Anda di halaman 1dari 23

Sebuah Renungan Setelah Ramadhan Berlalu

Ramadhan datang, namun telah pergi kembali

Gema takbir Idul Fitri membahana di penjuru negeri, namun hingar bingar takbir telah berakhir.

Itulah kehidupan,

Segala sesuatu ada pertemuan ada perpisahan, ada awal ada akhir, kehidupan pun akan selalu diiringi
dengan kematian.

Pembaca sekalian,

Ramadhan memang telah meninggalkan kita semua, namun hendaknya kita tetap perhatikan hal-hal
setelah Ramadhan berlalu,

1. Ramadhan itu ibarat tamu, setiap tamu pasti akan pergi meninggalkan kita semua. Begitu pula
kita semua di kehidupan dunia, itu adalah tamu, yang akan meninggalkan dunia ini, maka
persiapkanlah dengan ketaatan, kebaikan, keimanan dan ketakwaan.

2. Ramadhan adalah bulan berlipatnya pahala bagi siapa saja yang melakukan ketaatan. Namun
ketaatan itu tidak berlalu meskipun bulan Ramadhan berlalu. Karena kita dituntut untuk
beribadah hingga ajal menjemput kita. Allah berfirman, artinya,

“Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (QS. al-Hijr: 99)

3. Setelah 29 hari bertamu ke tempat kita, akhirnya Ramadhan pun pergi. Akankah Ramadhan
menjadi saksi yang meringankan kita karena kita melakukan ketaatan, shalat, dan puasa.
Ataukah Ramadhan akan menjadi saksi yang memberatkan kita karena kita melalaikannya,
bermaksiat, dan segala kejelekan yang kita lakukan?

4. Berhati-hatilah dengan setan setelah Ramadhan, setelah Ramadhan berlalu, belenggu mereka
sudah kembali dilepas, mereka kembali bebas untuk menggoda manusia.

Setan memiliki tujuan yaitu memasukan manusia ke Neraka. Mereka memiliki rencana jelas agar
manusia mengikutinya ke Neraka, yaitu dengan menjadikan engkau terjatuh di dalam kubangan maksiat
dan dosa. Ini semua juga bisa menghancurkan segala ketaatan yang manusia lakukan di bulan
Ramadhan. Maka ikutilah firman Allah ta’ala, artinya,

“Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya
syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang
menyala-nyala.” (QS. Fathir: 6)

5. Jagalah Shalat Lima Waktu


Jika di bulan Ramadhan kita mampu untuk shalat lima waktu secara berjamaah termasuk shalat Subuh,
maka setelah Ramadhan, mari kita jaga shalat lima waktu kita dengan berjamaah di masjid untuk kaum
pria. Karena shalat ada penerangmu di kehidupanmu, di kuburanmu, dan juga di shirath (jembatan).
Shalat itu adalah keberkahan di dalam harta dan keluarga. Jika shalatnya baik, maka baiklah seluruh
amalnya. Maka jangan remehkan shalat.

6. Jangan Jauhi Al-Qur’an setelah Ramadhan.

Jangan engkau menjadi orang yang hanya membaca al-Qur’an di bulan Ramadhan saja, sedangkan di
luar Ramadhan engkau jauhi al-Qur’an. Karena al-Qur’an diturunkan untuk dibaca baik di bulan
Ramadhan maupun di luar bulan Ramadhan. Janganlah engkau menjadi seperti yang disebutkan oleh
Allah ta’ala dalam firman-Nya, artinya,

“Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak
diacuhkan.””(QS. al-Furqan: 30)

7. Apakah ibadah Ramadhan kita diterima?

Di antara tanda diterimanya sebuah ketaatan adalah dengan melakukan ketaatan setelahnya, maka
bersungguh-sungguhlah dalam kebaikan, ketaatan, keimanan, sedekah, puasa setelah Ramadhan, agar
kita menjadi orang-orang yang diterima (ibadahnya).

Berusahalah agar terjadi perubahan menuju lebih baik setelah Ramadhan.

Jangan tertipu dengan ibadahmu dengan berkata, “Aku telah puasa sebulan penuh.” Akan tetapi pujilah
Allah ta’ala yang telah memberikan taufiq bisa menjumpai bulan Ramadhan. Dan pujilah Allah ta’ala
yang telah memberikan taufiq untuk bisa berpuasa dan shalat Tarawih. Berapa banyak orang yang
terhalang dan tidak mampu melakukan ibadah di bulan Ramadhan.

8. Jangan lupa puasa enam hari di bulan Syawwal

Termasuk amalan yang disyariatkan setelah bulan Ramadhan adalah puasa enam hari di bulan Syawwal.
Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wasalam-

“Barangsiapa yang puasa di bulan Ramadhan kemudian diikuti dengan puasa enam hari di bulan
Syawwal, maka itulah puasa setahun.” (HR. Muslim)

Hal itu terjadi karena bulan Ramadhan setara dengan sepuluh bulan, karena kebaikan dilipatgandakan
sepuluh kali lipat. Sedang enam hari setara dengan enam puluh hari atau setara dua bulan. Itu semua
menunjukkan seperti puasa satu tahun.

Demikianlah sedikit renungan setelah Ramadhan berlalu. Teruslah istiqamah dalam beribadah kepada
Allah ta’ala meskipun Ramadhan telah berlalu. Wallahu a’lam
 Disadur dari tulisan “ila kulli muslimin ba’da Ramadhan” dari situs http://www.saaid.net/

Arif Ardiansyah, Lc

‫ َو َم ْن‬،ُ‫ض َّل لَه‬ ِ ‫ َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم‬،‫ت َأ ْع َمالِنَا‬ِ ‫ َو ِم ْن َسيَِّئا‬،‫ َونَعُوْ ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشرُوْ ِر َأ ْنفُ ِسنَا‬،ُ‫ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْست َِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُره‬،ِ‫ِإ َّن ْال َح ْم َد هلل‬
ُ‫ُ َأ ْشهَ ُد ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َو َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬،‫ي لَه‬
‫َأ‬ ‫َأ‬ َ ‫يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد‬،

َ‫ َوالَ تَ ُموْ تُ َّن ِإالَّ َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُموْ ن‬،‫ق تُقَاتِ ِه‬
َّ ‫يََأيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح‬

‫ث ِم ْنهُ َما ِر َجااًل َكثِيرًا َونِ َسا ًء ۚ َواتَّقُوا اللَّـهَ الَّ ِذي‬ َّ َ‫ق ِم ْنهَا زَ وْ َجهَا َوب‬ ٍ ‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي َخلَقَ ُكم ِّمن نَّ ْف‬
َ َ‫س َوا ِح َد ٍة َو َخل‬
‫تَ َسا َءلُونَ بِ ِه َواَأْلرْ َحا َم ۚ ِإ َّن اللَّـهَ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا‬

‫ يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم ۗ َو َمن ي ُِط ِع اللَّـهَ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَوْ ًزا‬.‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا اللَّـهَ َوقُولُوا قَوْ اًل َس ِديدًا‬
‫َظي ًما‬
ِ ‫ع‬.

