A, beliau berkata:
Maksudnya:
Kemudian dia berkata: “Beritahukan kepadaku tentang hari kiamat (bila ia akan
berlaku)”. Beliau bersabda: “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.” Dia
berkata: “Ceritakan kepadaku tentang tanda-tandanya.” Baginda bersabda: “Jika
seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat pengembala kambing
yang berkaki ayam, tidak berpakaian dan miskin, (kemudian) berlumba-lumba
meninggikan bangunannya”.
Kemudian orang itu berlalu dan aku (Umar RA) membisu beberapa ketika. Kemudian
Baginda bertanya: “Wahai Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya itu?” Aku
berkata: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui”. Baginda bersabda: “Dialah Jibril yang
datang kepada kamu untuk mengajarkan agama kamu.”
Allah berfirman:
1
Walaupun Allah merahasiakan waktu terjadinya kiamat terhadap hamba-hamba-Nya,
tetapi Allah memberikan tanda-tanda yang menunjukan kiamat sudah dekat. Al-qur’an
menamakan tanda-tanda ini dengan asyrat as-sa’ah dan ayat. Allah berfirman:
اعةَ َأ ْن تَْأتَِي ُه ْم َب ْغتَةً َف َق ْد َجاءَ َأ ْشَراطُ َها فََأىَّن هَلُ ْم ِإذَا َجاءَْت ُه ْم ِذ ْكَر ُاه ْم َّ َف َه ْل َيْنظُُرو َن ِإاَّل
َ الس
'Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu)
kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang
tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila
hari kiamat sudah datang?”. (QS Muhammad(47): 18)
Ibn Abbas meriwayatkan jawaban Rasulullah saw terha dap pertanyaan tersebut,“Jika
kau melihat hamba sahaya melahirkan tuannya,kau lihat penggembala kambing berm
megah-megah membangun gedung yang tinggi,dan kau li hat orang-orang yang tak
beralas kaki yang lapar lagi mis kin menjadi pemimpin manusia,maka itulah tanda-tanda
kiamat”.Ibn Abbas bertanya : “Ya Rasulullah,siapa peng embala kambing dan orang-
orang yang tak beralas kaki, lapar dan miskin itu?” Jawab beliau,“Orang Arab”.
( Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya I,hal.318-319.
Ibn Rajab mengomentari hadits di atas sebagai berikut : “Inti tanda-tanda kiamat yang
disebut dalam hadits itu ada lah bahwa urusan diserahkan kepada yang bukan ahli nya
sebagaimana sabda Nabi saw terhadap orang yang menanyanya tentang kiamat,‘Jika
urusan diserahkan ke pada yang bukan ahlinya,tunggulah kehancurannya’.Jika orang-
orang yang tak beralas kaki,telanjang serta pengembala kambing,yang merupakan
orang-orang bodoh, menjadi pemimpin manusia dan orang-orang kaya,sehing ga
mereka bermegah-megahan dengan gedung-gedung yang tinggi,maka sistem agama
dan dunia akan rusak”.( Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam,hal.39.)
Semua ini disebabkan kecintaan akan dunia danber lomba-lomba mengejar kenikmatan
duniawi sehingga orang-orangpun saling berbangga diri dengan meninggikan ba
ngunan mereka dan menghiasinya,padahal dunia tidak akan abadi (fana).
Ada empat kata yang dipakai dalam hadits tersebut tentang siapa yang berlomba-lomba
meninggikan bangunan. Syaikh Musthafa Dieb Al Bugha dan Syaikh Muhyidin Mistu
dalam Al Wafi menjelaskan sebagai berikut:
2
ْال ُح َفا َةmerupakan bentuk jama’ dari ِحافyangَ artinya “orang-orang yang tidak memakai
alas kaki”
را َةKَ K ْال ُعmerupakan bentuk jama’ dari ارK َعyaitu orang-orang yang tidak memakai baju
َةKKKKKKKKK ْال َعا َلmerupakan bentuk jama’ dari َعيْلyaitu orang-orang fakir
ر َعا َء ال َّشا ِءartinya
ِ para penggembala kambing
Namun, jika melihat hadits yang lain kita jadi punya persepsi baru bahwa yang
dimaksud bukanlah orang per orang melainkan sebuah kaum. Kaum yang dulunya suka
menggembala kambing tanpa alas kaki dan tanpa baju.
Abu Fatiah Al Adnani dalam buku Petaka Akhir Zaman mengutip hadits riwayat Imam
Ahmad dari Ibnu Abbas dengan isnad shahih bahwa Rasulullah ditanya tentang
siapakah yang dimaksud dengan penggembala kambing yang tidak beralas kaki, tidak
memakai baju dan miskin itu. Lalu beliau bersabda, “Orang-orang Arab.”
ب ِ ِ ِ رسول
ُ العَر
َ : أصحاب الشاء واحلُفاةُ اجلياعُ العالةُ قال
ُ اهلل ومن َ يا: قال
Terjemahan: “ Wahai Rasulullah, dan siapakah para pengembala kambing, orang yang
berkaki ayam dalam keadaan lapar dan yang miskin itu?” Beliau menjawab, “Orang
Arab.” HR Ahmad, kata Ahmad Syakir, sanadnya sahih
Orang-orang Arab. Ya, dulunya banyak dari mereka yang menggembala kambing tanpa
alas kaki dan bertelanjang dada. Namun sekarang, Arab yang dulunya adalah padang
pasir gersang kini berubah dipenuhi gedung-gedung pencakar langit.
