Googlekey : 4P88ZFDCLFQ
Editor :
Arman Paramansyah
Layout :
Manarul Hidayat
Penerbit :
Pustaka Al-Muqsith
Kota Bekasi Jawa Barat
ii
PENGANTAR PENERJEMAH
iii
Kitab Risalah Ahlissunnah wal Jamaah ini adalah
suatu bentuk usaha intelektual dalam mempertahankan
Islam Ahlussunnah wal Jamaah di Indonesia yang dilakukan
oleh Hadratussyekh. Pada perkembangan berikutnya,
perdebatan yang kian meruncing ini kemudian diupayakan
penyatuannya oleh Kiai Hasyim Asy’ari pada tahun 1930 di
dalam sebuah ceramahnya yang ditulis dengan judul “al-
Mawaidh” (wejangan-wejangan). Apa yang disebutkan
terakhir ini kemudian dicatat para pengamat seperti Martin
van Bruinnesen sebagai bentuk sikap nasionalisme sang kiai.
Para pemuka kaum muslimin dari berbagai mazhab dan
organisasi mengamininya dalam wujud pembentukan
organisasi konfederasi Islam Majelis Islam A’la Indonesia
(MIAI) pada tahun 1937 M.
Bahwa kitab Risalah Ahlissunnah wal Jamaah ini
dilatarbelakangi munculnya berbagai aliran Islam di
Nusantara, terlihat seperti dalam apa yang disampaikan oleh
Hadratussyekh dalam wacana pembuka pasal kedua kitab ini.
Secara eksplisit hal ini terungkap pada paragraf kedua pasal
itu. Hadratussyekh di dalamnya mengatakan:
“Kemudian terjadilah pada tahun 1330 (H) kelompok-
kelompok yang bermacam-macam, pandangan-pandangan
yang saling bertentangan, pendapat-pendapat yang
membingungkan, orang-orang yang memperebutkan
pengikut….” Kemudian dalam paragraf selanjutnya Kiai
Hasyim mengatakan: “Sebagian dari mereka ada yang
mengikuti pendapat Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha,
yang mana mereka berdua mengambil bid’ah dari
Muhammad bin Abdul Wahab….” (hal. 9).
Kitab ini sendiri terdiri dari 10 (sepuluh) pasal
ditambah dengan satu lagi khutbah kitab (pendahuluan).
Pasal pertama dari kitab ini setelah pendahuluan membahas
tetang pemahaman mengenai pengertian dari kata sunnah
iv
dan kata bid’ah. Masing-masing kedua istilah tersebut
dibahas dari segi tinjauan pengertian bahasa (etimologi) dan
pengertian istilah (terminologi).
Pasal kedua dari kitab ini membahas tentang kondisi
keagamaan (Islam) masyarakat Jawa (baca: Nusantara)
sebelum dan sesudah tahun 1330 H. Pasal ketiga membahas
tentang garis perjuangan ulama salaf, makna yang
terkandung dari istilah sawad al-a’dzam, dan pentingnya
berpegang teguh pada salah satu dari mazhab empat. Pasal
keempat dari buku ini menjelaskan tentang kewajiban
bermazhab bagi orang yang tidak memiliki keahlian ijtihad.
Pasal kelima dari buku ini menjelaskan kelaziman
untuk berhati-hati dalam mengambil (belajar) agama dan
ilmu, juga masalah keharusan berhati-hati dari fitnahnya ahli
bid’ah dan kaum munafiq dan para pemuka agama yang
menyesatkan. Pasal keenam membahas tentang hadits-hadit
mengenai merebaknya bid’ah dan kebodohan sebagai kondisi
akhir zaman. Pasal ketujuh mengulas soal keberdosaan orang
yang mengajak kepada kesesatan atau memberikan teladan
yang buruk.
Pasal kedelapan dari kitab ini membahas tetang
keterpecahan umat Islam kepada 37 (tiga puluh tujuh)
golongan serta kelompok-kelompok sesat di antaranya. Juga
penjelasan mengenai kelompok Ahlussunnah wal Jamaah
adalah satu-satunya yang selamat. Pasal kesembilan dari
kitab ini membahas tentang tanda-tanda hari kiamat sudah
dekat. Pasal kesepuluh dari kitab ini menjelaskan tentang
hadits-hadits yang berkaitan dengan kondisi orang mati yang
dapat mendengar dan berkata-kata.
Dengan membaca keseluruhan dari pasal-pasal kitab
ini, kita menjadi mengerti setidaknya dua hal. Pertama,
bahwa sebagaimana juga dikatakan oleh Martin van
Bruinnessen, kenyataan tuduhan bid’ah yang pada mulanya
v
ditujukan kaum modernis terhadap ulama pesantren telah
dinyatakan sebaliknya oleh para ulama tradisional dan
demikian pula Nahdlatul Ulama sebagaimana tercatat dalam
satutennya.
Kedua, bahwa para ulama tradisional tetap
berpegang teguh dan membela cara-cara keagamaan dengan
model bermazhab. Suatu hal yang sangat kontras dengan
cara-cara keberagamaan orang modernis. Hadratussyekh
sendiri, sebagai dijelaskan oleh Martin van Bruinnessen,
memilih pendekatan bermazhab kepada salah satu dari Imam
Empat (Madzahib Arba’ah) karena beliau baru menguasai 12
cabang dari 16 cabang ilmu yang harus dikuasai oleh seorang
mujtahid.
Penting untuk dikatakan di sini bahwa pada pasal
pertama kitab ini KH Hasyim Asy’ari menukil dan menjelaskan
pendapat dari Syekh Zarruq yang menjelaskan bahwa
penilaian akan suatu perbuatan, atau sesuatu apa pun
sebagai bid’ah harus dipertimbangkan dari tiga segi, yaitu (1)
dari segi adanya landasan atau tidak, termasuk pertimbangan
bertentangan dengan dalil atau tidak; (2) pengukuran dengan
kaidah-kaidah yang ditetapkan para imam dari ulama salaf;
dan (3) mempertimbangkan dari syawahid (pernyataan)
hukum yang kemudian diperinci ke dalam bid’ah yang wajib,
nadb (baik), haram, makruh, khilaf al-aula (berbeda dengan
yang utama), dan mubah (boleh).
Menurut Kiai Hasyim, para ulama telah menguraikan
penjelasan mereka tentang hadits seputar bid’ah, bahwa
yang dimaksud adalah perubahan i’tiqad (keyakinan) dari
sesuatu yang awalnya bukanlah ibadah menjadi diyakini
sebagai ibadah.
Dari penjelasan terakhir ini, maka kita menjadi
mengerti bahwa sesungguhnya perdebatan atau kritik dari
kaum puritan terhadap kaum tradisionalis adalah karena
vi
kesalahpahaman mengenai apa yang seharusnya dipahami
sebagai tradisi keagamaan dan dianggap sebagai ibadah.
Dalam bagian terakhir pasal pertama kemudian Kiai
Hasyim Asy’ari membela keabsahan tradisi keberagamaan
masyarakat tradisionalis yang sering dikritik kaum modernis
dan puritan. Beliau menegaskan keabsahan tradisi seperti
penggunaan tasbih, melafalkan niat, tahlil dan bersedekah
untuk mayit, yang mana itu semua tidak ada dalil yang
melarang. Sebagai bandingan, lalu Hadratussyekh
menjelaskan penilaian buruknya terhadap perilaku
menyimpang seperti judi di pasar malang dan permainan
undi dengan bantengan.
Kitab ini bermanfaat bukan hanya untuk memahami,
menilai, dan membeda mana ibadah mana tradisi, mana
sunnah mana bid’ah, tapi juga posisi keagamaan para ulama
pesantren saat itu yang direpresentasikan Hadratussyekh
Muhammad Hasyim Asy’ari, salah satu ulama paling
berpengaruh di bumi Nusantara.
Semoga buku terjemah ini senantiasa membawa
manfaat bagi siapa pun yang membacanya. Semoga Allah
SWT menjadikan amal ini sebagai berkah bagi kita semua.
Aamiin.
Bahrudin Achmad
vii
viii
DAFTAR ISI
Mukadimah .................................................................... 17
Pasal Mengenai Sunnah Dan Bid’ah ........................ 19
ix
Terhadap Fitnah Yang Dimunculkan Oleh Para Ahli
Bid’ah Dan Orang-Orang Munafiq, Serta Para Imam
Yang Menyesatkan. ................................................ 75
x
Memandikannya, Siapa Pula Yang Memikul Dan
Mengkafaninya, Juga Siapa Yang Memasukkannya
Keliang Kubur, Dan Juga Cerita-Cerita Tentang
Bagaimana Orang Yang Telah Wafat Itu Kembali
Menjalani Kehidupan Barunya Setelah Kembalinya
Ruh Pada Jasad .............................................. 151
xi
BIOGRAFI SINGKAT
HADRATUSSYEIKH HASYIM ASY’ARI
1
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
Belajar ke pesantren
Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang, KH.
Abdul Hakim Mahfudz mengungkapkan, Kiai Hasyim
mulai berkelana untuk belajar ke sejumlah pesantren di
usia 15 tahun. Dia pernah menjadi santri di Pesantren
Wonorejo Jombang, Pesantren Wonokoyo Probolinggo,
kemudian Pesantren Langitan Tuban, dan Pesantren
Trenggilis Surabaya. "Pada usia 15 tahun, beliau mulai
meninggalkan rumah, menjadi santri dan tinggal di
beberapa pesantren," ungkap Hakim Mahfudz kepada
Kompas.com, Rabu (22/4/2021). Merujuk pada buku
"Profil Pesantren Tebuireng", KH Hasyim Asy'ari
melanjutkan mencari ilmu ke Pesantren Kademangan,
Bangkalan, Madura, di bawah asuhan Kiai Kholil bin
Abdul Latif. Kemudian pada tahun 1307 Hijriah atau
tahun 1891 Masehi, Kiai Hasyim kembali ke tanah Jawa
dan belajar di Pesantren Siwalan, Panji, Sidoarjo, di
bawah bimbingan Kiai Ya'qub.
2
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
Mendirikan pesantren
Pada 1899, KH Hasyim Asy'ari mendirikan
Pesantren Tebuireng. Awalnya, santri berjumlah
delapan, lalu tiga bulan kemudian meningkat menjadi 28
orang. Dua tahun setelah mendirikan pesantren,
3
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
4
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
Melawan penjajah
Di masa penjajahan, KH Hasyim Asy'ari memiliki
pengaruh besar yang membuat Belanda dan Jepang
segan. Saat Belanda menjajah, KH Hasyim Asy'ari pernah
diberi anugerah bintang jasa. Namun pemberian dari
Belanda ditolak olehnya. Pada masa Belanda pula, Kiai
Hasyim pernah mengeluarkan fatwa jihad melawan
penjajah, serta fatwa haram pergi haji dengan naik kapal
milk Belanda. Menurut Achmad Zubaidi, Dosen UIN
Jakarta, Dalam buku KH Hasyim Asy'ari; Pengabdian
Seorang Kiai untuk Negeri, fatwa tersebut membuat
Belanda kelimpungan. Fatwa jihad melawan penjajah
memantik perlawan terhadap Belanda di berbagai
tempat. Kemudian fatwa haram pergi haji dengan naik
kapal milk Belanda, membuat banyak jemaah calon haji
yang membatalkan keberangkatan ke tanah suci.
Sementara pada masa pendudukan Jepang, KH Hasyim
Asy'ari pernah ditahan karena menolak melakukan
penghormatan ke arah Tokyo setiap pagi.
5
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
6
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
7
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
8
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang
ْمص مد ُق
ْ مو ُه موْ أ،ْي ْْ ِ ْمَحْ ًدا موَتمْ ِج ْي ًدا لِ مم ْنْ قمالم
ِ ْ ِف كِتمابِِْه ال ُْمب
ِ
ْ،ْي الْ مقائِل ْ م
Segala Puji dan Keagungan senantiasa kita curahkan
kepada Dzat yang telah berfirman di dalam kitabnya Al-
Qur’an yang berfungsi sebagai pemberi penjelasan, ialah
Dzat yang paling benar Qoulnya (firman).
9
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ي أ ْمر مس مْل مر ُس ْولمْهُ ِِب ْْلُمدى موِديْ ِنْ ا ْْلمِْق لِيُظْ ِه مرْهُ معلمى ْْ ( ُه مْو الَّ ِذ
ْ )الديْ ِْن ُكلِ ِْه مولم ْْو مك ِرمْه ال ُْم ْش ِرُك ْو مْن
ِ
ْص مَل ًْة موتم ْسلِ ْي ًما معلمى مسيِ ِد مْن مو مش ِف ْي ِعنما مومو ِس ْي لمتِنما إِ م
ْل مربِنما ُُمم َّمد م
،أ َّمما بم ْع ُد: {املْ مقائِ ِْل
Shalawat dan salam senantiasa tetap terlimpah
curahkan kepada junjungan kita, nabi yang menjanjikan
syafa’at-nya kepada kita, Rasul yang menjadi wasilah
kita untuk menuju Tuhan, ialah Nabi Muhammad Saw
yang telah bersabda :
10
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ْ ،موبم ْع ُد
ْاح م
ث ِ اص مْد م ِفي مدةْ ومب ِ ي معلمى م مق ْْ اب مجلِ ْي ٌْل مَْيتم ِوٌْ فم مه مذا كِتم
ُ ْ م مم م
ل مَتْ ِق ْي ِْق ال مْع مقائِ ِْد
ْْي إِ م ِ ْي الْم ْحتم
ْاج ْ م ِِ ِ
ُ ْ تم ْن مف ُْع ال ُْم ْسلم ْ م،معديْ مدة
َّاجيمِْة الَّ ِذيْ مْن ُه ْْم أ ْمه ُْل
ِ اع ِِبل ِْفرقمِْة الن
ْ ِْ ل ْاْل ْجت مم
ِ ِ ْ وإِ م،الديْنِيَّ ِة
م
ِ
،اع ِة
السن َِّْة موا ْْلم مم م
Waba’du :
Risalah ini adalah merupakan karya besar yang memuat
beberapa doktrin ajaran yang sangat berfaidah, juga
beberapa pembahasan yang sangat dibutuhkan oleh
kaum Muslim dalam rangka mengokohkan Aqidah
agamanya, agar mereka masuk dalam bingkai “Firqah al-
Najiyah”, golongan yang selamat yakni “Ahlu al-Sunnah
wa al-Jama’ah”.
