
ْ ‫ فَا‬, ‫ستَ َج َر ِجي ًرا‬ْ ِ‫ َو َر ُج ٌل ا‬،ُ‫ فََأ َك َل ثَ َمنَه‬, ‫ َو َر ُج ٌل بَا َع ُح ًّرا‬,‫َأ ْعطَى بِي ثُ َّم َغ َد َر‬
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Allah 'Azza wa Jalla berfirman: Tiga orang yang Aku menjadi musuhnya pada hari
kiamat ialah: Orang yang memberi perjanjian dengan nama-Ku kemudian berkhianat, orang yang
menjual orang merdeka lalu memakan harganya, dan orang yang mempekerjakan seorang
pekerja, lalu pekerja itu bekerja dengan baik, namun ia tidak memberikan upahnya." Riwayat
Muslim

ْ ‫ َر َواهُ ُم‬ ) ‫ َوعَنْ بَ ْي ِع اَ ْل َغ َر ِر‬,‫صا ِة‬


‫سلِ ٌم‬ ُ ‫ ( نَ َهى َر‬:‫َوعَنْ َأبِي ُه َر ْي َرةَ رضي هللا عنه قَا َل‬
َ ‫سو ُل هَّللَا ِ صلى هللا عليه وسلم عَنْ بَ ْي ِع اَ ْل َح‬
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang
jual-beli dengan cara melempar batu dan jual-beli gharar (yang belum jelas harga, barang, waktu
dan tempatnya). Riwayat Muslim.

  ْ‫ َوعَن‬,‫ َوا ْل ُم َخابَ َر ِة‬,‫ َوا ْل ُم َزابَنَ ِة‬,‫; ( َأنَّ اَلنَّبِ َّي صلى هللا عليه وسلم نَ َهى عَنْ اَ ْل ُم َحاقَلَ ِة‬-‫ض َي هَّللَا ُ َع ْن ُه َما‬ ِ ‫ َر‬- ِ ‫َوعَنْ َجابِ ِر ْب ِن َع ْب ِد هَّللَا‬
‫ي‬ُّ ِ ِ ْ ُ َ َّ َ َ ْ َ َ َ‫ َر َواهُ اَ ْل ْ َ ِإ ِ ْن‬ ) ‫ ِإاَّل َأنْ تُ ْعلَ َم‬,‫اَلثُّ ْنيَا‬
‫ذ‬ ‫م‬ ‫ِّر‬ ‫ت‬ ‫ل‬َ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ص‬‫و‬ , ‫ه‬ ‫اج‬ ‫م‬ ‫ب‬‫ا‬ ‫اَّل‬ ُ ‫ة‬ ‫س‬ ‫م‬ ‫خ‬َ
Dari Jabir Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang jual-beli
dengan cara muhaqalah (menjual biji atau tanaman dengan borongan yang masih samar
ukurannya), muzabanah (menjual buah yang masih segar dengan yang sudah kering dengan
sukatan), mukhobarah (menyewakan tanah untuk ditanami tumbuhan dengan syarat si pemilik
tanah mendapat keuntungan setengah atau lebih dari hasilnya), dan tsunaya (penjualan dengan
memakai pengecualian), kecuali jika ia jelas. Riwayat Imam Lima kecuali Ibnu Majah.Hadits
shahih menurut Tirmidzi.

‫ َوعَنْ بَ ْي ِع اَ ْل َح ِّب َحتَّى‬,َّ‫س َود‬ ِ َ‫س ْب ِن َمالِ ٍك رضي هللا عنه ( َأنَّ اَلنَّبِ َّي صلى هللا عليه وسلم نَ َهى عَنْ بَ ْي ِع اَ ْل ِعن‬
ْ َ‫ب َحتَّى ي‬ ِ َ‫َوعَنْ َأن‬
‫ َوا ْل َحا ِك ُم‬, َ‫ص َّح َحهُ اِبْنُ ِحبَّان‬ َ َّ‫ ِإاَّل الن‬,ُ‫سة‬
َ ‫ َو‬,‫ساِئ َّي‬ َ ‫ َر َواهُ اَ ْل َخ ْم‬ ) ‫شتَ َّد‬
ْ ‫َي‬
Dari Anas Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang
menjual buah anggur hingga berwarna hitam dan menjual biji-bijian hingga keras. Riwayat
Imam Lima kecuali Nasa'i.Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim.

