Anda di halaman 1dari 10

Khutbah Jumat Akhir Ramadhan: Koreksi Diri dan Meneladani

Kebiasaan Rasulullah
Ahmad Mundzir

‫ َاْلَحْم ُد ِهلل اَّلِذ ْي َأْنَز َل اْلُفْر َقاَن ِلْلَع اَلِم ْيَن َبِش ْيًرا َو َنَذ ِيًرا‬،‫َاْلَحْم ُد هلل‬
‫ َو َأْش َهُد َأَّن ُمَحَّم ًد ا َع ْبُد ُه‬،‫َأْش َهُد َأْن اَل ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َلُه‬
‫َو َر ُس ْو ُلُه اْلَم ْبُع ْو ُث اَّلِذ ْي َأْنَز َل َع َلْيَنا ِبَأْنَو اِع الِّنَع ِم ِم ْد َر اًرا‬
‫َالَّلُهَّم َفَص ِّل َو َس ِّلْم َو َباِر ْك َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّم ٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه اَّلِذ ْيَن‬
‫ ُأْو ِص ْيِنْي َنْفِس ْي َو ِإَّياُك ْم‬، ‫ َفَيا َاُّيَها اْلَح اِض ُر ْو َن‬.‫ُيَطِّهُر ْو َن َهللا َتْطِهْيًرا‬
‫ َفَقْد َفاَز اْلُم َّتُقْو َن‬،‫ِبَتْقَو ى ِهللا‬
‫ ِإَّنا َأْنَز ْلَناُه ِفي َلْيَلِة‬،‫ بسم هللا الرحمن الرحيم‬. ‫َقاَل ُهللا ِفْى ِكَتاِبِه اْلَك ِر ْيِم‬
‫ َتَنَّز ُل‬، ‫ َلْيَلُة اْلَقْد ِر َخ ْيٌر ِم ْن َأْلِف َش ْهٍر‬، ‫ َو َم ا َأْد َر اَك َم ا َلْيَلُة اْلَقْد ِر‬، ‫اْلَقْد ِر‬
‫ْط‬
‫ َس اَل ٌم ِهَي َح َّتى َم َلِع‬، ‫اْلَم اَل ِئَك ُة َو الُّر وُح ِفيَها ِبِإْذ ِن َر ِّبِهْم ِم ْن ُك ِّل َأْم ٍر‬
‫اْلَفْج ِر‬

Jamaah yang Dirahmati Allah

Beruntung hari ini kita masih diberikan kesempatan untuk hadir di


masjid yang mulia ini untuk melaksanakan salah satu kewajiban yakni
shalat Jumat berjamaah. Apalagi saat ini juga sedang berada di ujung
Ramadhan, maka sudah sepatutnya hal kesempatan yang ada untuk
dioptimalkan meningkatkan takwallah. Yakni dengan menjalankan
perintah dan menjauhi yang dilarang.

Jamaah yang Mulia

1
Umat Islam saat ini sudah memasuki bagian akhir dari bulan Ramadhan.
Karenanya, salah satu yang harus dilakukan adalah mengoreksi diri
sendiri sebagai bahan evaluasi. Mulai awal Ramadhan kemarin sampai
hari ini, apakah kualitas dan kuantitas ibadah sudah sesuai yang
diharapkan?

Apabila sudah, mari jaga sekuat tenaga hingga akhir Ramadhan. Jika
belum sesuai dengan ekspektasi, mari tingkatkan dengan sebaik-baiknya.
Karena

‫ِاَّنَم ا اَاْلْع َم اُل ِباْلَخ َو اِتِم‬


bahwa setiap amal tergantung dengan endingnya.
Hal tersebut seperti orang yang sedang membangun rumah dan sudah
membangun rumah 70 persen. Bagaimana yang 30 persen sisanya, ini
sangat menentukan. Kalau finishing-nya bagus, akan jadi rumah yang
indah, tapi jika endingnya dikerjakan secara asal-asalan, tentu rumah
yang dibangun dengan permulaan susah payah, hanya akan mendapatkan
nilai buruk hanya masalah 30 persen yang akhir adalah buruk.