‫أما بعد‬

‫ وكل‬، ‫ وكل محدثة بدعة‬، ‫ وشر األمور محدثاتها‬، ‫ وخير الهدي هدي محمد صلى هللا عليه وسلم‬،‫فإن أحسن الكالم كالم هللا‬
‫ وكل ضاللة في النار‬، ‫بدعة ضاللة‬

Ma’asyiral muslimin, jama’ah shalat jumat yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ahibbati fillah,

Ramadhan telah berlalu, lebaran juga telah selesai. Kemudian mau apa kita? Apa yang seharusnya kita
lakukan?

Beberapa hari yang lalu, kita masih menyaksikan bagaimana masjid itu penuh ketika sholat isya. Juga
orang yang berbondong-bondong untuk sholat tahajjud berjama’ah, untuk sholat tarawih.

Kita bisa melihat bagaimana tatkala subuh tanggal 1 Ramadhan, kita menyaksikan pemandangan yang
aneh, yang menakjubkan, tidak seperti biasa, shaf-shaf di masjid itu penuh dengan orang-orang yang
memakmurkan rumah Allah ‘Azza wa Jalla.

Kita bisa menyimak, dimana-mana orang melantunkan bacaan Al-Qur’an al-Karim. Lembaran-lembaran
Al-Qur’an itu dibuka. Di berbagai tempat kita menyaksikan orang-orang bershadaqah, berbagi dengan
saudaranya. Di lampu-lampu merah, mereka berbagi, mereka ingin membantu saudara-saudaranya yang
lain.

Ma’asyiral muslimin..

Akan tetapi, dengan tenggelamnya matahari Ramadhan, syaithan-syaithan keluar dari penjara. Tempat-
tempat maksiat yang awalnya ditutup, mulai dibuka kembali. Bahkan tanggal 1 Syawal pun tempat-
tempat maksiat mulai ramai dihadiri manusia-manusia yang kemarin mereka memakmurkan masjid,
yang kemarin mereka sibuk membaca Al-Qur’an al-Karim.

Tatkala syaithan atau iblis diusir oleh Allah ‘Azza wa Jalla, iblis berkata kepada Allah ‘Azza wa Jalla,

َ ‫ض َوُأَل ْغ ِو َي َّن ُه ْم َأجْ َمع‬


‫ِين‬ ِ ْ‫َقا َل َربِّ ِب َما َأ ْغ َو ْي َتنِي ُأَل َز ِّي َننَّ لَ ُه ْم فِي اَأْلر‬

“Wahai Rabbku, karena Engkau telah menghukumku tersesat, maka pasti aku akan menjadikan mereka
memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka
semuanya.” QS. Al Hijr [15] : 39

Syaithan yang awalnya dibelenggu, pintu neraka yang awalnya ditutup, kemudian dibuka kembali, iblis
berjanji akan membuat indah kemaksiatan di muka bumi.

Dia akan menggambarkan ketaatan itu suatu hal yang berat untuk dikerjakan. Sehingga jiwa manusia
sulit untuk diajak menuju kepada Allah ‘Azza wa Jalla setelah Ramadhan.

“Kenapa di Bulan Ramadhan mudah sekali, Ustadz? Ana bisa sholat malam. Ana bisa membaca Al-Qur’an
al-Karim. Ana bisa puasa. Ana bisa banyak berbuat kebaikan di Bulan Ramadhan. Tapi setelah itu terasa
berat.”

Iblis mulai melakukan aktifitasnya. Bahkan dia mengatakan,

َ ‫َوُأَل ْغ ِو َي َّن ُه ْم َأجْ َمع‬


‫ِين‬

“.. dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya.” QS. Al Hijr [15] : 39

Bukan berarti yang bergelar ustadz tidak digoda oleh iblis. Bukan berarti yang suka membaca Al-Qur’an
tidak digoda oleh iblis. Iblis akan terus menggodai.

ِ َ‫ِإاَّل ِعبَادَكَ ِم ْنهُ ُم ْال ُم ْخل‬


َ‫صين‬

“Kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas di antara mereka.” QS. Al Hijr [15] : 39

Tapi yang selamat adalah hamba-hamba Allah yang beriman, yang ikhlas beribadah, yang terus
beribadah, dan yang istiqomah beramal.

Maka jama’ah, Allah mengingatkan kepada kita,

َ‫ت غ َْزلَهَا ِم ْن بَ ْع ِد قُ َّو ٍة َأ ْن َكاثًا تَتَّ ِخ ُذون‬ َ َ‫َواَل تَ ُكونُوا َكالَّتِي نَق‬
ْ ‫ض‬

“Dan janganlah kalian seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah
dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, ..” QS. An Nahl [16] : 92

Mungkin sebagian di antara kita seperti itu. Tidak lagi membaca Al-Qur’an, tidak lagi sholat
malam, dan puasa cukup di Bulan Ramadhan saja
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajarkan kepada kita bagaimana menjadi hamba Allah yang
istiqomah dalam beribadah. Karena beribadah 

itu bukan hanya di waktu tertentu, bukan hanya di musim tertentu. Allah ‘Azza wa Jalla kasihan kepada
kita.

Dia Ar Rahim, Ar Rahman, Dia tahu manusia diciptakan lemah. Maka Allah sediakan musim-musim
kebaikan, dimana mereka di situ bisa berbekal untuk masa yang akan datang

Sebulan penuh mereka berbekal untuk menghadapi Bulan Syawal dan Dzulqo’dah. Bulan Dzulhijjah,
Allah kasih lagi tempat untuk berbekal di 10 hari pertama Bulan Dzulhijjah. Orang berangkat haji,
beribadah ke sana. Allah tahu kita makhluk yang lemah.

Maka setelah Ramadhan, setelah perjuangan yang panjang, perjuangan kita lebih berat, perjuangan kita
tatkala bala tentara syaithon kita hadapi di mana saja kita berada. Maka bekal itu perlu kita
kembangkan.

Yang membaca Al-Qur’an, dibuka lagi Al-Qur’annya. Kalau di Bulan Ramadhan satu hari satu juz, selesai
Ramadhan setengah juz. Tidak mampu setengah juz, maka satu halaman. Satu halaman tapi istiqomah,
setiap hari engkau baca.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan,

‫َأ َحبُّ اَأل ْع َما ِل الى هللا تعالى َأ ْد َو ُمهَا َواِ ْن قَ َّل‬

“Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu
sedikit.” HR. Muslim No. 783

Yang kedua adalah puasa. Kita mampu puasa sebulan penuh, mengapa tidak mampu puasa
Senin-Kamis? Mengapa tidak mampu puasa enam hari di Bulan Syawal?

Kembali kepada tugasnya iblis tadi. Dia akan menggambarkan puasa itu sulit, berat, dan bikin lelah.
Bayangkan, sebulan kita mampu, lalu enam hari tidak mampu? Terlalu banyak enam hari? Kalau begitu,
tiga hari saja.

Kita disunnahkan puasa dalam sebulan itu tiga hari. Mampu tanggal 13, 14, dan 15. Jika tidak mampu,
terserah mau di tanggal berapa saja, (misal) Senin, Kamis, dan Senin. Dijaga puasanya.

