Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Nama : Afriza Maulana Rafi

Kelas : 4b

No :

SD NEGERI SAMBIROTO 01

KOTA SEMARANG
BUKA PUASA

Buka puasa adalah sebutan untuk sebuah pekerjaan membatalkan puasa pada waktu
maghrib yang dilakukan dengan makan dan minum secara halal dan secukupnya dengan
sunnah-sunnah yang telah ditentukan.
Rasulullah saw bersabda:
ِ‫صآئِ ِم‬
َّ ‫َان ِلل‬ ُ ُ‫آء ِع ْن َِد َوفَ ْر َحةِ اْلف‬
ِِ ‫فَ ْر َحت‬: ِ‫ط ْو ِِر ِع ْن َِد فَ ْر َحة‬ ِِ َ‫ربِ ِِه ِلق‬.
َ
Ada dua kebahagiaan bagi orang yang puasa; Kebahagiaan pada saat buka dan kebahagiaan
pada saat berjumpa dengan Tuhan.
Buka puasa yang dilakukan pada saat menjelang malam (maghrib) sangatlah berkaitan
erat dengan keadaan alam yang gelap. Istilah "buka" menunjukkan sebuah penyingkapan
sesuatu yang tertutup (terhijab). Sedangkan saat berbuka jatuh pada permulaan kegelapan
malam yang menyimbolkan tertutupnya segala penampakan-penampakan. Makna saat
maghrib adalah mulai tertutupnya segala penampakan kebendaan karena terangnya siang
telah berakhir.
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-
Nya.Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku. (al-
Fajr: 27-30)
Buka puasa menjelang malam mengandung makna melepaskan pakaian dunia dari alam pikiran
dan membangkitkan spirit ketuhanan dalam diri lewat rasa kita sendiri yang dilatih sejak pagi
hingga menjelang malam. Kecintaan terhadap dunia berada di alam pikiran kita sendiri,
menutup akal kesadaran kita yang seharusnya membawa kita kepada Tuhan.
Bacaan niat puasa
ُِ‫ص ْو َِم ن ََويْت‬ ِْ ‫ع‬
َ ِ‫ن غَد‬ ِِ ‫ض ا َ َد‬
َ ‫اء‬ ِ ِ ‫ش ْه ِِر فَ ْر‬
َ َِ‫ضان‬
َ ‫سنَ ِِة ه ِذِِه َر َم‬ ِ ‫ت َ َعالَى‬
َّ ‫للِِِ ال‬
Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i fardhi syahri ramadhaana haadzihis sanati lillahi ta'aala.
Terjemahannya, "Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di
bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta'ala."
SHALAT TARAWIH

Sholat tarawih adalah ibadah sholat sunnah yang dilakukan setelah menjalankan sholat
Isya pada bulan Ramadan. Ibadah ini bisa dilakukan sendirian atau berjemaah.
Sholat tarawih idealnya dikerjakan sebanyak 2 rakaat. Jika berniat mengerjakan 8
rakaat, maka seyogyanya dengan sholat 2 rakaat sebanyak 4 kali dengan 1 kali salam setiap
akhir rakaat kedua.
Niat sholat tarawih sendiri
Untuk Anda yang berniat menjalankan sholat tarawih sendiri di rumah, silakan
membaca niat sholat tarawih di bawah ini.
"USHOLLII SUNNATAT-TAROOWIIHI ROK'ATAINI MUSTAQBILAL QIBLATI LILLAAHI TA'ALAA."
Artinya :
Saya niat salat sunnah tarawih dua raka'at menghadap kiblat karena Allah Ta'ala.
Bacalah niat sholat tarawih di atas dalam hati bersamaan dengan takbir pertama yang
menandai dimulainya ibadah sholat.
Niat sholat tarawih 4 rakaat
Beberapa orang menjalankan sholat tarawih sebanyak 4 rakaat dengan 1 kali salam.
Dalil untuk jumlah rakaat ini berasal dari perkataan Aisyah radhiyallahu 'anha.

"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan sholat 4 rakaat, maka janganlah tanyakan
mengenai bagus dan panjang rakaatnya. Kemudian beliau melaksanakan sholat 4 rakaat lagi,
maka janganlah tanyakan mengenai bagus dan panjang rakaatnya."
Pernyataan ini memiliki kemungkinan 4 rakaat dilakukan sekaligus dengan 1 salam atau
bisa juga 4 rakaat yang dilaksanakan dengan 2 rakaat sebanyak 2 kali.
Menurut Imam Syafii, penafsiran pertama termasuk zhahir (umum), tetapi Rasulullah
SAW sudah memberikan pernyataan langsung mengenai sholat malam.
"Sholat malam adalah dua rakaat dua rakaat."
TADARUS AL-QUR’AN

Tadarus Al-Qur’an adalah aktivitas interaksi terhadap Al-Qur’an, baik dengan


membacanya, memahaminya, mengkhatamkannya, mendengarnya, mentadabburinya,
menghafalnya dan mempelajarinya.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra disebutkan bahwa Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi Wassalam selalu bertadarus Al-Qur’an dengan Jibril as pada setiap hari bulan Ramadhan
(HR. Bukhari).

Makna ruhiah inilah yang dipahami oleh para ulama salafusshalih (shahabat, tabi’sin
dan tabi’ tabi’in) sehingga mereka meninggalkan aktivitas dunia mereka di bulan Ramadhan,
termasuk pengajian mereka selama ini untuk bertadarus Al-Qur’an. Mereka mengkhatamkan
Al-Qur’an setiap sepuluh hari di bulan Ramadhan atau tiga kali khatam.

