Anda di halaman 1dari 4

KHUTBAH JUM’AT

‫ َوَأتَ َّم‬،‫ الَّ ِذيْ َأ ْك َم َل لَنَا ال ِّدي َْن‬،‫ اَ ْل َح ْم ُد هللِ َربِّ ْال َعالَ ِمي َْن‬،‫هلل‬ْ ‫بسم هللا الرحمن الرحيم اَ ْل َح ْم ُد‬
،ُ‫ ُأ َسبِّ ُح لَهُ ُس ْب َحانَه‬،‫طفِ ِه‬ ْ ُ‫ تَفَض ََّل َعلَ ْينَا بِ َمنِّ ِه َو َك َر ِم ِه َول‬.‫ض َي لَنَا اِإْل ْساَل َم ِد ْينًا‬ ِ ‫لَنَا النِّ ْع َمةَ َو َر‬
‫ َجلِ ْي ٌل‬،‫ ِإلَهٌ َك ِر ْي ٌم َوا ِح ٌد‬،‫ْضنَا‬ َ ‫ْضنَا َويُ ِذلُّ بَع‬ َ ‫ ي ُِع ُّز بَع‬،ٌ‫َربُّنَا َو َربُّ ُك ْم َوهُ َو َعلَى ُكلِّ َش ْيٍئ َو ِك ْيل‬
ً‫ َشهَا َدة‬،ُ‫ك لَه‬ َ ‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ اِاَّل هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬.‫ْك َو ْال ُم َماثِ ِل‬ ِ ‫ُمنَ َّزهٌ َع ِن ال َّشبِ ْي ِه َوال َّش ِري‬
‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن َسيِّ َدنَا‬.‫ب َسلِي ٍْم‬ ٍ ‫تُ ْن ِج ْي قَاِئلَهَا يَ ْو َم اَل يَ ْنفَ ُع لَهُ َما ٌل َوالَ بَنُ ْو ٌن ِإاَّل َم ْن َأتَى هللاَ بِقَ ْل‬
‫ص ِّل‬ َ .‫ق ْال َو ْع ِد اَأْل ِمي ُْن‬ ُ ‫َونَبِيَّنَا َو َشفِ ْي َعنَا َوقُ ْد َوتَنَا ُم َح َّمدًا ﷺ َع ْب ُد هللاِ َو َرس ُْولُهُ الصَّا ِد‬
‫ف‬ ُ ‫ َوا ْع‬،‫ان ِإلَى يَ ْو ِم ال ِّد ْي ِن‬ ٍ ‫صحْ بِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس‬ َ ‫ار ْك َو َسلِّ ْم َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َو‬ ِ َ‫اللَّهُ َّم َوب‬
‫ص ْينِ ْي نَ ْف ِس ْي‬ ِ ‫ اُ ْو‬، ُ‫ أما بعد فَيَا اَيُّهَا النَّاس‬.‫َّاح ِمي َْن‬ ِ ‫ك يَا َأرْ َح َم الر‬ َ ‫ك َو َك َر ِم‬َ ‫َعنَّا َم َعهُ ْم بِ َع ْف ِو‬
‫هللا الرَّحْ َم ِن‬ِ ‫ بِس ِْم‬،‫ال هللاُ تَ َعالَى فِ ْى ِكتَابِ ِه ْال َك ِري ِْم‬ َ َ‫از ْال ُمتَّقُ ْو َن ق‬َ َ‫ فَقَ ْد ف‬،ِ‫َواِيَّا ُك ْم بِتَ ْق َوى هللا‬
ُ ‫ول لَهُ ُك ْن فَيَ ُك‬
‫ون‬ َ ُ‫ ِإنَّ َما َأ ْم ُرهُ ِإ َذا َأ َرا َد َش ْيًئا َأ ْن يَق‬،‫ال َّر ِحي ِْم‬

Kita sekarang sudah memasuki bagian-bagian akhir pada bulan Ramadhan. Kita
perlu mengoreksi diri sendiri sebagai bahan evaluasi. Mulai awal Ramadhan
kemarin sampai hari ini: apakah kualitas dan kuantitas ibadah sudah sesuai yang
diharapkan? Apabila sudah, mari jaga sekuat tenaga hingga akhir Ramadhan. Jika
belum sesuai dengan harapan, mari tingkatkan dengan sebaik-baiknya. Karena
setiap amal tergantung dengan endingnya.

Seperti orang yang sedang membangun rumah, fisiknya sudah 70 persen.


