Anda di halaman 1dari 7

Daripada Umar R.

A, beliau berkata:

َ َ‫َأخرِب ْيِن َع ْن ََأم َاراهِتَا؟ ق‬


:‫ال‬ ْ َ‫ ف‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬.‫الساِئ ِل‬
َّ ‫َأعلَ َم ِم ْن‬
ْ ِ‫ول َعْن َها ب‬ ُ ‫ َما الْ َم ْسُئ‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬.‫اع ِة‬ َّ ‫َأخرِب ْ يِن َع ْن‬
َ ‫الس‬ ْ َ‫ ف‬:‫قَ َال‬
ِ ِ ِ
‫ت‬ُ ْ‫ َفلَبِث‬،‫ مُثَّ انْطَلَ َق‬.‫ َوَأ ْن َتَرى احْلَُفا َة الْعَُرا َة الْ َعالَةَ ِر َعاءَ الشَّاء َيتَطَ َاولُو َن يِف الُْبْنيَان‬،‫اَأْلمةُ َربََّت َها‬
َ ‫َأ ْن تَل َد‬
‫يل َأتَا ُك ْم يُ َعلِّ ُم ُك ْم‬ ِ ِ ‫ قَ َ ِإ‬.‫َأعلَم‬ َّ ُ ‫ ُق ْل‬.‫الساِئل؟‬ ِ َ َ‫ مُثَّ ق‬،‫َملِيًّا‬
ُ ‫ فَ نَّهُ جرْب‬:‫ال‬ ُ ْ ُ‫ اللهُ َو َر ُسولُه‬:‫ت‬ ُ َّ ‫ يَا عُ َم ُر َأتَ ْدري َم ْن‬:‫ال‬
‫" ِدينَ ُك ْم‬.

Maksudnya:

Kemudian dia berkata: “Beritahukan kepadaku tentang hari kiamat (bila ia akan
berlaku)”. Beliau bersabda: “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.” Dia
berkata: “Ceritakan kepadaku tentang tanda-tandanya.” Baginda bersabda: “Jika
seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat pengembala kambing
yang berkaki ayam, tidak berpakaian dan miskin, (kemudian) berlumba-lumba
meninggikan bangunannya”.

Kemudian orang itu berlalu dan aku (Umar RA) membisu beberapa ketika. Kemudian
Baginda bertanya: “Wahai Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya itu?” Aku
berkata: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui”. Baginda bersabda: “Dialah Jibril yang
datang kepada kamu untuk mengajarkan agama kamu.”

Allah berfirman:

ِ ‫الس مو‬ ِ ِ ِ ِ ِ ‫الس‬


‫ات‬ َ َ َّ ْ َ‫اها قُ ْل ِإمَّنَا ع ْل ُم َه ا عْن َد َريِّب اَل جُيَلِّ َيه ا ل َوقْت َه ا ِإاَّل ُه َو ثَ ُقل‬
‫ت يِف‬ َ ‫اعة َأيَّا َن ُم ْر َس‬ َ َّ ‫ك َع ِن‬ َ َ‫يَ ْسَألُون‬
ِ ‫َّك َح ِف ٌّي َعْن َه ا قُ ْل ِإمَّنَا ِع ْل ُم َه ا ِعْن َد اللَّ ِه َولَ ِك َّن َأ ْكَث َر الن‬
‫َّاس اَل‬ َ ‫ك َكَأن‬ َ َ‫ض اَل تَ ْأتِي ُك ْم ِإاَّل َب ْغتَ ةً يَ ْس َألُون‬ِ ‫اَأْلر‬
ْ ‫َو‬
‫َي ْعلَ ُمو َن‬
“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah:
"Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak
seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat
berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan
datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". Mereka bertanya kepadamu seakan-
akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan
tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui".” (QS al-A’raf: 187)

1
Walaupun Allah merahasiakan waktu terjadinya kiamat terhadap hamba-hamba-Nya,
tetapi Allah memberikan tanda-tanda yang menunjukan kiamat sudah dekat. Al-qur’an
menamakan tanda-tanda ini dengan asyrat as-sa’ah dan ayat. Allah berfirman:

‫اعةَ َأ ْن تَْأتَِي ُه ْم َب ْغتَةً َف َق ْد َجاءَ َأ ْشَراطُ َها فََأىَّن هَلُ ْم ِإذَا َجاءَْت ُه ْم ِذ ْكَر ُاه ْم‬ َّ ‫َف َه ْل َيْنظُُرو َن ِإاَّل‬
َ ‫الس‬
'Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu)
kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang
tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila
hari kiamat sudah datang?”. (QS Muhammad(47): 18)

Ibn Abbas meriwayatkan jawaban Rasulullah saw terha dap pertanyaan tersebut,“Jika
kau melihat hamba sahaya melahirkan tuannya,kau lihat penggembala kambing berm
megah-megah membangun gedung yang tinggi,dan kau li hat orang-orang yang tak
beralas kaki yang lapar lagi mis kin menjadi pemimpin manusia,maka itulah tanda-tanda
kiamat”.Ibn Abbas bertanya : “Ya Rasulullah,siapa peng embala kambing dan orang-
orang yang tak beralas kaki, lapar dan miskin itu?” Jawab beliau,“Orang Arab”.
( Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya I,hal.318-319. 

