Anda di halaman 1dari 189

-i-

Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah


Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
Penerjemah:
Bahrudin Achmad

Googlekey : 4P88ZFDCLFQ

Editor :
Arman Paramansyah

Layout :
Manarul Hidayat

Penerbit :
Pustaka Al-Muqsith
Kota Bekasi Jawa Barat

Cetakan Pertama, Agustus 2021

Hak Cipta dilindungi Undang-undang


Dilarang memperbanyak dalam bentuk dan dengan cara apa
apapun tanpa izin dari penerbit.

All right reserved

ii
PENGANTAR PENERJEMAH

Al-hamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, kalimat


itulah yang paling tepat untuk penulis ucapkan, sebab dengan
hidayah iman, Islam, dan petunjuk-Nya penulis dapat
menyelesaikan penerjemahan buku ini. Shalawat dan salam
semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
sebagai rahmat bagi seluruh alam. Wa ba’du.
Mencermati kitab Risalah Ahlissunnah wal Jamaah
karya Kiai Muhammad Hasyim Asy’ari, kita akan mengetahui
bahwa penulisannya dilatar belakangi oleh munculnya
gerakan modernisme Islam di Indonesia. Menurut Andrée
Feillard (2009:6) kaum modernis membentuk organisasi yang
dikenal seperti Muhammadiyyah (1912), Al-Irsyad (1915), dan
Persatuan Islam (1923). Gerakan ini menurutnya adalah
gerakan kedua yang harus dihadapi kaum muslimin
Ahlussunnah wal Jamaah setelah gerakan puritanisme di
Sumatera Barat yang ditandai dengan pertentangan kaum
Paderi di satu sisi dan kaum sufi adat di sisi lain.
Gerakan ini menurut catatan Andrée Feillard dalam
bukunya NU vis-à-vis Negara adalah gerakan kedua yang
harus dihadapi kaum muslimin Ahlussunnah wal Jamaah
setelah gerakan puritanisme di Sumatera Barat yang ditandai
dengan pertentangan kaum Paderi di satu sisi dan kaum sufi
adat di sisi lain.

iii
Kitab Risalah Ahlissunnah wal Jamaah ini adalah
suatu bentuk usaha intelektual dalam mempertahankan
Islam Ahlussunnah wal Jamaah di Indonesia yang dilakukan
oleh Hadratussyekh. Pada perkembangan berikutnya,
perdebatan yang kian meruncing ini kemudian diupayakan
penyatuannya oleh Kiai Hasyim Asy’ari pada tahun 1930 di
dalam sebuah ceramahnya yang ditulis dengan judul “al-
Mawaidh” (wejangan-wejangan). Apa yang disebutkan
terakhir ini kemudian dicatat para pengamat seperti Martin
van Bruinnesen sebagai bentuk sikap nasionalisme sang kiai.
Para pemuka kaum muslimin dari berbagai mazhab dan
organisasi mengamininya dalam wujud pembentukan
organisasi konfederasi Islam Majelis Islam A’la Indonesia
(MIAI) pada tahun 1937 M.
Bahwa kitab Risalah Ahlissunnah wal Jamaah ini
dilatarbelakangi munculnya berbagai aliran Islam di
Nusantara, terlihat seperti dalam apa yang disampaikan oleh
Hadratussyekh dalam wacana pembuka pasal kedua kitab ini.
Secara eksplisit hal ini terungkap pada paragraf kedua pasal
itu. Hadratussyekh di dalamnya mengatakan:
“Kemudian terjadilah pada tahun 1330 (H) kelompok-
kelompok yang bermacam-macam, pandangan-pandangan
yang saling bertentangan, pendapat-pendapat yang
membingungkan, orang-orang yang memperebutkan
pengikut….” Kemudian dalam paragraf selanjutnya Kiai
Hasyim mengatakan: “Sebagian dari mereka ada yang
mengikuti pendapat Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha,
yang mana mereka berdua mengambil bid’ah dari
Muhammad bin Abdul Wahab….” (hal. 9).
Kitab ini sendiri terdiri dari 10 (sepuluh) pasal
ditambah dengan satu lagi khutbah kitab (pendahuluan).
Pasal pertama dari kitab ini setelah pendahuluan membahas
tetang pemahaman mengenai pengertian dari kata sunnah

iv
dan kata bid’ah. Masing-masing kedua istilah tersebut
dibahas dari segi tinjauan pengertian bahasa (etimologi) dan
pengertian istilah (terminologi).
Pasal kedua dari kitab ini membahas tentang kondisi
keagamaan (Islam) masyarakat Jawa (baca: Nusantara)
sebelum dan sesudah tahun 1330 H. Pasal ketiga membahas
tentang garis perjuangan ulama salaf, makna yang
terkandung dari istilah sawad al-a’dzam, dan pentingnya
berpegang teguh pada salah satu dari mazhab empat. Pasal
keempat dari buku ini menjelaskan tentang kewajiban
bermazhab bagi orang yang tidak memiliki keahlian ijtihad.
Pasal kelima dari buku ini menjelaskan kelaziman
untuk berhati-hati dalam mengambil (belajar) agama dan
ilmu, juga masalah keharusan berhati-hati dari fitnahnya ahli
bid’ah dan kaum munafiq dan para pemuka agama yang
menyesatkan. Pasal keenam membahas tentang hadits-hadit
mengenai merebaknya bid’ah dan kebodohan sebagai kondisi
akhir zaman. Pasal ketujuh mengulas soal keberdosaan orang
yang mengajak kepada kesesatan atau memberikan teladan
yang buruk.
Pasal kedelapan dari kitab ini membahas tetang
keterpecahan umat Islam kepada 37 (tiga puluh tujuh)
golongan serta kelompok-kelompok sesat di antaranya. Juga
penjelasan mengenai kelompok Ahlussunnah wal Jamaah
adalah satu-satunya yang selamat. Pasal kesembilan dari
kitab ini membahas tentang tanda-tanda hari kiamat sudah
dekat. Pasal kesepuluh dari kitab ini menjelaskan tentang
hadits-hadits yang berkaitan dengan kondisi orang mati yang
dapat mendengar dan berkata-kata.
Dengan membaca keseluruhan dari pasal-pasal kitab
ini, kita menjadi mengerti setidaknya dua hal. Pertama,
bahwa sebagaimana juga dikatakan oleh Martin van
Bruinnessen, kenyataan tuduhan bid’ah yang pada mulanya

v
ditujukan kaum modernis terhadap ulama pesantren telah
dinyatakan sebaliknya oleh para ulama tradisional dan
demikian pula Nahdlatul Ulama sebagaimana tercatat dalam
satutennya.
Kedua, bahwa para ulama tradisional tetap
berpegang teguh dan membela cara-cara keagamaan dengan
model bermazhab. Suatu hal yang sangat kontras dengan
cara-cara keberagamaan orang modernis. Hadratussyekh
sendiri, sebagai dijelaskan oleh Martin van Bruinnessen,
memilih pendekatan bermazhab kepada salah satu dari Imam
Empat (Madzahib Arba’ah) karena beliau baru menguasai 12
cabang dari 16 cabang ilmu yang harus dikuasai oleh seorang
mujtahid.
Penting untuk dikatakan di sini bahwa pada pasal
pertama kitab ini KH Hasyim Asy’ari menukil dan menjelaskan
pendapat dari Syekh Zarruq yang menjelaskan bahwa
penilaian akan suatu perbuatan, atau sesuatu apa pun
sebagai bid’ah harus dipertimbangkan dari tiga segi, yaitu (1)
dari segi adanya landasan atau tidak, termasuk pertimbangan
bertentangan dengan dalil atau tidak; (2) pengukuran dengan
kaidah-kaidah yang ditetapkan para imam dari ulama salaf;
dan (3) mempertimbangkan dari syawahid (pernyataan)
hukum yang kemudian diperinci ke dalam bid’ah yang wajib,
nadb (baik), haram, makruh, khilaf al-aula (berbeda dengan
yang utama), dan mubah (boleh).
Menurut Kiai Hasyim, para ulama telah menguraikan
penjelasan mereka tentang hadits seputar bid’ah, bahwa
yang dimaksud adalah perubahan i’tiqad (keyakinan) dari
sesuatu yang awalnya bukanlah ibadah menjadi diyakini
sebagai ibadah.
Dari penjelasan terakhir ini, maka kita menjadi
mengerti bahwa sesungguhnya perdebatan atau kritik dari
kaum puritan terhadap kaum tradisionalis adalah karena

vi
kesalahpahaman mengenai apa yang seharusnya dipahami
sebagai tradisi keagamaan dan dianggap sebagai ibadah.
Dalam bagian terakhir pasal pertama kemudian Kiai
Hasyim Asy’ari membela keabsahan tradisi keberagamaan
masyarakat tradisionalis yang sering dikritik kaum modernis
dan puritan. Beliau menegaskan keabsahan tradisi seperti
penggunaan tasbih, melafalkan niat, tahlil dan bersedekah
untuk mayit, yang mana itu semua tidak ada dalil yang
melarang. Sebagai bandingan, lalu Hadratussyekh
menjelaskan penilaian buruknya terhadap perilaku
menyimpang seperti judi di pasar malang dan permainan
undi dengan bantengan.
Kitab ini bermanfaat bukan hanya untuk memahami,
menilai, dan membeda mana ibadah mana tradisi, mana
sunnah mana bid’ah, tapi juga posisi keagamaan para ulama
pesantren saat itu yang direpresentasikan Hadratussyekh
Muhammad Hasyim Asy’ari, salah satu ulama paling
berpengaruh di bumi Nusantara.
Semoga buku terjemah ini senantiasa membawa
manfaat bagi siapa pun yang membacanya. Semoga Allah
SWT menjadikan amal ini sebagai berkah bagi kita semua.
Aamiin.

Bekasi, Agustus 2021

Bahrudin Achmad

vii
viii
DAFTAR ISI

Pengantar Penerjemah ................................................... iii


Biografi Singkat Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari ............. 1
Prakata dari Cucu Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari .... 9

Mukadimah .................................................................... 17
 Pasal Mengenai Sunnah Dan Bid’ah ........................ 19

 Pasal Mengenai Penduduk Jawa (Nusantara)


Bermadzhab Ahlusunnah Wal Jama’ah, Muncul Dan
Meluasnya Berbagai Bid’ah Di Jawa, Macam-Macam
Ahli Bid’ah Pada Zaman Ini ...................................... 35

 Pasal Mengenai Khittah Ajaran Salafussaleh,


Penjelasan Tentang “Assawaadul A’zham” Di Zaman
Ini, dan Mengenai Pentingnya Berpegang Teguh
Pada Salah Satu Madzhab Yang Empat ................... 57

 Pasal Mengenai Wajibnya Taqlid Bagi Orang Yang


Tidak Memiliki Keahlian Untuk Berijithad ............... 67

 Pasal Mengenai Bersikap Hati-Hati Dalam Belajar


Ilmu Agama Dan Keilmuan, Bersikap Hati-Hati

ix
Terhadap Fitnah Yang Dimunculkan Oleh Para Ahli
Bid’ah Dan Orang-Orang Munafiq, Serta Para Imam
Yang Menyesatkan. ................................................ 75

 Pasal Mengenai Hadits dan Atsar Sahabat Tentang


Hilangnya Ilmu Dan Tumbuhnya Kebodohan, Serta
Peringatan Nabi Muhammad Saw dan
Pemberitahuannya Bahwa Zaman Akhir Adalah Era
Terburuk. Dimana Umat Beliau Akan Mengikuti
Model-Model Pembaharuan, Bid’ah Dan Hawa
Nafsu, Dan Keberadaan Agama Hanya Akan Diikuti
Oleh Segelintir Orang .............................................. 83

 Pasal Mengenai Dosa Orang Yang Mengajak Pada


Kesesatan Atau Orang Yang Memberi Contoh Yang
Buruk ....................................................................... 93

 Pasal Mengenai Perpecahan Umat Nabi Muhammad


Saw Menjadi 73 Golongan, Dan Penjelasan Tentang
Asal Pokok Golongan Yang Sesat, Serta Penjelasan
Golongan Yang Selamat, Yakni Ahlussunnah Wal
Jama’ah ................................................................... 99

 Pasal Mengenai Tanda-Tanda Kiamat .................. 107

 Pasal Tentang Cerita Orang–Orang Yang Telah


Meninggal Dunia Dimana Mereka Tetap Mampu
Diajak Dialog, Mereka Tahu Siapa Yang

x
Memandikannya, Siapa Pula Yang Memikul Dan
Mengkafaninya, Juga Siapa Yang Memasukkannya
Keliang Kubur, Dan Juga Cerita-Cerita Tentang
Bagaimana Orang Yang Telah Wafat Itu Kembali
Menjalani Kehidupan Barunya Setelah Kembalinya
Ruh Pada Jasad .............................................. 151

Biografi Penerjemah .................................................... 173

xi
BIOGRAFI SINGKAT
HADRATUSSYEIKH HASYIM ASY’ARI

“…Kiai Hasyim Asy’ari dijuluki orang sebagai Hadratusy Syaikh,


yang artinya Sang Guru. Tidak hanya oleh mereka yang pernah
dididiknya, atau orang lain yang tidak pernah dididiknya, tetapi
juga oleh bekas guru-gurunya di berbagai tempat.”
--- KH. Abdurrahman Wahid, Khasanah Kiai Bisri Syansuri:
Pecinta Fiqih Sepanjang Hayat (Jakarta: Pensil-324, 2010), hal.
18.

KH Hasyim Asy'ari lahir pada Selasa Kliwon, 24


Zulkaidah 1287 Hijriah, bertepatan dengaan tanggal 14
Februari 1871 Masehi, di pesantren Gedang,
Tambakrejo, Kabupaten Jombang. KH Hasyim Asy'ari
lahir pada Selasa Kliwon, 24 Zulkaidah 1287 Hijriah,
bertepatan dengaan tanggal 14 Februari 1871 Masehi,
di pesantren Gedang, Tambakrejo, Kabupaten Jombang.
Dia merupakan anak ketiga dari 11 bersaudara, putra
dari pasangan Kiai Asy'ari dan Nyai Halimah. Dari jalur
ayah, nasab Kiai Hasyim bersambung kepada Maulana
Ishak hingga Imam Ja'tar Shadiq bin Muhammad Al-
Bagir. Sedangkan dari jalur ibu, nasabnya bersambung
kepada pemimpin Kerajaan Majapahit, Raja Brawijaya VI
(Lembu Peteng), yang berputra Karebet atau Jaka
Tingkir. Dalam sejarah tercatat Jaka Tingkir adalah raja

1
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

Pajang pertama (tahun 1568 M) dengan gelar Sultan


Pajang atau Pangeran Adiwijaya.

Belajar ke pesantren
Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang, KH.
Abdul Hakim Mahfudz mengungkapkan, Kiai Hasyim
mulai berkelana untuk belajar ke sejumlah pesantren di
usia 15 tahun. Dia pernah menjadi santri di Pesantren
Wonorejo Jombang, Pesantren Wonokoyo Probolinggo,
kemudian Pesantren Langitan Tuban, dan Pesantren
Trenggilis Surabaya. "Pada usia 15 tahun, beliau mulai
meninggalkan rumah, menjadi santri dan tinggal di
beberapa pesantren," ungkap Hakim Mahfudz kepada
Kompas.com, Rabu (22/4/2021). Merujuk pada buku
"Profil Pesantren Tebuireng", KH Hasyim Asy'ari
melanjutkan mencari ilmu ke Pesantren Kademangan,
Bangkalan, Madura, di bawah asuhan Kiai Kholil bin
Abdul Latif. Kemudian pada tahun 1307 Hijriah atau
tahun 1891 Masehi, Kiai Hasyim kembali ke tanah Jawa
dan belajar di Pesantren Siwalan, Panji, Sidoarjo, di
bawah bimbingan Kiai Ya'qub.

Memperdalam ilmu agama


Pada usia 21 tahun, Hasyim Asy'ari menikah
dengan Nafisah, salah seorang puteri Kiai Ya'qub.
Pernikahan itu dilangsungkan pada tahun 1892 M/1308
H. Tidak lama kemudian, Kiai Hasyim bersama istri dan
mertuanya berangkat ke Mekkah guna menunaikan
ibadah haji. Kesempatan di tanah suci juga digunakan
untuk memperdalam ilmu pengetahuan. Hampir seluruh
disiplin ilmu agama dipelajarinya, terutama ilmu hadis.

2
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

Namun, saat berada di Mekah, istri Hasyim Asy'ari


meninggal dunia. Demikian pula dengan anaknya yang
dilahirkan di Mekah. Sempat kembali ke tanah air,
Hasyim Asy'ari kembali ke Mekah.
Pada periode kedua kembali ke Mekah, Kiai
Hasyim rajin menemui ulama-ulama besar untuk belajar
dan mengambil berkah dari mereka. Karena
keilmuannya yang dinilai sudah mumpuni, KH Hasyim
Asy'ari dipercaya untuk mengajar di Masjidil Haram
bersama tujuh ulama Indonesia lainnya, antara lain
Syekh Nawawi al-Bantani dan Syekh Anmad Khatib al-
Minakabawi. Di Mekah, KH Hasyim Asy'ari memiliki
banyak murid dari berbagai negara. Beberapa muridnya,
antara lain Syekh Sa'dullah al-Maimani (mufti di
Bombay, India), Syekh Umar Hamdan (ahli hadis di
Mekkah), serta Al-Syihab Ahmad ibn Abdullah (Syiria).
Kemudian murid dari tanah air, antara lain KH Abdul
Wahab Chasbullah (Tambakberas, Jombang), K.H.R.
Asnawi (Kudus), KH Dahlan (Kudus), serta KH Bisri
Syansuri (Denanyar, Jombang), dan KH Shaleh (Tayu).
Pada tahun ketujuh di Mekah, tepatnya tahun 1899
(1315 H), KH Hasyim Asy'ari menikah dengan Khadijah,
putri Kiai Romli dari desa Karangkates, Kediri. Setelah
pernikahan itu, Kiai Hasyim bersama istrinya kembali ke
Indonesia.

Mendirikan pesantren
Pada 1899, KH Hasyim Asy'ari mendirikan
Pesantren Tebuireng. Awalnya, santri berjumlah
delapan, lalu tiga bulan kemudian meningkat menjadi 28
orang. Dua tahun setelah mendirikan pesantren,

3
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

Khadijah, istri KH Hasyim Asy'ari meninggal dunia, tanpa


meninggalkan putra. KH Hasyim kemudian menikah
dengan Nafiqoh, putri Kiai Ilyas, pengasuh Pesantren
Sewulan, Madiun, yang dikaruniai 10 anak. Pada akhir
1920-an, Nyai Nafiqoh wafat. Kiai Hasyim kemudian
menikah dengan Nyai Masyruroh, dan dikaruniai empat
anak.

Mendirikan Nahdlatul Ulama


Setelah mendapatkan masukan dari beberapa kiai
pengasuh pesantren, serta petunjuk gurunya, KH Kholil
bin Abdul Latif Bangkalan, KH Hasyim Asy'ari mendirikan
organisasi Nahdlatul Ulama. Organisasi kebangkitan
ulama itu secara resmi didirikan pada 16 Rajab 1344
hijriyah atau bertepatan dengan 31 Januari 1926
Masehi, dengan KH Hasyim Asy'ari dipercaya sebagai
Rois Akbar. Menurut KH Abdul Hakim Mahfudz,
pengasuh Pesantren Tebuireng, berdirinya NU bukan
sekedar keinginan untuk membangun barisan. NU
berdiri untuk merespons situasi dunia Islam kala itu,
yang sedang dilanda pertentangan paham, antara
paham pembaharuan dengan paham bermadzhab.
Dalam situasi pertentangan paham yang kian
meruncing, kata Hakim Mahfudz, NU hadir dengan
pemikiran yang lebih moderat. Cicit KH Hasyim Asy'ari
itu menjelaskan, pandangan NU yang lebih moderat,
pada akhirnya membuat interaksi dan komunikasi dunia
Islam menjadi lebih mudah. "Sehingga orang muslim di
Indonesia, terutama orang NU itu kalau bertemu dan
berinteraksi dengan orang muslim di dunia bisa
nyambung. Dibanding dengan sebelum ada NU," kata

4
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

Hakim Mahfudz, saat ditemui Kompas.com di Pesantren


Tebuireng, Rabu.

Melawan penjajah
Di masa penjajahan, KH Hasyim Asy'ari memiliki
pengaruh besar yang membuat Belanda dan Jepang
segan. Saat Belanda menjajah, KH Hasyim Asy'ari pernah
diberi anugerah bintang jasa. Namun pemberian dari
Belanda ditolak olehnya. Pada masa Belanda pula, Kiai
Hasyim pernah mengeluarkan fatwa jihad melawan
penjajah, serta fatwa haram pergi haji dengan naik kapal
milk Belanda. Menurut Achmad Zubaidi, Dosen UIN
Jakarta, Dalam buku KH Hasyim Asy'ari; Pengabdian
Seorang Kiai untuk Negeri, fatwa tersebut membuat
Belanda kelimpungan. Fatwa jihad melawan penjajah
memantik perlawan terhadap Belanda di berbagai
tempat. Kemudian fatwa haram pergi haji dengan naik
kapal milk Belanda, membuat banyak jemaah calon haji
yang membatalkan keberangkatan ke tanah suci.
Sementara pada masa pendudukan Jepang, KH Hasyim
Asy'ari pernah ditahan karena menolak melakukan
penghormatan ke arah Tokyo setiap pagi.

Mencetuskan resolusi jihad


Di masa awal Indonesia merdeka, Belanda dengan
membonceng NICA bermaksud kembali menduduki
Indonesia. Untuk menyelamatkan kemerdekaan
Indonesia, KH Hasyim Asy'ari bersama para ulama
mengeluarkan resolusi jihad untuk melawan pasukan
Belanda dan sekutu. Resolusi jihad yang ditandatangani
di Surabaya tersebut mampu membangkitkan spirit

5
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan


Indonesia. Pada waktu selanjutnya, fatwa jihad itu
memunculkan gerakan perlawanan di mana-mana
terhadap tentara Belanda dan sekutu. Salah satu yang
terbesar dan heroik, yakni pertempuran di Surabaya
oleh arek-arek Suroboyo, pada 10 November 1945.
KH Hasyim Asy'ari wafat pada 25 Juli 1947.
Jenazahnya dikebumikan di Pesantren Tebuireng
Jombang. Satu dari sekian banyak kontribusi besar KH
Hasyim Asy'ari terhadap bangsa Indonesia, yakni
menyatukan dua kubu yang berseteru untuk
menentukan dasar Negara Indonesia yang baru lahir.
Atas petunjuk KH Hasyim Asy'ari, para ulama yang
terbelah menjadi dua kubu dalam menentukan dasar
Negara Indonesia, akhirnya menyepakati penghapusan
tujuh kata pada Piagam Jakarta. Penghapusan tujuh kata
pada Piagam Jakarta tersebut, selain menghentikan
polemik dasar negara, juga menjaga persatuan dan
kesatuan Indonesia dalam bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Atas jasanya semasa hidup
terhadap negara, Hadhratusy Syeikh Hasyim Asy'ari
ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 17
November 1964.

Karya dan pemikiran


K.H. Hasjim Asy'ari banyak membuat tulisan dan
catatan-catatan. Sekian banyak dari pemikirannya,
setidaknya ada empat kitab karangannya yang
mendasar dan menggambarkan pemikirannya; kitab-
kitab tersebut antara lain:

6
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

 Risalah Ahlis-Sunnah Wal Jama'ah: Fi Hadistil Mawta


wa Asyrathis-sa'ah wa baya Mafhumis-Sunnah wal
Bid'ah (Paradigma Ahlussunah wal Jama'ah:
Pembahasan tentang Orang-orang Mati, Tanda-
tanda Zaman, dan Penjelasan tentang Sunnah dan
Bid'ah).
 Al-Nuurul Mubiin fi Mahabbati Sayyid al-Mursaliin
(Cahaya yang Terang tentang Kecintaan pada Utusan
Tuhan, Muhammad SAW).
 Adab al-alim wal Muta'allim fi maa yahtaju Ilayh al-
Muta'allim fi Ahwali Ta'alumihi wa maa
Ta'limihi (Etika Pengajar dan Pelajar dalam Hal-hal
yang Perlu Diperhatikan oleh Pelajar Selama Belajar).
 Al-Tibyan: fin Nahyi 'an Muqota'atil Arham wal
Aqoorib wal Ikhwan (Penjelasan tentang Larangan
Memutus Tali Silaturrahmi, Tali Persaudaraan dan
Tali Persahabatan)[11]
 Muqaddimah al-Qanun al-Asasi li Jam’iyyat
Nahdlatul Ulama. Dari kitab ini para pembaca akan
mendapat gambaran bagaimana pemikiran dasar dia
tentang NU. Di dalamnya terdapat ayat dan hadits
serta pesan penting yang menjadi landasan awal
pendirian jam’iyah NU. Boleh dikata, kitab ini
menjadi “bacaan wajib” bagi para pegiat NU.
 Risalah fi Ta’kid al-Akhdzi bi Mazhab al-A’immah al-
Arba’ah. Mengikuti manhaj para imam empat yakni
Imam Syafii, Imam Malik, Imam Abu Hanifah dan
Imam Ahmad bin Hanbal, tentunya memiliki makna
khusus sehingga akhirnya mengikuti jejak pendapat
imam empat tersebut dapat ditemukan jawabannya
dalam kitab ini.

7
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

 Mawaidz. Adalah kitab yang bisa menjadi solusi


cerdas bagi para pegiat di masyarakat. Saat Kongres
NU XI tahun 1935 di Bandung, kitab ini pernah
diterbitkan secara massal. Demikian juga Prof Buya
Hamka harus menterjemah kitab ini untuk
diterbitkan di majalah Panji Masyarakat, edisi 15
Agustus 1959.
 Arba’ina Haditsan Tata’allaqu bi Mabadi’ Jam’iyyat
Nahdlatul Ulama. Hidup ini tak akan lepas dari
rintangan dan tantangan. Hanya pribadi yang
tangguh serta memiliki sosok yang kukuh dalam
memegang prinsiplah yang akan lulus sebagai
pememang. Kitab ini berisikan 40 hadits pilihan yang
seharusnya menjadi pedoman bagi warga NU.
 Al-Tanbihat al-Wajibat liman Yushna’ al-Maulid bi
al-Munkarat. Kitab ini menyajikan beberapa hal yang
harus diperhatikan saat memperingati maulidur
rasul.

8
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

PRAKATA DARI CUCU


HADRATUSSYEIKH HASYIM ASY’ARI

ٌ‫مُقَدِّمَةٌ َوتَ ْم ِهيْد‬


Dengan nama Allah yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang

ْ‫مص مد ُق‬
ْ ‫ مو ُه موْ أ‬،‫ْي‬ ْْ ِ ْ‫مَحْ ًدا موَتمْ ِج ْي ًدا لِ مم ْنْ قمالم‬
ِ ْ ِ‫ف كِتمابِِْه ال ُْمب‬
ِ
ْ،‫ْي‬ ‫الْ مقائِل ْ م‬
Segala Puji dan Keagungan senantiasa kita curahkan
kepada Dzat yang telah berfirman di dalam kitabnya Al-
Qur’an yang berfungsi sebagai pemberi penjelasan, ialah
Dzat yang paling benar Qoulnya (firman).

9
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

‫ي أ ْمر مس مْل مر ُس ْولمْهُ ِِب ْْلُمدى موِديْ ِنْ ا ْْلمِْق لِيُظْ ِه مرْهُ معلمى‬ ْْ ‫( ُه مْو الَّ ِذ‬
ْ )‫الديْ ِْن ُكلِ ِْه مولم ْْو مك ِرمْه ال ُْم ْش ِرُك ْو مْن‬
ِ

“Dialah Dzat yang mengutus rasul-Nya dengan


membawa petunjuk dan agama yang haq, agar
dimenangkannya terhadap semua agama, sekalipun
orang-orang musyrik membencinya”

ْ‫ص مَل ًْة موتم ْسلِ ْي ًما معلمى مسيِ ِد مْن مو مش ِف ْي ِعنما مومو ِس ْي لمتِنما إِ م‬
ْ‫ل مربِنما ُُمم َّمد‬ ‫م‬
،‫أ َّمما بم ْع ُد‬: {‫املْ مقائِ ِْل‬
Shalawat dan salam senantiasa tetap terlimpah
curahkan kepada junjungan kita, nabi yang menjanjikan
syafa’at-nya kepada kita, Rasul yang menjadi wasilah
kita untuk menuju Tuhan, ialah Nabi Muhammad Saw
yang telah bersabda :

ِ ‫اب‬ ُْ ‫ث كِتم‬ ْ‫ق ا ْْلم ِديْ م‬


،‫ي ُُمم َّمد‬ُْ ‫ي مه ْد‬ ِْ ‫ مو مخ ْي ُْر ا ْْلم ْد‬،‫هللا‬ ْ ‫فمِإ َّْن أ‬
ْ‫مص مْد م‬
ْ‫ موُكلْ بِ ْد معة‬،ٌ‫ موُكلْ ُُْم مدثمةْ بِ ْد معة‬،‫مو مشرْ األ ُُموِْر ُُْم مد مَثتُ مها‬
ِ ‫ وعلمى آلِِْه وأمصحابِِْه وأمتْ ب‬،}‫ف النَّا ِْر‬
،‫اع ِه‬ ْ ِ ْ‫ض مَللمة‬ ‫وُكلْ م‬،
‫م ْم م م‬ ‫مم‬ ‫ض مَللمةٌ م‬ ‫م‬
.‫ار‬ ‫ف اللَّْي ُْل موالن م‬
ُْ ‫َّه‬ ْ‫ْي مما ا ْختم لم م‬ ِْ ْ ‫ص مَل ًْة مو مس مَل ًما مدائِ مم‬
ِْ ْ ‫ْي ُمتم مَل ِزمم‬ ‫م‬
“Sungguh sebenar-benarnya hadits / ucapan adalah
kitabullah “Al-Qur’an”. Sebaik-baiknya petunjuk adalah

10
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

petunjuk Rasulullah Muhammad Saw, dan seburuk-


buruknya perkara adalah perkara baru yang tidak
berdasar agama, setiap perkara yang baru adalah bid’ah,
segala bid’ah adalah penyimpangan, dan setiap
penyimpangan adalah bermuara pada Neraka”.

ْ ،‫موبم ْع ُد‬
ْ‫اح م‬
‫ث‬ ِ ‫اص مْد م ِفي مدةْ ومب‬ ِ ‫ي معلمى م مق‬ ْْ ‫اب مجلِ ْي ٌْل مَْيتم ِو‬ٌْ ‫فم مه مذا كِتم‬
‫ُ ْ م مم‬ ‫م‬
‫ل مَتْ ِق ْي ِْق ال مْع مقائِ ِْد‬
ْ‫ْي إِ م‬ ِ ‫ْي الْم ْحتم‬
ْ‫اج ْ م‬ ِِ ِ
ُ ْ‫ تم ْن مف ُْع ال ُْم ْسلم ْ م‬،‫معديْ مدة‬
‫َّاجيمِْة الَّ ِذيْ مْن ُه ْْم أ ْمه ُْل‬
ِ ‫اع ِِبل ِْفرقمِْة الن‬
ْ ِْ ‫ل ْاْل ْجت مم‬
ِ ِ ْ‫ وإِ م‬،‫الديْنِيَّ ِة‬
‫م‬
ِ
،‫اع ِة‬
‫السن َِّْة موا ْْلم مم م‬
Waba’du :
Risalah ini adalah merupakan karya besar yang memuat
beberapa doktrin ajaran yang sangat berfaidah, juga
beberapa pembahasan yang sangat dibutuhkan oleh
kaum Muslim dalam rangka mengokohkan Aqidah
agamanya, agar mereka masuk dalam bingkai “Firqah al-
Najiyah”, golongan yang selamat yakni “Ahlu al-Sunnah
wa al-Jama’ah”.

ِ ْ ْ ‫ت الْمب تم ِد ِع‬ ‫مرَّْد فِ ْي ِْه ُم مؤلُِف ْهُ معلمى م‬


ْ‫ح‬
‫ص َّر م‬
‫ مو م‬،‫ْي‬ ‫ض مَل مْل ِْ ُ ْ م‬
‫ْي الْ مكاذبِ ْ م‬
ْ‫ْح ِديْ مْن الضَّالِ ْ م‬
.‫ْي‬ ِ ‫ات الْمل‬
ِ
ُ ْ ‫ف ْي ْه ُشبُ مه‬
ِِ

11
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

Dalam kitab ini penulis melakukan counter terhadap


para ahli Dlolalah / para pembuat bid’ah yang
merupakan sumber dari segala sumber kebohongan.

ِ ‫ فِي ِْه لِل‬،‫ح وب يا ٌن‬ ِ


‫ْم ْسل ِم ْ م‬
ْ‫ْي‬ ُ ْ ‫ موتم ْوض ْي ٌْ م م م‬،‫فم ُه مْو إِ ًذا ُح َّج ْةٌ موبُ ْرمها ٌن‬
ِ ِ
ُ‫ إِ ْذ مح َّق مْق فِ ْي ِْه ُم مؤل ُف ْه‬،ٌ‫ مومْلُْْم فِ ْي ِْه مَنما ْةٌ مو مس مَل ممة‬،ٌ‫ع َّزْةٌ مومك مر مامة‬
.‫اع ِْة‬
‫الص ِح ْي مح مْة معلمى طم ِريْ مق ِْة أ ْمه ِْل السن َِّْة موا ْْلم مم م‬
َّ ‫ال مْع مقائِ مْد‬
Dari itulah kitab ini merupakan “Hujjah”, argumentasi
dan dalil, serta penjelasan yang sangat mendasar bagi
kemuliaan kaum muslimin, untuk kemudian dapat
mengantarkan keselamatan dan kebahagiaan mereka,
dengan ini pula penulis melakukan indoktrinasi melalui
beberapa aqidah yang benar ‘Ala thariqati Ahli Sunnah
Wal Jama’ah.

‫ موقم ْد اِ ْختم لم م‬،‫ك‬


ْ‫ط‬ ‫ل مذلِ م‬ ْ‫اج ًْة إِ م‬
‫ْي الْيم ْومْم أم مشدْ مح م‬ ْ‫ش ُْر ال ُْم ْسلِ ِم ْ م‬
‫مومم ْع م‬
ِ ‫س معلمي ِه ْم ام ْْلقْ ِِبلْب‬ ِ ِ ِ
،‫اط ِل‬ ‫ موالْتم بم مْ ْ ْ م م‬،‫في ِه ْْم امْألمفماض ُْل ِِب ْأل ممراذ ِل‬
‫ص ُْر إِ ْد مرا ُك ْهُ مع ْْن فم ْه ِْم‬ ِ ِ ِ
ُ ‫ ِمَّ ْْن يم ْق‬،‫ص َّد مْر ل ْل مف ْت موى ُكلْ مجاهل‬ ‫موتم م‬
‫هللاُ معلمْي ِْه مو مسلَّ مْم‬
ْ ‫صلَّى‬ ِ ِ ِ ْ‫هللا تم ع م‬ ِ ِْ ‫كِت‬
‫ال مو ُسن َّْة مر ُس ْول ْه م‬ ‫اب ْ م‬ ‫م‬
Saat ini, kaum muslimin sangat membutuhkan doktrin-
doktrin ajaran yang benar, karena sungguh telah terjadi
pencampuradukan ajaran dikalangan orang-orang yang

12
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

mulia (para pemegang otoritas keagamaan) dengan


orang-orang awam yang merendahkan martabat
keagamaan, hingga tampak terjadi pembiasan,
kesamaran antara yang “Haq” dan yang “Bathil”. Banyak
orang yang bodoh mulai berani maju berfatwa, padahal
wawasan dan pemahaman mereka terhadap kitabullah
dan sunnah Rasulullah SAW.

ْ‫س‬ ِ ِ‫اح موالتَّ ْدق‬


ِ ‫ بم ِع ْي ًدا مع ِنْ التَّلبِْي‬،‫يق‬ ِْ ‫ض‬‫اب ِِب ِْْليْ م‬ُْ ‫ْكتم‬ ِ ‫اء ال‬ ْ‫فم مج م‬
‫ لِيم ْب تم ِع ُد ْوا مع ْْن مم مواقِ ِْع ا ْْلمْه ِْل موالض م‬،‫موالت َّْز ِويْ ِق‬
‫ مويم ُك ْونُ ْوا‬،‫ََّل ِل‬
.‫ال‬ِْ ‫ال مو ْاألمفْ مع‬
ِْ ‫ف ْاألمق مْو‬ ْ‫ُم موفَِّق ْ م‬
ْ ِ ‫ْي‬
Al-Qur’an telah datang untuk memberi penjelasan
segala permasalahan secara detail dan terhindar dari
segala pencampuradukan dan penyimpangan. Dengan
demikian sangatlah memungkinkan dan seharusnya
kaum Muslimin dapat terselamatkan dari kebodohan
dan kesesatan, hingga Muwafiq (selaras) dalam
perkataan dan perbuatan.

ِ ‫خ ُُمم َّم ْد مه‬


ْ‫اش ْم‬ َّ ُ‫ موقم ْد مكا مْن ُم مؤلُِف ْهُ ال مْع ََّل مم ْة‬،‫ف مْل‬
ُْ ‫الش ْي‬ ْ‫مومك ْي م‬
‫اء إِنْ ُد ْونِْي ِسيما موِم ْْن‬ِْ ‫ال ِم ْْن أم مكابِ ِْر عُلم مم‬ ْ ُ‫أم ْش مع ِري مرَِحمْه‬
ْ‫هللاُ تم مع م‬
ِ‫ و ِه ْي مَجْ ِعيَّْةٌ معروفمْةٌ بِ ُق َّوْة‬،‫ض ِْة الْعلمم ِاء‬ ِِ ِِ
ُْ‫م‬ ‫ُم مؤسس ْْي مَجْعيَّْة نم ْه م ُ م م م‬

13
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

ْ‫اد ِه ْْم معلمى ِخطَِّة‬


ِ ‫ْي و ِش َّد ْةِ ا ْعتِم‬
‫م‬
ِ ِْ‫سن َِّْة مخ م‬
‫ات النَّبيِ ْ مْ م‬ ُْ ِ‫مَتمس ِك ِه ْْم ب‬
.‫ْي‬ َّ ‫مس مَلفِ ِه ْْم ام‬
ْ‫لصاْلِِ ْ م‬ ْ‫أ‬
Bagaimana tidak, Penulis kitab ini Hadratus Syaikh al-
‘Allamah Muhammad Hasyim Asy’ari, adalah salah
seorang ulama terkemuka Indonesia dan termasuk
pencetus berdirinya jam’iyah Nahdlotul Ulama yakni
sebuah Organisasi kemasyarakatan yang telah dengan
konsisten memegangi “Sunnata Khatamin Nabiyyiin”,
menjaga dan membentengi thariqah atau jalan hidup
yang telah dibangun oleh Salafuna al – Sholih.

ْ‫ُص ْولِ ِه‬ ِ ِ ْ‫هللا تم ع م‬


ُ ‫ موغم مف مْر لمهُْ موِأل‬،‫ال ُم مؤل مف ْهُ مخ ْي ًرا مكث ْي ًرا‬ ‫فم مجْمزى ُْ م‬
ِ ِِ ِ ِِ
‫ مو مج مع مْل‬،‫ْي‬ ‫ مونم مف مْع بِْه موبِعُلُ ْوم ْه ال ُْم ْسل ِم ْ م‬،‫ارا‬ ً ‫موفُ ُرْوع ْه إِنَّْهُ مكا مْن غم َّف‬
. ‫ْي‬ ِْ ‫مع مملمْهُ ِم ْْن إِ ْحيم‬
ْ‫اء ُسن َِّْة مسيِ ِْد ال ُْم ْر مسلِ ْ م‬
Mudah-mudahan Allah Swt. melimpahkan segala
kebaikan dan ampunan-Nya kepada beliau, semua orang
tua beliau dan seluruh keturunan beliau. Engkaulah Dzat
yang Maha Pengampun. Mudah-mudahan Allah SWT.
memberikan kemanfaatan atas kitab dan keilmuwan
beliau bagi seluruh kaum Muslimin dan menjadikannya
sebagai cahaya yang menghidupkan sunnah Rasulillah
Saw.

14
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

ْ‫ص ْحبِ ِه‬ ِِ ِ


‫هللاُ معلمى مسيِد مْن ُُمم َّم ْد مو معلمى آل ْه مو م‬ ْ ‫صلَّى‬ ‫ مو م‬،ْ ‫مه مذا‬
ْ‫ب ال مْعالم ِم ْ م‬
.‫ْي‬ ِْ ‫ موا ْْلم ْم ُْد‬،‫مو مسلَّ مم‬
ِْ ‫لل مر‬
Demikian, semoga Rahmat Allah Swt senantiasa
terlimpah curahkan pada baginda nabi besar
Muhammad Saw, seluruh keluarganya, dan Sahabat-
Sahabatnya.
Wa Alhamdulillah ‘Alamin.

ْ 1418‫ رجب‬1 ،‫تبوئرنج‬


‫كتبه سبط املؤلف ُممد عصام حاذق‬
Tebuireng, 1 Rajab 1418 H
Ditulis oleh Sang Cucu
Muhammad Ishom Hadziq

15
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

16
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

MUKADIMAH


Dengan nama Allah yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang

ْ‫الس مَل ُْم معلمى مسيِ ِد من‬ َّ ‫ مو‬, ‫لل ُش ْك ًرا معلمى نم موالِِْه‬
َّ ‫الص مَل ْةُ مو‬ ِْ ‫ام ْْلم ْم ُْد‬
ْ ,‫ُُمم َّمدْ مْوﺁلِِْه‬

Segala puji bagi Allah, sebagai sebuah ungkapan rasa


syukur atas segala anugerah-Nya. Shalawat dan Salam
mudah-mudahan terlimpah curahkan kepada junjungan
kita, Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam dan
seluruh keluarga beliau.

17
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

ِْ ْ‫ت فِ ْي ِْه مش ْي ئًا ِم ْْن مح ِدي‬


‫ث ال مْم ْوتمى‬ ٌْ ‫ فم مه مذا كِتم‬: ‫موبم ْع ُْد‬
ُْ ‫اب أ ْمو مد ْع‬
‫ان السن َِّْة‬ِْ ‫ مو مش ْي ئًا ِم مْن الْ مك مَلِْم معلمى بميم‬, ‫اع ِْة‬ ‫الس م‬
َّ ‫اط‬ ِْ ‫موأم ْش مر‬
ْ ,‫َّص ْي مح ِْة‬
ِ ‫ص ِْد الن‬ ْ ‫ث بِمق‬ ِ ‫و مشي ئًا ِم ْن ْاألمح‬, ‫والْبِ ْد مع ِْة‬
ِْ ْ‫ادي‬ ‫م ْ م م‬ ‫م‬
Waba’du : Apa yang akan hadir dalam kitab ini, saya
sampaikan beberapa hal antara lain: Hadits-Hadits
tentang orang-orang yang mati, tanda-tanda hari
Qiamat, penjelasan tentang Sunnah dan Bid’ah , dan
beberapa hadits yang berisi nasehat-nasehat agama.

ْ‫أم ْن يم ْن مف مْع بِِْه نم ْف ِس ْي‬, ‫ال‬ِْ ‫اْلبْتِ مه‬


ِْ ‫ف‬ َّْ ‫هللا الْ مك ِرِْْي أ ُممدْ ام ُك‬ِْ ‫ال‬ ْ‫مو م‬
, ‫صا لِمو ْج ِه ِْه الْ مك ِرِْْي‬ ِ ِ
ً ‫ موأم ْن مَْي مع مْل مع ممل ْْي مخال‬, ‫ال‬ ِْ ‫ال ِم مْن ا ْْلَُّه‬
ْْ ِ ‫موأ ْممثم‬
, ‫ص ْوِْد‬ ُ ‫ف ال مْم ْق‬ ِْ ‫ع‬ ِْ ‫ مو مه مذا أ مموا ُْن الش ُرْو‬, ‫ف مرِح ْي ٌْم‬ ٌْ ‫إِنَّْهُ مج موا ٌْد مرُؤْو‬
.‫ك ال مْم ْعبُ ْوِْد‬ِْ ِ‫بِ مع ْو ِْن ال مْمل‬
Kepada Allah, Dzat Yang Maha Mulia kutengadahkan
telapak tangan, ku berdoa dengan sepenuh hati,
kumohonkan agar kitab ini memberikan manfaat untuk
diri kami dan orang-orang bodoh semisal kami. Mudah-
mudahan Allah menjadikan amal kami sebagai amal
shalih Liwajhillahil Kariem, karena Ia_lah Dzat Yang
Maha Pemurah, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Dengan segala pertolongan Allah Dzat yang disembah,
penyusunan kitab ini dimulai.

18
‫‪Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah‬‬

‫‪PASAL‬‬
‫‪MENGENAI SUNNAH DAN BID’AH‬‬

‫فَصْلٌ‬
‫فِيْ َبيَانِ السُّنَّةِ وَا ْلبِدْعَةِ‬

‫ف ُكلِيَّتِِْه ‪ :‬لُغمةًْ‬ ‫َّم موالتَّ ْش ِديْ ِْد مك مما قمالمْ أمبُو الْبم مق ِْ‬
‫اء ِ ْْ‬ ‫املسنَّْةُ ِِبلض ِْ‬
‫املطَّ ِريْ مق ْةُ ولم ْو غمْي ْر مر ِ‬
‫ضيَّةْ ‪.‬‬ ‫م ْ م مْ‬
‫‪Lafazh Assunnah dengan dibaca dlammah sinnya dan‬‬
‫‪diiringi dengan tasydid, sebagaimana dituturkan oleh‬‬
‫‪Imam Al-Baqa` dalam kitab ‘Kulliyat’-nya secara‬‬
‫‪etimologi adalah Thariqah (jalan), sekalipun yang tidak‬‬
‫‪diridloi.‬‬

‫الديْ ِْن مسلم مك مها‬‫ف ِ‬ ‫ضيَِّْة ال مْم ْسلُ ْومك ِْة ِ ْ‬ ‫و مشر ًعا اِ ْس ْم لِلطَّ ِريْ مق ِْة الْمر ِ‬
‫مْ‬ ‫ٌ‬ ‫م ْ‬
‫ف ِ‬
‫الديْ ِْن‬ ‫هللاُ معلمْي ِْه مو مسلَّ مْم ام ْْو غمْي ُرْهُ ِِمَّ ْْن عُلِ مْم ِ ْ‬
‫صلَّى ْ‬ ‫مر ُس ْولُْ ِْ‬
‫هللا م‬
‫هللاُ معلمْي ِْه مو مسلَّ مْم ‪:‬‬
‫صلَّى ْ‬ ‫ِ ِِ‬ ‫الصحاب ِْة ر ِ‬
‫هللاُ مع ْن ُه ْْم ل مق ْول ْه م‬‫ض مْي ْ‬ ‫مك َّ م م م‬

‫‪19‬‬
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

Menurut terminologi syara’ Assunnah merupakan


Thariqah (jalan) yang diridloi dalam menempuh agama
sebagaimana yang telah ditempuh oleh Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wasallam atau selain beliau, yakni
mereka yang memiliki otoritas sebagai panutan di dalam
masalah agama seperti pada para
sahabat radhiyallaahu ‘anhum. Hal ini didasarkan pada
sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam:

ْْ ‫اش ِديْ مْن ِم ْْن بم ْع ِد‬


.‫ي‬ ِ ‫الر‬ ِْ ‫اْلُلم مف‬
َّ ‫اء‬ ْ ‫َّت مو ُسن َِّْة‬
ْْ ِ ‫سن‬ ِ
ُ ‫معلمْي ُك ْْم ب‬
“Tetaplah kalian untuk berpegang teguh pada Sunnahku
dan Sunnahnya Al – Khulafaur Rasyidin, setelahku”.

ْ‫ موالس ِن‬. ‫ب معلمْيه ُم ْقتم ًدى نمبِيًّا مكا منْ ام ْوْ مولِيًّا‬ ْ‫موعُ ْرفًا مما مواظم م‬
.‫َّاءُ لِلنِ ْسبمِْة‬ ْ‫ل السن َِّْة ُح ِذ م‬
ْ ‫ف الت‬ ْ‫ب اِ م‬
ٌْ ‫س ْو‬
ُ ‫مم ْن‬
Sedangkan menurut terminologi ‘Urf adalah apa yang
dipegang secara konsisten oleh tokoh yang menjadi
panutan, apakah ia sebagai nabi ataupun wali. Adapun
istilah Assunny merupakan bentuk penisbatan dari
lafazh Assunnah dengan membuang ta` untuk
penisbatan.

‫ مش ْر ًعا‬: ‫ف عُ َّد ْةِ ال ُْم ِريْ ِْد‬ ْْ ِ ‫ق‬ ٌْ ‫خ مزُرْو‬ َّ ْ‫موالْبِ ْد مع ْةُ مك مما قمالم‬
ُْ ‫الش ْي‬
ْ ‫س ِم ْن ْهُ مس مو‬
ٌ‫اء‬ ْ‫الديْ ِْن يُ ْشبِْهُ ام ْن يم ُك ْو مْن ِم ْن ْهُ مولمْي م‬
ِ ‫ف‬ ُْ ‫إِ ْح مد‬
ْ ِ ْ‫اث ام ْمر‬
:‫هللاُ معلمْي ِْه مو مسلَّ مْم‬
ْ ‫صلَّى‬ ِِ ِ ِ ِ ِ
‫ل مق ْول ْه م‬. ‫مكا مْن ِِبلص ْومرْة ام ْْو ِِب ْْلمق ْي مق ْة‬

20
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

Bid’ah sebagaimana dikatakan oleh Syekh Zaruuq di


dalam kitab “Iddatul Murid” menurut terminologi syara’
adalah : “Menciptakan hal perkara baru dalam agama
seolah-olah ia merupakan bagian dari urusan agama,
padahal sebenarnya bukan, baik dalam tataran wacana,
penggambaran maupun dalam hakikatnya. Hal ini
didasarkan pada sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi
wasallam:

.ٌّ‫س ِم ْن ْهُ فم ُه مْو مرد‬ ْْ ِ ‫ث‬


ْ‫ف ام ْم ِرمْن مه مذا مما لمْي م‬ ْ‫مح مد م‬
ْ ‫مم ْْن أ‬
“Barang siapa menciptakan perkara baru didalam
urusanku, padahal bukan merupakan bagian dari
padanya, maka hal itu ditolak”

.ٌ‫ موُكلْ ُُْم مدثْ بِ ْد مع ْة‬: ‫هللاُ معلمْي ِْه مو مسلَّ مْم‬
ْ ‫صلَّى‬ ِِ
‫موقم ْول ْه م‬
Dan sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam: “Dan
segala bentuk perkara yang baru adalah bid’ah”

ِ ْ ‫ف ا ْْلم ِديْ ثم‬


ْ‫ْي‬ ِْ ‫ن‬ ْ‫من ال مْم ْع م‬ ْ ‫اءُ مرَِحم ُه ُْم‬
َّْ ‫هللاُ أ‬ ْ ‫ْي الْعُلم مم‬
ْ‫موقم ْد بم َّ م‬
ً‫س بِ ُق ْربمةْ قُ ْربمْة‬
ْ‫اد مما لمْي م‬ ِْْ ِ‫اج ٌْع لِتم غْي‬
ِْ ‫ي ا ْْلُ ْك ِْم ِِب ْعتِ مق‬ ِ ‫الْم ْذ ُكوريْ ِْن ر‬
‫م ْم م‬
‫ُص ْوِْلما فم يم ُك ْو ُْن‬ َّ ُ‫اِ ْذ قم ْد تم نم ماولمْت ْه‬, ‫اث‬
ُ ‫الش ِريْ مع ْةُ ِِب‬ ِْ ‫اْل ْح مد‬ ِْ ‫مْْل ُمطْلم ِْق‬
.‫سا معلمْي مها‬ ِ ِ ِ ِ ِ
ً ‫مراج ًعا المْي مها ام ْْو ب ُف ُرْوع مها فم يم ُك ْو ُْن ممق ْي‬

21
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

Para ulama rahimahullaah menjelaskan tentang esensi


dari makna dua hadits tersebut di atas dikembalikan
kepada perubahan suatu hukum dengan mengukuhkan
sesuatu yang sebenarnya bukan merupakan ibadah
tetapi diyakini sebagai konsepsi ibadah. Jadi bukanlah
segala bentuk pembaharuan yang bersifat umum karena
kadang-kadang bisa jadi perkara baru itu berlandaskan
dasar-dasar syari’ah secara asal sehingga ia menjadi
bagian dari syari’at itu sendiri, atau berlandaskan
Furuu’usysyyarii’ah (cabang-cabang syariat) sehingga ia
dapat dianalogikan kepada syari’at.

ْ :ٌ‫ مومم موا ِزيْ نُ مها ثممَلثمْة‬: ْ‫قمالم‬


Al-Syekh Zaruq lantas membuat tiga ukuran (mizan)
dalam hal ini yakni :

ْ‫ فمِإ ْن مش ِه مْد لمْهُ ُم ْعظم ُم‬،‫ث‬ ِ ‫ف ْاألمم ِْر الْم ْح مد‬


ْ ِ ‫(امْأل َّمو ُل)ْ أم ْن يُ ْنظممْر‬
ُ
ْ‫ْب مذلِ م‬
‫ك‬ ْ‫ موإِ ْن مكا مْن ِِمَّا مَي م‬،‫س بب ْد معة‬ ْ‫مصلُ مها فم لمْي م‬ ْ ‫الش ِريْ معة موأ‬
َّ
‫ت فِ ْي ِْه‬ ِ ‫بِ ُك ِْل مو ْجهْ فم ُه مْو مِب ِط ٌْل مو م‬
ْْ ‫اج مع‬‫ موإِ ْن مكا مْن ِمَّا تم مر م‬،‫ض مَل ٌل‬
ْْ ‫رب‬
‫ت‬ ِ ِ ْْ ‫ْاأل ِمدلَّْةُ وتم نماولمْت ْهُ الشب ه ْةُ واستم و‬
‫ت ف ْي ْه ال ُْو ُج ْوْهُ اُ ْعتُ م‬ ‫ْم م ْ م‬ ‫م م‬
ْ .‫ت إِلمْي ِْه‬ ْ‫ح ِم ْْن مذلِ م‬
ْْ ‫ك ُرِج مع‬ ْ‫ فم مما تم مر َّج م‬،ُ‫ُو ُج ْو ُهه‬

Pertama ; harus dilihat keberadaan perkara baru


tersebut, jika didalamnya didapati termasuk dalam
koridor hukum syari’at dengan dukungan dalil atau
dasar yang mengukuhkannya, maka bukanlah

22
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

dinamakan bid’ah. Namun bila didalamnya terdapat


beberapa dalil yang tampaknya kontradiktif sehingga
terjadi kesamaran, dan muncul beberapa interpretasi
dalam beberapa pandangannya, maka beberapa
pandangan itu harus ditelaah ulang, mana yang paling
unggul untuk dijadikan rujukan dasar.

