Anda di halaman 1dari 10

AMALAN 10 MALAM TERAKHIR RAMADAN

Setelah melewati 20 malam sebelumnya di bulan ramadhan umat muslim akan memasuki
sepuluh malam terakhir bulan ramadhan. Di sepuluh malam terakhir bulan ramadhan ini
Rasulullah memperbanyak ibadah dan mengajak serta keluarganya untuk turut menambah dan
memperbanyak amalan atau ibadah.

‫ َويِف‬، ‫ِد يف َغرْيِ ِه‬


ُ ‫ض ا َن َم ا الَ جَيْتَه‬
َ ‫ِد يف َر َم‬
ُ ‫اهلل – ص لى اهلل علي ه وس لم – جَيْتَه‬ ِ ‫ول‬ ُ ‫َك ا َن رس‬
‫اخ ِر ِمْنهُ َما ال جَيْتَ ِه ُد يف َغرْيِ ِه‬
ِ ‫الع ْش ِر األو‬
َ َ
Rasulullah saw. sangat giat beribadah di bulan ramadhan melebihi ibadahnya di bulan yang
lain, dan pada sepuluh malam terakhirnya beliau lebih giat lagi melebihi hari lainnya. (HR.
Muslim)

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa Rasulullah melaksanakan banyak ibadah di
sepuluh malam terakhir ramadhan, bagaimana dengan kita yang hanya umatnya dan memiliki
banyak dosa. Jika kita ingin mendapatkan keutamaan di sepuluh malam terakhir dan
dijauhkan dari api neraka maka banyak-banyaklah beribadah terutama shalat sunnah,
membaca Alqur’an, berzikir (baca keutamaan berdzikir), berdoa dan lain sebagainya. Adapun
keutamaan sepuluh malam terakhir bulan ramadhan dijelaskan dalam uraian berikut.

Keutamaan 10 malam Terakhir bulan Ramadhan

Bulan ramadhan memiliki banyak keistimewaan (baca keistimewaan ramadhan) dan


keistimewaan tersebut juga terdapat pada sepuluh malam terakhir ramadhan. Keutamaan
sepuluh malam terahir hendaknya memotivasi kita untuk lebih banyak beribadah kepada
Allah SWT. Berikut ini keutamaan-keutamaan yang ada pada sepuluh malam terakhir
ramadhan :

1. Diampuni segala dosanya


Umat muslim yang berpuasa dan melaksanakan ibadah lainnya seperti shalat tarawih (baca
manfaat shalat tarawih dan keutamaan shalat tarawih), atau shalat malam seperti shalat
tahajud di bulan ramadhan (baca keutamaan shalat tahajud ) akan dihapuskan dosanya di
masa lalu. Manusia adalah tempatnya salah dan dosa oleh sebab itulah, sepuluh malam
terakhir ramadhan adalah salah satu kesempatan kita untuk menghapus dosa tersebut.

2. Dikabulkan doanya
Jangan melewatkan malam-malam di bulan ramadhan tanpa berdoa terutama di sepuluh
malam terakhir bulan ramadhan. Doa-doa umat muslim akan dikabulkan oleh Allah SWT
baik doa yang diperuntukkan untuk kebaikan dunia maupun doa yang ditujukan untuk
kebaikan di akhirat. (baca doa puasa ramadhan)

1
3. Dijauhkan dari api neraka
Orang yang beribadah di sepuluh malam terakhir bulan ramadhan dan mengajak serta
keluarga untuk beribadah, ia akan dijauhkan dari api neraka dan dibukakan untuknya pintu-
pintu surga. Siapa yang diantara umat muslim yang tidak ingin dijauhkan dari api neraka?
Oleh sebab itulah hendaknya kita berlomba-lomba dalam melaksanakan ibadah di sepuluh
malam terakhir ramadhan.