1. PENGEMBALA KAMBING YANG BERKAKI AYAM, TIDAK BERPAKAIAN DAN


MISKIN, (KEMUDIAN) BERLUMBA-LUMBA MENINGGIKAN BANGUNANNYA

Ibn Rajab mengomentari hadits di atas sebagai berikut : “Inti tanda-tanda kiamat yang
disebut dalam hadits itu ada lah bahwa urusan diserahkan kepada yang bukan ahli nya
sebagaimana sabda Nabi saw terhadap orang yang menanyanya tentang kiamat,‘Jika
urusan diserahkan ke pada yang bukan ahlinya,tunggulah kehancurannya’.Jika orang-
orang yang tak beralas kaki,telanjang serta pengembala kambing,yang merupakan
orang-orang bodoh, menjadi pemimpin manusia dan orang-orang kaya,sehing ga
mereka bermegah-megahan dengan gedung-gedung yang tinggi,maka sistem agama
dan dunia akan rusak”.( Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam,hal.39.) 

Semua ini disebabkan kecintaan akan dunia danber lomba-lomba mengejar kenikmatan
duniawi sehingga orang-orangpun saling berbangga diri dengan meninggikan ba
ngunan mereka dan menghiasinya,padahal dunia tidak akan abadi (fana). 

Ada empat kata yang dipakai dalam hadits tersebut tentang siapa yang berlomba-lomba
meninggikan bangunan. Syaikh Musthafa Dieb Al Bugha dan Syaikh Muhyidin Mistu
dalam Al Wafi menjelaskan sebagai berikut:

2
‫ ْال ُح َفا َة‬merupakan bentuk jama’ dari ِ‫حاف‬yangَ artinya “orang-orang yang tidak memakai
alas kaki”
‫را َة‬Kَ K‫ ْال ُع‬merupakan bentuk jama’ dari ‫ ار‬K‫ َع‬yaitu orang-orang yang tidak memakai baju
‫ َة‬KKKKKKKKK‫ ْال َعا َل‬merupakan bentuk jama’ dari ‫ َعيْل‬yaitu orang-orang fakir
‫ر َعا َء ال َّشا ِء‬artinya
ِ para penggembala kambing

Namun, jika melihat hadits yang lain kita jadi punya persepsi baru bahwa yang
dimaksud bukanlah orang per orang melainkan sebuah kaum. Kaum yang dulunya suka
menggembala kambing tanpa alas kaki dan tanpa baju.

Abu Fatiah Al Adnani dalam buku Petaka Akhir Zaman mengutip hadits riwayat Imam
Ahmad dari Ibnu Abbas dengan isnad shahih bahwa Rasulullah ditanya tentang
siapakah yang dimaksud dengan penggembala kambing yang tidak beralas kaki, tidak
memakai baju dan miskin itu. Lalu beliau bersabda, “Orang-orang Arab.”

‫ب‬ ِ ِ ِ ‫رسول‬
ُ ‫العَر‬
َ : ‫أصحاب الشاء واحلُفاةُ اجلياعُ العالةُ قال‬
ُ ‫اهلل ومن‬ َ ‫ يا‬: ‫قال‬

Terjemahan: “ Wahai Rasulullah, dan siapakah para pengembala kambing, orang yang
berkaki ayam dalam keadaan lapar dan yang miskin itu?” Beliau menjawab, “Orang
Arab.” HR Ahmad, kata Ahmad Syakir, sanadnya sahih

Orang-orang Arab. Ya, dulunya banyak dari mereka yang menggembala kambing tanpa
alas kaki dan bertelanjang dada. Namun sekarang, Arab yang dulunya adalah padang
pasir gersang kini berubah dipenuhi gedung-gedung pencakar langit.

Tiga di antara lima gedung tertinggi di dunia kini berada di Arab.

1. Dubai Towers tingginya 445 meter merupakan kelima tertinggi di dunia.

2. Makkah Royal Clock Tower 601 meter

3. Burj Khalifa tingginya 820 meter/163 tingkat merupakan gedung tertinggi kedua
di dunia

4. Gedung tertinggi pertama akan dibangun di Jeddah dengan ketinggian 1 Km.


Namanya The Kingdom Tower.

