ارا
ً سَ َونُن َِز ُل مِنَ ۡالـقُ ۡر ٰا ِن َما ه َُو ِشفَا ٓ ٌء او َرحۡ َمةٌ ل ِۡـل ُم ۡؤ ِمن ِۡينَ ۙ َو ََل يَ ِز ۡي ُد الظّٰ ِلم ِۡينَ ا اَِل َخ
“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah
kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.”
Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar Walillaahil hamd Ma’asyiral
Muslimin Rahimakumullah Ditegaskan lagi bahwa tujuan puasa bulan
Ramadan yaitu menjadi insan yang bertakwa. Ada banyak ayat dalam Al-
Quran yang mengungkapkan ciri orang bertakwa. Maka dalam kesempatan
yang berbahagia ini akan kami sampaikan ciri orang bertakwa yang relevan
dengan aktivitas amalan pada saat bulan Ramadan.
Ciri yang pertama yaitu sabar, Salah satu hikmah puasa adalah
melatih kesabaran. Orang yang sabar maka akan mendapatkan pahala yang
tiada batas. Dalam Al Qur’an surah Az-Zumar ayat 10 Allah berfirman
,
َ ِصابِ ُرونَ أَج َْرهُ ْم بِغَ ْي ِر ح
ساب إِنا َما ي َُوفاى ال ا
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan
pahala mereka tanpa batas.” (Imam Ibnu Rajab al-Hanbali, Lathâ’if al-Ma’ârif
fî mâ li Mawâsîm al-‘Âm min al-Wadhâ’if, 2002, h. 207)
Maka amaliah Ramadan yang relevan dengan ciri ketakwaan adalah
berpuasa enam hari di bulan syawal. Amaliah ini sebagai estaveta utama
dalam ibadah bulan Ramadan yaitu menahan lapar dan dahaga serta
melatih kesabaran. Maka setelah Idul Fitri hendaklah kita segera
menyambungnya dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal. Puasa ini
memiliki keutaamaan khusus yakni seakan berpuasa selama setahun penuh
sebagaimana sabda Rasulullah SAW
,
ِ ضانَ ث ُ ام أَتْبَ َعهُ ِستًّا م ِْن ش اَوال كَانَ ك
َصيَ ِام ال اد ْه ِر َ ام َر َم
َ صَ َم ْن
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadan kemudian berpuasa enam
hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR.
Muslim).
Ciri yang kedua yaitu menjaga sholat. Sholat merupakan prioritas
utama indikator ketakwaan seseorang. Lebih bernilai lagi jika sholat
dilaksanakan dengan berjamaah dan penuh kekhusyuan. Dalam surah al-
Baqoroh ayat 3 Allah menegaskan indikasi orang bertakwa
, َص ٰلوةَ َو ِم اما َرزَ ْق ٰن ُه ْم ُي ْن ِفقُ ْون ِ الا ِذيْنَ يُؤْ ِمنُ ْونَ ِب ْالغَ ْي
ب َو ُي ِق ْي ُم ْونَ ال ا
“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan
salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada
mereka.”
Oleh karena itu, rutinitas sholat jamaah yang kita jalankan saat
bulan Ramadan harus istiqomah kita tekuni pasca Idul Fitri, bahkan harus
lebih semangat lagi. Dengan demikian maka hikmah ibadah sholat akan
tertransformasikan dalam kehiupan sehar-hari. Sebagaimana kita mafhumi
bersama bahwa sholat itu mencegah perbuatan keji dan munkar, penghapus
kesalahan dan dosa, dan menguatkan jiwa saat menghadapi cobaan
kehidupan.
Ciri yang ketiga yaitu gemar bersedekah. Sedekah merupakan
bentuk amal ibadah yang berperan penting dalam menciptakan
kesejahteraan umat, menjalin persaudaraan, dan mewujudkan toleransi
dalam kehidupan bermasyarakat. Ekses sedekah tidak hanya dirasakan oleh
pelakunya tapi juga orang lain. Setiap harta yang diinfakkan atau
disedekahkan Allah SWT akan menggantikannya dengan yang lebih baik
kelak.
ّٰ َو َم ۤا اَ ۡنف َۡقتُمۡ م ِۡن ش َۡىء فَ ُه َو ي ُۡخ ِلفُ ٗه ۚ َوه َُو خ َۡي ُر
Sebagaimana firman Allah SWT, َالر ِزق ِۡين
“Apapun harta yang kalian infakkan, maka Allah pasti akan
menggantikannya, dan Dia adalah sebaik-baik pemberi rezeki”. (QS. Saba:
39).