Jamaah yang Dirahmati Allah

Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan pada akhir bulan
Ramadhan. Di antaranya bahwa Allah menciptakan umat Muhammad
penuh dengan keistimewaan. Sebagian keistimewaannya adalah Allah
menciptakan sebagai umat yang lahir di muka bumi ini pada bagian
paling akhir. Kenapa? Karena apabila ada umat Muhammad yang
menjadi seorang pendosa, seumpama mati, di kuburan disiksa tidak
terlalu lama karena kiamat akan datang. Ia akan dientaskan dari siksaan
kubur. Jika ia dalam keadaan membawa iman, berpeluang besar
mendapatkan syafaat Rasulullah SAW.
Rasulullah bersabda:

2
‫َش َفاَع ِتْي َاِلْهِل اْلَك َباِئِر ِم ْن ُاَّمِتْى‬

Artinya: Syafaatku untuk para pendosa besar dari umatku. (HR Abu
Dawud dan At- Tirmidzi)
Ada keutamaan lain, umat Muhammad tidak diciptakan oleh Allah
dengan umur yang panjang, 500 tahun, 700 tahun dan lain sebagainya.
Umur umat Muhammad rata-rata antara 60 sampai 70 tahun. Hal ini
sebutkan dalam hadits Nabi:

‫ َو َأَقُّلُهْم َم ْن َيُجوُز َذ ِلَك‬، ‫َأْع َم اُر ُأَّمِتي َم ا َبْيَن الِّس ِّتيَن ِإَلى الَّسْبِع يَن‬

Artinya: Umur umatku antara 60 hingga 70 tahun. Sedikit di antara


mereka yang melewati usia tersebut. (HR At-Tirmidzi)

Jamaah Rahimakumullah

Umur yang pendek ini di antara hikmahnya adalah supaya umat


Muhammad tidak capek-capek beribadah yang panjang. Umat
Muhammad diberi oleh Allah umur pendek, namun dalam pendeknya
umur, Allah memberikan peluang lailatul qadar sehingga apabila bisa
digunakan dengan baik, hal tersebut lebih baik dari seribu bulan atau 83
tahun lebih. Maka, seumpama ada umat Muhammad mulai baligh sekitar
umur 13 tahun, setiap tahun bisa menggunakan laitalul qadar dengan
sebaik mungkin sedangkan umurnya sampai 63 tahun, ia berarti telah
menjalankan ibadah lebih baik dari 4.500 tahun dari yang tidak ada
lailatul qadarnya. Betapa Allah sungguh memuliakan umat Muhammad
dibandingkan umat lain.

3
Lailatul qadar tidak bisa dipastikan jatuhnya kapan. Bisa pada awal
Ramadhan, tengah ataupun di bagian akhir Ramadhan. Hal ini tidak
dijelaskan secara pasti supaya mau menjaring terus menerus. Dengan
begitu, selama Ramadhan berusaha memenuhinya dengan aneka ibadah.
Hanya saja, secara umum memang lailatul qadar banyak jatuh pada
kisaran 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Rasulullah begitu tampak sikapnya bagaimana memenuhi sepuluh hari
terakhir bulan Ramadhan. Di antaranya telah memberikan contoh
melalui hadits yang diriwayatkan istrinya Aisyah radliyallahu anha:

‫ َو َأْح َيا‬،‫كاَن الَّنِبُّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ِإَذ ا َد َخ َل الَع ْش ُر َشَّد ِم ْئَز َر ُه‬
‫ َو َأْيَقَظ َأْهَلُه‬،‫َلْيَلُه‬

Artinya: Nabi SAW ketika memasuki sepuluh hari terakhir


mengencangkan sarungnya, menghidupkan malamnya dan
membangunkan keluarganya. (HR Bukhari Muslim)

Pengertian “mengencangkan sarungnya”, sebagaimana disebutkan


Imam Ibnu Hajar al-Asqalani dalam tafsirnya Fathul Bari, adalah
Rasulullah memisahkan diri dari istrinya, tidak menggauli istri selama
10 hari terakhir bulan Ramadhan. Rasulullah lebih fokus ibadah kepada
Allah Subhanahu Wa Taala.

Hadits tersebut terkandung maksud bahwa cara Rasulullah


menghidupkan lailatul qadar adalah dengan tidak menjadikan sepuluh
malam terakhir bulan Ramadhan tersebut sebagai momen bermalas-
malasan dan sarat tidur. Orang tidur sama dengan mati, maka lawan
katanya adalah menghidupkan. Rasulullah menghidupkan malam dengan
terjaga, beribadah, tidak mengisinya dengan tidur.

4
Jamaah yang Dirahmati Allah
Selain itu, Nabi juga memperhatikan masalah ibadah keluarganya
dengan tidak ibadah sendirian sedangkan keluarga yang lain santai-
santai. Rasulullah membangunkan keluarganya untuk beribadah malam,
bersujud kepada Allah.

