Tidak terasa kita sudah memasuki Pekan pertama di bulan Ramadhan. Bulan yang
penuh berkah dan kemuliaan. Di bulan ini Allah limpahkan keberkahan dan kemulian
kepada para hamba-Nya dengan dibukanya pintu-pintu surga serta ditutupnya
pintu-pintu neraka. Karena itu, setiap kali Ramadhan tiba, Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam selalu memberikan berita gembira untuk para sahabatnya.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanad yang hasan, dari Anas bin Malik
Radhiyallahu ‘anhu, bahwa ketika datang bulan Ramadhan, Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: yang artinya adalah
َو ُتْغَلُق ِفيِه َأْبَو اُب، ُتْفَتُح ِفيِه َأْبَو اُب اْلَج َّنِة، اْفَتَر َض ُهللا َع َلْيُك ْم ِص َياَم ُه، َش ْهٌر ُمَباَر ٌك، َقْد َج اَء ُك ْم َر َم َض اُن
َفَقْد ُح ِر َم، َم ْن ُح ِر َم َخْيَر َها، ِفيِه َلْيَلٌة َخْيٌر ِم ْن َأْلِف َشْهٍر، َو ُتَغُّل ِفيِه الَّش َياِط يُن، اْلَجِح يِم
“Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah
mewajibkan kepada kalian puasa di bulan ini. Pada bulan ini pula pintu-pintu surga
dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan jahat diikat. Di sana terdapat satu
malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa terhalangi untuk mendapat
kebaikannya, maka ia telah terhalangi untuk jadi baik.”
Sebagai seorang mukmin mestinya kita bergembira dan merasa senang dengan
datangnya tamu istimewa ini. Selayaknya kita agendakan amalan-amalan ketaatan
yang bisa menambah pundi-pundi kebaikan serta meninggalkan berbagai bentuk
kemaksiatan. Selain menjalankan puasa, di antara amalan utama yang biasa
digiatkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah:
َش ْهُر َر َم َض اَن اَّلِذ ي ُأْنِز َل ِفْيِه اْلُقْر آُن ُهًدى ِللَّناِس َو َبِّيَناٍت ِم َن اْلُهَدى َو اْلُفْر َقاِن
“Bulan Ramadhan yang di dalamnya –mulai- diturunkannya Al-Quran
sebagai petunjuk bagi manusia dan keterangan-keterangan yang nyata
yang menunjuk kepada kebenaran, yang membedakan antara yang haq dan
yang bathil.” (QS Al-Baqarah: 185)
Demikian juga dengan para salafus shaleh, mereka adalah sosok-sosok yang paling
kuat interaksinya dengan al-Quran di bulan Ramadhan. Utsman bin Affan adalah
salah seorang sahabat yang biasa mengkhatamkan Al-Qur’an sehari sekali.
Sedangkan Imam Syafi’i pernah mengkhatamkan Al-Qur’an pada bulan Ramadhan di
luar shalat sebanyak 60 kali. Berarti dalam sehari beliau mengkhatamkan dua kali.
Al-Aswad mengkhatamkan Al-Qur’an pada bulan Ramadhan setiap dua hari sekali.
Shalat tarawih adalah shalat malam yang dikerjakan pada bulan Ramadhan. Disebut
shalat tarawih karena para salaf mengerjakan shalat malam tersebut dengan cara
berhenti sejenak untuk beristirahat di tiap-tiap empat rakaat. Rasulullah
menyebutkan fadhilah shalat tarawih dengan sabda beliau:
َم ْن َقاَم َر َم َض اَن ِاْيَم اَنا َو اْح ِتَس اًبا ُغ ِفَر َلُه َم ا َتَقَّد َم ِم ْنذْنِبه
“Barangsiapa shalat tarawih di bulan Ramadhan dalam keadaan beriman
dan mengharap balasan dari Allah ta’ala, niscaya diampuni dosa yang telah
lalu.” (Muttafaqun ‘alaih)
ِإَّنُه َم ْن َقاَم َم َع اِإلَم اِم َح َّتى َيْنَص ِر َف ُك ِتَب َلُه ِقَياُم َلْيَلًة
Ketiga. Shodaqoh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan dan
kedermawanan beliau bertambah jika masuk bulan Ramadhan. Ibnu Abbas
bercerita, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling
dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu
Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan
kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang
berhembus.” (HR. Bukhari)
Sikap ini dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena bersedekah di
bulan Ramadhan adalah karena bersedekah di bulan ini lebih dahsyat dibanding
sedekah di bulan lainnya. Shadaqah di bulan Ramadlan bisa kita aplikasikan dengan
cara memberikan buka bagi orang yang shaum.
ِم ْن َغْيِر َأْن َيْنُقَص ِم ْن َأْج ِر الَّصاِئِم َشْيًئا، َم ْن َفَّطَر َص اِئًم ا َك اَن َلُه َأْج ُر َم ْن َع ِم َلُه
“Orang yang memberikan hidangan berbuka puasa kepada orang lain yang
berpuasa, ia akan mendapatkan pahala orang tersebut tanpa sedikitpun mengurangi
pahalanya.” (HR. At-Tirmidzi)
I’tikaf secara bahasa berarti menetap pada sesuatu. Sedangkan secara syar’i, i’tikaf
berarti menetap di masjid dengan tata cara yang khusus disertai dengan niat. Abu
Hurairah berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf pada bulan
Ramadhan selama sepuluh hari. Namun pada tahun wafatnya, Beliau beri’tikaf
selama dua puluh hari”.