ِ
2. HAMBA SAHAYA MELAHIRKAN TUANNYA ( ‫ربََّت َها‬
َ ‫)َأ ْن تَل َد‬
َ ُ‫اَأْلمة‬
3
Para ulama berbeda pendapat tentang makna tanda Kiamat ini dengan berbagai
pendapat. Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menuturkan empat pendapat di antaranya:

Pertama : Al-Khaththabi berkata, “Maknanya adalah meluasnya kekuasaan Islam dan


para pemeluknya dapat menguasai negeri-negeri syirik, dan banyaknya tawanan. Jika
seorang laki-laki telah memiliki seorang budak wanita dan mendapatkan seorang anak
darinya, maka anak itu bagaikan tuan bagi ibunya sendiri, karena ia adalah anak
tuannya

Kedua: Para tuan menjual ibu anak-anak mereka. Hal itu banyak terjadi, sehingga
kepemilikan wanita tersebut berputar yang pada akhirnya dibeli oleh anak-anaknya
sendiri, sementara dia tidak menyadarinya.

Ketiga: Seorang budak wanita melahirkan anak merdeka bukan dari tuannya dengan
jima’ syubhat, atau melahirkan seorang budak belian dengan nikah, atau hasil zina.
Kemudian budak belian dalam dua gambaran tersebut dijual dengan akad yang sah, ia
berpindah dari satu tangan ke tangan lainnya hingga dibeli oleh putera dan puterinya
sendiri. Pendapat ini hampir sama dengan pendapat sebelumnya.

Keempat: Banyaknya perbuatan durhaka dari anak-anak. Sehingga, seorang anak


memperlakukan ibunya seperti seorang tuan memperlakukan budak beliannya, dengan
mencela, memukul dan memperkerjakannya. Maka dia disebut sebagai tuannya
dengan makna yang tidak sebenarnya, atau yang dimaksud dengan kata rabb di sini
adalah orang yang mengatur secara hakiki.

Kemudian Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Ini adalah pendapat yang lebih kuat
menurutku, karena maknanya yang umum dan karena keadaan menunjukkan sesuatu
yang dianggap langka -di sisi lain menunjukkan rusaknya keadaan- dan mengandung
isyarat sesungguhnya hari Kiamat sudah dekat ketika segala urusan terjadi dengan
terbalik, di mana seorang pengatur menjadi yang diatur, orang yang di bawah menjadi
di atas, dan hal ini sesuai dengan sabda beliau tentang tanda yang lainnya bahwa
seseorang yang berjalan tanpa alas kaki menjadi raja-raja di bumi.”

Kelima: Pendapat kelima ini adalah pendapat al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah, beliau
berkata, “Sesungguhnya budak-budak wanita akan didapatkan di akhir zaman.
Merekalah yang diisyaratkan dengan ungkapan hisymah (kerabat), di mana saat itu,
budak wanita lebih diminati oleh majikannya daripada isteri-isterinya yang bukan budak.

Dari sudut bahasa, AL-AMAH bermaksud hamba wanita yang diperoleh melalui
tawanan perang di medan pertempuran.

4
Dalam al-Quran terdapat dua perkataan yang membawa maksud ibu iaitu UMM dan
WALIDAH.

1. Perkataan umm menjelaskan peranan ibu yang mengandung dan melahirkan


tanpa melihat sifat seseorang ibu itu sama ada baik atau buruk. Hal ini merujuk
kepada segelintir wanita yang mengandung dalam keadaan terpaksa dan
akhirnya menggugurkan atau membuang bayi tersebut apabila dilahirkan.

2. Kata walidah digunakan hanya karana adanya proses melahirkan, baik bagi
manusia maupun makhluk lain.

Ibu yang digelar dengan nama walidah inilah menggambarkan tempat


menumpahkan segala pengorbanan tanpa membezakan apakah ia baik atau
tidak. Allah berfirman maksudnya: "Dan Tuhanmu telah perintahkan, supaya
engkau tidak menyembah melainkan kepada-Nya semata-mata dan hendaklah
engkau berbuat baik kepada ibu bapa. Jika salah seorang daripada keduanya
atau kedua-duanya sekali, sampai kepada umur tua dalam jagaan dan
peliharaanmu, maka janganlah engkau berkata kepada mereka (sebarang
perkataan kasar) sekalipun perkataan 'uuh' dan janganlah engkau menengking
menyergah mereka, tetapi katakanlah kepada mereka perkataan yang mulia
(yang bersopan santun)." 