Pertama, memperbanyak membaca bacaan Al-Qur’an di bulan Ramadhan. Membaca


Al-Qur’an hukumnya wajib ‘ain. Membaca Al-Qur’an merupakan tuntutan iman.
Kedua, mengkhatamkan Al-Qur’an. Hendaklah kita mampu mengkhatamkan Al-Qur’an
beberapa kali di bulan Ramadhan ini, minimal sekali khatam.
Ketiga, memahami makna Al-Qur’an dan mentadabburinya. Caranya, membaca
terjemahan Al-Qur’an dan tafsir ayat tersebut.
Keempat, menghafal Al-Qur’an. Menghafal Al-Qur’an penting dan perlu. Pahalanya
sangat besar bagi orang yang menghafalnya yaitu surga jika dia mengamalkan apa yang
dihafalnya itu.
Kelima: Mendengar Al-Qur’an. Bagi orang yang menghafal Al-Qur’an, mendengar Al-
Qur’an sangat membantu dalam menguatkan hafalannya.
Keenam: mempelajari Al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan petunjuk hidup manusia untuk
mencapai kebahagian dan keselamatan di dunia dan akhirat.
ITIQAF

I’tikaf pada bulan Ramadhan bisa dikatakan sebagai ruang perawatan khusus untuk
menghilangkan kanker dosa dari dalam hati.
I’tikaf merupakan lingkungan khusus yang jauh dari noda dan kotoran dunia.
Konon Rasulullah selalu melakukan i’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
Kemudian pada tahun di mana beliau meninggal dunia, beliau beri’tikaf selama dua puluh hari.
Ketika beliau tidak bisa i’tikaf, beliau kemudian menggantinya dengan i’tikaf sepuluh hari
pertama di bulan Syawal.
Tindakan Rasulullah itu merupakan bukti pentingnya ibadah i’tikaf.
Iktikaf wajib tergantung pada berapa lama waktu yang dinazarkan, sedangkan iktikaf sunat
tidak ada batasan waktu tertentu, kapan saja pada malam atau siang hari, waktunya boleh
lama atau singkat.
Ya'la bin Umayyah berkata: "Sesungguhnya aku berdiam satu jam di masjid tak lain hanya
untuk beriktikaf."
Orang yang beri'tikaf harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Muslim
2. Niat
3. Baligh/Berakal
4. Suci dari hadats (junub), haid dan nifas
5. Dilakukan di dalam masjid
Oleh karena itu, iktikaf tidak sah bagi orang yang bukan muslim, anak-anak yang belum
dewasa, orang yang terganggu kewarasannya, orang yang dalam keadaan junub, wanita dalam
masa haid dan nifas.
SHODAQOH

Abu Malik Al-Harits bin ‘Ashim Al-Asy’ari RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Kesucian itu sebagian dari iman, dan kalimat alhamdulillah memenuhi timbangan. Kalimat
subhanallah dan alhamdulillah memenuhi ruang yang ada di antara langit dan bumi. Shalat itu
cahaya, sedekah itu bukti, sabar itu cerminan, Al-Qur’an itu hujjah yang akan membela atau
menuntutmu. Setiap manusia bekerja. Ada yang menjual dirinya, ada yang membebaskan
dirinya, dan ada pula yang menghancurkan dirinya.” (HR. Muslim)

Dari Abu Huraira RA, ia berkata : “Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang bersedekah dengan
sebiji korma yang berasal dari usahanya yang halal lagi baik (Allah tidak menerima kecuali dari
yang halal lagi baik), maka sesungguhnya Allah menerima sedekah tersebut dengan tangan
kanan-Nya kemudian Allah menjaga dan memeliharanya untuk pemiliknya seperti seseorang di
antara kalian yang menjaga dan memelihara anak kudanya. Hingga sedekah tersebut menjadi
sebesar gunung.” -Muttafaq’alaih.

1. Manfaat Sedekah: Dapat Menghapus Dosa


Manusia memang tidak luput dengan dosa. Nabi Muhammad ‫ وسلم عليه هللا صلى‬bersabda,
“Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api“.(HR. At-Tirmidzi).
2. Bersedekah Dapat Berbentuk Apa Saja
Nabi Muhammad ‫ وسلم عليه هللا صلى‬bersabda: “Kamu menyingkirkan batu, duri dan tulang dari
tengah jalan itu adalah sedekah bagimu.”(HR. Bukhari).
3. Mengutamakan Sedekah Tidak Akan Mengurangi Harta
Rasulullah ‫ وسلم عليه هللا صلى‬bersabda “Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang
hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR. Muslim, no.
2588)
4. Allah melipatgandakan Pahala Orang-orang yang Bersedekah
Allah Maha Melihat, al-Basir ‫ البصير‬Setiap apapun yang dilakukan oleh kita, pasti Allah ُ‫س ْب َحانَ ِه‬
ُ ‫َِو‬
‫ تَ َعالَى‬akan melihat kita.
5. Keutamaan Sedekah: Mendapat Naungan di Hari Akhir
Nabi Muhammad ‫ وسلم عليه هللا صلى‬bersabda: “Seorang yang bersedekah dengan tangan
kanannya, maka ia menyembunyikan amalnya itu sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa
yang disedekahkan oleh tangan kanannya“. (HR. Bukhari)

Anda mungkin juga menyukai