ْ‫ْي‬ ِ ِ ِ ِْ ‫اع ِْد ْاألمئِ َّم ِْة وسلم‬


‫ف ْاأل َُّم ْة ال مْعامل ْ م‬ ‫مم‬ ُْ ‫َّاِنْ) اِ ْعتِبم‬
ِ ‫ار قم ِو‬ ِ ‫(امل ِْم ْي مزا ُْن الث‬
ْ ،‫بِطم ِريْ ِْق السن َِّة‬
Pertimbangan kedua adalah dengan melihat beberapa
kaidah-kaidah perundangan yang telah dibakukan oleh
para imam mujtahid dan pengamalan para Salafuna al-
Sholih sebagai tuntunan “Thariqah al-Sunnah”,

ِ ِ ْ‫فمما مخالممفها بِ ُك ِْل وجهْ فم م‬


ُ ‫ مومما موافم مْق أ‬،‫َل ع ْب مرْةم بِه‬
ْ‫ُص ْومْْلُْْم فم ُه مو‬ ْ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬
ُ‫مصلمْه‬ ْ ‫مح ٌّْق موإِ ْن ا ْختم لم ُف ْوا فِ ْي ِْه فم ْر ًعا موأ‬
ْ ‫ فم ُك ْلٌّ يم ْت بم ُْع أ‬،‫مص ًَل‬
ْ ،ُ‫مو مدلِْي لمه‬

jika ternyata perkara itu bertentangan dengan dasar-


dasar di atas melalui beberapa pertimbangan, maka
jelas tidak dapat diterima. Namun bila terjadi kecocokan
dalam pandangan kaidah-kaidah perundang-undangan
maka dapatlah diterima, sekalipun dikalangan para
Imam Mujtahid sendiri terjadi perbedaan pendapat baik
secara far’u (cabang) maupun asal. “Segala sesuatu itu
mengikuti pada asalnya berikut dalilnya”

23
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

ْ‫ف موتمبِ مع ُه ْم‬ ُْ ‫السلم‬ َّ ‫من مما مع ِم مْل بِِْه‬ ِ ‫وقم ْد وقم ْع ِم ْن قم و‬
َّْ ‫اع ِد ِه ْْم أ‬ ‫م م م ْ م‬
ُ‫ مومما تم مرُك ْوْه‬،‫صحْ أم ْن يم ُك ْو مْن بِ ْد مع ًْة مومْْل مم ْذ ُم ْوًما‬ ِ ‫ف مْْل ي‬
‫ام ْْلملم ُْ م‬
،‫صحْ أم ْن يم ُك ْو مْن ُسنَّْةً مومْْل مُْم ُم ْو ًدا‬ ِ ‫اضحْ مْْل ي‬ِ ‫بِ ُك ِْل و ْجهْ و‬
‫م‬ ‫م م‬
Sehingga apapun yang diamalkan oleh para Salafuna al-
Sholih dengan berlandaskan pada kaidah-kaidah para
Imam dan diikuti oleh kelompok Khalaf, maka tidaklah
sah bila hal itu dianggap sebagai “bid’ah madzumah”,
dan segala bentuk prilaku yang tidak dilakukan atau
ditinggalkan oleh para Salafuna al-Shalih dengan
kerangka pandangan yang jelas maka tidaklah sah pula
hal itu dianggap sebagai tuntunan atau sunnah, dan
bukan pula harus dianggap sebagai perkara yang terpuji.

ٌ ِ‫ال ممال‬
ٌ‫كْ بِ ْد مع ْة‬ ْ‫مصلم ْهُ مومْلْ يم ِرْد مع ْن ُه ْْم فِ ْعلُهُْ فم مق م‬ ْ ‫مومما أمثْ بم تُ ْوا أ‬
.‫ِألمنَّ ُه ْْم مْلْ يم ْت ُرُك ْوْهُ إَِّْْل ِأل ْممرْ ِع ْن مد ُه ْْم فِ ْي ِْه‬

Berkaitan dengan suatu dasar yang telah ditetapkan


oleh Salafuna al-Shalih tetapi tidak menjadi prilaku
hidup mereka, maka Imam Malik berpendapat bahwa
hal itu dianggap sebagai bid’ah dengan dalih bahwa
mereka tidak akan meninggalkan segala sesuatu
perbuatan apapun kecuali didalamnya ada perintah
untuk meninggalkan perkara tersebut.

24
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

َّ ‫ف ِأل‬
ْ‫من‬ َّ ‫س بِبِ ْد معةْ موإ ْن مْلْ يم ْع مم ْْل بِِْه‬
ُْ ‫السلم‬ ْ‫الش ْافِ ِعيْ لمْي م‬ َّ ْ‫موقمالم‬
‫مو لِ مما‬ ْ‫تم ْرمك ُه ْْم لِل مْع مم ِْل بِِْه قم ْد يم ُك ْو ُْن لِعُ ْذرْ قم م‬
ْ ِ ‫ام ِبِِ ْْم‬
ِْ ‫ف ال مْوق‬
ْْ ‫ْت أ‬
،ُ‫ض ُْل ِم ْنه‬‫ُه مْو أمفْ م‬
Imam Al-Syafi’i berpandangan lain, bahwa hal itu
tidaklah dianggap sebagai bid’ah, walaupun Salafuna al-
Shalih tidak mengerjakannya, karena bisa jadi mereka
meninggalkan perbuatan tersebut dikarenakan ada
udzur yang menimpa mereka untuk melakukan hal itu
pada suatu waktu, atau mereka
meninggalkannya karena ia memilih untuk melakukan
sesuatu yang lebih utama dari ketetapan tersebut.

‫ضا‬
ً ْ‫ موا ْختم لم ُف ْوا أمي‬. ُ‫ِع موقم ْد أمثْ بم تمْه‬
ِْ ‫الشار‬َّ ‫ْخ ْوذم ْةٌ ِم مْن‬
ُ ‫ام ممأ‬ ُْ ‫مح مك‬ ْ ‫مو ْاأل‬
ٌْ ِ‫ فم مقالمْ ممال‬،ٌ‫ض مومْْل ُش ْب مهة‬
‫ك‬ ٌْ ‫فِ ْي مما مْلْ يم ِرْد لمْهُ ِم مْن السن َِّْة ُم معا ِر‬
ْ ‫ث‬ ِْ ْ‫استم نم مْد ِْلمدي‬ ْ ‫ مو‬،‫س بِبِ ْد معة‬ ْ‫الشافِ ِعيْ لمْي م‬
َّ ْ‫ موقمالم‬،ٌ‫بِ ْد معة‬

Para ulama juga berbeda pendapat dalam menyikapi


persoalan yang tidak termasuk dalam kerangka sunnah,
namun tidak ada dalil yang menentangnya bahkan juga
tidak ada subhah (kesamaran) di dalamnya. Imam Malik
menganggap hal itu sebagai bid’ah, dan Imam Syafi’i
menyatakan hal itu bukanlah bid’ah. Dalam hal ini Imam
Syafi’i berlandaskan pada sebuah hadits :

25
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

ْ ْ‫مما تم مرْكتُْهُ لم ُك ْْم فم ُه مْو مع ْف ٌو‬

“Segala sesuatu yang aku tinggalkan karena belas


kasihan terhadap kalian semua adalah diampuni”

ِ ‫اْل مدارْةِ و‬
ْ‫الذ ْك ِْر ِِب ْْلمْه ِر‬ ‫ب ِْ م م‬ ِْ ‫ض ْر‬ ْْ ِ ‫قمالمْ مو معلمى مه مذا اِ ْختِ مَلفُ ُه ْْم‬
‫ف م‬
،‫موا ْْلم ْم ِْع موالد معاء‬

Syeikh Zaruq berkata : berdasarkan prinsip inilah para


ulama berbeda pendapat. (misalnya) dalam masalah
membuat kalangan (dzikir), dzikir dengan suara keras,
(dzikir) berjamaah, dan berdoa.

. ُ‫ف فِ ْعلُْه‬ َّ ‫ب فِ ْي ِْه مومْلْ يم ِرْد مع ِْن‬


ِْ ‫السلم‬ ُْ ‫ث املت َّْر ِغ ْي‬ِْ ْ‫ف ا ْْلم ِدي‬ ْ ِ ‫إِ ْذ مومرمْد‬
‫ُْثَّ ُكلْ قمائِلْ مْْل يم ُك ْو ُْن ُم ْب تم ِد ًعا ِع ْن مْد الْ مقائِ ِْل ِِبُمقابِلِ ِْه ِْلُ ْك ِم ِْه ِِبما‬
ُْ‫ مومْْل يمصحْ لمْهُ الْ مق ْول‬،‫ذي مْْل مَيُ ْوُْز تم مع ِديْ ِه‬ ِ ْ ‫أمد‬
ْْ َّ‫ادْهُ ال‬ ُ ‫َّاهُ ا ْجتِ مه‬
،‫ام ُش ْب مهتِ ِه‬ ِْ ‫بِبُط مَْل ِْن ُم مقابِلِ ِْه لِِقيم‬

Karena ada beberapa hadits yang menganjurkannya,


tetapi tidak dipraktikkan oleh ulama’ salaf. Lalu, setiap
orang yang menyetujui (perbuatan-perbuatan tersebut)
tidak bisa dikatakan bid’ah bagi penentangnya. Sebab
hal itu adalah hasil ijtihad. Setiap orang tidak bisa

26
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

mengatakan bathil bagi orang yang tidak mengikuti


praktik-praktiknya.

،‫ل تم ْب ِديْ ِْع ْاأل َُّم ِْة ُكلِ مها‬ ْ‫مولم ْْو قِ ْي مْل بِ مذلِ م‬
ْ‫ك مألمدَّى إِ م‬

Sebab kalau tidak, maka semua umat ini akan saling


membid’ahkan satu dengan yang lain

ْ‫َّاهُ إِلمْي ِه‬


ْ ‫ع مما أمد‬ ِْ ‫ف ُُْمتم ِه ِْد الْ ُف ُرْو‬
ْْ ِ ‫ال‬ ِْ ‫من ُح ْك مْم‬
ْ‫هللا تم مع م‬ َّْ ‫ف أ‬ْ‫موقم ْد عُ ِر م‬
،‫مو ُمتم مع ِد ٌد‬ ِ‫بو‬ ِ ِ
ْْ ‫اح ٌْد أ‬ ‫اءٌ قُلْنما امل ُْمص ْي ُْ م‬
ْ ‫ مس مو‬،ُ‫اده‬ ُ ‫ا ْجتِ مه‬
‫مح ٌْد‬
‫ْي أ م‬ َّْ ‫صلِ م‬ ِ ْ ‫هللا صلَّى‬
‫ مْْل يُ م‬: {‫هللاُ مع ْلي ْه مو مسلَّ مْم‬
ِ
‫موقم ْد قمالمْ مر ُس ْولُْ ْ م‬
ْ ‫ض ْةم‬ ْ ِ‫ف بم‬
‫ن قُ مريْ م‬ ْْ ِ ‫ص مْر إَِّْْل‬
ْ ‫امل مْع‬
Artinya : Janganlah ada seorangpun yang shalat ashar
kecuali di Bani Quraidlah. (HR .Bukhari)

،‫أ ُِم ْرمْن ِِب ملع مجلم ِة‬: ‫ض ُه ْْم‬


ُ ‫ فم مقالمْ بم ْع‬،‫ف الطَّ ِريْ ِق‬
ْ ِ ‫ص ُْر‬
ْ ‫فمأم ْد مرمك ُه ْْم ال مْع‬
‫لص مَل ْةِ ُهنم م‬ ِ ْْ ِ ‫صلَّ ْوا‬
،‫اك‬ ‫ موقمالمْ آ مخ ُرْو مْن أُم ْرمْن ِِب م‬،‫ف الطم ِريْ ِق‬ ‫مو م‬
‫احدْ ِم ْن ُه ْْم‬
ِ ‫هللا علمي ِْه وسلَّ ْم علمى و‬
‫صلَّى ُْ م ْ م م م م م‬ ‫ب م‬ ْْ ‫ مومْلْ يم ِع‬،‫َّرْوا‬ُ ‫فمأمخ‬
Dan ternyata telah datang waktu ashar ketika mereka di
tengah perjalanan. Maka sebagian sahabat berkata,
Rasulullah memerintah kita untuk bergegas dan mereka
shalat di jalan. Dan sebaian yang lain berkata,

27
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

Rasulullah memerintah kita untuk menunaikan shalat di


tempat (Bani Quraidlah) sebagai mana bunyi hadist
tersebut. Lalu mereka mengakhirkan shalat ashar. Dan
ternyata Rasulullah tidak mencela seorangpun di antara
mereka.

َّ ‫ص َّح ِْة ال مْع مم ِلْ ِِبما فم ِه مْم ِم مْن‬


ْ‫الشار ِِعْ إِذما مْل‬
ِ ‫ك معلمى‬ْ‫فم مد َّْل ذملِ م‬
ْ .‫يم ُك ْْن مع ْْن مه ًوى‬
Hadits di atas menunjukkan atas sahnya beribadah atas
dasar tingkat pemahamannya masing-masing. Selama
tidak atas dorongan hawa nafsu.

ِ ِ ‫ث) ِمي زا ُْن التَّميِي ِْز بِ م‬ ِ


ْ‫ام مو ُه مو‬ ِْ ‫مح مك‬ْ ‫ش مواه ْد ْاأل‬ ْْ ‫(امل ِْم ْي مزا ُْن الثَّال ُ ْ م‬
ْ‫ن امل ُْو ُج ْو م‬
‫ب‬ ْْ ِ ‫ أم ْع‬،‫الست َِّة‬
ِ ‫الش ِري ع ِْة‬
‫ام َّ ْ م‬ ِْ ‫ْس‬ ‫ل أمق م‬ ْ‫ص ْيلِ ٌّْي يم ْن مق ِس ُْم إِ م‬ ِ ‫تم ْف‬
ْ‫ فم ُكل‬،‫اْل مِب مح مة‬ ِْ ‫ل مو‬ ْ‫ف ْاأل ْمو م‬ْ‫َّح ِرْْيم موالْ مك مر ماه ْةم مو ِخ مَل م‬
ْ ‫ب موالت‬ ْ‫موالنَّ ْد م‬
،‫اضحْ مْْل بُ ْع مْد فِ ْي ِْه أُ ْْلِ مْق بِ ِه‬ ِ ‫مصلْ بِو ْجهْ ص ِح ْيحْ و‬ ِ ْ‫ما اِ ْْنم م‬
‫م‬ ‫از أل ْ م م‬ ‫م‬
‫ان مج مرى مكثِْي ٌْر ِم مْن‬ ِْ ‫ مو معلمى مه مذا ال ِْم ْي مز‬. ٌ‫مومما مْْل فمْ ُه مْو بِ ْد مع ْة‬
.‫هللاُ أم ْعلم ُْم‬
ْ ‫ مو‬. ‫ب‬ ِْ ْ‫ث اللغمْةُ لِلتَّ ْق ِري‬ُْ ‫ْي موا ْعتم بم مرمها ِم ْْن مح ْي‬ ْ‫ال ُْم مح ِق ِق ْ م‬

Hendaklah setiap perbuatan ditakar dengan


pertimbangan hukum. Yang perinciannya ada enam,
yaitu wajib, sunah, haram, makruh, khilaf aula, dan
mubah. Setiap hal yang termasuk dalam salah satu

28
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

kategori hukum di atas, berarti bisa diidentifikasi


dengan status hukum tersebut, sementara yang tidak
bisa maka dianggap bid’ah. Dan banyak ulama’ yang
menggunakan metode penetapan hukum menggunakan
takaran ini. Wallahu a’lam.

‫ موأمق م‬: ْ‫ُْثَّ قمالم‬


،ٌ‫ْس ُام مها ثممَلثمة‬
Syeikh Zaruq berkata bahwa bid’ah dibagi menjadi tiga
macam:

ْ‫مصلْ مش ْر ِعيْ ِ ْف‬ ْ‫يأ‬ ِْْ ‫ت ِم ْْن غم‬ ْْ ‫ مو ِه مْي مما أُثْبِتم‬،ُ‫الص ِرَْيمة‬
َّ ُ‫ع‬ ْ ‫املْبِ مد‬
ْْ ‫مو مم ْن ُد ْوبْ أ‬
‫مو‬ ْْ ‫مو ُسنَّةْ أ‬ ْْ ‫اجبْ أ‬ ِ ‫ت مشر ًعا ِم ْن و‬ ِ
‫ُم مقابملم ْة مما ثمبم مْ ْ ْ م‬
‫ موإِ ْن‬،‫ مو مه ِذْهِ مشرْ الْبِ مد ِع‬،‫ت مح ًّقا‬ ْْ ‫مو أمبْطملم‬ ْْ ‫غم ِْيْهِ فمأ ممماتم‬
ْْ ‫ت ُسنَّْةً أ‬
.‫َل ِع ْب مرمْة بِِْه‬ ِْ ‫ُص ْوِْل أم ِْو الْ ُف ُرْو‬
ْ‫ع فم م‬ ِ
ُ ‫ْف ُم ْستم نمدْ م مْن ْاأل‬ ُْ ‫مكا مْن مْلما أمل‬

Bid’ah Sharihah Yaitu setiap suatu amalan yang


ditetapkan tanpa landasan syar’i baik dari aspek wajib,
sunah, mubah, dan lainnya. Dan hal ini bisa
memadamkan sunah dan membathilkan yang haq. Ini
adalah seburuk-buruk bid’ah walaupun misalnya,
disandarkan kepada seribu dalil ushul dan furu,’ maka,
hal ini tidak menjadi pertimbagan sama sekali.

29
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

‫اف ِأل ْممرْ لم ْْو ُسلِ مْم ِم ْن مها‬


ُْ ‫ض‬ ‫ت تُ م‬ْْ َِّ‫ مو ِه مْي ال‬،ُ‫ضافِيَّة‬ ِْ ُ‫ع‬
‫اْل م‬ ْ ِ ‫املث‬
ْ ‫َّاِنْ املْب مد‬
ْْ ‫َل ِخ مَلفْ أ‬
‫مو‬ ْْ ‫ف مك ْونِِْه ُسنَّْةً أ‬
ْ‫مو غمْي مْر بِ ْد معةْ بِ م‬ ْْ ِ ُ‫از مع ْة‬
‫ح ال ُْمنم م‬َّْ ‫ص‬ِ ‫مْل تم‬
ْ
.‫معلمى ِخ مَلفْ ِِمَّا تم مق َّد مْم‬

Bid’ah Idhafi Bid’ah yang disandarkan pada praktik


tertentu walaupun terbebas dari unsur bid’ah, maka
tidak boleh memperdebatkan apakah praktik tersebut
tergolong sunah atau bukan bid’ah.

ِ
‫ْي يمتم مجاذمبُ مها‬ ْ ‫ موه مْي امل مْم ْبنيَّْةُ معلمى أ‬،ُ‫اْلِمَلفِيَّة‬
ِْ ْ ‫مصلم‬ ْ ُْ‫َّالث املْبِ مدع‬
ُْ ‫املث‬
‫ مومم ْْن قمالمْ ِِبُمقابِلِ ِْه‬،ٌ‫بِ ْد معة‬: ْ‫ فم مم ْْن قمالمْ ِِبم مذا قمالم‬،‫ُك ْلٌّ ِم ْن ُه مما‬
‫اْل مد مارْةِ موِذ ْك ِْر ا ْْلم مم م‬
.‫اع ِْة‬ ِْ ‫ب‬ِْ ‫ض ْر‬‫ف م‬ ْْ ِ ‫ مك مما تم مق َّد مْم‬،ٌ‫ ُسنَّة‬: ْ‫قمالم‬
Bid’ah Khilafi Yaitu bid’ah yang memiliki dua sandaran
utama yang sama-sama kuat argumentasinya. Jika
dilihat dari satu aspek tergolong bid’ah, tetapi dari
aspek yang lain tergolong kelompok sunah.
Sebagaimana contoh dalam hal ini membuat kalangan
dzikir dan dzikir berjamaah.

ِ ِْ ‫ف مشر‬ ِِ ِ ْ ِ‫وقمالمْ الْع ََّلم ْةُ ُُمم َّم ٌْد و‬


ْ‫ْي‬‫ح ْاأل ْمربمع ْ م‬ ْ ْْ ِ ْ‫ل الديْ ِْن املش ْبث ِْيي‬ ‫م‬ ‫م م‬ ‫م‬
ِ ْ ‫النَّو ِويَِّْة معلمى قم ولِِْه صلَّى‬
‫ث مح مد ًَْث‬ ْ ‫ مم ْْن أ‬: ‫هللاُ معلمْي ْه مو مسلَّ مْم‬
ْ‫مح مد م‬ ‫ْ م‬ ‫م‬
ِْ ُ‫آوى ُُْم ِد ًَْث فم معلمْي ِْه لم ْعنم ْة‬
‫هللا‬ ‫ام ْْو م‬

30
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

Al-‘Allamah Muhammad Waliyuddin Asysyibtsiri dalam


Syarah Al-Arba’in Annawawiyah memberikan komentar
atas sebuah hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam:
“Barang siapa membuat persoalan baru atau
mengayomi seseorang yang membuat pembaharuan,
maka ditimpakan kepadanya laknat Allah”.

ِ ‫ث املْع ُقو ُْد الْ مف‬


ْ‫ موا ْْلُ ْك ُمْ مم معْ ا ْْلمْه ِل‬, ُ‫اس مد ْة‬ ِ ِ ْ ِ ‫و مد مخ ْل‬
ْ ُ ْ ْ‫ف ا ْْلمدي‬ ‫م م‬
.‫ع‬ َّ ‫ك ِِمَّا مْْل يُ موافِ ُْق‬
ْ‫الش ْر م‬ ْ‫موا ْْلمْوِْر مومْْن ُْو مذلِ م‬
Masuk dalam kerangka interpretasi hadits ini yaitu
berbagai bentuk akad-akad fasidah, menghukumi
dengan kebodohan dan ketidak adilan, dan lain-lain
dari berbagai bentuk penyimpangan terhadap
ketentuan syara’.

ْ‫سائِ ِل‬
‫ع مكال مْم م‬ َّ ‫ج مع ْْن مدلِْي ِْل‬
ِْ ‫الش ْر‬ ُْ ‫ج مع ْن ْهُ مما مْْل مَيْ ُر‬ ْ‫مو مخ مر م‬
ْ‫ط ْاَِّْْل ظمن‬ ٌْ ِ‫ْي ام ِدلَّتِ مها مراب‬
ْ‫س بم ْي نم مها موبم ْ م‬ ْ‫ت لمْي م‬ ْْ َِّ‫اديَِّْة ال‬
ِ ‫اْلجتِه‬
‫ِْ ْ م‬
‫َّح ِْو‬ ِْ ُ‫ب موُكت‬
ْ ‫ب الن‬ ِْ ‫ف مومَتْ ِريْ ِْر ال مْم مذ ِاه‬
ِْ ‫ص مح‬ ْ ‫ال ُْم ْجتم ِه ِْد موكِتمابمِْة ال ُْم‬
ِْ ‫س‬
‫اب‬ ِ
‫موا ْْل م‬
Keluar dari bingkai pemahaman terhadap hadits ini
yakni segala hal yang tidak keluar dari dalil syara’
terutama yang berkaitan dengan masalah-
masalah ijtihadiyah dimana tidak terdapat korelasi yang

31
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

tegas antara masalah-masalah tersebut dengan dalil-


dalilnya kecuali sebatas persangkaan mujtahid. Dan
seperti menulis Mushaf, mengintisarikan pendapat-
pendapat Imam madzhab, menyusun kitab Nahwu, ilmu
hisab.

ْ‫س ِة‬‫اْلم ْم م‬ْ ‫ام‬ِْ ‫مح مك‬


ْ ‫ل ْاأل‬ ْ‫ث اِ م‬
ْ‫الس مَلِْم ام ْْلممو ِاد م‬َّ ‫س مْم ابْ ُْن مع ْب ِْد‬ َّ ‫مولِ مذا قم‬
ْ ‫صلَّى‬
ُ‫هللا‬ ِْ ‫ص ِْر مر ُس ْوِْل‬
‫هللا م‬ ْ ‫ف مع‬ ْْ ِ ‫ املْبِ ْد مع ْةُ فِ ْع ُْل مما مْلْ يُ ْع مه ْد‬: ْ‫فم مقالم‬
‫اب موالسن َِّْة ِِمَّا‬ ِ ‫ب ال‬
ِْ ‫ْكتم‬ ِْ ْ‫َّح ِْو موغم ِري‬
ْ ‫اجبمْةً مكتم معل ِْم الن‬ ِ ‫معلمْي ِْه وسلَّ ْم و‬
‫مم مم‬
‫الش ِريْ مع ِْة معلمْي ِْه‬
َّ ‫ف فم ْه ُْم‬ ُْ َّ‫يُتم موق‬

Karena itulah Imam Ibnu Abdis Salam membagi perkara-


perkara yang baru itu ke dalam hukum-hukum yang
lima. Beliau berkata: “Bid’ah adalah mengerjakan
sesuatu yang tidak pernah dikenal (terjadi) pada masa
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam,
(Bid’ah tersebut adakalanya) Bid’ah
Wajibah seperti mempelajari ilmu Nahwu, dan
mempelajari lafadz-lafadz yang gharib baik yang
terdapat didalam Al-Qur’an ataupun Assunnah dimana
pemahaman terhadap syari’ah menjadi tertangguhkan
pada sejauhmana seseorang dapat memahami
maknanya.

, ‫ب الْ مق مد ِريَِّْة موا ْْلممِربيَِّْة موال ُْم مج ِس مم ِْة‬


ِْ ‫مو ُُمم َّرمم ًْة مك مم ْذ مه‬

32
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

Dan Bid’ah Muharramah seperti : aliran Qadariyah,


Jabariyah, dan Mujassimah.

ِ ِْ ُ‫اث الرب‬
ِْ ‫ط موال مْم مدا ِر‬
‫س موُك ِْل إ ْح م‬
ْ‫سانْ مْلْ يُ ْع مهد‬ ِْ ‫مومم ْن ُد ْوبمًْة مكِإ ْح مد‬
‫ص ِْر ْاأل َّموِْل‬
ْ ‫ف ال مْع‬ِْ

Bid’ah Mandubah seperti memperbaharui sistem


pendidikan pondok pesantren dan madrasah-madrasah,
juga segala bentuk kebaikan yang tidak dikenal pada
zaman generasi pertama Islam.

ِ ‫اج ِْد وتم ز ِوي ِْق الْمص‬


ِ ‫اح‬
ْ‫ف‬ ِ ‫وم ْكرو مهةًْ مكز ْخرفمِْة الْم‬
‫س مْْ م م‬ ‫ُ ُ مم‬ ُْ ‫مم‬
Bid’ah Makruhah seperti : berlebih-lebihan menghiasai
masjid, menghiasi mushhaf dan lain sebagainya.

‫ص ِْر موالت م‬
ْ‫َّوس ِع‬ ِْ ‫ص مَل ِْة الص ْب‬
ْ ‫ح موال مْع‬ ‫ب م‬ ْ‫صافم مح ِْة مع ِق م‬
‫احةًْ مكال ُْم م‬ ‫موُمبم م‬
.‫ك‬ْ‫ي ذملِ م‬ِْْ ‫س موغم‬ ِْ ‫ف ال مْمأْ مك ِْل موال مْم ْش مر‬
ِْ ‫ب موال مْملْبم‬ ِْ

Bid’ah Mubahah seperti : bersalaman selesai shalat


Subuh dan Asar, membuat lebih dalam makanan dan
minuman, pakaian dan lain sebagainya.

ِ ‫ مك ِاّتم‬, ٌ‫ إِنَّْهُ بِ ْد مع ْة‬:


ْ‫اذ‬ ْ‫ام َّْن مما قِ ْي مل‬ ْ‫ت مما ذُكِ مْر تم ْعلم ُم‬ ْ‫فمِإ مذا مع مرفْ م‬
‫ق مع ِْن‬ ِْ ‫َّصد‬ ِ ‫َّهلِ ْي ِْل‬ ‫ظ ِِبلنِيَِّْة‬ ِْ ‫ موالتَّ لمف‬, ‫الس ْب مح ِْة‬
‫ع ْن مْد الت م‬ ْ ‫ موالت‬,

33
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

ْ‫س‬ ْ‫ موِزمَي مرْةِ الْ ُقبُ ْوِْر مومْْن ِْو ذملِ م‬, ُ‫ت مم مْع مع مدِْم ال مْمانِ ِْع مع ْن ْه‬
‫ك لمْي م‬ ِْ ِ‫ال مْمي‬
ْ‫بِبِ ْد معة‬
Setelah kita mengetahui apa yang telah dituturkan di
muka maka diketahui bahwa adanya klaim bahwa
berikut ini adalah bid’ah, seperti memakai tasbih,
melafazhkan niat, membaca tahlil ketika kirim
bersedeqah setelah kematian dengan catatan tidak
adanya perkara yang mencegah untuk bersedeqah
tersebut, menziarahi makam dan lain-lain, maka
kesemuanya bukanlah merupakan bid’ah.

ْ‫اق اللَّْيلِيَّ ِة‬


ِْ ‫مس مو‬
ْ ‫َّاس ِِب ْأل‬
ِْ ‫ال الن‬ ِْ ‫ث ِم ْْن أم ْخ ِْذ أ ْمم مو‬ ْ‫ُح ِد م‬ ْ ‫موإِ َّْن مما أ‬
ْ .‫ع‬ ِْ ‫ك ِم ْْن مش ِْر الْبِ مد‬ ْ‫ب ِِبلْ ُك ْومرْةِ موغمْي مْر ذملِ م‬
ِْ ‫مواللَّ ِع‬

Dan sesungguhnya perkara-perkara baru seperti


penghasilan manusia yang diperoleh dari pasar – pasar
malam, bermain undian pertunjukan gulat dan lain-lain
adalah termasuk seburuk- buruknya bid’ah.

34
‫‪Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah‬‬

‫‪PASAL‬‬
‫)‪ MENGENAI PENDUDUK JAWA (NUSANTARA‬‬
‫‪BERMADZHAB AHLUSUNNAH WAL JAMA’AH‬‬
‫‪ MUNCUL DAN MELUASNYA BERBAGAI BID’AH DI‬‬
‫‪JAWA  MACAM-MACAM AHLI BID’AH PADA‬‬
‫‪ZAMAN INI‬‬

‫فَصْلٌ‬
‫َسكِ َأ ْهلِ جَاوَى بِ َم ْذهَبِ َأ ْهلِ السُّنَّةِ‬
‫فِيْ َبيَانِ تَم ُّ‬
‫وَالْجَمَاعَةِ‪َ ،‬و َبيَانِ ا ْبتِدَاءِ ُظ ُهوْرِ ا ْلبِ َدعِ وَا ْنتِشَا ِرهَا فِيْ‬
‫ي َهذَا الزَّمَانِ‬
‫أَرْضِ جَاوَى‪َ ،‬و َبيَانِ َأ ْنوَاعِ الْ ُم ْبتَدِ ِعيْنَ فِ ْ‬

‫اْلمالِيم ِةْ‬
‫السالِمف ِْة ْ‬
‫ان َّ‬ ‫قم ْد مكا مْن ُم ْسلِ ُموا ْاألمقْطما ِْر ا ْْلما ِويمِْة ِ ْ‬
‫ف ْاألم ْزمم ِْ‬
‫ب‪،‬‬ ‫ْخ ِْذ موال مْم ْشر ِ‬
‫م‬ ‫َّح ِدي ال مْمأ م‬ ‫ب ومت ِ‬
‫اء موال مْم ْذ مه ِْ م ُ‬ ‫ُمت َِّف ِقي ْاْل مر ِْ‬
‫ام ُُمم َّم ِْد‬
‫اْل مم ِْ‬
‫ب ِْ‬‫س مم ْذ مه ِْ‬‫ب الن َِّف ْي ِْ‬‫ف ال ِْف ْق ِْه معلمى ال مْم ْذ مه ِْ‬
‫فم ُكل ُه ْْم ِ ْ‬

‫‪35‬‬
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

ِْ ‫اْل مم‬
ِْ ‫ب‬ ِ ‫ف أُصوِْل‬
ِْ ‫الدْيْ ِنْ معلمى مم ْذ مه‬ ِ ِ
ْ‫ام أِمب‬ ْ ُ ْْ ِ‫ مو‬،‫س‬ ‫بْ ِْن إ ْدريْ م‬
،‫س ِْن ْاألم مش مع ِر ِي‬
‫ا ْْلم م‬
Umat Islam yang mendiami wilayah Jawa (nusantara)
sejak zaman dahulu telah bersepakat dan menyatu
dalam pandangan keagamaannya. Di bidang fiqh,
mereka berpegang kepada mazhab Imam Syafi’i, di
bidang ushuluddin berpegang kepada mazhab Abu Al-
Hasan Al-Asy’ari,

ْ‫س ِن‬ ِْ ‫اْل مم‬


ْ ِ‫ام أ‬
‫مب ا ْْلم م‬ ِْ ‫ال مو‬ ِْ ‫اْل مم‬
ِِْ ‫ام الْغم مز‬ ِْ ‫ب‬ ِْ ‫ف معلمى مم ْذ مه‬ ِْ ‫َّصو‬ ْ ِ‫مو‬
‫ف الت م‬
ْ‫مَجم ِع ْ م‬ ِ‫لر‬ ِ َّ
‫ْي‬ ْ ‫هللاُ مع ْن ُه ْْم أ‬
ْ ‫ض مْي‬ ‫الشاذِِْ م‬
dan di bidang tasawuf berpegang kepada mazhab Abu
Hamid Al-Ghazali dan Abu Al-Hasan Al-Syadzili, semoga
Allah meridhoi mereka semua.

ٌ‫اب ُمتم نم ِو مع ْة‬ ٌْ ‫مح مز‬ ْ ‫ْي أ‬ ْ‫ام املْفْ موثممَلِِثِائمةْ موثممَلثِ ْ م‬
ِْ ‫ف مع‬ ْْ ِ ‫ث‬ ْ‫ُْثَّ إِنَّْهُ مح مد م‬
‫ فم ِم ْن ُه ْْم‬،ٌ‫اذبمة‬ ِ ‫ وِرجالٌْ متمج‬،ٌ‫ضا ِربة‬ ِ ْ ‫وآر‬
‫اءٌ ُمتم مداف مع ْةٌ موأمق مْوالٌْ ُمتم م م م م ُ م‬ ‫م م‬
ِ ِ ِ
ِْ ‫َّم ْذ ُه‬
‫ب‬ ‫مس مَلفُ ُه ْْم م مْن الت م‬ ْ ‫مسلمفي ْو مْن قمائِ ُم ْو مْن معلمى مما معلمْي ْه أ‬
‫ب ال ُْم ْعتم بم مرْةِ ال ُْمتم مدا ِولمِْة‬
ِْ ُ‫ك ِِبلْ ُكت‬ ِْ ‫َّمس‬ ِْ ‫ِِبل مْم ْذ مه‬
ِْ َّ ‫ب ال ُْم مع‬
‫ْي موالت م‬
Kemudian pada tahun 1330 H timbul berbagai
pendapat yang saling bertentangan, isu yang

36
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

bertebaran, dan pertikaian dikalangan para pemimpin di


antara mereka ada yang berafiliasi pada kelompok
Salafiyyin yang memegang teguh tradisi para tokoh
pendahulu mereka bermadzhab kepada satu madzhab
tertentu dan berpegang teguh kitab-kitab mu’tabar

ْ‫اء‬
ً ‫محيم‬
ِ
ْ ‫ موالتَّبم ر ْك ِبِِ ْْم أ‬،‫ْي‬ ‫الصاْلِِ ْ م‬
َّ ‫اء مو‬ ِْ ‫ت مو ْاأل ْمولِيم‬ ِْ ‫مومُممبَِّْة أ ْمه ِْل الْبم ْي‬
ِْ ‫الص مدقمِْة مع ْن ْهُ موا ْعتِ مق‬
‫اد‬ َّ ‫ت مو‬ ِْ ْ ‫ موِزمَي مرْةِ الْ ُقبُ ْوِْر موتم ل ِْق‬،‫موأ ْمم مو ًاًت‬
ِْ ِ‫ْي ال مْمي‬
.‫ك‬ْ‫ي ذملِ م‬ِْْ ‫َّوس ِْل موغم‬‫اء موالت م‬ ِْ ‫اع ِْة مونم ْف ِْع الد مع‬ ‫الش مف م‬َّ

Bermahabah (cinta) terhadap Ahlul Bait Nabi, para wali


dan orang-orang salih, selain itu juga tabarruk dengan
mereka baik ketika masih hidup atau setelah wafat,
ziarah kubur, mentalqin mayit, bersedekah untuk mayit,
meyakini syafaat, manfaat doa dan tawassul serta lain
sebagainya.

، ‫ضا‬ ‫ي ُُمم َّم ْد مع ْب ُد ْه مومر ِشي ْد ِر م‬ ْ‫موِم ْن ُه ْْم فِ ْرْقمْةٌ يمتَّبِعُ ْو مْن مرأْ م‬
ْْ ‫َّج ِد‬
، ‫ي‬ ِْ ‫ْخ ُذ ْو مْن ِم ْْن بِ ْد مع ِْة ُُمم َّم ِْد بْ ِْن مع ْب ِْد ال مْوه‬
ْ ‫َّاب الن‬ ُ ‫مو مَي‬
ِ ‫مَحم مْد ب ِْن تم ي ِميَّْةم وتِل ِْمي مذي ِْه اب ِْن الْ مقيِ ِْم و معب ِْد ا ْْلم‬
ْْ ‫اد‬
‫ي‬ ْ ‫م‬ ْ ْ ْ ‫موأ ْ ْ ْ م‬
Di antara mereka (sekte yang muncul pada kisaran
tahun 1330 H.), terdapat juga kelompok yang mengikuti
pemikiran Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha. Mereka
melaksanakan kebid'ahan Muhammad bin Abdul

37
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

Wahhab al-Najdy, Ahmad bin Taimiyah serta kedua


muridnya, Ibnul Qoyyim dan Abdul Hadi

ِ‫الس مف ْر لِ ِزَيرْة‬ ِِ ِ
‫ مو ُه مْو َّ ُ م م‬، ‫مَجم مْع ال ُْم ْسل ُم ْو مْن معلمى نم ْدب ْه‬ ْ ‫فم مح َّرُم ْوا مما أ‬
‫ مو مخالمُف ْو ُه ْْم فِ ْي مما ذُكِ مْر‬، ‫هللاُ معلمْي ِْه مو مسلَّ مْم‬
ْ ‫صلَّى‬ ِْ ‫رب مر ُس ْوِْل‬
‫هللا م‬ ِْْ ‫قم‬
.ِ‫موغم ِْيْه‬

Mereka mengharamkan hal-hal yang telah disepakati


oleh orang-orang Islam sebagai sebuah kesunnahan,
yaitu bepergian untuk menziarahi makam Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wasallam serta berselisih dalam
kesepakatan-kesepakatan lainnya.

ِْ ‫ موإِ مذا مسافمْ مْر ِْل ْعتِ مق‬: ‫ف فم تما ِويِْْه‬


ْ ‫اد أم ََّّنا أ‬
ْ‫مي‬ ْْ ِ ‫موقمالمْ ابْ ُْن تم ْي ِميَّْةم‬
ْ‫ مكا مْن مذلِ م‬، ٌ‫اع ْة‬
‫ك‬ ‫هللاُ معلمْي ِْه مو مسلَّ مْم طم م‬
ْ ‫صلَّى‬ ‫َّب م‬ ِْ ِ‫رب الن‬ ِْْ ‫ِزمَي مرمْة قم‬
ِْ ‫َّح ِرْْيُ ِم مْن ْاأل ْمم ِْر ال مْم ْقطُْو‬
‫ع‬ ْ ‫ار الت‬
ْ‫ص م‬ ‫ فم م‬، ‫ْي‬ْ‫اع ال ُْم ْسلِ ِم ْ م‬ ِْ ‫ُُمم َّرًما ِبِِ َْجم‬
‫بِِْه‬

Ibnu Taimiyah menyatakan dalam Fataawa-nya: "Jika


seseorang bepergian dengan berkeyakinan
bahwasanya mengunjungi makam Nabi shallallaahu
‘alaihi wasallam sebagai sebuah bentuk
ketaatan, maka perbuatan tersebut hukumnya haram
dengan disepakati oleh umat Muslim. Maka keharaman
tersebut termasuk perkara yang harus ditinggalkan.”

38
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

ْ‫ف ِر مسالمتِ ِه‬ ْْ ِ ْ‫يت ام ْْلمنم ِفيْ امل ُْم ِط ْي ِعي‬


ْْ ‫خ ُُمم َّم ْْد مَِب‬ َّ ُ‫قمالمْ ال مْع ََّل مم ْة‬
ُْ ‫الش ْي‬
‫ مو مه مذا الْ مف ِريْ ُْق‬: ‫اد‬ ِْ ‫اْل ْعتِ مق‬
ِْ ‫س‬ ِْ ‫اد ِم ْْن مدنم‬ ِْ ‫س َّم ْاةِ تمطْ ِه ْي مْر الْ ُف مؤ‬
‫امل ُْم م‬
‫ فم مكانُ ْوا‬، ‫ي ِم ْن ُه ْْم مسلم ًفا مو مخلم ًفا‬ ْْ ِ‫قم ْد اُبْ تُلِ مْي ال ُْم ْسلِ ُم ْو مْن بِ مكث‬
ِ ‫ضوا فم‬
‫اس ًدا‬ ً ْ ُ‫ْي موع‬ْ‫ف ال ُْم ْسلِ ِم ْ م‬ ْ ِ ً‫ص مم ًْة موثُل مْم ْة‬
ْ ‫مو‬
Al-Allamah Syeikh Muhammad Bakhit al-Hanafi al-
Muth'i menyatakan dalam kitabnya, Thathirul Fuad min
danasil I'tiqood (Pembersihan Hati dari Kotoran
Keyakinan) bahwa, "kelompok ini sungguh menjadi
cobaan berat bagi umat muslim, baik salaf maupun
kholaf. Mereka adalah duri "dalam daging/musuh dalam
selimut" yang hanya merusak keutuhan Islam

ْ‫ب‬ ِ‫ فم ُه ْو مكالْم ْج ُذ ْوِْم م‬، ‫ّت مْْل يُ ْْع ِدى الْبماقِ ْي‬
‫َي‬ َّْ ‫ب قمطْعُ ْهُ مح‬ ُْ ‫مَِي‬
ُ ‫م م‬ ‫م‬
ْ‫ فمِإنَّ ُه ْْم فم ِريْ ٌْق يمل مْعبُ ْو مْن بِ ِديْنِ ِه ْْم يم ُذم ْو مْن الْعُلم مم م‬، ‫ار ِم ْن ُه ْْم‬
‫اء‬ ُْ ‫ال ِْف مر‬
.‫مسلم ًفا مو مخلم ًفا‬

Maka wajib menjauhi (penyebaran) ajaran mereka agar


yang lain tidak tertular. Mereka laksana penyandang
lepra yang mesti dijauhi. Mereka adalah kelompok yang
mempermainkan agama mereka. Hanya bisa menghina
para ulama, baik salaf maupun kholaf.

39
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

ْ‫ مْل‬، ‫َل يم ْن بم ِغ ْْي تم ْقلِ ْي ُد ُه ْْم‬ ْ‫ص ْوِم ْ م‬


ْ‫ْي فم م‬ ُ ‫ إِنَّ ُه ْْم غمْي ُْر مم ْع‬: ‫مويم ُق ْولُْو مْن‬
‫ات يمط مْعنُ ْو مْن معلمْي ِه ْْم‬ِْ ‫اء مو ْاأل ْمم مو‬ ِْ ‫محيم‬ْ ‫ْي ْ ْاأل‬ ْ‫ك بم ْ م‬ْ‫ف ذملِ م‬ ْْ ِ ‫ق‬ ْ‫فم ْر م‬
، ‫اء‬ ِْ ‫صائِ ِْر الض مع مف‬ ِ ْ ِ ‫ وي ُذرونم مها‬، ‫ات‬
‫ف عُيُ ْو ْن بم م‬
ِ
ْ ْ ‫مويُ ْل ُق ْو مْن الشبم مه ْ م م‬
ْ ‫ب مه ُؤمْل ِْء‬ ِْ ‫ارُه ْْم مع ْْن عُيُ ْو‬
ُ‫ص‬ ‫لتم ْع ممى أمبْ م‬
ِ

Mereka menyatakan: “Para ulama bukanlah orang-


orang yang terbebas dari dosa, maka tidaklah layak
mengikuti mereka, baik yang masih hidup maupun yang
telah meninggal." Mereka menyebarkan
(pandangan/asumsi) ini pada orang-orang bodoh agar
tidak dapat mendeteksi kebodohan mereka

ْ‫ ِِبُلُ ْوْلِِ ْْم ام ْْلمَّو‬، ‫اء‬ ِْ ‫ض‬‫اء ال مْع مد ماوْةِ موالْبم غْ م‬ ْ‫ك إِلْ مق م‬ ْ‫ص ُد ْو مْن بِ مذلِ م‬ِ ‫وي ْق‬
‫مم‬
‫ب مو ُه ْْم‬ ْ‫هللا الْ مك ِذ م‬ ِْ ‫ يم ُق ْولُْو مْن معلمى‬، ‫ادا‬ ً‫س‬ ‫ض فم م‬ ِْ ‫ف ْاأل ْمر‬ ْ ِ ‫مويم ْس مع ْو مْن‬
‫َّه ِْي‬ْ ‫ف موالن‬ ِْ ‫ يم ْزعُ ُم ْو ًْن أمنَّ ُه ْْم قمائِ ُم ْو مْن ِِب ْأل ْمم ِْر ِِبل مْم ْع ُرْو‬، ‫يم ْعلم ُم ْو مْن‬
ِْ ‫اجتِنم‬
‫اب‬ ْ ‫ع مو‬ َّ ‫اع‬
ِْ ‫الش ْر‬ ِْ ‫َّاس معلمى اتِبم‬ ْ‫ محاض ْو مْن الن م‬، ‫مع ِْن ال ُْم ْن مك ِْر‬
ْ .‫اذبُ ْو مْن‬ ِ ‫هللا ي ْشه ُْد إِنَّه ْم لم مك‬ ِْ ‫الْبِ مد‬
ْ ُ ‫ مو ُْ م م‬، ‫ع‬
Maksud dari propaganda ini adalah munculnya
permusuhan dan kericuhan. Dengan penguasaan atas
jaringan teknologi, mereka membuat kerusakan di muka
bumi. Mereka menyebarkan kebohongan mengenai
Allah, padahal mereka menyadari kebohongan tersebut.

40
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

Menganggap dirinya melaksanakan amar makruf nahi


munkar, merecoki masyarakat dengan mengajak untuk
mengikuti ajaran-ajaran syariat dan menjauhi
kebid'ahan. Padahal Allah Maha mengetahui, bahwa
mereka berbohong.

ِْ ‫ع مو ْاأل ْمه مو‬


.‫اء‬ ِْ ‫ مولم مع َّْل مو ْج مه ْهُ أمنَّ ُه ْْم ِم ْْن أ ْمه ِْل الْبِ مد‬: ‫ْت‬
ُْ ‫قُل‬
Dan menurut saya mereka adalah ahli bid’ah dan
mengikuti hawa nafsu.

‫اد ِه ْْم معلمى‬ ِ ‫ومكا مْن م ْعظم ْم فمس‬: ‫الش مفا‬


‫م ُ ُ م‬
ِ ‫ف‬ ٌْ ‫اضي ِعيم‬
ْ ِ ‫اض‬ ْْ ‫قمالمْ الْ مق‬
ْ‫ْي ال ُْم ْسلِ ِم ْ م‬
‫ْي‬ ْ‫ف أ ُُم ْوِْر الدنْ يما ِِبما يُ ْل ُق ْو مْن بم ْ م‬ ِ
ْْ ِ ‫الديْ ِْن موقم ْد يم ْد ُخ ُْل‬
ِ ْ ‫ت تمس ِر‬ ِِِ ِ ِ
. ‫اه ْْم‬ ُ ‫ي ل ُدنْ يم‬ْ ْ ْْ َِّ‫م مْن ال مْع مد ماوْة الديْنيَّْة ال‬
Berkata Qadli Iyad dalam “al-Syifa,” mayoritas mereka
melakukan kerusakan dalam hal agama, tetapi
terkadang juga dalam hal keduniaan dengan
menciptakan konflik pemikiran yang sebenarnya untuk
tujuan kekayaan belaka.

ْ ‫ موقم ْد مح َّرمْم‬: ‫ف مش ْرِح ِْه‬


ْ‫هللاُ تم مع مال‬ ِْ ‫َل معلِيْ املْ مقا ِر‬
ْْ ِ ‫ي‬ َّْ ‫قمالمْ ال مْع ََّل مم ْةُ ُم‬
ْ‫ام ْْلم ْم مْر موال مْم ْي ِس مْر ِْلم ِذْهِ ال ِْعلَِّْة مك مما قمالمْ تم مع م‬
‫ال‬
Berkata al-Alamah Mula Ali al-Qari dalam “Syarah”-nya,
bahwa karena alasan seperti inilah Allah s.w.t.

41
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

mengharamkan khamr dan judi, sebagaimana dalam


firman-Nya :

ْ‫اءْ ِف‬
‫ضم‬ ‫الش ْيطما ُْن أمنْ يُ ْوقِ مْع بم ْي نم ُك ُمْ ال مْع مد ماوْةم موالْبم غْ م‬
َّ ‫إِ ََّّنما يُ ِريْ ُْد‬
‫اْلم ْم ِْر موال مْم ْي ِس ِْر‬
ْ

Sesungguhnya syetan itu bermaksud hendak


menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara
kamu lantaran (meminum) khamr dan berjudi(. (QS. Al-
Ma’idah : 91)

ِ ‫مِب ب ْكرْ وعُم ْر ر‬ ِِ ِ


ُ‫هللا‬
ْ ‫ض مْي‬ ‫سب ْو مْن مسيِ مد مْن أ مْ م م م م م‬ ُ ‫موم ْن ُه ْْم مرافضي ْو مْن يم‬
‫هللاُ مع ْن ُه ْْم مويُبمالِغُ ْو مْن مه موى‬
ْ ‫ض مْي‬ ِ ‫الصحاب ْةم ر‬
‫مع ْن ُه مما مويم ْك مرُه ْو مْن َّ م م م‬
‫السيِ ُْد ُُمم َّم ٌْد‬
َّ ْ‫قمالم‬. ‫هللا معلمْي ِه ْْم‬ِْ ‫ض موا ُْن‬ ْ ‫مسيِ ِد مْن معلِيْ موأ ْمه ِْل بم ْيتِِْه ِر‬
‫الزنْ مدقمِْة‬ ْ‫ض ُه ْْم يم ْرتمِق ْْي إِ م‬
َّ ‫ل الْ ُك ْف ِْر مو‬ ُ ‫ موبم ْع‬: ‫س‬ ِْ ‫ح الْ مق ُام ْو‬ِْ ‫ف مش ْر‬ ْْ ِ
. ‫ْي ِم ْن مها‬
ْ‫هللاُ موال ُْم ْسلِ ِم ْ م‬
ْ ‫معاذم مْن‬ ‫أم‬
Ada juga kelompok Rafidzah yang selalu mencela Abu
Bakar dan Umar r.a. dan lainnya. Tetapi fanatik kepada
sahabat Ali bin Abi Thalib dan Ahli Bayt r.a. Berkata
Sayid Muhammad dalam kitab “Syarah Qamus”, bahwa
sebagian kaum Rafidzah ada yang menjadi kafir, semoga
Allah menjauhkan kita darinya.

42
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

ِ ‫ف‬
: ‫الش مفا‬ ٌْ ‫اض ْْي ِعيم‬
ْ ِ ‫اض‬ ِ ‫قمالمْ الْ مق‬

Berkata Qadli Iyadh dalam kitab “Syifa”

ِ ُْ‫قمالمْ رسول‬: ْ‫هللا مع ْن ْه قمالم‬


ْ‫هللا‬ ِ ِ
ِ ‫هللا بْ ِْن مغمَّفلْ ر‬
ُْ ‫م‬ ُ ُْ ‫ض مْي‬ ‫مع ْْن مع ْب ْد ْ ُ م‬
ْْ ِ ‫هللام‬
‫ف‬ ْ ‫هللام‬ْ ‫اب‬ ْ ِ ‫مص مح‬
ْ‫فأ‬ ْْ ِ ‫هللام‬
ْ ‫هللام‬ْ : ‫هللاُ معلمْي ِْه مو مسلَّ مْم‬
ْ ‫صلَّى‬ ‫م‬
ْْ ‫محبَّ ُه ْْم فمبِ ُح‬ ِ ً ‫َّخذو ُه ْم غمر‬ ِ
‫ب‬ ‫ فم مم ْْن أ م‬،‫ضا بم ْعد ْي‬ ‫ مْْل تم ت ْ ْ م‬،‫اب‬ ْ ِ ‫مص مح‬ْ‫أ‬
‫اه ْْم فم مق ْد‬
ُ ‫ مومم ْْن آذم‬،‫ض ُه ْم‬ ِ ْ‫ض ُه ْم فمبِب غ‬
‫ض ْْي أمبْ غم م‬ ُ ْ ‫ مومم ْْن أمبْ غم م‬،‫محبَّ ُه ْم‬ ‫أم‬
‫ك أم ْن‬ ُْ ‫هللام يُ ْو ِش‬
ْ ‫ مومم ْْن آذمى‬،‫اِنْ فم مق ْد آذمى هللام‬ ْ ِ ‫ مومم ْْن آذم‬،ْ‫آذم ِاِن‬
ُ‫ْخ مذْه‬
ُ ‫مَي‬
Dari Abdullah ibn Muqafal RA berkata, Rasulullah SAW
bersabda : “Takutlah kepada Allah (untuk mencela)
para sahabatku, janganlah kalian mencela sahabatku
sepeninggalku. Barang siapa mencintai mereka maka
aku mencintainya dengan sepenuh cintaku,
barangsiapa membenci mereka maka aku akan
membencinya dengan kebencianku. Barang siapa
mencela mereka, sama dengan mencelaku. Barang siapa
mencelaku sama dengan mencela Allah. Barang siapa
mencela Allah maka Allah akan menyiksanya.” (HR.
Tirmidzi, Ahmad).