11
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
12
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
13
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
14
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
15
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
16
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
MUKADIMAH
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang
ْالس مَل ُْم معلمى مسيِ ِد من َّ مو, لل ُش ْك ًرا معلمى نم موالِِْه
َّ الص مَل ْةُ مو ِْ ام ْْلم ْم ُْد
ْ ,ُُمم َّمدْ مْوﺁلِِْه
17
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
18
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
PASAL
MENGENAI SUNNAH DAN BID’AH
فَصْلٌ
فِيْ َبيَانِ السُّنَّةِ وَا ْلبِدْعَةِ
ف ُكلِيَّتِِْه :لُغمةًْ َّم موالتَّ ْش ِديْ ِْد مك مما قمالمْ أمبُو الْبم مق ِْ
اء ِ ْْ املسنَّْةُ ِِبلض ِْ
املطَّ ِريْ مق ْةُ ولم ْو غمْي ْر مر ِ
ضيَّةْ . م ْ م مْ
Lafazh Assunnah dengan dibaca dlammah sinnya dan
diiringi dengan tasydid, sebagaimana dituturkan oleh
Imam Al-Baqa` dalam kitab ‘Kulliyat’-nya secara
etimologi adalah Thariqah (jalan), sekalipun yang tidak
diridloi.
الديْ ِْن مسلم مك مهاف ِ ضيَِّْة ال مْم ْسلُ ْومك ِْة ِ ْ و مشر ًعا اِ ْس ْم لِلطَّ ِريْ مق ِْة الْمر ِ
مْ ٌ م ْ
ف ِ
الديْ ِْن هللاُ معلمْي ِْه مو مسلَّ مْم ام ْْو غمْي ُرْهُ ِِمَّ ْْن عُلِ مْم ِ ْ
صلَّى ْ مر ُس ْولُْ ِْ
هللا م
هللاُ معلمْي ِْه مو مسلَّ مْم :
صلَّى ْ ِ ِِ الصحاب ِْة ر ِ
هللاُ مع ْن ُه ْْم ل مق ْول ْه مض مْي ْ مك َّ م م م
19
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ْ موالس ِن. ب معلمْيه ُم ْقتم ًدى نمبِيًّا مكا منْ ام ْوْ مولِيًّا ْموعُ ْرفًا مما مواظم م
.َّاءُ لِلنِ ْسبمِْة ْل السن َِّْة ُح ِذ م
ْ ف الت ْب اِ م
ٌْ س ْو
ُ مم ْن
Sedangkan menurut terminologi ‘Urf adalah apa yang
dipegang secara konsisten oleh tokoh yang menjadi
panutan, apakah ia sebagai nabi ataupun wali. Adapun
istilah Assunny merupakan bentuk penisbatan dari
lafazh Assunnah dengan membuang ta` untuk
penisbatan.
مش ْر ًعا: ف عُ َّد ْةِ ال ُْم ِريْ ِْد ْْ ِ ق ٌْ خ مزُرْو َّ ْموالْبِ ْد مع ْةُ مك مما قمالم
ُْ الش ْي
ْ س ِم ْن ْهُ مس مو
ٌاء ْالديْ ِْن يُ ْشبِْهُ ام ْن يم ُك ْو مْن ِم ْن ْهُ مولمْي م
ِ ف ُْ إِ ْح مد
ْ ِ ْاث ام ْمر
:هللاُ معلمْي ِْه مو مسلَّ مْم
ْ صلَّى ِِ ِ ِ ِ ِ
ل مق ْول ْه م. مكا مْن ِِبلص ْومرْة ام ْْو ِِب ْْلمق ْي مق ْة
20
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
.ٌ موُكلْ ُُْم مدثْ بِ ْد مع ْة: هللاُ معلمْي ِْه مو مسلَّ مْم
ْ صلَّى ِِ
موقم ْول ْه م
Dan sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam: “Dan
segala bentuk perkara yang baru adalah bid’ah”
21
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
22
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
23
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ْف موتمبِ مع ُه ْم ُْ السلم َّ من مما مع ِم مْل بِِْه ِ وقم ْد وقم ْع ِم ْن قم و
َّْ اع ِد ِه ْْم أ م م م ْ م
ُ مومما تم مرُك ْوْه،صحْ أم ْن يم ُك ْو مْن بِ ْد مع ًْة مومْْل مم ْذ ُم ْوًما ِ ف مْْل ي
ام ْْلملم ُْ م
،صحْ أم ْن يم ُك ْو مْن ُسنَّْةً مومْْل مُْم ُم ْو ًدا ِ اضحْ مْْل يِ بِ ُك ِْل و ْجهْ و
م م م
Sehingga apapun yang diamalkan oleh para Salafuna al-
Sholih dengan berlandaskan pada kaidah-kaidah para
Imam dan diikuti oleh kelompok Khalaf, maka tidaklah
sah bila hal itu dianggap sebagai “bid’ah madzumah”,
dan segala bentuk prilaku yang tidak dilakukan atau
ditinggalkan oleh para Salafuna al-Shalih dengan
kerangka pandangan yang jelas maka tidaklah sah pula
hal itu dianggap sebagai tuntunan atau sunnah, dan
bukan pula harus dianggap sebagai perkara yang terpuji.
ٌ ِال ممال
ٌكْ بِ ْد مع ْة ْمصلم ْهُ مومْلْ يم ِرْد مع ْن ُه ْْم فِ ْعلُهُْ فم مق م ْ مومما أمثْ بم تُ ْوا أ
.ِألمنَّ ُه ْْم مْلْ يم ْت ُرُك ْوْهُ إَِّْْل ِأل ْممرْ ِع ْن مد ُه ْْم فِ ْي ِْه
24
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
َّ ف ِأل
ْمن َّ س بِبِ ْد معةْ موإ ْن مْلْ يم ْع مم ْْل بِِْه
ُْ السلم ْالش ْافِ ِعيْ لمْي م َّ ْموقمالم
مو لِ مما ْتم ْرمك ُه ْْم لِل مْع مم ِْل بِِْه قم ْد يم ُك ْو ُْن لِعُ ْذرْ قم م
ْ ِ ام ِبِِ ْْم
ِْ ف ال مْوق
ْْ ْت أ
،ُض ُْل ِم ْنهُه مْو أمفْ م
Imam Al-Syafi’i berpandangan lain, bahwa hal itu
tidaklah dianggap sebagai bid’ah, walaupun Salafuna al-
Shalih tidak mengerjakannya, karena bisa jadi mereka
meninggalkan perbuatan tersebut dikarenakan ada
udzur yang menimpa mereka untuk melakukan hal itu
pada suatu waktu, atau mereka
meninggalkannya karena ia memilih untuk melakukan
sesuatu yang lebih utama dari ketetapan tersebut.
ضا
ً ْ موا ْختم لم ُف ْوا أمي. ُِع موقم ْد أمثْ بم تمْه
ِْ الشارَّ ْخ ْوذم ْةٌ ِم مْن
ُ ام ممأ ُْ مح مك ْ مو ْاأل
ٌْ ِ فم مقالمْ ممال،ٌض مومْْل ُش ْب مهة
ك ٌْ فِ ْي مما مْلْ يم ِرْد لمْهُ ِم مْن السن َِّْة ُم معا ِر
ْ ث ِْ ْاستم نم مْد ِْلمدي ْ مو،س بِبِ ْد معة ْالشافِ ِعيْ لمْي م
َّ ْ موقمالم،ٌبِ ْد معة
25
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ِ اْل مدارْةِ و
ْالذ ْك ِْر ِِب ْْلمْه ِر ب ِْ م م ِْ ض ْر ْْ ِ قمالمْ مو معلمى مه مذا اِ ْختِ مَلفُ ُه ْْم
ف م
،موا ْْلم ْم ِْع موالد معاء
26
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
،ل تم ْب ِديْ ِْع ْاأل َُّم ِْة ُكلِ مها ْمولم ْْو قِ ْي مْل بِ مذلِ م
ْك مألمدَّى إِ م
27
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
28
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ْمصلْ مش ْر ِعيْ ِ ْف ْيأ ِْْ ت ِم ْْن غم ْْ مو ِه مْي مما أُثْبِتم،ُالص ِرَْيمة
َّ ُع ْ املْبِ مد
ْْ مو مم ْن ُد ْوبْ أ
مو ْْ مو ُسنَّةْ أ ْْ اجبْ أ ِ ت مشر ًعا ِم ْن و ِ
ُم مقابملم ْة مما ثمبم مْ ْ ْ م
موإِ ْن، مو مه ِذْهِ مشرْ الْبِ مد ِع،ت مح ًّقا ْْ مو أمبْطملم ْْ غم ِْيْهِ فمأ ممماتم
ْْ ت ُسنَّْةً أ
.َل ِع ْب مرمْة بِِْه ِْ ُص ْوِْل أم ِْو الْ ُف ُرْو
ْع فم م ِ
ُ ْف ُم ْستم نمدْ م مْن ْاأل ُْ مكا مْن مْلما أمل
29
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ِ
ْي يمتم مجاذمبُ مها ْ موه مْي امل مْم ْبنيَّْةُ معلمى أ،ُاْلِمَلفِيَّة
ِْ ْ مصلم ْ َُّْالث املْبِ مدع
ُْ املث
مومم ْْن قمالمْ ِِبُمقابِلِ ِْه،ٌبِ ْد معة: ْ فم مم ْْن قمالمْ ِِبم مذا قمالم،ُك ْلٌّ ِم ْن ُه مما
اْل مد مارْةِ موِذ ْك ِْر ا ْْلم مم م
.اع ِْة ِْ بِْ ض ْرف م ْْ ِ مك مما تم مق َّد مْم،ٌ ُسنَّة: ْقمالم
Bid’ah Khilafi Yaitu bid’ah yang memiliki dua sandaran
utama yang sama-sama kuat argumentasinya. Jika
dilihat dari satu aspek tergolong bid’ah, tetapi dari
aspek yang lain tergolong kelompok sunah.
Sebagaimana contoh dalam hal ini membuat kalangan
dzikir dan dzikir berjamaah.
30
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ْسائِ ِل
ع مكال مْم م َّ ج مع ْْن مدلِْي ِْل
ِْ الش ْر ُْ ج مع ْن ْهُ مما مْْل مَيْ ُر ْمو مخ مر م
ْط ْاَِّْْل ظمن ٌْ ِْي ام ِدلَّتِ مها مراب
ْس بم ْي نم مها موبم ْ م ْت لمْي م ْْ َِّاديَِّْة ال
ِ اْلجتِه
ِْ ْ م
َّح ِْو ِْ ُب موُكت
ْ ب الن ِْ ف مومَتْ ِريْ ِْر ال مْم مذ ِاه
ِْ ص مح ْ ال ُْم ْجتم ِه ِْد موكِتمابمِْة ال ُْم
ِْ س
اب ِ
موا ْْل م
Keluar dari bingkai pemahaman terhadap hadits ini
yakni segala hal yang tidak keluar dari dalil syara’
terutama yang berkaitan dengan masalah-
masalah ijtihadiyah dimana tidak terdapat korelasi yang
31
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
32
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ِ ِْ ُاث الرب
ِْ ط موال مْم مدا ِر
س موُك ِْل إ ْح م
ْسانْ مْلْ يُ ْع مهد ِْ مومم ْن ُد ْوبمًْة مكِإ ْح مد
ص ِْر ْاأل َّموِْل
ْ ف ال مْعِْ
ص ِْر موالت م
َّْوس ِع ِْ ص مَل ِْة الص ْب
ْ ح موال مْع ب م ْصافم مح ِْة مع ِق م
احةًْ مكال ُْم م موُمبم م
.كْي ذملِ مِْْ س موغم ِْ ف ال مْمأْ مك ِْل موال مْم ْش مر
ِْ ب موال مْملْبم ِْ
33
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ْس ْ موِزمَي مرْةِ الْ ُقبُ ْوِْر مومْْن ِْو ذملِ م, ُت مم مْع مع مدِْم ال مْمانِ ِْع مع ْن ْه
ك لمْي م ِْ ِال مْمي
ْبِبِ ْد معة
Setelah kita mengetahui apa yang telah dituturkan di
muka maka diketahui bahwa adanya klaim bahwa
berikut ini adalah bid’ah, seperti memakai tasbih,
melafazhkan niat, membaca tahlil ketika kirim
bersedeqah setelah kematian dengan catatan tidak
adanya perkara yang mencegah untuk bersedeqah
tersebut, menziarahi makam dan lain-lain, maka
kesemuanya bukanlah merupakan bid’ah.