4. Mendapat pahala kebaikan seribu bulan


Barangsiapa yang beribadah dimalam bulan ramadhan dan ia mendapatkan malam lailatul
qadar (baca tanda-tanda malam lailatul qadar) maka ia akan mendapatkan pahala atau
kebaikan setara dengan berbuat kebaikan seribu bulan serta diampuni dosa-dosanya yang
telah lalu. Hal ini sesuai dengan hadits berikut ini

‫َّم ِم ْن َذنْبِ ِه‬ ِ ِ ‫من قَام لَيلَةَ الْ َق ْد ِرإِمْيَاناًو‬


َ ‫غُفَرلَهُ َماَت َقد‬،ً‫احت َسابا‬
ْ َ ْ َ َْ
Barangsiapa menegakkan solat pada malam Lailatul Qadr dalam keadaan iman dan
mengharap balasan dari Allah , diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu”. (H.R Al
Bukhari)

Amalan-amalan pada 10 Malam Terakhir Bulan Ramadhan

Agar mendapatkan keutaman tersebut ada beberapa amalan yang dapat dilakukan. Amalan-
amalan yang dapat dilakukan antara lain adalah

1. Beri’tikaf
Beritikaf adalah berdiam diri dalam masjid selama waktu malam dengan mengerjakan ibadah
lain seperti shalat tahajud, membaca Alqur’an berzikir dan berdoa kepada Allah SWT.
Rasulullah sendiri biasa melaksanakan itikaf di sepuluh malam terakhir untuk mendapatkan
malam lailatul qadar (baca shalat lailatul qadar)

2. Mandi antara solat Maghrib dan Isya’


Sebelum melaksanakan itikaf atau ibadah lainnya maka disarankan untuk membersihkan diri
dengan mandi diantara waktu shalat maghrib dan shalat isya.

3. Tidak berkumpul dengan istri


Hal ini dimaksud bahwa dalam sepuluh malam terakhir sebaiknya kita memperbanyak ibadah
dan beritikaf dalam masjid serta menghindari terlebih dahulu melakukan jima atau bersetubuh
dengan istri.

4. Makan sedikit saat berbuka


Agar tidak mengganggu ibadah atau itikaf di sepuluh malam terakhir ada baiknya mengurangi
makan saat berbuka puasa karena terlalu banyak makan akan membuat mata mengantuk dan
semangat beribadah berkurang.

2
5. Shalat fardhu berjamaah
Usahakan untuk tidak meninggalkan shalat wajib atau shalat fardhu berjamaah di sepuluh
malam terakhir ramadha karena pahala shalat berjamaah lebih besar dua puluh tujuh kali lipat
pahala shalat sendirian.

6. Melengkapi shalat fardhu dengan shalat sunnah


Tidak hanya shalat wajib saja, di sepuluh malam terakhir ada baiknya untuk melengkapi
shalat wajib dengan shalat sunnah rawatib dan nawafil.

7. Membaca Alqur’an
Memperbanyak membaca Alqur’an sangat disarankan pada sepuluh malam terakhir di bulan
ramadhan.

8. Bersedekah
Umat islam yang bersedekah (baca keutamaan bersedekah) di sepuluh malam terajkhir
ramadhan maka ia akan mendapatkan pahala yang berlimpah serta mendapatkan keutamaan
bersedekah itu sendiri.

9. Berbuat baik dan menyambung tali silaturahmi


Tidak hanya beribadah kepada Allah saja, kita sebagai umat islam juga selayaknya
melaksanakan ibadah kepada sesama manusia dengan berbuat baik, tolong menolong,
menghadiri majlis-majlis dakwah dan mengunjungi karib kerabat dan sebagainya.

Demikian keutamaan dan amalan-amalan yang dapat dilakukan di  10 malam terakhir bulan
ramadhan. Sebagai umat islam semoga kita tetap bisa beristiqamah dijalannya untuk
mendapatkan keutamaan sepuluh malam terakhir bulan ramadan dan mendapatkan pahala
serta dijauhkan dari api neraka.