Apalagi amalan yang kita lakukan di Bulan Ramadhan? Sholat malam. Kita tidak berhenti sholat malam,
setiap hari datang ke masjid. Ada yang 21 raka’at, ada yang 11 raka’at, antum jaga itu. Tetap sholat
malam. Kalau bisa, kerjakan di akhir malam. Kalau tidak bisa, engkau sholat sebelum tidur. Berapa
raka’at? Tiga raka’at. Jaga tiga raka’at. Jangan engkau pejamkan matamu kecuali engkau sudah sholat
witir tiga raka’at. Tidak mampu tiga raka’at? Satu raka’at saja.
Tapi mengapa kita mampu 11 raka’at, mengapa kita mampu 21 raka’at, sekarang hanya tiga? Berat
untuk kita.

Ya, godaan itu semakin kuat buat kita. Maka lakukan itu. Shadaqah, jangan berhenti. Yang tidak bisa
puasa sunnah, coba berbagi santapan berbuka untuk orang-orang yang sedang puasa sunnah. Banyak
orang yang membutuhkan. Alhamdulillah Allah berikan kelebihan kepada kita. Dan shadaqah tidak harus
menunggu kaya. Bahkan itu salah satu pintu kekayaan. Perbanyaklah shadaqah.

Kemudian, doa. Kita dapat kabar bahwa doanya orang yang puasa itu akan dikabulkan, iya. Dan
masih banyak waktu-waktu mustajab yang perlu kita berdoa saat selesai Ramadhan. Saat antara
adzan dan iqamah, saat sepertiga malam terakhir, di hari jumat, di akhir jumat, manfaatkan
waktu-waktu tersebut untuk berdoa.

Silahkan engkau minta. Karena sejatinya kita tidak akan mampu istiqomah kecuali dengan
bantuan Allah ‘Azza wa Jalla. Sehingga dalam sholat kita pun, kita mengikrarkan hal itu. Kita
menyatakan hal itu. Kita mengatakan :

ُ‫ك نَ ْست َِعين‬


َ ‫ِإيَّاكَ نَ ْعبُ ُـد َوِإيَّا‬

“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon
pertolongan.” QS. Al Fatihah [1] : 5

Karena sejatinya kita tidak akan mampu datang ke masjid ini, kecuali karena Allah yang menggerakkan
hati kita.

Khutbah Kedua :

Jama’ah rahimakumullah,

Kira-kira ibadah yang kita lakukan itu diterima atau tidak? Lelah kita, pengorbanan kita, kira-kira
diterima atau tidak? Belum tentu diterima.

Kita tahu kisah Habil dan Qabil. Allah menolak qurbannya Qabil. Lalu Habil mengatakan :

َ ‫ِا َّن َما َي َت َق َّب ُل هللاُ من ال ُم َّتق‬


‫ِين‬

“Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang-orang yang bertakwa.” QS. Al Maidah [5] : 27

Maka jika kita ingin diterima puasa, sholat, jum’at kita, sedekah kita, jadilah engkau orang-orang yang
bertakwa. Banyak-banyak istighfar, mohon ampun sama Allah ‘Azza wa Jalla. Tumbuhkan rasa takut
tidak diterima. Karena itu sifat orang yang bertakwa. Dia takut amalannya tidak diterima. Bukan malah
bangga dengan amalannya. Ujub dengan ibadahnya.

Alhamdulillah engkau bisa khatam tiga kali, lima kali, bisa shadaqah ratusan juta. Tapi jangan pernah
engkau bangga dengan amalanmu. Sekali-kali kita harus sadar bagaimana cara iblis menggoda manusia.
Jadilah orang yang bertakwa, yang ketika beramal dan beribadah, dia meminta kepada Allah agar
diterima.

Seperti doanya Nabi Ibrahim ‘alaihissalam ketika ia membangun Ka’bah. Apa kata beliau?

‫ك َأ ْنتَ ال َّسمِي ُع ْال َعلِي ُم‬


َ ‫… َر َّب َنا َت َق َّب ْل ِم َّنا ۖ ِإ َّن‬

“.. Wahai Rabb kami, terimalah amalan kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.” QS. Al Baqarah [2] : 127

Nabi Ibrahim takut amalnya tidak diterima. Apalagi kita? Maka takutlah tidak diterima, namun juga
berharaplah diterima. Dengan banyak-banyak istighfar. Memohon ampun sama Allah ‘Azza wa Jalla.

Di antara surah yang paling terakhir turun kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, adalah Surat
An Nashr.

َ ‫ َف َسبِّحْ ِب َح ْم ِد َر ِّب‬.‫ِين هَّللا ِ َأ ْف َواجً ا‬


َ ‫ك َواسْ َت ْغفِرْ هُ ۚ ِإ َّن ُه َك‬
‫ان َت َّوا‬ ِ ‫ون فِي د‬ َ ‫ َو َرَأيْتَ ال َّن‬.ُ‫“ِإ َذا َجا َء َنصْ ُر هَّللا ِ َو ْال َف ْتح‬Apabila telah datang
َ ُ‫اس َي ْد ُخل‬
pertolongan Allah dan kemenangan, dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama
Allah, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia
Maha Penerima taubat.” QS. An Nashr [110] : 1-3

Bayangkan, di akhir hayat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam setelah pengorbanan bertahun-tahun,
perjuangan tiada henti, kata Allah, “.. bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu..”

Semuanya itu Allah yang kasih taufiq kepadamu. Semuanya Allah yang memudahkan untuk dia terima.
Dan kau minta ampun sama Allah. Nabi disuruh minta ampun di akhir hayatnya. Apalagi kita? Maka
perbanyaklah istighfar.

Ahibbati fillah,

Hari ini Hari Jum’at, harinya bersholawat untuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Perbanyaklah sholawat untuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Allah ‘Azza wa Jalla mengatakan,

َ ‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي ۚ يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا‬


‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِي ًما‬ َ ُ‫ِإ َّن هَّللا َ َو َماَل ِئ َكتَهُ ي‬

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang
beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan
kepadanya.” QS. Al Ahzab [33] : 56.

ُ‫ َواِ َذا قُ ِرَئ القُرْ آنُ فَا ْستَ ِمعُوْ ا لَه‬. َ‫ َوهللاُ ُس ْب َحانَهُ وتعالى يَقُوْ ُل َوبِقَوْ لِ ِه يَ ْهتَ ِدى ال ُم ْهتَ ُدوْ ن‬. ‫ك ال َعالَّ ِم‬ ِ ِ‫ِإ َّن َأحْ َسنَ ال َكالَ ِم َكالَ ُم هللاِ ال َمل‬
‫ لَ ْيلَةُ ْالقَ ْد ِر خَ ْي ٌر ِم ْن‬. ‫ َو َما َأ ْد َراكَ َما لَ ْيلَةُ ْالقَ ْد ِر‬. ‫ ِإنَّا َأ ْن َز ْلنَاهُ فِي لَ ْيلَ ِة ْالقَ ْد ِر‬. ‫ اعوذ باهلل من الشيطان الرجيم‬. َ‫صتُوْ ا لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُموْ ن‬ ِ ‫َواَ ْن‬
َ ْ َ ْ َّ ‫َأ‬ ُ ْ ْ
‫ َسال ٌم ِه َي َحتى َمطل ِع الفجْ ِر‬. ‫ تَنَز ُل ال َمالِئكة َوالرُّو ُح فِيهَا بِِإذ ِن َربِّ ِه ْم ِمن كلِّ ْم ٍر‬. ‫ف شه ٍْر‬ ُ َ ْ َّ َ ْ
ِ ‫ل‬.‫َأ‬
َ ‫ت َوال ِّذ ْك ِر‬
‫ َوتَقَب ََّل ِمنِّى َو ِم ْن ُك ْم ِإنَّهُ ه َُو ال َّس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم‬. ‫الح ِكي ِْم‬ ِ ْ‫ك هللاُ لِى َولَ ُك ْم فِى القُر‬
ِ ‫آن ال َع ِظي ِْم َونَفَ َعنِى َواِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ اآليَا‬ َ ‫بَا َر‬
َ‫َّاح ِمين‬ ‫َأ‬
ِ ‫***وقُلْ َربِّ ا ْغفِرْ َوارْ َح ْم َو ْنتَ خَ ْي ُر الر‬ َ