43
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

،‫اب‬ْ ِ ‫مص مح‬ْ ‫سب ْوا أ‬ َّ ِ ْ ‫صلَّى‬


ُ ‫ مْْل تم‬: ‫هللاُ معلمْي ْه مو مسل مْم‬ ‫هللا م‬ ِْ ُْ‫موقمالمْ مر ُس ْول‬
‫ مْْل‬،‫ْي‬ ِ ْ ‫اس أ‬
‫مَجمع ْ م‬ ِْ ُ‫فم مم ْْن مسبَّ ُه ْْم فم معلمْي ِْه لم ْعنم ْة‬
ِْ ‫هللا موال مْم مَلئِ مك ِْة موالنم‬
ً‫ص ْرفْاً و ْْلم مع ْد ْْل‬ ِ ْ ‫ي ْقب ْل‬
‫هللاُ م ْن ْهُ م‬ ُ‫م م‬
Rasulullah juga bersabda : “Jangan kalian mencela para
sahabatku, barang siapa mencelanya maka baginya
laknat Allah, para Malaikat dan segenap manusia, dan
Allah tidak akan menerima amal kebaikannya”.

ِ ْ ،‫مص مح ِاب‬ َّ ِ ْ ‫صلَّى‬


ُ‫فإنهُ مَي ْى ْء‬ ْ ‫سبوا أ‬ ُ ‫ ْْلم تم‬: ‫هللاُ معلمْي ْه مو مسل مْم‬ ‫وقال م‬
،‫صلوا معلمْي ِه ْم‬ ِْ ‫الزمم‬ ِ ْ ِ ‫قم وْم‬
‫َلم تُ م‬
ْ ‫ فم‬،‫اب‬ ْ ِ ‫مص مح‬
ْ ‫سب ْو مْن أ‬ ُ ‫ان يم‬ ‫ف آخ ِْر م‬ ْ ٌْ
‫ موإِ ْن‬،‫س ْو ُه ْم‬ ِ ِ
ُ ‫ مو ْْلم ُُتمال‬،‫ مو ْْلم تناك ُح ْو ُه ْم‬،‫صلموا مم مع ُه ْم‬ ‫مو ْْلم تُ م‬
‫َلم تم عُ ْو ُد ْو ُهم‬ ُ ‫مم ِر‬
ْ ‫ض ْوا فم‬

Rasulullah juga bersabda : “Janganlah kalian menghina


para sahabatku. Sesungguhnya Akan ada di akhir zaman
orang-orang yang suka mencela para sahabatku.
Jangan alian menshalati mereka ketika mati, jangan
shalat bersama mereka, jangan menikahkan anak-anak
kalian dengan anak mereka, dan jangan duduk bersama
mereka, dan jika mereka sakit janganlah kalian
menjenguknya”.

ُ‫ض ِربُ ْوْه‬ ْْ ِ ‫مص مح‬


ْ ‫اب فما‬ َّْ ‫ مم ْْن مس‬: ‫هللاُ معلمْي ِْه مو مسلَّ مْم‬
ْ ‫بأ‬ ْ ‫صلَّى‬
‫مو مع ْن ْهُ م‬

44
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

Rasulullah s.a.w. bersabda : “Barang siapa mencaci


sahabatku maka pukullah dia”.

ُ ‫من مسبَّ ُه ْمْ موأمذم‬


ْ‫اه ْم‬ َّْ ‫هللاُ معلمْي ِْه مو مسلَّ مْم أ‬
ْ ‫صلَّى‬‫َّب م‬ ْ ِ‫موقم ْد أم ْعلم مْم الن‬
،‫هللاُ معلمْي ِْه مو مسلَّ مْم مح مر ٌام‬
ْ ‫صلَّى‬ ِْ ِ‫ موآذمى الن‬،‫يُ ْؤِذيْ ِه‬
‫َّب م‬
Nabi s.a.w. memberitahukan bahwa menyakiti para
sahabat adalah sama halnya dengan menyakiti Nabi itu
sendiri. Dan menyakiti Nabi adalah haram hukumnya.

ْ ِ ‫اه ْْم فم مق ْد آ مذ‬


ْ‫اِن‬ ْ ِ ‫مص مح‬
ُ ‫ مومم ْْن آ مذ‬،‫اب‬ ْْ ِ ْ‫ِن‬
ْ ‫فأ‬ ْ ِ‫ مْْل تُ ْؤذُ ْو‬: ْ‫فم مقالم‬

Rasulullah s.a.w. bersabda : “Janganlah kalian menyakiti


aku (dengan) mencaci sahabatku, barang siapa
menyakiti mereka sama dengan menyakiti aku”.

‫ف معائِ م‬
ْ‫شةم‬ ْْ ِ ْ‫ِن‬
ْ ِ‫ مْْل تُ ْؤذُ ْو‬: ْ‫موقمالم‬

Rasulullah s.a.w. bersabda : “Janganlah kalian menyakiti


aku dengan menyakiti A’isyah”.

ِ ِ ْ ِ‫ب‬: {‫هللا ع ْن ها‬ ِ ْ ِ ‫ال‬


ِ ‫اطم ْةم ر‬
ْ ِْ‫ يُ ْؤذي‬،‫ن‬
‫نْ مما‬ ْ ِ ‫ض مع ْةٌ م‬ ‫ض مْي ُْ م م‬ ‫ف فم م م‬ ْ ْ‫موقم م‬
‫آذم ماها‬

45
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

Artinya : (Fathimah ) adalah darah dagingku,


siapapun yang menyakitinya sama dengan
menyakitiku.

ْ‫إِ َّْن ال مْع ْب مْد إ مذا بملم مْغ غمايمْةم ال مْم محبَّ ِة‬: ‫موِم ْن ُه ْْم إِ مِب ِحي ْو مْن يم ُق ْولُْو مْن‬
ِْ ‫اْل ْْيما مْن معلمى الْ ُك ْف ِْر موالْ ُك ْف مر‬
‫ان‬ ِْ ‫ار‬ ْ‫ موا ْختم م‬،‫ص مفا قم لْبُْهُ ِم مْن الْغم ْفلم ِة‬ ‫مو م‬
ِْ ‫َّار ِِب ْرتِ مك‬
‫اب‬ ْ ُ‫ مومْْل يُ ْد ِخلُْه‬،‫َّه ُي‬
ْ‫هللاُ الن م‬ ْ ‫ط مع ْن ْهُ ْاأل ْمم ُْر موالن‬ ْ‫مس مق م‬
ِ َّ‫ات الظ‬
ُ‫اه مرْة‬ ُْ ‫اد‬ ‫ط مع ْن ْهُ ال ِْعبم م‬ ُ ‫ موبم ْع‬. ‫الْ مكبمائِ ِْر‬
ُْ ‫إِنَّْهُ تم ْس ُق‬: ُْ‫ض ُه ْْم يم ُق ْول‬
ِ ‫ق الْب‬
.‫اطنمِْة‬ ِ ْ‫ادتُْهُ التَّ مفك مْر مومَتْ ِس ْ م‬ ِ
‫ْي ْاألم ْخ مَل ْ م‬ ‫موتم ُك ْو ُْن عبم م‬
Ada juga kelompok Ibahiyun yang mengatakan bahwa :
jika seorang hamba telah mencapai puncak mahabbah,
telah bersih hatinya dari sifat ghaflah (lalai), dan
memilih keimanan atas kekafiran, maka ia telah
terbebas dari semua perintah dan larangan dalam
agama. Dan Allah tidak akan memasukkannya ke dalam
neraka karena melakukan dosa besar. Sebagian yang
berkata : bahwa orang (sebagaimana di atas) telah
terbebas dari kewajiban ibadah dzahirah, tetapi bentuk
ibadahnya adalah tafakur dan memperbaiki akhlaq
bathin.

ِْ ‫اْل ْحيم‬
ٌ‫ مو مه مذا ُك ْف ٌْر مومزنْ مدقمْة‬: ‫اء‬ ِْ ْ‫ف مش ْر ِح‬ ْْ ِ ‫السيِ ُْد ُُمم َّم ٌْد‬
َّ ْ‫قمالم‬
ِ ‫الزم‬ ِ ِ ‫ مولم ِك ْْن امِْْل مِب ِحي ْو مْن‬،ٌ‫ض مَللمة‬
،‫ان‬ ‫مم ْو ُج ْو ُد ْو مْن م ْْن قمد ِْْي َّ م‬ ‫مو م‬

46
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

‫الش ْر ِع َّْي مك مما‬


َّ ْ‫ْم‬ ِ ْ‫ض ََّل ٌْل لمْي م‬
ٌ ْ‫س مْلُ ْمْ مرأ‬
‫سْ يم ْعلم ُمْ الْعل م‬ ‫ال م‬
ٌْ ‫ُج َّه‬
.‫يم ْن بم ِغ ْْي‬

Berkata Sayid Muhammad dalam “Syarh Ihya”, bahwa


keyakinan seperti ini adalah kufur, zindiq, dan sesat.
Kelompok ini telah ada sejak dahulu, mereka adalah
orang bodoh dan sesat dan tidak memiliki pemimpin
yang cukup ilmu agamanya.

ْ‫اح موانْتِ مق ِاْلما أمبم مْد ْاْل مِب ِْد ِف‬ ِ


ِْ ‫خ ْاأل ْمرمو‬ ُ ‫موم ْن ُه ْْم مم ْْن قمالمْ بِتم نم‬
ِْ ‫اس‬
‫ مومز مع مْم‬. ِ‫مو غم ِْيْه‬ ْْ ‫ج ِم ْْن بم مد ِْن ْاْل مخ ِْر ِم ْْن ِج ْن ِس ِْه أ‬ ِْ ‫ْاألم ْش مخ‬
ُْ ‫اص مّتْ ُر‬
. ‫ب مزمكائِ مها مو ُخ ْبثِ مها‬ ِْ ‫س‬ ِ ِ ِ ِ َّْ ‫مه ُؤمْل ِْء أ‬
‫من تم ْعذيْ بم مها موتم ْنع ْي مم مها ف ْي مها ِبم م‬
ِ ‫ف مشرِح ِْه معلمى‬ ِ ْ ‫اب‬ ِ ْ‫قمالم‬
‫ موقم ْد مك َّف مرُه ْْم‬: ‫الش مفا‬ ْ ْْ ِ ْ‫اْلممفاجي‬ ُْ ‫الش مه‬
.‫هللا مومر ُس ْولِِْه موُكتُبِِْه‬
ِْ ‫ب‬ ِْ ْ‫ع لِ مما فِ ْي ِْه ِم ْْن تم ْك ِذي‬ َّ ‫أم ْه ُْل‬
ِْ ‫الش ْر‬

Ada juga kelompok yang meyakini reinkarnasi dan


bahwa sengsara dan nikmat adalah tergantung pada
bersih dan tidaknya jasad seseorang. Berkata Syihab al-
Khafaji dalam “Syarah Syifa” bahwa golongan ini telah
dikafirkan oleh para ulama karena mereka telah
berbohong kepada Allah, Rasul, dan Kitabnya.

47
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

،‫ص ِوفم ِة‬ ِ ِِ ِ


‫ مو ُه ْْم مج مهلمْةُ ال ُْمتم م‬،‫موم ْن ُه ْْم مم ْْن قمالمْ ِِب ْْلُلُ ْوِْل مو ْاْلَتماد‬
ِ ‫ وإِ َّْن غمْي رْهُ مْْل ي ت‬،‫ال املْوجو ُْد الْمطْلم ُق‬
ُْ ‫َّص‬
‫ف‬ ‫م م‬ ‫م‬ ُ ْ ُ ُ ْ‫إِنَّْهُ تم مع م‬: ‫يم ُق ْولُْو مْن‬
َّْ ‫ فم مم ْعنم ْاهُ أ‬،‫سا ُْن مم ْو ُج ْو ٌد‬
‫من‬ ِ َّْ ‫ مح‬،‫مص ًَل‬
‫امِْْلنْ م‬: ‫ّت إذما قمالُْوا‬ ْ ‫ِِبل ُْو ُج ْوِْد أ‬
.‫ال‬ ْ ‫ مو ُه مْو‬،‫لمْهُ تم معل ًقا ِِبل ُْو ُج ْوِْد ال ُْمطْلم ِق‬
ْ‫هللاُ تم مع م‬

Ada juga kelompok yang berpendapat dengan khulul


dan Ittihad. Mereka adalah orang- orang bodoh yang
mengaku-ngaku sebagai shufi. Mereka berkata : bahwa
Allah adalah wujud yang mutlak, dan yang lain pada
dasarnya tidak ada. Bahkan dikatakan “manusia
adalah makhluk yang wujud.” Itu artinya wujud
manusia adalah bergantung pada wujud mutlak yaitu
Allah.

ْ‫ مو ُه مْو ُك ْف ٌر‬: ‫الس مَلِْم‬ َّ ‫اشيم ِْة مع ْب ِْد‬ ِ‫ف ح‬ ِ


‫قمالمْ ال مْع ََّل مم ْةُ امْألمم ْي ُْر ِ ْْ م‬
ِْ ‫ فمِإ ْن موقم مْع ِم ْْن أم مكابِ ِْر ْاأل ْمولِيم‬،‫اد‬ ِِ
‫اء مما‬ ‫ مومْْل ُحلُ ْولمْ مومْْل اَتم م‬،‫ص ِريْ ٌح‬ ‫م‬
ِ‫ف وح مدْة‬ ِ ِ ْ‫يُ ْو ِه ُْم مذلِ م‬
ْ ‫ك أ ُِولمْ ِِبما يُنماسبُْهُ مك مما يم مق ُْع م ْن ُه ْْم ِ ْْ م‬
‫من مما‬ َّْ ‫اد أ‬
ْ‫ أ ممر م‬،”ُ‫هللا‬ ْ ‫ف ا ْْلُبَِّْة إَِّْْل‬ ْ ِ ‫ مما‬: “‫ض ِه ْْم‬ ِ ‫ مك مقوِْل ب ْع‬،‫الْوجوِد‬
‫ْ م‬ ُْ ُ
ِْ ‫ بم ْْل موالْ مك ْو ِْن ُكلِ ِْه مْْل ُو ُج ْو مْد لمْهُ إَِّْْل ِِب‬،‫ف ا ْْلُبَّ ِة‬
‫لل‬ ِْ

Berkata al-Alamah Amir dalam “Hasyiah Abdussalam”,


bahwa hal ini adalah kekafiran yang nyata. Dan tidak
ada konsep hulul dan Ittihad sekalipun ada sebagian

48
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

ulama yang mengalaminya sebagaimana yang terjadi


dalam konsep wahdatul wujud yang mengatakan
“tidak ada dalam jubah kecuali Allah”, dimaksudkan
sebagai tidak ada dalam jubah bahkan seluruh alam
raya kecuali Allah (saja yang wujud).

ِْ ‫ ِم ْْن مك مم‬: ‫ح ْاألمنْ موا ِْر‬


ِْ ‫ال ال ِْع ْرفم‬
ْ‫ان ُش ُه ْو ُْد مع ْبدْ مو‬ ِْ ِ‫ف لممواق‬ ْْ ِ ْ‫موقمالم‬
‫س ُه مْو‬ْ‫ف موقْتْ مما فم لمْي م‬ ْْ ِ ‫ موُكلْ معا ِرفْ نم مفى ُش ُه ْو مْد ال مْع ْب ِْد‬،‫مرب‬
ُْ ‫اح‬
‫ب‬ ِ ‫ وص‬،‫ب حال‬ ِ ‫ْت‬ ِ ْ‫ف ذملِ م‬ ْْ ِ ‫ موإِ ََّّنما ُه مْو‬،‫بِ معا ِرف‬
‫صاح ُْ م م م‬ ‫ك ال مْوق ْ م‬
،ُ‫ال مس ْك مرا ُْن مْْل مَتْ ِق ْي مْق ِع ْن مده‬ ِْ ‫ا ْْلم‬

Dalam kitab “Lawaqih al-Anwar” ada dikatakan : bahwa


kesempurnaan ma’rifat adalah mengetahui sifat
kehambaan dan sifat ke-Tuhanan. Karena seseorang
yang tidak mengakui wujud hamba adalah bukan
termasuk ahli ma’rifat. Tetapi kondisi yang ia alami
hanyalah kondisi “ketidaksadaran” yang tidak bisa
diikuti.

ْ‫اد ِ ْف‬ِْ ‫اْلَِتم‬


ِْ ‫اد بِو ْح مد ْةِ الْوجوِْد و‬
‫ُ ُْ م‬ ‫من ال ُْم مر مْ م‬ َّْ ‫فمظم مه مْر ِِمَّا ذُكِ مْر أ‬
ُ‫ت معبم مد ْة‬ْْ ‫ موإِذما مكانم‬. ‫َّم‬
ِْ ‫اه ِْر ال ُْمتم موه‬ ِ َّ‫س معلمى الظ‬ ْ‫ب الْ مق ْوِْم لمْي م‬
ِْ ‫مم ْذ مه‬
ْ‫ مومْل‬،”‫هللا ُزلْ مفى‬ ِْ ‫ل‬ْ‫ مما نم ْعبُ ُد ُه ْْم إَِّْْل لِيُ مق ِربُ ْومْن إِ م‬: “‫ْاأل ْمومَث ِْن يم ُق ْولُْو مْن‬

49
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

ُ ‫ موإِ ََّّنما ال ُْم مر‬،‫ْي‬


ْ‫اد‬ ِ ْ‫ف يُظمنْ ذملِ م‬
‫ك ِِبل مْعا ِرف ْ م‬ ْ‫ مك ْي م‬،”ُ‫لل‬
ْ ‫ ُه ْْم ام‬: “‫يم ُق ْولُْوا‬
ِْ ‫قم ْولُْ ال مْعا ِر‬
:‫ف‬

Menjadi jelaslah bahwa apa yang dimaksud dengan


Wahdati al Wujud dan Al-Ittihad dalam madzhab
tasawuf adalah bukanlah hanya sekedar menggunakan
parameter apa yang dhohir saja atau atas dasar
persangkaan belaka. Dengan demikian
pernyataan/statemen para penyembah berhala yang
mengatakan bahwa : Kita tidak menyembah berhala ini
kecuali hanya menjadikannya sebagai lantaran agar kita
dapat mendekatkan diri kepada Dzat Allah. Bagaimana
mungkin pelaku sedemikian (Wahdati Al-Wujud)
dianggap sebagai orang-orang yang ma rifat (Arifin).
Padahal makna yang subtansial dari ittihad itu sendiri
adalah sebagaimana dikatakan oleh Al- Aarif :

ِ ‫ن الْمس َّمى ِِبَِتم‬


ْ‫اد‬ َّْ ‫ك أ‬
ْْ ‫من ُك َّْل ْاأل ْمم ِْر أ ْمم ِر‬ ِ
‫ي ۞ ُه مْو ال مْم ْع مْ ُ م‬ ْ‫ْم م‬
ُ ‫موعل‬
Pengetahuan anda atas segala sesuatu adalah urusan
saya, inilah makna yang sesungguhnya dinamakan
sebagai Al-Ittihad.

ْ‫ام موإِن‬ِْ ‫ف مه مذا ال مْم مق‬ ْْ ِ ْ‫مومْْل بُ َّْد ِع ْن مْد ُك ِْل ُم ْسلِمْ ِم ْْن محظ‬
‫ض مرمرُه ْْم‬
‫من م‬َّْ ‫ْت الْ مك مَل مْم معلمى مه ِذ ْهِ الطَّائِمف ِْة ِأل‬
ُْ ‫ موإِ ََّّنما أمطمل‬. ‫تم مف ماوتُ ْوا‬
ِِ ِ ِ‫ضرِْر م‬ ِ ْ‫معلمى ال ُْم ْسلِ ِم ْ م‬
‫َج ْي ِْع الْ مك مف مرْة موال ُْم ْب تمدع ْ م‬
،‫ْي‬ ‫ْي أم ْكثم ُْر م ْْن م م‬
50
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

ِْ ‫فمِإ َّْن مكثِ ْيا ِم مْن الن‬


ْ‫َّاس يُ مع ِظ ُم ْونم ُه ْمْ مويم ْس مم ُع ْو منْ مك مَل مم ُه ْمْ مم مع‬
.‫ب‬ ِْ ‫مسالِْي‬
ِِْ‫ب الْ مك مَلِْم ال مْع مر‬ ِ
‫مج ْهل ِه ْْم ِِب م‬
Untuk itu jelaslah bahwa setiap umat Islam memiliki
kemampuan dan kesempatan untuk meraih maqom ini
walaupun pada tingkat yang berbeda- beda. Sengaja
saya membahas secara panjang lebar terhadap sekte/
golongan ini, karena saya menyaksikan bahwa golongan
inilah yang sesungguhnya paling membahayakan
terhadap kaum Muslimin dibandingkan bahaya yang
dimunculkan oleh kaum kafir dan mubtadi in, para ahli
bid’ah. Karena mayoritas manusia mengagungkan
golongan ini dan begitu antusiasnya ia mendengarkan
fatwa-fatwa mereka dengan ketidak mengertiannya
terhadap uslub-uslub atau gramatika bahasa arab.

ْ‫مب مع ْم ِرو بْ ِْن ال مْع مَل ِء‬


ْْ ِ‫اْلملِ ْي ِْل مع ْنْ أ‬
ْ ‫مص ُم ِعيْ مع ِْن‬
ْ ‫موقم ْد مرموى ْاأل‬
:ْ‫أمنَّْهُ قمالم‬
Imam Asmu i meriwayatkan sebuah hadits dari Imam
Kholil dari Abi Amrin bin A la , beliau berkata :

ْ‫اد ِه ْم‬
ِ ‫ و ُه ْم ِِب ْعتِ مق‬،‫اق ِْل ْهلِ ِه ْم ِِبلْعربِيَّ ِة‬
ْ ‫ق ِِبلْع مر ْ م ْ م م م‬
ِ ِ ْ‫أم ْكثم ْر م ْن تم مزنْ مد م‬
ْ‫ُ م‬
ْ‫اْلَِتم م‬
.ٌ‫اد مك مف مرْة‬ ِْ ‫ام ْْللُولمْ و‬
‫ُْ م‬

51
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

Kebanyakan orang yang kafir zindik dari penduduk Irak


adalah disebabkan oleh ketidakmengertian mereka
terhadap literatur Arab mayoritas dari mereka menjadi
kufur karena keyakinan mereka yang salah terhadap
pemahaman Hulul dan Ittihad.

ِ ْ ِ ‫اض‬ ُْ ‫اضي ال ِْعيم‬ ِ ‫قمالمْ الْ مق‬


ْ‫ت‬ْ ‫ص َّر مح‬ ‫إِ َّْن ُك َّْل مم مقاْلم ةْ م‬: ‫ف الش مفا‬
ِْ ‫مو مم مْع‬
‫هللا‬ ِْ ‫ي‬
ْْ ‫هللا أ‬ ِْْ ‫ادْةِ غم‬ ِ ْ ‫بِن ْف ِْي الرب وبِيَِّْة أمو الوح مدانِيَِّْة أ‬
‫مو عبم م‬ ْ ْ‫م‬ ُْ ‫م‬
‫س موالَّ ِذيْ مْن‬ ِْ ‫ارى موال مْم ُج ْو‬ ‫َّص م‬
ِ َّ ‫فم ِه ْي ُك ْف ْر مكم مقالمِْة‬
‫الد ْه ِريَّْة موالن م‬ ‫م ٌ م‬
ِ ‫الشي‬ ِ ِ ْْ ‫اد ْةِ األ ْمومَث ِْن أ‬
‫ْي أمو‬ ِْ ْ ‫اط‬ ‫مو ال مْمَلمئ مك ْة أمو َّ م‬ ‫أم ْش مرُك ْوا بِ ِعبم م‬
ْ‫ مومكذلِ م‬. ‫هللا‬
‫ك‬ ِْ ‫ي‬ ِْْ ‫محدْ غم‬ ‫مو أ م‬ْْ ‫س أمو الن ُج ْوِْم أمو النَّا ِْر أ‬ ِْ ‫الش ْم‬
َّ
،‫اس ِخ‬ُ ‫اب ا ْْلُلُ ْوِْل موالتَّ نم‬
ُْ ‫مص مح‬ ْ‫أ‬
Qodli Iyadh didalam kitabnya Al Syifa mewanti-wanti :
Sesungguhnya setiap bentuk perkataan yang secara
sharih, terang-terangan menafikan atau menghilangkan
sifat ketuhanan dan ke Maha Esaannya, melakukan
penyembahan terhadap selain Allah atau
mempersekutukan Allah pada sesembahannya adalah
merupakan bentuk kekufuran yang nyata. Seperti juga
ucapan-ucapan yang dikeluarkan oleh Kaum Duhriyah,
Nasrani, Majusi, dan orang-orang yang
mempersekutukan Allah dengan menyembah berhala,
Malaikat, Syetan, Matahari, bintang-bintang, dan
menyembah api ataupun selain daripada Allah.
Demikian juga kekufuran itu terjadi pada orang-orang

52
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

yang menyakini adanya hulul (menempatnya Dzat Allah


pada diri makhluk) dan terjadinya Al-Tanasukh (Ruh
Allah SWT menitis pada diri seorang hamba).

ِْ ‫ف ِبِِل ِهيَِّْة‬
ُ‫هللا مومو ْح مدانِيَّتِِْه مولكن َّْهُ ا ْعتم مق مْد أمنَّْه‬ ْ‫مومكذلِ م‬
ْ‫ك مم ْْن ا ْع تم مر م‬
ُ‫َّعى لمْه‬ ‫مو اد م‬ ْْ ‫ أ‬،‫ص َّوٌر‬
‫مو ُم م‬ ْْ ‫ث أ‬ ْْ ‫مو غمْي ُْر قم ِد ْْي أ‬
ٌْ ‫مو أمنَّْهُ ُُْم مد‬ ْْ ‫غمْي ُْر محيْ أ‬
ْْ ‫ أ‬،ُ‫مو مكائِ ٌْن مع ْنه‬
‫مو‬ ْْ ‫مو أمنَّْهُ ُمتم مولِ ٌْد ِم ْْن مش ْىءْ أ‬ ْْ ‫ أ‬،ً‫احبمة‬ ِ ‫مو ص‬
‫مولم ًدا أ ْْ م‬
‫صانِ ًعا لِل مْعاِمْل‬ ‫من مْثَّ م‬ َّْ ‫مو أ‬ْْ ‫ أ‬،ُ‫ف األ ممزِْل مش ْي ئًا قم ِد ْْيًا غمْي مره‬ ْ ِ ُ‫من مم مع ْه‬
َّْ ‫أ‬
. ‫ْي‬ْ‫اع ال ُْم ْسلِ ِم ْ م‬
ِْ ‫ك ُكل ْهُ ُك ْف ٌْر ِبِِ َْجم‬ ْ‫ فمذلِ م‬،ُ‫مو ُم مدبًِرا غمْي مره‬ ْْ ‫ِس موا ْهُ أ‬

Kekufuran itu dapat pula terjadi pada orang yang


mengakui ketuhanan Allah dan ke-Maha Esaannya
tetapi ia menyakini bahwa Allah tidaklah hidup atau
bukanlah Dzat yang Qadim (terdahulu), atau
sesungguhnya Allah adalah dzat yang hadits (baru
datang) dan memiliki bentuk, atau menyangka bahwa
Allah memiliki anak istri, dan bahkan ia terlahirkan dari
sesuatu yang maujud sebelum-Nya, atau sesungguhnya
ada sesuatu selain Allah yang menyertai- Nya di zaman
Azali, atau menyakini bahwa ada Dzat lain selain Allah
yang menciptakan dan mengatur alam ini. Semua
keyakinan dan anggapan sebagaimana disebut di atas
merupakan bentuk kekufuran menurut ijma kaum
muslimin.

53
‫‪Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari‬‬

‫ج إِلمْي ِْه موُم مكالم ممتمْهُ‬


‫ال موالعُ ُرْو مْ‬ ‫سةمْ ِْ‬
‫هللا تم مع مْ‬ ‫َّعى ُُْممالم م‬
‫ك ممن اد م‬ ‫مومكذلِ مْ‬
‫ص ِوفم ِْة‬
‫ض ال ُْمتم م‬ ‫اص مك مق ْوِْل بم ْع ِْ‬ ‫مح ِْد األم ْش مخ ِْ‬ ‫ف أم‬ ‫مو ُحلُ ْولمْهُ ِ ْْ‬
‫أ ْْ‬
‫ارى‪،‬‬ ‫ِِ ِ‬
‫َّص م‬
‫موالبماط نيَّْة موالن م‬
‫‪Demikian juga kekufuran itu terjadi pada seseorang‬‬
‫‪yang menganggap dirinya dapat duduk bersama Allah,‬‬
‫‪menyertai-Nya naik ke Arasy, berbincang- bincang‬‬
‫‪dengan-Nya dan meyakini dapat menyatunya Dzat‬‬
‫‪Allah pada diri seseorang sebagaimana yang difahami‬‬
‫‪oleh sebagian kaum Tasawuf, aliran kebatinan dan‬‬
‫‪orang-orang Nasrani.‬‬

‫مو بم مقائِ ِه‪ ،‬أ ْموْ‬ ‫ِ‬


‫ك نم ْق ْطم ُْع معلمى ُك ْف ِْر مم ْْن قمالمْ بِق مدِْم م‬
‫العاِمْل أ ْْ‬ ‫مومكذلِ مْ‬
‫ف األم ْش مخ ِْ‬
‫اص‬ ‫اد ِ ْ‬ ‫اح موانْتِ مق ِاْلما أمبم مْد اْلبم ِْ‬
‫خ األ ْمرمو ِْ‬ ‫قمالمْ بِتم نم ُ‬
‫اس ِْ‬
‫ك مم ْْن‬ ‫ب مزمكائِ مها مو ُخ ْبثِ مها‪ ،‬مومكذلِ مْ‬ ‫س ِْ‬ ‫ِِ ِ‬ ‫ِِ‬
‫موتم ْعذيْ ب مها موتم ْنع ْيم مها ِبم م‬
‫مصلِ مها‬ ‫ِ‬ ‫ف ِِب ِْلل ِهيَِّْة والوح مدانِيَِّْة و ِ‬
‫لكن َّْهُ مح مج مْد الن بُ َّوْةم م ْْن أ ْ‬ ‫م‬ ‫م مْ‬ ‫ا ْع تم مر مْ‬
‫مح ًدا ِم مْن األمنْ بِيم ِْ‬
‫اء الَّ ِذيْ مْن‬ ‫مو أ م‬
‫صا‪ ،‬أ ْْ‬ ‫ص ْو ً‬ ‫مو نُبُ َّوْةم نمبِيِ نما ُخ ُ‬
‫عُ ُم ْوًما أ ْْ‬
‫َلم مريْب‪،‬‬ ‫ك فم ُه مْو مكافِ ٌْر بِ ْ‬ ‫هللاُ معلمْي ِه ْْم بم ْع مْد ِعل ِْم ِْه بِذلِ مْ‬‫ص ْ‬ ‫نم َّْ‬
‫س الَّ ِذي مكا مْن ِِبم َّك مْة موا ْْلِ مجا ِز‪،‬‬ ‫ك مم ْْن قمالمْ إِ َّْن نمبِيَّ نما لمْي مْ‬‫مومكذلِ مْ‬
‫‪Termasuk bentuk kekufuran yang lain adalah :‬‬
‫‪seseorang yang menyakini sifat ketuhanan dan ke‬‬
‫‪Maha Esaan Allah tetapi ia menentang pokok-pokok‬‬

‫‪54‬‬
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

kenabian secara umum atau konsepsi-konsepsi


kenabian kita Muhammad Saw secara khusus. Atau
salah satu dari para nabi, dimana hal itu terjadi setelah
ia mengetahui konsepsi konsepsi nash Nya, maka
tanpa keraguan ia dihukumi kafir. Demikian pula
menjadi kafir seseorang yang menyatakan bahwa Nabi
kita Muhammad Saw adalah bukanlah ia yang
berdomisili di Makkah dan Hijaz.

‫َّعى‬ ‫مو ممن اد م‬ ْْ ‫محدْ مم مْع نمبِيِ نما أ‬


ْْ ‫مو بم ْع مدْهُ أ‬ ‫َّعى نُبُ َّوْةم أ م‬ ‫ك مم ْْن اد م‬ ْ‫مومكذلِ م‬
ِ ِ ‫ك من اد‬ ِ ِِ ِ
ُ‫ص ِوفم ِْة أمنَّ ْه‬
‫َّعى م ْْن غَُلمْة ال ُْمتم م‬ ‫م‬ ‫ مومكذل مْ م‬،‫الن بُ َّوْةم لنم ْف سه‬
ْ : ‫ف األمنْ موا ِْر‬ ْ ِ ْ‫ قمالم‬،‫ع الن بُ َّوةم‬ ِْ ‫يُ ْو مْحى إِلمْي ِْه موإِ ْن مْلْ يم َّد‬

Kekufuran itu juga akan terjadi sebab beberapa hal


berikut ini, antara lain : Seseorang yang mengakui
terutusnya nabi yang lain bersamaan dengan kenabian
nabi Muhammad SAW atau masih akan ada nabi lagi
setelah kenabian nabi Muhammad SAW juga seorang
yang mengklaim bahwa kenabian Muhammad Saw
adalah hanya dikhususkan untuk kalangan atau
golongannya sendiri (bukan Nabi yang Rahmatan lil
alamin). Demikian juga terjadi kekufuran apa bila ada
seorang yang kondang sebagai ahli tasawwuf, tetapi
hingga kebablasan ia menyatakan diri bahwa ia
menerima wahyu dari Allah Ta ala walaupun ia tidak
sampai mengaku-aku menjadi Nabi. Imam Yusuf al
Ardhabili di dalam kitab Al-Anwarnya memberikan
pernyataan yang tegas bahwa :

55
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

ْ‫ضلِ ْي ِْل األ َُّم ِة‬ ْ ‫ل تم‬ ْ‫ص ُْل بِِْه إِ م‬


َّ ‫ي ُك ِْل قمائِلْ قم ْو ْْلً يُتم مو‬ ِْْ ‫مويُ ْقطم ُْع بِتم ْك ِف‬
ْ‫ص ُد ُْر إِ ْْلَّ ِم ْْن مكافِر‬ ْ ‫َلً ْْلم يم‬ ْ ‫اعلْ فِ ْع‬ ِ ‫ وُك ِْل فم‬،‫الصحاب ِة‬
‫ي َّ م م م‬ ِْْ ‫موتم ْك ِف‬
‫س مم مْع‬ ِْ ِ‫ل ال مكنمائ‬ ْ‫مو ال مْم ْش ِْي إِ م‬
ْْ ‫ أ‬،‫ب أمو النَّا ِر‬ ِْ ‫لصلِ ْي‬
َّ ِ‫مكالس ُج ْوِْد ل‬
‫ي موغم ِْيمها مومك مذا مم ْْن أمنْ مك مْر مم َّكةمْ أم ِْو‬ َّ ‫أ ْمهلِ مها بِ ِزيِ ِه ْْم ِم مْن‬
ِْْ ِ‫الزمنن‬
ْ‫ْم مذلِ م‬
‫ك‬ ُْ ‫الْ مك ْعبمْةم أم ِْو ال مْم ْس ِج مْد ا ْْلممر مْام إِ ْن مكا مْن ِِمَّ ْْن يُظمنْ بِِْه ِعل‬
ْ .‫ْي‬ ْ‫ط ال ُْم ْسلِ ِم ْ م‬ ْ‫موِِمَّ ْْن مخالم م‬

Dapatlah dipastikan kekafiran itu terjadi pada setiap


orang yang mengucapkan suatu perkataan yang sebab
ucapan itu umat menjadi terjerumus pada lembah
kesesatan, apalagi bila sampai meng-kafirkan sahabat,
termasuk juga setiap orang yang melakukan perbuatan
dimana pekerjaan itu tidaklah muncul atau bersumber
kecuali dari orang-orang kafir seperti sujud pada salib
atau menyembah api, atau pergi menuju ke gereja-
gereja bersama pengikut-pengikut gereja dengan
mengenakan atribut-atribut yang juga dipakai oleh ahli-
ahli gereja seperti memakai ikat pinggang atau yang
lainnya. Demikian juga ia yang mengingkari eksistensi
Makkah, Ka bah, ataupun Masjidil Haram bilamana hal
itu muncul dari seorang yang menurut pandangan kita
ia sebenarnya tau dan memahami bahwa kenyataannya
pergaulan mereka adalah dengan orang-orang Islam.

56
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

PASAL
 MENGENAI KHITTAH AJARAN SALAFUSSALEH
 PENJELASAN TENTANG “ASSAWAADUL
A’ZHAM” DI ZAMAN INI  DAN MENGENAI
PENTINGNYA BERPEGANG TEGUH PADA SALAH
SATU MADZHAB YANG EMPAT

ٌ‫فَصْل‬
،ِ‫فِيْ َبيَانِ ِخطَّةِ السَّلَفِ الصَّا ِلح‬
،ِ‫ِالسوَادِ ا ْلأَ ْعظَمِ فِيْ َهذَا الْ ِح ْين‬
َّ ‫َو َبيَانِ الْ ُمرَادِ ب‬
ِ‫َو َبيَانِ َأهَمِّيَّةِ الْإِ ْعتِمَادِ ِبأَحَدِ الْ َمذَاهِبِ ا ْلأَ ْر َبعَة‬

ْ‫ْي الَّ ِذيْ من‬


ْ‫السلم ِفيِ ْ م‬ ْ‫ت مما ذُكِ مْر معلِ ْم م‬
َّْ ‫ت أ‬
َّ ْ‫من ا ْْلم َّْق مم مع‬ ْ‫إِذما فم ِه ْم م‬
،‫الصالِ ِح‬
َّ ‫ف‬ َّ ‫مكانُ ْوا معلمى ِخطَِّْة‬
ِْ ‫السلم‬

Dengan pemahaman di atas, diketahui bahwa


sesungguhnya kebenaran yang haqiqi itu berpihak pada
kalangan salafiyyin generasi terdahulu yang berpijak
pada khittah Salaf Saleh.

57
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

ِ ْ ‫اء ا ْْلممرمم‬
ْ‫ْي‬ ْ‫ مو ُه ْْم امل ُْم موافِ ُق ْو مْن عُلم مم م‬،‫اد ْاألم ْعظم ُم‬ َّ ‫فمِإنَّ ُه ْْم ام‬
ُْ ‫لس مو‬
ِْ ‫ف املَّ ِذيْ مْن ُه ْْم قُ ْد موْةُ مرْه‬
‫ط‬ ِْ ْ‫الش ِري‬
َّ ‫اء ْاألم ْزمه ِْر‬ ِْ ‫ْي موعُلم مم‬ ِْ ْ ‫الش ِريْ مف‬
َّ
‫َج ْي ِع ِه ْْم ِم ْْن‬
ِ‫اء م‬ ِ ِ ِ ْ ‫أ ْمه ِْل ا ْْلمِْق موفِ ْي ِه ْْم عُلم مم‬
ُْ ‫ص‬
‫اءُ مْْل ْيُْك ُْن ا ْست ْق م‬
‫اءُ َُنُ ْوِْم‬
ْ‫ص‬ ِ
‫ق مك مما مْْل ْيُْك ُْن إِ ْح م‬ ْ‫ف ْاألمقْطما ِْر مو ْاْلفما م‬ ْ ِ ‫شا ِرِه ْْم‬ ‫اِنْتِ م‬
.‫اء‬
ْ‫الس مم م‬َّ
Merekalah Assawadul A’zham. Mereka menyepakati
konsepsi-konsepsi agama yang ditetapkan oleh ulama-
ulama Haramain Syarifain (Makkah dan Madinah) dan
ulama-ulama Al-Azhar yang mulia, kesemuanya adalah
menjadi panutan kelompok Ahlul Haq. Disana banyak
ulama yang tidak bisa dihitung berapa jumlahnya,
karena menyebarnya tempat domisili mereka diberbagai
daerah, sebagaimana tidak dapat bintang gumintang di
langit.

: ‫هللاُ معلمْي ِْه مو مسلَّ مْم‬


ْ ‫صلَّى‬ ‫هللا م‬ ِْ ُْ‫موقم ْد قمالمْ مر ُس ْول‬
ِْ ‫ مويم ُْد‬،‫ض مَللمة‬
‫هللا معلمى‬ ‫ت معلمى م‬ ْْ ِ ‫ال مْْل مَْي مم ُْع أ َُّم‬ ْ ‫إِ َّْن‬
ْ‫هللام تم مع م‬
‫اج ْه‬
‫اد ابْ ُْن مم م‬ ْ‫ مز م‬. ْ‫الّتِم ِذي‬ ِ ‫ا ْْلم م‬
ْ ِ ُ‫ مرمو ْاه‬،‫اعة‬ ‫مم‬
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

58
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

“Sesungguhnya Allah tidak akan menghimpun umatku di


atas kesesatan. Dan tangan Allah di atas al-jama’ah .”
(HR. Tirmidzi) Ibn Majah menambahkan (riwayat)

ْ‫اد األم ْعظمِْم } مم مْع ا ْْلمِق‬ ِْ ‫لس مو‬


َّ ‫ك ِِب‬ ُْ ‫فمإذما موقم مْع ا ِْل ْختَِلم‬
ْ‫ف فم معلمْي م‬
‫ت أم ْن‬ ْْ ِ ‫ار أ َُّم‬
ْ‫مج م‬
‫ال قم ْد أ م‬ ْ ‫ إِ َّْن‬: ‫ي‬
ْ‫هللام تم مع م‬ َّ ‫ف ا ْْلم ِام ِْع‬
ِْْ ‫الص ِغ‬ ْ ِ‫ مو‬. ‫موأ ْمهلِ ِْه‬
‫مُتْتم ِم مْع معلمى م‬
ْ ‫ض مَللمة‬

Maka jika terjadi perselisihan, berpeganglah pada as


Sawaadul A’zham yaitu al haq dan ahlul haq” Didalam
kitab “Al Jami’ Ashshagier” disebutkan : “Sesungguhnya
Allah menyelamatkan umatku dari bersepakat atas
perbuatan sesat”

ْ‫ام الْبُ مخا ِري‬ ِْ ‫ فم مكا مْن‬،‫ب ْاأل ْمربم مع ِة‬


ُْ ‫اْل مم‬ ِْ ‫موأم ْكثم ُرُه ْْم أ ْمه ُْل ال مْم مذ ِاه‬
ْ‫ مومك مذلِ م‬. ‫اِن موالْ مك مرابِْي ِس ِْي‬
‫ك‬ ِِْ ‫الز ْع مف مر‬ ِْ ‫ أم مخ مْذ مع ِْن ا ْْلُ مم ْي ِد‬،‫مشافِ ِعْيًّا‬
َّ ‫ي مو‬
ْ .ْ‫َّسائِي‬ ‫ابْ ُْن ُخ مزْْيمْةم موالن م‬
Mayoritas dari mereka adalah pengikut Al-Madzahib al-
Arba’ah. Imam Bukhari adalah bermadzhab Syafi’i beliau
mengambil dari Imam Humaidi, Al -Za’farani,
dan Karabi’isi, demikian juga Imam Ibnu Khuzaimah dan
Imam Nasa’i.

59
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

ِ ‫ والْمح‬،‫الشبلِيْ مالِ ِكيًّا‬ ِ ِ ْ ‫اْلم‬


ْ‫اسِب‬ ‫م ُم‬ ‫ مو ْ م‬،‫ام ا ْْلُن ْي ُْد ثم ْوِرًَّي‬ ُ ‫مومكا مْن ِْ م‬
ْ ِ‫اذ‬
‫ل‬ َّ ‫ مو‬،‫ِن مح ْن بملِيًّا‬
ِ ‫الش‬ ْ ِ‫ موا ْْلِْي مَل‬،‫ موا ْْلممريْ ِريْ محنم ِفيًّا‬،‫مشافِ ِعيًّا‬
ْ .‫ممالِ ِكيًّا‬

Imam Junaid adalah pengikut Imam Tsauri Imam Syibli


adalah pengikut madzhab Maliki, Imam Muhaasibi
adalah bermadzhab Syafi’i. Imam Al-Jariry merupakan
Penganut Imam Hanafi. Syaikh Abdul Qadir al-Jailani
bermadzhab Hanbali, Imam Abu Hasan Al-Syadzili
pengikut madzhab Maliki.

،‫بْ لِلتَّبمص ِر‬ ِ ِ ‫مَجم ْع لِل‬


ُ ‫ موأمق مْر‬،‫ْحق ْي مقة‬‫ْي أ ْ ُ م‬ ْ َّ ‫فمالتَّ مقي ُْد ِِبم ْذ مهبْ ُم مع‬
ِ ‫وأم ْد معى لِلت‬
ُْ ‫مس مَل‬
‫ف‬ ْ ‫ج امْأل‬ ْ ‫ موأ‬،‫َّحق ْي ِق‬
ْ‫ مو معلمى مه مذا مد َّر م‬. ‫مس مه ُْل تم نم ُاوًْْل‬ ْ ‫م‬
‫ال معلمْي ِه ْْم‬ ِْ ‫ض موا ُْن‬
ْ‫هللا تم مع م‬ ْ ‫ض ْو مْن ِر‬ ُ ‫خ ال مْما‬ ُْ ‫ موالشيُ ْو‬،‫اْلُْو من‬ ِ ‫الص‬ َّ
ْ .‫ْي‬ ْ‫مَجم ِع ْ م‬
ْ‫أ‬
Maka dengan mengikuti satu madzhab tertentu akan
lebih dapat terfokus pada satu nilai kebenaran yang
haqiqi, lebih dapat memahami secara mendalam dan
akan lebih memudahkan dalam mengimplementasikan
amalan. Dengan menentukan pada satu pilihan
madzhab inilah berarti ia telah pula melakukan jalan
yang juga ditempuh oleh Salafunashshalih , mudah-
mudahan keridloan Allah terlimpah curahkan pada
mereka semua.

60
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

ْ‫فم نم ْح ُْن مْنُضْ إِ ْخ موانمنما مع مو َّْام ال ُْم ْسلِ ِم ْ م‬


ْ‫ْي أم ْن يمتَّ ُق ْوا هللاْم مح َّق‬
ْ‫صلِ ُح ْوا مذ م‬
‫ات‬ ِ
ْ ُ‫ موأم ْن ي‬،‫ موأم ْن مْْل مْيُْوتُ ْوا إَِّْْل مو ُه ْْم ُم ْسل ُم ْو من‬،‫تُ مقاتِِه‬
ْ ،‫ْي ِم ْن ُه ْم‬
ِْ ْ ‫الْبم‬

Kami menghimbau kepada kawan-kawan kami, orang


awam dari mayoritas kaum muslimin agar senantiasa
bertaqwa kepada Allah haqqatuqaatih, dan senantiasa
berharap agar tidak meninggalkan dunia yang fana ini
kecuali sebagai orang Islam. Dan agar melakukan
rekonsiliasi dengan orang yang berselisih antara
mereka.

ِ ‫ان مو ْاألمقما ِر‬


ْ‫ب‬ ْ‫ موأم ْن َُْي ِسنُ ْوا إِ م‬،‫ام‬
ِْ ‫ل ا ْْلِْي مر‬ ِ
‫موأم ْن يمصلُو ْاأل ْمر مح م‬
ِ ‫اْل ْخو‬
ْ‫ موأم ْن يم ْر مَحُْوا الض مع مف م‬،‫ موأم ْن يم ْع ِرفُ ْوا مح َّْق ْاألم مكابِ ِر‬،‫ان‬
‫اء‬ ‫مو ِْ م‬
ِ ‫و ْاألص‬
ْ ‫اغ مْر‬ ‫م م‬
Merekatkan tali persaudaraan, bersikap dan berperilaku
baik terhadap semua tetangga, kerabat dan seluruh
teman, dapat memahami dan melaksanakan hak-hak
para pemimpin, bersikap santun dan belas kasihan
terhadap kaum dlu’afa dan kalangan wong cilik.

61
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

ْ‫اس ِد‬
ُ ‫َّح‬ ِ ُ‫اه ْْم مع ِْن التَّ مدابُ ِْر موالتَّبماغ‬
‫ضْ موالتَّ مقاطُ ِعْ موالت م‬ ُ ‫مونم ْن مْه‬
ِ ‫ف‬
،‫الديْ ِن‬ ْ ِ ‫اق موالتَّ لمو ِْن‬
ِْ ‫ّت‬
ِ
‫مو ْاْلفْ م‬
Kita berusaha mencegah mereka dari segala bentuk
permusuhan, saling benci-membenci, memutuskan
hubungan, hasut-menghasut, sekterianisme dan
membentuk sekte-sekte baru yang mengkotak-kotakkan
Agama

ْ‫ موأمن‬،‫ي أم ْع مو ًان‬ ْ ‫ مو معلمى‬،‫مومْنُث ُه ْْم أم ْن يم ُك ْونُ ْوا إِ ْخ مو ًان‬


ِْْ ‫اْلم‬
ِْ ‫ص ُم ْوا ِِبمْب ِْل‬
ِ‫هللا م‬
‫ موأم ْن يمتَّبِعُوا‬،‫ موأم ْن مْْل يمتم مف َّرقُ ْوا‬،‫َج ْي ًعا‬ ِ ‫ي ْعتم‬
‫م‬
ْ ‫اب موالسنَّْةم‬
ْ‫ْكتم م‬ِ ‫ال‬

Kami menghimbau pada mereka semua untuk bersatu,


bersahabat, tolong menolong dalam kebaikan,
berpegang teguh pada agama Allah yang kokoh, dan
menghindari perpecahan. Hendaknya tetap eksis
berpedoman pada Al Kitab dan Assunnah

ْ‫ك بْ ِن‬ ِْ ِ‫مب محنِْي مف ْةم موممال‬ ِْ ‫األَُّم ِْة مك‬


ِْ ‫اْل مم‬
ْْ ِ‫ام أ‬ ْْ ُ‫اء‬ْ ‫مومما مكا مْن معلمْي ِْه عُلم مم‬
‫ال مع ْن ُه ْْم‬
ْ‫هللاُ تم مع م‬
ْ ‫ض مْي‬ ِ ‫مَحم مْد بْ ِْن ح ْن بلْ ر‬
‫مم م‬ ْ ‫الشافِ ِع ِْي موأ‬ َّ ‫أمنمسْ مو‬
ِْ ‫اْلُُرْو‬
‫ج‬ ِْ ‫اع معلمى ْامتِنم‬
ْ ‫اع‬ ِْ ‫ فم ُه ْْم املَّ ِذيْ مْن قم ْد اِنْ مع مق مْد‬،‫ْي‬
ُْ ‫اْل َْجم‬ ِْ‫أ‬
‫مَجمع ْ م‬
ْ ،‫مع ْْن مم مذ ِاهبِ ِه ْم‬

62
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

dan apa saja yang menjadi tuntunan para ulama


panutan umat semisal Imam Abu Hanifah, Imam Malik
bin Anas, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hambal
radhiyallaahu ‘anhum . Ijma’ menetapkan larangan
keluar dari madzhab-madzhab mereka.

ْ‫ث ِم مْن ا ْْلم ْم ِعيَِّْة ال ُْم مخالِمف ِْة لِ مما معلمْي ِه‬
ْ‫ُح ِد م‬ ُ ‫موأم ْن يُ ْع ِر‬
ْ ‫ض ْوا مع َّما أ‬
‫هللاُ معلمْي ِْه‬
ْ ‫صلَّى‬ ِْ ُْ‫ فم مق ْد قمالمْ مر ُس ْول‬،‫اْلُْو من‬
‫هللا م‬
ِ ‫الص‬ َّ ‫ف‬ ُْ ‫مس مَل‬ ْ ‫ْاأل‬
:‫مو مسلَّ مْم‬

Hendaknya mereka juga berpaling dari segenap bentuk


organisasi-organisasi baru yang bertentangan dengan
prinsip-prinsip dasar yang dibangun oleh Assalaf
Ashshalihin. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam
bersabda:

ْ‫مم ْْن مش َّْذ مش َّْذ إِ م‬


ْ ‫ل النَّا ِْر‬

Barang siapa memisahkan diri (dari mayoritas) maka ia


akan terpisah di neraka".

ِ ‫ت معلمى طم ِري مق ِْة ْاألمس مَل‬ ْْ َِّ‫اع ِْة ال‬


ْ‫ف‬ ْ ْ ‫موأم ْن يم ُك ْونُ ْوا مم مْع ا ْْلم مم م‬
: ‫هللاُ معلمْي ِْه مو مسلَّ مْم‬
ْ ‫صلَّى‬ ِْ ُْ‫ فم مق ْد قمالمْ مر ُس ْول‬،‫ْي‬
‫هللا م‬ ‫الصاْلِِ ْ م‬
َّ

63
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

Untuk itu hendaknya mereka tetap konsisten


memegangi Al Jama’ah ‘alaa thariqatissalaf
Ashshaalihin.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ِ ‫اع ِْة وا ْْلِه‬


ْ‫اد‬ ‫املس ْم ِْع موالطم م م م‬: ‫هللاُ ِبِِ َّْن‬ ْ ‫ِنم‬ ْ ِ‫آم ُرُك ْْم َِبم ْمسْ أ ممم مر‬
ُ ‫من‬ ْ‫موأ م‬
‫ فم مق ْد‬،‫اع مْة قِ ْي مْد ِش ْرب‬ ِ ‫وا ْْلِجرْةِ وا ْْلم م‬
‫ق ا ْْلم مم م‬ ‫ فمِإ َّْن مم ْْن فم م‬،‫اعة‬
ْ‫ار م‬ ‫م ْ م م مم‬
‫اْل ْسَلمِْم ِم ْْن عُنُِق ِْه‬
ِْ ‫مخلم مْع ِربْ مق ْةم‬

“Aku perintahkan pada kalian semua untuk


melaksanakan lima hal, dimana Allah telah
memerintahkan hal itu padaku, yakni bersedia untuk
mendengarkan, taat dan siap untuk berjihad, melakukan
hijrah dan bergabung masuk dalam bingkai Al-Jamaah.
Sesungguhnya seseorang yang berpisah dari jamaah
walaupun hanya sejengkal, berarti sungguh ia telah
melepaskan ikatan tali keislamannya dari lehernya”.