3. Burj Khalifa tingginya 820 meter/163 tingkat merupakan gedung tertinggi kedua
di dunia
ِ
2. HAMBA SAHAYA MELAHIRKAN TUANNYA ( ربََّت َها
َ )َأ ْن تَل َد
َ ُاَأْلمة
3
Para ulama berbeda pendapat tentang makna tanda Kiamat ini dengan berbagai
pendapat. Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menuturkan empat pendapat di antaranya:
Kedua: Para tuan menjual ibu anak-anak mereka. Hal itu banyak terjadi, sehingga
kepemilikan wanita tersebut berputar yang pada akhirnya dibeli oleh anak-anaknya
sendiri, sementara dia tidak menyadarinya.
Ketiga: Seorang budak wanita melahirkan anak merdeka bukan dari tuannya dengan
jima’ syubhat, atau melahirkan seorang budak belian dengan nikah, atau hasil zina.
Kemudian budak belian dalam dua gambaran tersebut dijual dengan akad yang sah, ia
berpindah dari satu tangan ke tangan lainnya hingga dibeli oleh putera dan puterinya
sendiri. Pendapat ini hampir sama dengan pendapat sebelumnya.
Kemudian Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Ini adalah pendapat yang lebih kuat
menurutku, karena maknanya yang umum dan karena keadaan menunjukkan sesuatu
yang dianggap langka -di sisi lain menunjukkan rusaknya keadaan- dan mengandung
isyarat sesungguhnya hari Kiamat sudah dekat ketika segala urusan terjadi dengan
terbalik, di mana seorang pengatur menjadi yang diatur, orang yang di bawah menjadi
di atas, dan hal ini sesuai dengan sabda beliau tentang tanda yang lainnya bahwa
seseorang yang berjalan tanpa alas kaki menjadi raja-raja di bumi.”
Kelima: Pendapat kelima ini adalah pendapat al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah, beliau
berkata, “Sesungguhnya budak-budak wanita akan didapatkan di akhir zaman.
Merekalah yang diisyaratkan dengan ungkapan hisymah (kerabat), di mana saat itu,
budak wanita lebih diminati oleh majikannya daripada isteri-isterinya yang bukan budak.
Dari sudut bahasa, AL-AMAH bermaksud hamba wanita yang diperoleh melalui
tawanan perang di medan pertempuran.
4
Dalam al-Quran terdapat dua perkataan yang membawa maksud ibu iaitu UMM dan
WALIDAH.
2. Kata walidah digunakan hanya karana adanya proses melahirkan, baik bagi
manusia maupun makhluk lain.
Namun Imam Ibn Hajar al-‘Asqalani sewaktu mensyarahkan hadith ini menyatakan
bahawa maksud yang paling tepat bagi lafaz ‘hamba wanita melahirkan tuannya’ ialah
akan terjadinya banyak penderhakaan terhadap ibu bapa, dimana anak-anak akan
melayan ibu mereka sepertimana seorang tuan melayan hambanya, dengan kata-kata
penghinaan, cacian, memukul dan memaksa mereka melakukan kerja-kerja.
Pandangan ini juga bersesuaian dengan konteks hadith yang membicarakan salah satu
soal tanda kiamat, iaitu golongan yang rendah menjadi tinggi, dan ibu bapa yang
sepatutnya menjadi penguasa, dikuasai oleh anak-anak mereka sendiri.
Beliau tidak bersetuju dengan pandangan majoriti ulama yang dinukilkan oleh Imam al-
Nawawi, kerana perhambaan sememangnya sudahpun berlaku, dan hamba-hamba
wanita yang melahirkan anak kepada tuan mereka juga sememangnya telah wujud
pada zaman Nabi SAW. (Rujuk Fath al-Bari 1/122-123)
5
Menurut Syeikh Mustofa Dib al-Bugha dan Syeikh Muhyiddin Mistu, lafaz ini merupakan
bahasa kiasan (kinayah) akan berleluasanya perbuatan derhaka terhadap ibu bapa oleh
anak-anak, hingga digambarkan seorang ibu atau bapa takut kepada anak-anak
mereka sepertimana takutnya seorang hamba kepada tuannya, dan ini berlaku pada
fasa kerosakan zaman (fasad al-zaman) dan tunggang-terbaliknya aturan kehidupan
(inqilab al-ahwal). (Rujuk al-Wafi fi Syarh al-Arba’in al-Nawawiyyah, hlm. 17-19)
Perhiasan Rumah Sama Dengan Perhiasan Pakaian;- Rasulullah s.a.w bersabda: Hari
Kiamat tidak akan tiba, sehingga manusia membangun rumah dan melukisnya sebagai
lukisan pakaian;- (Riwayat Bukhari)
Kebanggaan Masyarakat Dengan Membina Masjid;- Daripada Anas bin Malik r.a.
berkata bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: Tidak akan tiba hari kiamat, sehingga
manusia bermegah-megah dan berlebih-lebihan dalam urusan masjid;- (Riwayat Abu
Dawud).
Masjid Menjadi Tempat Urusan Dunia Sahaja;- Dari Anas bin Malik r.a. berkata,
bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: Akan datang kepada manusia suatu masa,
percakapan mereka dalam masjid hanyalah mengenai urusan dunia semata. Allah tidak
memerlukan mereka. Dan janganlah kamu duduk bersama mereka (pada waktu dalam
masjid);- (Riwayat Hakim).
6
7