إن الـ َح ْم َد هّلِل ِ نَـحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهَُ ،ونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر ِ
ُور َّ
ض َّل لَهَُ ،و َم ْن يُضْ لِلْ ت َأ ْع َمالِنَاَ ،م ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَاَل ُم ِ
َأ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيَِّئا ِ
ك لَهَُ وَأ ْشهَ ُد َأ َّني لَهَُ ،وَأ ْشهَ ُد َأن الَّ ِإلَهَ ِإالَّ هللا َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي َ فَاَل هَا ِد َ
ُمـ َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه
ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح َّ
ق قال هللا تعالى فى كتابه الكريم ،يَا َأيُّهَا الَّ ِذ َ
تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم َ
ون
ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَ ْواًل َس ِدي ًدا وقال تعالى ،يَا َأيُّهَا الَّ ِذ َ
يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن ي ُِط ِع هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد
فَا َز فَ ْو ًزا َع ِظي ًما
ي ُم َح َّم ٍد ي هَ ْد ُ ث ِكتَابُ هَّللا ِ َ ،وَأحْ َس َن ْالهَ ْد ِ ق ْال َح ِدي ِ َأ َّما بَ ْع ُد ،فِإ َّن َأ َ
ص َد َ
ُأل
ور ُمحْ َدثَاتُهَا َ ،و ُك َّل ُمحْ َدثَ ٍة صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َ ،و َش َّر ا ُم ِ َ
ضاللَ ٍة فِي النَّ ِ
ار ضاللَةٌ َ ،و ُك َّل َ بِ ْد َعةٌ َ ،و ُك َّل بِ ْد َع ٍة َ
Ummatal Islam,
;Bulan Ramadhan tinggal beberapa hari lagi. Kata ‘Aisyah Radhiyallahu Anha
ان َرس ُْو ُل هللاِ ص اِ َذا َد َخ َل ْال َع ْش ُر اَحْ يَا اللَّ ْي َل َو اَ ْيقَظَ اَ ْهلَهُ َو َش َّد
َ :ك َ
ْال ِمْئ َز َر.
“Adalah Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam apabila memasuki malam-
malam sepuluh (akhir Ramadhan) beliau menghidupkan malamnya dan
membangunkan keluarganya, dan mengencangkan ikat pinggangnya
](bersungguh-sungguh beribadah)”. [HR. Bukhari dan Muslim
Karena kita melihat banyak kaum Muslimin yang sibuk untuk berbagai macam
hal hal persiapan menuju hari raya untuk membeli pakaian pakaian baru atau
mempersiapkan kue-kue atau mempersiapkan masakan-masakan. Bukannya
tidak boleh akan tetapi yang tidak benar adalah kalau sampai menjadikan kita
lalai dari mempersiapkan diri menuju akhir ramadhan dengan banyak
beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Karena kita tidak tahu apakah Ramadhan kali ini kita mendapatkan ampunan
dari Allah atau tidak. Sebagaimana dalam hadits yang sering kita
mendengarnya, pernah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di datangi
Malaikat Jibril dan berkata kepada Rasulullah, Yaa Muhammad katakanlah
Aamiin…
Maka Jibril berkata, “Celaka seorang hamba yang masuk padanya bulan
Ramadhan kemudian ia keluar dari bulan Ramadhan:
Kita tidak ingin di bulan Ramadhan ketika kita keluar darinya ternyata kita
tidak mendapatkan ampunan dari Allah, kita tidak ingin mendapatkan do’a
kecelakaan doa kehinaan yang didoakan oleh malaikat jibril yang diaminkan
oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Nauzubillah,, kita berlindung kepada Allah dari hal yang demikian itu.
َ ِﻑ ُﻛﺘ
ﺐ ﻟَﻪُ ﻗِﻴَﺎ ُﻡ ﻟَ ْﻴﻠَﺔ َ َﻣ ْﻦ ﻗَﺎ َﻡ َﻣ َﻊ ْﺍ ِﻹ َﻣ ِﺎﻡ َﺣﺘَّﻰ ﻳَ ْﻨ
َ ﺼ ِﺮ
“Barang siapa salat malam bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis
untuknya (pahala) shalat satu malam (penuh).”
HR Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Ibn Majah, Nasa’i, dan lain-lain, Disahihkan
oleh Al-Albani dalam Sahih Tirmidzi
Ini perbuatan yang tidak pernah dilakukan oleh para Sahabat dan juga para
Salafus Shalih. Kenapa? Karena hal seperti itu bisa menyebabkan kita lemah
dalam beribadah. Ketika misalnya kita melihat bahwasanya matahari terlihat
redup lalu kita pun merasa kita sudah mendapatkan Lailatul Qadar. Maka di
malam berikutnya pasti kita lemah dalam beribadah kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala.
Maka dari itulah tidak dilakukan oleh Salafush Shalih terdahulu. Mereka tidak
melakukan perbuatan itu supaya apa? Yaitu supaya mereka terus bisa
berlanjut beribadah setiap malam di malam terakhir Ramadhan.