Dalam surah al-Baqoroh di atas disebutkan bahwa ciri orang yang
bertakwa adalah menginfakkan sebagian rezekinya. Saat bulan Ramadan
infaq dan sedekah merupaka amal yang sangat baik ketika selama
Ramadan. Di bulan mulia itu begitu banyak orang-orang yang berinfak untuk
pembangunan masjid, pondok pesantren penghafal Qur’an, para fakir
miskin, kegiatan dakwah dan pendidikan serta kegiatan-kegiatan lainnya
yang bernilai pahala jariyah. Tentu hal ini harus kita tingkatkan pasca Idul
Fitri.
Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar Walillaahil hamd Ma’asyiral
Muslimin Rahimakumullah
Ciri yang keempat yaitu gemar tadarrus Al-Quran. Dalam kitab
Tanbihul Ghafilin karya Abu Laits al-Samarqandi ciri orang yang bertakwa
adalah yang lisannya tidak pernah digunakan untuk berkata bohong dan
gunjing. Lisannya fokus dzikir, baca qur’an, diskusi ilmu, dan hal baik
lainnya. Selaras dengan itu dalam surah al-Mukminun ayat 3 Allah
berfirman, ََوالا ِذيْن
Keutamaan Istiqomah
Dalam sebuah ayat di dalam Al-Qur’an, Allah berfirman bahwa
seorang muslim yang tetap memaknai dan mengamalkan arti
istiqomah di jalan-Nya, maka akan selalu dilapangkan rezekinya oleh
Allah SWT.
“Dan bahwasannya jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu
(agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada
mereka air yang segar (rezeki yang melimpah).”
صير
ِ ُون َب
َ ملَ ما َت ْع
َ ك َولَا َت ْط َغ ْوا ِإن َُّه ِب
َ م َع
َ اب
َ ن َت
ْ م َ ما ُأ ِم ْر
َ ت َو َ َِم ك
ْ اس َتق
ْ َف
Maka istiqamahlah kamu (Muhammad) di jalan yang benar,
sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan juga kepada orang
yang bertaubat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas.
Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. – (Q.S Hud: 112)
َ ت قَ ْلبِى
َعلَى دِينِك ِ ب ا ْلقُلُو
ْ ِب ثَب َ يَا ُمقَ ِل
“Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat yang
Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-
Mu).” (HR. Tirmidzi, no. 2140; Ibnu Majah, no. 3834. Al-Hafizh Abu
Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)
ُسكَ َم َع الاذِينَ َي ْدعُونَ َربا ُه ْم ِبا ْلغَ َدا ِة َوا ْل َع ِشي ِ ي ُِريدُونَ َوجْ َهه
َ ص ِب ْر نَ ْف
ْ َوا
ْ ن
َ َظ ُر ال ُمؤْ ِم ِن إِلَى ال ُمؤْ ِم ِن يَ ْجلُو القَ ْل
ب
Marilah kita tutup khutbah ied kali ini dengan doa, moga Allah
perkenankan setiap doa-doa kita di hari yang penuh berbahagia
ini.
،ور ِ ُّت ِإلَى الن ِ ظلُ َماُّ َون َِجنَا ِمنَ ال،س ُب َل الس َاًل ِم ْ َ َوأ،ف َبيْنَ ُق ُلو ِبنَا
ُ َوا ْه ِدنَا،ص ِل ْح َذاتَ َب ْي ِننَا ْ ال ال ُه ام أ َ ِل
،اجنَا َ ُ
ِ َوأ ْز َو، َوقُلوبِنَا،ارنَا َ َ
َ َوأ ْب،ار ْك لَنَا فِي أ ْس َما ِعنَا
ِ ص ِ َ َوب، َطن َ َظ َه َر ِم ْن َها َو َما ب
َ ش َما َ َِو َجنِ ْبنَا ا ْلفَ َواح
َ قَا ِبلِين، َعلَيْك َ َوا ْج َع ْلنَا شَاك ِِرينَ ِلنِ َعمِكَ ُمثْنِينَ ِب َها،الرحِ ي ُمعلَ ْينَا ِإناكَ أ َ ْنتَ الت ا اوابُ ا َ ْ َوتُب،َوذُ ِريااتِنَا
َ
عل ْينَا َ
َ َوأتِمِ ْم َها،ل َها َ
ِ عذَا
ب اآلخِ َر َ ى ال ُّد ْنيَا َو
ِ مِن خِ ْز ِ عاقِبَتَنَا فِى األ ُ ُم
ْ ور كُ ِل َها َوأ َ ِج ْرنَا َ اللا ُه ام أ َ ْحس ِْن
َ ُكنت ُ ْم تُو
َعدُون
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan
kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka
malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu
takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan
jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (Q.S. Fushshilat [41]: 30).