Khutbah Pertama:

َ ‫ َوبَ َع‬، ‫ َو َج َع َل ُأ َّمتَنَا ُأ َّمةَ اِإل ْساَل ِم خَ ْي ُر ُأ َّم ٍة‬، َ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذيْ َأ ْك َم َل لَنَا ال ِّد ْينَ َوَأتَ َّم َعلَ ْينَا النِ ْع َمة‬
‫ث فِ ْينَا َرسُوْ الً ِمنَّا يَ ْتلُوْ َعلَ ْينَا آيَاتِ ِه َويُزَ ِّك ْينَا‬
ُ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن محمداً َع ْب ُده‬، ُ‫ك لَهُ ؛ بِيَ ِد ِه الفَضْ ُل َوال َعطَا ُء َوال ِمنَّة‬ َ ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬، َ‫َاب َو ْال ِح ْك َمة‬ َ ‫َويُ َعلِّ ُمنَا ال ِكت‬
ِ ِ‫ضاِئ ِل ال َع ِظ ْي َم ِة َوال َمنَاق‬
‫ب‬ ‫ُأ‬
َ َ‫صحْ بِ ِه َأجْ َم ِع ْينَ وْ لِي الف‬َ ‫ات هللاِ َو َساَل ُمهُ َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َو‬ َ ‫َو َرسُوْ لُهُ بَ َعثَهُ هللاُ لِ ْل َعالَ ِم ْينَ قُ ْد َوةً َو َرحْ َمةً ؛‬
ُ ‫صلَ َو‬
‫الج َّم ِة‬
َ .
‫ اِتَّقُوْ ا هللاَ تَ َعالَى‬: ِ‫ثُ َّم َأ َّما بَ ْع ُد ِعبَا َد هللا‬

Kaum muslimin rahimakumullah,

Bertakwalah kepada Allah, dekatkanlah diri kepada-Nya dengan cara pendekatan seseorang yang
menyadari bahwa Allah Maha Mengetahui lagi Maha Melihat. Takwa kepada Allah adalah
melakukan suatu ketaatan sesuai dengan syariat yang ditetapkan Allah disertai dengan berharap
pahala dari-Nya dan meninggalkan perbuatan maksiat dengan petunjuk dari-Nya disertai
perasaan takut akan adzab-Nya.

Ibadallah,

Kaum muslimin telah berpisah dengan suatu masa yang agung dan utama. Suatu masa yang hati-
hati manusia begitu mudah untuk melakukan ketaatan. Suatu masa dimana orang-orang
berlomba-lomba melakukan berbagai bentuk amalan shaleh. Waktu dimana orang-orang begitu
termotivasi untuk mekhatamkan bacaan Alquran-nya, menghilangkan kesusahan yang ada pada
janda-janda miskin dan anak-anak yatim. Itulah waktu dimana dua amalan utama puasa dan
shalat saling beriringan. Itulah musim semi amalan ketaatan yang Allah mudahkan bagi siapa
yang Dia kehendaki. Alangkah banyak perbendaharaan di bulan itu. Langkah besar keuntungan
dari perniagaannya. Dan alangkah baiknya harta yang ia simpan.

Ibadallah,

Kita kaum muslimin telah berpisah dari bulan Ramadhan, dimana ampunan Allah masa-masa
penuh ampunan, pembebasan dari api neraka, dan perlombaan amalan ketaatan. Namun
perpiasahan dengan bulan tersebut bukan berarti perpisahan dengan pintu-pintu kebaikan. Masa-
masa kebaikan senantiasa silih berganti dan pintu-pintu kebaikan datang berturut-turut. Wajib
bagi seorang hamba Allah yang beriman untuk mempersembahkan hidupnya dan menyibukkan
dirinya dengan hal-hal yang mulia serta berpacu bersama orang-orang shaleh untuk menggapai
ridha Rabbul ‘alamin Subhanahu wa Ta’ala.

Ibdallah,
Sesungguhnya termasuk tanda diterimanya suatu amalan ketaatan yang kita lakukan adalah kita
merasa mudah melakukan ketaatan setelahnya. Kebaikan itu akan mengajak saudaranya yaitu
kebaikan jenis lainnya. Para ulama rahimahumullah mengatakan, “Sesungguhnya tanda
diterimanya puasa dan shalat seseorang di bulan Ramadhan adalah ia merasakan ketenangan,
syukur kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala, dan mudah melakukan ibadah lainnya yang Allah
‘Azza wa Jalla perintahkan. Jika keadaan keadaan seseorang demikian, maka itulah tanda
diterimanya amalannya”.

Adapun jika keadaan seseorang setelah Ramadhan berubah dari ketaatan menjadi menyia-
nyiakan ketaatan dan mengerjakan kemaksiatan dan dosa, maka yang demikian bukanlah tanda
kebaikan. Salah seorang salam dahulu, ketika diceritakan keadaan sebagian orang yang
bersungguh-sungguh beribadah di bulan Ramadhan, namun setelah Ramadhan berlalu ia berhenti
beramal dan malas, ulama tersebut mengatakan,

َ ‫ْرفُوْ نَ هللاَ ِإاَّل فِي َر َم‬


َ‫ضان‬ َ ‫بِْئ‬
ِ ‫س القَوْ ُم اَل يَع‬

“Mereka adalah sejelek-jelek orang, karena mereka tidak mengenal Allah kecuali hanya di bulan
Ramadhan”.

Ibdallah,

Sesungguhnya Rabb dari setiap bulan adalah Rabb yang sama, Rabb-nya Ramadhan adalah juga
Rabb-nya bulan Syawal dan bulan-bulan lainnya. Sebagian salaf mengatakan, “Janilah seorang
Rabbani bukan seoarang Ramadhani”. Maksudnya, janganlah engkau taat dan beribadah kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala hanya terbatas pada bulan Ramadhan saja. Hidup kita semuanya
adalah masa-masa ketaatan kepada Allah Jalla wa ‘Ala. Allah Ta’ala berfirman,

ُ‫َوا ْعبُ ْد َربَّكَ َحتَّى يَْأتِيَكَ ْاليَقِين‬

“Dan sembahlah Rabb-mu hingga datang kematian menjemputmu.” (QS. Al-Hijr: 99).

Firman-Nya juga,

َ‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمون‬
َّ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح‬

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya;
dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran:
102).

