“Sungguh saya telah meninggalkan kalian (yakni para sahabat) di atas jalan
yang putih bersih, siang dan malamnya sama terangnya. Siapa saja yang
menyimpang darinya (dari jalan putih bersih yang para sahabat berada di
atasnya), pasti (ia) binasa. Barangsiapa yang hidup sepeninggalku, ia pasti
melihat perselisihan yang amat banyak. Hendaklah kalian tetap memegang
teguh sunnahku yang kalian ketahui dan sunnah Khulafaur Rasyidin (yakni
para sahabat) yang berada di atas petunjuk. Hendaklah kalian selalu patuh
dan taat, meskipun diperintah oleh seorang budak Habasyi. Peganglah erat-
erat. Sesungguhnya seorang mukmin itu laksana unta yang jinak. Apabila
diarahkan (kepada kebaikan), ia pasti menurut” [4]. Juga Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
ِ 0ِين ِث ْن َت
ان0 ٍ ِين ِملَّ ًة َوإِنَّ َه ِذ ِه ْال ِملَّ َة َس َت ْف َت ِر ُق َعلَى َثاَل
َ ْبع0ث َو َس ِ ب ا ْف َت َرقُوا َعلَى ِث ْن َتي
َ ْن َو َس ْبع ِ أَاَل إِنَّ َمنْ َق ْبلَ ُك ْم مِنْ أَهْ ِل ْال ِك َتا
َ ِي ْال َج َم
اع ُة َ ار َو َواحِدَ ةٌ فِي ْال َج َّن ِة َوه ِ ُون فِي ال َّن َ َو َس ْبع
1
“Ketahuilah, sesungguhnya Ahli Kitab sebelum kalian telah terpecah-belah
menjadi tujuh puluh dua golongan. Dan bahwa umat ini, juga akan terpecah
menjadi tujuh puluh tiga golongan. Tujuh puluh dua di antaranya masuk
neraka, dan satu golongan di dalam surga, yakni Al Jama’ah“. [HR Abu
Dawud dan lainnya. Derajat hadits ini shahih] Dalam riwayat lain yang
dikeluarkan oleh Al Hakim dan lainnya telah disebutkan tafsir Al Jama’ah:
ا00 ُث َّم إِ َّن َه، أَمْ ِر ِه00ون ِب َ ُّون َوأصْ َحابٌ َيأ ُخ ُذ
َ ون ِبس َّن ِت ِه َو َي ْق َت ُد ُ َ َما مِنْ َنبيٍّ َب َع َث ُه هللاُ فِي أ َّم ٍة َق ْبلِي إالَّ َك
َ اريِ ان لَ ُه مِنْ أ َّم ِت ِه َح َو
ْ َو َمن، ٌؤ ِمن0ُْ و م0َُ ِد ِه َفه0دَ ُه ْم ِب َي0 َف َمنْ َجا َه، رون َ ُون َو َي ْف َعل0
َ ؤ َم0ُْ ا ال ي0ون َم0 َ ُا الَ َي ْف َعل0ون َم0
َ َُت ْخلُفُ مِنْ َبعْ ِد ِه ْم ُخلُوفٌ َيقُول
ٍ ْان َح َّب ُة َخر
دَل َ َ َول، ٌ َو َمنْ َجا َهدَ ُه ْم ِب َق ِلب ِه َفه َُو مُؤ ِمن, ٌلسا ِن ِه َفه َُو مُؤ ِمن
ِ يس َو َرا َء ذل َِك م َِن اإل ْي َم َ َجا َهدَ ُه ْم ِب
Tidak ada seorang nabipun yang diutus kepada suatu umat sebelumku,
kecuali ia memiliki para pengikut dan sahabat yang setia, yang mengikuti
ajarannya dan mematuhi perintahnya. Kemudian datang setelah mereka itu
suatu generasi yang mengatakan sesuatu yang tidak mereka lakukan, dan
melakukan sesuatu yang tidak diperintahkan. Barangsiapa memerangi
mereka dengan tangannya, maka dia itu orang yang beriman, dan
barangsiapa memerangi mereka dengan lisannya maka dia itu orang yang
beriman, dan barangsiapa memerangi mereka dengan hatinya maka dia itu
2
orang yang beriman. Setelah itu, tidak ada keimanan walau hanya sebesar biji
sawipun. [HR Muslim]