Amalan lain yang selalu dilakukan oleh Rasulullah pada sepuluh malam
terakhir di bulan Ramadhan adalah i'tikaf. Kisah ini diceritakan oleh
Sayyidatina Aisyah radliyallahu anha, istri beliau:

‫ َك اَن َيْعَتِكُف الَع ْش َر اَألَو اِخ َر ِم ْن‬، ‫َأَّن الَّنِبَّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬
ِ‫ ُثَّم اْعَتَك َف َأْز َو اُجُه ِم ْن َبْع ِد ه‬،‫َر َم َض اَن َح َّتى َتَو َّفاُه ُهَّللا‬

Artinya: Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW i'tikaf pada sepuluh hari


terakhir bulan Ramadhan sampai beliau dipanggil oleh Allah Subhanahu
Wa Ta’ala kemudian istri-istri beliau i'tikaf setelah beliau kembali ke
rahmatullah. (HR Bukhari)

Hadits di atas menunjukkan bahwa i'tikaf merupakan ibadah penting


sehingga Rasulullah melaksanakan tidak hanya beberapa hari saja di
sepuluh akhir bulan Ramadhan. Tidak juga hanya melaksanakan pada
salah satu Ramadhan, namun setiap sepuluh akhir Ramadhan sampai
wafat.

Dalam kitab Al-Majmu’ syarah Al-Muhadzab disebutkan sebagai


berikut:

‫َقاَل الَّش اِفِعُّي َو اَأْلْص َح اُب َو َم ْن َأَر اَد ااِل ْقِتَد اَء ِبالَّنِبِّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه‬
‫َو َس َّلَم ِفي اعتكاف اْلَع ْش ِر اَأْلَو اِخ ِر ِم ْن َر َم َض اَن‬

5
Artinya: Imam As-Syafii dan murid-muridnya berkata: Barang siapa
yang ingin mengikuti Nabi SAW dalam menjalankan i’tikaf pada
sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

‫َفَيْنَبِغ ي َأْن َيْد ُخ َل اْلَم ْس ِج َد َقْبَل ُغ ُروِب الَّش ْم ِس َلْيَلَة اْلَح اِد ي‬
‫َو اْلِع ْش ِر يَن منه‬

Artinya: Maka hendaknya ia masuk masjid pada tanggal 20 Ramadhan


sore hari sebelum memasuki malamnya tanggal 21.
Hal ini penting dilakukan supaya apa?

‫ِلَك ْيَال َيُفْو ُتُه َش ْيٌئ ِم ْنُه‬

Artinya: Supaya tidak terlewatkan sedikitpun waktu untuk i’tikaf.

Kemudian kapan selesai i’tikafnya? Kalau ingin secara total mengikuti


Rasul seratus persen dalam hal ini, Imam Nawawi melanjutkan:

‫َو َيْخ ُرُج َبْع َد ُغ ُروِب الَّش ْم ِس َلْيَلَة اْلِع يِد‬

Artinya: Keluarnya setelah melewati maghrib malam hari raya Idul Fitri

‫َس َو اٌء َتَّم الَّش ْهُر َأْو َنَقَص‬

Artinya: Baik hitungan bulannya penuh 30 hari atau pun hanya 29

6
‫َو اَأْلْفَض ُل َأْن َيْم ُك َث َلْيَلَة اْلِع يِد ِفي اْلَم ْس ِج ِد َح َّتى ُيَص ِّلَي ِفيِه َص اَل َة‬
‫اْلِع يِد َأْو َيْخ ُر َج ِم ْنُه إَلى اْلُم َص َّلى ِلَص اَل ِة العيد ِاْن َص َّلْو َها ِفي اْلُم َص َّلى‬

Artinya: Namun yang paling utama adalah tetap berdiam di masjid


sampai melaksanakan shalat id sekalian.

Sebagaimana kita ketahui bahwa i’tikaf hukumnya adalah sunah, namun


pada sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan hukumnya lebih sunah
atau sunah muakkadah, sunah yang sangat kuat. (An-Nawawi, Al-
Majmu’ Syarah Al-Muhadzab, juz 6, halaman 375)

Hadirin Hafidzakumullah
Pada bulan Ramadhan juga disebutkan sebagai bulan Al-Quran.