Allah juga berfirman,

ٌ ْ‫ِإ َّن الَّ ِذينَ قَالُوا َربُّنَا هَّللا ُ ثُ َّم ا ْستَقَا ُموا فَاَل خَ و‬
َ‫ف َعلَ ْي ِه ْم َواَل هُ ْم يَحْ زَ نُون‬
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka
tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka
cita.” (QS. Al-Ahqaf: 13).

Dan firman-Nya,

َ‫ِإ َّن الَّ ِذينَ قَالُوا َربُّنَا هَّللا ُ ثُ َّم ا ْستَقَا ُموا تَتَنَ َّز ُل َعلَ ْي ِه ُم ْال َماَل ِئ َكةُ َأاَّل تَخَ افُوا َواَل تَحْ َزنُوا َوَأ ْب ِشرُوا بِ ْال َجنَّ ِة الَّتِي ُك ْنتُ ْم تُو َع ُدون‬

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan:
“Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah
yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS. Fushshilat: 30).

Ibadallah,

Ada sebuah permisalan yang perlu untuk diperhatikan. Bagaimana pendapat Anda sekalian jika
ada seorang perempuan yang memintal benang menjadi pakaian selama satu bulan sempurna.
Setelah selesai ia urai lagi pakaian yang telah jadi itu menjadi benang-benang? Mungkin Anda
akan mengatakan perempuan ini tidak pintar atau bodoh, atau perempuan ini tidak memiliki sifat
hikmah. Demikian pula yang Allah firmankan,

‫ت غ َْزلَهَا ِم ْن بَ ْع ِـد قُ َّو ٍة َأ ْن َكاثًا‬ َ َ‫َواَل تَ ُكونُوا َكالَّتِي نَق‬


ْ ‫ض‬

“Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah
dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali…” (QS. An-Nahl: 92).

Demikianlah, jika seorang hamba diberi taufik untuk menaati Allah Jalla wa ‘Ala, lalu ia
mengajak dirinya agar melakukan ketaatan kemudian setelah itu ia kembali lagi kepada
kerusakan dan merusak sendi-sendi yang sudah ia bangun. Keadaan ini sama halnya dengan
wanita yang telah memintal benang tadi, lalu merusak hasil yang telah ia upayakan.

Ibadallah,

Sesungguhnya waktu setelah Ramadhan adalah waktu bersyukur kepada Allah Tabaraka wa
Ta’ala,

َ‫َولِتُ ْك ِملُوا ْال ِع َّدةَ َولِتُ َكبِّرُوا هَّللا َ َعلَى َما هَدَا ُك ْم َولَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُون‬

“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah
atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185).

Dan kita ketahui bersama, melakukan kemaksiatan setelah sebelumnya kita mengamalkan
ketaatan adalah bukan wujud dari rasa syukur atas Dia yang memberikan taufik untuk taat, yaitu
Allah Jalla wa ‘Ala. Allah Ta’ala berfirman,
َ ‫ا ْع َملُوا‬
‫آل دَا ُوو َد ُش ْكرًا‬

“Beramallah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah).” (QS. Saba’: 13).

Ibdallah,

Marilah kita memuhasabah diri kita, menimbang amalan kita, dan merenungkan keadaan kita.
berlalunya bulan Ramadhan memang membuat kita sedih. Karena kita hidup di dalam ruang
waktu yang terbatas. Apabila waktu kita berakhir, selesai sudah umur kita di dunia. Karena itu,
berlalunya bulan demi bulan dan tahun demi tahun sebagai nasihat dan pengingat seorang
mukmin. Karena hari-hari, bulan-bulan, dan tahun-tahun yang kita lewati adalah bagian dari
umur kita. Umur kita berkurang seiring dengan bertambahnya bulan dan tahun yang kita lewati.
Hari, bulan, dan tahun yang kita habiskan semakin mendekatkan kita pada ajal kita.

Oleh karena itu, hendaknya kita merenung dan berpikir, terus memuhasabah diri dan menimbang
amal. Periksalah amalan kita sebelum nanti Allah yang memeriksa. Timbang-timbanglah
sebelum nanti ditimbang di hari kiamat. Hari ini, adalah masa-masa beramal tanpa ada hisab
perhitungan dan kiamat kelak adalah hisab perhitungan tanpa adanya amalan.

Ya Allah, ya Rabb kami, jadikanlah hari-hari kami adalah saat-saat dimana kami sibuk dalam
kebaikan dan ketakwaan. Bantulah kami untuk menaati-Mu ya Hayyu ya Qayyum. Tunjukilah
kami jalan yang lurus dan jangan biarkan kami bersandar kepada diri kami sendiri walau hanya
sekejap mata.

ٍ ‫َأقُوْ ُل هَ َذا القَوْ ِل َوَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ لِي َولَ ُك ْم َولِ َساِئ ِر ال ُم ْسلِ ِم ْينَ ِم ْن ُك ِّل َذ ْن‬.
َ ‫ب فَا ْستَ ْغفِرُوْ هُ يَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ِإنَّهُ هُ َو ال َغفُوْ ُر‬
‫الر ِح ْي ُم‬

Khutbah Kedua:

ُ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن محمداً َع ْب ُده‬, ُ‫ك لَه‬ َ ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬, ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َع ِظي ِْم اِإل حْ َسا ِن َوا ِس ِع الفَضْ ِل َوالجُوْ ِد َوا ِال ْمتِنَا ِن‬
‫صلَّى هللاُ َو َسلَّ َم َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه جْ َم ِع ْينَ َو َسل َم تَ ْسلِيْما ً َكثِ ْيرًا‬
َّ ‫َأ‬ َ ‫َو َرسُوْ لُهُ ؛‬
ُ‫ َوَأرْ َش َدهُ ِإلَى خَ ي ٍْر ُأ ُموْ ٍر ِد ْينِ ِـه َو ُد ْنيَاه‬، ُ‫ اِتَّقُوْ ا هللاَ تَ َعالَى ؛ فَِإ َّن َم ِن اتَّقَى هللاَ َوقَاه‬: َ‫ َأ َّما بَ ْع ُد َأيُّهَا ال ُمْؤ ِمنُوْ ن‬.

Ibadallah,

Jika bulan Ramadhan adalah bulan dimana kita diwajibkan untuk berpuasa telah berlalu, namun
bulan-bulan dimana kita dianjurkan untuk berpuasa sunnah tidaklah berlalu. Ada puasa ayyamul
bid, yakni puasa sunnah di setiap 3 hari pertengahan bulan, ada puasa senin dan kamis, ada puasa
10 Muharam, puasa Arafah, dll. semua puasa itu tetap ada seiring bergantinya bulan-bulan
qomariyah.