Imam al-Nawawi menyatakan kebanyakan ulama menyatakan bahawa ia bermaksud


akan berleluasanya perhambaan dan anak-anak yang lahir daripada hamba wanita
yang disetubuhi tuan mereka, dan anak-anak ini akan menjadi tuan kepada ibu mereka
sendiri.(Rujuk Al-Minhaj Syarh al-Nawawi ‘ala Muslim 1/158)

Namun Imam Ibn Hajar al-‘Asqalani sewaktu mensyarahkan hadith ini menyatakan
bahawa maksud yang paling tepat bagi lafaz ‘hamba wanita melahirkan tuannya’ ialah
akan terjadinya banyak penderhakaan terhadap ibu bapa, dimana anak-anak akan
melayan ibu mereka sepertimana seorang tuan melayan hambanya, dengan kata-kata
penghinaan, cacian, memukul dan memaksa mereka melakukan kerja-kerja.
Pandangan ini juga bersesuaian dengan konteks hadith yang membicarakan salah satu
soal tanda kiamat, iaitu golongan yang rendah menjadi tinggi, dan ibu bapa yang
sepatutnya menjadi penguasa, dikuasai oleh anak-anak mereka sendiri.

Beliau tidak bersetuju dengan pandangan majoriti ulama yang dinukilkan oleh Imam al-
Nawawi, kerana perhambaan sememangnya sudahpun berlaku, dan hamba-hamba
wanita yang melahirkan anak kepada tuan mereka juga sememangnya telah wujud
pada zaman Nabi SAW. (Rujuk Fath al-Bari 1/122-123)

5
Menurut Syeikh Mustofa Dib al-Bugha dan Syeikh Muhyiddin Mistu, lafaz ini merupakan
bahasa kiasan (kinayah) akan berleluasanya perbuatan derhaka terhadap ibu bapa oleh
anak-anak, hingga digambarkan seorang ibu atau bapa takut kepada anak-anak
mereka sepertimana takutnya seorang hamba kepada tuannya, dan ini berlaku pada
fasa kerosakan zaman (fasad al-zaman) dan tunggang-terbaliknya aturan kehidupan
(inqilab al-ahwal). (Rujuk al-Wafi fi Syarh al-Arba’in al-Nawawiyyah, hlm. 17-19)

Maksudnya adalah banyak anak yang durhaka.Seorang anak berinteraksi dengan


ibunya seperti interaksinya seorang tuan ke pada budak perempuannya yang diwarnai
dengan kekera san dan pukulan,atau para tuan menjual ibu dari anak-anak (budak
perempuan) mereka sehingga bisa jadi akan berakibat seorang anak membeli ibunya
sendiri sedang kan si anak tidak mengenal ibu tersebut.

Perhiasan Rumah Sama Dengan Perhiasan Pakaian;- Rasulullah s.a.w bersabda: Hari
Kiamat tidak akan tiba, sehingga manusia membangun rumah dan melukisnya sebagai
lukisan pakaian;- (Riwayat Bukhari)

Kebanggaan Masyarakat Dengan Membina Masjid;- Daripada Anas bin Malik r.a.
berkata bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: Tidak akan tiba hari kiamat, sehingga
manusia bermegah-megah dan berlebih-lebihan dalam urusan masjid;- (Riwayat Abu
Dawud).

Masjid Menjadi Tempat Urusan Dunia Sahaja;- Dari Anas bin Malik r.a. berkata,
bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: Akan datang kepada manusia suatu masa,
percakapan mereka dalam masjid hanyalah mengenai urusan dunia semata. Allah tidak
memerlukan mereka. Dan janganlah kamu duduk bersama mereka (pada waktu dalam
masjid);- (Riwayat Hakim).

UMAR AL-KHATTAB Memperbaharui taraf kedudukan hamba.[


Golongan hamba pada masa itu telah diberikan hak kepentingan sosial dan taraf yang
baik. Hamba tidak lagi dihina dan ditindas, mereka boleh hidup bebas seperti orang-
orang biasa, kecuali bagi orang-orang yang benar-benar menentang Islam dalam
peperangan. Umar menetapkan bahawa hamba perempuan yang menjadi ibu tidak
boleh dijual sewenang-wenangnya seperti hamba-hamba lain. Begitu juga dengan
hamba yang berkeluarga tidak boleh dipisahkan dari keluarga mereka.
Taraf golongan hamba juga disamakan dengan tuannya dalam apa-apa hal tertentu,
pegawai-pegawai yang tidak menghormati dan menjaga hal kebajikan hamba akan
dikenakan tindakan oleh Khalifah Umar. Sebagai contoh, Umar pernah melucutkan
jawatan seorang pegawainya yang tidak menziarahi pekerjanya yang sakit.

6
7

Anda mungkin juga menyukai