34
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
PASAL
) MENGENAI PENDUDUK JAWA (NUSANTARA
BERMADZHAB AHLUSUNNAH WAL JAMA’AH
MUNCUL DAN MELUASNYA BERBAGAI BID’AH DI
JAWA MACAM-MACAM AHLI BID’AH PADA
ZAMAN INI
فَصْلٌ
َسكِ َأ ْهلِ جَاوَى بِ َم ْذهَبِ َأ ْهلِ السُّنَّةِ
فِيْ َبيَانِ تَم ُّ
وَالْجَمَاعَةَِ ،و َبيَانِ ا ْبتِدَاءِ ُظ ُهوْرِ ا ْلبِ َدعِ وَا ْنتِشَا ِرهَا فِيْ
ي َهذَا الزَّمَانِ
أَرْضِ جَاوَىَ ،و َبيَانِ َأ ْنوَاعِ الْ ُم ْبتَدِ ِعيْنَ فِ ْ
اْلمالِيم ِةْ
السالِمف ِْة ْ
ان َّ قم ْد مكا مْن ُم ْسلِ ُموا ْاألمقْطما ِْر ا ْْلما ِويمِْة ِ ْ
ف ْاألم ْزمم ِْ
ب، ْخ ِْذ موال مْم ْشر ِ
م َّح ِدي ال مْمأ م ب ومت ِ
اء موال مْم ْذ مه ِْ م ُ ُمت َِّف ِقي ْاْل مر ِْ
ام ُُمم َّم ِْد
اْل مم ِْ
ب ِْس مم ْذ مه ِْب الن َِّف ْي ِْف ال ِْف ْق ِْه معلمى ال مْم ْذ مه ِْ
فم ُكل ُه ْْم ِ ْ
35
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ِْ اْل مم
ِْ ب ِ ف أُصوِْل
ِْ الدْيْ ِنْ معلمى مم ْذ مه ِ ِ
ْام أِمب ْ ُ ْْ ِ مو،س بْ ِْن إ ْدريْ م
،س ِْن ْاألم مش مع ِر ِي
ا ْْلم م
Umat Islam yang mendiami wilayah Jawa (nusantara)
sejak zaman dahulu telah bersepakat dan menyatu
dalam pandangan keagamaannya. Di bidang fiqh,
mereka berpegang kepada mazhab Imam Syafi’i, di
bidang ushuluddin berpegang kepada mazhab Abu Al-
Hasan Al-Asy’ari,
ٌاب ُمتم نم ِو مع ْة ٌْ مح مز ْ ْي أ ْام املْفْ موثممَلِِثِائمةْ موثممَلثِ ْ م
ِْ ف مع ْْ ِ ث ُْْثَّ إِنَّْهُ مح مد م
فم ِم ْن ُه ْْم،ٌاذبمة ِ وِرجالٌْ متمج،ٌضا ِربة ِ ْ وآر
اءٌ ُمتم مداف مع ْةٌ موأمق مْوالٌْ ُمتم م م م م ُ م م م
ِ ِ ِ
ِْ َّم ْذ ُه
ب مس مَلفُ ُه ْْم م مْن الت م ْ مسلمفي ْو مْن قمائِ ُم ْو مْن معلمى مما معلمْي ْه أ
ب ال ُْم ْعتم بم مرْةِ ال ُْمتم مدا ِولمِْة
ِْ ُك ِِبلْ ُكت ِْ َّمس ِْ ِِبل مْم ْذ مه
ِْ َّ ب ال ُْم مع
ْي موالت م
Kemudian pada tahun 1330 H timbul berbagai
pendapat yang saling bertentangan, isu yang
36
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ْاء
ً محيم
ِ
ْ موالتَّبم ر ْك ِبِِ ْْم أ،ْي الصاْلِِ ْ م
َّ اء مو ِْ ت مو ْاأل ْمولِيم ِْ مومُممبَِّْة أ ْمه ِْل الْبم ْي
ِْ الص مدقمِْة مع ْن ْهُ موا ْعتِ مق
اد َّ ت مو ِْ ْ موِزمَي مرْةِ الْ ُقبُ ْوِْر موتم ل ِْق،موأ ْمم مو ًاًت
ِْ ِْي ال مْمي
.كْي ذملِ مِْْ َّوس ِْل موغماء موالت م ِْ اع ِْة مونم ْف ِْع الد مع الش مف مَّ
، ضا ي ُُمم َّم ْد مع ْب ُد ْه مومر ِشي ْد ِر م ْموِم ْن ُه ْْم فِ ْرْقمْةٌ يمتَّبِعُ ْو مْن مرأْ م
ْْ َّج ِد
، ي ِْ ْخ ُذ ْو مْن ِم ْْن بِ ْد مع ِْة ُُمم َّم ِْد بْ ِْن مع ْب ِْد ال مْوه
ْ َّاب الن ُ مو مَي
ِ مَحم مْد ب ِْن تم ي ِميَّْةم وتِل ِْمي مذي ِْه اب ِْن الْ مقيِ ِْم و معب ِْد ا ْْلم
ْْ اد
ي ْ م ْ ْ ْ موأ ْ ْ ْ م
Di antara mereka (sekte yang muncul pada kisaran
tahun 1330 H.), terdapat juga kelompok yang mengikuti
pemikiran Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha. Mereka
melaksanakan kebid'ahan Muhammad bin Abdul
37
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ِالس مف ْر لِ ِزَيرْة ِِ ِ
مو ُه مْو َّ ُ م م، مَجم مْع ال ُْم ْسل ُم ْو مْن معلمى نم ْدب ْه ْ فم مح َّرُم ْوا مما أ
مو مخالمُف ْو ُه ْْم فِ ْي مما ذُكِ مْر، هللاُ معلمْي ِْه مو مسلَّ مْم
ْ صلَّى ِْ رب مر ُس ْوِْل
هللا م ِْْ قم
.ِموغم ِْيْه
38
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ْب ِ فم ُه ْو مكالْم ْج ُذ ْوِْم م، ّت مْْل يُ ْْع ِدى الْبماقِ ْي
َي َّْ ب قمطْعُ ْهُ مح ُْ مَِي
ُ م م م
ْ فمِإنَّ ُه ْْم فم ِريْ ٌْق يمل مْعبُ ْو مْن بِ ِديْنِ ِه ْْم يم ُذم ْو مْن الْعُلم مم م، ار ِم ْن ُه ْْم
اء ُْ ال ِْف مر
.مسلم ًفا مو مخلم ًفا
39
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ْ ِِبُلُ ْوْلِِ ْْم ام ْْلمَّو، اء ِْ ضاء ال مْع مد ماوْةِ موالْبم غْ م ْك إِلْ مق م ْص ُد ْو مْن بِ مذلِ مِ وي ْق
مم
ب مو ُه ْْم ْهللا الْ مك ِذ م ِْ يم ُق ْولُْو مْن معلمى، ادا ًس ض فم م ِْ ف ْاأل ْمر ْ ِ مويم ْس مع ْو مْن
َّه ِْيْ ف موالن ِْ يم ْزعُ ُم ْو ًْن أمنَّ ُه ْْم قمائِ ُم ْو مْن ِِب ْأل ْمم ِْر ِِبل مْم ْع ُرْو، يم ْعلم ُم ْو مْن
ِْ اجتِنم
اب ْ ع مو َّ اع
ِْ الش ْر ِْ َّاس معلمى اتِبم ْ محاض ْو مْن الن م، مع ِْن ال ُْم ْن مك ِْر
ْ .اذبُ ْو مْن ِ هللا ي ْشه ُْد إِنَّه ْم لم مك ِْ الْبِ مد
ْ ُ مو ُْ م م، ع
Maksud dari propaganda ini adalah munculnya
permusuhan dan kericuhan. Dengan penguasaan atas
jaringan teknologi, mereka membuat kerusakan di muka
bumi. Mereka menyebarkan kebohongan mengenai
Allah, padahal mereka menyadari kebohongan tersebut.
40
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
41
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ْاءْ ِف
ضم الش ْيطما ُْن أمنْ يُ ْوقِ مْع بم ْي نم ُك ُمْ ال مْع مد ماوْةم موالْبم غْ م
َّ إِ ََّّنما يُ ِريْ ُْد
اْلم ْم ِْر موال مْم ْي ِس ِْر
ْ
42
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ِ ف
: الش مفا ٌْ اض ْْي ِعيم
ْ ِ اض ِ قمالمْ الْ مق
43
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
44
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ف معائِ م
ْشةم ْْ ِ ِْن
ْ ِ مْْل تُ ْؤذُ ْو: ْموقمالم
45
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ْإِ َّْن ال مْع ْب مْد إ مذا بملم مْغ غمايمْةم ال مْم محبَّ ِة: موِم ْن ُه ْْم إِ مِب ِحي ْو مْن يم ُق ْولُْو مْن
ِْ اْل ْْيما مْن معلمى الْ ُك ْف ِْر موالْ ُك ْف مر
ان ِْ ار ْ موا ْختم م،ص مفا قم لْبُْهُ ِم مْن الْغم ْفلم ِة مو م
ِْ َّار ِِب ْرتِ مك
اب ْ ُ مومْْل يُ ْد ِخلُْه،َّه ُي
ْهللاُ الن م ْ ط مع ْن ْهُ ْاأل ْمم ُْر موالن ْمس مق م
ِ َّات الظ
ُاه مرْة ُْ اد ط مع ْن ْهُ ال ِْعبم م ُ موبم ْع. الْ مكبمائِ ِْر
ُْ إِنَّْهُ تم ْس ُق: ُْض ُه ْْم يم ُق ْول
ِ ق الْب
.اطنمِْة ِ ْادتُْهُ التَّ مفك مْر مومَتْ ِس ْ م ِ
ْي ْاألم ْخ مَل ْ م موتم ُك ْو ُْن عبم م
Ada juga kelompok Ibahiyun yang mengatakan bahwa :
jika seorang hamba telah mencapai puncak mahabbah,
telah bersih hatinya dari sifat ghaflah (lalai), dan
memilih keimanan atas kekafiran, maka ia telah
terbebas dari semua perintah dan larangan dalam
agama. Dan Allah tidak akan memasukkannya ke dalam
neraka karena melakukan dosa besar. Sebagian yang
berkata : bahwa orang (sebagaimana di atas) telah
terbebas dari kewajiban ibadah dzahirah, tetapi bentuk
ibadahnya adalah tafakur dan memperbaiki akhlaq
bathin.
ِْ اْل ْحيم
ٌ مو مه مذا ُك ْف ٌْر مومزنْ مدقمْة: اء ِْ ْف مش ْر ِح ْْ ِ السيِ ُْد ُُمم َّم ٌْد
َّ ْقمالم
ِ الزم ِ ِ مولم ِك ْْن امِْْل مِب ِحي ْو مْن،ٌض مَللمة
،ان مم ْو ُج ْو ُد ْو مْن م ْْن قمد ِْْي َّ م مو م
46
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
47
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
48
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
49
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ْام موإِنِْ ف مه مذا ال مْم مق ْْ ِ ْمومْْل بُ َّْد ِع ْن مْد ُك ِْل ُم ْسلِمْ ِم ْْن محظ
ض مرمرُه ْْم
من مَّْ ْت الْ مك مَل مْم معلمى مه ِذ ْهِ الطَّائِمف ِْة ِأل
ُْ موإِ ََّّنما أمطمل. تم مف ماوتُ ْوا
ِِ ِ ِضرِْر م ِ ْمعلمى ال ُْم ْسلِ ِم ْ م
َج ْي ِْع الْ مك مف مرْة موال ُْم ْب تمدع ْ م
،ْي ْي أم ْكثم ُْر م ْْن م م
50
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ْاد ِه ْم
ِ و ُه ْم ِِب ْعتِ مق،اق ِْل ْهلِ ِه ْم ِِبلْعربِيَّ ِة
ْ ق ِِبلْع مر ْ م ْ م م م
ِ ِ ْأم ْكثم ْر م ْن تم مزنْ مد م
ُْ م
ْاْلَِتم م
.ٌاد مك مف مرْة ِْ ام ْْللُولمْ و
ُْ م
51
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
52
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ِْ ف ِبِِل ِهيَِّْة
ُهللا مومو ْح مدانِيَّتِِْه مولكن َّْهُ ا ْعتم مق مْد أمنَّْه ْمومكذلِ م
ْك مم ْْن ا ْع تم مر م
َُّعى لمْه مو اد م ْْ أ،ص َّوٌر
مو ُم م ْْ ث أ ْْ مو غمْي ُْر قم ِد ْْي أ
ٌْ مو أمنَّْهُ ُُْم مد ْْ غمْي ُْر محيْ أ
ْْ أ،ُمو مكائِ ٌْن مع ْنه
مو ْْ مو أمنَّْهُ ُمتم مولِ ٌْد ِم ْْن مش ْىءْ أ ْْ أ،ًاحبمة ِ مو ص
مولم ًدا أ ْْ م
صانِ ًعا لِل مْعاِمْل من مْثَّ م َّْ مو أْْ أ،ُف األ ممزِْل مش ْي ئًا قم ِد ْْيًا غمْي مره ْ ِ ُمن مم مع ْه
َّْ أ
. ْيْاع ال ُْم ْسلِ ِم ْ م
ِْ ك ُكل ْهُ ُك ْف ٌْر ِبِِ َْجم ْ فمذلِ م،ُمو ُم مدبًِرا غمْي مره ْْ ِس موا ْهُ أ
53
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
54
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
55
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
56
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
PASAL
MENGENAI KHITTAH AJARAN SALAFUSSALEH
PENJELASAN TENTANG “ASSAWAADUL
A’ZHAM” DI ZAMAN INI DAN MENGENAI
PENTINGNYA BERPEGANG TEGUH PADA SALAH
SATU MADZHAB YANG EMPAT
ٌفَصْل
،ِفِيْ َبيَانِ ِخطَّةِ السَّلَفِ الصَّا ِلح
،ِِالسوَادِ ا ْلأَ ْعظَمِ فِيْ َهذَا الْ ِح ْين
َّ َو َبيَانِ الْ ُمرَادِ ب
َِو َبيَانِ َأهَمِّيَّةِ الْإِ ْعتِمَادِ ِبأَحَدِ الْ َمذَاهِبِ ا ْلأَ ْر َبعَة
57
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ِ ْ اء ا ْْلممرمم
ْْي ْ مو ُه ْْم امل ُْم موافِ ُق ْو مْن عُلم مم م،اد ْاألم ْعظم ُم َّ فمِإنَّ ُه ْْم ام
ُْ لس مو
ِْ ف املَّ ِذيْ مْن ُه ْْم قُ ْد موْةُ مرْه
ط ِْ ْالش ِري
َّ اء ْاألم ْزمه ِْر ِْ ْي موعُلم مم ِْ ْ الش ِريْ مف
َّ
َج ْي ِع ِه ْْم ِم ْْن
ِاء م ِ ِ ِ ْ أ ْمه ِْل ا ْْلمِْق موفِ ْي ِه ْْم عُلم مم
ُْ ص
اءُ مْْل ْيُْك ُْن ا ْست ْق م
اءُ َُنُ ْوِْم
ْص ِ
ق مك مما مْْل ْيُْك ُْن إِ ْح م ْف ْاألمقْطما ِْر مو ْاْلفما م ْ ِ شا ِرِه ْْم اِنْتِ م
.اء
ْالس مم مَّ
Merekalah Assawadul A’zham. Mereka menyepakati
konsepsi-konsepsi agama yang ditetapkan oleh ulama-
ulama Haramain Syarifain (Makkah dan Madinah) dan
ulama-ulama Al-Azhar yang mulia, kesemuanya adalah
menjadi panutan kelompok Ahlul Haq. Disana banyak
ulama yang tidak bisa dihitung berapa jumlahnya,
karena menyebarnya tempat domisili mereka diberbagai
daerah, sebagaimana tidak dapat bintang gumintang di
langit.
