Anda di halaman 1dari 3

Khutbah I

ْ‫ َأ ْش َه ُد َأن‬،‫نَذ ِيرً ا‬ َ ‫هلل الَّذِيْ َأ ْن َز َل ْالفُرْ َق‬


َ ‫ان ل ِْل َعالَ ِمي َْن َب ِش يْرً ا َو‬ ِ ‫ اَ ْل َح ْم ُد‬،‫اَ ْل َح ْم ُد هلل‬
‫ َوَأ ْش َه ُد َأنَّ م َُحم ًَّدا َع ْب ُدهُ َو َر ُس ْولُ ُه‬،ُ‫ك لَه‬ َ ‫اَل ِإلَ َه ِإالَّ هللاُ َوحْ دَ هُ اَل َش ِر ْي‬
‫َأ‬ ‫ُ َّ َأ‬ ْ
ِ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َو‬
ْ‫بَارك‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم َف‬.‫اع ال ِّن َع ِم م ِْد َرارً ا‬
ِ ‫ال َم ْبع ُْوث الذِيْ ْن َز َل َعلَ ْي َنا ِب ْن َو‬
‫ َف َيا اَيُّهَا‬.‫صحْ ِب ِه الَّ ِذي َْن ي َُط ِّهر ُْو َن هللاَ َت ْط ِهيْرً ا‬ َ ‫َعلَى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو‬
‫از ْال ُم َّتقُ ْو َن‬ ِ ‫ ُأ ْوصِ ْينِيْ َن ْفسِ يْ َوِإيَّا ُك ْم ِب َت ْق َوى‬،‫ال َحاضِ ر ُْو َن‬.
َ ‫ َف َق ْد َف‬،‫هللا‬ ْ
Hadirin sidang Jumat Hafidhakumullah! Kita sekarang
sudah memasuki bagian-bagian akhir pada bulan
Ramadhan. Kita perlu mengoreksi diri kita sendiri sebagai
bahan evaluasi. Mulai awal Ramadhan kemarin sampai
hari ini: apakah kualitas dan kuantitas ibadah kita sudah
sesuai yang kita harapkan? Apabila sudah, mari kita jaga
sekuat tenaga hingga akhir Ramadhan. Jika belum sesuai
dengan ekspektasi kita, mari kita tingkatkan dengan
sebaik-baiknya. ِ‫ل ِب ْال َخ َواتِم‬
ُ ‫ ِا َّنمَا ااْل َعْ مَا‬Artinya: "Setiap amal
tergantung dengan endingnya." Seperti orang yang
sedang membangun rumah. Kita ini sudah membangun
rumah 70 persen. Bagaimana yang 30 persen sisanya, ini
sangat menentukan. Kalau finishing-nya bagus, akan jadi
rumah yang indah, tapi jika finishing-nya dikerjakan
secara asal-asalan, tentu rumah yang dibangun dengan
permulaan susah payah, hanya akan mendapatkan nilai
buruk hanya masalah 30 persen yang akhir adalah buruk.
Hadirin………
Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan pada
sepertiga bulan Ramadhan akhir ini. Di antaranya bahwa
Allah menciptakan umat Muhammad penuh dengan
keistimewaan. Sebagian keistimewaannya adalah Allah
menciptakan umat Muhammad sebagai umat yang lahir di
muka bumi ini pada bagian paling akhir. Kenapa? Karena
apabila ada umat Muhammad yang menjadi seorang
pendosa, seumpama ia mati, di kuburan disiksa tidak
terlalu lama lagi kiamat akan datang, ia akan dientaskan
dari siksaan kubur. Jika ia dalam keadaan membawa
iman, ia akan berpeluang besar mendapatkan syafa’at
Rasulullah ‫ﷺ‬. Kata Rasulullah: ْ‫اِئر مِنْ ا ُ َّمتِى‬ ِ ‫َش َفا َعتِيْ اِل َهْ ِل ْال َك َب‬
Artinya: "Syafa’atku untuk para pendosa besar dari
umatku." (HR Abu Dawud dan At- Tirmidzi) .Ada
keutamaan lain, umat Muhammad tidak diciptakan oleh
Allah dengan umur yang panjang-panjang, 500 tahun, 700
tahun dan lain sebagai. Umur umat Muhammad rata-rata
antara 60 sampai 70 tahun. Hal ini sebutkan dalam hadits
Nabi: ‫ك‬ َ ِ‫ َوَأ َقلُّ ُه ْم َمنْ َي ُج و ُز َذل‬،‫ِين‬ َّ ‫ين ِإلَى‬
َ ‫الس ْبع‬ ِّ ‫َأعْ َما ُر ُأ َّمتِي َما َبي َْن‬
َ ‫الس ِّت‬
Artinya: "Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun.
Sedikit di antara mereka yang melewati usia tersebut."
(HR At-Tirmidzi) Umur yang pendek-pendek ini
hikmahnya adalah supaya umat Muhammad tidak capek-
capek beribadah yang panjang. Umat Muhammad diberi
oleh Allah umur yang pendek, namun dalam pendeknya
umur, Allah memberikan peluang Lailatul Qadar sehingga
apabila Lailatul Qadar ini bisa digunakan dengan baik, hal