Dan saat ini kita berada di bulan Syawal. Di bulan Syawal terdapat masa-masa yang banyak
pahala dan keutamaan. Diriwayatkan dari Abu Ayyub al-Anshari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,

ِ ‫ضانَ ثُ َّم َأ ْتبَ َعهُ ِستًّا ِم ْن َشوَّا ٍل َكانَ َك‬


‫صيَ ِام ال َّد ْهر‬ َ ‫َم ْن‬
َ ‫صا َم َر َم‬
‫‪“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian menyertainya dengan berpuasa enam hari‬‬
‫”‪di bulan Syawal, maka seperti berpuasa satu tahun.‬‬

‫‪Ibadallah,‬‬

‫‪Mengamalkan enam hari puasa Syawal termasuk di antara tanda diterimanya puasa Ramadhan‬‬
‫‪kita. karena balasan dari kebaikan adalah kebaikan setelahnya. Dan puasa Syawal juga‬‬
‫‪merupakan perwujudan dari rasa syukur kepada Allah Tabawaka wa Ta’ala atas taufik-Nya‬‬
‫‪membantu kita menunaikan puasa Ramadhan.‬‬

‫‪Puasa Syawal juga sama kedudukannya seperti shalat wajib dengan shalat sunnah, dalam arti‬‬
‫‪puasa sunnah Syawal ini menutupi kekurangan-kekurangan yang ada pada puasa wajib di bulan‬‬
‫‪Ramadhan. Dan tentu saja keutamaannya sebagaimana telah disabdakan oleh Nabi shallallahu‬‬
‫‪‘alaihi wa sallam bahwa dengan berpuasa Syawal setelah puasa Ramadhan, kita dhitung‬‬
‫‪berpuasa selama satu tahun penuh.‬‬

‫‪Ya Allah, segala puji hanya untuk-Mu atas apa yang telah Engkau anugerahkan kepada kami‬‬
‫‪kebaikan demi kebaikan, ibadah satu ke ibadah yang lain. Ya Allah, segala puji bagi-Mu atas‬‬
‫‪nikmat yang tiada terputus dan anugerah yang tak terhitung dan tak terhingga.‬‬

‫ت ‪َ ،‬وال َعا ِج َز َم ْن َأ ْتبَ َع نَ ْف َسهُ ه ََواهَا َوتَ َمنَّى َعلَى‬ ‫ِّس ِم ْن ِعبَا ِد هللاِ َم ْن دَانَ نَ ْف َسهُ َو َع ِم َل لِ َما بَ ْع َد ال َموْ ِ‬ ‫َوا ْعلَ ُموْ ا – َرعَا ُك ُم هللاُ – َأ َّن ْال َكي َ‬
‫ُصلُّونَ‬
‫ك فِي ِكتَابِ ِه فَقَا َل ‪ِ﴿ :‬إ َّن هَّللا َ َو َماَل ِئ َكتَهُ ي َ‬‫صلُّوْ ا َو َسلِّ ُموْ ا َرعَا ُك ُم هللاُ َعلَى ُم َح َّم ِد اب ِْن َع ْب ِد هللاِ َك َما َأ َم َر ُك ُم هللاُ بِ َذلِ َ‬
‫هللاِ اَأل َمانِي ‪َ .‬و َ‬
‫ً‬ ‫ِّ‬
‫صلوا َعل ْي ِه َو َسل ُموا تَ ْسلِيما ﴾ [األحزاب‪]٥٦:‬‬ ‫َ‬ ‫ُّ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫َأ‬ ‫َّ‬
‫‪َ .‬على النبِ ِّي يَا يُّهَا ال ِذينَ آ َمنوا َ‬ ‫َ‬

‫آل‬‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد ‪َ ،‬وبَ ِ‬ ‫صلَيْتَ َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم ِإنَّ َ‬ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫اَللَّهُ َّم َ‬
‫ض اللَّهُ َّم ع َِن ال ُخلَفَا ِء الرَّا ِش ِد ْينَ اَألِئ َّم ِة ال َم ْه ِديِ ْينَ َأبِ ْي بَ ْك ِر‬ ‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد ‪َ .‬وارْ َ‬ ‫ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم ِإنَّ َ‬
‫ص َحابَ ِة َأجْ َم ِع ْينَ ‪،‬ـ َوع َِن التَابِ ِع ْينَ َو َمنْ‬ ‫ض اللهُ َّم َع ِن ال َّ‬‫َّ‬ ‫ق ‪َ ،‬وع ُْث َمانَ ِذيْ النُوْ َري ِْن‪َ ،‬وَأبِي ال َح َسن ْي ِن َعلِي‪َ ،‬وارْ َ‬
‫َ‬ ‫ْق ‪َ ،‬و ُع َم َر الفَارُوْ ِ‬ ‫الصِّ ِّدي ِ‬
‫َأل‬ ‫َأ‬
‫ك َوِإحْ َسانِكَ يَا ْك َر َم ا ْك َر ِم ْينَ‬ ‫ك َو َك َر ِم َ‬‫‪.‬تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َسا ٍن ِإلَى يَوْ ِم ال ِّد ْي ِن‪َ ،‬و َعنَّا َم َعهُ ْم بِ َمنِّ َ‬

‫ك َوال ُم ْش ِر ِك ْينَ ‪َ ،‬و َد ِّمرْ َأ ْعدَا َء ال ِّد ْينَ ‪ ،‬اَللَّهُ َّم ا ْنصُرْ ِإ ْخ َوانَنَا ال ُم ْسلِ ِم ْينَ اَلَّ ِذ ْينَ ي َُجا ِه ُدوْ نَ فِي‬ ‫اَللَّهُ َّم َأ ِع َّز اِإل ْساَل َم َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ‪َ ،‬وَأ ِذ َّل ال ِشرْ َ‬
‫ك بَِأ ْعدَا ِء ال ِّدي ِْن فَِإنَّهُ ْم اَل‬
‫ك يَا َذا ْال َجاَل ِل َواِإل ْك َر ِام ‪ ،‬اَللَّهُ َّم َو َعلَ ْي َ‬ ‫ك َو ُسنَّةَ نَبِيِّ َـ‬
‫ص َر ِد ْينَكَ َو ِكتَابَ َ‬‫ان ‪ ،‬اَللَّهُ َّم ا ْنصُرْ َم ْن نَ َ‬ ‫ك فِي ُكلِّ َم َك ٍ‬ ‫َسبِ ْيلِ َ‬
‫ُأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َّ‬
‫ك اللهُ َّم ِم ْن ُشرُوْ ِر ِه ْم ‪ .‬اَللهُ َّم آ ِمنَّا فِي وْ طَانِنَا َو صْ لِحْ ِئ َّمتَنَا َو ُواَل ِة ُموْ ِرنَا َواجْ َعلْ‬ ‫َّ‬ ‫ُ‬
‫ك فِي نُحُوْ ِر ِه ْم َونَعُوْ ذ بِ َ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬
‫ك ‪ ،‬اَللهُ َّم ِإنَّا نَجْ َعل َ‬ ‫ْج ُزوْ نَ َ‬ ‫يُع ِ‬
‫ضاكَ يَا َربَّ ال َعالَ ِم ْينَ‬ ‫ر‬
‫َ ََ ِ َ‬‫ع‬ ‫ب‬ ‫َّ‬ ‫ت‬‫ا‬ ‫و‬ ‫اكَ‬ ‫َ‬ ‫ق‬‫َّ‬ ‫ت‬‫ا‬ ‫و‬
‫َ‬ ‫ك‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ف‬ ‫ا‬ ‫خَ‬ ‫ْ‬
‫ن‬ ‫م‬ ‫ْ‬
‫ي‬ ‫ف‬ ‫َا‬
‫ُ َ ِ َ‬ ‫ن‬‫َ‬ ‫ت‬‫ي‬ ‫اَل‬ ‫و‬ ‫‪.‬‬