ِ ‫اب ر‬
:ُ‫هللاُ مع ْن ْه‬
ْ ‫ض مْي‬ ‫اْلمطَّ ِْ م‬ ْ ‫موقمالمْ عُ مم ُْر بْ ُْن‬
‫الش ْيطما مْن مم مْع‬ َّ ‫ فمِإ َّْن‬،‫ موإِ ََّي ُك ْْم موالْ ُف ْرقمةم‬،‫ماع ِة‬ ‫معلمْي ُك ْْم ِِب ْْلم م‬
‫اد ُِْببُ ْوبمْةم ا ْْلمن ِْة فم لْيم ل مْزِْم‬ ِْ ْ ‫اْلثْ نم‬
ْ‫ مومم ْْن أ ممر م‬. ‫ْي أمبْ مع ُْد‬ ‫ال مْو م م م م‬
ِ
ِْ ‫اح ِْد و ُه ْو م ْع‬
ْ‫ماعةم‬
‫ا ْْلم م‬
Sayyidina Umar bin Khattab berkata:

64
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

“Berpegang teguhlah kalian semua pada Al-Jama’ah,


hindarkan diri kalian dari segala bentuk perpecahan,
karena sesungguhnya syetan ketika menyertai anda
seorang diri saja, maka dengan sangat mudah ia
menaklukkannya dibanding ketika ia menyertai dua
orang yang bersekutu, barang siapa bermaksud dan
ingin mendapat kenikmatan hidup di dalam surga maka
tetaplah bersama Al-Jama’ah”.

65
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

66
‫‪Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah‬‬

‫‪PASAL‬‬
‫‪MENGENAI WAJIBNYA TAQLID BAGI ORANG YANG‬‬
‫‪TIDAK MEMILIKI KEAHLIAN UNTUK BERIJITHAD‬‬

‫فَصْلٌ‬
‫فِيْ َبيَانِ وُ ُج ْوبِ التَّقْلِيْدِ لِ َمنْ َليْسَ لَهْ َأهْلِيَّةُ الْإِ ْج ِتهَادِ‬

‫ْي معلمى ُك ِْل مم ْْن لمْي مْ‬


‫س لمْهُ‬ ‫ب ِع ْن مْد َُجْ ُه ْوِْر الْعُلم مم ِْ‬
‫اء ال ُْم مح ِق ِق ْ مْ‬ ‫مَِي ُْ‬
‫اْلجتِه ِ‬ ‫ِ‬
‫ادْال ُْمطْلم ِق‪ْ ،‬‬ ‫أم ْهليَّْةُ ِْ ْ م‬
‫‪Menurut pandangan Jumhur Ulama setiap orang yang‬‬
‫‪tidak memiliki keahlian untuk sampai pada tingkat‬‬
‫‪kemampuan sebagai mujtahid mutlak.‬‬

‫اْلجتِه ِ‬
‫ادْ‬ ‫ف ِْ ْ م‬ ‫ض الْعُلُ ْوِْم ال ُْم ْعتم بم مرْةِ ِ ْ‬
‫ص مْل بم ْع ُْ‬ ‫موإِ ْن مكا مْن قم ْد مح م‬
‫ج مع ْن عُ ْه مد ْةِ‬ ‫األم ْخ ُْذ بِمف ْت و ِ‬ ‫تم ْقلِ ْي ُْد قم ْوِْل ال ُْم ْجتم ِه ِديْ مْن مو ْْ‬
‫اه ْْم ليم ْخ ُر مْ ْ‬ ‫مُ‬
‫ف بِتم ْقلِ ْي ِْد أميِ ِه ْْم مش مْ‬
‫اء‬ ‫التَّ ْكلِ ْي ِْ‬

‫‪67‬‬
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

sekalipun ia telah mampu menguasai beberapa cabang


keilmuan yang dipersyaratkan di dalam melakukan
ijtihad, maka wajib baginya untuk mengikuti (taklid)
pada satu qaul dari para Imam Mujtahid dan mengambil
fatwa mereka agar ia dapat keluar dan terbebaskan dari
ikatan beban (Taklif) yang mewajibkannya untuk
mengikuti siapa saja yang ia kehendaki dari salah satu
Imam Mujtahid.

ْ‫لِمق ْولِِْه تم مع م‬
:‫ال‬
ِ ‫فماسأملوا أ ْمه ْل‬
ْ‫الذ ْك ِْر إِ ْن ُك ْن تُ ْْم مْْل تم ْعلم ُم ْو من‬ ‫ْ ْ م‬
sebagaimana difirmankan oleh Allah Ta’ala:
“Maka bertanyalah kalian semua kepada ahli ilmu jika
kalian semua tidak mengetahui”

ْ‫كْ تم ْقلِ ْي ٌد‬


‫ موذملِ م‬،‫ك‬
‫ب الس مؤالمْ معلمى مم ْْن مْلْ يم ْعلم ْمْ ذملِ م‬ ْ‫فمأ ْمو مج م‬
ِ ٌّْ ‫ وه ْو مع‬،‫لِع ِال‬
ْ ،‫ْي‬ ‫ام ل ُك ِْل ال ُْم مخاطمبِ ْ م‬ ‫م م ُم‬
Allah mewajibkan bertanya bagi orang yang tidak
mengetahui, Nah bertanya itu merupakan perwujudan
sikap taqlid seseorang kepada orang yang alim. Firman
Allah ini berlaku secara umum untuk semua golongan
yang dikhitabi (obyek sasaran perintah)

68
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

ْ‫ال مع ْْن ُك ِْل مما مْْل يُ ْعلم ُم‬ ِْ ‫ف الس مؤ‬ ْ ِ ‫ب أم ْن يم ُك ْو مْن مع ًّاما‬ ُْ ‫مومَِي‬
ْ‫الص محابمِْة موالتَّابِ ِع ْ م‬
‫ْي‬ َّ ‫ف مزمم ِْن‬ ْْ ِ ْْ‫من ال مْع َّامةمْ مْلْ تم مزل‬
َّْ ‫اع معلمى أ‬ ِْ ‫لِ ِْْل َْجم‬
‫ف‬ ْ‫ث ال ُْم مخالِِف ْ م‬
ْ ِ ‫ْي يم ْستم ْفتُ ْو مْن ال ُْم ْجتم ِه ِديْ مْن مويمتَّبِعُ ْونم ُه ْْم‬ ِْ ‫موُك ِْل ُح ُد ْو‬
ْ ،‫اء‬ ِ ِ َّ ‫ام‬ ِْ ‫مح مك‬
‫الش ْرعيَّْة موالْعُلم مم م‬ ْ ‫ْاأل‬
Secara umum, firman Allah tersebut mewajibkan kita
untuk bertanya dan mempertanyakan segala sesuatu
yang tidak kita ketahui, sesuai dengan kesepakatan
jumhurul ‘ulama. Karena sesungguhnya orang yang
awam itu pasti ada sejak zaman generasi sahabat, tabi’in
dan hingga zaman setelahnya, mereka wajib meminta
fatwa kepada para mujtahid dan mengikuti fatwa-fatwa
mereka dalam hukum-hukum syari’ah dan
mengimplementasikannya sesuai dengan petunjuk
Ulama.

ْ‫ل ِذ ْك ِر‬
ْ‫ارْة إِ م‬ ِْْ ‫ل إِ مجابمِْة ُس مؤاْلِِ ْْم ِم ْْن غم‬
‫ي إِ مش م‬ ْ‫اد ُرْو مْن إِ م‬ ِ ‫فمِإنَّه ْم ي ب‬
‫ُ ْ ُم‬
‫اعا‬ ِْْ ‫ك ِم ْْن غم‬
ً ‫ فم مكا مْن إِ َْجم‬،‫ي نم ِك ْي‬ ْ‫ مومْْل يم ْن مه ْونم ُه ْْم مع ْْن ذملِ م‬،‫الدلِْي ِل‬
َّ
،‫ْم ْجتم ِه ِد‬ ِ ِ ِْ ‫معلمى اتِب‬
ُ ‫اع ال مْعام ِْي لل‬ ‫م‬
Karena sesungguhnya para mujtahid dan ulama
bersegera menjawab pertanyaan mereka tanpa
memberi isyarah untuk menuturkan dalil. Para Mujtahid
dan ulama tidak melarang orang awam minta fatwa
tanpa ada pengingkaran. Kondisi yang sedemikianlah

69
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

yang lantas disepakati adanya kewajiban bagi orang


awam untuk mengikuti pendapat seorang mujtahid

ْ‫ط مع ْْن مح ْي ِز‬ ٌْ ِ‫اب موالسن َِّْة مساق‬ ِ ‫ال‬


ِْ ‫ْكتم‬ ْ‫من فم ْه مْم ال مْع ِام ِْي ِم من‬َّْ ‫موِأل‬
ِْ ‫ام عُلم مم‬
‫اء أ ْمه ِْل ا ْْلمِْق ْاألم مكابِ ِْر‬ ْ‫أمفْ مه م‬ ‫ إِ ْن مْلْ يُ موافِ ْق‬،‫اْل ْعتِبما ِر‬ ِْ
ْ ‫ْاألم ْخيما ِْر‬

Dan orang awam itu tidak memiliki kemampuan dan


otoritas untuk memahami Al-Kitab dan Assunnah dan
tentunya pemahamannya tidaklah dapat diterima jika
tidak cocok dengan pemahaman ulama ahlul Haq yang
agung dan terpilih.

ِ ‫اطلمْةم ِم ْن ال‬ ِ ‫ضالْ ي ْفه ْم ْأمح مكام ْه الْب‬ ِ


ِ ‫ْكتم‬
ْ‫اب‬ ‫م‬ ‫فمِإ َّْن ُك َّْل ُم ْب تمدعْ مو م م م ُ ْ م ُ م‬
ْ .‫ن ِم مْن ا ْْلمِْق مش ْي ئًا‬
ْْ ِ ْ‫ْخ ُْذ ِم ْن ُه مما موا ْْلمالُْ أمنَّْهُ مْْل يُغ‬
ُ ‫موالسن َِّْة مو مَي‬
Karena sesungguhnya orang yang ahli bid’ah dan orang
yang sesat, mereka memahami hukum-hukum secara
bathil dari Al-Kitab dan Assunnah, pada kenyataannya
apapun yang diambil oleh ahli bid’ah tidaklah dapat
dipegangi sebagai kebenaran.

70
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

ْ‫ مولم ْو‬،‫ادثمة‬ ِ ‫ف ُك ِْل ح‬


‫م‬ ْْ ِ ْ‫ب معلمى ال مْع ِام ِْي إِلْتِ مز ُْام مم ْذ مهب‬ ُْ ‫مومْْل مَِي‬
‫ال مْْل‬ ْ ُ‫الشافِ ِع ِْي مرَِحمْه‬
ْ‫هللاُ تم مع م‬ َّ ‫ب‬ ِْ ‫اِلْتم مزمْم مم ْذ مهبًا ُم معيَّ نًا مك مم ْذ مه‬
ْ .‫ي مم ْذ مهبِ ِْه‬ ْ‫اْلنْتِ مقالُْ إِ م‬
ِْْ ‫ل غم‬ ِْ ‫ب معلِ ْي ِْه‬
ِْ ُ‫ بم ْْل مَيُ ْوُْز لمْه‬،‫اْل ْستِ ْم مر ُار‬ ُْ ‫مَِي‬

Bagi orang awam tidak diwajibkan untuk tetap konsisten


mengikuti satu madzhab saja dalam menyikapi setiap
masalah baru yang muncul. Walaupun ia telah
menetapkan untuk mengikuti satu madzhab tertentu
seperti madzhabnya Imam Syafi’i rahimahullaahu
Ta’ala tidaklah selamanya ia harus mengikuti madzhab
ini, bahkan diperkenankan baginya untuk pindah pada
madzhab yang lain selain madzhab Syafi’i.

ًْ ‫استِ ْد مْللٌْ مومْلْ يم ْق مرأْ كِتم‬


ْ‫اِب ِ ْف‬ ْ ‫ي مْلْ يم ُك ْْن لمْهُ نمظمٌْر مو‬ْْ ‫موال مْع ِاميْ الَّ ِذ‬
ْ‫ مْلْ يُ ْعتم بم ْْر مه مذا مك مذلِ م‬،‫من مشافِ ِع ٌّي‬
‫ك‬ ْ‫أ م‬: ْ‫ب إِ مذا قمالم‬ ِْ ‫ع ال مْم ْذ مه‬ِْ ‫فُ ُرْو‬
ْ ،‫ِِبُ مج َّرِْد الْ مق ْوِل‬

Seorang awam yang tidak memiliki kemampuan untuk


melakukan pengkajian masalah dan istidlal (melakukan
pencarian sumber dalil) atau ia juga tidak memiliki
kemampuan membaca sebuah kitabpun yang ada
sebagai referensi dalam sebuah madzhab, lantas ia
mengatakan bahwa saya adalah bermadzhab Syafi’i,
maka pernyataan yang sedemikian itu tidaklah absah
sebagai pengakuan bilamana hanya sekedar ucapan
belaka.

71
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

ْ‫ار معلمْي ِه‬ ِْ ُ‫إِذما الْتم مزمْم ال مْع ِاميْ مم ْذ مهبًا ُم معيَّ نًا يمل مْزُم ْه‬: ‫موقِ ْي مْل‬
ُْ ‫اْل ْستِ ْم مر‬
‫ فم معلمْي ِْه‬،‫ب إِلمْي ِْه ُه مْو ا ْْلمق‬
ْ‫س م‬ ِ ْ ‫ب الَّ ِذ‬ َّْ ‫ِألمنَّْهُ إِ ْعتم مق مْد أ‬
‫ي انْ تم م‬ ْ ْ‫من ال مْم ْذ مه م‬
ْ . ِ‫اد ْه‬
ِ ‫ب ا ْعتِ مق‬ ِْ ‫اءُ ِِبُْو مج‬ْ ‫ال مْوفم‬

Tetapi menurut sebuah pendapat yang lain menyatakan


bahwa ketika seorang awam itu konsisten mengikuti
satu madzhab tertentu maka wajiblah baginya untuk
menetapkan madzhab pilihannya. Karena jelas seorang
‘Awam itu meyakini bahwa madzhab yang ia pilih adalah
madzhab yang benar. Maka konsekwensi yang harus ia
terima adalah wajib menjalankan apa yang menjadi
ketentuan madzhab yang ia yakini.

ْ‫ فم لمْهُ أم ْن يُ مقلِ مْد إِ مم ًاما ِ ْف‬،‫ادثمة‬


ِ‫فح‬ ِ ِ ِْْ ‫ولْلْم مقلِ ِْد تم ْقلِي ُْد غم‬
‫ي إِ ممام ْه ِ ْْ م‬ ْ ُ ‫م‬
ِ ‫ف‬ ِ ًْ ‫ص مَل ِْة الظ ْه ِْر مثم‬
ْ .‫ص ِْر‬ ْ ‫ص مَل ْة ال مْع‬ ‫َل مويُ مقل مْد إِ مم ًاما آ مخ مْر ِ ْْ م‬ ‫م‬ ‫م‬
Bagi seseorang yang taqlid boleh mengikuti selain
imamnya dalam sebuah masalah yang timbul padanya.
Misalnya saja ia taqlid pada satu imam dalam
melaksanakan shalat zhuhur, dan ia taqlid dan
mengikuti imam lain dalam melaksanakan shalat ashar.

72
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

ْ‫ص َّحةم‬ ِ ‫ فم لم ْو صلَّى مشافِ ِع ٌّْي ظم َّْن‬،‫والتَّ ْقلِ ْي ُْد ب ْع مْد الْعم ِْل جائٌِز‬
‫ْ م‬ ‫مم م‬ ‫م‬ ‫م‬
ِ ‫ف م ْذ مهبِ ِْه و‬ ْ‫ص مَلتِِْه معلمى مم ْذ مهبِ ِْه ُْثَّ تم بم َّ م‬
‫ص َّحتُ مها‬ ‫م‬ ‫ْي بُط مَْلنُ مها ِ ْْ م‬ ‫م‬
ْ .ِ‫الص مَل ْة‬
َّ ‫ْك‬ ْ‫ب غم ِْيْهِ فم لمْهُ تم ْقلِ ْي ُد ْهُ مويم ْكتم ِف ْْي بِتِل م‬
ِْ ‫معلمى مم ْذ مه‬

Jadi taqlid setelah selesainya melakukan sebuah amal/


ibadah adalah boleh. Untuk memahami hal ini dapatlah
digambarkan sebuah masalah : “Bila seorang yang
bermadzhab Syafi’i melakukan shalat dan ia menyangka
atas keabsahan shalatnya menurut pandangan
madzhabnya, ternyata kemudian menjadi jelas bahwa
shalatnya adalah batal menurut madzhab yang
dianutnya, dan sah bila menurut pendapat yang lain
maka baginya boleh langsung taqlid pada madzhab lain
yang mengesahkan shalatnya. Dengan demikian cukup
terpenuhilah kewajiban shalatnya.

73
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

74
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

PASAL
 MENGENAI BERSIKAP HATI-HATI DALAM BELAJAR
ILMU AGAMA DAN KEILMUAN,  BERSIKAP HATI-
HATI TERHADAP FITNAH YANG DIMUNCULKAN
OLEH PARA AHLI BID’AH DAN ORANG-ORANG
MUNAFIQ,  SERTA PARA IMAM YANG
MENYESATKAN.

ٌ‫فَصْل‬
ِ‫فِيْ ُلزُ ْومِ الْاِ ْح ِتيَاطِ فِيْ أَخْذِ الدِّيْنِ وَأَخْذِ ا ْلعِلْم‬
ِ‫وَالْ ِإ ْنذَارِ َعنْ ِف ْتنَةِ َأ ْهلِ ا ْلبِ َدعِ وَالْ ُمنَافِ ِق ْينَ وَا ْلأَئِمَّة‬
َ‫الْمُضِِّليْن‬

.‫ي أم ْهلِ ِْه‬ ْ‫ فم م‬،‫ف أم ْخ ِْذ ال ِْعل ِْم‬


ِْْ ‫َل مَيْ ُخ ُْذ مع ْْن غم‬ ُْ ‫اْل ْحتِيما‬
ْْ ِ ‫ط‬ ِْ ‫ي ل مْزْم‬
ُ ‫م‬
Wajib bersikap ekstra hati-hati didalam mencari dan
menghasilkan keilmuan, maka janganlah anda mencari
dan mendapatkannya dari selain ahli ilmu.

75
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

ْ‫ مْل مَتْ ِم ْل‬: {ُ‫هللاُ مع ْن ْه‬ ِ ‫ام مالِكْ ر‬ ِْ ‫ساكِ مْر مع ِْن‬
ْ ‫ض مْي‬ ‫اْل مم ِْ م م‬ ‫مرموى ابْ ُْن مع م‬
،‫ب‬ ِ ‫ف ِِبلطَّلم‬ْْ ‫ مومْْل مَتْ ِمل ْْهُ مع َّم ْْن مْلْ يُ ْع مر‬،‫ْم مع ْْن أ ْمه ِْل الْبِ مد ِع‬ ْ‫امل ِْعل م‬
ُْ ‫َّاس موإِ ْن مكا مْن مْْل يم ْك ِذ‬
ْْ ِ ‫ب‬
‫ف‬ ِْ ‫ث الن‬ ِْ ْ‫ف مح ِدي‬ْْ ِ ‫ب‬ ُْ ‫مومْْل مع َّم ْْن يم ْك ِذ‬
‫هللاُ معلمْي ِْه مو مسلَّ مْم‬
ْ ‫صلَّى‬ ‫هللا م‬ِْ ‫ث مر ُس ْوِْل‬ ِْ ْ‫مح ِدي‬
Diriwayatkan dari Imam Ibnu Asakir dari Imam Malik Ra :
Janganlah engkau menerima ilmu dari ahli bidah, jangan
pula anda mencari dan menerima keilmuan (agama) dari
seseorang yang tidak diketahui kepada siapa ia belajar,
dan tidaklah pula diperkenankan menerimanya dari
seseorang yang melakukan kebohongan publik didalam
menceritakan manusia, walaupun ia diyakini tidak akan
melakukan kebohongan terhadap hadits Rasulullah
SAW.

ْ‫ فمانْظُُرْوا مع َّم ْن‬،‫ْم ِديْ ٌن‬ ْ ُ‫مومرموى ابْ ُْن ِس ِْييْ مْن مرَِحمْه‬
ُْ ‫ مه مذا ال ِْعل‬: {ُ‫هللا‬
‫مَتْ ُخ ُذ ْو مْن ِديْ نم ُك ْْم‬
Diriwayatkan lagi dari Imam Ibnu Sirrin Ra : Ilmu ini
adalah agama; maka selektiflah kalian semua dari siapa
kalian mengambil agama.

: ‫هللاُ مع ْن ُه مما مم ْرفُ ْو ًعا‬


ْ ‫ض مْي‬ ِ ‫الديْ لم ِميْ مع ِْن ابْ ِْن عُم ْر ر‬
َّ ‫مومرموى‬
‫مم م‬
‫ فمانْظُُرْوا مع َّم ْْن مَتْ ُخ ُذ ْو مْن مه مذا‬،‫الص مَل ْةُ ِديْ ٌن‬
َّ ‫ مو‬،‫ِديْ ٌن‬ ُْ ‫{امل ِْعل‬
‫ْم‬

76
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

‫ فمِإنَّ ُك ْْم تُ ْسأملُْو مْن يم م‬،‫الص مَلةم‬


ْ‫وم‬ َّ ِ‫صل ْو مْن مه ِذ ْه‬ ‫ف تُ م‬ْ‫ مومك ْي م‬،‫ْم‬ ِ
‫الْعل م‬
‫ ِِبم ْن يم ُك ْو مْن ِم مْن‬،ُ‫ت أ ْمهلِيَّ تُه‬ ْ‫ فم م‬،}‫ال ِْقيم مام ِْة‬
ْْ ‫َل تم ْرُوْوْهُ إَِّْْل مع َّم ْْن مَتمَّق مق‬
ْ‫ات ال ُْم ْت ِقنِ ْ م‬
.‫ْي‬ ِْ ‫الْعُ ُد ْوِْل الثِ مق‬

Diriwayatkan oleh Imam Al-Dailami dari Ibnu Umar ra.


dalam sebuah periwayatan yang marfu: "Ilmu adalah
agama dan shalat adalah agama. Maka bersikap telitilah
kalian semua didalam mengambil/menerima ilmu itu.
Bagaimana anda melakukan shalat seperti ini
Sesungguhnya kalian semua akan ditanya nanti dihari
kiamat, maka janganlah anda meriwayatkan keilmuan
itu kecuali dari seseorang yang benar-benar anda
meyakini keahliannya yakni ia yang memiliki sifat-sifat
keadilan, dapat dipercaya dan muttaqien".

ْ‫صلَّى هللاُْ معلمْي ِه‬ ِْ ْ‫من مر ُس ْولم‬


‫هللا م‬ َّْ ‫ص ِح ْي ِح ِْه أ‬‫ف م‬ ْْ ِ ‫مومرموى ُم ْسلِ ٌْم‬
ِ ْ ‫ت أ مُن‬ ِ ْ ِ ‫سي ُكو ُْن‬: {ْ‫وسلَّ ْم قمالم‬
ٌ ْْ ِ ‫ف آخ ِْر أُم‬
ْ‫س َُيمدثُ ْونم ُك ْْم مما مْل‬ ْ ْ ‫مم‬ ‫مم م‬
‫ فمِإ ََّي ُك ْْم موإِ ََّي ُهم‬،‫آِب ُؤُك ْم‬
‫تم ْس ممعُ ْوا أمنْ تُ ْْم مومْْل م‬
Imam muslim meriwayatkan didalam kitab shahih-nya
bahwa Rasulullah SAW bersabda : Akan ditemukan
dizaman akhir dari umatku sekelompok manusia yang
senantiasa menceritakan kepada kalian segala sesuatu
yang mereka tidak pernah mendengarkannya, kamu dan
juga orang-orang tua kalian, maka jagalah diri kalian
semua, dan waspadailah mereka .

77
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

: ُْ‫هللاُ مع ْن ْهُ يم ُق ْول‬


ْ ‫ض مْي‬ ِ ‫مِب ُهريْ رةمْ ر‬
‫من أ مْ م م م‬ ً ْ‫ح ُم ْسلِمْ أمي‬
َّْ ‫ضا أ‬ ِْ ‫ص ِح ْي‬
‫ف م‬ ْْ ِ‫مو‬
ِ ‫ف‬
‫آخ ِْر‬ ْْ ِ ‫يم ُك ْو ُْن‬: {‫هللاُ معلمْي ِْه مو مسلَّ مْم‬
ْ ‫صلَّى‬ ِْ ُْ‫قمالمْ مر ُس ْول‬
‫هللا م‬
ِْ ْ‫ادي‬ ِ ‫ َيْتُونم ُك ْم ِم ْن ْاألمح‬،‫ان مد َّجالُو مْن مك َّذاب و من‬ ِْ ‫الزمم‬
ْ‫ث ِِبما مْل‬ ‫ُْ م ْ ْ م م‬ ْ َّ
‫ضلِ ْونم ُك ْْم مومْْل‬ِ ‫ مْْل ي‬،‫ فمِإ ََّي ُك ْم وإِ ََّي ُهم‬،‫تمسمعوا أمنْ تُ ْم ومْْل آِب ُؤُكم‬
ُ ْ ‫ْ م‬ ْ ‫ْ م ُْ ْ م م‬
}.‫يم ْفتِنُ ْونم ُكم‬

Di dalam kitab Shahih Muslim juga disebutkan,


sesungguhnya Abu Hurairah RA berkata : Rasulillah Saw
bersabda : "Akan didapati diakhir zaman nanti Dajjal-
dajjal yang menebar kebohongan-kebohongan, mereka
datang membawa berita-berita yang, kalian dan orang
tua kalian semua tidak pernahmendengarkannya,
jagalah diri kalian dan waspadailah mereka, jangan
sampai mereka menjerumuskan kalian semua, dan
jangan pula kalian terfitnah".

ُ‫هللا‬
ْ ‫ض مْي‬ ِ ‫اص ر‬
‫ضا مع ْْن مع ْم ِرو بْ ِْن ال مْع ِْ م‬ ً ْ‫ح ُم ْسلِمْ أمي‬ ِْ ‫ص ِح ْي‬
‫ف م‬ ْْ ِ‫مو‬
ِ ‫ف الْبح ِْر مشي‬
‫ْي مم ْس ُج ْونمًْة أ ْموثم مق مها ُسلمْي مما ُْن‬
ْ‫اط ْ م‬‫إِ َّْن ِ ْ م ْ م‬: {ْ‫مع ْن ْهُ قمالم‬
ِْ ‫ج فم تم ْق مرْأم معلمى الن‬
ًْ ‫َّاس قُ ْر‬
‫آن‬ ُْ ‫يُ ْو ِش‬. ‫بْ ُْن مد ُاومْد‬
ْ‫ك أم ْن مّتْ ُر م‬

Juga di dalam kitab Shahih Muslim diriwayatkan sebuah


hadits dari Umar bin al Ash Ra. beliau berkata :
Sungguh di dalam lautan terdapat syetan-syetan yang

78
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

terpenjarakan dan yang membelenggunya adalah Nabi


Sulaiman bin Dawud, hampir saja mereka dapat keluar,
dan mereka hendak membacakan Al-Qur'an kepada
seluruh manusia .

ْ‫س بِ ُق ْرآن‬
ْ‫ مم ْعنم ْاهُ أم ْن تم ْق مرْأم مش ْي ئًا لمْي م‬: ‫ال‬ ْ ُ‫َّو ِويْ مرَِحمْه‬
ْ‫هللاُ تم مع م‬ ‫قمالمْ الن م‬
ِْ ‫موتم ُق ْولُْ إِنَّْهُ قُ ْرآ ٌْن لِتُ ْغ ِربمْهُ مع مو َّْام الن‬
.‫َّاس‬
Imam Al Nawawi mengomentari hadits ini dengan
pernyataannya; bahwa makna (syetan-syetan) yang
dikehendaki oleh hadist diatas adalah mereka yang
membacakan sesuatu yang sebenarnya bukanlah Al-
Qur'an, tetapi ia mengatakannya bahwa ini adalah Al-
Qur'an, mereka mengecohkan manusia pada umumnya
agar mereka menganggap aneh terhadap Al-Qur'an .

‫ إِ َّْن أم ْخ مو م‬: ُ‫هللاُ مع ْن ْه‬ ِ ‫الدر مد ِْاء ر‬ ْ ِ ‫مومرموى الطَّبم مر‬


ْ‫ف‬ ْ ‫ض مْي‬ ‫مب َّ ْ م‬ ْ ِ‫اِن مع ْْن أ‬
‫ضل ْو مْن‬ِ ‫ت امْألمئِ َّم ْةُ الْم‬
ْْ ِ ‫اف معلمى أ َُّم‬ ُْ ‫مخ‬
‫مما أ م‬
ُ
Diriwayatkan oleh Imam Thabrani dari Abi Dardai RA,:
“ Sesungguhnya yang paling menghawatirkan atas
umatku adalah prilaku para pemimpin yang sesat”

ْ‫إِ َّْن أم ْخ مو م‬: ُ‫هللاُ مع ْن ْه‬


‫ف مما‬ ْ ‫ض مْي‬ ِ ‫مَحم ُْد مع ْن ُعم ْر ر‬ ِْ ‫مومرموى‬
‫ام أ ْ ْ م م م‬ ُْ ‫اْل مم‬
ِْ ‫س‬ ِ ِ ِ
‫ان‬ ‫ت ُكلْ ُمنمافقْ معل ْي ِْم الل م‬
ْْ ِ ‫اف معلمى أ َُّم‬ ُْ ‫مخ‬
‫أم‬

79
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

Imam Ahmad dalam riwayatnya dari sahabat Umar Ra.


Menyatakan : Sesungguhnya kekhawatiran terbesarku
atas umat ku adalah orang munafik yang kepandaiannya
hanya di lisan saja .

ِ ‫ان ج‬
ْ‫اه ِل‬ ‫س ْ م‬
ِ ِ‫ْم الل‬
‫ي عل ِْ م‬
ِ ِْ ِ‫مي مكث‬
ْ ْْ ‫أ‬: ‫ال‬ ْ ُ‫قمالمْ ال ُْمنما ِويْ مرَِحمْه‬
ْ‫هللاُ تم مع م‬
َّ ‫ْم ِح ْرفمْةً يمتمأ‬
‫مك ُْل ِِبما موأُبَّ مه ْةً يمتم مع َّزُْز ِِبما‬ ْ‫ اِ َّّتم مْذ ال ِْعل م‬،‫ْب موال مْع مم ِل‬
ِْ ‫الْ مقل‬
ْ ِ ‫ مومرموى الطَّبم مر‬. ُ‫ال مويمِفرْ ُه مْو ِم ْن ْه‬
‫اِن‬ ِْ ‫ل‬
ْ‫هللا تم مع م‬ ْ‫َّاس إِ م‬
ْ‫ يم ْدعُو الن م‬،
‫ت ُم ْؤِمنًا مومْْل‬ ْْ ِ ‫ف معلمى أ َُّم‬ ْ ِِ‫إ‬: {ُ‫هللاُ مع ْن ْه‬
ُْ ‫ِنْ مْْل أ ممّتمَّو‬ ْ ‫ض مْي‬ ِ ‫مع ْن معلِيْ ر‬
‫م‬ ْ
ِ
ُ‫ موأ َّمما ال ُْم ْش ِر ُْك فم يم ْق ممعُ ْه‬،ُ‫ فمأ َّمما ال ُْم ْؤم ُْن فم يم ْح ُج ُزْهُ إِْْيمانُه‬،‫ُم ْش ِرًكا‬
‫ان يم ُق ْولُْ مما‬ ِْ ‫س‬ ِ ِِ ِ ُْ ‫ مولم ِك ْْن أ ممّتمَّو‬،ُ‫ُك ْف ُره‬
‫ف معلمْي ُك ْْم ُمنماف ًقا معا ْلم الل م‬
.‫تم ْع ِرفُ ْو مْن مويم ْع مم ُْل مما تُ ْن ِك ُرْو مْن‬

Imam Al-Munawi Ra. menginterpretasikan/ menafsiri


hadits ini dengan pernyataannya : Banyak sekali orang
yang pandai beretorika tetapi bodoh hati dan
perbuatannya, ia mencari ilmu dengan orientasi mencari
kerja dari sanalah ia akan mencari makan, dan
mengorbankan kesombongan demi meraih kemulyaan.
Ia mengajak manusia semesta alam menuju Tuhannya,
tetapi ia sendiri lari dari pada-Nya .

80
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

ْ‫ل عُ مم ُْر بْ ُن‬ ْْ ِ ْ‫قمالم‬: ْ‫ال قمالم‬ ْ ُ‫مو مع ْْن ِزمَي ِْد بْ ِْن ُح مديْرْ مرَِحمْه‬
ْ‫هللاُ تم مع م‬
‫اْل ْس مَل مم؟‬ِْ ‫ف مما يم ْه ِد ُْم‬
ُْ ‫ مه ْْل تم ْع ِر‬: ُ‫هللاُ مع ْن ْه‬ ْ ‫ض مْي‬ ِ ‫اب ر‬
‫اْلمطَّ ِْ م‬ ْ
‫ مو ِج مدالُْ ال ُْمنمافِ ِْق‬،ْ‫يم ْه ِد ُم ْهُ مزلَّْةُ ال مْع ِال‬: ْ‫ قمالم‬،‫ مْل‬: ‫ْت‬ ُْ ‫قُل‬
ْ‫ضلِ ْ م‬
‫ْي‬ ِ ‫ وح ْك ْم ْاألمئِ َّم ْةُ الْم‬،‫اب‬
ُ ِ ِ ِ
ُ ُ ‫ِبلْكتم م‬
Dari Ziyad bin Hudair RA ia berkata ; telah berkata
kepadaku Sayyidina Umar bin Khattab RA : "Tahukah
kamu apakah yang dapat merobohkan Islam " Aku
berkata tidak Ya Amirul Mukminin; Berkatalah beliau :
"Yang akan merobohkan Islam adalah tergelincirnya
orang awam (sebab mereka tidak bersikap hati-hati),
orang munafiq yang menperdebatkan Al Kitab, dan
supermasi hukum yang dikendalikan oleh para
pemimpin yang menyimpang".

81
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

82
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

PASAL
MENGENAI HADITS DAN ATSAR SAHABAT TENTANG
HILANGNYA ILMU DAN TUMBUHNYA KEBODOHAN,
SERTA PERINGATAN NABI MUHAMMAD SAW DAN
PEMBERITAHUANNYA BAHWA ZAMAN AKHIR
ADALAH ERA TERBURUK. DIMANA UMAT BELIAU
AKAN MENGIKUTI MODEL – MODEL
PEMBAHARUAN, BID’AH DAN HAWA NAFSU, DAN
KEBERADAAN AGAMA HANYA AKAN DIIKUTI OLEH
SEGELINTIR ORANG

ٌ‫فَصْل‬
ِ‫فِيْ ذِ ْكرِ ا ْلأَحَادِيْثِ وَالْآثَارِ ا ْلوَا ِردَاتِ فِيْ رَ ْفعِ ا ْلعِلْم‬
، َ‫النبِيِّ صَلَّى اهللُ عََليْهِ وَسَلَّم‬
َّ ِ‫َو ُنزُوْلِ الْ َجهْلِ وَِإ ْنذَار‬
ِ‫ُمتَهُ َس َت ْت َبعُ الْمُحْ َدثَات‬
َّ ‫ وَأَنَّ أ‬،ٌّ‫وَإِعْلَامِهِ ِبأَنَّ الْآخِرَ شَر‬
، ِ‫ِمنَ ا ْلأُ ُموْرِ وَا ْلبِ َدعِ وَا ْل َأ ْهوَاء‬
.ِ‫وَأَنَّ الدِّ ْينَ إِنَّمَا َيبْقَى ِعنْدَ خَاصَّةٍ ِم َن النَّاس‬

83
‫‪Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari‬‬

‫ي‪:‬‬ ‫ح الْبما ِر ْْ‬


‫ف فم ْت ِْ‬‫ال ِ ْْ‬
‫هللاُ تم مع مْ‬‫ِن مرَِحمْهُ ْ‬
‫قمالمْ ابْ ُْن مح مجرْ امل مْع ْس مق مَلِ ْ‬
‫مح مد ٌْ‬
‫اث‬ ‫شْأُ أ م‬
‫ْم مم مع ُه ْم‪ ،‬فم تم ْن م‬ ‫ض ال ِْعل مْ‬
‫اء‪ ،‬مويم ْقبِ ُْ‬ ‫هللاُ الْعُلم مم م‬
‫ض ْ‬ ‫يم ْقبِ ُْ‬
‫ي معلمى ال ِْع ِي‪ ،‬مويم ُك ْو ُْن‬ ‫ض ُه ْْم معلمى بم ْعضْ نم ْزمْو ال ِْع ِْْ‬ ‫يم ْن ُزْْو بم ْع ُ‬
‫خ فِ ْي ِه ْْم ُم ْستم ْ‬
‫ض مع ًفا‬ ‫َّ‬
‫الش ْي ُْ‬

‫‪Ibnu Hajar al-Asqalani dalam “Fath al- Bari” berkata :‬‬


‫‪Allah akan mewafatkan para ulama’ dan mengambil‬‬
‫‪ilmu bersamanya, lalu akan terjadi peristiwa di mana‬‬
‫‪sebagian orang menyerang sebagian yang lainnya, dan‬‬
‫‪para sesepuh hanyalah orang yang lemah di antara‬‬
‫‪mereka.‬‬

‫امْ‬ ‫وروى أمب ْو أُمام مْة ر ِ‬


‫هللاُ مع ْن ْهُ لم َّما مكا مْن مح َّج ْةُ ال مْو مد ِاعْ قم م‬
‫ض مْي ْ‬ ‫م مم ُ ْ م م م‬
‫آد مْم فم مقالمْ‬‫هللاُ معلم ِْيه مو مسلَّ مْم معلمى مَجملْ م‬
‫صلَّى ْ‬ ‫مر ُس ْولُْ ِْ‬
‫هللا م‬
‫‪Abu Umamah r.a. meriwayatkan, bahwa ketika haji‬‬
‫‪wada’ Rasulullah berdiri di atas unta berwarna‬‬
‫‪kecoklatan lalu bersabda :‬‬

‫بل أمنْ‬
‫ض‪ ،‬موقم مْ‬ ‫َّاس ُخ ُذ ْوا ِم مْن ال ِْعل ِْ‬
‫ْم قم ْب مْل أم ْن يُ ْقبم م‬ ‫مَْي أمي مها الن ُْ‬
‫لم ذم مه ْ ِ ِ‬ ‫اب ال ِْع ِْ‬
‫ض‪ ،‬اممْْل إِ َّْن ذم مه مْ‬ ‫ِ‬
‫سأملمْهُ‬
‫اب مَحملمت ْه ‪.‬فم م‬
‫ُ‬ ‫يُرفم مْع م مْن ْاأل ْمر م‬

‫‪84‬‬
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

ْ‫ْي‬ ِ ْ ‫ي رفم ْع ال ِْعل‬ ِْ ْ‫ مَْي مر ُس ْولم‬: ْ‫ابٌّ فم مقالم‬ ْ ِ ‫أم ْع مر‬


‫ْم منَّا موبم ْ م‬
ُ ُ ُْ ْ‫ف‬‫هللا مك ْي م‬
ِ ‫أمظْه ِرمْن الْمص‬
‫اء مْن‬ ‫فِ ْي مها مو معلَّ ْمنم م‬
‫اها أمبْ نم م‬ ‫ موقم ْد تم معلَّ ْمنما مما‬،‫ف‬ ُ ‫اح‬ ‫م م‬ ُ
: ْ‫ فم مقالم‬،‫ب‬ ‫ فم مرفم مْع إِلمْي ِْه مرأْ مس ْهُ مو ُه مْو ُم م‬،‫اء مْن مو ُخ َّد ممنما‬
ٌ ‫غض‬ ‫سم‬
ِ
‫مون م‬
‫ف مومْلْ يمتم معلَّ ُق ْوا‬ ِ ‫ْي أمظْه ِرِهم املْمص‬
ُْ ‫اح‬ ِِ
‫م م‬ ُ ْ‫ارى بم م‬ ‫َّص م‬
‫مو مهذ ْه الْيم ُه ْو ُْد موالن م‬
‫اء ُه ْْم بِِْه أمنْبِيما ُؤ ُه ْْم‬ ِ ِ ِ
‫م منها ِبم ْرفْ ف ْي مما مج م‬
Artinya : Wahai sekalian manusia, belajarlah sebelum
ilmu itu dicabut dari bumi, ingatlah hilangnya ilmu
adalah bersamaan dengan wafatnya ulama. Lalu ada
seorang Baduwi bertanya, ya Rasul bagaimana bisa ilmu
dicabut dari kita, sedangkan di antara kita terdapat
mushaf yang tidak pernah berubah sedikitpun semenjak
ditrunkan kepada para nabi ?

ْ‫َّاس‬ ِ ‫وقمالمْ ابْ ْن مسعودْ ر‬


ُ ‫ مْْل يم مزالُْ الن‬: {ْ‫نهُ قمالم‬
ْ ‫هللاُ مع‬
ْ ‫ض مْي‬ ‫ُ م ْ ُْ م‬ ‫م‬
ْ ‫صلَّى‬ ِْ ‫مص مح‬ ِ ْ ‫ي ما أ ممًته ْم امل ِْعل‬ ِ ْ‫م ْشتم ِملِ ْ م‬
ُ‫هللا‬ ‫اب ُُمم َّمدْ م‬ ْ ‫ْم م ْْن أ‬
ُ ْ ُ ‫ْي َبم ْْ م‬ ُ
ِ ‫ْم ِم ْن قِب ِْل أمص‬
‫اغ ِرِهم‬ ِ ِ ِ
‫ فمِإذما أ ممًت ُهم املْعل ُْ ْ م م‬،‫معلمْي ْه مو مسلَّ مْم موأم مكابِ ِره ْم‬
‫ت أم ْه موا ُؤ ُه ْْم مهلم ُك ْوا‬
ْْ ‫موتم مف َّرقم‬

Ibnu Mas’ud berkata : umat ini akan selalu dalam


kebaikan selama masih berpegang pada ajaran para
sahabat, dan jika mereka berpegang kepada orang-
orang bodoh, dan terpecah belah, maka akan binasa.

85
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

ِ ‫مب ُهريْْرةمْ ر‬ ِِ ِ ‫ف‬


: ُ‫هللاُ مع ْن ْه‬
ْ ‫ض مْي‬ ‫مومرموى الْبُ مخا ِريْ ِ ْْ م‬
‫صح ْيح ْه مع ْْن أِ ْْ م م م‬
Al-Bukhari meriwayatkan dalam kitab “Shahih”
dari Abu Hurairah dari Rasulullah s.a.w. beliau
bersabda :

‫ت ِِبم ْخ ِْذ الْ ُق ُرْو ِْن قم ْب لم مها ِش ْب ًرا‬


ْْ ِ ‫أ َُّم‬ ْ‫ْخ مذ‬
ُ ‫ّت مَت‬َّْ ‫اع ْةُ مح‬
‫الس م‬
َّ ‫مْلتم ُق ْوُْم‬
‫س موالر ِوم؟‬ ْ‫هللا مك مفا ِر م‬ ِْ ْ‫ مَْي مر ُس ْولم‬: ‫ فمِق ْي مْل‬،‫اعا بِ ِذ مراع‬
ً ‫رب موِذ مر‬ ْْ ‫بِ ِش‬
‫َّاس إَِّْْل ُه ْْم‬
ُْ ‫ مومم ْْن املن‬: ْ‫قمالم‬

Artinya : Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku


mengikuti perilaku umat sebelumnya sedikit demi
sedikit, lalu Rasul ditanya, apakah seperti orang Persia
dan Rumawi ?, Rasul menjawab, siapa lagi kalau bukan
mereka?.

ْ ‫صلَّى‬ ِ‫ير‬ ِ ْ ِ‫و مع ْن أ‬


ُ‫هللا‬ ِْ ِ‫ مع ِْن الن‬،ُ‫هللاُ مع ْنه‬
‫َّب م‬ ْ ‫ض مْي‬‫مب مسع ْيدْ ام ْْلُ ْد ِر ِْ م‬ ْ ْ ‫م‬
ْ‫معلمْي ِْه مو مسلَّ مْم قمالم‬
Diriwayatkan dari Abi Sa’id al-Khudri dari Nabi s.a.w.
beliau bersabda :

86
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

ْ ‫اعا بِ ِذ مر‬
‫اع‬ ً ‫لمتم ْت بم عُ َّْن مسنم مْن مم ْْن مكا مْن قم ْب لم ُك ْْم ِش ْب ًرا ِش ْب ًرا موِذ مر‬
ِْ ْ‫ضبْ تمبِ ْعتُ ُم ْو ُه ْْم قُلْنما مَْي مر ُس ْولم‬
‫هللا‬ ‫ّت لم ْْو مد مخلُ ْوا ُج ْح مْر م‬ َّْ ‫مح‬
‫ارى قمالمْ فم مم ْْن‬‫َّص م‬
‫الْيم ُه ْوُْد موالن م‬
Artinya : Niscaya kalian akan mengikuti sedikit demi
sedikit kebiasaan umat sebelum kalian, sampai andai
kata mereka masuk ke lubang biawakpun kalian juga
akan tetap mengikutinya, kami bertanya, wahai Rasul,
apakah itu Yahudi dan Nashrani ?, Rasulullah
menjawab, siapa lagi?

ْ‫هللاُ مع ْنهُْ مع ْنْ مر ُس ْوِل‬ ِْ ‫اِن مع ِْن ابْ ِنْ مم ْسعُ ْودْ مر‬
ْ ‫ض مْي‬ ْ ِ‫مومرموى الطَّبم مر‬
‫هللاُ معلمْي ِْه مو مسلَّ مْم‬
ْ ‫صلَّى‬ ِْ
‫هللا م‬
Al-Thabari meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud dari
Nabi s.a.w. beliau bersabda :

ِِ ِ ِ ِ ِ ِِ
ْ‫ْي‬
‫ ُُمْتملف ْ م‬،‫ موآخ مرمها ش مر ُارُه ْم‬،‫ارُهم‬ ُ ‫إِ َّْن أ َّمولمْ مهذ ْه ْاأل َُّم ْة خيم‬
ِ ِ ِ ‫ فممن مكا مْن ي‬،‫مت مف ِرقِْي‬
ِْ ‫ؤم ُْن ِِب‬
ُ‫لل موالْيم ْوْم ْاْلخ ِْر فم لْتمأْتِِْه ممنِيَّ تُْه‬ ُ ‫ُم ْ م م‬
‫َّاس مما َُِيبْ أم ْن يُ ْؤتمى إِلمْي ِْه‬
ِْ ‫ل الن‬ ْ‫ْتْ إِ م‬
ْ ِ‫مو ُه مْو مَي‬
Artinya : Sesungguhnya generasi awal umat ini adalah
orang-orang pilihan, dan generasi akhir adalah orang-
orang yang buruk, mereka saling berselisih dan terpecah

87
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

belah. Oleh karena itu barang siapa beriman kepada


Allah dan hari akhir semoga saja segera dijemput
ajalnya. Dia akan memperlakukan manusia sesuai
dengan yang ia sukai dari mereka.

ِ ْ‫هللا تم ع م‬ ِ ِْ ‫ش‬ ‫مو مع ْْن ِه م‬


ْ‫ مْل‬: ُْ‫ال أمنَّْهُ مَس مْع أ ممِبْهُ يم ُق ْول‬ ‫ام بْ ِْن عُ ْرموْةم مرَحمْهُ ُْ م‬
‫ث فِ ْي ِهم امل ُْم مولَّ ُد ْو مْن‬ َّْ ‫ن إِ ْس مرائِْي مْل ُم ْستم ِق ْي ًما مح‬
ْ‫ّت مح مد م‬ ْْ ِ‫يم مزلْْ أ ْمم ُْر بم‬
ْ ِ‫مضل ْوا بم‬
‫ن‬ ‫ موأ م‬،‫مح مدثُ ْوا فِ ْي ِه ْْم املْ مق ْولمْ ِِب َّلرأْ ِي‬
ْ ‫ فمأ‬،‫اَي ْاأل مُم ِم‬ ْ‫اءُ مسبم م‬
ْ ‫أمبْ نم‬
‫املسنم مْن املسنم مْن فمِإ َّْن السنم مْن‬: ُْ‫مب يم ُق ْول‬ ْْ ِ‫ مومكا مْن أ‬: ْ‫قمالم‬. ‫إِ ْس مرائِْي مْل‬
ِ ‫قِو ْام‬
‫الديْ ِْن‬ ُ‫م‬
Hisyam bin Urwah pernah mendengar ayahnya berkata
bahwa : “persoalan Bani Israel akan lurus-lurus saja
sampai banyak anak yang terlahir dari budak
perempuan. Mereka akan mengatakan sesuatu yang
baru berdasarkan pendapat mereka sendiri, mereka
juga akan menyesatkan orang- orang Bani Israel itu
sendiri. Peganglah ajaran- ajaran Sunah, karena itu
adalah pilar agama.”

ْ ُ‫ي مرَِحمْه‬
ْ‫هللاُ تم مع مال‬ ِْ ‫مومرموى ابْ ُْن مو ْهبْ مع ِْن ابْ ِْن ِش مهابْ املزْه ِر‬
‫ي‬ ِْ ‫سلم ُخ ْوا ِم مْن ال ِْعل‬
ْْ ‫ْم الَّ ِذ‬ َّ ِ ‫َّص م‬
‫ارى إَّنما انْ م‬ ‫إِ َّْن الْيم ُه ْومْد موالن م‬: ْ‫قمالم‬
‫مخ ُذ ْوا فِ ْي ِْه‬ ْ‫الرأْ م‬
‫ي موأ م‬ َّ ‫استم مقلوا‬
ْ ‫ْي‬ ْ‫مكا مْن ِِبميْ مديْ ِهم ِح ْ م‬

88
‫‪Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah‬‬

‫‪Ibnu Wahab telah meriwayatkan dari Ibnu Syihab al-‬‬


‫‪Zuhri, ia berkata : “sesungguhnya orang-orang Yahudi‬‬
‫‪dan Nashrani kehilangan ilmu yang berada dalam‬‬
‫‪genggaman mereka ketika mulai berani berfikiran bebas‬‬
‫‪dan mempraktikkannya.‬‬

‫ف ص ِح ْي ِح ِْه مع ْن عُروْةم ر ِ‬
‫هللاُ مع ْن ْهُ قمالمْ ‪:‬‬
‫ض مْي ْ‬ ‫ْ ْم م‬ ‫مومرموى الْبُ مخا ِريْ ِ ْْ م‬
‫‪Al-Bukhari dalam “Shahih”nya meriwayatkan dari Urwah‬‬
‫‪sebagai berikut :‬‬

‫ت النِ َّ‬
‫َّبْ‬ ‫س ِم ْعتُْهُ يم ُق ْولُْ مَِس ْع ُْ‬ ‫هللا بْ ُْن مع ْمرو فم م‬ ‫ج معلمْي نما مع ْب ُْد ِْ‬ ‫مح َّْ‬
‫ْم بم ْع مْد أم ْن‬ ‫عُ ال ِْعل مْ‬ ‫هللاُ معلمْي ِْه مو مسلَّ مْم يم ُقولُْ إِ َّْن ْ‬
‫هللام ْْلم يم ْن ِز ْ‬ ‫صلَّى ْ‬ ‫م‬
‫ض الْعُلم مم ِْ‬
‫اء‬ ‫اعا‪ ،‬مولم ِك ْْن يم ْن تم ِزعُ ْهُ ِم ْن ُه ْْم مم مْع قم ْب ِْ‬ ‫وهُ انْتِ مز ً‬
‫اُهُ ْ‬‫أم ْعطم ُ‬
‫س ُج َّهالٌْ يُ ْستم ْفتم ْو مْن فم يُ ْفتُ ْو مْن بِمرأْيِ ِه ْْم‬ ‫بِ ِعل ِْم ِه ْم‪ ،‬فم يم ْب مقى من ٌْ‬
‫هللاُ مع ْن مها مزْو مْ‬
‫ج‬ ‫ض مْي ْ‬ ‫شةمْ ر ِ‬ ‫ضلو من‪ ،‬فمح َّدثْ ُْ ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ت ب ْه معائ م م‬ ‫م‬ ‫فم يمضل ْو مْن مويُ ْ‬
‫هللا بْ مْن مع ْمرو مح َّْ‬
‫ج‬ ‫هللاُ معلمْي ِْه مو مسلَّ مْم ‪ُْ ،‬ثَّ إِ َّْن مع ْب مْد ِْ‬
‫صلَّى ْ‬ ‫َّب م‬ ‫النِ ِْ‬
‫ت ِ ْْ‬
‫ل‬ ‫استم ثْبِ ْْ‬ ‫هللا فم ْ‬‫ل مع ْب ِْد ِْ‬ ‫ت اِنْطملِ ْق إِ مْ‬
‫ت مَْي ابْ مْن أُ ْخ ِ ْْ‬ ‫بم ْع ُد‪ ،‬فم مقالم ْْ‬
‫ن بِِْه مكنم ْح ِْو‬ ‫سأملْتُهُ‪ ،‬فم مح َّدثمِ ْْ‬ ‫ِ‬
‫ن مع ْنهُ‪ ،‬فمج ْئ تُْهُ فم م‬ ‫ي مح َّدثْ تمِ ْْ‬‫ِم ْن ْهُ الَّ ِذ ْْ‬
‫هللا لممق ْد‬ ‫ت مو ِْ‬ ‫ش ْةم فمأم ْخبم ْرتُ مها‪ ،‬فم مقالم ْْ‬ ‫ت معائِ م‬ ‫ن‪ ،‬فمأمتم ْي ُْ‬ ‫مما مح َّدثمِ ْ‬
‫هللا بْ ُْن مع ْمرو‬ ‫ظ مع ْب ُْد ِْ‬ ‫مح ِف مْ‬

‫‪89‬‬
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

Artinya : Abdullah bin Umar singgah kepada kami


ketika musim haji, lalu aku mendengar ia berkata ‘aku
telah mendengar Nabi s.a.w. bersabda,sesungguhnya
Allah tidak akan mencabut ilmu secara mendadak
setelah memberikannya kepada manusia. Namun Allah
akan mencabut ilmu dengan cara mencabut nyawa para
ulama’. Lalu tersisalah orang-orang bodoh yang ketika
dimintai fatwa mereka berfatwa dengan pendapatnya
sendiri yang ternyata sesat dan menyesatkan. Lalu saya
(Urwah) beritahukan hal itu kepada A’isyah r.a.. Pada
tahun berikutnya Abdullah bin Umar menunaikan Haji
lagi, maka A’isyah berkata kepadaku, ‘wahai
keponakanku pergilah menjumpai Abdullah, tanyakan
padanya tentang hadits yang telah kau beritahukan
kepadaku. Lalu aku menjumpai Abdullah dan
menanyakan riwayat hadits tersebut. Abdullah tetap
meriwayatkan hadits sebagaimana yang dulu ia
beritahukan kepadaku. Lalu aku mendatangi A’isyah
untuk memberitahukan hal tersebut, lalu ia berkata,
“Abdullah benar-benar memiliki hafalan yang baik.”