58
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
59
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
60
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
61
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ْاس ِد
ُ َّح ِ ُاه ْْم مع ِْن التَّ مدابُ ِْر موالتَّبماغ
ضْ موالتَّ مقاطُ ِعْ موالت م ُ مونم ْن مْه
ِ ف
،الديْ ِن ْ ِ اق موالتَّ لمو ِْن
ِْ ّت
ِ
مو ْاْلفْ م
Kita berusaha mencegah mereka dari segala bentuk
permusuhan, saling benci-membenci, memutuskan
hubungan, hasut-menghasut, sekterianisme dan
membentuk sekte-sekte baru yang mengkotak-kotakkan
Agama
62
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ْث ِم مْن ا ْْلم ْم ِعيَِّْة ال ُْم مخالِمف ِْة لِ مما معلمْي ِه
ُْح ِد م ُ موأم ْن يُ ْع ِر
ْ ض ْوا مع َّما أ
هللاُ معلمْي ِْه
ْ صلَّى ِْ ُْ فم مق ْد قمالمْ مر ُس ْول،اْلُْو من
هللا م
ِ الص َّ ف ُْ مس مَل ْ ْاأل
:مو مسلَّ مْم
63
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ِ اب ر
:ُهللاُ مع ْن ْه
ْ ض مْي اْلمطَّ ِْ م ْ موقمالمْ عُ مم ُْر بْ ُْن
الش ْيطما مْن مم مْع َّ فمِإ َّْن، موإِ ََّي ُك ْْم موالْ ُف ْرقمةم،ماع ِة معلمْي ُك ْْم ِِب ْْلم م
اد ُِْببُ ْوبمْةم ا ْْلمن ِْة فم لْيم ل مْزِْم ِْ ْ اْلثْ نم
ْ مومم ْْن أ ممر م. ْي أمبْ مع ُْد ال مْو م م م م
ِ
ِْ اح ِْد و ُه ْو م ْع
ْماعةم
ا ْْلم م
Sayyidina Umar bin Khattab berkata:
64
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
65
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
66
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
PASAL
MENGENAI WAJIBNYA TAQLID BAGI ORANG YANG
TIDAK MEMILIKI KEAHLIAN UNTUK BERIJITHAD
فَصْلٌ
فِيْ َبيَانِ وُ ُج ْوبِ التَّقْلِيْدِ لِ َمنْ َليْسَ لَهْ َأهْلِيَّةُ الْإِ ْج ِتهَادِ
اْلجتِه ِ
ادْ ف ِْ ْ م ض الْعُلُ ْوِْم ال ُْم ْعتم بم مرْةِ ِ ْ
ص مْل بم ْع ُْ موإِ ْن مكا مْن قم ْد مح م
ج مع ْن عُ ْه مد ْةِ األم ْخ ُْذ بِمف ْت و ِ تم ْقلِ ْي ُْد قم ْوِْل ال ُْم ْجتم ِه ِديْ مْن مو ْْ
اه ْْم ليم ْخ ُر مْ ْ مُ
ف بِتم ْقلِ ْي ِْد أميِ ِه ْْم مش مْ
اء التَّ ْكلِ ْي ِْ
67
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ْلِمق ْولِِْه تم مع م
:ال
ِ فماسأملوا أ ْمه ْل
ْالذ ْك ِْر إِ ْن ُك ْن تُ ْْم مْْل تم ْعلم ُم ْو من ْ ْ م
sebagaimana difirmankan oleh Allah Ta’ala:
“Maka bertanyalah kalian semua kepada ahli ilmu jika
kalian semua tidak mengetahui”
68
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ْال مع ْْن ُك ِْل مما مْْل يُ ْعلم ُم ِْ ف الس مؤ ْ ِ ب أم ْن يم ُك ْو مْن مع ًّاما ُْ مومَِي
ْالص محابمِْة موالتَّابِ ِع ْ م
ْي َّ ف مزمم ِْن ْْ ِ ْْمن ال مْع َّامةمْ مْلْ تم مزل
َّْ اع معلمى أ ِْ لِ ِْْل َْجم
ف ْث ال ُْم مخالِِف ْ م
ْ ِ ْي يم ْستم ْفتُ ْو مْن ال ُْم ْجتم ِه ِديْ مْن مويمتَّبِعُ ْونم ُه ْْم ِْ موُك ِْل ُح ُد ْو
ْ ،اء ِ ِ َّ ام ِْ مح مك
الش ْرعيَّْة موالْعُلم مم م ْ ْاأل
Secara umum, firman Allah tersebut mewajibkan kita
untuk bertanya dan mempertanyakan segala sesuatu
yang tidak kita ketahui, sesuai dengan kesepakatan
jumhurul ‘ulama. Karena sesungguhnya orang yang
awam itu pasti ada sejak zaman generasi sahabat, tabi’in
dan hingga zaman setelahnya, mereka wajib meminta
fatwa kepada para mujtahid dan mengikuti fatwa-fatwa
mereka dalam hukum-hukum syari’ah dan
mengimplementasikannya sesuai dengan petunjuk
Ulama.
ْل ِذ ْك ِر
ْارْة إِ م ِْْ ل إِ مجابمِْة ُس مؤاْلِِ ْْم ِم ْْن غم
ي إِ مش م ْاد ُرْو مْن إِ م ِ فمِإنَّه ْم ي ب
ُ ْ ُم
اعا ِْْ ك ِم ْْن غم
ً فم مكا مْن إِ َْجم،ي نم ِك ْي ْ مومْْل يم ْن مه ْونم ُه ْْم مع ْْن ذملِ م،الدلِْي ِل
َّ
،ْم ْجتم ِه ِد ِ ِ ِْ معلمى اتِب
ُ اع ال مْعام ِْي لل م
Karena sesungguhnya para mujtahid dan ulama
bersegera menjawab pertanyaan mereka tanpa
memberi isyarah untuk menuturkan dalil. Para Mujtahid
dan ulama tidak melarang orang awam minta fatwa
tanpa ada pengingkaran. Kondisi yang sedemikianlah
69
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
70
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
71
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ْار معلمْي ِه ِْ ُإِذما الْتم مزمْم ال مْع ِاميْ مم ْذ مهبًا ُم معيَّ نًا يمل مْزُم ْه: موقِ ْي مْل
ُْ اْل ْستِ ْم مر
فم معلمْي ِْه،ب إِلمْي ِْه ُه مْو ا ْْلمق
ْس م ِ ْ ب الَّ ِذ َّْ ِألمنَّْهُ إِ ْعتم مق مْد أ
ي انْ تم م ْ ْمن ال مْم ْذ مه م
ْ . ِاد ْه
ِ ب ا ْعتِ مق ِْ اءُ ِِبُْو مجْ ال مْوفم
72
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ْص َّحةم ِ فم لم ْو صلَّى مشافِ ِع ٌّْي ظم َّْن،والتَّ ْقلِ ْي ُْد ب ْع مْد الْعم ِْل جائٌِز
ْ م مم م م م
ِ ف م ْذ مهبِ ِْه و ْص مَلتِِْه معلمى مم ْذ مهبِ ِْه ُْثَّ تم بم َّ م
ص َّحتُ مها م ْي بُط مَْلنُ مها ِ ْْ م م
ْ .ِالص مَل ْة
َّ ْك ْب غم ِْيْهِ فم لمْهُ تم ْقلِ ْي ُد ْهُ مويم ْكتم ِف ْْي بِتِل م
ِْ معلمى مم ْذ مه
73
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
74
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
PASAL
MENGENAI BERSIKAP HATI-HATI DALAM BELAJAR
ILMU AGAMA DAN KEILMUAN, BERSIKAP HATI-
HATI TERHADAP FITNAH YANG DIMUNCULKAN
OLEH PARA AHLI BID’AH DAN ORANG-ORANG
MUNAFIQ, SERTA PARA IMAM YANG
MENYESATKAN.
ٌفَصْل
ِفِيْ ُلزُ ْومِ الْاِ ْح ِتيَاطِ فِيْ أَخْذِ الدِّيْنِ وَأَخْذِ ا ْلعِلْم
ِوَالْ ِإ ْنذَارِ َعنْ ِف ْتنَةِ َأ ْهلِ ا ْلبِ َدعِ وَالْ ُمنَافِ ِق ْينَ وَا ْلأَئِمَّة
َالْمُضِِّليْن
75
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ْ مْل مَتْ ِم ْل: {ُهللاُ مع ْن ْه ِ ام مالِكْ ر ِْ ساكِ مْر مع ِْن
ْ ض مْي اْل مم ِْ م م مرموى ابْ ُْن مع م
،ب ِ ف ِِبلطَّلمْْ مومْْل مَتْ ِمل ْْهُ مع َّم ْْن مْلْ يُ ْع مر،ْم مع ْْن أ ْمه ِْل الْبِ مد ِع ْامل ِْعل م
ُْ َّاس موإِ ْن مكا مْن مْْل يم ْك ِذ
ْْ ِ ب
ف ِْ ث الن ِْ ْف مح ِديْْ ِ ب ُْ مومْْل مع َّم ْْن يم ْك ِذ
هللاُ معلمْي ِْه مو مسلَّ مْم
ْ صلَّى هللا مِْ ث مر ُس ْوِْل ِْ ْمح ِدي
Diriwayatkan dari Imam Ibnu Asakir dari Imam Malik Ra :
Janganlah engkau menerima ilmu dari ahli bidah, jangan
pula anda mencari dan menerima keilmuan (agama) dari
seseorang yang tidak diketahui kepada siapa ia belajar,
dan tidaklah pula diperkenankan menerimanya dari
seseorang yang melakukan kebohongan publik didalam
menceritakan manusia, walaupun ia diyakini tidak akan
melakukan kebohongan terhadap hadits Rasulullah
SAW.
ْ فمانْظُُرْوا مع َّم ْن،ْم ِديْ ٌن ْ ُمومرموى ابْ ُْن ِس ِْييْ مْن مرَِحمْه
ُْ مه مذا ال ِْعل: {ُهللا
مَتْ ُخ ُذ ْو مْن ِديْ نم ُك ْْم
Diriwayatkan lagi dari Imam Ibnu Sirrin Ra : Ilmu ini
adalah agama; maka selektiflah kalian semua dari siapa
kalian mengambil agama.
76
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
77
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ُهللا
ْ ض مْي ِ اص ر
ضا مع ْْن مع ْم ِرو بْ ِْن ال مْع ِْ م ً ْح ُم ْسلِمْ أمي ِْ ص ِح ْي
ف م ْْ ِمو
ِ ف الْبح ِْر مشي
ْي مم ْس ُج ْونمًْة أ ْموثم مق مها ُسلمْي مما ُْن
ْاط ْ مإِ َّْن ِ ْ م ْ م: {ْمع ْن ْهُ قمالم
ِْ ج فم تم ْق مرْأم معلمى الن
ًْ َّاس قُ ْر
آن ُْ يُ ْو ِش. بْ ُْن مد ُاومْد
ْك أم ْن مّتْ ُر م
78
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ْس بِ ُق ْرآن
ْ مم ْعنم ْاهُ أم ْن تم ْق مرْأم مش ْي ئًا لمْي م: ال ْ َُّو ِويْ مرَِحمْه
ْهللاُ تم مع م قمالمْ الن م
ِْ موتم ُق ْولُْ إِنَّْهُ قُ ْرآ ٌْن لِتُ ْغ ِربمْهُ مع مو َّْام الن
.َّاس
Imam Al Nawawi mengomentari hadits ini dengan
pernyataannya; bahwa makna (syetan-syetan) yang
dikehendaki oleh hadist diatas adalah mereka yang
membacakan sesuatu yang sebenarnya bukanlah Al-
Qur'an, tetapi ia mengatakannya bahwa ini adalah Al-
Qur'an, mereka mengecohkan manusia pada umumnya
agar mereka menganggap aneh terhadap Al-Qur'an .