Pertama: Qiyamul Lail

Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫َّم ِم ْن َذنْبِ ِه‬ ِ ِ ‫من قَام لَيلَةَ الْ َق ْد ِر إِميَانًا و‬


َ ‫احت َسابًا غُفَر لَهُ َما َت َقد‬
ْ َ ْ َ َْ
“Barangsiapa yang berdiri (untuk mengerjakan shalat) pada lailatul qadr karena keimanan
dan hal mengharap pahala, akan diampuni untuknya segala dosanya yang telah berlalu.” [2]

Perihal amalan ini juga diterangkan oleh Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ,

ِ ِ
ْ ‫ َوأ‬، ُ‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم إِ َذا َد َخ َل الْ َع ْش ُر َش َّد مْئَز َره‬
ُ‫ َوأ َْي َق َظ أ َْهلَه‬، ُ‫َحيَا لَْيلَه‬ َ ُّ ‫َكا َن النَّىِب‬
“Adalah Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam, bila sepuluh malam terakhir telah masuk,

mengencangkan sarungnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.” [3]

3
Kedua: Membaca Al-Qur`an

Al-Qur`an Al-Karim memiliki kekhususan kuat berkaitan dengan bulan Ramadhan bahwa
Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,

‫ضا َن الَّ ِذي أُنْ ِز َل فِ ِيه الْ ُق ْرآ ُن‬


َ ‫َش ْه ُر َر َم‬
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur`an.” [Al-Baqarah: 185]

Dimaklumi pula bahwa Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam memberi perhatian lebih terhadap
Al-Qur`an pada bulan Ramadhan sehingga Jibril turun pada bulan Ramadhan untuk Nabi
shallallâhu ‘alaihi wa sallam yang membaca Al-Qur`an sebagaimana dalam hadits Abdullah
bin Abbas radhiyallâhu ‘anhumâ bahwa beliau berkata,

‫ْو َد َم ا يَ ُك و ُن يِف َش ْه ِر‬ ِ ِ ‫ْو َد الن‬ َّ ِ َّ َ ‫ول اللَّ ِه‬


َ ‫َّاس بِاخْلَرْي َو َك ا َن أَج‬ َ ‫ص لى اهللُ َعلَيْه َو َس ل َم أَج‬ ُ ‫َك ا َن َر ُس‬
ِ ٍ ِ َ‫رمض ا َن إِ َّن ِج ِ ي ل عل‬
‫ض‬ َ ‫الس الَ ُم َك ا َن َي ْل َق اهُ يِف ْ ُك ِّل َس نَة يِف ْ َر َم‬
ُ ‫ض ا َن َحىَّت َيْن َس ل َخ َفَيعْ ِر‬ َّ ‫يْه‬ َ َ ‫رْب‬ َ ََ
ِ ُ ‫ْه وس لَّم الْ ُق رآ َن فَ ِإ َذا لَِقي ه ِج ِ يل َك ا َن رس‬ ِ ِ ُ ‫ْه رس‬ ِ
ُ‫ص لَّى اهلل‬
َ ‫ول اللَّه‬ َُ ُ ‫َ ُ رْب‬ ْ َ َ َ ‫ص لَّى اهللُ َعلَي‬ َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ ‫َعلَي‬
‫يح الْ ُم ْر َسلَ ِة‬ ِّ ‫َج َو َد بِاخْلَرْيِ ِم َن‬
ِ ‫الر‬ ِ
ْ ‫َعلَْيه َو َسلَّ َم أ‬
“Adalah Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam orang yang terbaik dengan kebaikan, dan
beliau lebih terbaik pada bulan Ramadhan. Sesungguhnya Jibril menjumpai beliau setiap
tahun pada (bulan) Ramadhan hingga bulan berlalu. Beliau shallallâhu ‘alaihi wa sallam
memperhadapkan Al-Qur`an kepada (Jibril). Apabila Jibril menjumpai (Rasulullah
shallallâhu ‘alaihi wa sallam), beliau shallallâhu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang lebih
baik dengan kebaikan daripada angin yang berembus tenang.” [4] 

Ketiga: I’tikaf

I’tikaf berarti berdiam di masjid dalam rangka beribadah kepada Allah Subhânahu wa Ta’âlâ.
Tidaklah seseorang keluar dari masjid, kecuali untuk memenuhi hajatnya sebagai manusia.