‫ َوعَنْ بَ ْي ِع اَ ْل َح ِّب َحتَّى‬,َّ‫س َود‬ ِ َ‫س ْب ِن َمالِ ٍك رضي هللا عنه ( َأنَّ اَلنَّبِ َّي صلى هللا عليه وسلم نَ َهى عَنْ بَ ْي ِع اَ ْل ِعن‬
ْ َ‫ب َحتَّى ي‬ ِ َ‫َوعَنْ َأن‬
‫ َوا ْل َحا ِك ُم‬, َ‫ص َّح َحهُ اِبْنُ ِحبَّان‬ َ َّ‫ ِإاَّل الن‬,ُ‫سة‬
َ ‫ َو‬,‫ساِئ َّي‬ َ ‫ َر َواهُ اَ ْل َخ ْم‬ ) ‫شتَ َّد‬
ْ َ‫ي‬
Dari Anas Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang
menjual buah anggur hingga berwarna hitam dan menjual biji-bijian hingga keras. Riwayat
Imam Lima kecuali Nasa'i.Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim.

Berikut beberapa ayat ayat dan hadits tentang ekonomi islam, semoga bisa menjadi bahan
referensi untuk temen temen semua :
1. Mudharobah (Akad Bagi Hasil)

( ‫اض ِم ْن ُك ْم َوال تَ ْقتُلُوا َأ ْنفُ َس ُك ْم ِإ َّن هَّللا َ َكانَ بِ ُك ْم َر ِحي ًما‬ َ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ال تَْأ ُكلُوا َأ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالبَا ِط ِل ِإال َأ ْن تَ ُكونَ تِ َج‬
ٍ ‫ارةً ع َْن تَ َر‬
٢٩

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.(Q.S An - Nisa : 29)

ْ ُ‫َظلِ ُمونَ َوال ت‬


٢٧٩( َ‫ظلَ ُمون‬ ٍ ْ‫فَِإ ْن لَ ْم تَ ْف َعلُوا فَْأ َذنُوا بِ َحر‬
ْ ‫ب ِمنَ هَّللا ِ َو َرسُولِ ِه َوِإ ْن تُ ْبتُ ْم فَلَ ُك ْم ُر ُءوسُ َأ ْم َوالِ ُك ْم ال ت‬
Artinya :  Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka ketahuilah, bahwa
Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba),
Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (Q.S : Al-
Baqarah : 279 )

2. Wadi'ah (Titipan )
‫اس َأ ْن تَحْ ُك ُموا بِ ْال َع ْد ِل ِإ َّن هَّللا َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُك ْم بِ ِه ِإ َّن هَّللا َ َكانَ َس ِميعًا‬ ِ ‫ِإ َّن هَّللا َ يَْأ ُم ُر ُك ْم َأ ْن تَُؤ ُّدوا األ َمانَا‬
ِ َّ‫ت ِإلَى َأ ْهلِهَا َوِإ َذا َح َك ْمتُ ْم بَ ْينَ الن‬
)٥٨( ‫صيرًا‬ ِ َ‫ب‬
Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu.Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat. (Q.S : An-Nisa : 58)

3. Ijarah (Sewa Menyewa )


٢٦( ُ‫ت ا ْستَْأ ِجرْ هُ ِإ َّن خَ ْي َر َم ِن ا ْستَْأ َجرْ تَ ْالقَ ِويُّ األ ِمين‬
ِ َ‫ت ِإحْ دَاهُ َما يَا َأب‬
ْ َ‫قَال‬
Artinya : salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang
yang bekerja (pada kita), karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk
bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya". (Q.S : Alqashah : 26 )

ِ ‫َوقُ ِل ا ْع َملُوا فَ َسيَ َرى هَّللا ُ َع َملَ ُك ْم َو َرسُولُهُ َو ْال ُمْؤ ِمنُونَ َو َستُ َر ُّدونَ ِإلَى عَالِ ِم ْال َغ ْي‬
١٠٥( َ‫ب َوال َّشهَا َد ِة فَيُنَبُِّئ ُك ْم بِ َما ُك ْنتُ ْم تَ ْع َملُون‬

Artinya : Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang
mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah
kamu kerjakan. (QS : At - Taubah : 105)

3. Rahn (Gadai)

ِ َّ‫ض ُك ْم بَ ْعضًا فَ ْليَُؤ ِّد الَّ ِذي اْؤ تُ ِمنَ َأ َمانَتَهُ َو ْليَت‬
‫ق هَّللا َ َربَّهُ َوال تَ ْكتُ ُموا‬ ُ ‫ضةٌ فَِإ ْن َأ ِمنَ بَ ْع‬
َ ‫َان َم ْقبُو‬
ٌ ‫وَِإ ْن ُك ْنتُ ْم َعلَى َسفَ ٍر َولَ ْم تَ ِجدُوا َكاتِبًا فَ ِره‬
٢٨٣( ‫ال َّشهَا َدةَ َو َم ْن يَ ْكتُ ْمهَا فَِإنَّهُ آثِ ٌم قَ ْلبُهُ َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملونَ َعلِي ٌم‬
ُ
Artinya : jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak
memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang[180] (oleh
yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka
hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa
kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian. dan
Barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa
hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S : Al-Baqarah : 283)

Anda mungkin juga menyukai