79
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ِ ان ج
ْاه ِل س ْ م
ِ ِْم الل
ي عل ِْ م
ِ ِْ ِمي مكث
ْ ْْ أ: ال ْ ُقمالمْ ال ُْمنما ِويْ مرَِحمْه
ْهللاُ تم مع م
َّ ْم ِح ْرفمْةً يمتمأ
مك ُْل ِِبما موأُبَّ مه ْةً يمتم مع َّزُْز ِِبما ْ اِ َّّتم مْذ ال ِْعل م،ْب موال مْع مم ِل
ِْ الْ مقل
ْ ِ مومرموى الطَّبم مر. ُال مويمِفرْ ُه مْو ِم ْن ْه
اِن ِْ ل
ْهللا تم مع م َّْاس إِ م
ْ يم ْدعُو الن م،
ت ُم ْؤِمنًا مومْْل ْْ ِ ف معلمى أ َُّم ْ ِِإ: {ُهللاُ مع ْن ْه
ُْ ِنْ مْْل أ ممّتمَّو ْ ض مْي ِ مع ْن معلِيْ ر
م ْ
ِ
ُ موأ َّمما ال ُْم ْش ِر ُْك فم يم ْق ممعُ ْه،ُ فمأ َّمما ال ُْم ْؤم ُْن فم يم ْح ُج ُزْهُ إِْْيمانُه،ُم ْش ِرًكا
ان يم ُق ْولُْ مما ِْ س ِ ِِ ِ ُْ مولم ِك ْْن أ ممّتمَّو،ُُك ْف ُره
ف معلمْي ُك ْْم ُمنماف ًقا معا ْلم الل م
.تم ْع ِرفُ ْو مْن مويم ْع مم ُْل مما تُ ْن ِك ُرْو مْن
80
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ْل عُ مم ُْر بْ ُن ْْ ِ ْقمالم: ْال قمالم ْ ُمو مع ْْن ِزمَي ِْد بْ ِْن ُح مديْرْ مرَِحمْه
ْهللاُ تم مع م
اْل ْس مَل مم؟ِْ ف مما يم ْه ِد ُْم
ُْ مه ْْل تم ْع ِر: ُهللاُ مع ْن ْه ْ ض مْي ِ اب ر
اْلمطَّ ِْ م ْ
مو ِج مدالُْ ال ُْمنمافِ ِْق،ْيم ْه ِد ُم ْهُ مزلَّْةُ ال مْع ِال: ْ قمالم، مْل: ْت ُْ قُل
ْضلِ ْ م
ْي ِ وح ْك ْم ْاألمئِ َّم ْةُ الْم،اب
ُ ِ ِ ِ
ُ ُ ِبلْكتم م
Dari Ziyad bin Hudair RA ia berkata ; telah berkata
kepadaku Sayyidina Umar bin Khattab RA : "Tahukah
kamu apakah yang dapat merobohkan Islam " Aku
berkata tidak Ya Amirul Mukminin; Berkatalah beliau :
"Yang akan merobohkan Islam adalah tergelincirnya
orang awam (sebab mereka tidak bersikap hati-hati),
orang munafiq yang menperdebatkan Al Kitab, dan
supermasi hukum yang dikendalikan oleh para
pemimpin yang menyimpang".
81
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
82
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
PASAL
MENGENAI HADITS DAN ATSAR SAHABAT TENTANG
HILANGNYA ILMU DAN TUMBUHNYA KEBODOHAN,
SERTA PERINGATAN NABI MUHAMMAD SAW DAN
PEMBERITAHUANNYA BAHWA ZAMAN AKHIR
ADALAH ERA TERBURUK. DIMANA UMAT BELIAU
AKAN MENGIKUTI MODEL – MODEL
PEMBAHARUAN, BID’AH DAN HAWA NAFSU, DAN
KEBERADAAN AGAMA HANYA AKAN DIIKUTI OLEH
SEGELINTIR ORANG
ٌفَصْل
ِفِيْ ذِ ْكرِ ا ْلأَحَادِيْثِ وَالْآثَارِ ا ْلوَا ِردَاتِ فِيْ رَ ْفعِ ا ْلعِلْم
، َالنبِيِّ صَلَّى اهللُ عََليْهِ وَسَلَّم
َّ َِو ُنزُوْلِ الْ َجهْلِ وَِإ ْنذَار
ُِمتَهُ َس َت ْت َبعُ الْمُحْ َدثَات
َّ وَأَنَّ أ،ٌّوَإِعْلَامِهِ ِبأَنَّ الْآخِرَ شَر
، ِِمنَ ا ْلأُ ُموْرِ وَا ْلبِ َدعِ وَا ْل َأ ْهوَاء
.ِوَأَنَّ الدِّ ْينَ إِنَّمَا َيبْقَى ِعنْدَ خَاصَّةٍ ِم َن النَّاس
83
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
بل أمنْ
ض ،موقم مْ َّاس ُخ ُذ ْوا ِم مْن ال ِْعل ِْ
ْم قم ْب مْل أم ْن يُ ْقبم م مَْي أمي مها الن ُْ
لم ذم مه ْ ِ ِ اب ال ِْع ِْ
ض ،اممْْل إِ َّْن ذم مه مْ ِ
سأملمْهُ
اب مَحملمت ْه .فم م
ُ يُرفم مْع م مْن ْاأل ْمر م
84
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
85
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
86
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ْ اعا بِ ِذ مر
اع ً لمتم ْت بم عُ َّْن مسنم مْن مم ْْن مكا مْن قم ْب لم ُك ْْم ِش ْب ًرا ِش ْب ًرا موِذ مر
ِْ ْضبْ تمبِ ْعتُ ُم ْو ُه ْْم قُلْنما مَْي مر ُس ْولم
هللا ّت لم ْْو مد مخلُ ْوا ُج ْح مْر م َّْ مح
ارى قمالمْ فم مم ْْنَّص م
الْيم ُه ْوُْد موالن م
Artinya : Niscaya kalian akan mengikuti sedikit demi
sedikit kebiasaan umat sebelum kalian, sampai andai
kata mereka masuk ke lubang biawakpun kalian juga
akan tetap mengikutinya, kami bertanya, wahai Rasul,
apakah itu Yahudi dan Nashrani ?, Rasulullah
menjawab, siapa lagi?
ْهللاُ مع ْنهُْ مع ْنْ مر ُس ْوِل ِْ اِن مع ِْن ابْ ِنْ مم ْسعُ ْودْ مر
ْ ض مْي ْ ِمومرموى الطَّبم مر
هللاُ معلمْي ِْه مو مسلَّ مْم
ْ صلَّى ِْ
هللا م
Al-Thabari meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud dari
Nabi s.a.w. beliau bersabda :
ِِ ِ ِ ِ ِ ِِ
ْْي
ُُمْتملف ْ م، موآخ مرمها ش مر ُارُه ْم،ارُهم ُ إِ َّْن أ َّمولمْ مهذ ْه ْاأل َُّم ْة خيم
ِ ِ ِ فممن مكا مْن ي،مت مف ِرقِْي
ِْ ؤم ُْن ِِب
ُلل موالْيم ْوْم ْاْلخ ِْر فم لْتمأْتِِْه ممنِيَّ تُْه ُ ُم ْ م م
َّاس مما َُِيبْ أم ْن يُ ْؤتمى إِلمْي ِْه
ِْ ل الن ْْتْ إِ م
ْ ِمو ُه مْو مَي
Artinya : Sesungguhnya generasi awal umat ini adalah
orang-orang pilihan, dan generasi akhir adalah orang-
orang yang buruk, mereka saling berselisih dan terpecah
87
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ْ ُي مرَِحمْه
ْهللاُ تم مع مال ِْ مومرموى ابْ ُْن مو ْهبْ مع ِْن ابْ ِْن ِش مهابْ املزْه ِر
ي ِْ سلم ُخ ْوا ِم مْن ال ِْعل
ْْ ْم الَّ ِذ َّ ِ َّص م
ارى إَّنما انْ م إِ َّْن الْيم ُه ْومْد موالن م: ْقمالم
مخ ُذ ْوا فِ ْي ِْه ْالرأْ م
ي موأ م َّ استم مقلوا
ْ ْي ْمكا مْن ِِبميْ مديْ ِهم ِح ْ م
88
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ف ص ِح ْي ِح ِْه مع ْن عُروْةم ر ِ
هللاُ مع ْن ْهُ قمالمْ :
ض مْي ْ ْ ْم م مومرموى الْبُ مخا ِريْ ِ ْْ م
Al-Bukhari dalam “Shahih”nya meriwayatkan dari Urwah
sebagai berikut :
ت النِ َّ
َّبْ س ِم ْعتُْهُ يم ُق ْولُْ مَِس ْع ُْ هللا بْ ُْن مع ْمرو فم م ج معلمْي نما مع ْب ُْد ِْ مح َّْ
ْم بم ْع مْد أم ْن عُ ال ِْعل مْ هللاُ معلمْي ِْه مو مسلَّ مْم يم ُقولُْ إِ َّْن ْ
هللام ْْلم يم ْن ِز ْ صلَّى ْ م
ض الْعُلم مم ِْ
اء اعا ،مولم ِك ْْن يم ْن تم ِزعُ ْهُ ِم ْن ُه ْْم مم مْع قم ْب ِْ وهُ انْتِ مز ً
اُهُ ْأم ْعطم ُ
س ُج َّهالٌْ يُ ْستم ْفتم ْو مْن فم يُ ْفتُ ْو مْن بِمرأْيِ ِه ْْم بِ ِعل ِْم ِه ْم ،فم يم ْب مقى من ٌْ
هللاُ مع ْن مها مزْو مْ
ج ض مْي ْ شةمْ ر ِ ضلو من ،فمح َّدثْ ُْ ِ ِ ِ ِ ِ
ت ب ْه معائ م م م فم يمضل ْو مْن مويُ ْ
هللا بْ مْن مع ْمرو مح َّْ
ج هللاُ معلمْي ِْه مو مسلَّ مْم ُْ ،ثَّ إِ َّْن مع ْب مْد ِْ
صلَّى ْ َّب م النِ ِْ
ت ِ ْْ
ل استم ثْبِ ْْ هللا فم ْل مع ْب ِْد ِْ ت اِنْطملِ ْق إِ مْ
ت مَْي ابْ مْن أُ ْخ ِ ْْ بم ْع ُد ،فم مقالم ْْ
ن بِِْه مكنم ْح ِْو سأملْتُهُ ،فم مح َّدثمِ ْْ ِ
ن مع ْنهُ ،فمج ْئ تُْهُ فم م ي مح َّدثْ تمِ ِْْم ْن ْهُ الَّ ِذ ْْ
هللا لممق ْد ت مو ِْ ش ْةم فمأم ْخبم ْرتُ مها ،فم مقالم ْْ ت معائِ م ن ،فمأمتم ْي ُْ مما مح َّدثمِ ْ
هللا بْ ُْن مع ْمرو ظ مع ْب ُْد ِْ مح ِف مْ
89
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
90
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
91
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
92
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
PASAL
MENGENAI DOSA ORANG YANG MENGAJAK
PADA KESESATAN ATAU ORANG YANG
MEMBERI CONTOH YANG BURUK
ص ٌل
ْ َف
ال َل ٍة َأ ْو َس َّن ُس َّن ًة َس ِّي َئ ًة
َضَ ىل
َ ِم َم ْن َد َعا إ
ِ ِفي بَ َيانِ ِإ ْث
ْال
ْوتم مع م
ْس ْب محانمهُ م
ُ الْاّلل
قم م
Allah s.w.t. berfirman :
93
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ِ ِ
ْْج ِريْرْبنلْع ْن م
نْبنْه مَل م دْالر َْحم ْم ْسلِمْم ْنْ ِرموايم م
َّ ةْع ْب ُج موأم ْخ مر م
ْ:الْفِ ْي ِه
ْقم م،ْح ِديْثْطم ِويْل ِ ْهللاْالب ِجلِيْر
ِ معب ُد
ْهللاْع ْنهُ ِْف م
ض مي م م م ْ
Imam Muslim meriwayatkan dari Abdurrahman bin
Hilal dari Jarir bin Abdullah al- Bajili r.a. sebagai berikut
:
94
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
95
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ْوروىْالّتمذيْعنْعمروْبنْعوفْرضيْهللاْعنهْأمن ْالنب
:صلىْهللاْعليهْوسلمْقال
م
Al-Tirmidzi meriwayatkan dari Amr bin ‘Auf, bahwa
Nabi s.a.w. bersabda :
96
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
97
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
98
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
PASAL
MENGENAI PERPECAHAN UMAT NABI MUHAMMAD
SAW MENJADI 73 GOLONGAN, DAN PENJELASAN
TENTANG ASAL POKOK GOLONGAN YANG SESAT,
SERTA PENJELASAN GOLONGAN YANG SELAMAT,
YAKNI AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH
ٌفَصْل
م عَلَى
َ َّهلل عََل ْي ِه وَسَل
ُ فِيْ َبيَانِ ا ْف ِترَاقِ أُمَّ ِة مُحَمَّدٍ صَلَّى ا
صوْ ِل الْ ِف َرقِ الضَّالَّ ِة
ُ ُ وَ َبيَا ِن أ،ًثَلَاثٍ وَ َس ْب ِع ْي َن ِف ْرقَة
.َِو َبيَا ِن الْ ِف ْرقَةِ النَّاجِيَ ِة َوهُمْ َأ ْه ُل السُّنَّ ِة وَالْجَمَاعَة
99
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
100
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ْْه ْم ْأمبُو
ُ :َْجْ مرةم ْ ِص ِر ْابْ ِن ْأ
مب م ُْمْتم م
ُ ْعلمى اِن م َّ اشيم ِة
ِِ ْالش ْن مو ِ وِف ْح
مْ م
ْ ْ،ْوأمئِ َّمةُْالْعُلم مماء ِ
اعتُهُْأ ْمه ُلْالسنَّة م ْاألم ْش مع ِري م
ْو مَجم م ْ س ِن
ا ْْلم م
Dalam Kitab ‘Hasyiyah Syanwani ‘Alaa Mukhtashari Ibni
Abi Jamrah’ dinyatakan bahwa golongan yang selamat
itu adalah mereka yang berafiliasi kepada Imam Abul
Hasan Al Asy’ary dan jamaahnya yaitu Ahlussunnah dan
‘A`immatul ‘Ulama’
.}ض مَللمة
ْعلمىْ م
ت م ْ{إِ َّنْهللام مْْل م
ْ ِ َْي مم ُعْأ َُّم
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan
ummatku untuk sepakat dalam berbuat kesesatan”.
