Anda di halaman 1dari 14

MERAIH KEUTAMAAN LAILATUL QODAR DI

10 TERAKHIR RAMADHAN

Ma’syirul muslimin Rahimakullah

Tak terasa waktu begitu cepat, rasanya baru


kemaren kita memulai Ramadhan ini, kini kita
sudah berada di hari ke 20 bulan ramdhan,
artinya hanya beberap jam lagi kita akan
memasuki 10 terakhir bulan ramdahan,
setelah itu kita pun akan berpisah dengannya.

Perlu kita renungkan dan muahasabah diri,


apa yang sudah kita lakukan selama bulan
ramdahan ini, sejak awal ramdhan hingga hari
ini? sudahkah kita benar-benar memanfaatkan
dengan baik momen ramdhan ini? apakah
kebaikan selama ini yang banyak kita lakukan
atau malah sebaliknya keburukan yang lebih
mendominasi?

Jika kebaikan yang banyka kita lakukan,


maka pujilah Allah dan mintalah bantuan Allah
untuk memberikan keistiqomahan
melakukannya. Namun jika ternyata
keburukan yang mendominasi perbuatan kita,
maka segeralah bertobat dan memohon
ampun kepada Allah, lalu beralihlah untuk
melakukan kebaikan di sisa-sisa Ramadhan ini.

Ma’syirul muslimin Rahimakullah

Muahasabah seperti ini sangat penting


untuk terus kita lakukan, supaya kita tidak
menjadi orang yang merugi dan celaka.
“Celaka seorang hamba, telah masuk
kepadanya bulan Ramdhan, kemudian
Ramdhan berlalu namun dia belum
mendapatkan ampunan dari Allah”

Maka sunguh celaka ia dan sangat merugi.


Kenapa?

Karena sesungguhnya setiap muslim yang


mendapati ramdhan seharusnya dia menjadi
lebih baik. Dalam keadaan meraih banyak
pahala dan diampuni dosanya. Maka Ketika dia
tidak mendapatkan ampunan dari Allah,
berarti ada yang salah dalam menjalankan
Ramdhannya, ada banyak hal yang sia-sia yang
dilakukannya.

Ma’syirul muslimin Rahimakullah


Alhamdulillah di 10 terakhir Ramdahan ini,
masih diberi kesempatan sehingga masih ada
waktu untuk kita perbaiki amal ibadah yang
masih kurang kemudian kita sempurnakan.
Kita tambal yang bolong-bolongnya sehingga
menjadi lebih baik dari hari-hari yang telah kita
lewati.

Karena sungguh 10 terakir Ramdahan


adalah puncaknya ramdhan dan grand finalnya
Ramdhan. Ini adalah detik-detik yang
menentukan, apakah kita menjadi pemenang
atau pecundang, orang yang beruntung atau
orang yang merugi dengan amal ibadah yang
sudah kita lakukan. Karena sesungguhnya
keberuntungan atau kerugian itu tergantung
bagaimana kita menutup amal kita aau
menuntaskannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,

.‫ِإنَّ َما أاْل َ أع َما ُل ِب أالخ ََواتِ ِيم‬


“Bahwa nilai amal itu ditentukan oleh
bagian penutupnya.”

Seseorang yang semangat ibadah hanya di


awal-awal ramdhan, namun di kahir ramadhan
dia tersungkur dan kendor semangat
ibadahnya, maka dia dikahwatirkan termasuk
orang yang merugi itu, karena tidak
mendapatkan ampunan dan keberkahan
Ramdhan.

Maka di 10 terakhir ramdahan inilah,


saatnya kita menguatkan tekad dan
menumbuhkan Kembali semangat yang
mungkin sudah pudar dari kita. Di hari-hari
tebaik ini, hari-hari di mana Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam memuliakan dan
mengagungkannya, begitupun para
shabatnya, para tabi’in tabi’ut tabi’in dan para
ulama lainnya.

Ma’syirul muslimin Rahimakullah

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat


memuliakan 10 hari terakhir Ramadhan ini.
Beliau benar-benar memberi perhatian yang
mendalam apabila masa itu tiba dengan
bersungguh-sungguh dan memperbanyak
ibadah di dalamnya. Beliau khususkan saat-
saat tersebut untuk beri’tikaf di masjid,
menyendiri beribadah dan bermunajat kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dari Aishyah radhiallahu ‘anha, ia berkata,

‫َللَا – صلى هللا عليه وسلم – ِإذَا َد َخ َل‬ ِ َّ َ ‫سو ُل‬ ُ ‫َكانَ َر‬
,ُ‫ش َّد ِمئأزَ َره‬ ُ ‫ ا َ ألعَ أش ُر ا َ أْل َ ِخ‬:‫ي‬
َ ‫ير ِم أن َر َم‬
َ - َ‫ضان‬ ‫أ َ أ‬- ‫ا َ ألعَ أش ُر‬
َ ‫ظ أ َ أهلَهُ – ُمتَّفَ ٌق‬
‫علَ أي ِه‬ َ َ‫ َوأ َ أيق‬,ُ‫َوأ َ أحيَا لَ أيلَه‬

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


biasa ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir,
beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah
(dengan meninggalkan istri-istrinya),
menghidupkan malam-malam tersebut
dengan ibadah, dan membangunkan istri-
istrinya untuk beribadah.” Muttafaqun ‘alaih.
(HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174).

Beberapa faedah dari hadits di atas:


Hadits di atas menunjukkan keutamaan
beramal sholih di 10 hari terakhir dari bulan
Ramadhan. Sepuluh hari terakhir bulan
Ramadhan punya keistimewaan dalam ibadah
dari hari-hari lainnya di bulan Ramadhan.
Samapai-sampai Rasulullah menjahukan diri
dari beruhubgungan suami istri dengan isttri-
beliau dan memabngunkan dan mengajak
mereka untuk menghidupkan malam-malam
10 terkahir ramdahan ini.