ِ ‫ي مع ْن مسروقْ مع ِْن ابْ ِْن مسعودْ ر‬ ْْ ِ‫مو‬


ُ‫هللاُ مع ْن ْه‬
ْ ‫ض مْي‬ ‫م ْ ُْ م‬ ْ ُ ْ ‫ح الْبما ِر ْْ ْ م‬ ِْ ‫ف فم ْت‬
‫ أ َّمما‬،ُ‫ْتْ معلمْي ُك ْْم مزمما ٌْن إَِّْْل مو ُه مْو أم مشرْ ِِمَّا مكا مْن قم ْب لمه‬ْ ِ‫ مْْل مَي‬: ْ‫قمالم‬
،‫ مومْْل مع ًاما مخ ْي ًرا ِم ْْن معام‬،‫يا مخ ْي ًرا ِم ْْن أ ِمم ْي‬ ِ ْ ِ ‫ِن مْْل أم ْع‬
ً ‫ن أمم‬ ْ
ِ
ْْ ِ‫إ‬
،‫مولم ِك ْْن ْعُلم مما ُؤُكم موفُ مق مها ُؤُك ْْم يم ْذ مهبُو مْن ُْثَّ مْْل مُِت ُد ْو مْن ِم ْن ُه ْْم مخلم ًفا‬

90
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

ِْ ْ‫ف ْاأل ُُم ْوِْر بِمرأيِ ِه ْْم فم يم ثْلِ ُم ْو من‬


ْ‫اْل ْس مَل مم‬ ْ ِ ْ‫يئ قم ْوٌمْ يُ ْفتُ ْو من‬ ُْ ‫ُْثَّ مَِي‬
ُ‫مويم ْه ِد ُم ْونمْه‬
Dalam kitab “Fath al-Bari” dari Masyruq dari Ibnu
Mas’ud ia berkata : “tidak akan datang sebuah
masa kecuali lebih buruk dari sebelumnya. Ingatlah
bukanlah aku maksudkan membandingkan pemimpin
yang satu dengan yang lainnya, dan orang awam
yang satu dengan yang lainnya. Akan tetapi para ulama’
dan ahli fiqh di antara kalian akan meninggal dunia, lalu
kalian tidak mendapatkan gantinya. Lalu datanglah
orang-orang yang berfatwa dengan pendapatnya
sendiri. Mereka itulah orang yang akan mencoreng dan
menghancurkan Islam.

91
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

92
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

PASAL
MENGENAI DOSA ORANG YANG MENGAJAK
PADA KESESATAN ATAU ORANG YANG
MEMBERI CONTOH YANG BURUK

‫ص ٌل‬
ْ ‫َف‬
‫ال َل ٍة َأ ْو َس َّن ُس َّن ًة َس ِّي َئ ًة‬
َ‫ض‬َ ‫ىل‬
َ ِ‫م َم ْن َد َعا إ‬
ِ ‫ِفي بَ َيانِ ِإ ْث‬

ْ‫ال‬
‫ْوتم مع م‬
‫ْس ْب محانمهُ م‬
ُ ‫الْاّلل‬
‫قم م‬
Allah s.w.t. berfirman :

ِ َّ ِ ‫لِيح ِملُوا ْأمومزارهم ْ مك ِاملمةً ْي وم ْال ِْقيام ِة‬


‫ْوم ْن ْأ ْمومزا ِر ْالذ م‬
ْ‫ين‬ ‫مْ م م م م‬ ْ ُ‫ْ م‬ ْ‫م‬
ِ‫ي‬
‫ضلونم ُه ْْم‬ ُ
Artinya : Supaya mereka memikul dosa- dosanya
dengan sepenuhnya pada hari kiamat, dan sebagian
dosa orang-orang yang mereka sesatkan. (QS. al-Nahl:
25)

93
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

ُْ‫ْع ْنه‬ ِ ‫ْهريْ رةم ْر‬


‫ضي ْهللا م‬ ‫ْع ْن ْأب ُ م م م‬ ‫ْوالتُ ْرُم ِذي م‬
‫ْد ُاود م‬ ‫موأم ْخ مر م‬
‫ج ْأمبُو م‬
ْ:‫هْو مسلم‬ ِ
‫ْعلمْي م‬
‫ْصلىْاّلل م‬
‫ْر ُس ْولْاّلل م‬ ‫ال م‬‫ْقم م‬:‫ال‬ ‫قم م‬
Abu Dawud dan al-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu
Hurairah r.a. bahwa Nabi s.a.w. bersabda

ْ‫ْم ْن ْتمبِ معهُْْل‬ ِ ِ


‫ُجوِر م‬
ُ ‫ْاألج ِر ْمثْ مل ْأ‬
ْ ‫دى ْكا من ْلمهُْم من‬ ً ‫عاْإلْه‬
ُ ‫ْد‬
‫مم ْن م‬
ِ
ِ ‫ْذلكْمن ْأ‬
ْ‫عاْإلْضَللمة ْ مكا من‬
‫م‬ ‫ْد‬ ‫ُجوِره ْم ْ مش م‬
‫ْومم ْن م‬.‫يئا‬ ُ ْ ‫ص‬
ُ ‫يم ْن ُق‬
ِ ‫ْذلك ِْمن‬ ِ ‫معلمْي ِه ِْم منْا ِْل ِْث ِْمثْل‬
ْ‫ْآَثم ِه ْم‬ ْ ‫ص م‬ ُ ‫ْم ْنْتمبِ معهُْْلْيم ْن ُق‬
ْ‫ْآَثم م‬ ُ
ً‫مش ْيئْا‬
Artinya : Barang siapa mengajak pada kebenaran,
maka dia akan mendapatkan pahalanya dan pahala
orang yang mengikutinya. Dan barang siapa
mengajak pada kesesatan, maka dia mendapatkan
dosanya dan dosa orang yang mengikutinya.

ِ ِ
ْ‫ْج ِريْرْبن‬‫لْع ْن م‬
‫نْبنْه مَل م‬ ‫دْالر َْحم‬ ‫ْم ْسلِمْم ْنْ ِرموايم م‬
َّ ‫ةْع ْب‬ ُ‫ج‬ ‫موأم ْخ مر م‬
ْ:‫الْفِ ْي ِه‬
‫ْقم م‬،‫ْح ِديْثْطم ِويْل‬ ِ ‫ْهللاْالب ِجلِيْر‬
ِ ‫معب ُد‬
‫ْهللاْع ْنهُ ِْف م‬
‫ض مي م‬ ‫م‬ ‫م‬ ْ
Imam Muslim meriwayatkan dari Abdurrahman bin
Hilal dari Jarir bin Abdullah al- Bajili r.a. sebagai berikut
:

94
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

ْ‫ْسن ِْفْا ِْل ْسَلمِم‬ ِ ‫ول‬


‫ْم ْن م‬:‫ْصلىْهللاْعليهْوسلم‬
‫م‬ ‫ْاّلل‬ ُ ‫ْر ُس‬ ‫ال م‬ ‫فم مق م‬
ْ‫ْع ِم مل ِِْبماْبم ْع مدهُ ِْم ْن ْغم ِْي‬
‫ْم ْن م‬
‫مج ُر م‬
ْ ‫ْوأ‬،‫ا‬
‫مج ُرمه م‬ ْ ‫ْفم لمهُ ْأ‬،ً‫سنمة‬‫ْح م‬‫ُسنةً م‬
ِ ‫أم ْن ْي ْن ُقص ِْم ْن ْأ‬
ًْ‫ْسنة‬ُ ‫ْسن ِْف ْا ِْل ْسَلمِم‬ ‫ م‬.‫ُجوِره ْم ْ مش ْي ئًا‬
‫ْومم ْن م‬ ُ ْ ‫م م‬
ْ‫ ِْم ْن‬.ِ‫ْع ِم مل ِِْبما ِْم ْن ْبم ْع ِده‬ ‫ْو ِوْزُر م‬
‫ْم ْن م‬ ِ ‫ ْ مكا من م‬،ً‫سي ئمة‬
‫ْعلمْيه ْ ِوْزُرمها م‬ ‫م‬
‫ص ِْم ْنْأ ْمومزا ِرِه ْمْ مشيئًا‬‫غم ِْيْأم ْنْيم ْن ُق م‬
Artinya : Rasulullah s.a.w. bersabda, barang siapa
menciptakan kebaikan, maka baginya pahalanya dan
pahala orang yang mengikuti setelahnya tanpa
dikurangi sedikitpun dari pahala tersebut. Dan barang
siapa berbuat kejelekan, maka baginya dosanya dan
dosa orang yang mengikuti setelahnya tanpa dikurangi
sedikitpun.

ْ‫َْحلهم‬:‫اهدْرَحهْهللاْتعالْفْتم ْف ِس ْي ْاْليةْاملم ْذ ُك ْومرة‬ ِ ‫قالْ ُُمم‬


ْ‫ْوْلَْيففْذلكْع مم ْن‬،‫ْأطاعهم‬
‫م‬ ‫بْم ْن‬
‫سهمْوذُنُ ْو م‬
‫م‬ ‫ذُنُوبْأمنْ ُف‬
.‫أطاعهمْ[منْالعذاب]ْ مش ْيئا‬

Berkata Imam Mujahid dalam menafsirkan Hadits dan


ayat di atas : “yaitu orang tersebut menanggung
dosanya sendiri dan dosa orang- orang yang
mengikutinya, Dan tidak dikurangi sedikitpun.

95
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

ْ‫وروىْالّتمذيْعنْعمروْبنْعوفْرضيْهللاْعنهْأمن ْالنب‬
:‫صلىْهللاْعليهْوسلمْقال‬
‫م‬
Al-Tirmidzi meriwayatkan dari Amr bin ‘Auf, bahwa
Nabi s.a.w. bersabda :

ْ‫مج ِر‬ ِ ِ ْ ‫منْأمحياْسنةً ِْمنْسن ِتْقم ْدْأ ُِميتم‬


ْ ‫تْبم ْعديْ مكا منْلمهُْم منْاأل‬ ُ ْ ُ ‫م ْ ْم‬
ْ‫مجوِرِه ْم‬ ِ ‫ِمثْل ْمن ْع ِمل ِِْبا ِْمن ْغم ِي ْأم ْن ْي ْن ِقص ْذملِ م‬
ُ ‫ك ْم ْن ْأ‬ ‫ُ م‬ ْ ْ ‫ُ ْ م م م‬
ْ‫ْومر ُسولُهُ ْ مكا مْن‬
‫ْضَلملمة ْْلم ْترضى ْهللا م‬ ‫ع ْبِ ْد معةم م‬
‫ْومم ْن ْابْ تم مد م‬
‫ م‬،ً‫مش ْيئا‬
ْ‫اس‬ِ ‫ك ِْم ْنْأ ْمومزارْالن‬ ‫صْ مذلِ م‬ ِ ِ ِ ‫ْآَثِمْمن م‬
ُ ‫ْعم ملِْبماْْلمْي ْنق‬
ِِ
ْ ‫معلمْيهْمثْ ُل م م‬
ً‫مش ْيئْا‬
Artinya : Barang siapa sepeninggalku menghidupkan
kembali sunahku yang telah mati, niscaya dia akan
memperoleh pahala sebagaimana pahala orang yang
mengamalkannya tanpa dikurangi sedikitpun. Barang
siapa yang menciptakan bid’ah yang sesat yang tidak
diridlai oleh Allah dan Rasulnya, maka bagi dia dosanya
dan dosa orang yang mengamalkannya, tanpa
dikurangi sedikitpun.

ْ‫ ْقال‬:‫وروى ْالّتمذي ْعن ْأب ْهريرة ْرضي ْاّلل ْعنه ْقال‬


:‫رسولْاّللْصلىْاّللْعليهْوسلم‬

96
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

Al-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah,


bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda :

ْ ْ‫مج ُر ِْمائم ِةْ مش ِه ْيد‬ ِ ‫ْع ْن مدْفم‬


ْ ِ ‫سادْأ َُّم‬
ْ ‫تْلمهُْأ‬ ‫م‬
ِ ‫كْبِسن َِّت‬ ِ
ْ ُ ُ ‫املُتم ممس‬
Artinya : Orang yang berpegang pada sunahku
pada saat umat dalam kondisi rusak, maka akan
mendapatkan pahala seratus orang yang mati syahid.

97
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

98
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

PASAL
MENGENAI PERPECAHAN UMAT NABI MUHAMMAD
SAW MENJADI 73 GOLONGAN, DAN PENJELASAN
TENTANG ASAL POKOK GOLONGAN YANG SESAT,
SERTA PENJELASAN GOLONGAN YANG SELAMAT,
YAKNI AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH

ٌ‫فَصْل‬
‫م عَلَى‬
َ َّ‫هلل عََل ْي ِه وَسَل‬
ُ ‫فِيْ َبيَانِ ا ْف ِترَاقِ أُمَّ ِة مُحَمَّدٍ صَلَّى ا‬
‫صوْ ِل الْ ِف َرقِ الضَّالَّ ِة‬
ُ ُ‫ وَ َبيَا ِن أ‬،ً‫ثَلَاثٍ وَ َس ْب ِع ْي َن ِف ْرقَة‬
.ِ‫َو َبيَا ِن الْ ِف ْرقَةِ النَّاجِيَ ِة َوهُمْ َأ ْه ُل السُّنَّ ِة وَالْجَمَاعَة‬

ِ ‫ْهريْ رمة ْر‬ ِ ِ ِ ‫ْداو مد ْو‬


ْ‫ض مي‬ ‫مب ُ م م م‬ ْ ِ‫ْع ْن ْأ‬
‫اج ْه م‬‫ْم م‬ ‫ْوابْ ُن م‬
‫الّتمذي م‬ْ ‫مرموى ْأمبُ ْو م ُ م‬
‫ْعلمْي ِهْ مو مسلَّ ممْقم م‬ ِ
ْ :‫ال‬ ‫ْصلَّىْهللاُ م‬
‫ْر ُس ْو ملْهللا م‬ َّ ‫ْع ْنهُْأ‬
‫من م‬ ‫هللاُ م‬
Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah telah
meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah
radhiyallaahu ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

99
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

ْ‫ت‬ِ ‫ ْوتم مفرقم‬،ً‫ْي ْفِرقمة‬ ِ ِ ‫اِفْ تم رقم‬


‫م‬ ْ ‫ْو مس ْبع ْ م‬
‫ْإح مدى م‬ ْ ‫ْعلمى‬ ‫ت ْالْيم ُه ْو ُد م‬ ‫م‬
ِ ِ ‫ْي ْوسب ِع‬ ِ
ْ‫ْعلمى‬‫ت م‬ ْ ِ ‫ْوتم مفرقمت ْأُم‬‫ م‬،ً‫ْي ْف ْرقمة‬‫ْعلمى ْاثْ نم تم ْ ِ م م ْ م‬ ‫ارى م‬ ‫َّص م‬
‫الن م‬
ْ‫ْومم ْن‬:‫ا‬ ِ ‫اْف ْالنَّا ِر ْإَِّْل‬
ِ ‫ْ ُكل مه‬،ً‫ْي ْفِ ْرقمة‬ ِ ‫ثممَلث‬
‫ْقمالُْو م‬،ٌ‫ْواح مدة‬ ‫م‬ ‫ْو مس ْبع ْ م‬
‫م‬
ْ .‫اب‬ ْْ ِ ‫مص مح‬ ِ ‫ْهمْاملَّ ِذيْأ ممن م‬: ِ ‫همَْيْرسو مل‬
ْ ‫ْوأ‬
‫ْعلمْيه م‬ ْ ْ ُ ‫ال‬ ‫ْهللا؟ْقم م‬ ُْ ‫ُ ْ م م‬
“Kaum Yahudi telah terpecah menjadi 71 golongan, dan
kaum Nasrani terpecah menjadi 72 golongan, dan
umatku akan terpecah menjadi 72 golongan, semua
golongan tersebut masuk neraka kecuali hanya satu
golongan saja. Para sahabat bertanya : “Siapa (satu
golongan yang selamat itu) Yaa Rasulullah ?” Rasulullah
menjawab : “Golongan yang selamat itu adalah
kelompok komitmen dalam mengikutiku dan para
sahabatku”
.
ِ ‫ْرَِحمهُ ْهللاُ ْتم مع مال ِْف ْنم ِس ْي ِم ْال ِرمَي‬
ْ:‫ض‬ ِ ْ ‫ْالش مهاب‬
‫ْاْلممفاجي م‬ ُ
ِ ‫ال‬ ‫قم م‬
ْ .‫اع ِة‬
‫ْوا ْْلم مم م‬ ِ
‫ْه ْمْأ ْمه ُلْالسنَّة م‬
ِ ‫وال ِْفرقمةُْالن‬
ُ ُ‫َّاجيمة‬ ْ ‫م‬
Syihab Khafaji rahimahullaah berkata di dalam
kitabnya “Nasimu al – Riyaadz” : “Golongan yang
selamat itu adalah kelompok “Ahlussunnah Wal
Jama’ah”.

100
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

ْ‫ْه ْم ْأمبُو‬
ُ :‫َْجْ مرةم‬ ْ ِ‫ص ِر ْابْ ِن ْأ‬
‫مب م‬ ‫ُْمْتم م‬
ُ ‫ْعلمى‬ ‫اِن م‬ َّ ‫اشيم ِة‬
ِِ ‫ْالش ْن مو‬ ِ ‫وِف ْح‬
‫مْ م‬
ْ ْ،‫ْوأمئِ َّمةُْالْعُلم مماء‬ ِ
‫اعتُهُْأ ْمه ُلْالسنَّة م‬ ‫ْاألم ْش مع ِري م‬
‫ْو مَجم م‬ ْ ‫س ِن‬
‫ا ْْلم م‬
Dalam Kitab ‘Hasyiyah Syanwani ‘Alaa Mukhtashari Ibni
Abi Jamrah’ dinyatakan bahwa golongan yang selamat
itu adalah mereka yang berafiliasi kepada Imam Abul
Hasan Al Asy’ary dan jamaahnya yaitu Ahlussunnah dan
‘A`immatul ‘Ulama’

ُْ‫ْوإِلمْي ِهمْتم ْف مزعُْال مْع َّامة‬، ِ ِ ‫ْعلم م‬ َّ ‫ِأل‬


‫ىْخلْقه م‬ ‫ْح َّجةً م‬
ُ ‫ْج معلم ُه ْم‬
‫منْهللامْتم مع مال م‬
ْ :‫ْو مسلَّ مم‬ ِ ‫ْو ُه ْمْاملْم ْعنِي و منْبِمقولِ ِهْصلَّىْهللا م‬،‫ْدينِ ِهم‬
ِ
‫ْعلمْيه م‬ ُ ‫ِ ْف ْ ْ م ْ م ْ ْ م‬
Karena Allah Ta’ala telah menjadikan mereka sebagai
hujjah bagi mahluk_Nya. Dan kepada merekalah
masyarakat memiliki kecondongan dalam
mengembalikan berbagai permasalahan agama mereka.
Golongan inilah yang dikehendaki Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wasallam dengan sabda beliau:

.}‫ض مَللمة‬
‫ْعلمىْ م‬
‫ت م‬ ْ‫{إِ َّنْهللام مْْل م‬
ْ ِ ‫َْي مم ُعْأ َُّم‬
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan
ummatku untuk sepakat dalam berbuat kesesatan”.

101
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

ِِ ِ
ْ‫ْه مذا‬ ْ ِ ‫ص ْوِر ْبْ ُن ْطماهر ْاملتَّم ْيمي‬
‫ْف ْ مش ْر ِح م‬ ُ ‫ْم ْن‬‫ام ْأمبُ ْو م‬ ُ ‫ْاْل مم‬
ْ ‫ال‬ ‫قم م‬
ُْ‫ْصلَّى ْهللا‬ ِ ِ ِ ‫ْعلِم ْأمصحاب‬ ِ ْ‫ا ْْلدي‬
‫ْهذه ْال مْم مق ماْلت ْأمنَّهُ م‬ ‫ ْقم ْد م م ْ م ُ م‬:‫ث‬ ‫م‬
ِِ ِ ِ ِ
ْ‫ْف ْفُ ُرْو ِع‬ ‫ْو مسلَّ مْمْ ْ ملْ ْيُ ِر ْد ْ ِِبلْف مر ِق ْال مْم ْذ ُم ْوممة ْامل ُْم ْختملف ْ م‬
ْ ِ ‫ْي‬ ‫معلمْيه م‬
ْ،‫ْوا ْْلممر ِام‬ ِ
‫ابْا ْْلممَلل م‬ ِ ‫ال ِْف ْق ِه ِْم ْنْأمبْ مو‬

Imam Abu Mansur bin Thahir at Tamimi dalam


menjelaskan hadits ini mengemukakan : Sungguh orang-
orang yang memiliki maqalah ini mengetahui bahwa
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam tidak bermaksud
mengidentifikasi golongan yang tercela itu ditujukan
kepada golongan yang berselisih dalam menyikapi
masalah-masalah fiqh yang bersifat furu’iyyah yang
berkaitan dengan hukum halal dan haram.

ْ،‫ُص ْوِل ْالت َّْو ِح ْي ِد‬ ْ ِ ‫ف ْأ ْمه مل ْا ْْلمِق‬


ُ ‫ْف ْأ‬ ‫ْخالم م‬ ‫لذِم م‬
‫ْم ْن م‬ َّ ‫ِْب‬ ‫موإِ ََّّنماْقم م‬
ِ ‫ص مد‬
ْ‫ْوِ ْف‬، ِ ِ ‫ْوِف ْ ُشرو ِط ْالن ب َّوةِ ْو‬،‫الش ِر‬ ْ ‫موِ ْف ْتم ْق ِديْ ِر‬
‫الر مسالمة م‬ ‫ُ م‬ ْ ُ ْ ‫ْو َّ م‬ ‫ْاْلم ِْي م‬
ْ ْ،‫اب‬ ْ ِ‫ىْه ِذه‬
ِ ‫ْاألمبْ مو‬ ‫ىُْم مر م‬ْ‫اْج مر م‬
‫ْومم م‬
ِ َّ ِ‫مو ماْلة‬
‫ْالص محابمة م‬ ‫ُم‬
Akan tetapi beliau menghendaki dengan pencelaan
tersebut untuk orang yang menentang Ahlul Haq di
dalam permasalahan dasar-dasar Tauhid, di dalam
masalah taqdir baik dan buruk , di dalam memberikan
batasan-batasan/syarat-syarat kenabian dan kerasulan,
di dalam masalah bagaimana mencintai para sahabat,

102
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

dan hal apa saja yang berkaitan dengan masalah-


masalah tersebut di atas.

ْ‫ف ْالن َّْو ِع‬ ِ ‫اَْب مَل‬


ِِ ‫ض‬ ُ ‫ْي ْفِ ْي مهاْقم ْد ْ مك َّف مر ْبم ْع‬
ً ‫ض ُه ْم ْبم ْع‬ ِِ َّ ‫ِأل‬
‫من ْال ُْم ْختملف ْ م‬
ْ‫ْومْل ْتم ْف ِس ْيق‬ ِ ِ ِِ ِ ِ
‫ ْفمِإنَّ ُه ْم ْا ْختم لم ُف ْوا ْف ْيه ْم ْن ْغم ِْي ْْتم ْكف ْي م‬،‫ْاأل َّمول‬
ْ‫ْاأل َُّم ِة ْإِ مل‬
ْ ‫اق‬ ِ ‫ث ِْف ْافِّْت‬ ِ ْ‫َْتْ ِويْل ْا ْْل ِدي‬ ِ ِ ِ ِ ‫لِل‬
‫م‬ ‫ْفم يُ ْر مج ُع م ُ م‬،‫ْم مخالف ْف ْيه‬ ُ
ْ .‫ف‬ ِْ ‫مه مذاْالن َّْو ِع ِْم من‬
ِ ‫ْاْل ْختِ مَل‬

Karena mereka yang berselisih dalam masalah-masalah


ini telah saling mengkafirkan satu sama lainnya. Berbeda
dengan perselisihan yang terjadi pada golongan
pertama. Mereka berbeda pendapat dalam masalah-
masalah fiqh tanpa mengkafirkan yang lain dan tanpa
menfasiq-kan golongan lain yang berbeda pendapat.
Oleh karena itulah interpretasi yang benar adalah
disandarkan pada perbedaan-perbedaan pendapat
macam ini (perbedaan aqidah, bukan perbedaan
furu’iyyah dalam fiqh)

ِِ ِ ‫ْالصحاب ِة‬ ِ ِ‫ث‬


ْ‫ْم ْعبمد‬ ‫ف ْالْ مق مد ِريَّة ْم ْن م‬
‫ْخ مَل م‬ ‫ْف ْآخ ِر ْأ َّمَيِم َّ م م‬
ْ ‫ْح مد م‬ ‫موقم ْد م‬
َّ ‫مخ ُرْو من ِْم من‬
ْ‫ْالص محابمِة ْ مك مع ْب ِد‬ ِ ‫مْم ْن هم ْاملْمتأ‬
ِ
‫ْوتمبم َّرأ ُ ْ ُ م‬، ِِ
‫ام ْْلُمه ِن م‬
‫ْوأمتْ بماعه م‬
.‫ْي‬ ِ ْ ‫ْع ْن همْأ‬
‫مَجمع ْ م‬ ِ ‫هللاْبْ ِنْعُمرْوجابِرْوأمنمسْومْْن ِو ِهم‬ ِ
ْ ُ ‫ْرض ميْهللاُ م‬ ‫مم م م م م ْ م‬
Pada masa akhir era sahabat terjadilah perselisihan,
yaitu Qodariyyah yang dicikal bakali oleh Ma’bad al

103
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

Juhani dan para pengikutnya, dalam perselisihan ini


sejumlah sahabat muta’akhirin berlepas tangan dari
golongan tersebut seperti Abdullah bin Umar, Jabir,
Anas bin Malik dan lain-lain, Radliyallahu ‘Anhum.
Ajma’iin

ْ‫ت‬ ‫ف ْبم ْع مد ْذملِ م‬


ْ ‫ك ْ مش ْي ئًا ْ مش ْي ئًا ْإِ مل ْأم ْن ْتم مك ماملم‬ ُ ‫ْاْلِمَل‬
ْ ‫ث‬ ‫َّْح مد م‬
‫ُث م‬
ِ ،ً‫ْي ْوسب ِع ْْي ْفِرقمة‬ ِ َّ ِ
ْ‫ْه ْم‬
ُ ‫الس ْب عُ ْو من‬
َّ ‫ْو‬ ‫ْوالثَّالثمةُ م‬ ‫املْف مر ُق ْالضَّالةُ ْاثْ نم ْ ِ م م ْ م ْ م‬
ِ ‫ْو ُهمْامل ِْفر ُقْالن‬،‫اع ِة‬
ُ‫َّاجيمْة‬ ِ
‫ْوا ْْلم مم م م ْ م‬ ‫أ ْمه ُلْالسنَّة م‬
Setelah itu, bermunculan perbedaan-perbedaan
pendapat, dan sedikit demi sedikit hingga sempurnalah
perpecahan diantara ummat Islam itu menjadi 72
golongan yang sesat, dan golongan yang ke 73 adalah
“Ahlussunnah Wal Jama’ah sebagai kelompok yang
selamat.

ِ ِْ ‫ف‬
ْ‫ّتا مق‬ ُ ‫ْإِ َّنْنم ْع ِر‬:‫اب‬ ِ ِ ِ ‫فمِإ ْنْقِيل م‬
‫ْاْلفْ م‬ ُ ‫ْم ْع ُرْوفمةٌ؟ْفما ْْلممو‬
‫ْهذهْالْف مر ُق م‬: ‫ْم‬
ْ‫تْإِ ملْفِ مرق‬
ْ ‫س مم‬ ِ ِ ِ ِ ِ َّ ‫ْوأ‬، ِ ِ
‫منْ ُك َّلْطمائ مفةْم منْالْف مرقْانْ مق م‬ ‫ُص ْو ملْالْف مرق م‬
ُ ‫موأ‬
.‫ْومم مذ ِاهبِ مها‬ ِ ِ ‫مَسم ِاءْتِل م‬ ُِ ‫وإِ ْنْ مل‬
ِ ‫ْْنط‬
‫ْكْالْف مرق م‬ ْ ‫ِْْب‬ ْ ‫م‬
Jika ditanyakan: “Apakah sekte-sekte itu kesemuanya
diketahui dan populer di tengah-tengah kita?” Maka
jawabannya :”Kita mengetahui perpecahan dan pokok-
pokok sekte-sekte tersebut, dan kita mengetahui setiap
kelompok dari sekte-sekte tersebut terbagi lagi dalam

104
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

beberapa kelompok, walaupun secara detail kita tidak


mengetahui nama dari masing-masing sekte itu
sekaligus madzhab yang mereka anut masing-masing.

ْ،ُ‫ْوال ُْم ْرِجئمة‬ ِ ِ ِ


‫ م‬،ُ‫ْوالْ مق مد ِريَّة‬
‫ م‬،ُ‫ْوا ْْلمْهميَّة‬ ‫ م‬،ُ‫ُص ْو ُل ْالْف مرق ْام ْْلمُرْوِريَّة‬ ُ ‫موأ‬
ْ ‫ْرَِحم ُه ُم‬
ُْ‫ْهللا‬ ِ
‫ض ْأ ْمه ِل ْالْعل ِْم م‬
ُ ‫ال ْبم ْع‬ ‫ْوا ْْلممِربيَّةُ م‬،
‫ْوقم ْد ْقم م‬. ‫ضةُ م‬ ‫الرافِ م‬َّ ‫مو‬
ْْ‫ت‬ْ ‫س مم‬ ِ ِ ِ ِ ‫ ْأُصو ُل ْال ِْفر ِق ْالضَّالَِّة م‬:‫تم ع مال‬
‫ْوقم ْد ْانْ مق م‬
‫ م‬،‫ْهذه ْالست‬ ‫م‬ ُْ ‫م‬
ِ ْ ‫ت ْإِ مل ْاثْ نم تم‬
ْ‫ْي‬ ْ ‫ار‬ ِ ِ ِ ِ
‫صم‬‫ْع ْش مرمة ْف ْرقمةً ْفم م‬ ‫ت م‬ ْ ‫ُكل ْف ْرقمة ْم ْن مها ْاثْ نم م‬
.ً‫ْيْفِ ْرقمة‬ ِ
‫مو مس ْبع ْ م‬
Pokok-pokok sekte tersebut ialah golongan Haruriyah,
Qadariyah, Jahmiyah, Murji’ah, Rafidlah dan Jabariyah.
Sebagian dari ahli ilmu, Rahimahumullah Ta’alaa
menegaskan bahwa pokok-pokok sekte yang sesat
adalah enam golongan tersebut. Masing-masing dari 6
kelompok terpecah menjadi 12 sekte hingga
terhitunglah jumlah menjadi 72 sekte.

ِ ‫صي لمه‬ ِ ِ ‫الْابنْرس مَل من‬


ْ،‫اْع ْش ُرْو من‬ ‫ْق ْي ملْإِ َّنْتم ْف ِ ْ م‬:‫ْرَحمهُْهللاُْتم مع مال‬ ‫قم م ْ ُ ُ ْ م‬
ْ،ٌ‫ْو ِع ْش ُرْو من ْقم مد ِريَّة‬
‫ م‬،‫ِج‬
ِ
ُ ‫ْوع ْش ُرْو من ْم ْن ُه ْم ْ مخ موار‬
ِ ،‫ِم ْن هم ْروافِض‬
‫ُ ْ مم ُ م‬
ْْ‫ْع ْش ِر ْفِ مرق‬ ِ ِ ،ٌ‫وسب عةٌ ْمرِجئمة‬
‫ْو ُه ْم ْأم ْكثم ُر ْم ْن م‬ ‫ م‬،ٌ‫ْوف ْرقمةٌ َْنمَّا ِريَّة‬
‫م‬ ُْ ‫م مْ م‬

105
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

ْ،ٌ‫ْج ْه ِميَّة‬ ِ ،ٌ‫ ْوفِرقمةٌ ْحروِريَّة‬،ً‫اح مدة‬ ِ ‫ولم ِكن ْي عدو من ْو‬
‫ْوف ْرقمةٌ م‬
‫م‬ ُْ ‫م ْ م‬ ‫م ْ ُم ْ م‬
ْ .ً‫ْو مس ْب عُ ْو منْفِ ْرقمة‬ ِ ِِ ِ ِ ُ ‫وثممَل‬
‫ْفم ِهذهْاثْ نم تمان م‬،ٌ‫ثْف مرقْ مك َّراميَّة‬ ‫م‬
Imam Ibnu Ruslan rahimahullaahu Ta’ala berkata :
Sebuah pendapat mengemukakan bahwa secara rinci
golongan-golongan tersebut dapat diklasifikasikan
menjadi 20 golongan. Diantara mereka termasuk
golongan Rowafid, 20 sekte golongan Khowarij, 20
golongan Qodariyah, 7 golongan Murji’ah dan satu
golongan Najjariyah. Masing-masing itupun tersekat-
sekat menjadi lebih dari 10 golongan, tetapi perpecahan
kelompok-kelompok itu hanya dihitung sebagai satu
sekte, dan satu golongan Haruriyah, dan satu golongan
Jahmiyah, dan 3 golongan Karramiyah, dari rincian inilah
secara keseluruhan terhitung jumlah sekte adalah 72
golongan.

106
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

PASAL
MENGENAI TANDA-TANDA KIAMAT

‫صل‬
ْ ‫َف‬
‫ِفي ذِ ْك ِر َأ َمارَات اقْ ِت َرابِ السَّاعَ ِة‬

َ‫َوهوَقوله‬،‫َمَنَهَاَعَدَمََالمَسَاعَدَوَالمَعَاونَعلىَالدين‬،َ‫وَهَيََكَثَيَرَة‬

َ:‫صلىَاهللَعليهَوسلم‬

Tanda – tanda hari kiamat cukup banyak, antara lain :


hilangnya tolong menolong dalam agama, sebagaimana
sabda Nabi s.a.w.

ْ‫ْعلمى‬
‫ض م‬ِ ِ‫ْدينِ ِه ْكال مقاب‬
ِ ‫ْعلمى‬
‫ْزمما ٌن ْالصابِ ُر م‬ ‫مَيِمت م‬
ِ ‫ْعلمى ْالن‬
‫اس م‬
.‫ْرواهْالّتمذيْعنْأنسْبنْمالكْرضيْهللاْعنه‬.‫ا ْْلم ْم ِر‬

Akan datang suatu masa kepada manusia, di mana


orang yang bersabar dalam memegangi agamanya

107
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

seperti orang yang menggenggam bara api. [HR. al-


Tirmidzi dari Anas bin Malik RA]

:‫وَمَنَهَا‬
Tanda kiamat yang lain adalah :

ْ‫ْرمواهُْأمبُ ْو‬.ْ ٌ ‫ْج َّه‬ ِ ْ‫ف‬


ِْ ْ‫آخ ِْر‬ ْ ِْ‫يم ُك ْو ُْن‬
‫س مقةٌ م‬
‫ْوقُ َّراءُْفم م‬،ْ‫ال‬ ُ ‫الزمانْعُبَّا ٌد‬
ِ ‫ْعن ْأمنمس ْر‬ ِ ِ ِ
ْ‫ض مي ْاّلل‬ ‫م‬ ْ ‫ْواْلماكم ِْف ْاملُ ْستم ْد مرك م‬‫نُ مع ْيم ِْف ْا ْْللْيمة م‬
.‫ضا‬ً ْ‫مع ْنهْأمي‬
Akan ada di akhir zaman, ahli ibadah yang bodoh, dan
banyak penghafal al-Qur’an yang fasik. (Diriwayatkan
oleh Abu Nuaim di dalam Kitab Hilyah, al-Hakim di
dalam Al-Mustadrak )

ْ.}‫اج ِد‬
ِ ‫اهىْالنَّاس ِِْف ْاملمس‬
‫م‬ ُ ‫ْح َّّت ْيمتم بم م‬
‫اعةُ م‬
‫ْالس م‬ ‫موِم ْن مه م‬
َّ ‫اْ{ْليم ُق ْو ُم‬
ْ‫مَحمد ِْف ْمسنده ْوأبو ْداود ْف ْسننه ْعن ْأنس‬ ْ ‫مرمواهُ ْا ِْل ممامْأ‬
ْ .‫رضيْهللاْعنه‬

Tanda Kiamat lain : “Hari kiamat tidak akan terjadi


sampai manusia saling berbangga-bangga terkait
masjid-masjid. [HR. Imam Ahmad dalam Musnad; dan
Abu Dawud dalam Sunan-nya dari Anas bin Malik RA]

108
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

ْ}ْ ‫ْاْلمائِ ِن‬


ْ ‫ْوائْتِ مما ُن‬ ِ ْ ‫ْومّتْ ِويْ ُن ْاأل ِْمم‬
‫ م‬،‫ْي‬
ِ َّ ُ‫وِم ْن ها ْ{قم ِطي عة‬
‫ م‬،‫ْالرح ِم‬ ‫ْم‬ ‫م م‬
ِ ‫ْعن ْأمنمس ْبنْمالِكْر‬ ِ
ْ‫ضيْهللاْعنه‬ ‫م م‬ ْ ‫مرمواهُْالطمْب مر ِاِن ِْفْاأل ْمو مسط م‬
ْ .‫ضا‬
ً ْ‫أمي‬
Terputusnya silaturrahim; pengkhianatan orang yang
dapat dipercaya; dan dipercayanya orang yang
berkhianat. [HR. al-Thabarani dari Anas bin Malik RA]

ِ ْ ‫ْوأم ْن ْيُ مرىْا ْْلَِلم ُل ْقم بمَلً ْبِمف ْت محتم‬ ِ ِ ُ ‫وِم ْن هاْ{ْاِنْتِ مف‬
ْ‫ْاي‬
ْ ‫ْي‬ ‫اخ ْاألمهلَّة م‬ ‫م م‬
ْ‫ ْرواه ْالطرباِن ْعن ْابن‬.}ْ .‫ْي‬ ِْ ْ ‫ال ْلِلَّْي لمتم‬
ُ ‫ْما ْيُطَّلم ُع ْفم يُ مق‬ ِ
‫سل مْعةً م‬
ْ .‫مسعودْرضيْهللاْعنه‬

Di antara (tanda-tanda) dekatnya hari kiamat adalah


mengembangnya atau naiknya bulan dan bulan tsabit
dilihat pada suatu waktu dan tidak terlihat (pada waktu
yang lain). Dikatakan: “selama dua malam”.

ٌْْ‫ْحثمالمة‬ ِ َّ ‫ومنها ْ{ ْي ْذ مهب‬


ُ ‫ْوتم ْب مقى‬
‫ م‬،‫ْالصاْلُْو من ْاأل َّمو ُل ْاأل َّمو ُل‬ ُ ‫م‬
ْ .‫ْرواهْاْلمامْأَحدْوالبخاري‬.}ْ‫ْالش ِع ِْيْام ِوْالْتَّ ْم ِر‬َّ ‫مك ُحثمالم ِة‬

Artinya : Orang-orang shaleh dari generasi awal akan


meninggal dunia, dan yang tersisa hanya orang-

109
‫‪Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari‬‬

‫‪orang berperangai buruk, mirip tersisanya buah kurma‬‬


‫)‪yang disortir. (HR. Bhuhari, Ahmad‬‬

‫ْح َّّت ْيم ُك ْو من ْالزْه ُد ْ ِرموايمةً م‬


‫ْوال مْومرعُْ‬ ‫اعةُ م‬
‫الس م‬
‫ومنها ْ{ ْْلم ْتم ُق ْو ُم ْ َّ‬
‫صن ًعا}‪ْ.‬رواهْأبوْنعيمْفْاْللية‪ْ .‬‬ ‫تم م‬
‫‪Hari kiamat tidak akan terjadi sampai zuhud hanya‬‬
‫‪menjadi informasi; dan sikap wira'i hanya dibuat-‬‬
‫]‪buat. [HR. Abu Nu’aim dalam al-Hulyah‬‬

‫ضْ‬ ‫ومنها ْ{ ْأم ْن ْي ُك ْو من ْالْولم ُد ْغميظًا‪ْ،‬و ْالْمطمر ْقم يظًا‪ِ ،‬‬


‫ْو ْتمف ْي ُ‬
‫م ْ م ْ م م ُ ْ م‬
‫ضا ْ}‪ْ .‬رواه ْالطرباِن ْعن ْابن ْمسعود ْرضي ْهللاْ‬
‫ام ْفم ْي ً‬
‫اللئم ُ‬
‫عنه‪ْ .‬‬

‫‪“Anak menjadi sebab kemarahan; hujan menjadi sebab‬‬


‫‪panas; dan para pencela menjadi menyebar-luas”. [HR.‬‬
‫]‪al-Thabarani dari Ibnu Mas’ud RA‬‬

‫ْمنمافِ ُق ْو مها‪ْ،‬‬
‫س ْو مد ْ ُكل ْقمبِْي لمة ُ‬‫ْح َّّت ْيم ُ‬
‫اعةُ م‬
‫ْالس م‬ ‫ومنها ْ{ ْْلم ْتم ُق ْو ُم َّ‬
‫اد ْالْ مقبِي لمةم ْفم ِ‬ ‫ِ‬ ‫ومكا من م ِ‬
‫اس ُق ْو ُه ْم ْ}‪ْ .‬رواهْ‬ ‫ْو مس م ْ‬ ‫ْزع ْي ُم ْالْ مق ْوم ْام ْرذم ُْلُ ْم‪ ،‬م‬ ‫م‬
‫الطرباِنْعنْعبدْهللاْبنْمسعودْرضيْهللاْعنه‪ْ،‬والّتمذيْ‬
‫عنْأبْهريرةْرضيْهللاْعنه‪ْ .‬‬

‫‪110‬‬
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

Hari kiamat tidak akan terjadi sampai setiap kabilah


dipimpin oleh orang-orang munafiqnya; pemimpin suatu
kaum adalah orang-orang yang terburuk di kalangan
mereka; dan yang memimpin suatu kabilah adalah
orang-orang fasik di kalangan mereka. [HR. al-
Thabarani dari Abdullah bin Mas’ud; al-Tirmidzi dari Abu
Hurairah RA]

ْ‫} ْرواه‬.‫ب‬ ‫ْو ُّتْ ِر م‬


ُ ‫ب ْالْ ُقلُ ْو‬ ‫ب م‬ُ ‫ف ْال مْم محا ِر‬
‫ومنها ْ{ ْام ْن ْتُ مز ْح مز م‬
ْ .‫الطرباِنْعنْابنْمسعودْرضيْهللاْعنه‬

Tanda- tanda kiamat yang lain adalah ketika sudah


banyak mihrab yang dihias dan banyak hati yang rusak.

ْ‫ْعلمى‬ ‫ْي ْال مْم ْرأمةُ م‬


‫ْزْو مج مها م‬ ِ ِ ‫شو ْالتِج‬
‫ْح َّّت ْتمع ْ م‬
‫ارة م‬
‫مم‬ ُ ُ‫ومنها ْ{ ْف‬
ِ ‫اد‬ ِ ‫التِج‬
ْ‫ات‬ ‫ْالش مه م‬ ‫ م‬،‫شو ْالْ مقلم ِم‬
َّ ‫ْوظُ ُه ْوُر‬ ُ ُ‫ْوف‬‫ م‬،‫ْع ْاأل ْمر مح ِام‬
ُ ‫ْوقمط‬
‫ م‬،‫ارة‬
‫مم‬
ْ‫ْرواهْاْلمامْأَحدْوالبخاريْعنْابنْمسعودْرضي‬.}ْ‫ِِبلزْوِر‬
ْ،‫هللاْعنهْوفشوْالتجارةْكنايةْعنْكثرةْالكتبةْوقبةْالعلماء‬
ْ .‫يعنْيكتفونْبتعلمْاْلطْليخالطواْاْلكام‬

Merebaknya dunia perdagangan, sampai-sampai


seorang istri membantu suaminya untuk berdagang;
terputusnya silaturrahim; tersebarnya dunia tulis-
menulis (teknologi informasi?); maraknya persaksian-

111
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

persaksian palsu. [HR. Imam Ahmad dan al-Bukhari dari


Ibnu Mas’ud RA]
Yang dimaksud merebaknya perdagangan adalah
kinayah (perumpamaan) akan banyaknya tulisan-
tulisan, namun minim ulama’. Maksudnya: Masyarakat
mencukupkan diri dengan mempelajari tulisan-tulisan,
tanpa bergaul dengan orang-orang yang ahli hukum.

ْ‫ْويُتم معلَّ ُم‬


‫ م‬،‫ْم ْغ مرًما‬ َّ ‫ْو‬
‫الزمكاةُ م‬ ‫ْم ْغنم ًما م‬
‫َّخ مذ ْاْلمممانمةُ م‬
‫ومنها ْ{ ْام ْن ْيُت م‬
ْ‫ْرواهْالّتمذيْعنْأبْهريرةْرضيْهللا‬.}ْ.‫ْديْن‬ ِ ‫ال ِْعلْم ْلِغم ِْي‬
ُ
ْ ‫عنه‬

Amanat dijadikan sebagai barang jarahan; zakat


dijadikan sebagai ganti rugi; dan ilmu dipelajari untuk
tujuan selain agama. [HR. al-Tirmidzi dari Abu Hurairah
RA]

ْ‫ْو‬
‫ْصديْ مقهُ م‬ ‫ْو مع َّق ْأ َُّمهُ م‬
‫ْوأ ْد مَن م‬، ‫ْام مرامتمهُ م‬
ْ ‫ْالرج ُل‬
ُ ‫اْأطاع‬‫م‬ ‫ومنهاْ{إ مذ‬
ْ‫اج ِد}ْرواهْالّتمذي‬ ِ ‫ْفْاملس‬
ْ‫م‬ ‫ات‬
ُ ‫مص مو‬ ْ ‫تْاأل‬
ْ ‫ْوارتم مف مع‬،
ْ ُ‫أمقصىْأ ممِبه‬
ْ .‫عنْأبْهريرةْرضيْهللاْعنهْأيضا‬
Jika seorang suami patuh pada istrinya dan
mendurhakai ibunya; dia dekat kepada temannya,
namun jauh dari ayahnya; dan suara-suara menggema
di masjid-masjid. [HR. al-Tirmidzi dari Abu Hurairah RA]

112
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

ِ ‫ ْو ُش ِرب‬،‫ف‬
ْ،ْ‫ور‬ ْ ‫ت‬
ُ ‫ْاْلُ ُم‬ ‫ْواملممعا ِز ُ م م‬
‫ات م‬
ُ ‫ت ْال مق ْي نم‬
ْ ‫ومنها ْ{إذام ْظم مه مر‬
ْ‫ْه ِذهِ ْاألُم ِة ْأمومْلما} ْرواه ْالّتمذي ْعن ْأب ْهريرة‬ ِ
‫مولم مع من ْآخ ُر م‬
ْ .‫رضيْهللاْعنهْأيضا‬

Ketika marak para penyanyi dan alat musik;


diminumnya (dikonsumsinya) khamr-khamr; generasi
akhir umat (Islam) ini melaknati generasi awalnya. [HR.
al-Tirmidzi dari Abu Hurairah RA]

ْ‫ب ْفِ ْي مها‬ ِ ‫ْخ مد م‬


ُ ‫ ْيُ مك َّذ‬،‫اعة‬ ‫ْي م‬ ِ ِ ‫ْالد َّج‬
‫ال ْسنِ ْ م‬ َّ ‫ومنها ْ{إِ َّن ْأ َّمَي مم‬
ِ ِ ِ ِ ِ َّ
ْ،‫ْي‬
ُ ْ ‫ْو َُيمَّو ُن ْف ْي مها ْاألمم‬
‫ م‬،‫ب‬ ُ ‫ص َّد ُق ْف ْي مها ْالْ مكاذ‬ ‫ْويُ م‬‫ م‬،‫الصاد ُق‬
ِ ‫ ْوي تم مكلَّم ْفِي ها ْالرويبِ م‬.‫ْاْلمائِن‬ ِ
ْ‫ْومما‬
‫ م‬:‫ ْق ْي مل‬.‫ض ْة‬ ْ ‫مويُ ْؤمَتم ُن ْف ْي مها ْْ ُ م م ُ ْ م م‬
ْ‫ْرواه‬.}ْ ‫ْالر ُج ُل ْالتَّافِهُْيمتم مكلَّ ُم ِْفْأ ْمم ِر ْال مْع َّام ِة‬:
َّ ‫ال‬ ‫ضةُ؟ْقم م‬ ‫الرمويْ بم م‬
ْ .‫اْلماْأَحدْوالبزارْعنْأنسْبنْمالكْرضيْهللاْعنه‬

“Sesungguhnya akan datang kepada manusia tahun-


tahun penipuan, di dalamnya orang yang berdusta
dipercaya sedang orang yang jujur didustakan, orang
yang berkhianat diberi amanah, sedang orang yang
amanah dikhianati, dan di dalamnya juga terdapat al-
ruwaibidhah.” Ditanya, “Apa itu al-ruwaibidhah wahai
Rasulullah?” Beliau bersabda: “Yaitu orang bodoh yang
berbicara (memberi fatwa) dalam urusan manusia” [HR.
Ahmad dan Bazzar dari Anas bin Malik]

113
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

ِ ‫َْتم ِدثُو‬
ْ‫اِْبما‬ ِ
ْ ُ ْ‫ْح َّّتْتم مرْواْأ ُُم ْوًراْعظم ًاماْ مل‬‫اعةُ م‬‫ْالس م‬
َّ ‫ومنهاْ{ْْلمْتم ُق ْو ُم‬
ِ
ْ‫ْه ْل ْ مكا من‬ ‫ م‬،‫ ْيمتم مفاقم ُم ْ مْشأْنُ مها ِْف ْامنْ ُفس ُك ْم‬،‫س ُك ْم‬
‫ْوتم ْسأملُْو من م‬ ‫أمنْ ُف م‬
ْ‫ْع ْن‬ ‫ْو مح َّّت ْتم مرْوا ْا ْْلِبم م‬
‫ال ْتم ُزْو مل م‬ ِ ِ ِ
‫ م‬،‫نمبي ُك ْم ْذممك مر ْلم ُك ْم ْم ْن مها ْذ ْك ًرا‬
ْ‫مأماكِنِ مهاْ}ْرواهْاْلمامْأَحدْوالطرباِنْعنَْسرةْبنْجندب‬
.‫رضيْهللاْعنه‬

Tanda-tanda kiamat yang lain adalah : “Hari kiamat


tidak akan datang sampai kalianmenyaksikan peristiwa-
peristiwa besar yang sebelumnya tidak pernah kalian
perbincangkan, namun pertiwa tersebut semakin
mengusik kalian sehingga membuat kalian bertanya,
“apakah nabi pernah menjelaskan permasalahan
tersebut?” bahkan kalian juga akan melihat gunung-
gunung begeser dari tempatnya. [HR. Imam Ahmad dan
al-Thabarani dari Samurah bin Jundub RA]

ِ ِِ ْ ‫ْو ِس مد‬ ِ
ْ.}‫اعة‬
‫ْالس م‬ ْ ‫ْاأل ْمم ُر ْإِ مل ْغم ِْي ْأ ْمهله ْفمانْ تمظ‬
َّ ‫رو‬ ُ ‫وم ْن مها ْ{إِ مذا‬
.‫رواهْالبخاريْعنْأبْهريرةْرضيْهللاْعنه‬

“Ketika sebuah urusan itu diserahkan kepada yang


bukan ahlinya, maka tunggu dan nantikanlah hari

114
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

Qiamat (kehancurannya)”. (HR. Al Bukhari dari Abu


Hurairah RA)

ْ،‫ْعلمى ْالْ مق ِْرب‬ ِ


‫ْالر ُج ُل م‬
َّ ‫ْح َّّت مْْيَُّر‬
‫ب ْالدنْ يما م‬ ُ ‫وم ْن مها ْ{ْلم ْتم ْذ مه‬
ْ‫احب ْه مذا‬ ِ ‫ْص‬ ُ ‫َْيلمْي تمِن ْ ُك ْن‬ ِ ‫غ م‬
‫ْم مكا من م‬
‫ت م‬ ‫ م‬:‫ول‬
‫ْويم ُق م‬
‫ْعلمْيه م‬ ‫فم يم تم مم َّر م‬
.‫الْ مق ِْرب}ْرواهْمسلمْعنْأبْهريرةْأيضا‬

“Dunia tidak akan sirna sehingga ada seorang yang


melintasi kuburan, lantas ia berguling-guling, dan ia pun
berkata dengan penuh harap ; seandainya aku menjadi
penghuni kuburan itu”. (HR. Bukhari dan Abu Hurairah
RA)

ْ‫اس مد‬ ِ
ُ ‫َّاس ْتم مف‬
ُ ‫سافُ مد ْالن‬
‫ْح َّّت ْيمتم م‬
‫اعةُ م‬
‫ْالس م‬
َّ ‫وم ْن مها ْ{ ْْلم ْتم ُق ْو ُم‬
ْ‫الْبم مهائِِم ِْف ْالط ُر ِق ْ}ْرواهْالطرباِنْعنْابنْعمرْرضيْهللا‬
.‫عنهما‬
“Tidaklah akan terjadi hari Qiamat sehingga manusia
melakukan perzinaan secara fulgar, sebagaimana
kawinnya binatang-binatang di tengah jalan”. (HR. Al –
Tabrani dari Ibnu Umar RA).