tersebut lebih baik daripada seribu bulan atau 83 tahun
lebih yang tidak malam Lailatul Qadarnya. Maka,
seumpama ada umat Muhammad mulai ia baligh sekitar
umur 13 tahun, setiap tahun ia bisa menggunakan malam
Laitalul Qadar dengan sebaik mungkin sedangkan
umurnya sampai 63 tahun, ia berarti telah menjalankan
ibadah lebih baik dari 4.500 tahun yang tidak ada Lailatul
Qadarnya. Betapa Allah sungguh memuliakan umat
Muhammad dibandingkan umat yang lain.
Hadirin…..
Lailatul Qadar tidak bisa dipastikan jatuhnya kapan. Bisa
pada awal Ramadhan, tengah ataupun di bagian akhir
Ramadhan. Hal ini tidak dijelaskan secara pasti supaya
kita mau menjaring terus menerus. Dengan begitu,
selama Ramadhan kita berusaha memenuhinya dengan
ibadah-ibadah. Hanya saja, secara umum memang lailatul
qadar itu banyak yang jatuh pada kisaran 10 hari terakhir
bulan Ramadhan. Rasulullah begitu tampak sikapnya
bagaimana beliau memenuhi sepuluh hari terakhir bulan
Ramadhan. Di antaranya Rasulullah telah memberikan
contoh kepada kita melalui hadits yang diriwayatkan oleh
istrinya Aisyah radliyallahu anha: ‫سلَّ َم‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ُّ‫كان ال َّن ِبي‬
َ
‫ َوَأيْقَ َظ َأهْ لَ ُه‬،ُ‫ َوَأحْ يَا لَيْلَه‬،ُ‫الع ْش ُر َش َّد ِمْئ َز َره‬
َ ‫ ِإ َذا د ََخ َل‬Artinya: "Nabi
ketika memasuki sepuluh hari terakhir mengencangkan
sarungnya, menghidupkan malamnya dan
membangunkan keluarganya." (HR Bukhari Muslim).
Rasulullah lebih fokus ibadah kepada Allah Ta'ala. Hadits
tersebut terkandung maksud bahwa cara Rasulullah
menghidupkan malam Lailatul Qadar adalah dengan tidak
menjadikan sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan
tersebut sebagai momen bermals-malasan dan sarat
tidur. Orang tidur sama dengan mati, maka lawan katanya
adalah menghidupkan. Rasulullah menghidupkan malam
dengan terjaga, beribadah, tidak mengisinya dengan tidur.
Selain itu, Baginda Nabi juga memperhatikan masalah
ibadah keluarganya. Beliau tidak ibadah sendirian
sedangkan keluarga yang lain santai-santai, tidak.
Rasulullah membangunkan keluarganya untuk beribadah
malam, bersujud kepada Allah.
Hadirin Hafidhakumullah! Amalan lain yang selalu
dilakukan oleh Rasulullah pada sepuluh malam terakhir di
bulan Ramadhan adalah iktikaf. Kisah ini diceritakan oleh
Sayyidatina Aisyah radliyallahu anha, istri beliau: َّ‫َأنَّ ال َّن ِبي‬
‫ان َح َّتى‬َ ‫ض‬ َ ‫الع ْش َر اَأل َوا ِخ َر مِنْ َر َم‬
َ ُ‫كَان َيعْ َت ِك ف‬ َ ،‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َس لَّ َم‬
َ
‫كَف َأ ْز َوا ُج ُه مِنْ َبعْ ِد ِه‬
َ ‫ ُث َّم اعْ َت‬،ُ ‫ َت َو َّفاهُ هَّللا‬Artinya: "Sesungguhnya
Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬i'tikaf pada sepuluh hari terakhir
bulan Ramadhan sampai beliau dipanggil oleh Allah
subhanahu wa ta’ala kemudian istri-istri beliau i'tikaf
setelah beliau kembali ke rahmatullah." (HR Bukhari)
Hadirin... Kita patut mencontoh sunnah Nabi yang seperti
ini. Masih ada beberapa hari kedepan dipenghujung akhir
Ramadhan. Semoga kita dan keluarga kita senantiasa
mendapatkan pertolongan dari Allah subhanahu wa ta’ala
untuk menjalankan ketaatan-ketaatan yang pada akhirnya
kelak kita meninggalkan dunia ini dalam keadaan husnul
khatimah, Aamin.

‫آن ْالعَظِ ي ِْم‬


ِ ْ‫ك هللاُ لِيْ َولَ ُك ْم فِي ْالقُر‬
َ ‫ار‬
َ ‫ َب‬، ...

Anda mungkin juga menyukai