Bagaimana yang 30 persen sisanya? Ini sangat menentukan. Kalau finishingnya
bagus, akan jadi rumah yang indah, tapi jika sentuhan akhirnya dikerjakan secara
asal-asalan, tentu rumah yang dibangun dengan permulaan susah payah, hanya
akan mendapatkan nilai buruk hanya masalah 30 persen yang akhir adalah buruk.

Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan pada pekan terakhir bulan Ramadhan
ini. Di antaranya bahwa Allah menciptakan umat Muhammad penuh dengan
keistimewaan. Sebagian keistimewaannya adalah Allah menciptakan umat
Muhammad sebagai umat yang lahir di muka bumi ini pada bagian paling akhir.
Mengapa? Karena apabila ada umat Muhammad yang menjadi seorang pendosa,
seumpama ia mati, di kuburan disiksa tidak terlalu lama lagi kiamat akan datang, ia
akan dientaskan dari siksaan kubur. Jika dalam keadaan membawa iman, ia akan
berpeluang besar mendapatkan syafaat Rasulullah SAW.
KHUTBAH JUM’AT

َ ِ‫ َوَأقَلُّهُ ْم َم ْن يَجُو ُز َذل‬، َ‫َأعْ َما ُر ُأ َّمتِي َما بَ ْينَ ال ِّستِّينَ ِإلَى ال َّس ْب ِعين‬
‫ك‬

Artinya: Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun. Sedikit di antara


mereka yang melewati usia tersebut. (HR At-Tirmidzi)
Umur yang pendek ini di antara hikmahnya adalah supaya umat Muhammad
tidak capek-capek beribadah yang panjang. Umat Muhammad diberi oleh Allah
umur yang pendek, namun dalam pendeknya umur, Allah memberikan peluang
lailatul qadar sehingga apabila bisa digunakan dengan baik, hal tersebut lebih baik
daripada seribu bulan atau 83 tahun lebih. Maka, seumpama ada umat Muhammad
mulai baligh sekitar umur 13 tahun, setiap tahun bisa menggunakan laitalul qadar
dengan sebaik mungkin, sedangkan umurnya sampai 63 tahun, berarti telah
menjalankan ibadah lebih baik dari 4.500 tahun yang tidak ada lailatul qadarnya.
Betapa Allah sungguh memuliakan umat Muhammad dibandingkan umat yang
lain.

Lailatul qadar tidak bisa dipastikan jatuhnya kapan. Bisa pada awal Ramadhan,
tengah ataupun di bagian akhir Ramadhan. Hal ini tidak dijelaskan secara pasti
supaya kita mau menjaring terus menerus. Dengan begitu, selama Ramadhan kita
berusaha memenuhinya dengan aneka ibadah. Hanya saja, secara umum memang
lailatul qadar banyak yang jatuh pada kisaran 10 hari terakhir bulan Ramadhan.

Rasulullah begitu tampak sikapnya bagaimana memenuhi sepuluh hari terakhir


bulan Ramadhan. Di antaranya Rasulullah telah memberikan contoh kepada kita
melalui hadits yang diriwayatkan oleh istrinya Aisyah radliyallahu anha sebagai
berikut:

ُ‫ َوَأ ْيقَظَ َأ ْهلَه‬،ُ‫ َوَأحْ يَا لَ ْيلَه‬،ُ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َ•م ِإ َذا َد َخ َل ال َع ْش ُر َش َّد ِمْئز ََره‬
َ ‫كانَ النَّبِ ُّي‬
Artinya: Nabi SAW ketika memasuki sepuluh hari terakhir mengencangkan
sarungnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya. (HR
Bukhari Muslim)
Pengertian 'mengencangkan sarungnya', sebagaimana disebutkan Imam Ibnu Hajar
al-Asqalani dalam tafsirnya Fathul Bari adalah Rasulullah SAW memisahkan diri
dari istrinya, tidak menggauli istri beliau selama 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Rasulullah lebih fokus ibadah kepada Allah Subhanahu Wa Taala.
KHUTBAH JUM’AT

Hadits tersebut terkandung maksud bahwa cara Rasulullah menghidupkan lailatul


qadar adalah dengan tidak menjadikan sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan
tersebut sebagai momen bermalas-malasan dan sarat tidur. Orang tidur sama
dengan mati, maka lawan katanya adalah menghidupkan. Rasulullah
menghidupkan malam dengan terjaga, beribadah, tidak mengisinya dengan tidur.

Selain itu, Nabi Muhammad juga memperhatikan masalah ibadah keluarganya.