1. Allah Berfirman.
اس َتأْ ُمر ُْو َن ِب ْال َمعْ ر ُْوفِ َو َت ْن َه ْو َن َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َو ُت ْؤ ِم ُن ْو َن ِبال ٰ ّل ْ ُك ْن ُت ْم َخي َْر اُ َّم ٍة ا ُ ْخ ِر َج
ِ ت لِل َّن
“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, kalian
menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang munkar dan kalian beriman
kepada Allah“. [Ali-Imran/3 : 110].
“Dan demikian (pula) kami telah menjadikan kalian umat yang adil dan
pilihan”. [Al-Baqarah/2 : 143]
3
berkata :”Tidak pernah ada pengancam (Da’i) yang datang kepada kami ?!
Allah bertanya lagi pada Nuh ‘Alaihi sallam :”Siapakah yang akan menjadi
saksi bagimu (bahwa kamu sudah menyampaikan risalah)?” Ia (Nuh)
jawab :”Muhammad dan umatnya”. Kemudian ia menjadi saksi bahwa ia telah
menyampaikan risalah, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi
saksi atas kalian. Demikianlah Allah berfirman :”Dan demikian (pula) kami
telah menjadikan kalian umat yang adil dan pilihan agar kalian menjadi saksi
atas (perbuatan) manusia dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi
saksi atas (perbuatan) kalian”. Wasath dalam ayat ini bermakna adil.[Hadits
Shahih Riwayat Bukhari/Fathul Bari 8 : 171-172 No. 4487].
3.Allah Meridhai Mereka (Para Shahabat Dari Muhajirin Dan Anshar) Dan
Orang-Orang Yang Mengikuti Jejak Mereka Dengan Baik.
ُ َي هّٰللا ُ َع ْن ُه ْم َو َر0ض
َّد لَ ُه ْم0 ُه َواَ َع0 ْوا َع ْن0ض ٍ ۙ 0و ُه ْم ِباِحْ َس0ْ 0ار َوالَّ ِذي َْن ا َّت َب ُع
ِ َّان ر ِ 0صَ ري َْن َوااْل َ ْن0 ٰ
ِ 0َوال ّس ِبقُ ْو َن ااْل َ َّولُ ْو َن م َِن ْالم ُٰه ِج
ت َتجْ ِريْ َتحْ َت َها ااْل َ ْن ٰه ُر ٰخلِ ِدي َْن فِ ْي َهٓا اَ َب ًدا ٰۗذل َِك ْال َف ْو ُز ْال َعظِ ْي ُم ٍ َج ٰ ّن
َ ْلَ َق ْد َرضِ َي هّٰللا ُ َع ِن ْالم ُْؤ ِم ِني َْن ا ِْذ ُي َب ِايع ُْو َن َك َتح
ت ال َّش َج َر ِة
ار ر َُح َم ۤا ُء َب ْي َن ُه ْم َت ٰرى ُه ْم ُر َّكعًا سُجَّ ًدا َّي ْب َت ُغ ْو َن َفضْ اًل م َِّن هّٰللا ِ َو ِرضْ َوا ًنا ۤ هّٰللا
ِ م َُح َّم ٌد رَّ س ُْو ُل ِ َۗوالَّ ِذي َْن َم َع ٗ ٓه اَشِ َّدا ُء َعلَى ْال ُك َّف
4
“Muhammad Rasulullah dan orang-orang yang bersama beliau adalah keras
terhadap orang kafir, tetapi berkasih sayang terhadap sesama mereka ; kalian
lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya …”.
[Al-Fath/48 : 29]
5
seorang dari mereka bersama Rasulullah sesaat (sejam) itu lebih baik dari
amal seorang dari kalian selama 40 (empat puluh) tahun”. [Hadits Riwayat
Ibnu Batthah dengan sanad yang shahih][10] “Artinya : Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda : “Tidak akan masuk neraka seorang-pun dari
orang-orang yang berba’iat di bawah pohon (di Hudaibiyyah)”. [Hadits Shahih
Riwayat Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan Muslim]. “Artinya : Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tidak akan masuk neraka seseorang
yang ikut serta dalam perang Badar dan Perjanjian Hudaibiyyah”. [Hadits
Shahih Riwayat Ahmad III:396 dari Jabir].