‫ت نُفُوْ َسنَا تَ ْق َواهَا ‪ ،‬زَ ِّكهَا َأ ْنتَ خَ ْي ُر َم ْن َز َّكاهَا َأ ْنتَ َولِيُّهَا َو َموْ اَل هَا ‪ .‬اَللَّهُ َّم ِإنَّا نَ ْسَألُكَ الُهدَى َوالتُّقَى َوال َعفَةَ َو ِ‬
‫الغنَى ‪ .‬اَللَّهُ َّم‬ ‫اَللَّهُ َّم آ ِ‬
‫ارنَا‬‫ْص ِ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ار ْك لنَا فِي ْس َما ْعنَا‪َ  ‬و ب َ‬ ‫َ‬ ‫ُّ‬
‫ت ِإلى النوْ ِر ‪َ ،‬وبَ ِ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُّ‬ ‫ْ‬ ‫َأ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َأصْ لِحْ َذاتَ بَ ْينِنَا ‪َ ،‬و ل ْ‬
‫ف بَ ْينَ قلوْ بِنَا ‪َ ،‬وا ْه ِدنَا ُسبُ َل ال َّساَل ِم ‪َ ،‬و خ ِرجْ نَا ِمنَ الظل َما ِ‬ ‫ِّ‬ ‫َأ‬
‫اجنَا َو ُذ ِّريَّاتِنَا َوَأ ْم َوالِنَا ‪َ ،‬واجْ َع ْلنَا ُمبَا َر ِك ْينَ َأ ْينَ َما ُكنَّا‬
‫‪َ .‬وَأ ْز َو ِ‬

‫َولَ ِذ ْك ُر هَّللا ِ َأ ْكبَ ُر َوهَّللا ُ يَ ْعلَ ُم َما تَصْ نَعُونَ ‪ِ ، ‬عبَا َد هللاِ ‪ :‬اُ ْذ ُكرُوْ ا هللاَ يَ ْذ ُكرْ ُك ْم ‪َ ،‬وا ْش ُك ُر ُو ْه َعلَى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم‬
Bulan Ramadhan telah berakhir dan kini waktu telah memasuki bulan Syawal yang diawali
dengan Idul Fitri. Di bulan Syawal terdapat amalan sunnah bulan Syawal yang dianjurkan untuk
dilaksanakan oleh umat muslim.

Umumnya masyarakat lebih mengenal amalan sunnah bulan Syawal hanya melakukan puasa
Syawal saja, yakni selama enam hari di awal bulan Syawal. Namun, tidak hanya puasa Syawal
saja yang menjadi amalan sunnah bulan Syawal.

Baca Juga: 15 Tempat Wisata di Bandung untuk Libur Lebaran 2022, Hits dan
Instagramable

Ternyata terdapat 8 amalan sunnah bulan Syawal 2022 selain puasa Syawal setelah Idul Fitri
yang akan dibahas di sini. Simak uraian berikut ini.

1. Sholat berjamaah

Amalan sunnah bulan Syawal yang pertama adalah sholat berjamaah. Di bulan Ramadhan


mayoritas umat muslim akan lebih bersemangat menjalankan sholat berjamaah di masjid
daripada bulan lainnya.

Alangkah baiknya kebiasaan sholat berjamaah ini terus dilakukan meskipun bulan Ramadhan
telah berakhir. Sholat berjamaah memiliki keutamaan lebih banyak dibanding sholat sendirian.

ً‫صالَ ِة ْالفَ ِّذ بِ َسب ٍْع َو ِع ْش ِرينَ د ََر َجة‬ َ ‫صالَةُ ْال َج َماعَة أ ْف‬
َ ‫ض ُل ِم ْن‬ َ
“Rasulullah SAW bersabda: Sholat berjamaah lebih utama dari sholat sendirian sebanyak 27
derajat,” (HR Bukhari: 645 dan Muslim: 650).

Baca Juga: Poco M4 5G Rilis Harga 2 Jutaan, Kamera Keren Chipset Tangguh

2. Sholat malam

Amalan sunnah bulan Syawal yang kedua adalah sholat malam. Bulan Syawal merupakan bulan
peningkatan ibadah. Ibadah yang telah dilakukan selama bulan Ramadhan hendaknya
dilanjutkan pada bulan Syawal ini, seperti ibadah sholat malam.

Di bulan Ramadhan sholat malam yang umum dilakukan berupa sholat tarawih. Sedangkan di


bulan Syawal sholat malam yang dapat dilakukan adalah sholat tahajud. Oleh demikian, sholat
malam berupa sholat tahajud dapat terus dikerjakan untuk menyambung pahala ibadah
Ramadhan.

‫صاَل ةُ اللَّي ِْل‬ َ ‫صاَل ِة بَ ْع َد ْالفَ ِر‬


َ ‫يض ِة‬ َ ‫ضانَ َش ْه ُر هَّللا ِ ْال ُم َح َّر ُم َوَأ ْف‬
َّ ‫ض ُل ال‬ َ ‫صيَ ِام بَ ْع َد َشه ِْر َر َم‬ َ ‫َأ ْف‬
ِّ ‫ض ُل ال‬
“Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah-Muharam-. Sebaik-
baik sholat setelah sholat wajib adalah sholat malam,” (HR Muslim: 1163).

3. Silaturahmi
Amalan sunnah bulan Syawal yang ketiga adalah silaturahmi. Bulan Syawal memiliki
keistimewaan karena ketika momentum Idul Fitri semua umat muslim melaksanakan silaturahmi.

Wujud silaturahmi yang umum terjadi di Indonesia adalah berkunjung ke rumah saudara, teman,
bahkan hingga melakukan mudik atau pulang kampung hanya demi dapat menjalin silaturahmi
dengan keluarga.

Umat muslim dianjurkan menjaga kedekatan antar sesama muslim dengan saling memaafkan


dari segala kekhilafan yang pernah dilakukan melalui silaturahmi.

Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa barang siapa yang menjaga silaturahmi ganjarannya ialah


perluasan rezeki.

“Nabi Muhammad SAW bersabda siapa saja yang ingin diluaskan rezeki dan dipanjangkan pengaruhnya,
maka sambunglah tali persaudaraan,” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

4. Puasa Syawal

Amalan sunnah bulan Syawal yang keempat adalah puasa Syawal selama enam hari yang dilakukan di
awal bulan Syawal.

Puasa syawal dapat dilakukan mulai hari kedua bulan Syawal karena di hari pertama (saat Idul Fitri)
dilarang untuk menjalankan puasa Syawal. Larangan puasa saat Idul Fitri sebagai pertanda bahwa puasa
Ramadhan telah berakhir.

Puasa Syawal selama enam hari ini menjadi pelengkap atau penyempurna amalan pada bulan
Ramadhan. Puasa Syawal memiliki keutamaan mendapatkan pahala setara setahun penuh.

ِ ‫ضانَ ثُ َّم َأ ْتبَ َعهُ ِستًّا ِم ْن َشوَّا ٍل َكانَ َك‬


‫صيَ ِام ال َّد ْه ِر‬ َ ‫َم ْن‬
َ ‫صا َم َر َم‬

"Nabi Muhammad SAW bersabda: Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa


enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh," (HR Muslim: 1164).