115
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

ِْ‫ْالر ُج ُل ْإِ مل ْال مْم ْرأمة‬


َّ ‫ْح َّّت ْيم ُق ْومم‬ ِ ِ ‫وم ْن ها ْ{ ْْلم ْتم ْفن‬ ِ
‫ْهذه ْاأل َُّمةُ م‬‫م م‬ ‫م‬
ِ ِ
ْ‫ْلم ْو‬:‫ْم ْن ْيم ُق ْو ُل‬ ُ ‫ْفم يم ُك ْو ُن ْخيم‬،‫اْف ْالطَّ ِريْ ِق‬
‫ارُه ْم ْيم ْوممئذ م‬ ِ ‫فم يم ْف مِّت مش مْه‬
.‫ْه مذاْا ْْلمائِ ِطْ}ْرواهْأبوْيعلىْعنْأبْهريرة‬ ‫اء م‬
‫اْومر م‬
‫مو ماريْ نم م‬
“Tidaklah umat ini sirna sehingga disaksikan seorang
laki-laki datang menjumpai seorang wanita, lantas
mereka melakukan perzinaan ditengah jalan. Orang
yang terbaik pada kondisi zaman yang sudah sedemikian
parah kerusakannya adalah ia yang berkata : Seandainya
saja kita dapat menyembunyikan diri /menyingkir sedikit
dibalik tembok, niscaya kita tidak menyaksika adegan
panas itu”. (HR. Abu Ya’la dari Abi Hurairah RA)

ِ
ْ‫اراْتُ ْن مك ُح ْاي‬ ً ‫ْح َّّت ْتُ ْو مج مد ْال مْم ْرأمةُ ْنم مه‬
‫اعةُ م‬
‫ْالس م‬
َّ ‫وم ْن مهاْ{ْامْتم ُق ْو ُم‬
ْ‫ْفم يم ُك ْو ُن ْأ ْممثم لُ ُه ْم‬،‫مح ٌد‬ ‫ك ْأ م‬ ‫ْْلم ْيُ ْن ِك ُر ْذملِ م‬،‫ط ْالطَّ ِريْ ِق‬ ‫ْو مس م‬ ‫ُُتم مام ُع م‬
ْ‫ك‬ ‫ ْفم مذلِ م‬،ً‫ْع ِن ْالطَّ ِريْ ِق ْقملِ ْيَل‬ ‫ْْنمْي تم مها م‬ْ‫ ْلم ْو م‬:‫يم ْوممئِذ ْاملَّ ِذ ْي ْيم ُق ْو ُل‬
ْ‫ْوْعُ مم مرْفِ ْي ُك ْمْ}ْرواهْاْلاكمْأبوْعبدْهللا‬ ِ ِ
‫مبْبم ْكر م‬ ْ ِ‫ف ْي ِه ْمْمثْ ُلْأ‬
.‫عنْأبْهريرةْرضيْهللاْعنه‬

“Tidaklah hari Qiamat itu akan terjadi sehingga dijumpai


seorang wanita yang melakukan perzinaan / hubungan
seksual disiang bolong di tengah jalan, sementara itu
tidak seorangpun mengingkarinya, keberadaan orang
yang hidup pada masa itu dan mau berkata : “Hendaklah

116
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

menyingkir sedikit saja dari tengah jalan”. Maka ia yang


berkata demikian, dialah orang yang berpredikat sama
seperti Abu Bakar dan Umar RA diantara kalian semua”.
(HR. Al – Hakim Abu Abdillah dari Abu Hurairah RA)

ْ‫ْأمامةْرضيْهللاْعنهْ{ْو مح َّّت‬ ‫وم ْن مهاْماْروىْالطرباِنْعنْأب‬ ِ


‫م‬
ْ‫مح ُد ُه ْم ْفم يم ْرفم ُع ْبِ مذيْلِ مها ْ مك مما‬ ِ
‫ ْفم يم ُق ْو ُم ْأ م‬،‫ْعلمى ْالْ مق ْوم‬
‫مَتَُّر ْال مْم ْرأمةُ م‬
ْ‫ْومراءم‬ ‫ ْأمْلم م‬:‫ض ُه ْم‬
‫ْو ماريْ تم مها م‬ ُ ‫ ْفم يم ُق ْو ُل ْبم ْع‬،‫َّع مج ِة‬
ْ ‫ب ْالن‬‫يم ْرفم ُع ْذمنْ م‬
.}ْ‫ْوْعُ مم مرْفِ ْي ُك ْم‬ ِ ِ ِ ِِ
‫مبْبم ْكر م‬ ْ ِ‫ْفم ُه موْيم ْوممئذْف ْي ِه ْمْمثْ ُلْأ‬،‫ا ْْلمائط‬
Pada sebuah hadits yang lain yang diriwayatkan oleh
Imam Al – Tabrani dari Abi Umamah beliau
menyebutkan :
“Dan sehingga ditemukan seorang wanita yang lewat
ditengah-tengah kaum, kemudian salah seorang
diantara mereka berdiri lantas menyingkap rok yang
dikenakan wanita tersebut seperti mengangkatnya ekor
sapi pedet, kemudian sebagian kaum itu berujar :
Seyogyanyalah ia sedikit menyingkir bersama wanita itu
dan bersembunyi di belakang tembok. Pada era
rusaknya zaman yang sudah sedemikian parah ia yang
berani mengatakan hal itu adalah memiliki derajat yang
menyamai Sayyidina Abu Bakar dan Umar RA, diantara
kalian semua”.

117
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

‫ْومّتْتملِ م‬ ِ
ْ‫ف‬ ‫ب م‬ُ ‫ْح َّّت ْتمتم نما مك مر ْالْ ُقلُ ْو‬
‫اعةُ م‬
‫ْالس م‬
َّ ‫وم ْن مها ْ{ ْْلم ْتم ُق ْو ُم‬
ِ ‫مبْواألُِم ِْف‬ ِ ِ ‫فْاأل م‬ ‫ْومَيْتملِ م‬
ْ‫ْالديْ ِنْ}ْرواه‬ ‫مخ مْوانْم منْاأل ِ م‬ ‫األمقما ِويْ ُل م‬
‫الديلميْعنْحذيفةْرضيْهللاْعنه‬

“Tidaklah akan terjadi hari Qiamat itu sehingga terjadi


perpecahan dan nurani yang saling mengingkari,
pendapat yang selalu bertentangan dan bertolak
belakang, terpisahnya persaudaraan dari jalur ayah dan
ibu di dalam masalah agama”. (HR. Al Dailami dari
sahabat Hudaifah RA)

ْ‫ْفمَلم‬،‫اط مر‬ِ ‫اج ُد ْقم نم‬ ِ ‫َّخ مذ ْالْمس‬ ِ


‫ْح َّّت ْتُت م م م‬ ‫اعةُ م‬‫ْالس م‬َّ ‫وم ْن مهاْ{ْْلمْتم ُق ْو ُم‬
ِ
‫ْالش ْي مخ ْبم ِريْ ًدا ْبم ْ م‬
ْ‫ْي‬ َّ ‫ث ْالْغَُلم ُم‬ ‫ْو مح َّّت ْيم ْب مع م‬
‫ م‬،‫يُ ْس مج ُد ْللم ْف ْي مها‬
ِ‫ْي ْفمَلم م‬
ِ ْ ‫ْي ْاألمفْ مق‬ ِ ‫ ْوح َّّت ْي ْب لُ مغ ْالت‬،‫ْي‬
ْ}ْ ‫َْي ُد ْ ِرِْبًا‬ ‫َّاج ُر ْبم ْ م‬ ‫األمفْ مق ْ ِ م م م‬
ْ.‫رواهْالط ْرباِنْعنْابنْمسعودْرضيْهللاْعنه‬

“Tidaklah hari Qiamat itu akan tiba sehingga masjid-


masjid berubah fungsinya menjadi perkantoran, karena
itu masjid tidak lagi digunakan sebagai tempat bersujud
kepada Allah Swt, sehingga anak kecil mengutus tukang
pos untuk menyampaikan pesannya kepada orang tua
yang ada di desa sebelah, sehingga seorang pedagang
sampai melalang buana diantara dua kota sehingga ia
tak mendapatkan keuntungan”. (HR. Tabrani dari Ibnu
Mas’ud RA)

118
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

ْ‫ْوعدمْتوقيْالصغي‬،‫وهوْكنايةْعنْعدمْالرغبةْفْالصَلة‬
ْ‫ْوعدمْالربكةْفْالتجارةْلغلبةْالكذبْوالغشْعلى‬،‫الكبي‬
‫م‬
.‫التجار‬

Hadits di atas mengandung arti kinayah (kiasan) yang


menggambarkan tentang tidak lagi ada orang yang
menyukai dan punya perhatian pada sholatnya, anak
kecil tidak lagi mau memuliakan orang tuanya, dan tidak
adanya keberkahan dalam perdagangan karena
kentalnya kebohongan dan ketidakjujuran para
pedagang”.

ِ ِ
ْ‫ْو مش مرفُ ُه ْم‬
‫ م‬،‫ْزمما ٌن ُْهَّتُ ُه ْم ْبُطُْونُ ُه ْم‬ ِ ‫ْعلمى ْالن‬
‫َّاس م‬ ‫َْيِْتْ م‬
‫وم ْن مها ْ{ م‬
ْ،‫ْو مد مننِْي ُرُه ْم‬ ِ ِ ،‫ ْوقِب لمتُ هم ْنِسا ُؤ ُهم‬،‫متماعُهم‬
‫ْوديْ نُ ُه ْْم ْ مد مراُهُ ُه ْم م‬‫م ُْ م ْ ُْ م ْ م‬
ِ ‫ْع ْن مد‬ ِ ‫ْوْلمْ مخَلم مقْ مْلم‬،‫ْاْلملِي ِق‬ ‫اُ ْولمئِ م‬
.}ْ‫ْهللا‬ ُْ ‫كْ مشر ْ ْ م‬
“Akan datang suatu zaman dimana Himmah / perhatian
manusia pada saat itu tertuju pada perut-perut mereka
adalah isteri dan wanita-wanita diantara mereka. Agama
mereka adalah uang. Merekalah seburuk-buruk ciptaan
Allah dan tidaklah ada bagian dan tempat mereka di sisi
Allah S”. ( Hadits ini diriwayatkan oleh al-Silmi; al-
Dailami; dan al-Muttaqi al-Hindi dalam Kanz al-‘Ummal-
penterjemah).

119
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

ِ
ُ ‫َْيْلُ مقْالْ ُق ْرأم ُن ِْف‬
ْ‫ْص ُد ْوِر‬ ‫ْواللَّيم ِال م‬
‫ْح َّّت م‬ ‫بْاأل َّمَي ُم م‬ُ ‫وم ْن مهاْ{ْامْتم ْذ مه‬
ِ ‫ ْوي ُكو من ْما‬،‫َْيْلم ُق ْالثِياب‬ ُ ‫ْه ِذهِ ْاأل َُّم ِة ْ مك مما‬ ِ
ُْ‫ْس مواه‬ ‫م ُ مم ْ م‬ ‫امقْ ِوام ْم ْن م‬
ْ‫ف ْاِ ْن‬ٌ ‫ْخ ْو‬‫َْيمالِطُهُ م‬
ُ ‫ْْلم‬،ُ‫ْويم ُك ْو من ْأ ْمم ُرُه ْم ْطم ْم ًعاْ ُكلَّه‬، ‫أم ْع مج م‬
‫ب ْ مْلُ ْم م‬
ُ ‫ْواِ ْن‬،
ْ‫َْيما ِومز ْإِ مل‬ ‫سهُ ْاأل ممم ِاِنَّ م‬
ِ ْ ‫صر ِْف‬
‫ْح ِق ْهللا ْتم مع مال م‬
ُ ‫ْمنَّ ْتهُ ْنم ْف‬، ‫قم َّ م م‬
.}ْ‫ن‬ ْ ِ ‫ْهللاْع‬
‫ْام ْر ُج ْوْام ْنْيمتم مج ماومز م‬:‫ال‬ ‫ْقم م‬.ُ‫ْع ْنه‬
‫مماْنم مهىْهللاُ م‬
“Hari demi hari malam demi malam berlangsung
sehingga Al-Qur’an menjadi rusak dan sirna dari dada-
dada masyarakat umat ini sebagaimana rusaknya baju,
dan apapun selain Al-Qur’an menjadi lebih menakjubkan
bagi mereka. perkara atau persoalan yang mereka
hadapi adalah tinggal angan-angan saja, tidaklah
kecemasan itu meliputi angan-angannya sekalipun ia
mengesampingkan dan sembrono dalam menjaga
Haqqullah. Hatinya senantiasa diiming-imingi oleh
berbagai keinginan penuh lamunan. Bila ia melanggar
apa yang menjadi larangan Allah, maka dengan
entengnya ia berkata : “Aku berharap Tuhan
mengampuniku”

ِ
ْ‫ْح َّّت‬
‫ م‬.‫ب‬ ‫ْو ْش ُي ْالث َّْو م‬‫س م‬ ُ ‫س ْا ِْل ْسَلم ُم ْ مك مما ْيم ْد ُر‬
ُْ ‫وم ْن مها ْ{يم ْد ُر‬
ْ‫ْويم ْب مقى‬. ِ ‫ْلمي ْد ِريْم‬
‫ْص مدقمةٌ م‬‫ْوْلم م‬. ‫ك م‬ ٌ‫س‬ ُ ُ‫ْوْلم ْن‬‫ْوْلم ْصَلةٌ م‬ ‫ام م‬
ٌ ‫اصيم‬ ‫م‬ ُ
ْ‫ْو‬
‫ م‬.‫وز ْالكبية‬
ِ
‫ْالش ْي ُخ ْالْ مكبيُ م‬
ُ ‫ْوال مْع ُج‬ َّ ،‫َّاس‬ ِ ‫طمموائِف ِْم من ْالن‬

120
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

ْ.ُ‫ ْْلم ْإِلهم ْإِْلَّ ْهللا‬:‫ْهذهِ ْالْ مكلِ مم ِة‬


ِ ‫ْعلمى‬
‫ ْأم ْد مرْكنما م‬:‫يم ُقولُو من‬
‫ْآِب مء من م‬
ْ‫فم نم ْح ُن ْنم ُقوُْلما}ْرواهْابنْماجهْعنْحذيفةْبنْاليمانْرضي‬
.‫هللاْعنه‬

“Islam rusak seperti rusaknya hiasan batik baju, pada


saat itulah orang tidak lagi mengenal apa itu puasa, apa
itu sholat, ibadah haji dan apa itu shodaqoh, yang
tersisa hanyalah segolongan generasi manusia-manusia
tua renta yang berkata : Kami mendapati orang tua /
nenek moyang kami menetapi kalimat ‫ الاله اال هللا‬maka
kamipun mengucapkannya”.

َّْ‫ض ْْلْإِلهم ْإِْل‬


ِ ‫ال ِْف ْاأل ْمر‬
ُ ‫ْح َّّت ْْلمْيُ مق‬ ِ
‫اعةُ م‬
‫ْالس م‬
َّ ‫وم ْن مهاْ{ْامْتم ُق ْو ُم‬
}ْ‫هللا‬

“Tidaklah datang hari Qiamat sehingga lafadz-lafadz ‫ال اله‬


‫ اال هللا‬tidak lagi dijumpai / didzikirkan di muka bumi ini.

ِ
ْ،‫ْوالْبُ ْخ ُل‬
‫ش م‬ ُ ‫ْح َّّت ْيمظ مْه مر ْالْ ُف ْح‬
‫اعةُ م‬
‫ْالس م‬
َّ ‫وم ْن مها ْ{ ْْلم ْتم ُق ْو ُم‬
ْ‫ْوتمظ مْه مر‬ ‫ْوتم ْهلِ م‬ ِ ْ ‫ْي ْوي ْؤمَتمن‬ ِ
‫ك ْال مْوعُ ْو ُل م‬ ‫ م‬،‫ْاْلمائ ُن‬ ‫مو َُيمَّو من ْاألمم ْ ُ م ُ م‬
ْ،‫ْوال مْوعُ ْو ُل؟‬ ِ
‫ت م‬ ُ ‫ْومما ْالْتَّ ُح ْو‬
‫ م‬،‫ْر ُس ْو مل ْهللا‬
‫َْي م‬
‫ م‬:‫ ْقمالُْوا‬،‫ت‬ ُ ‫َّح ْو‬
ُ ‫الت‬
ْ َ‫ت ْالَّ ِذ ْي م‬
ْ‫ن‬ ُ ‫َّح ْو‬
ُ ‫ْوالت‬‫ م‬،‫ْوأم ْش مرفُ ُه ْم‬ ِ ‫ْو ُج ْوهُ ْالن‬
‫َّاس م‬ ُ ‫ ْامل مْوعُ ْو ُل‬:‫ال‬
‫قم م‬

121
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

ِ ‫ت ْامقْ مد ِام ْالن‬


ْ‫ ْرواه ْالطرباِن ْعن ْأب ْهريرة‬.}ْ ‫َّاس‬ ‫َْتْ م‬
‫مكانُ ْوا م‬
.‫رضيْهللاْعنه‬

“Tidaklah akan terjadi hari Qiamat itu, sehingga


perbuatan keji dan kebakhilan tampak jelas merajalela,
orang yang dapat dipercaya dianggap menyimpang dan
justeru orang yang menyimpang dipercaya dan diberi
kepercayaan. Orang-orang yang mulia berangsur-angsur
tiada dan yang tersisa hanyalah orang-orang yang
rendahan !. para sahabat bertanya Wahai Rasulullah
"apa makna Al-Tahutu Wa Al-Wa’ulu” ? Rasulullah
menjawab : Al – Wa’ulu adalah para pemimpin dan
semulia-mulianya manusia, sedangkan Al – Tahutu
adalah mereka yang posisinya rendah dihadapan
manusia”. (HR. Al Tabrani dari Abu Hurairah RA)

ْ:‫ْت‬ُ ‫ْقُل‬،‫ْس ْب عُ ْو من ْ مك َّذ ًاِب‬ ِ


‫ج م‬ ‫ّْتْ ُر م‬
‫ْح َّّت م‬
‫اعةُ م‬ ‫ْالس م‬
َّ ‫وم ْن مهاْ{ْْلمْتم ُق ْو ُم‬
ْ‫ ْيُغمِيُْْو من‬،‫ْعلمْي مها‬
‫سنَّة ْ ملْ ْتم ُك ْونُ ْوا م‬ ِ
ُ ‫َْيْتُ ْونم ُك ْم ْب‬:
‫ال م‬ ‫مومما ْاميمتُ ُه ْم؟ ْقم م‬
ْ‫ ْرواه ْالبخاري‬.}ْ ‫اجتمنِبُ ْو ُه ْم‬ ‫ ْفمِإ مذا م‬،‫ْسنَّتم ُك ْم‬
ْ ‫ْرأميْ تُ ُم ْو ُه ْم ْفم‬ ُ ‫ِبما‬
ِ
.‫عنْعبدْهللاْبنْعمروْبنْالعاصْرضيْهللاْعنها‬
“Tidaklah akan terjadi hari Qiamat itu, sehingga
keluarnya 70 pembohong. Seorang sahabat nabi berkata
: Bagaimana tanda-tanda mereka itu wahai Rasulullah ?
Beliau menjawab mereka semua datang kepada kalian
dengan membawa “sunnah” akan tetapi mereka tidak

122
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

melakukannya. Jika kalian semua telah menyaksikan


mereka, maka jauhilah mereka “! (HR. Al Bukhari dari
sahabat ‘Amr Bin al-Asy RA)

ِ ِ
ُ ‫ْوائْ تم لم مفت ْاألمل‬،
ْ،‫ْس ُن‬ ‫وم ْن مهاْ{ْإِذماْظم مه مر ْالْ مق ْو ُل م‬
‫ْو ُخ ِز من ْال مْع مم ُل م‬،
ْ‫ك‬‫ْفم ِعنْ مد ْذملِ م‬،ُ‫ْرَِحمه‬
‫ْر ْحم م‬
ِ
‫ْوقمطم مع ْ ُكل ْذ ْي م‬، ‫ب م‬
ِ
ُ ‫موا ْختم لم مفت ْالْ ُقلُ ْو‬
ْ‫ْرواهْاْلمامْأَحد‬.}ْ ‫ارُه ْم‬ ‫صم‬ ‫ْوام ْع ممىْامبْ م‬
‫مص َّم ُه ْم م‬ ‫ْوأ م‬‫لم معنم ُه ُم ْهللاُ م‬
.‫وعبدْبنَْحيدْعنْسلمانْالفارسيْرضيْهللاْعنه‬

“Termasuk ‘min asrati al sa-ah’ adalah maraknya


komentar namun jauh dari implementasi, lisan-lisan
mereka membuat satu kesepakatan tetapi hati-hati
mereka berselisih, setiap yang memiliki ikatan
persaudaraan berusaha untuk di cerai beraikan, ketika
kondisinya telah sedemikian, maka Allah menurunkan
laknatnya kepada manusia, Allah menulikan telinga-
telinga mereka dan membutakan penghianatan
mereka”. (HR. Al–Imam Ahmad dan ‘Abdun bin Humaid
dari sahabat Salma Al-Farisi RA)

ْ‫ْومَتماب ْوا‬، ِ ِ ِ
‫ضيَّ عُ ْواْال مْع مم مل م‬
‫ْو م‬،
‫ْم م‬ ‫َّاس ْامظ مْه ُرواْالْعل م‬
ُ ‫ومنْ مهاْ{ْإذماْالن‬
ْ‫ْلم معنم ُه ُم‬،‫اْف ْاأل ْمر مح ِام‬
ِ ‫ْوتم مقاطمعُ ْو‬،
‫ب م‬ ِ ‫اِْبلْ ُقلُ ْو‬
ِ ‫ض ْو‬ ‫ْس ِن م‬
ُ ‫ْوتم بماغم‬، ِ
ُ ‫ِبألمل‬
ِ
‫هللاْع ْن مد ْذلِ م‬
ْ‫ْرواهْابنْأب‬.}ْ ‫ارُه ْم‬ ‫صم‬‫ْوأم ْع ممىْامبْ م‬
‫مص َّم ُه ْم م‬
‫ْفمأ م‬،‫ك‬
‫الدنياْعنْاْلسنْرضيْهللاْعنه‬

123
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

“Ketika manusia telah hanya menampakkan


kemampuan intelektualitas mereka dan mengabaikan
untuk mengamalkannya. Suara mereka mengikrarkan
cinta dan kasih sayang, tetapi hati-hati mereka
mengobarkan permusuhan dan pemutusan tali
persaudaraan. Pada saat itulah Allah menimpakan
laknat kepada mereka, mentulikan mereka dan
membutakan mata hati dan penglihatan mereka”. (HR.
Ibnu Abi Al – Dunya dari Al – Hasan RA)

ْ‫ات ِْم ْن مها‬


ُ ‫ار‬
‫ ْاأل ممم م‬:‫ْوغم ْيهم ْرَحهم ْهللا ْتعال‬
ِ
‫ال ْالبم ْي مهقي م‬ ‫قم م‬
ْ‫ مولْنم ْختِم‬.‫ْستمأِْت‬ ِ ِ .‫رها‬ ِ
‫ضى ْأم ْكثم م م‬
‫ْوم ْن مها ْكبمار م‬ ْ‫ْم م‬
‫ْوقم ْد م‬ ‫ م‬،‫صغمار‬
ْ‫ْص ِح ْي ِحه‬ ِ ‫اهْم ْس‬
‫لمْف م‬ ُ ‫اْرمو‬
‫اتِْبم م‬
ِ ‫األمح‬
ِ ‫اديْثْاملم ْذ ُك ْومر‬ ‫م‬
“Imam al – Baihaqi dan ulama yang lain berkata :
“Tanda-tanda akan datangnya hari Qiamat sebagaimana
disebutkan dimuka kesemuanya adalah merupakan
tanda-tanda yang kecil, sebagian besar daripadanya
telah terjadi dan berlalu”. Dan akan saya tuturkan
tanda-tandanya yang agung. Untuk itulah saya (penulis,
pen) mengakhiri hadits yang telah disebutkan dimuka,
dengan sebuah riwayat Imam Muslim di dalam kitab
shohih-nya.

ْ‫ ْ{اطلم مع‬:‫عن ْحذيفة ْبن ْأسيد ْالغفاري ْرضي ْهللا ْعنه ْقال‬
ْ‫ْ“ مما‬:‫ال‬
‫ْفم مق م‬.‫اْومْْن ُن ْنمتم مذا مك ُر‬
‫ْصلىْهللاْعليهْوسلمْعلمْي نم م‬
‫م‬ ‫النِب‬

124
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

ْ‫ّت‬
‫ْح م‬ ‫ْ“إِن مهاْلم ْنْتم ُق م‬:‫ال‬
‫وم م‬ ‫ْقم م‬.‫اعةم‬
‫ْنم ْذ ُك ُرْالس م‬:‫ْقمالُوا‬،”‫تم مذا مك ُرو من؟‬
ْ،‫ال‬ ‫ْوالدج م‬ ‫ م‬،‫ ْفم مذ مك مر ْالد مخا من‬.”ْ‫ْآَيت‬
‫تم مرْو من ْقم ْب لم مها ْ مع ْش مر م‬
ِ ‫ْونُز م‬،‫س ِْمنْمغْ ِرِِبا‬
‫يس مىْابْ ِن م‬
ْ‫ْم ْرميم‬ ‫ولْع م‬ ُ ‫وعْالش ْم ِ ْ م م م‬ ‫ْوطُلُ م‬،‫موالدابةم م‬
ْ:‫سوف‬ ُ ‫ْخ‬
ُ ‫ْوثمَلمثمةم‬،
‫وج م‬
‫ْج م‬ُ ‫ْوممأ‬ ‫وج م‬
‫ْج م‬ ُ ‫ْو مَي‬،‫صلىْهللاْعليهْوسلم‬
‫م‬
ِْ‫ْبم ِز ميرة‬
ِْ ‫ف‬ ٌ ‫ْو مخ ْس‬‫ م‬،‫ب‬ ِ ‫ِْبل مْم ْغ ِر‬
ِ ‫ف‬ ٌ ‫ْو مخ ْس‬ ِ ِ ‫ف‬
‫ م‬،‫ِْبل مْم ْش ِرق‬ ٌ ‫مخ ْس‬
ْ‫ل‬ ِ ‫ْتمطْر ُد ْالن‬،‫ج ِْم من ْالْيم مم ِن‬ ِ ‫ْو‬.‫ب‬
‫آخ ُر ْذملِ م‬ ‫ال مْع مر ِ م‬
‫اس ْإ مم‬ ‫م‬ ُ ُ ‫ّْتْ ُر‬
‫ْن ٌر م‬
‫ك م‬
.}‫ش ِرِه ْم‬
‫مُْم م‬
Dari Huzaifah bin Asid Al-Ghifary r.a berkata : “Suatu
ketika nabi Muhammad Saw muncul ditengah-tengah
kita, pada saat itu kita sedang berdialog, lantas
Rasulullah menyapa : “Apa yang kalian perbincangkan ?
Para sahabat berkata ; kami membicarakan tentang hari
Qiamat ! Nabi bersabda Hari Qiamat itu tidak akan
segera tiba sehingga kalian semua sebelumnya
menyaksikan sepuluh tanda-tandanya yakni : 1)
Terjadinya mendung, 2) Keluarnya Dajjal, 3) munculnya
hayawan melata yang berkeliaran, 4) Munculnya
matahari dari Barat, 5) Turunnya nabi Isa bin Maryam
AS, 6) Munculnya Ya’juz Ma’juz dan terjadinya tiga
gempa bumi secara bersamaan, 7) Gempa dibagian
timur, 8) Amblesnya bumi dibagian barat, 9) Tanah
longsor di Jazirah Arab, 10) Sebagai akhir dari peristiwa-
peristiwa itu keluarlah asap dari tanah Yaman untuk
menggiring manusia menuju tempat berkumpul”.

125
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

ْ‫ال‬‫ْقم م‬:‫ال‬ ‫ْالعَلممةْاْلما ِزنْفْتم ْف ِس ِْْيهْفم مق م‬‫أ ممماْال ُد مخانْفم مق ْدْذم مك مر م‬


ِْ‫ْه ِذه‬
‫ْما ْاْلمان؟ ْفم تمَلم م‬ ‫ْر ُس ْول ْهللا م‬ ‫َْي م‬
‫ُح مذيْ مفة ْرضي ْهللا ْعنه م‬
ْ‫ْي‬ ‫ ْْيمْأل م‬،}‫ْمبِْي‬
‫ْما ْبم ْ م‬ ُ ‫ْالس مماءُ ْبِ ُد مخان‬
َّ ‫َْتِْت‬‫ ْ{ ْيم ْومم م‬:‫اْليمة‬
ْ‫ ْأ ممما ْاملُْؤِمن‬.‫ْولمْي لمة‬ ِ
‫ ْْيكث ْأ ْمربمع ْْي ْيم ْوما م‬،‫ْواملمْغ ِرب‬ ‫املم ْش ِرق م‬
َّ ‫ ْوأما ْال مكافِر ْفم ُه مو ْ مك‬،‫ص ْي بمه ِْم ْنه ْ مك مْه ْي ئمة ْالزكام‬
ْ،‫الس ْك مران‬ ِ ‫فم ي‬
ُ
.‫َيرجْمنْمنخريهْوأذنيهْودبره‬

Berkaitan dengan terjadinya mendung Al-‘Allamah al –


Khozin di dalam kitab Tafsirnya beliau mengisahkan;
sahabat Hudlaifah RA bertanya : Ya Rasulullah Apakah
gerangan mendung itu ? lantas Rasulullah membacakan
sebuah ayat :

ْ‫مآءُْْبِ ُْد مْخ انْْ ُْمْبِ ْْي‬ َّْ ِ‫يمْ ْْومْمْ مَتْْت‬
ْ ‫ىْالس‬
Mendung menyelimuti seluruh belantara bumi bagian
timur maupun barat selama 40 hari 40 malam, pada saat
itu, orang yang beriman sepertinya tertimpa influenza
sedangkan orang-orang kafir ibarat orang yang mabuk.
Asap keluar dari hidungnya dari kedua telinganya hingga
duburnyapun mengepulkan asap.

126
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

ْ‫شامْبنْعُ ْرموةْرضي‬ ِ
‫يْصحيحْمسلمْعنْه م‬ ‫اْالد َّجالْفمِف‬
َّ ‫موأ َّمم‬
‫اع ِة م‬
ْ‫ْخ ْل ٌق‬ ‫ل ْقِيم ِام ْالس م‬ ِ ‫ْخل ِْق م‬
‫ْآد مم ْإ مم‬ ‫ْي م‬‫ْ{ما ْبم ْ م‬
‫ م‬:‫هللا ْعنه ْقال‬
ْ.‫ْأكربْفتنة‬،}‫أم ْكبم ُر ِْم منْالدجال‬

Adapun keterangan tentang Dajjal, maka dalam kitab


shahih muslim kita dapati sebuah Riwayat Hadits. Dari
sahabat Hisyam bin ’Urwah R.A. dia berkata : Saya
mendengar Rasululloh SAW bersabda : “Sejak
diciptakannya Nabi Adam AS. hingga terjadinya hari
qiyamat tidaklah ditemukan makhluk yang besar
menfitnahnya ketimbang Dajjal”.

ْ‫ ْْأم َّْن‬:‫ْعنْ ُْه مْما‬


ْ‫ض مْي ْهللا م‬ ِْ ‫ْع ِْن ْ ْابْ ِْن ْ ْعُ مْم مْر ْْمر‬ ْ‫خاِْري م‬ ْ‫البُ م‬
ْ ْ‫ح‬ ِْ ‫ْص‬
ِْ ‫حْْي‬ ْ‫ف م‬ ْ ِ‫مْو‬
ْ‫ْ{أمنَّهُْأم ْع موُر‬:‫ْفمْ مْقال‬،‫مْذكرْالد َّْجال‬ َّْ َّ‫ىْهللاْعْلمْْي ِْه ْ مْو مْسْل‬
ْ‫م‬ َّ‫صْل‬
ْ‫ب ْ م‬ْ‫النَِّْ م‬
ْْ‫ْعن ْْأمْنمس‬ ْ‫ْوْفِْْي ِْه مْما م‬
ْ‫ م‬.}‫ْعنم بمةٌ ْطمافِيمة‬ ِ ‫ْْ مكأمن ْعي نه‬،‫ْي ْالْيمن‬ ِ
ُ ‫مْ م‬ ‫ال مْع ْ ُ ْ مم‬
ْ:‫ىْهللاْعْلمْْي ِْه ْ مْو مْسْلَّم‬
ْ‫م‬ َّ‫صْل‬ ِْ ْ ُْ‫ْْقمالمْ ْْمر ُْس ْْول‬:ْ‫هللاْعْن ْهُ ْْقمالم‬
ْ‫هللا ْ م‬ ْ‫ض مْي ْ م‬ ِْ ‫ْمر‬
ُْ‫ ْأمْلم ْإِنه‬.‫اب‬ ِ
‫ْوقم ْد ْأمنْ مذ مر ْأُمتمهُ ْاألم ْع مومر ْالْ مكذ م‬ ‫{ما ْم ْن ْنمِب ْإِْل م‬ ‫م‬
.}‫ْع ْينِْي ِهْكافر‬ ‫ْي م‬ ‫وبْبم ْ م‬ ٌ ُ‫ْم ْكت‬. ‫سْ ِِبم ْع مومر م‬ ‫ْرب ُك ْمْلمْي م‬ ‫ْوإِن م‬، ‫أم ْع موُر م‬
Didalam kitab Shohih Bukhori Muslim juga diriwayatkan
sebuah hadits : Dari sahabat Anas R.A. ia berkata :
Rasululloh SAW bersabda : “Tidaklah luput setiap
seorang Nabi senantiasa memperingatkan umatnya

127
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

untuk berhati-hati / antisipatif terhadap makhluk yang


kece matanya dan banyak bohongnya. Ingatlah bahwa
Dajjal itu buta sebelah (kece) dan sesungguhnya Tuhan
kalian semua bukanlah Dzat yang buta; Diantara kedua
belah matanya tertulis lafadz kafir”.

ْ‫ت ْيم ِزي مد‬ ِ ‫مَسم ِاء ْبِْن‬ ‫مومرموى ْالبم غم ِوي ْرَحه ْهللا ْتعال ْبسنده م‬
ْ ‫ْع ْن ْأ‬
ُْ‫ْصلَّىْهللا‬ َِّ ‫ول‬ َّ ‫ض مي‬ ِ ‫ْر‬،‫ْاألمنْصا ِريَِّة‬
‫ْاّلل م‬ ُ ‫ْر ُس‬‫ْ مكا من م‬:‫ت‬ ْ ‫ْع ْن مهاْقمالم‬
‫ْاّللُ م‬ ‫م‬ ‫م‬
ْ‫ْإِ َّن ِْم ْنْأم مش ِدْفِ ْت نمتِ ِه‬:‫ال‬ ‫الْفم مق م‬ َّ ‫ْو مسلَّ مم ِْفْبم ْي ِِتْفم مذ مك مر‬
‫ْالد َّج م‬ ِ
‫معلمْيه م‬
ْ‫ت‬ ‫ْأملم ْس م‬،‫ك‬ ‫ت ْإِبِلم م‬ ْ ‫ت ْإِ ْن ْأ‬
‫محيم ْي م‬ ‫ْأ ممرأميْ م‬:‫ول‬ َّ ِ ‫َْيِْت ْ ْاألم ْع مر‬
ُ ‫اب ْفم يم ُق‬ ‫أمنَّهُ م‬
ِ َّ ‫ْفم تمثَّلْلمه‬:‫ال‬
ْ‫ْْنْ مو‬
‫ْي م‬ ُ ‫ْالشيماط‬ ُ ‫ْقم م م م م‬،‫ْنم مع ْم‬:‫ول‬ ُ ‫ك؟ْفم يم ُق‬ ‫ْرب م‬ ‫تم ْعلم ُمْأِمِن م‬
ِ ْ ‫ ْوأم ْعظم ِم ِه ْأ‬،‫وعا‬ ِِ
ْ‫ْو مَيِْت‬ ‫ م‬،ً‫مسن ممة‬ ‫ْض ُر ً م‬ ُ ‫ْما ْتم ُكو ُن‬ ‫س ِن م‬ ‫مح م‬ ْ ‫إِبِله ْ مكأ‬
ْ‫ت ْإِ ْن‬ ‫ ْأ ممرأميْ م‬:‫ول‬ُ ‫ ْفم يم ُق‬،ُ‫ات ْأم ُخوه‬ ‫ْومم م‬ ‫ م‬،ُ‫ات ْأمبُوه‬‫ْوقم ْد ْ مم م‬ ‫الر ُج مل م‬َّ
ْ:‫ول‬ ُ ‫ك؟ْفم يم ُق‬ ‫ْربِ م‬
‫ت ْتم ْعلم ُم ْأِمِن م‬‫ْأملم ْس م‬،‫اك‬ ‫ْوأم مخ م‬
‫ك ْأ ممِب مك م‬ ‫ت ْلم م‬ ُ ‫محيم ْي‬ْ‫أ‬
ِ ‫ْْنوْأمبِ ِيهْوأ‬
‫مخ ِْيه‬ ِ َّ ‫ْفم تمثَّلْلمه‬،‫ب لمى‬
‫م‬ ‫ْي مْ م‬ُ ‫ْالشيماط‬ ُ ُ ‫مم‬ ‫م‬
Imam Al – Baghowi R.A mengisahkan sebuah riwayatnya
: Dari Asma binti Yazid al-Anshoriyah R.A. Sesungguhnya
fitnah yang paling besar muncul dari Dajjal adalah :
Suatu ketika Dajjal datang menghadap seorang ‘Aroby,
kemudian ia berkata : Tidaklah anda tahu bahwa aku
adalah Tuhanmu ? orang Arabi itupun berkata : Iya.
Kemudian syaitan merubah wujudnya sama persis

128
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

seperti keberadaan onta milik A’rabi baik susunya,


maupun besarnya punuk atau punggungnya, kemudian
Dajjal mencoba untuk mendatangi seorang A’rabi yang
lain, dimana saudara dari ayahnya telah meninggalkan
keduanya, lantas Dajjal berkata : Kusampaikan berita
kepadamu, jika aku dapat menghidupkan saudaramu
dan ayahmu, tidakkah engkau yakin bahwa aku adalah
Tuhanmu ? Maka orang itupun berkata,
Iyaa…Syaitanpun kemudian menjelmakan dirinya sama
persis seperti saudara dan orang tua seorang Arabi
tersebut”

ِ ِ
ْ‫مح ٌد‬‫اْسأ ممل ْأ م‬
‫ْ{م م‬:‫ةْرضيْهللاْعنهْقال‬
‫م‬ ‫مْو مْع ِْن ْ ْاملُْغ ْيْْمرْة ْْبْ ِْن ْ ُْش ْْعْبم‬
ُْ‫ْوإِنَّه‬، ِ ‫ْالد َّج‬ ِ ‫ىْاّلل م‬ ِ
‫اْسأملْتُهُ م‬
‫ْم م‬‫ال م‬ َّ ‫ْع ْن‬ ‫ْو مسلَّ مم م‬ ‫ْعلمْيه م‬ َُّ َّ‫ْصل‬ ‫مر ُس ْو ملْهللا م‬
ْ‫ْخ ْبز‬ ُ ‫ْجبم مل‬ ‫ْإِ َّن م‬:‫ْت ْإنَّ ُه ْم ْيم ُقولُو من‬
‫ْم معهُ م‬ ُ ‫ضر مك؟ْقُل‬ ُ ‫ْماْيم‬: ‫ال ِْل م‬ ‫قم م‬
ْ.}‫ىْاّلل ِْم ْنْذملِك‬
َِّْ ‫ْعلم‬ ‫ْه موْأ ْمه مو ُن م‬ ُ ‫ال‬ ‫ْقم م‬.‫ْماء‬ ‫مونم مه مر م‬
Dari sahabat Mughiroh bin Syu’bah R.A. ia berkata :
Tidak seorangpun pernah mengajukan sebuah
pertanyaan seperti yang saya tanyakan kepada
Rasululloh SAW tentang Dajjal. Dan sesungguhnya
Rasululloh berkata kepadaku: “Tidakkah mungkin Dajjal
dapat memperdayakanmu”, aku berkata : Manusia
mengatakan bahwa Dajjal itu memiliki segunung roti
dan air sepanjang sungai. Rasul menimpali “Dajjal itu
sangat sepele menurut pandangan Alloh atas semuanya
itu”.

129
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

ْ:‫مْوْمرمْوى ْالّتمذيْعن ْأب ْبكر ْالصديقْرضي ْهللا ْعنه ْقال‬


ْ‫ج‬
ُ ‫َْير‬
ُ ‫ال‬ ُ ‫ ْ{الدج‬:‫حدثنا ْرسول ْهللا ْصلى ْهللا ْعليه ْوسلم‬
ْ‫ْيت بم عُهُ ْأمق مْو ٌام ْكأمن‬
ْ ،‫اسا من‬
‫ْخر م‬ ُ ‫ ْيُ مق‬،‫ِِب ْمرض ْاملم ْش ِر ِق‬
ُ ‫ال ْْلما‬
ْ.}َ‫وه ُه ْمْاملم مجانْاملُط مْرقةُ م‬
‫ُو ُج م‬
Diriwayatkan dari Imam Al – Turmudzi R.A. daro Abu
Bakar As-Shidiq Ia berkata bahwa Rasulullah SAW
bersabda : “Suatu waktu Rasululloh SAW
berceritakepdakita tentang Dajjal, bahwa dia keluar dari
bumi kulon (sebelah barat) tepatnya muncul dari tanah
Khurasan. Dia diikuti oleh sejumlah kaumnya, seolah-
olah wajah mereka seperti topeng kepala dari besi yang
dipukuli dengan palu”.

ِ ‫ول‬
ْ‫ْاّلل ْصلى ْهللا‬ ‫ْر ُس م‬
‫ْقال م‬
‫ م‬:‫وعن ْأنس ْرضي ْهللا ْعنه ْقال‬
ْ‫ْس ْب عُو من‬ ِ ‫ ِْمن ْي ه‬،‫ال‬
‫ م‬،‫مصبم مها من‬
ْ ‫ود ْأ‬ ُ ‫ ْ{يم ْت بم ُع ْالدج م ْ م‬:‫عليه ْوسلم‬
ِ
‫ْعلمْي ِه ُمْالطيمال م‬،
.}ُ‫سة‬ ‫أملفاً م‬
Dari sahabat Anas R.A Ia berkata: Rasululloh SAW
bersabda : “Kelompok Yahudi yang mengikuti Dajjal
adalah berasal dari tanah Asbihan, jumlah mereka
mencapai 70.000, mereka semua memakai jubah”.

130
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

ْ:‫ْعيماض‬ ِ ‫اضي‬ ِ ‫ال ْال مق‬ ‫ ْقم م‬:‫ال ْا ِْل ممام ْالنم مو ِوي ْرَحه ْهللا ْتعال‬
‫قم م‬
ْ‫ب‬ِ ‫الْح َّجةْلِ مم ْذ مه‬
ُ ‫ةْالد َّج‬ َّ ‫ص‬ َّْ ِ‫تْفْق‬ ْ ‫ْومر مد‬ َّ ِ ‫مه ِذهِْاأل م‬
‫محاديْثْال ِت م‬
ْ‫ْوأنَّهُْ مش ْخصْبِ مع ْينِ ِهْابْ تملىْهللاُْبه‬، ِِ ِ
ُ ‫أ ْمه ِلْاْلمِق ِْفْص َّح‬
‫ةْو ُج ْوده م‬
ْ‫ْتعال؛ ِْمن‬‫ْهللا م‬ ِ ‫ات‬ ِ ‫ ْوأمقْ مدره ْعلى ْأشياء ِْمن ْمقدور‬،‫باده‬
‫م‬ ‫م‬ ‫ع م‬
ِ
ِ
ِ ِ‫إحياءْاملمي‬
ْ،ْ‫تْالَّذيْيمقتُ لُه‬

Imam Al – Nawawi dan Al – Qodli ‘Iyad R.A berkata :


"Hadits-hadits yang datang dan mengisahkan tentang
Dajjal adalah hujjah / argumentasi bagi madzhabu al-
Haqqi didalam keshahihan wujudnya Dajjal. Ia adalah
sosok yang diciptakan oleh Allah sebagai pencoba bagi
hamba-hambanya, Allah juga memberikan kemampuan
kepada Dajjal untuk melakukan apa saja dari sebagian
kekuasaan Tuhan seperti : dia dapat menghidupkan
makhluk yang mati. Karena ia sengaja membunuhnya
sendiri.

ْْ‫ْواتِبا ِع‬،‫ْوجنَّتِهْون ِره‬،‫ْمعه‬ ِ ‫ومنْظُهوِر م‬ ِ


‫م‬ ‫ب‬ِ‫ص‬ ْ ِ‫ْزهرة ْالدنياْواْل‬
ِ ‫هْالسماء ْأ ْن ْ َُت ِطر ْفت‬ ‫ُكنوِز‬
ْ‫ْواألرض‬،
‫م‬ ‫مط مر‬ُ ‫م‬ ‫ْوأم ِر َّ م‬،‫له‬
ْ ِْ
ْ ‫ْاألرض‬
ْ‫ت‬‫تْفتُنبِ م‬
‫أ ْنْتُنبِ م‬
Ia mampu menciptakan dan menampakkan keindahan
dunia, kesuburan buminya, surga dan nerakanya, dan
gudang-gudang logistiknya, ketika ia memerintahkan

131
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

langit untuk menurunkan hujan, maka terjadilah hujan,


demikian juga ketika ia memerintahkan kepada bumi
untuk menumbuhkan tanaman, maka bumipun
menumbuhkannya.

ْ،ْ‫ْومشيئتِه‬ ِ ِ‫في مقعْكلْذلكْب ُقدرة‬


‫ْتعال م‬
‫ْهللا م‬ ُ ‫م‬
Semua kemampuan Dajjal itu terjadi atas qudrat dan
iradah Allah sebagai salah satu bentuk fitnah Allah
kepada hambanya.

ْ‫لى ْقتل ْذلك‬


ْ‫ْع م‬
ْ‫َلم ْيقدر م‬ ْ‫ث ْيعجزه ْهللا ْتعال ْبمْ ْْع مْد ْذمْْلِ م‬
ْ ‫ ْْفم‬،‫ك‬
ْ‫ْابن‬ ِ ِ
ُ ‫ ْويمقتُ لُه ْنمب ْهللا ْعيسى‬،‫ ْويبطل ْأمره‬،‫ْو ْْلم ْغيه‬ ْ‫الرجل م‬
ْْ‫َلم‬
ُ ‫ْعليهْالس‬
َّ ‫ممريم‬
Lalu setelah peristiwa besar Dajjal itu terjadi, lantas
Allah mencabut segala kemampuan yang dimiliki oleh
Dajjal, sehingga ia tidak lagi dapat mematikan
seorangpun juga makhluk yang lainnya, dengan ini pula
batallah seluruh perkara dan aktivitas Dajjal. Kemudian
Allah mengutus kembali Nabi Isa bin Maryam A.S untuk
membunuh Dajjal

132
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

ْ‫ ْهذا ْمذهب ْأهل‬،‫ويثبت ْهللا ْالذين ْآمنوا ِْبلقول ْالثابت‬


ْ‫ ْخَلفاً ْملن ْأنكره ْوأبطل‬،‫السنة ْوَجيع ْاحملدثْي ْوالفقهاء‬
.‫أمرهْمنْاْلوارجْواْلهميةْوبعضْاملعتزلة‬

Sejak itulah Allah kembali mengukuhkan eksistensi


orang-orang yang beriman dengan ikatan “Al-Qouli Al-
Tsabit” inilah keabsahan informasi tentang wujudnya
Dajjal yang dipegangi oleh Ahli al-Sunnah, seluruh
Muhaditsiin dan para ahli fiqh (fuqoha’) hal ini berbeda
dengan pandangan para pengingkar peristiwa besar ini
termasuk di dalamnya adalah kelompok / sekte
Khawarij, Jahmiah dan sebagian pengikut Mu’tazilah.

ْ‫وأما ْالدابة ْفقد ْذكر ْالعَلمة ْاْلازن ْف ْتفسيه ِْبسناد‬


ْ،‫الثعلبْعنْحذيفةْبنْاليمانْرضيْهللاْعنه‬

Selanjutnya berkaitan dengan peristiwa munculnya “Al-


Daabah” hayawan melata dari bumi, Imam Al-‘Alamah
Al-Khozin di dalam kitab tafsirnya melalui transmisi
periwayatan sanat Al-Tsa’laby dari Hudzaifah bin Al –
Yaman RA menyebutkan :

ْ‫ْتَْيْرسول‬ َّ
ُ ‫ْقُل‬،‫ْرسولْهللاْصلىْهللاْعليهْوسلمْالدابمة‬ ‫ذم مك مر‬
َِّْ ‫ْعلم‬
‫ىْاّلل‬ ِ ‫ّْتْر‬
ِ ِ ‫ْ؟ْمنْأم ْعظمِمْالْم‬ ِ
‫ْح ْرممةً م‬
ُ ‫ساجد‬‫مم‬ ْ ‫ج‬ ُ ُ ‫ْم ْنْأميْ من م‬،‫هللا‬

133
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

Suatu ketika rasulullah Saw. menuturkan munculnya Al –


Daabah Hayawan melata, saya berkata : “Wahai
Rasulullah, darimana keluarnya Daabah itu ? Rasul
menjawab : “Dia muncul dan keluar dari beberapa
masjid kemuliaan Allah Taala.

ْ‫ ْإِ ْذ‬,ْ ‫ْومم معهُ ْال ُْم ْسلِ ُمو من‬ ِ ِ ‫وف‬
‫ِْبلْبم ْيت م‬ ُ ُ‫فم بم ْي نم مما ْعيسى ْيمط‬
ِ ‫ْالص مف‬
‫اِْمَّاْيملِيْال مْم ْس مع‬
ْ‫ج‬ُ ‫ْومّتْ ُر‬،ْ‫ى‬
‫م‬ َّ ‫شق‬ ‫ْويم ْن م‬
‫ض م‬ ُ ‫ب ْاأل ْمر‬ُ ‫ضطم ِر‬ْ ‫تم‬
ِ َّ ‫الدابَّةُ ِْم من‬
ْ‫ْوبمر‬‫ات م‬ ُ ‫اْرأْ ُس مه‬
‫اْملم َّم معةًْذم م‬ ‫ْماَْيرجْم ْن مه م‬ ‫ْالص مفاْأ َّمو مل م‬ َّ
ٌْ ‫اْها ِر‬ ِ
‫ب‬ ‫ْولم ْنْيم ُفوتم مه م‬،ْ
‫ب م‬ ٌ ‫ْلْيُ ْد ِرْك مهاْطمال‬،ْ‫موِريش‬
Suatu ketika nabi Isa As. melakukan Thawaf di Baitullah
dan bersamanya sejumlah kaum Muslimin, saat itulah
terjadi gempa bumi, bukit shofa yang bersebelahan
dengan tempat pelaksanaan Sa’i terbelah, bersamaan
dengan itu seakan binatang melata muncul dari bukit
Shofa yang terbelah itu. Kepala binatang itu mengkilat,
ia memiliki bulu-bulu yang halus dan bulu-bulu yang
kasar, siapapun yang hendak mengejarnya tidak
seorangpun mampu mengejarnya dan tak seorangpun
yang mampu menemukannya, sebaliknya orang yang
lari, karena ketakutan tidak akan mungkin dapat lepas
dari cengkramannya, binatang itu lantas menyengat.

ُْْ‫ْو ْج مههُْ مكأمنَّه‬ ِ ِ ‫ْم ْؤِمن‬:ْ ‫تم ِسم ْالنَّاس‬


‫ْأ ممماْال ُْم ْؤم ُن ْفم تم ْت ُر ُك م‬،ْ ‫ْومكاف ٌر‬
‫ُ م ُ ٌ م‬
ْ‫ْم ْؤِم ٌْن‬:ْ ِ ‫ْوتم ْكتُبْب ْْي م‬،ْْ‫ْد ِري‬
ُ ‫ْع ْي نم ْيه‬ ‫م ُ مم‬ ُ‫ب‬ ٌ ‫مك ْومك‬

134
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

Semua manusia baik yang Mu’min maupun yang kafir,


bedanya sengatan binatang itu kepada orang mukmin
akan membekaskan tanda diwajah orang mukmin itu
seolah-olah wajahnya bagaikan bintang gumintang yang
mencorong, dan ia menuliskan stempel “Mu’min”
diantara kedua matanya.

"‫ْ مكافِ ٌْر‬:ْ‫اء‬


‫ْس ْو مد م‬
ِ ‫تْب ْْي م‬
‫ْع ْي نم ْيهْنُ ْكتمةً م‬ ُ ‫موأ َّمماْالْ ُك َّف‬
‫ارْفم تم ْن ُك ُ م م‬
Sedangkan terhadap orang yang kafir binatang itu lantas
mematuk jidatnya hingga menggoreskan titik hitam. Dan
menuliskan identitas “Kafir” diantara kedua matanya”.

ْ‫ج‬
ُ ‫ّْتْ ُر‬
‫ ْ{ ْت م‬:‫وعن ْعبد ْهللا ْبن ْعمر ْرضي ْهللا ْعنه ْقال‬
ْ‫ْورجَلها‬،ْ ‫اب‬ َّ ‫ْرأْ ُس مه‬ ِ ِ
‫اْالس مح م‬ ‫ْفم يم ممس م‬،‫الدابَّةُْمنْش ْعب ْجياد‬
.}‫فْاألرض‬
Diriwayatkan dari sahabat Abdullah bin Umar RA beliau
berkata “Binatang melata itu keluar dari sela-sela
gunung yang terbelah, kemudian segumpalan mega
meraih kepalanya, sementara kedua kaki tetap
merangkak di bumi”.