6
kesaksian kita agar bisa membatalkan Al-Qur’an dan Sunnah (yakni agar kita
tidak percaya kepada Al-Qur’an dan Sunnah -pen).
ً لم يرو عنه شيئا0 وإن، لم تطل صحبته له0 وإن0، حال إسالم الراوي0من رأى رسول هللا صلى هللا عليه وسلم في
Empat sahabat Nabi yang paling utama adalah Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar
bin Khattab, Utsman bin ‘Affan dan ‘Ali bin Abi Thalib radhiallahu’ahum ajma’in.
Tentang jumlah orang yang tergolong sahabat Nabi, Abu Zur’ah Ar Razi
menjelaskan:
مائة ألف0 وقبض عليه الصالة والسالم عن،ً ألفا0 بتبوك سبعون0 وكان معه0،ًشهد معه حجة الوداع أربعون ألفا
الصحابة0وأربعة عشر ألفا ً من
“Empat puluh ribu orang sahabat Nabi ikut berhaji wada bersama Rasulullah.
Pada masa sebelumnya 70.000 orang sahabat Nabi ikut bersama Nabi dalam
7
perang Tabuk. Dan ketika Rasulullah wafat, ada sejumlah 114.000 orang
sahabat Nabi”[2]
Keutamaan Sahabat
Para sahabat Nabi adalah manusia-manusia mulia. Imam Ibnu Katsir
menjelaskan keutamaan sahabat Nabi:
نطقت به السنة النبوية0 وبما، كتابه العزيز0 هللا عليهم في0 لما أثنى0، عند أهل السنة والجماعة0والصحابة كلهم عدول
األموال واألرواح بين يدي رسول هللا صلى هللا عليه0 وما بذلوه من، جميع أخالقهم وأفعالهم0في المدح لهم في
وسلم
“Menurut keyakinan Ahlussunnah Wal Jama’ah, seluruh para sahabat itu orang
yang adil. Karena Allah Ta’ala telah memuji mereka dalam Al Qur’an. Juga
dikarenakan banyaknya pujian yang diucapkan dalam hadits-hadits Nabi
terhadap seluruh akhlak dan amal perbuatan mereka. Juga dikarenakan apa
yang telah mereka korbankan, baik berupa harta maupun nyawa, untuk
membela Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam”[3]
م0ْ ي هَّللا ُ َع ْن ُه ْم َو َرضُوا َع ْن ُه َوأَ َع َّد لَ ُه0َ ِان َرض 0َ ار َوالَّذ
0ٍ ِين ا َّت َبعُو ُه ْم ِبإِحْ َس َ ين َواأْل َ ْن
ِٰ ص ِ ِن ْال ُم َها0َ ون م
0َ ج ِر َ ُ ون اأْل َوَّ ل
0َ َُوال َّس ِابق
ْ ْ
ك ال َف ْو ُز ال َعظِ ي ُم َ َ َ أْل
َ ت َتجْ ِري َتحْ َت َها ا ْن َها ُر َخالِد
َ ِۚ ذل ِين فِي َها أ َب ًدا ٍ َج َّنا
0 رآني0 رأى من0 رأى من0 ومن0 رأى من رآني0ال تزالون بخير ما دام فيكم من رآني وصاحبني ومن
“Kebaikan akan tetap ada selama diantara kalian ada orang yang pernah
melihatku dan para sahabatku, dan orang yang pernah melihat para sahabatku
(tabi’in) dan orang yang pernah melihat orang yang melihat sahabatku (tabi’ut
tabi’in)”[4]
8
ثم الذين يلونه0، ثم الذين يلونهم0، قرني الناس خير
جميع أصحاب0 ثم نكف عن, وعثمان وعلي0 أبوبكر وعمر: هللا عليه وسلم0أفضل الناس بعد رسول هللا صلى
هللا عليه وسلم إال بذكر جميل0رسول هللا صلى
ما بلغ مد أحدهم وال نصيف، أن أحدكم أنفق مثل أحد ذهبا0 فلو0، أصحابي تسبوا ال
“Jangan engkau cela sahabatku, andai ada diantara kalian yang berinfaq emas
sebesar gunung Uhud, tetap tidak akan bisa menyamai pahala infaq sahabatku
yang hanya satu mud (satu genggam), bahkan tidak menyamai setengahnya”[7]
9
Oleh karena ini sungguh aneh jika seseorang berkeyakinan atau beramal
ibadah yang sama sekali tidak diyakini dan tidak diamalkan oleh para sahabat,
lalu dari mana ia mendapatkan keyakinan itu? Apakah
Allah Ta’ala menurunkan wahyu kepadanya? Padahal turunnya wahyu sudah
terhenti dan tidak ada lagi Nabi sepeninggal Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam. Dari sini kita perlu menyadari bahwa mengambil metode beragama
Islam yang selain metode beragama para sahabat, akan menjerumuskan kita
kepada jalan yang menyimpang dan semakin jauh dari ridha Allah Ta’ala.