Baca Juga: Oppo Reno 5 hingga Oppo Reno 7, Cek 6 Harga Handphone Oppo 5G Murah
April 2022

5. Puasa Senin Kamis dan Ayyamul Bidh

Amalan sunnah bulan Syawal yang kelima adalah puasa Senin Kamis dan Ayyamul Bidh. Puasa
sunnah, seperti puasa Senin Kamis dan Ayyamul Bidh dapat menjadi penyempurna puasa wajib
setelah puasa Ramadhan.
‫صاِئ ٌم‬ َ ‫يس فَُأ ِحبُّ َأ ْن يُع َْر‬
َ ‫ض َع َملِى َوَأنَا‬ ِ ‫تُ ْع َرضُ اَأل ْع َما ُل يَوْ َم ا ِال ْثنَ ْي ِن َو ْال َخ ِم‬
“Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah)
pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang
berpuasa.”

ِ ‫اال ْثنَي ِْن َو ْالخَ ِم‬


‫يس‬ ِ ‫ َكانَ يَتَ َحرَّى‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ِإ َّن َرسُو َل هَّللا‬.
ِ ‫صيَا َم‬
“Aisyah ra berkata: Rasulullah SAW biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari Senin dan
Kamis.”

‫ض ٍر َواَل َسفَ ٍر‬ ِ ِ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم اَل يُ ْف ِط ُر َأيَّا َم ْالب‬
َ ‫يض فِي َح‬ َ ِ ‫َكانَ َرسُو ُل هَّللا‬
“Ibnu ‘Abbas ra berkata: Rasulullah SAW biasa berpuasa pada Ayyamul Bidh ketika tidak
bepergian maupun ketika bersafar.”

َ ‫ث َع ْش َرةَ َوَأرْ بَ َع َع ْش َرةَ َوخَ ْم‬


َ‫س َع ْش َرة‬ ُ َ‫ص ْمتَ ِمنَ ال َّشه ِْر ثَالَثَةَ َأي ٍَّام ف‬
َ َ‫ص ْم ثَال‬ ُ ‫يَا َأبَا َذرٍّ ِإ َذا‬

“Dari Abu Dzar, Rasulullah SAW bersabda: Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap
bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriah).”

Halaman:
1
2
3
4
5
Selanjutnya

Editor: Eneng Reni Nuraisyah Jamil

Tags

 Idul Fitri
 puasa Syawal
 amalan sunnah bulan Syawal
Gadis Ini Hasilkan 12 Miliar Rupiah dalam 28 Hari dengan Cara Ini

Jangan Baca Ini jika Kamu belum Siap Menjadi Kaya dalam 36 Hari!

Artikel Terkait

 Jadwal Sidang Isbat 2022 Idul Fitri 1 Syawal 1443 H,


Klik Link Live Streamingnya di Sini!
 4 LINK Live Streaming Sidang Isbat 2022 Penetapan
Idul Fitri 1 Syawal 1443 H
 HASIL SIDANG ISBAT 2022: Penentuan Idul Fitri 1
Syawal 1443 H Jatuh pada Tanggal 2 atau 3 Mei?
 Hilal 1 Syawal 2022 Tak Terlihat di Bandung,
Terpantau di NTT dan Lamongan
 HASIL SIDANG ISBAT 2022: Kemenag Umumkan
Idul Fitri 1 Syawal 1443 H Jatuh pada 2 Mei
 Bacaan Niat Puasa Syawal dan Kapan Waktu
Pelaksanaannya
 Puasa Syawal Dimulai Kapan? Simak Niat Puasa
Syawal
Konten Promosi

Wanita Dari Purwokerto Ini Hilangkan Ambeien Dalam 10 Hari


Ambewas

Ternyata Mata Kabur hingga Katarak Bisa Anda Hilangkan dengan Ini
Oqular

Jika Anda Menderita Diabetes, Anda Harus Membaca Ini!


Herbal GlucoActive

Bagi yang Mengalami Sakit Persendian, Wajib Baca Ini


Artrivit

Terkini
Niat Puasa Syawal 2022 dan 5 Keutamaannya, Setara Puasa
Setahun Penuh
Senin, 9 Mei 2022 | 11:53 WIB

Bacaan Injil dan Renungan Katolik untuk Senin 9 Mei 2022:


Yesus Gembala yang Sejati
Minggu, 8 Mei 2022 | 19:22 WIB

5 Ujud Doa Rosario Peristiwa Mulia Hari ini Minggu 8 Mei


2022
Minggu, 8 Mei 2022 | 18:25 WIB

3 Contoh Ujud Doa Rosario untuk Keluarga yang


Dikunjungi yang Baik dan Sederhana
Minggu, 8 Mei 2022 | 17:34 WIB
Teks Khutbah Jumat Hari ini, Mewujudkan Insan
Bertaqwa Pasca-Ramadhan
Jumat, 6 Mei 2022 | 10:29 WIB

Panduan Susunan Teks Misa Minggu Paskah 4 Hari Doa


Panggilan Sedunia ke-59 8 Mei 2022 Tahun C II
Jumat, 6 Mei 2022 | 10:08 WIB

Puasa Syawal atau Membayar Utang Puasa Ramadhan,


Mana yang Lebih Utama?
Kamis, 5 Mei 2022 | 16:42 WIB

Renungan Kristen Hari Ini Kamis 5 Mei 2022 Kekayaan


Kadang Menimbulkan Konflik
Rabu, 4 Mei 2022 | 23:51 WIB
Bacaan Injil dan Renungan Katolik untuk Kamis 5 Mei
2022: Yesus Memberi Kita Hidup
Rabu, 4 Mei 2022 | 20:35 WIB

Doa Peristiwa Rosario Hari Sabtu sebagai Renungan Ibadat


Bulan Maria 2022
Rabu, 4 Mei 2022 | 16:58 WIB

Kalender Liturgi Katolik Mei 2022, Lengkap dengan


Bacaan Pertama, Kedua, dan Injil Sampai 31 Mei
Rabu, 4 Mei 2022 | 15:38 WIB

Renungan Kristen untuk Rabu 4 Mei 2022: Mengasihi


Musuh
Selasa, 3 Mei 2022 | 22:42 WIB
Doa Rosario Peristiwa Terang, Gembira, Sedih, dan Mulia
Selasa, 3 Mei 2022 | 14:49 WIB

Tata Cara Puasa Syawal, Lengkap dengan Niat dan


Keutamaannya
Selasa, 3 Mei 2022 | 12:32 WIB

8 Amalan Sunnah Bulan Syawal 2022 Selain Puasa Syawal


Setelah Idul Fitri
Selasa, 3 Mei 2022 | 09:30 WIB

Puasa Syawal Dimulai Kapan? Simak Niat Puasa Syawal


Selasa, 3 Mei 2022 | 08:30 WIB
Bacaan Niat Puasa Syawal dan Kapan Waktu
Pelaksanaannya
Senin, 2 Mei 2022 | 11:50 WIB

Khotbah Katolik Misa Sabtu 30 April 2022 Berjalan


Bersama Yesus
Jumat, 29 April 2022 | 13:00 WIB

Perbedaan Mei Bulan Maria Oktober Bulan Rosario yang


Dirayakan Oleh Gereja Katolik
Jumat, 29 April 2022 | 12:48 WIB

Bacaan Injil dan Renungan Katolik Hari ini Sabtu 30 April


2022 Sertakan Yesus dalam Hidup Kita
Jumat, 29 April 2022 | 10:41 WIB

Anda mungkin juga menyukai