‫َش ْهُر َر َم َض اَن اَّلِذ ي ُأْنِزَل ِفيِه اْلُقْر آُن ُهًد ى ِللَّناِس َو َبِّيَناٍت ِم َن‬
‫اْلُهَد ى َو اْلُفْر َقاِن‬
Artinya: Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan
Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan menjadi penjelas dari
petunjuk dan dari petunjuk-petunjuk itu dan menjadi pembeda (dari
perkara yang haq dan batil). (QS Al-Baqarah: 185)

Pada bulan Ramadhan Rasulullah juga memperlakukan dengan


istimewa. Tidak sebagaimana bulan-bulan yang lain, pada bulan ini
beliau bertadarus dengan malaikat Jibril. Rasulullah SAW membaca satu
ayat, malaikat Jibril membaca satu ayat secara bergantian sampai
khatam dalam sebulan. Kemudian kita melestarikan tradisi bertadarus
bersama dengan keluarga dan saudara kita berawal dari kisah ini.

7
Imam Syafii apabila di luar Ramadhan selalu mengkhatamkan Al-Qur'an
sehari sekali dalam shalatnya. Namun apabila pada bulan Ramadhan,
dalam sehari semalam beliau mengkhatamkan Al-Qur'an dalam shalat
sebanyak dua kali. Oleh karena itu, mari pada bulan Al-Qur'an ini, kita
perbanyak bacaan Al-Qur'an kita. Bagi yang belum bisa, jadilah
Ramadhan ini sebagai tonggak awal kita dalam mempelajari Al-Qur'an
sesuai tajwid kepada guru yang mumpuni dan di kemudian hari bisa
sebagai bahan dasar untuk membaca Al-Qur'an.

Pada akhirnya, dalam khutbah ini, saya mengajak kepada para hadirin,
untuk bersungguh-sungguh memenuhi puasa Ramadhan dan beribadah
malamnya dengan sebaik mungkin. Semoga kita dan keluarga kita
senantiasa mendapatkan pertolongan dari Allah SWT untuk menjalankan
ketaatan-ketaatan yang pada akhirnya kelak kita meninggalkan dunia ini
dalam keadaan husnul khatimah, amin.

‫ َو َجَع َلِنْي َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِم َن‬، ‫َباَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر آِن اْلَعِظ ْيِم‬
‫ أُع وُذ‬. ‫ ِإَّنُه ُهَو الَبُّر الَّتَّو اُب الَّر ُؤ ْو ُف الَّر ِح ْيُم‬. ‫اآْل َيِات َو الِّذ ْك ِر اْلَحِكْيِم‬
‫) ِإَّن‬١( ‫ َو اْلَع ْص ِر‬،‫ بسم هللا الرحمن الرحيم‬،‫ِباِهلل ِم َن الَّش ْيطاِن الَّر ِج ْيم‬
‫) ِإاَّل اَّلِذ يَن آَم ُنوا َو َع ِم ُلوا الَّصاِلَح اِت َو َتَو اَص ْو ا‬٢( ‫اِإْل ْنَس اَن َلِفي ُخ ْس ٍر‬
‫) ـ‬٣( ‫ِباْلَح ِّق َو َتَو اَص ْو ا ِبالَّصْبِر‬
‫َو ُقْل َر ِّب اْغ ِفْر َو اْر َحْم َو َأْنَت َأْر َح ُم الّراِح ِم ْيَن ـ‬

Khutbah II

8
‫َاْلَحْم ُد ِهلل َع لَى ِإْح َس اِنِه َو الُّشْك ُر َلُه َع لَى َتْو ِفْيِقِه َو ِاْمِتَناِنِه‬