Sedangkan jalan yang lurus adalah jalan yang ditempuh oleh para sahabat
Nabi. Setiap hari kita membaca ayat:
َ ِّضال
ين َّ ب َعلَي ِْه ْم َواَل ال َ ِين أَ ْن َع ْم
ِ ت َعلَي ِْه ْم َغي ِْر ْال َم ْغضُو َ ا ْه ِد َنا الص َِّرا َط ْالمُسْ َتقِي َم صِ َرا َط الَّذ
“Ya Allah, tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah
Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan
bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al Fatihah: 6-7)
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu:
Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang
saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”[8]
Seorang ahli tafsir dari kalangan tabi’ut tabi’in, Abdurrahman bin Zaid bin
Aslam, menafsirkan bahwa yang dimaksud dalam ayat ini adalah
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabatnya[9].
0 وأعمقـُها،ً فإنهم كانوا أبرَّ هذ ِه األم ِة قلوبا0, علي ِه وسل َم0ُِهللاِ صلى هللا رسول ب ِ مُتأسيا ً فليتأسَّ بأصحا منكم كان 0َ من
،ِ هللا ُ علي ِه وسل َم وإقا َم ِة دينِه0اختار ُه ُم هللا ُ لِصُحب ِة نب ِّي ِه صلى
َ ،ً وأحسنـُها حاال0، وأقومُها َهد َيا0، وأقلـ ُّ َها تكلـ ُّ َفا0،ًِعلما
كانوا على الهُدى المُستقيم0 فإنهم،آثارهِم ِ واتـَّبـِعُوهم في،فاعرفوا لهم فضلـَهُم
“Siapa saja yang mencari teladan, teladanilah para sahabat
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Karena merekalah orang yang paling
baik hatinya diantara umat ini, paling mendalam ilmu agamanya, umat yang
10
paling sedikit dalam berlebihan-lebihan, paling lurus bimbingannya, paling baik
keadaannya. Allah telah memilih mereka untuk mendampingi
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan menegakkan agama-Nya. Kenalilah
keutamaan mereka, dan ikutilah jalan mereka. Karena mereka semua berada
pada shiratal mustaqim (jalan yang lurus)”[10]
ُث َّم َن َظ َر فِي،ِ َوا ْن َت َخ َب ُه ِبع ِْل ِمه0،صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َف َب َع َث ُه ِب ِر َسالَتِ ِهَ ار م َُح َّم ًدا ْ ب ْال ِع َبا ِد َف
َ اخ َت ِ قُلُو0 َن َظ َر فِي0إِنَّ هَّللا َ َت َعالَى
ُو0َ ون َح َس ًنا َفه0َ َف َما َرآهُ ْالم ُْؤ ِم ُن،ِار دِينِه َ ص َ َوأَ ْن، هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم0صلَّى َ ار أَصْ َحا َب ُه َف َج َعلَ ُه ْم وُ َز َرا َء َن ِب ِّي ِه ْ اس َف
َ اخ َت ِ ب ال َّن ِ قُلُو
ون َقبِيحً ا َفه َُو عِ ْن َد هَّللا ِ َقبِي ٌح 0َ َو َما َرآهُ ْالم ُْؤ ِم ُن0، ٌِع ْن َد هَّللا ِ َح َسن
هللا عليه و سلم واالقتداء بهم0 بما كان عليه أصحاب رسول هللا صلى0…أصول السنة عندنا التمسك