َ } ث ُ ام َلَ ِت َي ان ُهم ِم ْن َبي ِْن أَ ْيدِي ِه ْم َوم ِْن خ َْل ِف ِه ْم َو16{ ِيم
ع ْن َ طكَ ْال ُم ْستَق ِ قَا َل فَ ِب َمآأَ ْغ َو ْيتَنِي أل َ ْق ُعد اَن لَ ُه ْم
َ ص َرا
17{ َش َمآئِ ِل ِه ْم َوَلَت َِج ُد أَ ْكثَ َرهُ ْم شَاك ِِرين َ }أَ ْي َمانِ ِه ْم َو
َ ع ْن
Artinya: Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya
tersesat, saya benar-benar akan (menghalanggi) mereka dari jalan Engkau
yang lurus,— Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari
belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan
mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)”. (Q.S. Al A’raf[7]: 16-17).
Kita tetap jaga iman dan istiqamah kita dalam menunaikan ibadah
dan kewajiban kita semua, tetap istiqamah di jalan yang lurus, di jalan Allah.
Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
صاكُ ْم بِ ِه لَعَلاكُ ْم
سبِي ِل ِه ذَا ِلكُ ْم َو ا َ سبُ َل فَتَف اَرقَ بِكُ ْم
َ ع ْن ِ َوأَ ان َهذَا
ُّ ص َراطِ ي ُم ْستَقِي ًما فَاتابِعُوهُ َوَلَتَتابِعُوا ال
َتَتاقُون
Artinya: “Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku
yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan
(yang lain), karena jalan-jalan itu menceraiberaikan kamu dari jalan-Nya.
Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” (Q.S. Al-An’am
[6]: 153).
ُ فَا ْستَ ْغف ُِر ْوهُ؛ إِناه، َو ِل َج ِمي ِْع ال ُم ْس ِل ِميْنَ م ِْن كُ ِل ذَ ْنب، َوأَ ْستَ ْغف ُِرهُ العَظِ ي َْم ال َج ِل ْي َل ِل ْي َولَكُ ْم،أَقُ ْو ُل قَ ْولِي َهذَا
َ ه َُو الغَفُ ْو ُر
الرحِ ْي ُم
صير
ِ ُون َب
َ ملَ ما َت ْع
َ ك َولَا َت ْط َغ ْوا ۚ ِإن َُّه ِب
َ م َع
َ اب
َ ن َت
ْ م َ ما ُأ ِم ْر
َ ت َو َ ك
َ ِم
ْ اس َتق
ْ َف
Firman-Nya : (صير
ِ ُون َب
َ ملَ ما َت ۡع
َ َّه ِب
“ ) ِإن ُۥSesungguhnya Dia Maha
Melihat apa yang kalian kerjakan.”, peringatan dari
perbuatan melampaui batas, serta ancaman bagi orang-
orang yang menyimpang dari jalan yang lurus.
Jamaah rahimakumullah,
Bila demikian pengertian dari istiqomah, lantas apakah
urgensinya sehingga posisi istiqomah sedemikian
sentralnya dalam agama ini. Ia menempati level kedua
setelah iman. Ini menunjukkan bahwa istiqomah memang
posisinya urgen dalam agama ini.