I’tikaf adalah ibadah sunnah pada bulan Ramadhan serta di luar Ramadhan. Amalan tersebut
adalah syariat yang telah ada pada umat-umat sebelum umat Islam dan merupakan mahligai
kaum salaf shalih.

Dasar pensyariatan amalan itu adalah firman Allah Subhânahu wa Ta’âlâ,

4
‫اج ِد‬
ِ ‫وأَْنتم عاكِ ُفو َن يِف الْمس‬
ََ َ ُْ َ
“Sedang kalian beri’tikaf di dalam masjid.” [Al-Baqarah: 187]

Hadits Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ,

َّ‫ مُث‬، ُ‫ض ا َن َحىَّت َت َوفَّاهُ اللَّه‬ ِ ِ


ُ ‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َس لَّ َم َك ا َن َي ْعتَك‬
َ ‫ِف الْ َع ْش َر األ ََوا ِخ َر م ْن َر َم‬ َّ ‫أ‬
َ َّ ‫َن النَّىِب‬
‫اجهُ ِم ْن َب ْع ِد ِه‬
ُ ‫ف أ َْز َو‬
َ ‫ْاعتَ َك‬
“Sesungguhnya Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh malam terakhir
Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian istri beliau beri’tikaf setelah itu.” [5]

Keempat: Memperbanyak Doa

Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,

‫ان َف ْليَ ْس تَ ِجيبُوا يِل َولُْي ْؤ ِمنُوا يِب‬


ِ ‫َّاع إِ َذا دع‬
َ َ ِ ‫يب َد ْع َو َة الد‬
ِ ‫وإِ َذا سأَلَك ِعب ِادي عيِّن فَِإيِّن قَ ِر‬
ُ ‫يب أُج‬
ٌ َ َ َ َ َ
‫لَ َعلَّ ُه ْم َي ْر ُش ُدو َن‬

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, (jawablah) bahwasanya


Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon
kepada-Ku maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah
mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” [Al-Baqarah:
186]

Dimaklumi pula bahwa pertengahan malam adalah waktu yang baik untuk berdoa,

‫(ويِف ْ ِر َوايَ ٍة‬ َّ ِ ‫الد ْنيا‬ ِ ‫السم‬ ٍِ


َ ُ‫ر‬ ‫خ‬ِ ‫آْل‬ ‫ا‬ ِ
‫ل‬ ‫ي‬
ْ ‫ل‬ ‫ال‬ ‫ث‬
ُ ‫ل‬
ُ ‫ث‬
ُ ‫ى‬ ‫ق‬
َ ‫ب‬
ْ ‫ي‬
َ َ ‫نْي‬‫ح‬ َ ُّ ‫اء‬ َ َّ ‫َيْن ِز ُل َربُّنَا َتبَ َار َك َوَت َعاىَل ُك َّل لَْيلَة إىَل‬
ِ َّ‫ض ى َش طُْر الل‬ َ ‫ إِذَا َم‬: ُ‫ْرى لَ ه‬
ٍ ِ ‫يِف‬ ِ َّ‫ث الل‬ ِ ْ‫ ِح مَي‬: ‫لِمس لِ ٍم‬
‫يْل أ َْو‬ َ ‫ َو ْ ر َوايَ ة أُخ‬,‫يْل اأْل ََّو ُل‬ ُ ُ‫ض ْي ثُل‬ َ ‫نْي‬ ُْ
ِ ِ ِِ ِ ‫ثُلُثاه) َفي ُقو ُل من ي ْدعويِن فَأ‬
ُ‫ب لَهُ َو َم ْن يَ ْسأَلُيِن ْ فَأ ُْعطيَه َو َم ْن يَ ْسَت ْغف ُريِن ْ فَأَ ْغفَر لَه‬
َ ‫َستَجْي‬
ْ ْ ُْ َ ْ َ ْ َ ُ َ
“Rabb kita Tabâraka wa Ta’âlâ turun ke langit dunia setiap malam ketika sepertiga malam
terakhir tersisa (dalam salah satu riwayat Muslim, ‘Ketika sepertiga malam pertama telah
berlalu,’ dan dalam riwayat beliau yang lain, ‘Apabila seperdua atau dua pertiga malam
telah berlalu,’), kemudian berfirman, ‘Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku, Aku akan