في النار إال ملة0 وتفترق أمتي على ثالث وسبعين ملة كلهم، ثنتين وسبعين ملة0إن بني إسرائيل تفرقت على
0وأصحابي عليه أنا ما : قال0 هي يا رسول هللا ؟0 قال من0، واحدة
“Bani Israil akan berpecah menjadi 74 golongan, dan umatku akan berpecah
menjadi 73 golongan. Semuanya di nereka, kecuali satu golongan”
11
“Orang-orang yang mengikutiku dan para sahabatku”[12]
فعليكم، يعش منكم فسيرى اختالفا كثيرا0 عبدا حبشيا فإنه من0 وإن كان0، هللا والسمع والطاعة0أوصيكم بتقوى
وإياكم ومحدثات األمور فإن كل، بها وعضوا عليها بالنواجذ0 فتمسكوا، وسنة الخلفاء الراشدين المهديين0بسنتي
ضاللة0) محدثة بدعة وكل بدعة
“Aku wasiatkan kalian agar bertaqwa kepada Allah. Lalu mendengar dan taat
kepada pemimpin, walaupun ia dari kalangan budak Habasyah. Sungguh orang
yang hidup sepeninggalku akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib
bagi kalian untuk mengikuti sunnnahku dan sunnah khulafa ar raasyidin yang
mereka telah diberi petunjuk. Berpegang teguhlah dan gigitlah ia dengan gigi
geraham. Serta jauhilah perkara yang diada-adakan, karena ia adalah bid’ah
dan setiap bid’ah itu sesat” (HR. Abu Daud no.4609, Al Hakim no.304, Ibnu
Hibban no.5)
: قولك في اإلجماع والقياس بعد قولك في حكم كتاب هللا وسنة رسوله أرأيت أقاويل أصحاب رسول هللا0قد سمعت
إذا تفرقوا فيها ؟
[ السنة أو اإلجماع أو كان أص َّح في القياس0 نصير منها إلى ما وافق الكتاب أو0: فقلت
“Jika ada orang yang bertanya, Wahai Imam Syafi’i, aku dengar engkau
mengatakan bahwa setelah Al Qur’an dan Sunnah, ijma dan qiyas juga
merupakan dalil. Lalu bagaimana dengan perkataan para sahabat Nabi jika
mereka berbeda pendapat?
،ً أَ ْو ع ُْودا، عُرْ ج ُْونا ً مِنْ َن ْخ ٍل-صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َ - ُّ َفأَعْ َطاهُ ال َّن ِبي،ِ َوا ْن َك َس َر َس ْيفُ ُه فِي َي ِده،ًَو َق ْد أَ ْبلَى ُع َّكا َش ُة َي ْوم َب ْد ٍر َبالَ ًء َح َسنا
ِ َف َعا َد ِبإِ ْذ ِن
َف َقا َت َل ِب ِه،ًهللا فِي َي ِد ِه َسيْفا
Maksudnya: “Telah diuji Ukasyah pada hari berlakunya peperangan Badar dengan
ujian yang baik iaitu pedang yang berada ditangannya telah patah. Maka Nabi SAW
memberinya sebatang pelepah daripada pohon tamar atau sebatang ranting. Kemudian
dengan izin Allah SWT batang yang berada di tangannya telah telah bertukar menjadi
pedang.” [Lihat: Siyar A’lam al-Nubala’, 308/1]
Selain itu, beliau juga telah menyertai peperangan Uhud, al-Khandaq dan beberapa
peperangan yang lain. Ketika kewafatan Rasulullah SAW usianya adalah 44 tahun.