Yakni tidak ibadah sendirian, sedangkan keluarga yang lain santai-santai, tidak.
Rasulullah membangunkan keluarganya untuk beribadah malam, bersujud kepada
Allah Subhanahu Wa Taala.
Amalan lain yang selalu dilakukan oleh Rasulullah pada sepuluh malam terakhir di
bulan Ramadhan adalah i'tikaf. Kisah ini diceritakan oleh Sayyidatina
Aisyah Radliyallahu Anha:

Amalan lain yang selalu dilakukan oleh Rasulullah pada sepuluh malam terakhir di
bulan Ramadhan adalah i'tikaf. Kisah ini diceritakan oleh Sayyidatina
Aisyah Radliyallahu Anha:

‫ ثُ َّم ا ْعتَ َكفَ َأ ْز َوا ُجهُ ِم ْن بَ ْع ِد ِه‬،ُ ‫ضانَ َحتَّى تَ َوفَّاهُ هَّللا‬ َ َّ‫َأنَّ ال َّن ِبي‬
ِ ‫ َكانَ يَ ْعتَ ِكفُ ال َع ْش َر اَأل َو‬،‫صلَّى اهللُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ‫اخ َر ِم ْن َر َم‬
Artinya: Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW i'tikaf pada sepuluh hari terakhir
bulan Ramadhan sampai beliau dipanggil oleh Allah Subhanahu Wa Taala
kemudian istri-istri beliau i'tikaf setelah beliau kembali ke rahmatullah. (HR
Bukhari)

JAMAAH JUMAT YG BERBAHAGIA

Pada bulan Ramadhan Rasulullah juga memperlakukan dengan istimewa. Tidak


sebagaimana bulan-bulan yang lain, pada bulan ini Nabi bertadarus dengan
malaikat Jibril. Rasulullah membaca satu ayat, malaikat Jibril membaca satu ayat
secara bergantian sampai khatam dalam sebulan. Kemudian kita melestarikan
tradisi bertadarus bersama dengan keluarga dan saudara kita berawal dari kisah ini.

Imam Syafi’i apabila di luar Ramadhan selalu mengkhatamkan Al-Qur'an sehari


sekali dalam shalatnya. Namun apabila pada bulan Ramadhan, dalam sehari
semalam mengkhatamkan Al-Qur'an dalam shalat sebanyak dua kali khataman.
KHUTBAH JUM’AT

Oleh karena itu, mari pada bulan Al-Qur'an ini, kita perbanyak bacaan Al-Qur'an.
Bagi yang belum bisa, jadilah Ramadhan ini sebagai tonggak awal dalam
mempelajari Al-Qur'an sesuai tajwid kepada guru yang mumpuni dan di kemudian
hari bisa sebagai bahan dasar untuk membaca Al-Qur'an.

Pada akhirnya, dalam khutbah ini, saya mengajak kepada para hadirin dan diri
sendiri untuk bersungguh-sungguh memenuhi puasa Ramadhan dan beribadah
malamnya dengan sebaik mungkin. Semoga kita dan keluarga senantiasa
mendapatkan pertolongan dari Allah Subhanahu Wa Taala untuk menjalankan
ketaatan-ketaatan yang pada akhirnya kelak kita meninggalkan dunia ini dalam
keadaan husnul khatiman, amin.

ُ‫ ِإنَّهُ ه َُو البَرُّ التَّوَّاب‬.‫ َو َج َعلَنِ ْ•ي َوِإيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ اآْل يَاِت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬،‫آن ْال َع ِظي ِْم‬
ِ ْ‫ك هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُر‬َ ‫بَا َر‬
ٍ ‫) ِإ َّن اِإْل ْن َسانَ لَفِي ُخس‬١( ‫ َو ْال َعصْ ِر‬،‫ بسم هللا الرحمن الرحيم‬،‫ْطان ال َّر ِجيْم‬
‫ْر‬ ِ ‫ أعُو ُذ بِاهللِ ِمنَ ال َّشي‬.‫ف ال َّر ِح ْي ُم‬ •ُ ْ‫الرَُّؤ و‬
َ‫) ـ َوقُلْ َربِّ ا ْغفِرْ َوارْ َح ْ•م َوَأ ْنت‬٣( ‫صب ِْر‬ َّ ‫صوْ ا بِال‬َ ‫ق َوت ََوا‬ ِّ ‫صوْ ا بِ ْال َح‬ َ ‫ت َوتَ َوا‬ ِ ‫) ِإاَّل الَّ ِذينَ آ َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬٢(
‫َأرْ َح ُم الرّا ِح ِم ْينَ ـ‬

Anda mungkin juga menyukai