ون
َ م َي ْح َز ُن
ْ ه
ُ م َولَا
ْ اموا َفلَا َخ ْوف َعل َْي ِه
ُ اس َت َق
ْ مَّ ِين َقالُوا َر ُّب َنا ال َّل ُه ُث
َ ن ا َّلذ
َّ ِإ
ِت ِبه
َ ِك ِل ُن َث ِِّب
َ ك ََٰذل
َ ۚ مل ًَة َواحِ َد ًة
ْ آن ُج
ُ ل َعل َْيهِ ال ُْق ْر
َ ك َف ُروا ل َْولَا ُن ِّ ِز
َ ِين َ ل ا َّلذَ َو َقا
ُ ك ۖ َو َر َّت ْل َن
اه َت ْرتِيلًا َ اد
َ ُف َؤ
ُوه
ُ ما َف َعل َ مْ ن د َِيا ِر ُك ْ اخ ُر ُجوا ِمْ م أَ ِو َ م أَ ِن ا ْق ُتلُوا أَ ْن ُف
ْ س ُك
َ
ْ َول َْو أنَّا كَ َت ْب َنا َعل َْي ِه
َ َم َوأ
ش َّد ْ ان َخ ْي ًرا ل َُه
َ ك َ ون ِبهِ َل
َ وع ُظ َ ما ُي َ م َف َعلُوا
َ
ْ م ۖ َول َْو أن َُّه ْ ِإلَّا َقلِيل ِم ْن ُه
َت ْث ِبي ًتا
ِهذِه
ََٰ ك فِي
َ اء
َ ك ۚ َو َج
َ اد
َ ت ِبهِ ُف َؤ
ُ ما ُن َث ِِّب
َ س ِل ُّ ن أَ ْن َبا ِء
ُ الر ْ ك ِم ُّ َو ُكلًّا َن ُق
َ ص َعل َْي
ِين
َ ْم ْؤ ِمن
ُ ى ِلل َٰ م ْوعِ َظة َو ِذكْ َر َ ق َو
ُّ ا ْل َح
َ َّك أَ ْن
ت َ م ًة ۚ ِإن
َ ك َر ْح
َ ن ل َُد ْن
ْ ب َل َنا ِم
ْ ه
َ ه َد ْي َت َنا َو
َ ذ
ْ ُوب َنا َب ْع َد ِإ
َ َر َّب َنا لَا ُت ِز ْغ ُقل
َّاب
ُ ال َْوه
ِك
َ ت َق ْل ِبي َعلَى د ِْين
ْ ب َث ِِّب
ِ ِّب ال ُْقل ُْو
َ م َق ِل
ُ َيا
“Wahai (Dzat) yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah
hatiku atas agama-Mu” [Tuhfatul Ahwadzi, 6/349, dan
dalam Shahih Al Jami’ (4864)]
5. Dzikrullah
Ini merupakan sarana paling besar untuk meraih keteguhan
di atas agama Allah Ta’ala. Hal ini sebagaimana firman Allah
Ta’ala,
قال رسول هللا صلى هللا عليه: عن أنس بن مالك رضي هللا عنه قال
ِيق لِلشَّ ِّ ِر
َ م َغال
َ ْخ ْي ِر
َ ِيح ِلل
َ م َفات
َ َّاس
ِ ن الن
ْ ن ِم
َّ ِ إ: وسلم
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu , dia
berkata,”Rasulullah ﷺbersabda,’Sesungguhnya di antara
manusia itu ada yang menjadi pembuka bagi kebaikan dan
penutup bagi keburukan…” [Hadits riwayat Ibnu Majah (237).
Al-Albani rahimahullah menyatakannya sebagai hadits
hasan di dalam Shahih Sunan Ibnu Majah (194)]
Mencari para ulama, orang-orang shalih, para dai dan
orang-orang mukmin serta senantiasa bersama mereka,
merupakan sarana yang sangat membantu untuk bersikap
teguh di atas al haq. Dalam sejarah Islam sudah terjadi
banyak fitnah kemudian Allah meneguhkan kaum Muslimin
dengan sejumlah tokoh mereka.
Buah istiqomah
Jamaah rahimakumullah,
Bila seorang muslim berhasil bersikap istiqomah sepanjang
hayatnya di dunia ini, maka dia pasti akan meraih apa yang
telah Allah Janjikan bagi orang – orang yang istiqomah di
jalan-Nya.
ون
َ م َي ْح َز ُن
ْ ه
ُ م َولَا
ْ اموا َفلَا َخ ْوف َعل َْي ِه ُ اس َت َق
ْ مَّ ِين َقالُوا َربُّ َنا ال َّل ُه ُث
َ ن ا َّلذ َّ ِإ
ُون
َ مل َ ْج َّنةِ َخا ِلد َ َ ُأو ََٰلئ
َ كا ُنوا َي ْع
َ ماَ اء ِب
ً ِيها َج َز
َ ِين ف َ اب ال ُ ص َح ْ ِك أ
“ ِامة َ
َ ِستِ َق
ْ م اْلا
ُ ل ُُز ْو: ِامة
َ م اْلكَ َر
ُ ” َفأ ْع َظ
ب
ِ م ْن َج َبلَة َعلَى َط َل
ُ ك
َ س
َ ن َن ْف
َّ امةِ َف ِإَ ك َرَ امةِ لَا َطال ًِبا ِل ْل
َ ِستِ َق
ْ ن َطال ًِبا ِللْا ْ ُك
ام َة
َ ِستِ َق
ْ ك اْلا َ ُب ِم ْن
ُ ك َي ْطلَ ُّامةِ َو َربَ ”اْلكَ َر