Beliau telah syahid dalam peperangan al-Riddah di zaman Abu Bakar al-Siddiq
RA. [Lihat: Tahzib al-Asma’ wa al-Lughat, 338/1]
Tambahan pula, Rasulullah SAW telah memberi khabar gembira kepadanya bahawa
dia akan dimasukkan ke dalam syurga tanpa hisab. Hal ini ada dinukilkan di dalam
Sahih al-Bukhari dan juga Sahih Muslim di dalam hadith yang panjang. Antaranya:
13
ُث َّم، الل ُه َّم اجْ َع ْل ُه ِم ْن ُه ْم: َقا َل،هللا أَنْ َيجْ َعلَنِي ِم ْن ُه ْم
ِ ْاد ُع،هللا َ َي ْد ُخ ُل مِنْ أ ُ َّمتِي ْال َج َّن َة َس ْبع
ِ َيا َرسُو َل:ٌ َف َقا َل َر ُجل،ٍُون أَ ْل ًفا ِب َغي ِْر ِح َساب
َ َس َب َق:هللا أَنْ َيجْ َعلَنِي ِم ْن ُه ْم َقا َل
ك ِب َها ُع َّكا َش ُة ِ َيا َرسُو َل: َف َقا َل،ُآخر
ِ ْاد ُع،هللا َ َقا َم
Maksudnya: “Akan masuk syurga daripada kalangan umatku 70 ribu tanpa hisab”.
Maka berdiri seorang lelaki sambil berkata: “Wahai Rasulullah, doalah kepada Allah
agar Allah SWT menjadikan aku sebahagian daripda mereka”. Maka Rasulullah SAW
berdoa: “Ya Allah jadikanlah dia sebahagian daripada mereka.” Kemudian berdiri
seorang lagi lelaki yang lain dengan berkata: “Wahai Rasulullah, doalah kepada Allah
agar Allah SWT menjadikan aku sebahagian daripada mereka juga”. Maka Rasulullah
SAW bersabda: “Ukasyah telah mendahuluimu dalam perkara ini.” [Riwayat Muslim
(367)]
Berdasarkan soalan di atas, kisah Ukasyah mencium perut Rasulullah SAW dikatakan
ia diriwayatkan oleh Ibn Abbas RA di dalam Mu’jam al-Kabir oleh Imam al-Thabarani
dengan panjang lebar. Di sini kami datangkan sebahagian daripada teks atau
matannya:
.ض َر ْب َتني َوأَ َنا حاسِ ٌر َعنْ َب ْطنِي ِ َيا َرسُو َل: َف َقا َل.ضاربًا
َ ،هللا ِ ت َ ُُّث َّم َقا َل ال َّن ِبي
َ َيا ُع َّكا َش ُة اضْ ِربْ إِنْ ُك ْن:صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم
صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم؟ ِ اربٌ َرسُو َل
َ هللا ِ ض َ أَ ُت َرى ُع َّكا َش ُة: َو َقالُوا،ُون ِب ْال ُب َكا ِء
َ صا َح ْالمُسْ لِم َ ف َعنْ َب ْط ِن ِه
َ َو،صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َ َف َك َش
ْ َّ َ َّ َ
َو َق َّب َل َبط َن ُه،ُصلى هللاُ َعل ْي ِه َو َسل َم َكأنهَّ َ هللاِ ُول ِ اض َبط ِن َرسْ َ ُ َّ َ
ِ َفلمَّا َنظ َر ُعكا َشة إِلى َب َي َ
Maksudnya: “Rasulullah SAW berkata: Wahai Ukasyah, pukullah aku jika benar
bahawa aku pernah memukulmu”. Maka Ukasyah berkata: “Wahai Rasulullah, kamu
telah memukulku dalam keadaan perutku terdedah”. Lalu Rasulullah SAW
mendedahkan perutnya dalam keadaan umat Islam menangis dengan penuh
kesyahduan. Mereka berkata: “Adakah kamu akan melihat Ukasyah memukul
Rasulullah SAW?”. Apabila Ukasyah melihat putihnya perut Rasulullah SAW, maka
beliau terus menciumnya.” [Riwayat al-Thabarani (2676)]
Hukum Hadith
Imam Ibn al-Jauzi dengan menyatakan hadith ini adalah palsu dan semoga Allah
SWT mnghukum kepada sesiapa yang berniat merosakkan syariah dengan
14
kekeliruan yang dingin dan ucapan yang tidak layak disandarkan kepada Nabi
SAW dan juga para sahabat. [Lihat: al-Mawdhu’at, 301/1]
Imam Ibn Hajar al-Haithami mengatakan Abd al-Mun’im bin Idris adalah seorang
pendusta dan pemalsu hadith. [Lihat: Majma’ al-Zawaid, 31/9]
Imam al-Suyuthi juga menilai hadith atau kisah ini sebagai palsu. [Lihat: al-
La’aali al-Masnu’ah, 257/1]
Imam Ibn Iraq al-Kinani menyatakan salah seorang perawi di dalam hadith
tersebut dinilai sebagai pendusta iaitu Abd al-Mun’im bin Idris. [Lihat: Tanzih al-
Syari’ah, 331/1]
Imam al-Syaukani di dalam kitabnya menyatakan hadith ini telah dirosakkan oleh
Abd al-Mun’im bin Idris bin Sinan. [Lihat: al-Fawaid al-Majmu’ah, 324]
Melihat kepada beberapa pandangan para ulama’ di atas, kami cenderung untuk
menyatakan bahawa kisah Ukasyah tersebut adalah palsu. Ini kerana, terdapat perawi
yang dinilai sebagai pendusta dan pemalsu hadith. Selain itu, di dalam matan atau teks
hadith tersebut terdapat beberapa ciri-ciri yang menunjukkan bahawa ia adalah palsu
atau direka.