Ma’syirul muslimin Rahimakullah

Maka mari kita telandani beliua, Kita


tinggalkan sejenak urusan dunia kita, kita
tinggalkan sejenak hal-hal yang mubah yang
bisa menurunkan kuantitas ibadah dan
mengurangi kualitas ibadah kita. kita focus
melakukan amalan-amalan utama di 10
terakhir ramdahan ini. Kita hidupkan malam-
malam 10 terakhir ini dengan memperbanyak
iabadah, sholat, taubat dan istigfar, doa dan
dzikir, sedekah dan tilawah al-qur’an dan kita
berusaha untuk menghatamkannya. Dan kita
bangunkan keluarga kita.

Sufyan Ats Tsauri berkata, “Aku sangat suka


pada diriku jika memasuki 10 hari terakhir
bulan Ramadhan untuk bersungguh-sungguh
dalam menghidupkan malam hari dengan
ibadah, lalu membangunkan keluarga untuk
shalat jika mereka mampu.” (Lathoiful Ma’arif,
hal. 331).
Semoga Allah memberi taufik dan
kemudahan pada kita untuk menghidupkan
hari-hari terakhir bulan Ramadhan dengan
ibadah dan shalat malam.

ِ ‫ار َك هللاُ ِل أي َولَ ُك أم فِي القُ أر‬


‫ َونَفَ أعنَا ِب َما فِ أي ِه‬،‫آن العَ ِظي ِأم‬ َ َ‫ب‬
َ ‫ َوأ َ أست َ أغ ِف ُر‬،‫ أَقُ أو ُل قَ أو ِلي َهذَا‬،‫ت َوال ِذِّ أك ِر ال َح ِكي ِأم‬
‫هللا‬ ِ ‫ِمنَ اآليَا‬
َ ‫العَ ِظ أي َم ال َج ِل أي َل ِلي َولَ ُك أم َو ِل‬
ٍ ‫سائِ ِر ال ُم أس ِل ِميأنَ ِم أن ُك ِِّل ذَ أن‬
،‫ب‬
َ ‫فَا أست َ أغ ِف ُر أوهُ؛ ِإنَّهُ ُه َو الغَفُ أو ُر‬
.‫الر ِح أي ُم‬

KHUTBAH KEDUA

Ma’syirul muslimin Rahimakullah

salah satu hikmah mengapa Rasulullah


sangat bersungguh-sungguh beribdah di
sepuluh terakhir di bulan Ramadhan adalah
merupakan cara untuk meraih dan menggapai
malam kemulian atau lailatul qodr, karena
lailaitul qodr itu terdapat pada salah satu
malam tersebut yang jika kita beribadah
bertepatan dengan turunnya malam kemulian,
maka ibadah kita lebih lebih baik dari 1000
malam atau setara 83 thun lebih.

Allah berfirman:

‫اك َما لَ أيلَةُ أالقَ أد ِر‬


َ ‫) َو َما أ َ أد َر‬١( ‫ِإنَّا أ َ أنزَ ألنَاهُ فِي لَ أيلَ ِة أالقَ أد ِر‬
‫ش أه ٍر‬ ِ ‫) لَ أيلَةُ أالقَ أد ِر َخي ٌأر ِم أن أ َ أل‬۲(
َ ‫ف‬
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya
(Alquran) pada malam kemuliaan. Tahukah
kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam
kemuliaan itu lebih baik daripada seribu
bulan”

Rasulullah juga menyebutkan saat


menyebutkan keutamaan Ramadhan, “ di
Dalamnya terdapat 1 malam yang lebih baik
dar 1000 bulan, siapa yang terhalang untuk
mendapatkan pahalah pada malam itu, berarti
dia telah terhalang dari kebaikan”

Maka pertanyaannya adalah “kapan lailatul


qodr itu terjadi?

Malam itu dirashasiakan oleh subhanahu


wata’ala, agar kita bersungguh-sungguh untuk
dalam mencari dan mendapatkannya.

Namun Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam


yang mulia meminta kita untuk berusah
mencari dan mendapatkannya di 10 terakhir
ramdhan, sebagaimana sabda beliau,

ِ ‫ت َ َح َّر أوا لَ أيلَةَ أالقَ أد ِر فِى أالعَ أش ِر اْل َ َو‬


َ ‫اخ ِر ِم أن َر َم‬
َ‫ضان‬
“Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam
terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)

Dan lebih ditekankan untuk mencarinya di


malam-malam ganjil dalam 10 malam terakhir.
Nabis shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Carilah malam Lailatul Qadar di (malam


ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan”

Jika seseorang merasa lemah atau tidak


mampu, janganlah sampai terluput dari tujuh
hari terakhir, karena riwayat dari Ibnu Umar,
(dia berkata) : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda.

‫ف أ َ َح ُد ُك أم أ َ أو‬ ِ ‫س أو َما فِ أي أالعَ أش ِر اْل َ َو‬


َ ‫اخ ِر فَإِ أن‬
َ ُ ‫ضع‬ ُ ‫أالت َ ِم‬
‫سب ِأع أالبَ َوا ِقي‬
َّ ‫علَى ال‬ َ ‫ع َجزَ فَالَ يُ أغلَبَ َّن‬ َ
“Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak
mampu maka jangan sampai terluput tujuh
hari sisanya”

Ini adalah sebagai bentuk kemudahan dan


karunia dari Allah untuk hamba-hamabNya,
karena Allah maha tahu kondisi lemah kita.

Anda mungkin juga menyukai