ْ‫ْمغْ ِرِِبا ْففي ْكتاب ْبدء ْاْللق ْمن‬ ِ ِ ‫ْالشم‬


‫س ْمن م‬ ْ َّ ‫وع‬
‫وأما ْطُلُ م‬
ْ‫صحيحْالبخاري‬

135
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

Termasuk tanda Qiamat kubra yang lain adalah


munculnya matahari dari arah barat, berkaitan dengain
ini di dalam kitab Shohih Bukhari pada “Kitabu Bad’i Al –
Kholqi” disebutkan :

ْ‫ْعلمْي ِه‬ َّ َّ‫ْلْالنبْصل‬


‫ىْاّللُ م‬ ‫م‬ ‫ال‬
‫ْقم م‬:‫عنْأبْذرْرضيْهللاْعنهْقال‬
ِ ‫وسلَّم‬
َّ ‫ْت‬
ُْ‫ْاّلل‬: ُ ‫ب؟ْقُل‬ ُ ‫ْ{تم ْد ِريْأميْ منْتم ْذ مه‬:‫س‬ ُ ‫م‬ْ َّ
‫ْالش‬ ‫ت‬ْ ‫م‬‫ب‬‫ر‬‫م‬ ‫غ‬
‫م‬ ْ ‫ْي‬
‫م‬ ْ ‫ْح‬ ‫مم م‬
ْ،‫ش‬ ِ ‫ْالع ْر‬
‫ت م‬ ‫َْتْ م‬‫ْح َّّتْتِ ْس ُج مد م‬‫ب م‬ ُ ‫ْفمِإنَّ مهاْتم ْذ مه‬:‫ال‬
‫ْقم م‬،‫مومر ُسولُهُْأم ْعلم ُم‬
ْ،‫ك ْأم ْن ْتم ْس ُج مد ْفمَلمْيُ ْقبم مل ِْم ْن مها‬ ِ ‫ْوي و‬،‫فتمستمأ ِْذ ُن ْفم ي ْؤذم ُن ْ مْْلما‬
ُ ‫ْش‬ ُْ‫م‬ ُ ْ
ْ‫ ْفم تمطْلُ ُع‬،‫ت‬ ِ ‫ْج ْئ‬ ِ ‫ث‬ ُ ‫ْح ْي‬ ِ ِ ِ ،‫وتمستأ ِْذ ُن ْفمَلم ْي ْؤ مذ ُن ْ مْلا‬
‫ْارجعي ْم ْن م‬ ْ ‫م‬ ُ ‫م ْم‬
ْ.‫ْم ْغ ِرِِبما‬ ِ
‫م ْن م‬
Dari Abi Dzarrin RA ia berkata : Nabi Muhammad Saw
bersabda kepadaku : “Ketika matahari tenggelam;
Tahukah kamu kemana matahari itu berkelana ? Aku
menjawab : Allah dan rasul – Nya yang lebih tahu.
Rasulillah Saw. lantas menjelaskan : Sesungguhnya
matahari itu pergi untuk bersujud di bawah Arsy. Ia
meminta izin dan iapun mendapat izin. Kemudian
diperintahkan kepadanya kembalilah, darimana asalmu
datang, maka muncullah ia dari arah barat”.

136
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

‫ُْتْ ِري ْلِ ُم ْستم مقر ْ مْلما ْذملِ م‬


ْ‫ك‬ ‫س م‬ َّ ‫ْ{و‬
ُ ‫الش ْم‬ ‫ م‬:‫فذلك ْقوله ْتعال‬
.}‫تم ْق ِد ُيرْال مْع ِزي ِزْال مْعلِ ِيم‬

Peristiwa itulah yang merupakan interpretasi dari firman


Allah Swt. dalam Al – Qur’an : “Dan matahari itu beredar
pada porosnya, demikianlah ketetapan Tuhan Yang
Maha Luhur lagi Maha Mengetahui”,

ِ ِ ْ‫ م‬:‫ال ِْف ْفم ْت ِح ْالباري‬


ُ ‫َْيتممل ْأم ْن ْيم ُك ْون ْاملُمراد ِْب‬
ْ‫لس ُج ْود‬ ‫م‬ ‫قم م‬
ِ ِ
ُ ِ‫ ْأ ْمو ْتم ْس ُجد ْب‬،‫ْه مو ْموكل ِْبا ْم من ْاملمَلمئ مكة‬
ْ‫ص ْومرة‬ ُ ‫ُس ُج ْود ْمن‬
ْ‫ض ْوع ِْف‬ ِِ ِ ِ
‫ْالزمَي مدة ِْف ْاْلنْقيماد م‬
ُ ُ‫ْواْل‬ ِ ‫ْع ِن‬‫ارة م‬
‫ ْفم يم ُك ْون ْعبم م‬،‫اْلمال‬
ْ ْ.‫ْاْل ْْي‬ِ ‫ك‬ ‫ذملِ م‬
Di dalam kitab Fathul Al – Bari, Imam Ibnu Hajar
menjelaskan : “Patutlah sekiranya apa yang dimaksud
dengan makna “Sujud” pada riwayat di muka adalah
sujudnya para Malaikat yang diserahi tugas untuk
mengurus matahari atau dapat pula diinterpretasikan
dengan sujudnya matahari itu sendiri dengan cara dan
bentuk yang sesuai dengan keadaannya, sehingga
sujudnya matahari itu kepada Allah merupakannya
“kinayah” atau isyarat ketundukan / kekhusuan dan
penghambaannya pada saat tersebut”.

137
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

َّ ‫ْس ُج ْود‬
ْ‫ْالش ْمس ْفم ُه مو‬ ِ ‫ال ْالن و ِوي‬
ُ ‫ْوأ َّمما‬
‫ م‬:‫ْرَحمه ْهللا ْتعال‬
‫وقم م م م م‬
ِ
‫َتمْيِْي م‬
‫زْوإِ ْد مراكَْيلقهْهللاْتعالْف ْي م‬
ْ .‫ْوهللاُْأم ْعلمم‬.‫ها‬

Imam Al-Nawawi Rahimahullahu Ta’ala ‘Anhu


menjeneralisir bahwa sesungguhnya sejudnya matahari
menunjukkan kemampuan Allah Swt untuk
membedakan dan memberikan pengetahuan tentang
penciptaan Allah terhadap matahari, Wallahu A’lam.

ْ‫جْومأْ ُج ْوجْفمِفي‬ َّ ‫ىْعلمْي ِه‬ ِ


‫ْج ْو م‬
ُ ‫جَْي‬
‫مْو ُخ ُرْو م‬
‫ْالسَلم م‬ ‫س م‬ ‫موأ َّمماْنُ ُزْولْع ْي م‬
ْ‫حْم ْسلم‬ ِ
ُ ‫صح ْي‬ ‫م‬
Sedangkan berkaitan dengan Asroti al – Sa’ah al – kubra
yang lain yakni turunnya nabi Isa dan keluarnya Ya’juz
ma’juz. Maka dalam kitab Shohih Muslim didapati
sebuah keterangan sebagai berikut;

ِ ‫ول‬
ْ‫ْاّلل‬ ُ ‫ْر ُس‬
‫ْ{ذم مك مر م‬:‫مع ْنْالنُ مواسْبنَْسعانْرضيْهللاْعنهْقال‬
ْ‫ض ْفِ ِيه‬‫ ْفم مخف م‬،‫ات ْغم مداة‬
‫ال ْذم م‬
‫صلى ْهللا ْعليه ْوسلم ْالدج م‬
ْ.‫ّتْظمنم ناهُ ِْفْطمائِمف ِةْالن ْخ ِل‬
‫ْح م‬
‫مومرف مع م‬
Diriwayatkan dari Nawas bin Sama’an RA ia berkata :
pada sebuah pagi Rasulullah Saw menuturkan sebuah
berita tentang Dajjal. Tiba-tiba Rasulullah melirihkan
suaranya, dan lantas mengeraskan suaranya kembali,

138
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

sehingga kita menyangka bahwa seolah-olah Dajjal


berada di dalam serumpun pohon kurma.

ْ:‫ْقُلْنما‬،‫ْماْ مشأْنُ ُك ْم؟‬:


‫ال م‬ ‫ْفم مق م‬،‫ْفِينما‬
ْ‫ك‬ ‫ف ْذملِ م‬
‫ْع مر م‬ ‫اْر ْحنماْإِلمْي ِه م‬
ُ ‫فم لمم‬
ْ‫ت‬
‫ْومرف ْع م‬ ِِ ‫ض م‬ ِ ‫ول‬
‫ت ْفيه م‬ ْ ‫ْفم مخف‬،‫ال ْغمداة‬ ‫ت ْالدج م‬ ‫ْاّلل ْذممك ْر م‬ ‫ْر ُس م‬
‫مَي م‬
ْ،‫ّتْظمنم ناهُ ِْفْطمائِمف ِةْالن ْخ ِل‬ ‫مح م‬
Ketika kami bergegas menuju Rasulullah, beliaupun
kemudian tahu kegundahan yang ada dibenak kami,
nabi lantas bertanya apa yang kalian risaukan ? kamipun
menjawab : Wahai Rasulullah Saw di saat pagi seperti ini
engkau menuturkan tentang Dajjal itu keluar, Engkau
melirihkan suara dan lantas mengeraskannya sehingga
kami menyangka bahwa dajjal berada di serumpunan
pohon kurma.

ْ،‫ْوأ ممن ْفِي ُك ْم‬، ‫ْإِ ْن م‬،‫ْعلمْي ُك ْم‬


‫َْيْ ُر ْج م‬
ِ ‫ْغمْي ر ْالدج‬:‫ال‬
‫ال ْأم ْخ موفُِن م‬ ُ ‫فم مق م‬
ْ‫ ْفم ْام ُرٌؤ‬،‫ت ْفِي ُك ْم‬
ُ ‫ْولم ْس‬ ‫ْوإِن م‬
‫ م‬،‫َْيْ ُر ْج‬ ‫ م‬،‫ْدونم ُك ْم‬ُ ُ‫يجه‬ ِ ‫فمأ ممن‬
ُ ‫ْحج‬ ‫م‬
ْ.‫ْم ْسلِم‬
ُ ‫ْعلم مىْ ُكل‬ ‫ْواّللُْ مخلِي مف ِت م‬، ِ
‫يجْنم ْفس ِهْ م‬
ِ
ُ ‫محج‬
Nabi berkata : Bukanlah terhadap dajjal aku
menghawatirkan kalian semua, apalagi aku berada di
tengah-tengah kalian semua, maka akulah yang ada
pada bagian terdepan untuk menghadapinya, tetapi jika
ia keluar dan aku tidak sedang berada di tengah-tengah
kalian semua, maka secara individual ia harus

139
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

menghadapinya. Pada saat seperti itu hanya Allahlah


yang menjadi tumpuan atas keselamatan kaum
Muslimin.

ِ ِ ِ ‫إِنهُْ مشاب ْقمطمط م‬


ْ‫ى‬‫ْ مكأمِن ْأُ مشب ُههُْب مع ْبد ْالْعُز م‬،ٌ‫ْع ْي نُهُْعنبةْطمافئمة‬،ٌ
ِْ‫ورة‬ ِ ِ ‫ ْفممن ْأم ْدرمكهُ ِْم ْن ُكم ْفم لْي ْقرأْ م‬،‫بْ ِن ْقمطمن‬
‫ْس م‬ُ ‫ْعلمْيه ْفم موات مح‬ ‫ْ م م‬ ‫مْ م‬
ًْ‫اث مْْيِينا‬
‫ ْفم مع م‬،‫اق‬ ِ ‫ْي ْالش ِام ْوال ِْعر‬ ‫ْخلةً ْبم ْ م‬
‫ِج م‬ ِ ‫الْ مك ْه‬
‫ ْإِنهُ م‬،‫ف‬
‫م م‬ ٌ ‫ْخار‬
ِ ‫اد‬
ْ،‫ْاّللْفماثْ بُ تُوا‬ ِ ً‫اث ِِْشاْل‬
‫َْيْعبم م‬.
‫مو مع م م م‬
Sesungguhnya Dajjal adalah seorang pemuda yang
berambut keriting, kedua matanya seperti anggur yang
menjorok keluar, seolah-olah aku mempersamakannya
dengan ‘Abdi Al – Azzy bin Qattan. Jika diantara kalian
semua ada yang menemuinya. Maka bacakanlah
untuknya beberapa ayat pembuka dalam surat Al –
Kahfi, ia keluar melalui jalan tembus yang
menghubungkan negeri Syam dan Irak, dia membuat
kerusakan terhadap apa saja yang ada disamping kanan
dan sisi kirinya. Wahai seluruh hamba Allah tetapkanlah
pada eksistensi kalian semua.

ْ.ً‫ْأ ْمربمعُو منْيم ْوما‬:‫ال‬


‫ض؟ْقم م‬ ِ ‫ْومماْلمْب ثُهُ ِْفْاأل ْمر‬ ِ ‫َْيْرس م‬:‫قُلْنما‬
‫ولْاّلل م‬ ُ‫م م‬
ْْ‫ْو مسائُِر ْأمَي ِم ِه‬
‫ م‬.‫ْويم ْوٌم ْ مك ُج ُم معة‬
‫ م‬،‫ش ْهر‬ ‫ْويم ْوٌم ْ مك م‬
‫ م‬،‫سنمة‬
‫يم ْوٌم ْ مك م‬
ْ،‫مكأمَي ِم ُك ْم‬

140
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

Selanjutnya kita bertanya : Wahai Rasulullah ? Seberapa


lama ia akan tinggal di bumi ? Rasul menjawab sampai
empat puluh hari, satu hari ada yang sama dengan
setahun, ada yang seperti sebulan, ada yang sama
dengan satu jum’at dan sebagian dari harinya yang lain
sebagaimana ukuran hari-hari kalian.

ْ‫ْأمتم ْك ِفينماْفِ ِيه‬،‫سنمة‬ ِ ‫ْاّلل ْفم مذلِ م‬


‫ك ْالْيم ْو ُم ْالذيْ مك م‬
ِ ‫ول‬ ‫ْر ُس م‬
‫َْي م‬:‫ا‬
‫قُلْنم م‬
ْ،ُ‫ْاقْ ُد ُرواْلمهُْقم ْد مره‬،‫ْْلم‬:‫ال‬
‫صَلمةُْيم ْوم؟ْقم م‬
‫م‬
Kami kembali bertanya : Wahai Rasulillah ! pada sebuah
harinya yang seperti setahun, apakah cukup bagi kami
untuk melakukan sholat sehari saja ? Rasul menjawab :
tidak cukup ! lantas ? kalian semua akan memperkirakan
waktu-waktu yang ada di dalam hari-harinya sebagai
hari-harimu.

ْ‫ث‬ ِ ‫ْ مكالْغمْي‬:ْ‫ض؟ ْقمالم‬ ِ ‫ْومما ْإِ ْس مراعُهُ ِْف ْاأل ْمر‬ ِ ‫ َْي ْرس م‬:‫قُلْنما‬
‫ول ْاّلل م‬ ُ‫م م‬
ْ‫ْفم يُ ْؤِمنُو من ْبِ ِه‬،‫وه ْم‬ ِ
‫ ْفم يمأِْت م‬،‫يح‬
ُ ُ‫ْعلم مى ْالْ مق ْوم ْفم يم ْدع‬ ُ ‫استم ْدبم مرتْهُ ْالر‬
ْ
ْ،‫ت‬ ُ ِ‫ض ْفم تُ ْنب‬ ِ ِ
‫ْواأل ْمر م‬‫ م‬،‫اء ْفم تُ ْمط ُر‬‫ ْفم يمأ ُْم ُر ْالس مم م‬،ُ‫مويم ْستمجيبُو من ْلمه‬
ُْ‫مسبم غمه‬
ْ ‫ْوأ‬‫ م‬،ً‫ت ْذُرا‬ ْ ‫ْما ْ مكانم‬ ‫ْعلمْي ِه ْم م‬
‫ ْأمط مْو مل م‬،‫ْسا ِر محتُ ُه ْم‬ ‫وح م‬ُ ‫فم تم ُر‬
ِ ‫ْخو‬
ْ،‫اص مر‬ ‫ْوأ مممدهُ م م‬،
‫ض ُروعاً م‬ ُ
Kami terus mengejar dengan pertanyaan ; Wahai
Rasulillah, seperti apakah kecepatan Dajjal dalam

141
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

menjelajah bumi ini ? Rasul menjawab : seperti hujan


yang dihempaskan oleh angin. Ia akan mendatangi kamu
dan mengajak kamu untuk mengikutinya. Maka banyak
diantara mereka yang mengimaninya dan mengikuti
jejak langkahnya. Dajjalpun kemudian memerintahkan
kepada langit untuk menurunkan hujan, dan kepada
bumi agar menumbuhkan rerumputan yang hijau dan
pepohonan, maka manusiapun menggembalakan
ternak-ternaknya hingga pulang petang. Dengan
demikian ternak-ternak mereka menjadi gemuk
badannya, lebih montok susu perahannya dan lebih
panjang lambungnya.

ِ ‫وهم ْفم ي ردو من م‬


ْ‫ف‬ ُ ‫ص ِر‬‫ ْفم يم ْن م‬،ُ‫ْعلمْيه ْقم ْولمه‬ ُ ‫ ْفم يم ْدعُ ُ ْ م‬،‫َْيِْت ْالْ مق ْومم‬ ‫ُث م‬
ْ،‫ِْبميْ ِدي ِه ْم ْ مش ْيءٌ ِْم ْن ْأ ْمم مواْلِِ ْم‬
ِ ‫ْي ْلمْيس‬ ِِ
‫صب ُحو من ِْمُْحل م م‬
ِ ْ ُ‫ْفم ي‬،‫مع ْن ُه ْم‬
ُ ُ‫ ْفم تم ْت بم عُهُ ْ ُكن‬.‫وز ِك‬
ْ‫وزمه ْا‬ ‫ ْأم ْخ ِرِجي ْ ُكنُ م‬:‫ول ْ مْلما‬ ُ ‫ِْب ْْلم ِربمِة ْفم يم ُق‬
ِ ‫مومْيُر‬
ْ ‫ ْفم يم‬،ً‫ْر ُجَلً ِْمُْتملِئاً ْ مشبماِب‬
ُْ‫ض ِربُه‬ ‫ْث ْيم ْدعُو م‬ ُ ،‫يب ْالن ْح ِل‬ ِ ‫اس‬ ِ ‫مكي ع‬
‫مم‬
ْ‫ْث ْيم ْدعُوهُ ْفم يُ ْقبِ ُل‬ ِ
ُ ،‫ض‬ ِ ‫ْرْميمةم ْالْغم مر‬
‫ْي م‬ ‫ِِبلسْْيف ْفم يم ْقطمعُهُ م‬
ِ ْ ‫ْج ِزلمتم‬
ْ،‫ك‬ ُ ‫ض مح‬ ْ ‫ْو ْج ُههُْويم‬ ‫مويمتم مهل ُل م‬
Kemudian suatu ketika akan datang sekelompok kaum
untuk menghadap Dajjal dan menolak segala apa yang
dikatakan Dajjal, merekapun kemudian pulang, namun
keesokan harinya mereka semuanya menemui
kelaparan, tidak sedikitpun mereka memiliki sesuatu
dari harta bendanya, ketika itu pula Dajjal kembali

142
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

menelusuri bumi yang telah rusak dan porak poranda,


iapun lantas berujar, wahai bumi yang telah rusak
keluarkanlah apa saja yang menjadi simpanan
kekayaanmu ! bumi mematuhinya dan segala macam
kekayaan yang dikandung bumipun mengikutinya,
sebagaimana lebah mengikuti rajanya. Kemudian Dajjal
memanggil seorang pemuda yang sangat pemberani dan
gagah, tetapi tragis kejadiannya ia bertandang
memenggal pemuda itu menjadi dua potongan, dia
kemudian melemparkannya ke arah yang bertolak
belakang sejauh anak panah yang meluncur dari
busurnya. Lantas ia memanggilnya kembali, kedua
potongan jasad itu datang dan menyatu kembali,
wajahnya tampak berseri-seri dan tertawa terbahak-
bahak.

ْ‫ْم ْرميم ْعليه‬ ‫يح ْابْ من م‬


ِ
‫ث ْاّللُ ْال مْمس م‬ ‫ك ْإِ ْذ ْبم مع م‬ ‫ْه مو ْ مك مذلِ م‬
ُ ‫فم بم ْي نم مما‬
ْ‫ْي‬ ِ ِ ِ ‫ْع ْن مد ْالْمنمارةِ ْالْب ي م‬ ِ ‫ ْفم ي ْن ِز ُل‬،‫السَلم‬
‫ ْبم ْ م‬.‫ضاء ْ مش ْرقي ْد مم ْش مق‬ ْ‫م م م‬ ‫م‬
ْ‫ ْإِذما ْطمأْطمأم‬،‫ْملم مك ْينِن‬ ِ ِ ‫ْعلمى ْأ‬ ِ ِ ‫ ْو‬.‫ْي‬
‫مجن محة م‬ ْ ‫اضعاً ْ مكف ْيه مْ م‬ ‫ودتم ْ ِ م‬‫مم ْه ُر م‬
ُ ُ‫َْتمد مر ِْم ْنه‬
ْ،‫َْجما ٌنْ مكالل ْؤلُ ِؤ‬ ‫ْوإِ مذ م‬،
‫اْرفم معهُ م‬ ‫طر م‬ ‫مرأْ مسهُْقم م‬
Pada saat Dajjal melakukan hal yang sama secara terus
menerus, Allah kemudian mengutus nabi Isa Al Masih
bin Maryam AS. ia turun tepat di atas menara putih yang
terletak di sebelah timur kota Damaskus, dia diapit oleh
dua kain berwarna kuning dalam posisi meletakkan
kedua telapak tangannya pada sayap dua Malaikat.
Setibanya di bumi, nabi Isa Al Masih lantas

143
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

menundukkan kepalanya tampak dari wajahnya hendak


meneteskan sesuatu, ketika ia mengangkat kepalanya,
runtuhlah tetesan air bening yang mengkristal bagaikan
butiran-butiran intan permata itu.

ْ‫سهُ ْيم ْن تم ِهي‬ ِِ


‫يح ْنم مفسه ْإِْل م‬ ِ‫َْيل ْلِ مكافِر م‬ ِ‫فمَلم م‬
ُ ‫ْونم مف‬
‫ م‬،‫ات‬
‫ْم م‬ ‫َْي ُد ْ ِر م‬
ِ ‫ْحّتْيُ ْد ِرمكهُْبِبم‬
ْ،ُ‫ْفم يم ْقتُ لُه‬،‫ابْلُ مد‬ ِ ُ ‫مح ْي‬
‫ْفم يمطْلُبُهُ م م‬،ُ‫ثْيم ْن تمهيْطمْرفُه‬
Tidaklah halal bagi orang kafir menghirup nafas yang
dihembuskan oleh nabi Isa, padahal hembusan nafas
beliau memenuhi cakrawala hingga sejauh pandangan
matanya. Nabi Isa Al Masih pun kemudian bertandang
mencari Bromo Corah Dajjal, hingga ia menemukannya
di suatu tempat yang kemudian disebut sebagai “Babu
Luddin” pintu sebuah lembah, lantas ia membunuhnya.

ْ،ُ‫ص مم ُه ُم ْاّللُ ِْم ْنه‬ ‫ْع م‬


‫ْم ْرميم ْإل ْقم ْوم ْقم ْد م‬ ‫يسى ْابْ من م‬
ِ
‫َْيِْت ْع م‬
‫ُث م‬
ْ‫ْفم بم ْي نم مما‬،‫ْو َُيمدثُ ُه ْم ْبِ مد مر مجاِتِِ ْم ِْف ْا ْْلمن ِة‬ ِ
‫ْو ُجوه ِه ْم م‬
ُ ‫ْع ْن‬
‫س ُح م‬
‫فم يم ْم م‬
ْ:‫يس مىْعليهْالسَلم‬ ِ ‫كْإِ ْذْأموحىْاّللْإِ م‬ ِ
‫لْع م‬ ‫ُه موْ مك مذل م ْ م م ُ م‬
Nabi Isa bin Maryam lalu mendatangi seluruh kaum
yang telah dijaga dan diselamatkan oleh Allah Swt dari
sergapan Dajjal. Beliau mengusap wajah-wajah mereka
sambil menghibur dengan cerita-cerita tentang derajat
keluruhan tempat-tempat mereka di surga. Pada saat
itulah Allah Swt menurunkan wahyu-Nya kepada nabi
Isa AS.

144
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

ْ‫ ْفم محرْز‬،‫محد ْبِِقتاْلِِ ْم‬ ِ ِ ُ ‫إِِن ْقم ْد ْأم ْخرج‬


‫ ْْلم ْيم مدان ْأل م‬،‫ت ْعبماداً ِْل‬ ْ‫م‬
ْ.‫لْالطوِر‬ ِ ِ ِ
‫عبماديْإ مم‬
“Sesungguhnya aku telah mengeluarkan hamba-hamba-
Ku. Tidak ada satu kekuasaanpun yang aku berikan
kepada seorangpun untuk dapat membunuh mereka,
maka ungsikanlah hamba-hamba-Ku itu ke Gunung
Tursina”.

ْ‫ْفم يم ُمر‬.‫ْح مدب ْيم ْن ِسلُو من‬ ِ ‫ث ْاّلل َْيْجوج ْومأْج‬


‫وج ْم ْن ْ ُكل م‬ ‫مويم ْب مع ُ ُ م ُ م م م ُ م‬
ِ ‫ْومْْيُر‬،‫ْفم ي ْشربو من ْماْفِيها‬،‫ِْبي رةِ ْطم ِربيةم‬
ْ‫ْآخ ُرُه ْم‬ ‫م مُ م م م‬ ‫ْعلم مى ُمْ م م‬ ‫أ مموائِلُ ُه ْم م‬
ِ ِ ِ
ْ‫يس مىْعليه‬ ‫ص ُرْنمِبْاّللْع م‬ ‫ْو َُْي م‬،
‫ْماءٌ م‬
‫اْمرةً م‬
‫ْلممق ْدْ مكا منِْبم م‬:‫فم يم ُقولُو من‬
ْ‫مح ِد ِه ْم ْ مخ ْياً ِْم ْن‬
‫س ْالث ْوِر ْأل م‬ُ ْ‫ْرأ‬
‫ّت ْيم ُكو من م‬
‫ْح م‬ ‫مص محابُهُ م‬ ْ ‫السَلمْوأ‬
‫م‬
ْ،‫مح ِد ُك ُمْالْيم ْومم‬ ِ ِ
‫مائمةْدينمارْأل م‬
Setelah semua peristiwa di atas berlangsung, Allah Swt
kemudian mengutus Ya’juz Ma’juz, mereka berjalan
dengan cepat menelusuri setiap penjuru bumi. Dia
memulai langkah pengembaraannya yang pertama pada
sebuah samudera kecil yang ada di daerah
“Thobariyyah” mereka lantas meminum air samudera
itu hingga habis, mereka tergenangi air. Nabi Musa AS
dan seluruh sahabatnya mulai terkepung oleh
sekawanan Ya’juz Ma’juz, hingga pada hari itu, kepala

145
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

seekor sapi menjadi lebih berharga dari pada seratus


dinar.

ِ ِ
ْ‫ف‬ ‫مص مح ْابُهُْفم يُ ْر ِس ُلْاّللُ م‬
‫ْعلمْي ِه ُمْالن غم م‬ ْ ‫ْوأ‬ ‫بْنمِبْاّللْع م‬
‫يس مى م‬ ُ ‫فم يم ْرغم‬
ِ ‫تْنم ْفسْو‬ ِ ‫صبِحو منْفم رسىْ مكمو‬ ِِ
ْ،‫اح مدة‬ ‫م‬ ْ ‫ْفم يُ ْ ُ ْ م م م‬،‫ِفْ ِرقماِب ْم‬
Pada saat embargo itulah Nabi Isa dan para sahabatnya
memohon kepada Allah Swt agar meraka diselamatkan
dari cengkraman Ya’juz Ma’juz, Allah Swt mengabulkan
permohonan itu, kemudian Allah mengutus ulat-ulat
kecil yang ada dihidung onta untuk menyiksa dan masuk
ke leher-leher Ya’juz Ma’juz sehingga mereka terbunuh
semuanya.

ِ ‫مص محابُهُْإِ ملْاأل ْمر‬ ِ ِ ُ ِ‫ُثْيم ْهب‬


ْ،‫ض‬ ْ ‫ْعليهْالسَلمْوأ‬
‫م‬ ‫طْنمِبْاّللْع م‬
‫يس مى‬
ِ ِ ‫ض‬ ِ‫فمَلم م‬
ْ،‫ْونم ْت نُ ُه ْم‬
‫ْز مُهُ ُه ْم م‬ ‫ْم ْوض معْش ْربْإِْل م‬
‫ْمألمهُ م‬ ‫َْي ُدو من ِْفْاأل ْمر ِ م‬
Sejak itulah nabi Isa dan sahabat-sahabatnya kembali
turun ke bumi. Satu hal yang sangat meresahkan
mereka adalah bahwa mereka tidak menemukan
sejengkalpun tempat di muka bumi ini kecuali dipenuhi
oleh lemak yang berceceran dari serat-serat daging
Ya’juz Ma’juz sehingga menebarkan bau busuk yang
menyesakkan.

146
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

ِ ‫ْعيسى ْعليه ْالسَلم ْوأمصحابه ْإِ مل‬


ْ،‫ْاّلل‬ ِ ِ ِ ‫فم ي رغم‬
‫م ْ م ُُ م‬ ‫ب ْنمب ْاّلل م م‬ ُ ْ‫م‬
ْ‫ ْفم تم ْح ِملُ ُه ْم ْفم تمط مْر ُح ُه ْم‬،‫ت‬ ِ ‫اق ْالْب ْخ‬ ِ ‫فم ي ر ِسل ْاّلل ْطم ْياً ْ مكأم ْعنم‬
ُ ُ ُ ُْ
ْ‫ْم مدر‬ ‫تم‬ ُ ‫ْمطمراًْْلمْيم ُكن ِْم ْنهُ ْبم ْي‬ ِ ُ ‫ث ْ مشاء ْاّلل‬
‫ْث ْيُ ْرس ُل ْاّللُ م‬، ُ ‫مح ْي ُ م‬
ْ،‫الزلممف ِة‬
ْ ‫ّتْيم ْت ُرمك مهاْ مك‬
‫م‬ ‫ْح‬
‫م‬ ‫ض‬
‫م‬ ‫مر‬
ْ ‫أل‬ ‫ْا‬ ‫ل‬
ُ ‫س‬ِ ْ‫ْفم ي غ‬،‫وْلمْوبر‬
‫م مم م‬
Karena itulah nabi Isa dengan kaumnya kembali
memohon kepada Allah agar Allah menyirnakan bau
yang menjijikkan itu, Allah kemudian menolong mereka
dengan mengutus burung sebesar onta untuk
mengangkut serpihan-serpihan daging Ya’juz Ma’juz dan
membuangnya ke suatu tempat dimana Allah
menghendaki, lantas Allah Swt menurunkan hujan untuk
kembali menetralisir bumi sehingga bumi menjadi
bersih dan bening bagaikan kaca.

‫ْفم يم ْوممئِذ م‬،‫ك‬ ِ ‫ْورديْب رمكتم‬،‫ك‬ ِ ِ ِ ‫الْلِأل ْمر‬


ْ‫َْتْ ُك ُل‬ ‫ْأمنْب ِتْ مِثممرتم م ُ م م‬:‫ض‬ ُ ‫ُثْيُ مق‬
ْ،‫ار ُك ِْفْالر ْس ِل‬ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ
‫ْويُبم م‬،‫ا‬
‫ْويم ْستمظلو منْبق ْحف مه م‬، ‫صابمةُْم منْالرمانمة م‬ ‫الْع م‬
ْ‫ْوالل ْق محةم‬،‫اس م‬ ِ ‫ام ِْم منْالن‬ ِ ِ ِ
‫ّتْأمنْالل ْق محةمْم منْا ِْلبِ ِلْلمتم ْكفيْالْفئم م‬ ‫مح م‬
ْ‫ْوالل ْق محةم ِْم من ْالْغمنم ِْم‬
‫اس م‬ ِ ‫ِم من ْالْبم مق ِر ْلمتم ْك ِفي ْالْ مقبِيلمةم ِْم من ْالن‬
ْ،‫اس‬ ِ ‫لمتم ْك ِفيْالْ مف ِخ مذ ِْم منْالن‬

Setelah bumi telah benar-benar menjadi bersih lantas


dikatakan kepada bumi. Wahai bumi : “Tumbuhkanlah

147
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

buah-buahanmu dan kembalikanlah keberkahanmu!,


maka sejak itulah segolongan manusia mulai memakan
dan merasakan kembali buah delima, merekapun lantas
menjadikan pelepah-pelepah dan kelopok-kelopak
pepohonan sebagai tempat berteduh. Demikian pula
barokah itu nampak pada susu yang dikandung oleh
hayawan, bahkan ketika hayawan ternak itu hendak
melahirkan pun air susunya tampak melimpah ruah
sehingga dapat memenuhi kebutuhan manusia
seluruhnya.

ْ‫ت‬
‫َْتْ م‬ ُ ‫ْفم تمأ‬،ً‫ث ْاّللُْ ِرَياًْطمي بمة‬
‫ْخ ُذ ُه ْم م‬ ‫اْه ْم ْ مك مذلِ م‬
‫ك ْإِ ْذ ْبم مع م‬ ُ ‫فم بم ْي نم مم‬
ِ ‫ْوي ب مقى‬،‫ْفم تم ْقبِض ْروح ْ ُكل ْم ْؤِمن ْوُكل ْمسلِم‬،‫آِب ِط ِهم‬
ْ‫ْش مر ُار‬ ‫ُ م ُ ْ ممْ م‬ ‫ُ ُ م‬ ْ ‫م‬
ِ
ُ‫اع ْة‬
‫ومْالس م‬ ُ ‫ْفم معلمْي ِه ْمْتم ُق‬،‫جْا ْْلُ ُم ِر‬
‫ار م‬ ِ ‫الن‬
ُ ‫ْيمتم مها مر ُجو منْف ميهاْتم مه‬،‫اس‬
Pada suatu waktu keberkahan yang kesekian kalinya
juga dapat dirasakan oleh segolongan manusia yakni :
ketika Allah mengutus angin yang semerbak wangi
menghampiri manusia dan menyelinap di ketiak
mereka, untuk selanjutnya angin itu dengan kelembutan
dan kemesraannya mencabut ruh setiap individu yang
beridentitas muslim dan mukmin, hingga yang tersisa di
muka bumi adalah mereka manusia-manusia bejat yang
selingkuh dan melakukan hubungan seks bebas seperti
khimar-khimar yang tak sedikitpun punya rasa malu dan
hati nurani, dan kepada mereka semuanyalah
ditimpakan dasyatnya hari Qiamat.

148
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

ْ‫ح‬ْ‫اْصْمر م‬
ْ‫اسْْ مْك مْم م‬ ِْ َّ‫اشْمرْةُْْلِلْن‬ ْ ْ‫ارْا ْْلماِْر مْج ْةُْ ِْم مْنْالْْيم مْم ِْنْ ْفم ِْه مْي‬
ِْ ‫اْلم‬ ُْ َّْ‫مْوْأمَّْماْالن‬
ْ‫ف‬ْ ِْ‫ان‬ ِْ ‫ْاِثْْنم‬،
ْ ٌ‫شْمرْةِْْأمْْربمْ مْع ْة‬
ْ‫اْلم م‬
ْ ُْ‫اع‬ ْ ‫ْوْأمنْ مْو‬:
ْ‫اءُ م‬
ْ ‫العُْلم مْم‬
ْ ْْ‫ْْقمالم‬.‫ث‬ ِْ ْ‫فْا مْْل ِْدْي‬ ْ ِْ‫ْبِِْه‬
ْ‫َلمم ْاليمْ ُْه ْْو مْد ْ ِْم مْن‬ ْ ‫الس‬
َّْ ‫ْو‬ ْ‫َلمة م‬ْ ‫الص‬ َّْ ْ ‫َل ُْؤْهُ ْ مْعْلمْْي ِْه‬ْ‫ُهما ْْإِ ْْج م‬
ُْ ‫ ْْأم مْح ُْد‬،‫الدْنْْيما‬
ْ‫اع ِْة ْإل‬ ْ‫الس م‬ َّْ ْ ‫ب‬ ْ‫ق ْالْنَّا ِْر ْقمْْْر م‬ ْ‫ْومَْثْنِْْي ِْه مْما م‬
ُْ ‫ْس ْْو‬ ْ‫ م‬،‫ام‬ ِْ ‫الش‬
َّْ ْ ‫ل‬ ْ‫ْاملم ِْديْْْنمِْة ْْإِ م‬
ْ،‫ل‬ ْ‫خ ِْة ْا ْألُ ْْو م‬ ْ‫اس ْ مْو ْغم ِْْيِْه ْْم ْ ِْم ْْنْْ ُْك ِْل ْ مْحيْ ْقمْْْب مْل ْالنَّْ ْف م‬ ِْ َّْ‫ش ِْر ْالن‬ ْ‫ح م‬ْْ ‫ْاملم‬
ْ‫ْاملُْؤِْم ُْن ْفمْْيم ُْم ْْوتُْ ْْو مْن ْقمْْْب مْل‬
ْ ‫ْوْأمَّْما‬ ْ‫ م‬.‫اءُ ْال ُْك مْفا ِْر‬ ْ ‫اس ْْأم ْْحْيم‬ِْ َّْ‫مْو مْه ُْؤ ْْلمِْء ْالن‬
ْ‫َْجممْع ُْه ْْم ْإل‬ ْ‫ُهما م‬ ِْ ‫ف‬
ُْ ‫ ْْأم مْح ُْد‬،ِ‫ْاْلخْمرْة‬ ْ ِْ ‫ان‬ ِْ ‫ْوْاِثْْنم‬
ْ‫ م‬.ْ‫ك ْْبِِْرْيْحْ ْْلمْيِْنمة‬ ْ‫مْذْلِ م‬
ْ‫لْاْلمْنَِّْة‬
ْ ِ‫ف ْْإ‬ ِْ ُ‫ْصمْرفمْ ُْه ْْم ْ ِْم مْن ْ ْاملمْْوْق‬
ْ‫اِن م‬ ْ‫ف ْبمْ ْْع مْد ْْإِ ْْحْيم ْائِ ِْه ْْم م‬
ْ ِ َّ‫ْوالْث‬، ِْ ُ‫ْاملمْْوْق‬
ْ .‫ْأم ِْوْالنَّْا ِْر‬

Adapun tanda kiamat berupa “Api yang keluar dari


Yaman.” Menurut pendapat para ulama’ bahwa,
manusia akan digiring secara massal sebanyak
empat kali: dua di antaranya di dunia, yaitu ketika
Rasulullah s.a.w. mengusir orang Yahudi dari Madinah
ke Syam. Dan ketika api menggiring manusia dan
semua makhluk hidup ke sebuah tempat menjelang
datangnya kiamat. Peristiwa ini terjadi menjelang
ditiupnya sangkakala yang pertama. Dan yang hidup
waktu itu tinggallah orang-orang kafir. Adapun di
akhirat, manusia akan digiring ke padang Mahsyar dan
selanjutnya digiring ke surga atau ke neraka.

149
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

150
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

PASAL
TENTANG CERITA ORANG–ORANG YANG TELAH
MENINGGAL DUNIA DIMANA MEREKA TETAP
MAMPU DIAJAK DIALOG, MEREKA TAHU SIAPA
YANG MEMANDIKANNYA, SIAPA PULA YANG
MEMIKUL DAN MENGKAFANINYA, JUGA SIAPA
YANG MEMASUKKANNYA KELIANG KUBUR, DAN
JUGA CERITA-CERITA TENTANG BAGAIMANA ORANG
YANG TELAH WAFAT ITU KEMBALI MENJALANI
KEHIDUPAN BARUNYA SETELAH KEMBALINYA RUH
PADA JASAD

‫ص ٌل‬
ْ ‫َف‬
،‫ال ِم‬
َ ‫ث الْ َم ْو َتى فِي السِّ َماعِ َوالْ َك‬
ِ ‫ِفي ذِ ْك ِر َح ِد ْي‬
‫َو َم ْع ِر َف ُت ُه ِب َم ْن َي ْغ ِسُل ُه َو َم ْن َي ْح ِمُل ُه َو َم ْن َي ْك ِف ُن ُه َو َم ْن‬
‫ وَاإلِ ْد َراك وَاحلَ َّياة وَ َع ْو ِد الرُّ ْو ِح إىل‬،‫َي ْد ِل ْي ُه ِفي قَ ْب ِر ِه‬
‫اجلَ َس ِد‬

151
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

ْ‫ح ِْه ْ مْع ْْن‬


ِْ ‫حْْي‬
ِْ ‫ص‬
ْ‫خاِْريْفِْ ْ م‬ ْ‫ىْالبُ م‬
ْ ‫َلمُْم ْفمْ مْق ْد ْْمرْمرمْو‬
ْ ‫اعُ ْ مْوال مْك‬ ِْ ‫ْأمَّْم‬
ْ ‫اْالس مْم‬
ْ :‫ال‬ ‫ىْهللاْعْلمْْي ِْهْ مْو مْسلْمْقم م‬
ْ‫م‬ ‫صْلم‬ ْ َِّ‫هللاْعْن ْهُْ مْع ِْنْالْن‬
ْ‫بْ م‬ ْ‫ض مْيْ م‬ ِْ ‫ْأمْنمسْْْمر‬

Keterangan mengenai kemampuan orang-orang yang


telah wafat bahwa ia dapat mendengar dan berdialog
dapatlah dikemukakan dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Al – Bukhari di dalam kitab
shohinya dari sahabat Anas bin Malik AS dari nabi
Muhammad Saw beliau bersabda :

ِ ِ ‫الْع ْب ُدْإِ مذ‬


ُْ‫ْح َّّتْإنَّه‬
‫مص محابُهُ م‬ ْ ‫ْع ْنهُْأ‬‫ب م‬ ‫ْو مذ مه م‬
‫لم‬ ‫اْوض مع ِْفْقم ِْربه م‬
‫ْوتُ ُوِ م‬ ُ ‫م‬
ْ‫ت‬ ‫ْماْ ُك ْن م‬: ِ ِ ِِ ِ ‫يسمعْقم ر م‬
‫ْع مداهُْفم يم ُقوْلمنْلمهُ م‬ ‫ْملم مكانْفمأمق م‬ ‫عْن معاْل ْمْأ ممًتهُ م‬ ْ ُ‫مْم‬
َِّ ‫ْعب ُد‬
ْ‫ْاّلل‬ ْ ‫ ْأم ْش مه ُد ْأمنَّهُ م‬:‫ول‬ ُ ‫ْالر ُج ِل‬
ُ ‫ ْفم يم ُق‬،‫ُْمم َّمد؟‬ َّ ‫ْه مْذا‬ ‫ول ِْف م‬ ُ ‫تم ُق‬
ْ‫ْاّللُ ْبِ ِه‬
َّ ‫ك‬ ‫ْم ْق مع ِد مك ِْم ْن ْالنَّا ِر ْأمبْ مدلم م‬
‫ال ْانْظُْر ْإِ مل م‬ ُ ‫ ْفم يُ مق‬،ُ‫مومر ُسولُه‬
ِ ‫م ْقع ًد‬
ْ ْ.‫اْم ْنْا ْْلمن َِّة‬ ‫م م‬
“Seorang hamba Allah ketika ia disemayamkan di dalam
kuburnya dan sahabat-sahabat yang mengantarkan
jenazahnya berpaling dan kembali pulang hingga ia
masih dapat mendengar suara detak sandal mereka,
tiba-tibalah datanglah dua Malaikat menghampirinya.
Keduanya lantas bertanya (kepadanya) : Apa komentar
anda tentang seorang laki-laki yang bernama
“Muhammad”. Dia menjawab : Sesungguhnya beliau
adalah hamba Allah yang menjadi utusan-Nya,

152
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

selanjutnya dikatakan kepadanya : Lihatlah tempat-


tempat (tempat tinggalmu) di neraka, Allah telah
menggantikan tempat itu dengan suatu tempat yang
bernama surga”.

ِ‫رآُهم م‬
ُ ‫ْفم‬:‫ْو مسلَّ مم‬ ِ ‫ىْاّلل م‬
ْ ْ.‫اَْج ًيعا‬ ‫ْعلمْيه م‬َُّ َّ‫ْصل‬
‫الْالنَِّب م‬
‫قم م‬
Rasulillah Saw bersabda : “Seorang yang telah mati itu
dapat menyaksikan dan tempat tinggal yang
diperuntukkan kepadanya (tempat dineraka dan tempat
surga) sekaligus”

ْ‫ْما‬ ‫ول م‬ ُ ُ‫ت ْأمق‬ ُ ‫موأ َّمما ْالْ مكافِ ُر ْأ ْمو ْال ُْمنمافِ ُق ْفم يم ُق‬
ُ ‫ول ْْلم ْأم ْد ِري ْ ُك ْن‬
ْ‫ب ِِْبِط مْرقمة‬ ُ ‫ض مر‬ْ ُ‫ْثَّْي‬،
ُ ‫ت‬ ‫ْوْلمْتملمْي م‬
‫تم‬‫ْد مريْ م‬
‫الْْلم م‬ ُ ‫ْفم يُ مق‬،‫َّاس‬ُ ‫ولْالن‬ ُ ‫يم ُق‬
َّْ‫اْم ْن ْيملِ ِيه ْإِ ْْل‬ ِ ِ ‫ِمن ْح ِديد ْب ْ م‬
‫ْص ْي محةً ْيم ْس ممعُ مه م‬ ُ ‫ْفميمص‬،‫ْي ْأُذُنم ْيه‬
‫يح م‬ ‫ْ م م‬
ْ .}‫ْي‬ ِ ْ ‫الثَّ مقلم‬

Sedangkan orang kafir atau munafiq ia hanya berkata :


“saya tidak tahu, bagaimana saya harus mengatakan apa
yang dikatakan oleh manusia ? kemudian dikatakan
kepadanya : Tidak mungkin kamu tahu, karena kamu
tidak membacanya. Kemudian mereka (orang-orang
kafir atau munafik) itu dipukul dengan palu dari besi
tepat pada bagian anggota yang ada diantara kedua
telinganya dan menjeritlah ia dengan suara keras,
sehingga apa saja yang ada disekelilingnya dapat

153
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

mendengar suara jeritan tersebut kecuali dua makhluk


penghuni bumi yakni manusia dan jin”.

ْ‫وروى ْالبخاري ْعن ْأب ْسعيد ْاْلدري ْرضي ْهللا ْعنه ْأن‬
ُْ‫ازة‬
‫ت ْا ْْلمنم م‬ْ ‫ض مع‬ِ ‫ْ{إِ مذاْو‬:‫رسولْهللاْصلىْهللاْعليهْوسلمْقال‬
ُ
ِ ‫ت ْص‬ ِ
ْ:‫ت‬ ْ ‫اْلمةً ْقمالم‬ ‫ْفمِإ ْن ْ مكانم ْ م‬،‫ْعلمىْأم ْعنماق ِه ْم‬
‫ال م‬ ِ ‫احتم مملم مه‬
ُ ‫اْالر مج‬ ْ ‫مو‬
ِ ‫ت ْغمي ر ْص‬ ِ
ْ‫ْويْ لم مها ْأميْ من‬
‫َْي م‬
‫ م‬:‫ت‬ ْ ‫اْلمة ْقمالم‬ ‫ْوإِ ْن ْ مكانم ْ ْ م م‬ ‫ م‬،‫قمد ُم ْوِِن‬
ِ‫ْولمو م‬،‫ْاْلنْسا من‬ ِ
ُْ‫َْس معه‬ ْ ‫ْص ْوتم مهاْ ُكلْ مش ْيءْإِْلَّ ِْ م م‬ ‫ْيم ْس مم ُع م‬،‫تم ْذ مهبُو منِْبما‬
ْ .}‫ص ِع مق‬ ‫م‬
Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari Abi Said
Al Khudri RA sesungguhnya rasulullah Saw bersabda :
“Ketika jenazah diletakkan dalam keranda dan beberapa
orang memikulnya di atas pundak mereka, maka ketika
jenazah itu termasuk hamba yang shalih, maka ia akan
berkata percepatlah perjalanan kalian semua, tetepi
sebaliknya bila jenazah itu bukan hamba yang shalih,
maka ia merintih … aduh ! sungguh kecelakaan
menimpa diriku, kemanakah kalian pergi membawa
jenazahku ? Pada saat itu segala apapun yang ada dapat
mendengar suara itu kecuali manusia, seandainya
manusia dapat mendengar suara itu niscaya ia akan
pingsan”.

154
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

ْ،‫ ْفذكر ِْبثله‬،‫وروى ْالبخاري ْأيضا ْعن ْالليث ْبن ْسعد‬


ْ ْ،‫ْويْ لم مها‬ ِْ ‫ت‬
‫َْي م‬:‫ا‬
‫ْألهل مه م‬ ْ ‫ْ{قمالم‬:‫وقال‬
Demikian juga diriwayatkan oleh Imam Al – Bukhari dari
sahabat Al – Laist bin Said, sebagaimana esensi makna
verbal hadits di muka. Beliau berkata : “Jenazah itu
mengeluh kepada keluarganya : Aduuh …….. bencana
menimpa diriku”.

ْ .}‫ص ِع مق‬
‫سا ُنْلم م‬
ِ‫ْولمو م‬:‫وقال‬
‫َْس معْاْلنْ م‬ ْ‫م‬
Sahabat Al – Lais dalam riwayatnya melanjutkan :
“Seandainya manusia dapat mendengarkan rintihan itu
niscaya ia akan pingsan seketika”.

ْ‫وروىْالطرباِنْفْاألوسطْعنْأبْسعيدْاْلدريْرضيْهللا‬
ْ‫ت‬‫ ْ{ ْإِ َّن ْال مْميِ م‬:‫عنه ْأن ْالنب ْصلى ْهللا ْعليه ْوسلم ْقال‬
ْ ،}ْ‫ْح ْف مرتِِْه‬ ِِ
ُ ‫ْومم ْنْيُ مدل ْيه ِْف‬
ِ ُ‫فْمنْي غْ ِسلُهُْومَْي ِملُه‬
‫ْويم ْكفنُهُ م‬
‫م‬ ‫م‬ ُ ْ ‫يم ْع ِر ُ م‬
Sebuah riwayat dikisahkan oleh Imam Al – Tabrani di
dalam kitab Al – Ausad dari sahabat Abi Said Al – Khudri
RA. Sesungguhnya nabi Muhammad Saw bersabda :
“Sesungguhnya mayit mengetahui siapa saja yang
memandikannya, orang yang menggendongnya atau

155
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

memikulnya, mengkafaninya, dan orang yang


memasukkannya ke liang kubur”.

ْ‫ ْ{ْإِ َّْن ْا ْألمْْم مْو م‬:ُْ‫ْعْن ْهُ ْيمْ ُْق ْْول‬


ْ‫ات‬ ْ‫ضي ْهللا م‬ ِْ ‫ْر‬
‫ي ْم‬ ُْ ‫ْمومْكا مْن ْ مْس ِْعْْيد ْبن‬
ْْ ْ‫ْجبم‬
ْ‫ب‬ٌْ ْ‫ي ْْقمِْرْي‬
ْْ ‫َحْْي ٌْم}ْْأم‬ ِْ ْ ُ‫اْم ْْن ْْأم مْحدْ ْْلمْه‬ ِْ ‫ْْفم مْم‬،‫اء؟‬ ِْ ‫ار ْا ْألم ْْحْيم‬ ْ‫ْلمْتمأْْتِْْي ِْه ْْم ْْأم ْخْبم م‬
ْْ‫ْوْإِ ْن‬،
ْ‫ح م‬ ْ‫ْْفمِْإ ْنْْ مْكا مْن ْ مْخ ْْيْاً ْ مْس َّْر ْْبِِْه ْ مْوفمْْمر م‬،‫{ْإِ ْْلَّْ مْو مَْيْْتِْْي ِْه ْ مْخبمْ ُْر ْْأمْقماِْرْبِِْه‬
ْ ْ.}‫سْْلمْهُْ مْو مْحمْز مْن‬ ْ‫اْعْبم م‬ ْ‫مْكا مْنْ مْشًّْر م‬

Sa’id ibn Jubair RA berkata: “Sesungguhnya orang-orang


yang sudah meninggal dunia itu memperoleh kabar
(informasi) tentang orang-orang yang masih hidup.
Tidak seorang pun yang mempunyai kekasih atau
kerabat, kecuali akan datang kepadanya berita tentang
kaum kerabatnya tadi. Jika memperoleh kabar baik,
maka si mayat akan merasa senang dan gembira;
sedangkan jika memperolah kabar buruk, maka dia akan
cemberut dan merasa sedih”.

ْ‫من ْهللام ْتم مع مال ْبم من‬ َّ ‫ْ{ ْأ‬:ُْ‫ْمومْكا مْن ْ ْابْ ُْن ْ ُْمنمْْبِهْرَحهْهللاْتعالْيمْ ُْق ْْول‬
ْ‫ُْتْتم ِم ُع ْفِ ْي مها‬‫ م‬،ُ‫ضاء‬ ‫ال ْ مْلما ْالْبم ْي م‬ َّ ‫ْالس مم ِاء‬
ُ ‫ْالسابِ مع ِة ْيُ مق‬ َّ ‫مد ًارا ِْف‬
ُْ‫ت ِْم ْن ْأ ْمه ِل ْالدنْ يما ْتم لم َّق ْته‬ ُ ِ‫ات ْال مْمي‬ ‫ ْفمِإذما م‬،‫ْي‬
‫ْم م‬ ِ ْ ‫امرو‬
‫اح ْال ُْم ْؤمنِ ْ م‬
‫ْم م‬
ُْ‫ب ْأم ْهلمه‬ ِ ُ ‫ْعن ْأم ْخبا ِر ْالدنْ ياْ مكماْيسأ‬
ُ ‫مل ْالْغمائ‬ ْ‫م م م‬ ‫اح ْفم يم ْسأملُْو من م ْ م‬ ُ ‫األ ْمرمو‬
ْ .‫ْاْلِْلْيمة‬ ِ ِ
ْ ‫ف‬ ‫ْعلمْي ِهم ْم‬
ْ ِْْ‫}ْرمْو ْاهُْْأمبُْ ْْوْنُْ مْعْْيم‬ ‫إِ مذاْقمد ممْم ْن م‬
‫ْس مفر م‬

156
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

Imam Ibnu Munabbih RA berkata : “Sesungguhnya Allah


membangun sebuah rumah di langit ketujuh yang
disebut dengan al-Baidha’ (putih bersinar). Rumah itu
adalah tempat berkumpulnya ruh-ruh kaum mukminin.
Jika ada penduduk bumi meninggal dunia, maka ruh-ruh
itu akan menemui-nya (menyambutnya) dan bertanya
tentang kabar dunia sebagaimana orang yang
bepergian bertanya tentang keadaan keluarganya
ketika dia baru pulang dari bepergian meninggalkan
mereka. [HR. Abu Nu’aim dalam al-Hulyah]

ْ‫س ِْد ْفمْ مْق ْد ْ مْوْمرمْد ْ مْع ْْن‬


ْ‫اْلم م‬
ْ ْ‫ل‬ ْ‫الرْْوحْْإِ م‬ ْ ْ ‫اْلمْيما ْةُ ْ مْو مْع ْْو مْد‬ ُْ ‫مْوْأمَّْماْا ِْْل ْدْمر‬
ْ ‫اك ْ مْو‬
ْ‫امعْ ْألم ْْح مْكام‬ ِْ ‫ثْ ْطمِْوْيْ ٌْلْ مْج‬
ٌْ ْ‫بْرضيْهللاْعنهْح ِْدْي‬
ْ‫م‬ ِْ ‫البمْْمر‬
‫اءْْبْ ِْنْ مْعاِْز‬
ْ ْ.‫س ِْد‬ ْ‫ْاْلم م‬
ْ ‫ل‬ ْ‫حْْإِ م‬ ْ ْ‫صِْرْيْحْْبِمْع ْْوِْد‬
ِْ ‫الرْْو‬ ْ ْ‫ْوْفِْْي ِْه‬،‫تى‬
ْْ ‫التم‬ ْ‫ْاملمْْو م‬

Berkaitan dengan pengetahuan, kehidupan dan


kembalinya ruh kepada jasad, maka sudah ada
keterangan dari al-Barra’ ibn ‘Azib RA berupa sebuah
Hadis panjang yang menghimpun hukum-hukum (cerita-
cerita) orang-orang yang sudah meninggal dunia. Dalam
Hadis ini juga terdapat penjelasan tentang kembalinya
ruh kepada jasad.