101
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ِِ ِ
ْْه مذا ْ ِ ص ْوِر ْبْ ُن ْطماهر ْاملتَّم ْيمي
ْف ْ مش ْر ِح م ُ ْم ْنام ْأمبُ ْو م ُ ْاْل مم
ْ ال قم م
ُْْصلَّى ْهللا ِ ِ ِ ْعلِم ْأمصحاب ِ ْا ْْلدي
ْهذه ْال مْم مق ماْلت ْأمنَّهُ م ْقم ْد م م ْ م ُ م:ث م
ِِ ِ ِ ِ
ْْف ْفُ ُرْو ِع ْو مسلَّ مْمْ ْ ملْ ْيُ ِر ْد ْ ِِبلْف مر ِق ْال مْم ْذ ُم ْوممة ْامل ُْم ْختملف ْ م
ْ ِ ْي معلمْيه م
ْ،ْوا ْْلممر ِام ِ
ابْا ْْلممَلل م ِ ال ِْف ْق ِه ِْم ْنْأمبْ مو
102
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
103
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ِ ِْ ف
ّْتا مق ُ ْإِ َّنْنم ْع ِر:اب ِ ِ ِ فمِإ ْنْقِيل م
ْاْلفْ م ُ ْم ْع ُرْوفمةٌ؟ْفما ْْلممو
ْهذهْالْف مر ُق م: ْم
ْتْإِ ملْفِ مرق
ْ س مم ِ ِ ِ ِ ِ َّ ْوأ، ِ ِ
منْ ُك َّلْطمائ مفةْم منْالْف مرقْانْ مق م ُص ْو ملْالْف مرق م
ُ موأ
.ْومم مذ ِاهبِ مها ِ ِ مَسم ِاءْتِل م ُِ وإِ ْنْ مل
ِ ْْنط
ْكْالْف مرق م ْ ِْْب ْ م
Jika ditanyakan: “Apakah sekte-sekte itu kesemuanya
diketahui dan populer di tengah-tengah kita?” Maka
jawabannya :”Kita mengetahui perpecahan dan pokok-
pokok sekte-sekte tersebut, dan kita mengetahui setiap
kelompok dari sekte-sekte tersebut terbagi lagi dalam
104
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
105
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ْ،ٌْج ْه ِميَّة ِ ،ٌ ْوفِرقمةٌ ْحروِريَّة،ًاح مدة ِ ولم ِكن ْي عدو من ْو
ْوف ْرقمةٌ م
م ُْ م ْ م م ْ ُم ْ م
ْ .ًْو مس ْب عُ ْو منْفِ ْرقمة ِ ِِ ِ ِ ُ وثممَل
ْفم ِهذهْاثْ نم تمان م،ٌثْف مرقْ مك َّراميَّة م
Imam Ibnu Ruslan rahimahullaahu Ta’ala berkata :
Sebuah pendapat mengemukakan bahwa secara rinci
golongan-golongan tersebut dapat diklasifikasikan
menjadi 20 golongan. Diantara mereka termasuk
golongan Rowafid, 20 sekte golongan Khowarij, 20
golongan Qodariyah, 7 golongan Murji’ah dan satu
golongan Najjariyah. Masing-masing itupun tersekat-
sekat menjadi lebih dari 10 golongan, tetapi perpecahan
kelompok-kelompok itu hanya dihitung sebagai satu
sekte, dan satu golongan Haruriyah, dan satu golongan
Jahmiyah, dan 3 golongan Karramiyah, dari rincian inilah
secara keseluruhan terhitung jumlah sekte adalah 72
golongan.
106
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
PASAL
MENGENAI TANDA-TANDA KIAMAT
صل
ْ َف
ِفي ذِ ْك ِر َأ َمارَات اقْ ِت َرابِ السَّاعَ ِة
ََوهوَقوله،َمَنَهَاَعَدَمََالمَسَاعَدَوَالمَعَاونَعلىَالدين،َوَهَيََكَثَيَرَة
َ:صلىَاهللَعليهَوسلم
ْْعلمى
ض مِ ِْدينِ ِه ْكال مقاب
ِ ْعلمى
ْزمما ٌن ْالصابِ ُر م مَيِمت م
ِ ْعلمى ْالن
اس م
.ْرواهْالّتمذيْعنْأنسْبنْمالكْرضيْهللاْعنه.ا ْْلم ْم ِر
107
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
:وَمَنَهَا
Tanda kiamat yang lain adalah :
ْ.}اج ِد
ِ اهىْالنَّاس ِِْف ْاملمس
م ُ ْح َّّت ْيمتم بم م
اعةُ م
ْالس م موِم ْن مه م
َّ اْ{ْليم ُق ْو ُم
ْمَحمد ِْف ْمسنده ْوأبو ْداود ْف ْسننه ْعن ْأنس ْ مرمواهُ ْا ِْل ممامْأ
ْ .رضيْهللاْعنه
108
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ِ ْ ْوأم ْن ْيُ مرىْا ْْلَِلم ُل ْقم بمَلً ْبِمف ْت محتم ِ ِ ُ وِم ْن هاْ{ْاِنْتِ مف
ْْاي
ْ ْي اخ ْاألمهلَّة م م م
ْ ْرواه ْالطرباِن ْعن ْابن.}ْ .ْي ِْ ْ ال ْلِلَّْي لمتم
ُ ْما ْيُطَّلم ُع ْفم يُ مق ِ
سل مْعةً م
ْ .مسعودْرضيْهللاْعنه
109
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ْمنمافِ ُق ْو مهاْ،
س ْو مد ْ ُكل ْقمبِْي لمة ُْح َّّت ْيم ُ
اعةُ م
ْالس م ومنها ْ{ ْْلم ْتم ُق ْو ُم َّ
اد ْالْ مقبِي لمةم ْفم ِ ِ ومكا من م ِ
اس ُق ْو ُه ْم ْ}ْ .رواهْ ْو مس م ْ ْزع ْي ُم ْالْ مق ْوم ْام ْرذم ُْلُ ْم ،م م
الطرباِنْعنْعبدْهللاْبنْمسعودْرضيْهللاْعنهْ،والّتمذيْ
عنْأبْهريرةْرضيْهللاْعنهْ .
110
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
111
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ْْو
ْصديْ مقهُ م ْو مع َّق ْأ َُّمهُ م
ْوأ ْد مَن م، ْام مرامتمهُ م
ْ ْالرج ُل
ُ اْأطاعم ومنهاْ{إ مذ
ْاج ِد}ْرواهْالّتمذي ِ ْفْاملس
ْم ات
ُ مص مو ْ تْاأل
ْ ْوارتم مف مع،
ْ ُأمقصىْأ ممِبه
ْ .عنْأبْهريرةْرضيْهللاْعنهْأيضا
Jika seorang suami patuh pada istrinya dan
mendurhakai ibunya; dia dekat kepada temannya,
namun jauh dari ayahnya; dan suara-suara menggema
di masjid-masjid. [HR. al-Tirmidzi dari Abu Hurairah RA]
112
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ِ ْو ُش ِرب،ف
ْ،ْور ْ ت
ُ ْاْلُ ُم ْواملممعا ِز ُ م م
ات م
ُ ت ْال مق ْي نم
ْ ومنها ْ{إذام ْظم مه مر
ْْه ِذهِ ْاألُم ِة ْأمومْلما} ْرواه ْالّتمذي ْعن ْأب ْهريرة ِ
مولم مع من ْآخ ُر م
ْ .رضيْهللاْعنهْأيضا
113
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ِ َْتم ِدثُو
ْاِْبما ِ
ْ ُ ْْح َّّتْتم مرْواْأ ُُم ْوًراْعظم ًاماْ ملاعةُ مْالس م
َّ ومنهاْ{ْْلمْتم ُق ْو ُم
ِ
ْْه ْل ْ مكا من م، ْيمتم مفاقم ُم ْ مْشأْنُ مها ِْف ْامنْ ُفس ُك ْم،س ُك ْم
ْوتم ْسأملُْو من م أمنْ ُف م
ْْع ْن ْو مح َّّت ْتم مرْوا ْا ْْلِبم م
ال ْتم ُزْو مل م ِ ِ ِ
م،نمبي ُك ْم ْذممك مر ْلم ُك ْم ْم ْن مها ْذ ْك ًرا
ْمأماكِنِ مهاْ}ْرواهْاْلمامْأَحدْوالطرباِنْعنَْسرةْبنْجندب
.رضيْهللاْعنه
ِ ِِ ْ ْو ِس مد ِ
ْ.}اعة
ْالس م ْ ْاأل ْمم ُر ْإِ مل ْغم ِْي ْأ ْمهله ْفمانْ تمظ
َّ رو ُ وم ْن مها ْ{إِ مذا
.رواهْالبخاريْعنْأبْهريرةْرضيْهللاْعنه
114
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ْاس مد ِ
ُ َّاس ْتم مف
ُ سافُ مد ْالن
ْح َّّت ْيمتم م
اعةُ م
ْالس م
َّ وم ْن مها ْ{ ْْلم ْتم ُق ْو ُم
ْالْبم مهائِِم ِْف ْالط ُر ِق ْ}ْرواهْالطرباِنْعنْابنْعمرْرضيْهللا
.عنهما
“Tidaklah akan terjadi hari Qiamat sehingga manusia
melakukan perzinaan secara fulgar, sebagaimana
kawinnya binatang-binatang di tengah jalan”. (HR. Al –
Tabrani dari Ibnu Umar RA).
115
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ِ
ْاراْتُ ْن مك ُح ْاي ً ْح َّّت ْتُ ْو مج مد ْال مْم ْرأمةُ ْنم مه
اعةُ م
ْالس م
َّ وم ْن مهاْ{ْامْتم ُق ْو ُم
ْْفم يم ُك ْو ُن ْأ ْممثم لُ ُه ْم،مح ٌد ك ْأ م ْْلم ْيُ ْن ِك ُر ْذملِ م،ط ْالطَّ ِريْ ِق ْو مس م ُُتم مام ُع م
ْك ْفم مذلِ م،ًْع ِن ْالطَّ ِريْ ِق ْقملِ ْيَل ْْنمْي تم مها مْ ْلم ْو م:يم ْوممئِذ ْاملَّ ِذ ْي ْيم ُق ْو ُل
ْْوْعُ مم مرْفِ ْي ُك ْمْ}ْرواهْاْلاكمْأبوْعبدْهللا ِ ِ
مبْبم ْكر م ْ ِف ْي ِه ْمْمثْ ُلْأ
.عنْأبْهريرةْرضيْهللاْعنه
116
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
117
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ْومّتْتملِ م ِ
ْف ب مُ ْح َّّت ْتمتم نما مك مر ْالْ ُقلُ ْو
اعةُ م
ْالس م
َّ وم ْن مها ْ{ ْْلم ْتم ُق ْو ُم
ِ مبْواألُِم ِْف ِ ِ فْاأل م ْومَيْتملِ م
ْْالديْ ِنْ}ْرواه مخ مْوانْم منْاأل ِ م األمقما ِويْ ُل م
الديلميْعنْحذيفةْرضيْهللاْعنه
118
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ْْوعدمْتوقيْالصغي،وهوْكنايةْعنْعدمْالرغبةْفْالصَلة
ْْوعدمْالربكةْفْالتجارةْلغلبةْالكذبْوالغشْعلى،الكبي
م
.التجار
ِ ِ
ْْو مش مرفُ ُه ْم
م،ْزمما ٌن ُْهَّتُ ُه ْم ْبُطُْونُ ُه ْم ِ ْعلمى ْالن
َّاس م َْيِْتْ م
وم ْن مها ْ{ م
ْ،ْو مد مننِْي ُرُه ْم ِ ِ ، ْوقِب لمتُ هم ْنِسا ُؤ ُهم،متماعُهم
ْوديْ نُ ُه ْْم ْ مد مراُهُ ُه ْم مم ُْ م ْ ُْ م ْ م
ِ ْع ْن مد ِ ْوْلمْ مخَلم مقْ مْلم،ْاْلملِي ِق اُ ْولمئِ م
.}ْْهللا ُْ كْ مشر ْ ْ م
“Akan datang suatu zaman dimana Himmah / perhatian
manusia pada saat itu tertuju pada perut-perut mereka
adalah isteri dan wanita-wanita diantara mereka. Agama
mereka adalah uang. Merekalah seburuk-buruk ciptaan
Allah dan tidaklah ada bagian dan tempat mereka di sisi
Allah S”. ( Hadits ini diriwayatkan oleh al-Silmi; al-
Dailami; dan al-Muttaqi al-Hindi dalam Kanz al-‘Ummal-
penterjemah).