5
mengabulkan untuknya, barangsiapa yang meminta kepada-Ku, Aku akan memberikan
untuknya, dan barangsiapa yang memohon ampunan kepada-Ku, Aku akan
mengampuninya.’.” [6]

Kelima: Taubat dan Istighfar

Taubat dan istighfar adalah amalan yang dituntut pada seluruh keadaan. Allah Subhânahu wa
Ta’âlâ berfirman,

‫َوتُوبُوا إِىَل اللَّ ِه مَجِ ًيعا أَيُّهَ الْ ُم ْؤ ِمنُو َن لَ َعلَّ ُك ْم ُت ْفلِ ُحو َن‬

“Dan bertaubatlah kalian seluruhnya kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman,
supaya kalian beruntung.” [An-Nûr: 31]

Malam hari adalah tempat untuk bertaubat dan beristighfar bagi orang-orang yang bertakwa.
Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,

ِ ِ َ ‫آخ ِذين ما آتَاهم ربُّهم إِنَّهم َك انُوا َقبْل ذَل‬ ِ .‫ون‬ ٍ ‫َّات وعي‬ٍ ِ
‫ َك انُوا‬.‫ني‬
َ ‫ِك حُمْس ن‬ َ ُْ ُْ َ ُْ َ َ ُُ َ ‫ني يِف َجن‬ َ ‫إِ َّن الْ ُمتَّق‬
‫َس َحا ِر ُه ْم يَ ْسَت ْغ ِف ُرو َن‬ ِ ِ
ْ ‫ َوبِاأْل‬.‫قَلياًل م َن اللَّْي ِل َما َي ْه َجعُو َن‬
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan pada
mata air-mata air, sambil mengambil sesuatu yang diberikan oleh Rabb mereka kepada
mereka. Sesungguhnya, sebelumnya di dunia, mereka adalah orang-orang yang berbuat
baik; Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam; Dan pada akhir malam, mereka
memohon ampun (kepada Allah).” [Adz-Dzâriyât: 15-18]

Keenam: Umrah

Umrah termasuk amalan shalih yang agung, penuh dengan keutamaan dan kebaikan, serta
lebih utama untuk diamalkan pada bulan Ramadhan karena Nabi shallallâhu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

‫ض ْي َح َّجةً َمعِ ْي‬


ِ ‫ضا َن َت ْق‬
َ ‫عُ ْمَر ًة يِف ْ َر َم‬

6
“Umrah pada bulan Ramadhan menggantikan haji bersamaku.” [7]

 Rasulullah SAW pada 10 terakhir Ramadhan ini meningkatkan amalan ibadah Baginda dan
berusaha untuk meraihnya. Baginda bersabda:

‫َّم ِم ْن َذنْبِ ِه‬ ِ ِ ‫من قَام لَيلَةَ الْ َق ْد ِرإِمْيَاناًو‬


ُ ‫غُفَرلَهُ َماَت َقد‬،ً‫احت َسابا‬
ْ َ ْ َ َْ
“Sesiapa yang berdiri (beribadat) pada malam Lailatul Qadr dengan penuh keimanan
dan mengharap balasan (dari Allah), diampunkan dosa-dosanya yang telah lalu”. [HR Al
Bukhari no.1768, An Nasa’i no. 2164, Ahmad no. 8222].
Ummul Mukminin Aisyah ra meriwayatkan tentang keadaan Nabi SAW pada 10
terakhir Ramadhan :
‫ أي العش ر األخ ري من‬- ‫ك ان رس ول اهلل ص لى اهلل علي ه وس لم إذا دخ ل العش ر‬
‫ متفق عليه‬. ‫ وأيقظ أهله‬،‫ وأحيا ليله‬،‫ شد مئزره‬- ‫رمضان‬
“Adalah Rasulullah SAW apabila memasuki 10 terakhir Ramadhan, Baginda mengikat
tali kainnya (yakni meningkat amalan ibadah Baginda), menghidupkan malam-malamnya,
dan membangunkan isteri-isterinya.” [Muttafaqun ‘alaihi]

WANITA HAID DAN 10 AKHIR RAMADAN


Banyak lagi amalan-amalan yang dicintai oleh Allah SWT serta ibadah sunnah lainnya
yang dianjurkan yang dapat dilakukan diantaranya:
1)        Menyediakan dan memberi iftor (hidangan berbuka).
Menyediakan makanan kepada orang-orang yang puasa samada anggota keluarga
ataupun saudara-saudara umat Islam. Iftor adalah amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah
SAW, kerana mengandung pahala yang besar dan kebaikan yang berlimpah.
Rasulullah SAW bersabda:
"Sesiapa yang memberi iftor (hidangan untuk berbuka) orang-orang yang
puasa/berpuasa maka baginya pahala seperti orang yang puasa/berpuasa tanpa dikurangi
sedikitpun". [H.R. Bukhari dan Muslim].
Jika tidak mampu dari segi kewangan, tolonglah ibu atau kakak di dapur untuk
menyediakan hidangan berbuka bagi keluarga. Juga memberi sumbangan tenaga menolong di
tempat-tempat yang menganjurkan jamuan berbuka puasa seperti di masjid-masjid atau surau
berdekatan.

2)             Menyediakan Makanan Sahur.


Menyediakan makanan sahur kepada anggota keluarga ataupun saudara-saudara
Islam lain juga satu ibadat yang tidak kurang besar pahala dan faedahnya. Selain memberi
makan kepada orang lain, ia juga memberi kita peluang untuk turut menghidupkan waktu
sahur serta qiyamullail. Walaupun tidak dapat bersolat masih banyak lagi ibadat lain yang
dapat kita lakukan.
Sabda Rasulullah SAW:
Ertinya: "Allah turun ke langit dunia, ketika malam telah tinggal sepertiga yang akhir.
Maka Allah berfirman: Sesiapa yang berdoa kepada-Ku, maka Aku perkenankan doanya.
Sesiapa yang minta ampun kepada-Ku, maka Aku ampuni dia." (HR. Bukhârî dan Muslim).

7
Dan Sabda Nabi SAW yang bermaksud: "Pada waktu malam, sesungguhnya ada
suatu saat, dimana jika seseorang Muslim memohon kepada Allah suatu kebajikan dunia dan
akhirat ketika itu, niscaya Allah mengabulkannya." (HR. Muslim).

Bagi kaum ibu yang sudah menjadi tugasan wajib bangun untuk menyediakan juadah
sahur serta mengejutkan keluarga, anak-anak dan bapanya, maka ambillah kesempatan itu
untuk turut bersama berdoa, beristighfar dan berzikir mengingati Allah.
Anak-anak gadis pun bangunlah untuk menolong ibu di dapur lalu memberi
peluang kepada mereka yang tidak ‘cuti’ beribadat lebih lama, serta mengambil peluang
waktu mustajab itu untuk turut berdoa dan berzikir, bukan hanya meneruskan tidur tanpa apa-
apa input yang berfaedah! Bahkan setengah tu siap berpesan: “Mak malam ni tak payah kejut
sahur, saya cuti??!!” Bukankah ini amat merugikan? Korbanlah masa tidur untuk sepuluh
malam terakhir yang entah bila lagi kita akan sempat laluinya.