ِ ‫ىْاّلل م‬ ِ
ْ‫ْو مسلَّ مم ِْف‬
‫ْعلمْيه م‬ َُّ َّ‫ْصل‬ ‫ْر ُس ْوِل ْهللا م‬ ‫اْم مع م‬
‫ْ مخ مر ْجنم م‬:‫قالْالرباء‬
ْ،‫ْح ْد‬ ‫صا ِر ْفمانْ تم مه ْي نما ْإِ مل ْالْ مق ِْرب م‬
‫ْولم َّما ْيُل م‬ ْ ‫ْر ُجل ِْم ْن‬
‫ْاألمنْ م‬
ِ‫ِجنم م‬
‫ازة م‬

157
‫‪Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari‬‬

‫ىْاّلل م ِ‬ ‫ول َِّ‬


‫اْح ْولمهُْ مكأمََّّنماْ‬ ‫ْو مسلَّ مم م‬
‫ْو مجلم ْسنم م‬ ‫ْعلمْيه م‬ ‫ْصلَّ َُّ‬ ‫ْاّلل م‬ ‫ْر ُس ُ‬‫سم‬ ‫فم مجلم م‬
‫ْالس مم ِاء‪ْ،‬‬ ‫ْويم ْنظُُر ْإِ مل َّ‬
‫ص مرهُ م‬
‫ِ‬
‫ىْرُؤْوسنماْالطَّْي ُر‪ْ،‬فم مج مع مل ْيم ْرفم ُع ْبم م‬
‫معلم ُ‬
‫ضْ‬ ‫ْويم ْنظُُرْإِ ملْاأل ْمر ِْ‬ ‫ص مرهُ م‬
‫ضْبم م‬
‫مومَيْمف ُ‬
‫‪Imam Al – Barra’ menjelaskan : Kami keluar bersama‬‬
‫)‪Rasulullah SAW untuk menghadiri (pemakaman‬‬
‫‪jenazah laki-laki Anshar. Lalu kami sampai di kuburan,‬‬
‫‪namun masih belum digali. Rasulullah SAW duduk dan‬‬
‫‪kami duduk di sekitar beliau seakan-akan di atas kepala‬‬
‫‪kami ada burung. Nabi SAW mengangkat pandangan‬‬
‫‪dan melihat ke arah langit; lalu beliau menundukkan‬‬
‫‪penglihatan dan melihat ke arah bumi.‬‬

‫ال‪ْ:‬إِ َّنْ‬ ‫ابْالْ مق ِرب‪ْ،‬قما مْل ِ‬ ‫ال‪ْ:‬أمعوذُْ ِِب َِّ ِ‬


‫ا‪ْ.‬ثَّْقم م‬
‫اْم مر ًار ُ‬ ‫م‬ ‫ْع مذ ِ ْ‬ ‫ّللْم ْن م‬ ‫ُثَّْقم م ُ ْ‬
‫مخ مرةِ ْْ موانْ ِقطماع ِْم منْ‬ ‫الْعب مد ْالْم ْؤِمن ْإِ مذا ْ مكا من ِْف ْقِبل ِْمن ْاأل ِ‬
‫م م‬ ‫مْ ُ م‬
‫ول‪ْ:‬أُ ْخ ُرِج ْيْأميَّتُ مْهاْ‬ ‫ْرأْ ِس ِهْفم يم ُق ُ‬ ‫كْفمجلم ِ‬
‫سْع ْن مد م‬‫ْملم ٌ م م‬ ‫اءهُ م‬
‫ا‪ْ،‬ج م‬
‫الدنْ يم م‬
‫سهُْ‬ ‫ْوِر ْ‬ ‫النَّ ْفسْالْمطْمئِنَّةُْإِ ملْم ْغ ِفرة ِْمن َِّ‬
‫جْنم ْف ُ‬ ‫ض موان‪ْ.‬فم تم ْخ ُر ُ‬ ‫ْاّلل م‬ ‫م م ْ‬ ‫ُ ُ م‬
‫‪ْ،‬وتم ْن ِز ُل ْال مْمَلمئِ ُكةُ ِْم من ْا ْْلمن َِّةْ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫يل ْقمط ُْر ْالس مقاء م‬ ‫يل ْ مك مماْيمس ُ‬ ‫موتمس ُ‬
‫ْم مع ُه ْم ْام ْك مفا ٌن ِْم ْنْ‬ ‫س‪ ،‬م‬ ‫ْالش ْم ُ‬‫ْو ُج ْو مه ُه ُم َّ‬ ‫من ُ‬‫ض ْال ُْو ُج ْوهِ ْ مكأ َّ‬‫بميِ ُ‬
‫ْم َّدْ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ان ْا ْْلن َِّة ْوحن و ٌ ِ‬ ‫ْام ْك مف ِ‬
‫س ْو من ْم ْنهُ م‬ ‫ْحنُ ْوط مها‪ْ ،‬فم يم ْجل ُ‬ ‫ط ْم ْن م‬ ‫م م مُْ‬
‫ْع ْْي‪ْ،‬‬ ‫اْف ْيم ِدهِ ْطمْرفمةم م‬ ‫وه ِ‬ ‫ك ْ ملْْيم مدعُ م‬ ‫ص ِر‪ْ،‬فمِإذماْقم بم م‬
‫ض مهاْال مْملم ُ‬ ‫الْبم م‬

‫‪158‬‬
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

ْ‫اْو ُه ْم مْْل ْيُ مف ِرطُو من‬ ُ ُ‫ْتم موفَّ ْته‬:‫ْو مج َّل‬


‫ْر ُسلُنم م‬ ‫ْع َّز م‬ ‫فم مذلِ م‬
‫ك ْقم ْولُهُ ْتم مع مال م‬
)61ْ:‫(األنعام‬
Setelah itu Rasulullah SAW bersabda: “Aku berlindung
kepada Allah dari adzab kubur”. Nabi SAW
mengucapkannya berkali-kali. Lalu Rasulullah SAW
bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba mukmin, jika
sudah menatap akhirat dan meninggalkan dunia, maka
malaikat datang kepadanya dan duduk di samping
kepalanya. Malaikat itu berkata: “Keluarlah wahai nafsu
muthmainnah (jiwa yang tenang) menuju pada
maghfirah (ampunan) dan ridho Allah SWT”. Setelah itu,
jiwa (nyawa) orang mukmin tadi keluar dan mengalir
seperti mengalirnya tetesan air (hujan). Kemudian
malaikat turun dari surga dengan wajah putih seakan-
akan seperti sinar matahari. Para malaikat itu
membawa kafan-kafan dari surga dan minyak wangi
surga. Para malaikat itu duduk bersama si mayat
sepanjang mata memandang (dalam waktu yang lama,
pent.). Ketika malaikat (Izra'il) mencabut nyawa si
mukmin, maka para malaikat tidak akan melepaskan
nyawa tersebut dari pegangan mereka sedetik pun.
Yang demikian itu adalah firman Allah SWT: Ia
diwafatkan oleh malaikat-malaikat kami, dan malaikat-
malaikat kami itu tidak melalaikan kewajibannya” (Q.S.
al-An’am [6]: 61].

159
‫‪Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari‬‬

‫ج ْبِ ِهْ‬ ‫ت‪ْ ،‬فم تم ْع ُر ُ‬ ‫ْو ِج مد ْ‬ ‫ب ْ ِريْح ُ‬ ‫سهُ ْ مكأمطْيم ِ‬ ‫ج ْنم ْف ُ‬ ‫ال‪ْ :‬فم تم ْخ ُر ُ‬ ‫قم م‬
‫ال مْْيُرْ‬‫ْوِف ْ ِرموايمة‪ْ:‬فمَلم ْيم مز ُ‬ ‫ِ‬
‫ْج ْند‪ .‬م‬ ‫ْعلمى ُ‬ ‫َْيْتُ ْو من م‬
‫ال مْمَلمئ مكةُ‪ْ ،‬فمَلم م‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ْاْلمالِيم ِة ْ مكأ ْممثم ِ‬
‫ال ْا ْْلممراد ْال ُْم ْن تمش ِر ْبم ْ م‬
‫ْيْ‬ ‫ْوالْ ُق ُرْو ِن ْ‬ ‫ِِْبألُم ِم َّ ِ ِ‬
‫ْالساب مقة م‬ ‫م‬
‫ال‪ْ :‬فُمَل ٌنْ‬ ‫وح؟ ْفم يُ مق ُ‬ ‫ض ْإِْلَّ ْقمالُوا‪ْ :‬ما ِ ِ‬ ‫ْواأل ْمر ِ‬ ‫َّ ِ‬
‫ْهذه ْالر ُ‬ ‫م م‬ ‫الس مماء م‬
‫ْالس مم ِاء ْالدنْ يما‪ْ،‬‬ ‫ب َّ‬ ‫ِْب ِ‬ ‫ِِ‬
‫ْح َّّت ْيم ْن تم ُهوا ْبه ْإِ مل م‬
‫ب ْأ ْ ِ ِ‬
‫مَسمائه م‬ ‫مح ِ‬‫ِِب م‬
‫وهاْح َّّتْي ْن تم مه ِ‬
‫ىِْبماْإِ ملْ‬ ‫ْم مق َّربُ م م ُ‬ ‫َْسماء ُ‬ ‫شيِعُهُ ِْم ْنْ ُك ِل م‬‫‪ْ،‬ويُ م‬
‫فم تُْ ْفتم ُحْلمهُ م‬
‫اكْ‬‫‪ْ،‬ومماْأم ْد مر م‬
‫ْي م‬
‫ِِ‬ ‫ِ‬
‫ول‪ْ:‬ا ْكتُ بُ ْواْكتمابمهُ ِْفْعليِ م‬ ‫الس مم ِاء َّ‬
‫ْالسابِ مع ِة‪ْ،‬فم يم ُق ُ‬ ‫َّ‬
‫ْكِتمابُهُْ‬
‫بْ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫وم‪ْ،‬يم ْش مه ُدهُ ْال ُْم مق َّربُو من‪ْ،‬فم يُ ْكتم ُ‬ ‫ْم ْرقُ ٌ‬
‫اب م‬‫مماْعليو من‪ْ،‬كتم ٌ‬
‫ِِ‬
‫ض‪ْ ،‬فمِإِِن م‬
‫ْو مع ْدتُ ُه ْم ْأِمِنْْ‬ ‫ْرد ْوهُ ْإِ مل ْ‬
‫ْاأل ْمر ِ‬ ‫ال‪ُ :‬‬ ‫ْثَّْيُ مق ُ‬
‫ْي‪ُ .‬‬ ‫ِف ْعليِ ْ م‬
‫ًْت مرةً ْأُ ْخ مرى‪ْ،‬‬ ‫ْوِم ْن مها ُ‬
‫ُْنْ ِر ُج ُه ْم م‬ ‫اهم ِ ِ‬
‫ْوف ميها ْنُعي ُد ُه ْم م‬ ‫ْخلم ْقنم ُ ْ م‬ ‫ِم ْن مها م‬
‫س ِدهِ‪.‬‬ ‫ْج م‬ ‫وحهُْإِ مل م‬ ‫ْر ُ‬‫اد ُ‬
‫‪ْ،‬وتُ مع ُ‬
‫ض م‬ ‫فم تُ مردْإِ ملْاأل ْمر ِ‬
‫‪Rasulullah SAW bersabda: “Lalu nyawa orang mukmin‬‬
‫‪itu keluar dengan bau yang paling wangi; dan nyawa‬‬
‫‪tersebut dibawa naik oleh malaikat. Malaikat itu tidak‬‬
‫‪mendatangi sekelompok makhluk –Dalam sebuah‬‬
‫‪riwayat– nyawa orang mukmin itu terus-menerus‬‬
‫‪melewati umat-umat terdahulu dan generasi yang‬‬
‫‪sudah musnah, seperti belalang yang berhamburan di‬‬
‫‪antara langit dan bumi, kecuali mereka berkomentar:‬‬
‫‪“Nyawa (ruh) siapakah ini?”. Maka dijawab: “Nyawa‬‬
‫‪(ruh) si Fulan, dia disebut dengan nama yang paling dia‬‬

‫‪160‬‬
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

senangi, sampai para malaikat itu tiba di pintu langit


dunia, lalu pintu itu dibuka. Selanjutnya nyawa (ruh) itu
diantarkan oleh para malaikat penjaga setiap langit,
sampai tiba di langit ke-7. Lalu Allah SWT berfirman:
“Catatlah (ruh ini) dalam 'Illiyyin. Apa yang dimaksud
dengan 'Illiyyin?, yaitu kitab catatan amal orang-orang
yang baik. yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang
didekatkan (kepada Allah). Kemudian buku catatan
amal si Fulan dituliskan dalam 'Illiyyin”. Lalu dikatakan:
“Kembalikan dia (si Fulan) ke bumi, sesungguhnya Aku
berjanji kepada manusia bahwa kami menciptakan
mereka dari tanah; kami akan mengembalikan mereka
ke dalam tanah; dan kami akan mengeluarkan
(membangkitkan) mereka dari tanah”. Selanjutnya
nyawa si Fulan dikembalikan ke bumi dan dikembalikan
lagi ke jasadnya.

ْ،‫سانِِه‬ ِ ِِ ِ ِ ِ ِِ
‫ ْفم يم ْن تم ِه مرانه م‬،‫ْملم مكان ْ مشديْ مدا ْا ِْلنْت مها ِر‬
‫ْو َُْيل م‬ ‫فم يمأْتيه م‬
ِ ‫ْاّلل‬ ِ ‫ك؟ْوم‬ ِ
ْ ِ ‫ْود‬،
ْ‫ين‬ ‫ْرِ ْب َُّ م‬: ‫ول م‬ ُ ‫ك؟ْ ْفم يم ُق‬ ‫اْدينُ م‬ ‫ْرب م م م‬ ‫ْم ْن م‬:
‫فم يم ُقوْلمن م‬
ْ‫ث‬ ‫اْالر ُج ِل ْالَّ ِذ ْي ْبُِع م‬
َّ ‫ْه مذ‬ ‫ْفم مماذماْتم ُق ْو ُل ِْف م‬:‫ْفم يم ُقوْلم ِن‬.‫اْل ْس مَل ُم‬
ِْ
ْ.‫ْو مسلَّ مم‬ ِ ‫ْاّلل م‬ َِّ ‫ول‬ ُ ‫فِي ُك ْم؟ ْفمْيم ُق‬
‫ْعلمْيه م‬ َُّ ‫ْصلَّى‬ ‫ْاّلل م‬ ُ ‫ْر ُس‬
‫ْه مو م‬ ُ :‫ول‬
ْ‫ْربِنما‬ ِ ِ
‫ِْبلْبم يِنمات ْم ْن م‬ ِ ‫اء من‬‫ْج م‬‫ م‬:‫ك؟ ْفم يم ُق ْو ُل‬ ‫ْومما ْيُ ْد ِريْ م‬
‫ م‬:‫فم يم ُق ْولُْو من‬
َّ ‫ت‬
ُْ‫ْاّلل‬ ‫ْوذملِ م‬
ُ ِ‫ ْيُثم ب‬:‫ك ْقم ْولُهُ ْتم مع مال‬ ‫ م‬:‫ال‬ ‫ ْقم م‬،‫ْت‬ ُ ‫ص َّدق‬ ‫ْو م‬
ِ ِ ُ ‫فمآم ْن‬
‫ت ْبه م‬ ‫م‬

161
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

ِ ‫ْاْل‬
ِْ‫مخ مرة‬ ْ ‫ْوِف‬ ِ ِ ِ ِ ِ ‫الَّ ِذين ْآممنُوا‬
‫ِْبلْ مق ْول ْالثَّابت ِْف ْا ْْلميماة ْالدنْ يما م‬ ‫م م‬
.)27ْ:‫(إبراهيم‬
Kemudian datang dua malaikat yang berbicara sangat
lantang; kedua malaikat itu membentak dan
mendudukkan si Fulan; kedua malaikat tersebut
bertanya: “Siapa Tuhanmu? Apa agamamu?” Si Fulan
menjawab: “Tuhanku adalah Allah; agamaku adalah
Islam”. Lalu kedua malaikat itu bertanya lagi: “Apa
pendapatmu tentang laki-laki ini (Nabi Muhammad
SAW) yang diutus kepada kalian?”. Si Fulan menjawab:
“Dia adalah Rasulullah”. Kedua malaikat tadi kembali
bertanya: “Apa yang membuatmu mengetahuinya?” Si
Fulan menjawab: “Beliau telah datang kepada kami
dengan membawa bukti-bukti yang jelas dari Tuhan
kami, kemudian saya beriman dan membenarkan
beliau”. Nabi SAW bersabda: “Yang demikian itu adalah
firman Allah SWT (Allah meneguhkan (iman) orang-
orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu
dalam kehidupan di dunia dan di akhirat) (Q.S. Ibrahim
[14]: 27).

ِ ِ ‫ْقم ْدْص مد مق م‬:‫ْالسم ِاء‬ ِ ِ


ُ ‫ْفمأملْب‬،‫ْع ْبدي‬
ُْ‫س ْوه‬ ‫م‬ ‫ْمنمادْم من َّ م‬ ُ ‫ْويُنماد ْي‬:
‫ال م‬ ‫قم م‬
ْ،ِ‫ص ِره‬ ِ ‫ْوي ْف ِر‬،‫ِمن ْا ْْلن َِّة‬
‫ْم َّد ْبم م‬
‫س ُح ْلمهُ م‬ ‫ىْم ْن ِزلُهُ م‬
‫ْويُ ْف م‬ ‫اْويُ مر م‬
‫ش ْم ْن مه م‬
ُ ُ‫م م م‬
ْ‫يح‬ ِ ‫ب‬
ِ ‫ْالر‬ ِ ِ‫س ِن ْال مْو ْج ِه ْطمي‬
‫ْح م‬‫ْر ُجل م‬ ‫ْص ْومرة م‬ُ ‫ْع مملُهُ ِْف‬ ‫َّل ْلمهُ م‬
ُ ‫موُْيمث‬
ْ‫ك‬ ‫ت؟ْفم مو ْج ُه م‬ ‫ْم ْن ْأمنْ م‬، ِ َّ ‫ْبم‬:‫ول‬ ِ ‫ْالثِيم‬
‫ش مر مك ْهللاَْبم ْي م‬ ُ ‫اب ْفم يم ُق‬ ْ ‫س ُن‬ ‫مح م‬

162
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

ْ‫ت‬ ‫ك ْالَّ ِذ ْي ْ ُك ْن م‬
‫ْه مذا ْيم ْوُم م‬
‫ م‬:‫ول‬ ُ ‫ ْفم يم ُق‬،‫اء من َِْبم ْي‬ ‫ْج م‬
ِ
‫ال مْو ْجهُ ْاملَّذ ْي م‬
ْ،‫ْالصالِ ُح‬
َّ ‫ك‬ ‫ْع مملُ م‬
‫ْوأ ممن م‬
‫ م‬،‫ت ْتُ ْو مع ُد‬ ‫ْواأل ْمم ُر ْالَّ ِذ ْي ْ ُك ْن م‬
‫ م‬،‫تُ ْو مع ُد‬
‫ْهللا ْبم ِط ْي ئً م‬
ْ‫اْع ْن‬ ِ ‫اع ِة‬ ِ ‫ْس ِريْ ًع‬ ‫ك ْإِ ْْلَّْْ ُكنْ م‬‫اْعلِ ْمتُ م‬ ِ
‫اْف ْطم م‬ ‫ت م‬ ‫ْم م‬‫فم موهللا م‬
ْْ‫اعةم‬ َّ ‫ب ْأمقِ ْم‬ ِ ‫ْر‬ ِ ‫صي ِة‬ ِ
‫ْالس م‬ ‫َْي م‬:
‫ول م‬ ُ ‫ْفم يم ُق‬.‫ْهللاْخ ْي ًرا‬
‫م‬ ‫اك‬
‫ْفم مج مز م‬،‫ْهللا‬ ‫مم ْع م‬
ِ ِ
.‫يْومم ِال‬‫مك ْيْأ ْمرج معْإِ ملْأ ْمهل م‬
Nabi SAW bersabda: “Dan ada yang memanggil-manggil
dari langit: “Sungguh benar hamba-Ku; maka
tempatkan dia di surga”. Lalu dihamparkanlah surga;
diperlihatkan tempatnya di surga; diperluas surga
baginya sejauh mata memandang. Kemudian amal
perbuatannya berubah wujud menjadi seorang laki-laki
tampan, baunya harum dan pakaiannya bagus. Laki-laki
(perwujudan amal shalih, pent.) itu berkata:
“Bergembiralah dengan apa yang telah dijanjikan oleh
Allah 'Azza wa Jalla kepadamu; bergembiralah dengan
ridho dari Allah dan surga-surga yang di dalamnya
terdapat kenimatan abadi”. Si Fulan berkata: “Semoga
Allah menganugerahkan kebaikan kepada Anda.
Siapakah Anda itu?. wajah Anda adalah wajah yang
mendatangi kami dengan (membawa) kebaikan”. Laki-
laki itu menjawab: “Hari ini adalah hari yang telah
dijanjikan kepadamu. Perkara ini adalah perkara yang
telah dijanjikan kepadamu. Aku adalah amal shalih-mu.
Demi Allah, saya hanya mengetahuimu selalu bergegas
dalam ketaatan kepada Allah SWT; dan melambat
dalam kemaksiatan kepada-Nya. Semoga Allah SWT

163
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

membalasmu dengan kebaikan”. Si Fulan


berkata: “Wahai Tuhanku, mohon langsungkanlah hari
kiamat, agar aku dapat kembali (berkumpul) dengan
keluargaku dan hartaku”.

ْ‫ ْفمِإ مذا ْ مكا من ِْف ْقِبمل ِْم من‬،‫اج ًرا‬ ِ ‫ ْوإِ ْن ْ مكا من ْفم‬:‫ال‬
‫قم م م‬
ْ‫ْرأْ ِس ِه‬ ِ ‫ك ْفمجلم‬ ِ ِ ِ ِ
‫س ْع ْن مد م‬‫ْملم ٌ م م‬ ‫اءهُ م‬ ‫ْج م‬،‫ا‬
‫األمخ مرة ْْ موانْقطماع ْم من ْالدنْ يم م‬
ِ ‫ْامب ِش ِريْبِس ْخ ِط‬،ُ‫ْاْلمبِي ثمة‬ ِ
ْ‫ْهللا‬ ُ ْ ْْ ‫س‬ ُ ‫ْأُ ْخ ُرج ْي ْأميَّتُ مهاْالنَّ ْف‬:ُْ‫فم يم ُقول‬
ْ‫ ْفمِإ مذا‬،‫ح‬ ِ ِ ‫ ْفم تم ْن ِز ُل‬.‫ضبِ ِه‬
ُ ‫س ْو‬ُ ‫ْم‬
ُ ‫ْم مع ُه ْم‬
‫ْس ْو ُد ْال ُْو ُج ْوه م‬
ُ ٌ‫ْمَلمئ ُكة‬ ‫م‬ ‫موغم م‬
‫اْفْيم ِدهِْطمْرفمةم م‬
.‫ْع ْْي‬ ِ ‫وه‬ ‫كْقم ُام ْواْفم لم ْمْيم مدعُ م‬
ُ ‫ض مهاْال مْملم‬
‫قم بم م‬
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Jika jenazah yang
meninggal dunia adalah orang yang durhaka, maka
ketika sudah menatap akhirat dan meninggalkan dunia,
maka malaikat datang kepadanya dan duduk di
samping kepalanya. Malaikat itu berkata: “Keluarlah
kamu wahai nasfu yang kotor. Rasakan kebencian dan
kemurkaan Allah!”. Lalu turun para malaikat yang
berwajah hitam dengan membawa pakaian yang kasar.
Ketika malaikat (Izra'il) mencabut nyawa si mukmin,
maka para malaikat tidak akan melepaskan nyawa
tersebut dari pegangan mereka sedetik pun”.

ِ ِ ‫ ْفم ت مف َّر مق ِْف ْج‬:‫ال‬


‫ ْفم يم ْستم ْخ ِر ُج مها ْتم مقطَّ مع م‬،‫سده‬
ْ‫ْم مع مها ْال مْع ُرْو ُق‬ ‫مم‬ ‫قم م م‬
ْ،‫ف ْال مْم ْب لُ ْوِل‬ ِ ‫ب ِْف ْالصو‬ َّ ‫ب ْ مكالس ُف ْوِد ْالْ مكبِ ِْي‬
ِ ‫ْالش ْع‬
ْ ُ‫ص‬ ‫موال مْع م‬

164
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

ْ ‫ْو ِج مد‬ ُِ ْ‫ج ْ مكأمن‬ ِ ِ


ْ‫ ْفمَلم ْ مَتُر‬،‫ت‬ ُ ‫ُت ْ ِريْح‬ ُ ‫فم تُ ْؤ مخ ُذ ْم من ْال مْملمك ْفم تم ْخ ُر‬
ِ َّ ‫علمى ْج ْندْ ْب ْي‬
ْ‫وح‬
ُ ‫ْه مذا ْالر‬ ‫ْما م‬ ‫ا م‬:‫ ْإَِّْل ْقمالُو‬،‫ض‬ ِ ‫ْواأل ْمر‬‫ْالس مماء م‬ ‫م ُ مْم‬
ْ‫ْح َّّت ْيُ ْن تم ُه ْواْبِِه‬ ِِ ْ ‫ِْبمسو ِاء ْأ‬ ُ ِ‫اْلمب‬
‫مَسمائه م‬ ‫ْه مذاْفُمَل ٌن ِ ْ م‬: ‫يث؟ْفم يم ُقولُو من م‬ ْ
ْ،‫ض‬ ِ ‫ْرد ْوهُْإِ ملْاأل ْمر‬: ِ َّ ‫إِ مل‬
ُ ‫ْفم يم ُق ْو ُل‬،ُ‫ْفمَلمْيُ ْفتم ُحْلمه‬،‫ْالس مماءْالدنْ يما‬
ُ ‫ْوِم ْن مه‬
ْ‫اُْنْ ِر ُج ُه ْم‬ ِ ِ ‫اهم‬
‫ْوف ميهاْنُعي ُد ُه ْم م‬ ‫ْو مع ْدتُ ُه ْمْأِمِنْ ِْم ْن مه م‬
‫اْخلم ْقنم ُ ْ م‬ ‫إِِِنْ م‬
ِْ‫ْه ِذه‬‫ْفم تمَلم م‬:‫ال‬ ‫ْقم م‬،‫ْالس مم ِاء‬
َّ ‫ْفم يُ ْرِم ْي ْبِ ِه ِْم من‬:‫ال‬‫ْقم م‬.‫مًت مرًة ْأُ ْخ مرى‬
ْ‫ْالس مم ِاء ْفم تم ْخطمُفهُ ْالطَّْي ُر ْأ ْمو ْتم ْه ِويْبِ ِه‬
َّ ‫اْخ َّر ِْم من‬‫األيةم ْ(فم مكأمََّّنم م‬
ِ ‫اد ْإِ مل ْاأل ْمر‬ ِ ‫ْف ْم مكان‬
ْ،‫ض‬ ُ ‫ْويُ مع‬،)
‫ م‬31ْ:‫ْسحيق)ْ(اْلج‬ ‫م‬ ‫يح ِ ْ م‬ ِ
ُ ‫الر‬
.ُ‫ْرْو ُحه‬ ِ ِ ُ ‫وتُع‬
ُ ‫ادْف ْيه‬ ‫مم‬
Nabi SAW bersabda: “Lalu nyawa itu berpisah dari
jasadnya, kemudian para malaikat itu mengeluarkan
nyawa (ruh) dalam kondisi tercabik-cabik otot-ototnya
seolah-olah seperti tusuk (sate) yang besar mencabik-
cabik kain wool yang basah. Selanjutnya nyawa itu
dicabut dan keluar dengan dengan bau paling busuk
yang pernah ada. Setiap kali nyawa (ruh) si Fulan itu
melewati para penghuni antara langit dan bumi, pasti
mereka berkomentar: “Siapa (pemilik) nyawa kotor ini?”
Para malaikat menjawab: “Ini adalah ruh si Fulan –
dipanggil dengan ma,a panggilan yang paling buruk–
hingga para malaikat tiba di langit dunia. Namun pintu
langit tidak dibuka, bahkan dikatakan: “Kembalikan si

165
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

Fulan itu ke bumi; karena sesungguhnya Aku berjanji


kepada manusia bahwa kami menciptakan mereka dari
tanah; kami akan mengembalikan mereka ke dalam
tanah; dan kami akan mengeluarkan (membangkitkan)
mereka dari tanah”. Al-Barra' (perawi Hadis ini, pent.)
berkata: “Kemudian nyawa si Fulan itu dilemparkan dari
langit. Al-Barra’ berkata: Lalu Rasulullah SAW membaca
ayat (Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan
Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit
disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke
tempat yang jauh) (Q.S. al-Hajj [22]: 31). Si Fulan
akhirnya dikembalikan lagi ke bumi dan nyawanya
dikembalikan ke jasad.

ْ،‫سانِِه‬ ِ ِِ ِ ِ ِ ِِ
‫ْو َُْيل م‬ ‫ ْفم يم ْن تم ِه مرانه م‬،‫ْملم مكان ْ مشديْ مدا ْا ِْلنْت مها ِر‬ ‫مو مَيْتيه م‬
ْ‫ت‬ ُ ‫َْس ْع‬ِ‫ م‬،‫ ْ ْْلم ْأم ْد ِري‬:‫ول‬ ُ ‫ك؟ ْفم يم ُق‬ ِ ‫ك؟ ْوما‬
‫ْدينُ م‬ ‫ْرب م م م‬ ‫ْم ْن م‬ ‫ م‬:‫ول‬ ُ ‫فم يم ُق‬
ُْ‫ْعلمْي ِه ْقم ْب ُره‬
‫ضيَّ ُق م‬‫ْفم يُ م‬،‫ت‬ ‫ْد مريْ م‬
‫ْْلم م‬:‫ْفم يم ُق ْو ُل‬.‫ك‬ ‫َّاس ْيم ُق ْولُْو منْ مذلِ م‬
‫الن م‬
ْ‫يح‬ِ ِ‫ةْر ُجل ْقمب‬ ‫ْص ْومر م‬ُ ‫ْع مملُهُ ِْف‬ ‫َّل ْلمهُ م‬
ُ ‫ْ موُْيمث‬.ُ‫ض مَلعُه‬ ْ ‫ف ْأم‬‫ّْتْتملِ م‬ ‫مح َّّت م‬
ْ‫ ْأمبْ ِش ْر ْبِ مع مذاب‬:‫ول‬ ُ ‫فم يم ُق‬.‫اب‬ ِ ‫يح ْالثِيم‬ِ ِ‫ْو ْقمب‬ ‫يح م‬ ِ ‫ُت‬
ِ ‫ْالر‬ ِ ِ‫ْوُم ْن‬ ِ
‫ال مْو ْجه م‬
ْ‫ك ْال مْو ْجهُ ْالَّ ِذ ْي‬ ‫ت؟ْفم مو ْج ُه م‬ ‫ْم ْن ْأمنْ م‬: ُ ‫ْفم يم ُق‬.‫ْو ُس ْخ ِط ِه‬ ِ ِ
‫ول م‬ ‫م من ْهللا م‬
ْ‫ك‬ ‫اْعلِ ْمتُ م‬‫ْم م‬ ِ ‫يث‬
‫ْوهللا م‬،
‫اْلمب ُ م‬
ِ ْ ْ‫ك‬ ‫ْع مملُ م‬
‫ْأ ممن م‬:‫ول‬ ُ ‫ْفم يم ُق‬.‫لش ِر‬ َّ ‫ِْب‬ ِ ‫اء‬‫مج م‬
ِ ‫صي ِة‬ ِ ‫اع ِة‬
ْ.‫ْهللا‬ ِ ‫ْهللا ْس ِريْ عا ْإِ مل‬
‫ْم ْع م‬ ‫م‬ ً ‫م‬ ‫ْع ْن ْطم م‬ ‫ت ْبم ِط ْي ئًا م‬ ‫إِْلَّ ْ ُك ْن م‬
ْ‫اْجبم ٌل‬ ِ ْ ‫ض ِرب‬ ِ
‫ت ِْبم م‬ ‫ْم معهُ ْم ْرمزبمةٌ ْلم ْو ْ ُ م‬
‫صم ْامبْ مك ُم م‬‫ك ْام م‬ ٌ ‫ْملم‬
‫ض ْلمهُ م‬ ُ ‫فم يُ ْقبم‬

166
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

َّْ‫اْاْلمَلمئِ ُق ْإِْل‬
ْ ‫اْض ْربمةً ْيم ْس ممعُ مه‬ ْ ‫ْفم يم‬،‫ْرِم ْي ًما‬
‫ض ِربُهُ ِِْبم م‬ ‫ار ْتُ مر ًاِب ْام ْو م‬
‫صم‬ ‫م‬
‫ض ِربُهُ م‬
.‫ْض ْربمةًْأُ ْخ مرى‬ ْ ‫حْفم يم‬ ِ ِ ُ ‫ْثَّْتُع‬، ِ ْ ‫الثَّ مقلم‬
ُ ‫ادْف ْيهْالرْو‬ ‫ْي ُ م‬
Selanjutnya datang dua malaikat yang berbicara sangat
lantang; kedua malaikat itu membentak dan
mendudukkan si Fulan; keduanya bertanya: “Siapa
Tuhanmu? Apa agamamu?” Si Fulan menjawab: “Saya
tidak tahu. Saya pernah mendengar orang-orang
berbicara tentang hal itu”. Kedua malaikat itu bertanya
lagi: “Kamu memang tidak mengetahui!”. Lalu kuburan
si Fulan menjadi sempit sehingga meremukkan tulang-
tulangnya. Kemudian amal perbuatannya berubah
wujud menjadi laki-laki buruk rupa, baunya busuk dan
pakaiannya jelek. Laki-laki itu berkata: “Rasakan adzab
Allah 'Azza wa Jalla dan kebencian-Nya”. Si Fulan
bertanya: “Siapakah kamu itu?. Wajahmu adalah wajah
yang datang dengan membawa kejelekan”. Laki-laki itu
berkata: “Aku adalah amal buruk-mu. Demi Allah, saya
hanya mengetahuimu melambat dalam ketaatan
kepada Allah SWT; dan bergegas dalam maksiat
kepada-Nya”. Lalu datang malaikat dengan membawa
tongkat besi yang jika digunakan untuk memukul
gunung, niscaya gunung itu akan hancur lebur menjadi
debu atau pasir. Malaikat itu memukul si Fulan dengan
pukulan yang dapat didengar oleh makhluk-makhluq,
kecuali jin dan manusia. Setelah itu, nyawa
dikembalikan lagi pada jasad si Fulan, untuk kemudian
dipukul lagi dengan pukulan yang lain.

167
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

ْ،‫س ْانِْْي ِْد ِْه ْْم‬


ْ‫ْم م‬
ْ‫ف م‬ ِْ ‫اعة‬
ْ ِْ ‫ْمن ْا ْألمْئِ مْم ِْة‬ ْ‫ث ْْأم ْخْمر مْج ْهُ ْ م‬
ْ‫َجم م‬ ُْ ْ‫ْاْلم ِْدْي‬
ْ ‫مْو مْه مْذا‬
.‫َحمد‬ ِْ ْ‫ِْمنْ ُْه ْْم‬
ْْ ‫اْل مْمامْْأم‬

[Hadis ini diriwayatkan oleh sekelompok imam Hadis


dalam kitab Musnad-nya, di antara mereka adalah Imam
Ahmad ibn Hanbal RA]

ْ‫ف‬
ُْ ‫امْسْْي‬ْ‫نْالع مْربْوا ِْْل مْم م‬ ْ‫رْبْ م‬ ْ ‫وْبم ْك‬ ْ ُ‫وقالْإمامْاْلرمْيْوال مْف ِْقْْيهْْأمْب‬
ْ،‫ف‬ِْ ِ‫خ ْال‬ ُْ ‫ ْْاِتَّْ مْف مْق ْ مْسْلم‬:‫ْاْلم ِْدي‬
ْ‫ف ْا ْألُمْم ِْة ْقمْْْب مْل ْ ْظُ ُْه ْْوِْر ْ ْاملُ م‬ ْ‫الدْيْن م‬ ِْ
ْ،‫تىْف ْقُْبُْ ْْوِْرِْه ْْم‬
ْ ِ ‫اء ْ ْاملمْْو‬ ِْ ‫ات ْْأم ْْحْيم‬
ِْ ‫مْوْأم ْكثمْْمرُْه ْْم ْبمْ ْْع مْد ْ ْظُ ُْه ْْوِْرْهِ ْ مْعْلمىْْإِثْْبم‬
ْ‫جِْرِْم ْ م‬
ْ‫ْي‬ ْْ ‫رب ْْلِْل ُْم‬ْْ ‫ْع مْذاب ْال مْق‬ ْ‫ْوْإِثْْبمات م‬ ْ‫ م‬،‫ْي ْ مْْلُْْم‬ ْ ْ ‫ْاملمْلم مْك‬
ْ ‫سْأمْلمة‬ ْْ ‫مْومْم‬
ْ:‫ْوقمْ ْْولهْتعال‬، ْ‫مْوال مْك ْافِِْرْيْ مْن م‬

Imam al-Haramain, al-Faqih Abu Bakar bin al-‘Arabi dan


Imam Saifuddin al-Amidi berkata: “Generasi (ulama’)
salaf umat Islam telah sepakat sebelum merebaknya
perbedaan-perbedaan; atau mayoritas generasi (ulama’)
salaf telah sepakat setelah merebaknya perbedaan-
perbedaan; tentang keyakinan adanya kehidupan orang-
orang yang sudah meninggal dunia di alam kubur
mereka; adanya pertanyaan dua malaikat kepada ahli
kubur; dan adanya adzab kubur bagi orang-orang yang
durhaka dan orang-orang kafir. Dan firman Allah SWT:

168
‫‪Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah‬‬

‫محيم ْي تم نماْاثْ نم تم ْ ِ‬
‫ْيْ‬ ‫موأ ْ‬
‫‪Dan telah menghidupkan kami dua kali (pula) (Q.S. al-‬‬
‫)‪Mu’min [40]: 11‬‬

‫ْحيم ماًت ِنْ‬ ‫ِ‬


‫سأملمة ِْف ْال مق ِْرب م‬
‫ْو محيماة ْاْلشر‪ْ ،‬ألمنَّ ُه مما م‬ ‫ْحيماةُ ْاملم ْْ‬
‫مي م‬
‫أْ‬
‫لْْفْالدنْ ياْ ملْْي ْع ِرفُو ِ‬
‫اْهللاِْبما‪.‬‬ ‫ا‪ْ،‬واْلميماةْاأل ُْو ِ‬ ‫ِِ‬
‫م م ْ‬ ‫مع مرفُواْهللاِْب مم م‬
‫‪Maksudnya adalah kehidupan karena akan ditanyai‬‬
‫‪malaikat di dalam alam kubur; dan kehidupan karena‬‬
‫‪akan digiring ke padang mahsyar; karena keduanya‬‬
‫‪adalah dua kehidupan yang membuat umat manusia‬‬
‫‪mengetahui Allah SWT, sedangkan kehidupan pertama‬‬
‫‪ketika di dunia tidak membuat mereka mengetahui‬‬
‫‪Allah SWT.‬‬

‫ْوُم ْن مك ِرْ‬ ‫ِ‬ ‫ث‪ْ،‬من ِ‬ ‫اْاْل ِْدْي ِ‬ ‫ُثَّْا ْعلم ْمْأ َّ‬
‫ْملمكْاملمْوت م‬ ‫ْ م‬ ‫ض َّمنمْهُْ مْه مْذ ْم ْ‬ ‫ْماْتم م‬
‫من م‬
‫ش ِاِب ِ‬ ‫ِ ِِ‬ ‫ونم ِك ِْي ِ‬
‫اتْوص ًفا‪ْ،‬‬ ‫ْوممنما ِزلْاْلخ مرةْم منْاأل ُُم ْوِرْاملُتم م م‬ ‫ْوغم ِْيه ْم م‬
‫م‬ ‫م‬
‫صافِ مهاْ ِِب ملع ْقل‪ْ،‬فم يم ُْك ْو ُنْ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫دْفْإِ ْد مراكْ مش ْيءْم ْنْأ ْمو م‬ ‫مح ِ‬ ‫ْلمْطم ِريْقْأل م‬
‫من ْأ ْمه مل ْالسن ِةْ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْم ْب تملى ْبنم ْفس ْا ِْل ْعت مقاد ْْلم ْغم ْي‪ ،‬م‬
‫ْوأ َّ‬ ‫الع ْبد ْبه ُ‬ ‫م‬
‫محيم ِاءْ ِِب ْمم مريْ ِْن‪ْ:‬‬ ‫اتْيم ْن تم ِفعُو من ِْم ْن مْ‬ ‫اْعلىْأ َّ‬ ‫َّ‬ ‫اِ‬
‫ْاأل ْ‬
‫ْس ْع ِي ْ‬ ‫ْاأل ْمم مو م‬
‫من ْ‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫و‬‫ْ‬ ‫ق‬
‫ُ‬ ‫ف‬
‫م‬ ‫ت‬

‫‪169‬‬
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

ْ ِ ‫ْوالث‬
ُْ‫ ُد معاء‬: ‫َّاِن‬ ِِ ‫ت ِْف‬ ُ ِ‫ب ْإِلمْي ِه ْال مْمي‬
‫ م‬،ْ ‫ْحيماته‬
‫م‬ ‫سبَّ م‬‫ مما ْتم م‬: ‫مح ُد ُُهما‬
‫أم‬
ْ.‫ْوا ْْلمجْعنه‬ ِ ْ ‫ْيْو‬ ِِ
‫الص مدقمةُ م‬
َّ ‫ْو‬،
‫ارُه ْمْلمهُ م‬ ُ ‫استغْ مف‬ ‫ال ُْم ْسلم م م‬
Ketahuilah! Bahwa apa yang dikandung oleh Hadis ini,
mulai dari malaikat maut, Munkar, Nakir, dan malaikat-
malaikat lain; tempat-tempat di akhirat; semua itu
termasuk perkara-perkara yang bersifat mutasyabbihat,
yaitu tidak ada jalan bagi seorangpun untuk memahami
sedikitpun dari sifat-sifatnya berdasarkan akal. Jadi,
seorang hamba diuji keyakinannya dengan perkara
mutasyabbihat tersebut, bukan untuk tujuan lain.
Sesungguhnya kelompok Ahlussunnah wal Jama’ah
sepakat bahwa orang-orang yang wafat dapat
memperoleh manfaat dari usaha orang-orang yang
masih hidup, melalui dua perkara, yaitu: 1) Perkara yang
keberadaannya disebabkan oleh (atas jasa) si mayat
ketika masih hidup. 2) Do'a dan istighfar kaum muslimin
yang ditujukan kepada si mayat; demikian juga dengan
shadaqah dan haji yang ditujukan kepada si mayat.

ِْ‫اءة‬ ِ ِ‫الص مَلة‬ ِ َّ ‫ ْ مك‬،‫ات ْالْبدنِيَّ ِة‬


‫ْوق مر م‬
‫ْو َّ م‬ ‫الص ْوم م‬ ‫اد ِ م م‬ ‫مْوا ْختمْْلمُْفوا ِْف ْال ِْعبم م‬
ِ ‫ف ْإِ مل ْوص‬ ِ ‫ْالسلم‬ ِ ‫آن‬ ِ
ْ،ْ ‫وْلما‬ ُُ َّ ‫ور‬ ‫ ْفم مذ مه م‬،ْ ‫ْوالذ ْك ِر‬
ُ ‫ب ْ مو َُجْ ُه‬ ‫الْ ُق ْر م‬
ْ‫ْْلْالد مع ِاء‬،ْ‫ص ْوِل ْ مش ْيء ْألْبم تَّةم‬
ُ ‫ْو‬ُ ‫ْع مدِم‬
‫ل م‬ ِ ِ
‫ب ْأم ْه ُل ْالب مد ِع ْإ م‬
‫موذم مه م‬
ُْ‫ْاستِ ْدْلملُه‬ ِ ِ ‫ِْبل‬
ِ ‫ْكتم‬ ِ ‫ْم ْر ُدو ٌد‬ ِ
ْ ‫ْو‬‫ م‬،ْ ‫ْوالسنَّة‬ ‫اب م‬ ‫ م‬.‫مومْل ْغم ِْيه‬
‫ْوقم ْوُْلُْم م‬
ْ :‫بِمق ْولِ ِهْتم مع مال‬

170
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

Namun para ulama’ Ahlussunnah wal Jama’ah masih


berbeda pendapat dalam hal ibadah badaniyah,
misalnya: puasa, shalat, membaca al-Qur'an dan dzikir.
Jumhur ulama’ salaf berpendapat bahwa semua ibadah
badaniyah itu (pahalanya) sampai kepada si mayat;
sedangkan sebagian ahli bid’ah menyatakan bahwa
(pahala) semua ibadah itu sama sekali tidak akan sampai
kepada si mayat, baik berupa do'a maupun yang lainnya.
Pernyataan mereka ini dapat dibantah (ditolak) oleh al-
Qur'an dan al-Sunnah. Adapun istidlal (penggunaan
dalil) mereka dengan firman Allah SWT:

ِ ْ‫وأم ْنْلمْيسْلِ ِْْلن‬


‫اْس معى‬
‫ْم م‬‫سانْإَِّْل م‬
‫م‬ ‫م‬ ‫م‬
Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh
selain apa yang telah diusahakannya (Q.S. al-Najm [53]:
39).

ْ‫س ْع ِي‬ ِ َّ ‫اع‬


‫ْالر ُج ِل ْب م‬ ‫ف ْانْتِ مف م‬ ِ ‫حاْنمْهُ ْ ْوتمْ مْعال ْ ملْ ْي ْن‬
‫م‬ ِْ ‫مْم ْدفُْْْوع‬
‫ِْبمْنَّْهُ ْ ُْسْْب مْ م‬
ْ‫ْك‬ٌ ‫اْس ْع ُيْغم ِْيهِْفم ُه مو ِْمل‬
‫ْوأ َّمم م‬.
ِ ‫ىْملْك غم ْي‬
‫ْس ْعيِه م‬ ‫م‬
ِ ‫ْوإِ ََّّنماْنم مف‬،ِ‫غم ِيه‬
‫ْ م‬
ُْ‫اء ْأم ْن ْيُ ْب ِقيمه‬ ِ ِ ِ ِ ِ‫ل‬
‫ْوإِ ْن ْ مش م‬
‫ م‬،‫اء ْأم ْن ْيم ْب ُذلمهُ ْلغم ِْيه‬ ‫ ْفمِإ ْن ْ مش م‬،‫ساعيه‬ ‫م‬
ْ .‫إنهْْلْيم ْن تم ِف ُعْإَِّْل ِِْبماْ مس معى‬
‫ْ م‬:‫ْس ْب محانمهُْ ملْْيم ُق ْْل‬ ِِ ِ
ُ ‫ْو ُه مو‬،ْ
‫لنم ْفسه م‬
Penggunaan dalil Ayat ini dibantah (ditolak), karena
sesungguhnya Allah SWT tidak menafikan pengambilan
manfaat seseorang terhadap usaha orang lain;

171
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

sesungguhnya Allah SWT hanya menafikan kepemilikan


terhadap usaha orang lain. Adapun usaha seseorang
adalah milik orang yang berusaha itu sendiri; jika dia
berkenan, maka dia boleh memberikan (hasil) usahanya
kepada orang lain; dan jika dia berkenan, maka (hasil)
usahanya tetap untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya
Allah SWT tidak berfirman: “Sesungguhnya seseorang
tidak dapat memperoleh manfaat, kecuali apa yang
telah dia usahakan”.

ِ ِ ،‫اب‬ ِ ‫ْآخر‬ ِ
ْ‫ْو‬‫ْوإِلمْيه ْاملمْرج ُع م‬‫لص مو ِ م‬ َّ ‫ْوهللاُ ْأم ْعلم ْم ْ ِِب‬
‫اب م‬ِ ‫ْالكتم‬
ُ ‫مو مه مذا‬
َّْ‫ْوْلم ْقُ َّوةم ْإِْل‬ ِ ِ ‫ ْو ُهو ْحسِب‬،‫مب‬
‫ْوْلم مح ْو مل م‬
‫ م‬،‫ْون ْع مم ْال مْوك ْيل‬ ‫املم أ ِ م م م ْ م‬
ْ‫ْو معلمىْآلِ ِه‬ ُ ‫ىْسيِ ِد من‬
‫ُْمم َّمد م‬ ‫ْعلم م‬ ‫صلَّىْهللاُ م‬ ‫ْو م‬.
ِ ِ ‫لل‬ ِ
‫ِْبِ م‬
‫ْالعل ِي ْال مْعظ ْي ِم م‬
ْ‫ان ْإِ مل ْيم ْوِم‬ ِ ‫ْي ْ مْلُم ِْبِِ ْحس‬
‫م‬
ِ
ْ ‫ْومًتبِ ِع ْالتَّابِع ْ م‬ ‫ْي م‬
ِ
‫ْوالتَّابِع ْ م‬
ِ ِ ْ ‫وأ‬
‫مص محابه م‬ ‫م‬
ِ ِ
ْ .‫ْي‬ ‫ْالعالم ِم ْ م‬
‫ب م‬ ِ ‫ْر‬ ‫الديْ ِن م‬
‫ْواْلم ْم ُدِْلل م‬.
Demikian akhir pembahasan kitab ini, Allahlah yang
mengetahui kebenarannya, dan hanya kepadanya
tempat kembali yang abadi, Dialah Dzat yang
mencukupiku dan sebagai wakil yang terbaik, tiada daya
upaya kecuali dari Allah s.w.t. yang maha tinggi dan
maha agung. Semoga shalawat dan salam tetap tercurah
kepada Nabi Muhammad s.a.w. kepada keluarga, dan
sahabatnnya, serta generasi tabi’in, dan pengikut para
tabi’in sampai hari kiamat. Segala puji bagi Allah, Tuhan
semesta alam.

172
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

BIOGRAFI PENERJEMAH

BAHRUDIN ACHMAD, lahir di Bekasi, Jawa Barat.


Alumni Pondok Pesantren Cipasung Tasikmalaya di
bawah asuhan KH. Moch Ilyas Ruhiat. Mendirikan
Yayasan Al-Muqsith Bekasi, lembaga kajian Bahasa,
Sastra, Budaya, dan KeIslaman (2016- hingga sekarang).
Adapun karya-karya yang pernah diterbitkan
diantaranya :
1. Najmah Dari Turkistan (novel terjemah) diterbitkan
oleh Kreasi Wacana Yogyakarta (2002),
2. Komunis Sang Imperialis (novel terjemah)
diterbitkan Media Insani Yogyakarta (2008),
3. Hikayat-Hikayat Kearifan diterbitkan oleh BakBuk
Yogyakarta (2018),

173
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari

4. Sastrawan Arab Modern: Dalam lintasan sejarah


kesusastraan Arab diterbitkan oleh GuePedia
Publisher (2019),
5. Sastrawan Arab Jahiliyah: Dalam lintasan sejarah
kesusastraan Arab diterbitkan oleh Arashi Publisher
(2019),
6. Mengenang Sang Nabi Akhir Zaman Melalui Untaian
Indah Prosa Lirik Maulid Ad-Diba’i Karya Al-Imam
Abdurrahman Ad-Diba’i diterbitkan oleh Al-Muqsith
Pustaka (2019),
7. Mati Tertawa Bareng Gus Dur, kumpulan Humor Gus
Dur, diterbitkan oleh Al-Muqsith Pustaka (2020),
8. Terjemah Al-Jawahir Al-Kalamiyah karya Syaikh
Thohir bin Sholih Al-Jazairy, diterbitkan oleh Al-
Muqsith Pustaka (2020),
9. Nahwu Sufi: Linguistik Arab dalam Perspektif
Tasawuf, diterbitkan oleh Al-Muqsith Pustaka
(2020),
10. Terjemah Al-Munqid Minad Dhalal; Pembebas Dari
Kesesatan karya Imam Al-Ghazali, diterbitkan oleh
Al-Muqsith Pustaka (2020),
11. Terjemah Fathul Izar (Seksologi Dalam Islam) karya
KH. Abdullah Fauzi, diterbitkan oleh Al-Muqsith
Pustaka (2020).
12. Tasawuf dan Thariqah: Menuju Manusia Rohani,
diterbitkan oleh Al-Muqsith Pustaka (2020)
13. Terjemah Misykatul Anwar Al-Ghazali, diterbitkan
oleh Al-Muqsith Pustaka (2021).

Selain itu, penulis juga menerbitkan ePustaka


Karya Ulama Nusantara, sebuah program digitalisasi

174
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah

Karya-Karya Ulama Nusantara yang dikemas dalam


aplikasi desktop. Yayasan Al-Muqsith Bekasi (2018). Dan
ePustaka Khazanah Tafsir Al-Qur’an, sebuah program
digitalisasi yang berisi ratusan karya ulama dalam bidang
Tafsir, Ushul Tafsir, Mu’jam, Qamus, dan Mausyu’ah,
yang dikemas dalam aplikasi desktop. Yayasan Al-
Muqsith Bekasi (2018).

175

Anda mungkin juga menyukai