119
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ِ
ُ َْيْلُ مقْالْ ُق ْرأم ُن ِْف
ْْص ُد ْوِر ْواللَّيم ِال م
ْح َّّت م بْاأل َّمَي ُم مُ وم ْن مهاْ{ْامْتم ْذ مه
ِ ْوي ُكو من ْما،َْيْلم ُق ْالثِياب ُ ْه ِذهِ ْاأل َُّم ِة ْ مك مما ِ
ُْْس مواه م ُ مم ْ م امقْ ِوام ْم ْن م
ْف ْاِ ْنٌ ْخ ْوَْيمالِطُهُ م
ُ ْْلم،ُْويم ُك ْو من ْأ ْمم ُرُه ْم ْطم ْم ًعاْ ُكلَّه، أم ْع مج م
ب ْ مْلُ ْم م
ُ ْواِ ْن،
َْْيما ِومز ْإِ مل سهُ ْاأل ممم ِاِنَّ م
ِ ْ صر ِْف
ْح ِق ْهللا ْتم مع مال م
ُ ْمنَّ ْتهُ ْنم ْف، قم َّ م م
.}ْن ْ ِ ْهللاْع
ْام ْر ُج ْوْام ْنْيمتم مج ماومز م:ال ْقم م.ُْع ْنه
مماْنم مهىْهللاُ م
“Hari demi hari malam demi malam berlangsung
sehingga Al-Qur’an menjadi rusak dan sirna dari dada-
dada masyarakat umat ini sebagaimana rusaknya baju,
dan apapun selain Al-Qur’an menjadi lebih menakjubkan
bagi mereka. perkara atau persoalan yang mereka
hadapi adalah tinggal angan-angan saja, tidaklah
kecemasan itu meliputi angan-angannya sekalipun ia
mengesampingkan dan sembrono dalam menjaga
Haqqullah. Hatinya senantiasa diiming-imingi oleh
berbagai keinginan penuh lamunan. Bila ia melanggar
apa yang menjadi larangan Allah, maka dengan
entengnya ia berkata : “Aku berharap Tuhan
mengampuniku”
ِ
ْْح َّّت
م.ب ْو ْش ُي ْالث َّْو مس م ُ س ْا ِْل ْسَلم ُم ْ مك مما ْيم ْد ُر
ُْ وم ْن مها ْ{يم ْد ُر
ْْويم ْب مقى. ِ ْلمي ْد ِريْم
ْص مدقمةٌ مْوْلم م. ك م ٌس ُ ُْوْلم ْنْوْلم ْصَلةٌ م ام م
ٌ اصيم م ُ
ْْو
م.وز ْالكبية
ِ
ْالش ْي ُخ ْالْ مكبيُ م
ُ ْوال مْع ُج َّ ،َّاس ِ طمموائِف ِْم من ْالن
120
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ِ
ْ،ْوالْبُ ْخ ُل
ش م ُ ْح َّّت ْيمظ مْه مر ْالْ ُف ْح
اعةُ م
ْالس م
َّ وم ْن مها ْ{ ْْلم ْتم ُق ْو ُم
ْْوتمظ مْه مر ْوتم ْهلِ م ِ ْ ْي ْوي ْؤمَتمن ِ
ك ْال مْوعُ ْو ُل م م،ْاْلمائ ُن مو َُيمَّو من ْاألمم ْ ُ م ُ م
ْ،ْوال مْوعُ ْو ُل؟ ِ
ت م ُ ْومما ْالْتَّ ُح ْو
م،ْر ُس ْو مل ْهللا
َْي م
م: ْقمالُْوا،ت ُ َّح ْو
ُ الت
ْ َت ْالَّ ِذ ْي م
ْن ُ َّح ْو
ُ ْوالت م،ْوأم ْش مرفُ ُه ْم ِ ْو ُج ْوهُ ْالن
َّاس م ُ ْامل مْوعُ ْو ُل:ال
قم م
121
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
122
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ِ ِ
ُ ْوائْ تم لم مفت ْاألمل،
ْ،ْس ُن وم ْن مهاْ{ْإِذماْظم مه مر ْالْ مق ْو ُل م
ْو ُخ ِز من ْال مْع مم ُل م،
ْكْفم ِعنْ مد ْذملِ م،ُْرَِحمه
ْر ْحم م
ِ
ْوقمطم مع ْ ُكل ْذ ْي م، ب م
ِ
ُ موا ْختم لم مفت ْالْ ُقلُ ْو
ْْرواهْاْلمامْأَحد.}ْ ارُه ْم صم ْوام ْع ممىْامبْ م
مص َّم ُه ْم م ْوأ ملم معنم ُه ُم ْهللاُ م
.وعبدْبنَْحيدْعنْسلمانْالفارسيْرضيْهللاْعنه
ْْومَتماب ْوا، ِ ِ ِ
ضيَّ عُ ْواْال مْع مم مل م
ْو م،
ْم م َّاس ْامظ مْه ُرواْالْعل م
ُ ومنْ مهاْ{ْإذماْالن
ْْلم معنم ُه ُم،اْف ْاأل ْمر مح ِام
ِ ْوتم مقاطمعُ ْو،
ب م ِ اِْبلْ ُقلُ ْو
ِ ض ْو ْس ِن م
ُ ْوتم بماغم، ِ
ُ ِبألمل
ِ
هللاْع ْن مد ْذلِ م
ْْرواهْابنْأب.}ْ ارُه ْم صمْوأم ْع ممىْامبْ م
مص َّم ُه ْم م
ْفمأ م،ك
الدنياْعنْاْلسنْرضيْهللاْعنه
123
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ْ ْ{اطلم مع:عن ْحذيفة ْبن ْأسيد ْالغفاري ْرضي ْهللا ْعنه ْقال
ْْ“ مما:ال
ْفم مق م.اْومْْن ُن ْنمتم مذا مك ُر
ْصلىْهللاْعليهْوسلمْعلمْي نم م
م النِب
124
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ّْت
ْح م ْ“إِن مهاْلم ْنْتم ُق م:ال
وم م ْقم م.اعةم
ْنم ْذ ُك ُرْالس م:ْقمالُوا،”تم مذا مك ُرو من؟
ْ،ال ْوالدج م م، ْفم مذ مك مر ْالد مخا من.”ْْآَيت
تم مرْو من ْقم ْب لم مها ْ مع ْش مر م
ِ ْونُز م،س ِْمنْمغْ ِرِِبا
يس مىْابْ ِن م
ْْم ْرميم ولْع م ُ وعْالش ْم ِ ْ م م م ْوطُلُ م،موالدابةم م
ْ:سوف ُ ْخ
ُ ْوثمَلمثمةم،
وج م
ْج مُ ْوممأ وج م
ْج م ُ ْو مَي،صلىْهللاْعليهْوسلم
م
ِْْبم ِز ميرة
ِْ ف ٌ ْو مخ ْس م،ب ِ ِْبل مْم ْغ ِر
ِ ف ٌ ْو مخ ْس ِ ِ ف
م،ِْبل مْم ْش ِرق ٌ مخ ْس
ْل ِ ْتمطْر ُد ْالن،ج ِْم من ْالْيم مم ِن ِ ْو.ب
آخ ُر ْذملِ م ال مْع مر ِ م
اس ْإ مم م ُ ُ ّْتْ ُر
ْن ٌر م
ك م
.}ش ِرِه ْم
مُْم م
Dari Huzaifah bin Asid Al-Ghifary r.a berkata : “Suatu
ketika nabi Muhammad Saw muncul ditengah-tengah
kita, pada saat itu kita sedang berdialog, lantas
Rasulullah menyapa : “Apa yang kalian perbincangkan ?
Para sahabat berkata ; kami membicarakan tentang hari
Qiamat ! Nabi bersabda Hari Qiamat itu tidak akan
segera tiba sehingga kalian semua sebelumnya
menyaksikan sepuluh tanda-tandanya yakni : 1)
Terjadinya mendung, 2) Keluarnya Dajjal, 3) munculnya
hayawan melata yang berkeliaran, 4) Munculnya
matahari dari Barat, 5) Turunnya nabi Isa bin Maryam
AS, 6) Munculnya Ya’juz Ma’juz dan terjadinya tiga
gempa bumi secara bersamaan, 7) Gempa dibagian
timur, 8) Amblesnya bumi dibagian barat, 9) Tanah
longsor di Jazirah Arab, 10) Sebagai akhir dari peristiwa-
peristiwa itu keluarlah asap dari tanah Yaman untuk
menggiring manusia menuju tempat berkumpul”.
125
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ْمآءُْْبِ ُْد مْخ انْْ ُْمْبِ ْْي َّْ ِيمْ ْْومْمْ مَتْْت
ْ ىْالس
Mendung menyelimuti seluruh belantara bumi bagian
timur maupun barat selama 40 hari 40 malam, pada saat
itu, orang yang beriman sepertinya tertimpa influenza
sedangkan orang-orang kafir ibarat orang yang mabuk.
Asap keluar dari hidungnya dari kedua telinganya hingga
duburnyapun mengepulkan asap.
126
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ْشامْبنْعُ ْرموةْرضي ِ
يْصحيحْمسلمْعنْه م اْالد َّجالْفمِف
َّ موأ َّمم
اع ِة م
ْْخ ْل ٌق ل ْقِيم ِام ْالس م ِ ْخل ِْق م
ْآد مم ْإ مم ْي مْ{ما ْبم ْ م
م:هللا ْعنه ْقال
ْ.ْأكربْفتنة،}أم ْكبم ُر ِْم منْالدجال
127
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ْت ْيم ِزي مد ِ مَسم ِاء ْبِْن مومرموى ْالبم غم ِوي ْرَحه ْهللا ْتعال ْبسنده م
ْ ْع ْن ْأ
ُْْصلَّىْهللا َِّ ول َّ ض مي ِ ْر،ْاألمنْصا ِريَِّة
ْاّلل م ُ ْر ُسْ مكا من م:ت ْ ْع ْن مهاْقمالم
ْاّللُ م م م
ْْإِ َّن ِْم ْنْأم مش ِدْفِ ْت نمتِ ِه:ال الْفم مق م َّ ْو مسلَّ مم ِْفْبم ْي ِِتْفم مذ مك مر
ْالد َّج م ِ
معلمْيه م
ْت ْأملم ْس م،ك ت ْإِبِلم م ْ ت ْإِ ْن ْأ
محيم ْي م ْأ ممرأميْ م:ول َّ ِ َْيِْت ْ ْاألم ْع مر
ُ اب ْفم يم ُق أمنَّهُ م
ِ َّ ْفم تمثَّلْلمه:ال
ْْْنْ مو
ْي م ُ ْالشيماط ُ ْقم م م م م،ْنم مع ْم:ول ُ ك؟ْفم يم ُق ْرب م تم ْعلم ُمْأِمِن م
ِ ْ ْوأم ْعظم ِم ِه ْأ،وعا ِِ
ْْو مَيِْت م،ًمسن ممة ْض ُر ً م ُ ْما ْتم ُكو ُن س ِن م مح م ْ إِبِله ْ مكأ
ْت ْإِ ْن ْأ ممرأميْ م:ولُ ْفم يم ُق،ُات ْأم ُخوه ْومم م م،ُات ْأمبُوهْوقم ْد ْ مم م الر ُج مل مَّ
ْ:ول ُ ك؟ْفم يم ُق ْربِ م
ت ْتم ْعلم ُم ْأِمِن مْأملم ْس م،اك ْوأم مخ م
ك ْأ ممِب مك م ت ْلم م ُ محيم ْيْأ
ِ ْْنوْأمبِ ِيهْوأ
مخ ِْيه ِ َّ ْفم تمثَّلْلمه،ب لمى
م ْي مْ مُ ْالشيماط ُ ُ مم م
Imam Al – Baghowi R.A mengisahkan sebuah riwayatnya
: Dari Asma binti Yazid al-Anshoriyah R.A. Sesungguhnya
fitnah yang paling besar muncul dari Dajjal adalah :
Suatu ketika Dajjal datang menghadap seorang ‘Aroby,
kemudian ia berkata : Tidaklah anda tahu bahwa aku
adalah Tuhanmu ? orang Arabi itupun berkata : Iya.
Kemudian syaitan merubah wujudnya sama persis
128
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ِ ِ
ْمح ٌداْسأ ممل ْأ م
ْ{م م:ةْرضيْهللاْعنهْقال
م مْو مْع ِْن ْ ْاملُْغ ْيْْمرْة ْْبْ ِْن ْ ُْش ْْعْبم
ُْْوإِنَّه، ِ ْالد َّج ِ ىْاّلل م ِ
اْسأملْتُهُ م
ْم مال م َّ ْع ْن ْو مسلَّ مم م ْعلمْيه م َُّ َّْصل مر ُس ْو ملْهللا م
ْْخ ْبز ُ ْجبم مل ْإِ َّن م:ْت ْإنَّ ُه ْم ْيم ُقولُو من
ْم معهُ م ُ ضر مك؟ْقُل ُ ْماْيم: ال ِْل م قم م
ْ.}ىْاّلل ِْم ْنْذملِك
َِّْ ْعلم ْه موْأ ْمه مو ُن م ُ ال ْقم م.ْماء مونم مه مر م
Dari sahabat Mughiroh bin Syu’bah R.A. ia berkata :
Tidak seorangpun pernah mengajukan sebuah
pertanyaan seperti yang saya tanyakan kepada
Rasululloh SAW tentang Dajjal. Dan sesungguhnya
Rasululloh berkata kepadaku: “Tidakkah mungkin Dajjal
dapat memperdayakanmu”, aku berkata : Manusia
mengatakan bahwa Dajjal itu memiliki segunung roti
dan air sepanjang sungai. Rasul menimpali “Dajjal itu
sangat sepele menurut pandangan Alloh atas semuanya
itu”.
129
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ِ ول
ْْاّلل ْصلى ْهللا ْر ُس م
ْقال م
م:وعن ْأنس ْرضي ْهللا ْعنه ْقال
ْْس ْب عُو من ِ ِْمن ْي ه،ال
م،مصبم مها من
ْ ود ْأ ُ ْ{يم ْت بم ُع ْالدج م ْ م:عليه ْوسلم
ِ
ْعلمْي ِه ُمْالطيمال م،
.}ُسة أملفاً م
Dari sahabat Anas R.A Ia berkata: Rasululloh SAW
bersabda : “Kelompok Yahudi yang mengikuti Dajjal
adalah berasal dari tanah Asbihan, jumlah mereka
mencapai 70.000, mereka semua memakai jubah”.