3)             Menjauhi Larangan Agama.


Kita hendaklah bijak memanfaatkan setiap detik ketika bulan Ramadhan walaupun
ketika sedang haidh, dan terhalang menunaikan puasa masih mendapat pahala iaitu dengan
berusaha menjauhi segala yang dilarang oleh agama,dan berusaha menjaga lidah dari
mengeluarkan kata-kata buruk seperti berdusta, mengumpat dan seumpamanya. Bahkan
sentiasa membasahinya dengan sesuatu yang berfaedah dan memberi pahala.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesiapa tidak meninggalkan perkataan zurr (dusta, mengumpat, ghibah) maka tiada
artinya di sisi ALLAH baginya puasa dari makan dan minum" . [HR Bukhari].
Jangan kerana tidak puasa, bukan hanya meninggalkan ibadat tetapi terus leka
menonton tv, mendengar lagu-lagu yang tidak elok, surfing internet tanpa manfaat dan
seumpamanya. Jadi kita juga harus menjaga mata, telinga dan seluruh anggota kita yang lain
daripada menjadi penyumbang dosa dan pengikis pahala pula!!! 

4)             Banyakkan Berdoa dan Berzikir Sepanjang Hari.


Berdoa di bulan Ramadhan adalah sangat mustajab, dan sangat digalakkan, maka
manfaatkan waktu dengan sentiasa berdoa dan bezikir setiap masa.
Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak ada kaum membaca Kitab Allah (berzikir kepada ALLAH) kecuali mereka di
kelilingi oleh malaikat-malaikat, di liputi oleh Rahmat, turun kepada mereka ketenteraman,
dan ALLAH menyebut mereka sebagai orang-orang yang di sisi-Nya.” [HR. Muslim].
Walau tidak solat, kita boleh berdoa pada bila-bila masa saja terutamanya pada waktu
yang mustajab seperti ketika sesudah azan dan pada waktu sahur. Kerana itu bangunlah pada
waktu sahur walupun ‘cuti’.

5)             Mengingatkan anggota keluarga kepada kebaikan.


Samada suami/anak/saudara lelaki agar sentiasa solat berjamaah di masjid. Juga solat
sunat terutama solat terawih, sunat dhuha dan solat sunat qiyamul lail.
Juga dengan memberi peluang kepada ibu/saudara/kawan yang mempunyai anak kecil
dan jarang berpeluang ke masjid untuk bersolat terawih dengan menawarkan diri untuk
menjaga anak mereka semasa waktu terawih.
Rasulullah SAW bersabda:
“Dan jikalau mereka mengetahui apa-apa yang ada dalam solat Isya’ dan Subuh
nescaya mereka mendatangi keduanya bahkan mereka akan mencintainya.” [HR. Bukhari]
“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan bersama-sama ke masjid
di kegelapan dengan cahaya yang sempurna pada hari akhir nanti.” [H.R At Tirmizi].
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesiapa yang solat Subuh berjamaah,lalu duduk berzikir kepada Allah Subhanu wa
Ta’ala hingga terbit matahari,kemudian solat dhuha dua rakaat,maka untuknya pahala haji dan
umrah, yang sempurna, yang sempurna, yang sempurna .” (HR. At Tirmizi)

8
“Hendaklah kamu mendirikan qiyamul lail, kerana dia adalah amalan orang-orang
soleh sebelum kamu, jalan untuk mendekatkan pada Tuhan kamu, penghapus dosa-dosa,
pencegah maksiat, dan penolak masuknya penyakit ke badan”. (HR. At Tirmizi).

6)             Menyibukkan diri menuntut Ilmu yang Manfaat.