Berkata Ibnu Qayyim Al Jauziyah tentang hikmah i’tikaf dan hajat muslim
terhadapnya, ”… Allah mensyariatkan i’tikaf yang maksud dan intinya adalah agar
hati ini senantiasa berhubungan dengan Allah, konsentrasi kepada-Nya, berkhalwat
(menyendiri) dengan-Nya, memutuskan kesibukan dengan manusia dan
menjadikannya dengan Allah semata sehingga dzikir dan kecintaan kepada-Nya
serta hubungan dengan-Nya merupakan hal yang selalu menjadi tujuannya dan
yang terlintas dalam pemikirannya. Maka inilah maksud yang agung dari i’tikaf.”
Dengan I’tikaf kita juga bisa melazimi sunah-sunah Rasul yang mulia yang mungkin
sangat sulit kita kerjakan jika kita tidak mengerjakan I’tikaf, diantaranya berdzikir
setelah shalat subuh, “Barangsiapa yang shalat subuh berjamaah kemudian ia duduk
berdzikir kepada Allah sampai terbitnya matahari, lalu ia shalat dua raka’at, maka ia
akan memperoleh pahala haji dan umrah.” Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam
kemudian berkata: “Sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. Tirmidzi)
Bulan Ramadhan adalah peluang emas bagi setiap muslim untuk menambah
‘rekening’ pahalanya di sisi Allah. Selain beberapa amalan di atas kita juga bisa
mengerjakan shalat-shalat sunah, memperbanyak dzikir dan istighfar serta berdoa
kepada Allah terutama pada saat mustajab, yaitu ketika hendak berbuka, pada
sepertiga malam terakhir dan pada waktu sahur. Dengan demikian, tujuan dan
harapan dari bulan Ramadhan itu sendiri dapat kita raih secara maksimal dan kita
layak disebut pribadi yang bertaqwa
ِإَّنُه ُهَو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِح ْيُم، َفاْسَتْغ ِفُرْو ُه. َاُقْو ُل َقْو ِلْي َهَذ ا َو َأْسَتْغ ِفُر َهللا اْلَعِظ ْيَم ِلْي َو َلُك ْم َو ِلَس اِئِر اْلُم ْس ِلِم ْيَن
Khutbah Kedua
Dalam momentum memperingati bulan Ramadhan tahun ini, marilah kita berintrospeksi diri.
Sudahkah diri kita menjadi lebih baik dari bulan bulan Ramadhan tahun sebelumnya?. Semoga
Ramadhan tahun ini, berbagai impian menjadi pribadi muslim yang baik bis dapat terwujud secara
nyata dan selalu diberikan keistiqomahan di jalan Allah.
ِإَّن َهللا َو َم َالِئَكَتُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّنِبِّي َ ،يا َأُّيهَا اَّلِذ ْيَن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُم ْو ا َتْس ِلْيًم ا َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلى
ُم َحَّمٍد َو َع َلى آِل ُم َحَّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى ِإْبَر اِهْيَم َو َع َلى آِل ِإْبَر اِهْيَم ِإَّنَك َحِم ْيٌد َم ِج ْيٌد
َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِتَ ،و اْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم َناِت ْاَألْح َياِء ِم ْنُهْم َو ْاَألْم َو اِتِ ،إَّنَك َسِم ْيٌع َقِر ْيٌب
ُم ِج ْيُب الّد َع َو اِت
الّلُهَّم اْغ ِفْر َلَنا َو ِلَو اِلِد ْيَنا َو اْر َحْم ُهَم ا َك َم ا َر َّبَياَنا ِص َغاًرا
َر َّبَنا َهْب َلَنا ِم ْن َأْز َو اِج َنا َو ُذ ِّرَّياِتَنا ُقَّرَة َأْع ُيٍن َو اْج َع ْلَنا ِلْلُم َّتِقْيَن ِإَم اًم ا
َرَبَنا َء اِتَنا ِفي الّد ْنَيا َح َس َنًة َو ِفي ْاَألِخَرِة َح َس َنًة َو ِقَنا َع َذ اَب الّناِر ُسْبَح اَن َر ِّبَك َر ِّب الِع َّز ِة َع َّم ا
َيِص ُفْو ن َو َس اَل ٌم َع َلى الُم ْر َسِلْيَن َ .و اْلَحْم ُد ِهَّلِل َر ِّب اْلَع اَلِم ْيَن
ِ :عَباَد ِهللا.
ِإَّن َهللا َيْأُم ُر ِباْلَع ْد ِل َو اِإل ْح َس اِن َو ِإْيَتاِء ِذ ي الُقْر َبى َو َيْنَهى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر َو اْلَبْغ ِي َيِع ُظُك ْم ((
)) َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو َن