‫َو َأْش َهُد َأْن َال ِاَلَه ِإَّال ُهللا َو ُهللا َو ْح َد ُه َال َش ِر ْيَك َلُه َو َأْش َهُد أَّن َس ِّيَد َنا‬
‫ُمَحَّم ًد ا َع ْبُد ُه َو َر ُس ْو ُلُه الَّد اِع ي إلَى ِر ْض َو اِنِه‬
‫اللُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّم ٍد ِو َع َلى َاِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َس ِّلْم َتْس ِلْيًم ا ِكثْيًرا‬
‫َأَّم ا َبْع ُد َفيَا َاُّيَها الَّناُس ِاَّتُقوا َهللا ِفْيَم ا َأَم َر َو اْنَتُهْو ا َع َّم ا َنَهى َو اْع َلُم ْو ا َأَّن‬
‫َهللا َأَم َر ُك ْم ِبَأْم ٍر َبَد َأ ِفْيِه ِبَنْفِس ِه َو َثـَنى ِبَم آل ِئَك ِتِه ِبُقْد ِس ِه َو َقاَل َتعَاَلى ِإَّن‬
‫َهللا َو َم آلِئَكَتُه ُيَص ُّلْو َن َع لَى الَّنِبى يآ َاُّيَها اَّلِذ ْيَن آَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه‬
‫َو َس ِّلُم ْو ا َتْس ِلْيًم ا‪ .‬اللُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّم ٍد ‪َ ،‬و َع َلى آِل َس ِّيِد نَا ُمَحَّم ٍد‬
‫َو َع َلى َاْنِبيآِئَك َو ُرُس ِلَك َو َم آلِئَك ِة اْلُم َقَّر ِبْيَن َو اْر َض الَّلُهَّم َع ِن ْالُخَلَفاِء‬
‫الَّراِش ِد ْيَن َأِبى َبْك ٍر َو ُع َم ر َو ُع ْثَم ان َو َع ِلى َو َع ْن َبِقَّيِة الَّص َح اَبِة‬
‫َو الَّتاِبِع ْيَن َو َتاِبِع ي الَّتاِبِع ْيَن َلُهْم ِبِاْح َس اٍن ِاَلى َيْو ِم الِّدْيِن َو اْر َض َع َّنا‬
‫َم َع ُهْم ِبَر ْح َم ِتَك َيا َأْر َح َم الَّراِح ِم ْيَن‬
‫َاللُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم َناِت َو اْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت َاَالْح يآِء ِم ْنُهْم‬
‫َو ْاَالْم َو اِت‪ ،‬اللُهَّم َأِع ِّز ْاِإل ْس َالَم َو اْلُم ْس ِلِم ْيَن َو َأِذ َّل الِّش ْر َك َو اْلُم ْش ِر ِكْيَن‬
‫َو اْنُصْر ِعَباَدَك اْلُمَو ِّح ِد َّيَة َو اْنُصْر َم ْن َنَصَر الِّدْيَن َو اْخ ُذ ْل َم ْن َخ َذ َل‬
‫ْالُم ْس ِلِم ْيَن َو َد ِّم ْر َأْع َد اَئَك َأْع َد اَء الِّدْيِن َو َأْع ِل َك ِلَم اِتَك ِإَلى َيْو َم الِّدْيِن ‪.‬‬
‫اللُهَّم اْدَفْع َع َّنا ْالَبَالَء َو ْالَو َباَء َو الَّز َالِز َل َو ْالِمَح َن َو ُس ْو َء ْالِفَتِن‬
‫َو ْالِمَح ِن ‪َ ،‬م ا َظَهَر ِم ْنَها َو َم ا َبَطَن ‪َ ،‬ع ْن َبَلِد َنا ِاْنُد وِنْيِس َّيا َخ آَّص ًة َو َس اِئِر‬
‫ْالُبْلَد اِن ْالُم ْس ِلِم ْيَن عآَّم ًة َيا َر َّب ْالَع اَلِم ْيَن ‪َ .‬ر َّبَنا آِتنَا ِفى الُّد ْنَيا َحَس َنًة‬
‫َو ِفى ْاآلِخ َرِة َحَس َنًة َو ِقَنا َع َذ اَب الَّناِر ‪َ .‬ر َّبَنا َظَلْم َنا َاْنُفَس َنا َو ِإْن َلْم َتْغ ِفْر‬
‫َلَنا َو َتْر َحْم َنا َلَنُك ْو َنَّن ِم َن ْالَخ اِس ِرْين‬

‫‪9‬‬
‫ِعَباَد ِهللا ! ِإَّن َهللا َيْأُم ُر ِبْالَع ْد ِل َو ْاِإل ْح َس اِن َو ِإْيتآِء ِذ ي ْالُقْر بَى َو َيْنَهى‬
‫َع ِن ْالَفْح شآِء َو اْلُم ْنَك ِر َو ْالَبْغ ِي َيِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُر ْو َن َو اْذ ُك ُروا َهللا‬
‫ْالَعِظ ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم َو اْشُك ُر ْو ُه َع لَى ِنَعِمِه َيِز ْد ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َبْر‬

‫‪Ustadz Ahmad Mundzir, pengajar di Pesantren Raudhatul Quran an-‬‬


‫‪Nasimiyyah, Semarang‬‬

‫‪10‬‬

Anda mungkin juga menyukai