ٓ
تَنَ َّز ُل ۡٱل َم ٰلَِئ َكةُ َوٱلرُّ و ُح فِيهَا بِِإ ۡذ ِن َربِّ ِهم ِّمن ُكلِّ َأمۡ ٖر
“Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya
untuk mengatur semua urusan.” Surat Al-Qadar, Ayat 4
Jumlah malaikat yang turun di malam itu lebih banyak daripada jumlah kerikil
kerikil yang ada di muka bumi, sangat banyak sekali.
Para malaikat itu turun membawa apa yang di perintahkan oleh Allah, yaitu
membawa rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kesungguhan kita dalam beribadah tiada lain adalah merupakan nikmat dari
Allah. Karena ibadah memang berat ikhwatal Islam. Kalaulah bukan karena
Allah yang membantu kita, maka kita tidak akan mampu beribadah.
ُ ك نَ ۡستَ ِع
ين َ ك نَ ۡعبُ ُد َوِإيَّا
َ ِإيَّا
“Hanya kepada Engkaulah kami beribadah dan hanya kepada Engkaulah
kami memohon pertolongan.” -Surat Al-Fatihah, Ayat 5.
Maka dari itu ketika kita siang banyak beristirahat walaupun kemudian kita
banyak menggunakan juga dengan dzikir. Di waktu malam kita menjadi kuat
kembali untuk beribadah, kalau ternyata istirahat kita di waktu siang tujuannya
mempersiapkan ibadah di waktu malam, maka itu adalah ibadah juga.
Maka dari itu ya akhi, memang ada hadist yang mengatakan bahwasanya
puasa atau tidurnya orang yang berpuasa itu ibadah namun hadits ini lemah,
akan tetapi ketika niat kita adalah untuk sesuatu yang mulia maka perkara
yang sifatnya mubah menjadi mulia disisi Allah Subhanahu wa ta’ala.
ط ِر طُ ْه َرةً لِلصَّاِئ ِم ْ ِ َز َكاةَ ْالف-صلى هللا عليه وسلم- ِ ض َرسُو ُل هَّللا َ فَ َر
صالَ ِة فَ ِه َىَّ ين َم ْن َأ َّداهَا قَ ْب َل ال
ِ ث َوطُ ْع َمةً ِل ْل َم َسا ِك
ِ َِم َن اللَّ ْغ ِو َوال َّرف
.تِ ص َدقَا َّ ص َدقَةٌ ِم َن الَ صالَ ِة فَ ِه َى َّ َز َكاةٌ َم ْقبُولَةٌ َو َم ْن َأ َّداهَا بَ ْع َد ال
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah untuk
menyucikan orang yang berpuasa dari bersenda gurau dan berkata-kata keji,
dan juga untuk memberi makan orang miskin. Barangsiapa yang
menunaikannya sebelum shalat idul fitri maka zakatnya diterima dan
barangsiapa yang menunaikannya setelah shalat maka itu hanya dianggap
sebagai sedekah di antara berbagai sedekah.” (HR. Abu Daud 1609; Ibnu
Majah 1827. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
Maka dengan zakat fitrah bisa mensucikan puasa kita, dari apa? Dari
perbuatan yang sia-sia dan ucapan-ucapan yang tak berguna. Terkadang
ketika kita berpuasa kita mengucapkan kata-kata yang tidak ada manfaatnya
kita melakukan perbuatan yang sia-sia maka dengan zakat fitrah itu, itu bisa
menggugurkan dan mensucikan puasa kita dari perbuatan-perbuatan itu
semua.
Kita mohon kepada Allah agar Allah memberikan kepada kita kekuatan terus
beribadah sampai sampai akhir bulan Ramadhan, kita meminta kepada Allah
agar Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan ampunan di bulan Ramadhan
ini.
ْت َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َ صلَّي َ آل ُم َح َّم ٍد َك َما ِ صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى َ اَللَّهُ َّم
آلِ ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى َ َّ ِإن،آل ِإ ْب َرا ِه ْي َم
ِ َ َوب.ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد ِ َو َعلَى
ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد َ َّ ِإن،آل ِإ ْب َرا ِه ْي َم
ِ ت َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى َ ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْك
ت اَألحْ يَا ِءت َوالمْؤ ِمنِي َْن َوالمْؤ ِمنَا ِ اللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِمي َْن َوالم ْسلِ َما ِ
ِم ْنهُ ْم َواَأل ْم َوا ِ
ت
اللهُ َّم اجْ َعلنَا ِمن التَّ َّوابِين
اللهُ َّم اجْ َعلنَا ِمن المتَّقِين
َّحيمت التَّوابُ الر ِ ك اَ ْن َاللهُ َّم َوتُبْ َعلَ ْينَا اِنَّ َ
ك
ْن ِعبَا َدتِ َك َو ُحس ِـ ك َو ُش ْك ِر َ اللَّهُ َّم َأ ِعنِّي َعلَى ِذ ْك ِر َ
عباد هللا:
ان َوِإيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َويَ ْنهَ ٰى َع ِن ِإ َّن اللَّـهَ يَْأ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َواِإْل حْ َس ِ
ُون ﴿﴾٩٠ ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُمن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي ۚ يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكر َ
فَ ْاذ ُكرُوا هللا ال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُكمَ ،وا ْش ُكرُوهُ َعلَى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُكم ،ول ِذك ُر
هللا أكبَر.