Kita juga boleh menambah atau menyampaikan ilmu samada dengan menghadiri
kuliah, mendengar ceramah agama, membaca buku-buku ilmiah, nendengar bacaan al-Quran
atau membaca tafsiran al-Quran dan sebagainya yang dapat menambahkan amal kebajikan
dan manfaat diri.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut Ilmu, nescaya Allah SWT
menunjukkan jalan menuju Syurga Baginya”. (H.R. Muslim)

7)      Banyak Bersedekah dan derma.


Meningkatkan amalan kebajikan seperti bersedekah, berderma dan seumpamanya.
Ibnu Abbas ra berkata: “Rasulullah SAW adalah manusia yang sangat pemurah dan
Baginda akan menjadi lebih pemurah pada bulan Ramadhan... dan Baginda SAW lebih
pemurah dalam kebaikan daripada angin yang kencang.” [HR: Al-Bukhari]
Rasulullah SAW menggalakkan umatnya untuk bersedekah mengikut kemampuan
masing-masing. Sabda Nabi SAW:
‫َّار َولَْو بِ ِش ِّق مَتَْر ٍة)) البخاري‬ َ ‫)) َّات ُقوا الن‬
Maksudnya: “Takutilah api neraka walaupun dengan (bersedekah) sebelah tamar”. [HR:
Al-Bukhari].
Imam asy-Syafie berkata: “Aku suka jika seseorang bertambah pemurah pada bulan
Ramadhan kerana ia mengikuti jejak langkah Rasulullah SAW, kerana ketika itu manusia
berhajat kepada bantuan untuk keperluan mereka. Ini kerana manusia sibuk dengan puasa dan
solat (ibadat) berbanding pekerjaan masing-masing”.
Kaum wanita yang mempunyai kemampuan masih berpeluang berderma dan bersedekah
pada waktu ini.
Kesimpulan:
Sebenarnya terlalu banyak lagi kebaikan dan ibadat yang dapat kita lakukan, tinggal
hendak atau tidak sahaja!!!
Dengan niat yang baik dan keikhlasan kita ingin beribadat, serta kita pun telah
menunjukkan kesungguhan dari awal Ramadhan lagi; iaitu telah melakukan segala ibadat
sebaik mungkin ketika mampu dan boleh melakukannya, insya’Allah kita akan dapat
mencapai pahala pada malam Lailatul Qadar dengan sepenuh dan sebanyak mungkin sama
seperti yang tidak uzur (samada uzur Syar’ie atau uzur tubuh badan).
Sebagaimana hadis ini:
‫ال إِ َّن أَْق َو ًاما بِال َْم ِدينَ ِة َخْل َفنَا َما َس لَكْنَا ِش ْعبًا َواَل َو ِاديًا إِاَّل َو ُه ْم َم َعنَ ا‬
َ ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َكا َن يِف َغَز ٍاة َف َق‬ َّ ‫ أ‬:ُ‫س َر ِضي اللَّهُ َعْنه‬
َ َّ ‫َن النَّيِب‬ َ
ٍ َ‫َع ْن أَن‬
‫ صحيح البخاري‬.‫فِ ِيه َحبَ َس ُه ْم ال ُْع ْذ ُر‬

Dari Anas RA, sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda semasa pulang dari
peperangan Tabuk: “Sesungguhnya terdapat di Madinah sekumpulan lelaki yang kita
tinggalkan, namun setiap bukit yang kita daki, setiap lembah yang kita rentasi, mereka tetap
bersama kita dalam perjalanan. Mereka terhalang (untuk ikut serta) oleh keuzuran.” [HR
Bukhari].

Mudah-mudahan memberi manfaat buat semua, khususnya para muslimat diluar sana.
Semoga Allah SWT sentiasa memberi kita hidayah dan kekuataan untuk sentiasa istiqamah di
dalam ibadat dan keredhaan-Nya, amin.

9
10

Anda mungkin juga menyukai