Penutup
Kesimpulannya, kisah Ukasyah ini adalah palsu dan tidak boleh sama sekali kita
menyampaikannya kepada orang lain melainkan untuk menyatakan kepalsuannya.
Akan tetapi kisah yang hampir sama ini berlaku kepada Usaid bin Hudhair dan
bukannya kepada Ukasyah. Hadith tersebut adalah:
: َف َقا َل. أَصْ ِبرْ نِي: َف َقا َل.ٍصلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فِي َخاصِ َر ِت ِه ِبعُود َ ث ْال َق ْو َم َو َك
َ ُّان فِي ِه م َِزا ٌح َب ْي َنا يُضْ ِح ُك ُه ْم َف َط َع َن ُه ال َّن ِبي ُ َب ْي َن َما ه َُو ي َُح ِّد
،ُض َن ُه َو َج َع َل ُي َق ِّب ُل َك ْش َحه َّ
َ َفاحْ َت،ِصلى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسل َم َعنْ َقمِيصِ ه َّ َ ُّ َف َر َف َع ال َّن ِبي، ٌْس َعلَيَّ َق ِميص َ ك َقمِيصًا َولَي َ إِنَّ َعلَ ْي: َقا َل. ْاصْ َط ِبر
ِ ت َه َذا َيا َرسُو َل هَّللاُ َقا َل إِ َّن َما أَ َر ْد
Maksudnya: “Ketika dia (Usaid bin Hudhair) sedang berbual dengan kaumnya dan di
dalamnya terdapat gurauan yang membuatkan mereka tertawa. Maka Nabi SAW telah
memukul pinggangnya dengan sebatang kayu. Maka dia berkata: “Beri saya
kesempatan untuk melakukan qisas (membalas dengan yang setimpal)”. Beliau
bersabda, “Silakan membalas.” Dia berkata, “Kamu memakai baju, sedangkan aku
(ketika kamu memukulku) tidak memakai baju.” Maka Rasulullah SAW mengangkat
bajunya. Maka dia terus memeluk dan mencium pinggang Rasulullah SAW sambil
15
berkata: “Inilah yang aku inginkan wahai Rasulullah.” [Riwayat Abu Daud (5224)]
[Syeikh Syu’aib al-Arna’outh menyatakan ketika menilai hadith ini bahawa
perawi-perawinya adalah thiqah (dipercayai) tetapi Abdulrahman bin Abi Layla
tidak bertemu Usaid bin Hudhair]
Selain daripada Imam Abu Daud, Imam al-Baghawi di dalam Syarh al-Sunnah, Imam al-
Thabarani di dalam al-Mu’jam al-Kabir, Imam al-Hakim di dalam al-Mustadrak dan juga
Imam al-Baihaqi di dalam Syu’ab al-Iman ada menukilkan hadith ini. Akhirnya, semoga
Allah SWT menjadikan kita dalam kalangan orang-orang yang mencintai Nabi SAW dan
para sahabatnya serta memasukkan kita semua ke dalam syuga bersama dengan
mereka. Amin.
16