130
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ْ:ْعيماض ِ اضي ِ ال ْال مق ْقم م:ال ْا ِْل ممام ْالنم مو ِوي ْرَحه ْهللا ْتعال
قم م
ْبِ الْح َّجةْلِ مم ْذ مه
ُ ةْالد َّج َّ ص َّْ ِتْفْق ْ ْومر مد َّ ِ مه ِذهِْاأل م
محاديْثْال ِت م
ْْوأنَّهُْ مش ْخصْبِ مع ْينِ ِهْابْ تملىْهللاُْبه، ِِ ِ
ُ أ ْمه ِلْاْلمِق ِْفْص َّح
ةْو ُج ْوده م
ْْتعال؛ ِْمنْهللا م ِ ات ِ ْوأمقْ مدره ْعلى ْأشياء ِْمن ْمقدور،باده
م م ع م
ِ
ِ
ِ ِإحياءْاملمي
ْ،ْتْالَّذيْيمقتُ لُه
131
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
132
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ْْتَْيْرسول َّ
ُ ْقُل،ْرسولْهللاْصلىْهللاْعليهْوسلمْالدابمة ذم مك مر
َِّْ ْعلم
ىْاّلل ِ ّْتْر
ِ ِ ْ؟ْمنْأم ْعظمِمْالْم ِ
ْح ْرممةً م
ُ ساجدمم ْ ج ُ ُ ْم ْنْأميْ من م،هللا
133
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ْ ْإِ ْذ,ْ ْومم معهُ ْال ُْم ْسلِ ُمو من ِ ِ وف
ِْبلْبم ْيت م ُ ُفم بم ْي نم مما ْعيسى ْيمط
ِ ْالص مف
اِْمَّاْيملِيْال مْم ْس مع
ْجُ ْومّتْ ُر،ْى
م َّ شق ْويم ْن م
ض م ُ ب ْاأل ْمرُ ضطم ِرْ تم
ِ َّ الدابَّةُ ِْم من
ْْوبمرات م ُ اْرأْ ُس مه
اْملم َّم معةًْذم م ْماَْيرجْم ْن مه م ْالص مفاْأ َّمو مل م َّ
ٌْ اْها ِر ِ
ب ْولم ْنْيم ُفوتم مه م،ْ
ب م ٌ ْلْيُ ْد ِرْك مهاْطمال،ْموِريش
Suatu ketika nabi Isa As. melakukan Thawaf di Baitullah
dan bersamanya sejumlah kaum Muslimin, saat itulah
terjadi gempa bumi, bukit shofa yang bersebelahan
dengan tempat pelaksanaan Sa’i terbelah, bersamaan
dengan itu seakan binatang melata muncul dari bukit
Shofa yang terbelah itu. Kepala binatang itu mengkilat,
ia memiliki bulu-bulu yang halus dan bulu-bulu yang
kasar, siapapun yang hendak mengejarnya tidak
seorangpun mampu mengejarnya dan tak seorangpun
yang mampu menemukannya, sebaliknya orang yang
lari, karena ketakutan tidak akan mungkin dapat lepas
dari cengkramannya, binatang itu lantas menyengat.
134
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ْج
ُ ّْتْ ُر
ْ{ ْت م:وعن ْعبد ْهللا ْبن ْعمر ْرضي ْهللا ْعنه ْقال
ْْورجَلها،ْ اب َّ ْرأْ ُس مه ِ ِ
اْالس مح م ْفم يم ممس م،الدابَّةُْمنْش ْعب ْجياد
.}فْاألرض
Diriwayatkan dari sahabat Abdullah bin Umar RA beliau
berkata “Binatang melata itu keluar dari sela-sela
gunung yang terbelah, kemudian segumpalan mega
meraih kepalanya, sementara kedua kaki tetap
merangkak di bumi”.
135
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
136
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
137
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
َّ ْس ُج ْود
ْْالش ْمس ْفم ُه مو ِ ال ْالن و ِوي
ُ ْوأ َّمما
م:ْرَحمه ْهللا ْتعال
وقم م م م م
ِ
َتمْيِْي م
زْوإِ ْد مراكَْيلقهْهللاْتعالْف ْي م
ْ .ْوهللاُْأم ْعلمم.ها
ِ ول
ْْاّلل ُ ْر ُس
ْ{ذم مك مر م:مع ْنْالنُ مواسْبنَْسعانْرضيْهللاْعنهْقال
ْض ْفِ ِيه ْفم مخف م،ات ْغم مداة
ال ْذم م
صلى ْهللا ْعليه ْوسلم ْالدج م
ْ.ّتْظمنم ناهُ ِْفْطمائِمف ِةْالن ْخ ِل
ْح م
مومرف مع م
Diriwayatkan dari Nawas bin Sama’an RA ia berkata :
pada sebuah pagi Rasulullah Saw menuturkan sebuah
berita tentang Dajjal. Tiba-tiba Rasulullah melirihkan
suaranya, dan lantas mengeraskan suaranya kembali,
138
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
139
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
140
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ْث ِ ْ مكالْغمْي:ْض؟ ْقمالم ِ ْومما ْإِ ْس مراعُهُ ِْف ْاأل ْمر ِ َْي ْرس م:قُلْنما
ول ْاّلل م ُم م
ْْفم يُ ْؤِمنُو من ْبِ ِه،وه ْم ِ
ْفم يمأِْت م،يح
ُ ُْعلم مى ْالْ مق ْوم ْفم يم ْدع ُ استم ْدبم مرتْهُ ْالر
ْ
ْ،ت ُ ِض ْفم تُ ْنب ِ ِ
ْواأل ْمر م م،اء ْفم تُ ْمط ُر ْفم يمأ ُْم ُر ْالس مم م،ُمويم ْستمجيبُو من ْلمه
ُْمسبم غمه
ْ ْوأ م،ًت ْذُرا ْ ْما ْ مكانم ْعلمْي ِه ْم م
ْأمط مْو مل م،ْسا ِر محتُ ُه ْم وح مُ فم تم ُر
ِ ْخو
ْ،اص مر ْوأ مممدهُ م م،
ض ُروعاً م ُ
Kami terus mengejar dengan pertanyaan ; Wahai
Rasulillah, seperti apakah kecepatan Dajjal dalam
141
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
142
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
143
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
144
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
145
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ِ ِ
ْف مص مح ْابُهُْفم يُ ْر ِس ُلْاّللُ م
ْعلمْي ِه ُمْالن غم م ْ ْوأ بْنمِبْاّللْع م
يس مى م ُ فم يم ْرغم
ِ تْنم ْفسْو ِ صبِحو منْفم رسىْ مكمو ِِ
ْ،اح مدة م ْ ْفم يُ ْ ُ ْ م م م،ِفْ ِرقماِب ْم
Pada saat embargo itulah Nabi Isa dan para sahabatnya
memohon kepada Allah Swt agar meraka diselamatkan
dari cengkraman Ya’juz Ma’juz, Allah Swt mengabulkan
permohonan itu, kemudian Allah mengutus ulat-ulat
kecil yang ada dihidung onta untuk menyiksa dan masuk
ke leher-leher Ya’juz Ma’juz sehingga mereka terbunuh
semuanya.
146
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
147
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ْت
َْتْ م ُ ْفم تمأ،ًث ْاّللُْ ِرَياًْطمي بمة
ْخ ُذ ُه ْم م اْه ْم ْ مك مذلِ م
ك ْإِ ْذ ْبم مع م ُ فم بم ْي نم مم
ِ ْوي ب مقى،ْفم تم ْقبِض ْروح ْ ُكل ْم ْؤِمن ْوُكل ْمسلِم،آِب ِط ِهم
ْْش مر ُار ُ م ُ ْ ممْ م ُ ُ م ْ م
ِ
ُاع ْة
ومْالس م ُ ْفم معلمْي ِه ْمْتم ُق،جْا ْْلُ ُم ِر
ار م ِ الن
ُ ْيمتم مها مر ُجو منْف ميهاْتم مه،اس
Pada suatu waktu keberkahan yang kesekian kalinya
juga dapat dirasakan oleh segolongan manusia yakni :
ketika Allah mengutus angin yang semerbak wangi
menghampiri manusia dan menyelinap di ketiak
mereka, untuk selanjutnya angin itu dengan kelembutan
dan kemesraannya mencabut ruh setiap individu yang
beridentitas muslim dan mukmin, hingga yang tersisa di
muka bumi adalah mereka manusia-manusia bejat yang
selingkuh dan melakukan hubungan seks bebas seperti
khimar-khimar yang tak sedikitpun punya rasa malu dan
hati nurani, dan kepada mereka semuanyalah
ditimpakan dasyatnya hari Qiamat.
148
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ْحْاْصْمر م
ْاسْْ مْك مْم م ِْ َّاشْمرْةُْْلِلْن ْ ْارْا ْْلماِْر مْج ْةُْ ِْم مْنْالْْيم مْم ِْنْ ْفم ِْه مْي
ِْ اْلم ُْ َّْمْوْأمَّْماْالن
ْفْ ِْان ِْ ْاِثْْنم،
ْ ٌشْمرْةِْْأمْْربمْ مْع ْة
ْاْلم م
ْ ُْاع ْ ْوْأمنْ مْو:
ْاءُ م
ْ العُْلم مْم
ْ ْْْْقمالم.ث ِْ ْفْا مْْل ِْدْي ْ ِْْبِِْه
َْلمم ْاليمْ ُْه ْْو مْد ْ ِْم مْن ْ الس
َّْ ْو َْلمة مْ الص َّْ ْ َل ُْؤْهُ ْ مْعْلمْْي ِْهُْهما ْْإِ ْْج م
ُْ ْْأم مْح ُْد،الدْنْْيما
ْاع ِْة ْإل ْالس م َّْ ْ ب ْق ْالْنَّا ِْر ْقمْْْر م ْْومَْثْنِْْي ِْه مْما م
ُْ ْس ْْو ْ م،ام ِْ الش
َّْ ْ ل ْْاملم ِْديْْْنمِْة ْْإِ م
ْ،ل ْخ ِْة ْا ْألُ ْْو م ْاس ْ مْو ْغم ِْْيِْه ْْم ْ ِْم ْْنْْ ُْك ِْل ْ مْحيْ ْقمْْْب مْل ْالنَّْ ْف م ِْ َّْش ِْر ْالن ْح مْْ ْاملم
ْْاملُْؤِْم ُْن ْفمْْيم ُْم ْْوتُْ ْْو مْن ْقمْْْب مْل
ْ ْوْأمَّْما ْ م.اءُ ْال ُْك مْفا ِْر ْ اس ْْأم ْْحْيمِْ َّْمْو مْه ُْؤ ْْلمِْء ْالن
َْْجممْع ُْه ْْم ْإل ُْهما م ِْ ف
ُْ ْْأم مْح ُْد،ِْاْلخْمرْة ْ ِْ ان ِْ ْوْاِثْْنم
ْ م.ْك ْْبِِْرْيْحْ ْْلمْيِْنمة ْمْذْلِ م
ْلْاْلمْنَِّْة
ْ ِف ْْإ ِْ ُْصمْرفمْ ُْه ْْم ْ ِْم مْن ْ ْاملمْْوْق
ْاِن م ْف ْبمْ ْْع مْد ْْإِ ْْحْيم ْائِ ِْه ْْم م
ْ ِ َّْوالْث، ِْ ُْاملمْْوْق
ْ .ْأم ِْوْالنَّْا ِْر
149
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
150
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
PASAL
TENTANG CERITA ORANG–ORANG YANG TELAH
MENINGGAL DUNIA DIMANA MEREKA TETAP
MAMPU DIAJAK DIALOG, MEREKA TAHU SIAPA
YANG MEMANDIKANNYA, SIAPA PULA YANG
MEMIKUL DAN MENGKAFANINYA, JUGA SIAPA
YANG MEMASUKKANNYA KELIANG KUBUR, DAN
JUGA CERITA-CERITA TENTANG BAGAIMANA ORANG
YANG TELAH WAFAT ITU KEMBALI MENJALANI
KEHIDUPAN BARUNYA SETELAH KEMBALINYA RUH
PADA JASAD
ص ٌل
ْ َف
،ال ِم
َ ث الْ َم ْو َتى فِي السِّ َماعِ َوالْ َك
ِ ِفي ذِ ْك ِر َح ِد ْي
َو َم ْع ِر َف ُت ُه ِب َم ْن َي ْغ ِسُل ُه َو َم ْن َي ْح ِمُل ُه َو َم ْن َي ْك ِف ُن ُه َو َم ْن
وَاإلِ ْد َراك وَاحلَ َّياة وَ َع ْو ِد الرُّ ْو ِح إىل،َي ْد ِل ْي ُه ِفي قَ ْب ِر ِه
اجلَ َس ِد
151
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
152
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ِرآُهم م
ُ ْفم:ْو مسلَّ مم ِ ىْاّلل م
ْ ْ.اَْج ًيعا ْعلمْيه مَُّ َّْصل
الْالنَِّب م
قم م
Rasulillah Saw bersabda : “Seorang yang telah mati itu
dapat menyaksikan dan tempat tinggal yang
diperuntukkan kepadanya (tempat dineraka dan tempat
surga) sekaligus”
ْْما ول م ُ ُت ْأمق ُ موأ َّمما ْالْ مكافِ ُر ْأ ْمو ْال ُْمنمافِ ُق ْفم يم ُق
ُ ول ْْلم ْأم ْد ِري ْ ُك ْن
ْب ِِْبِط مْرقمة ُ ض مرْ ُْثَّْي،
ُ ت ْوْلمْتملمْي م
تمْد مريْ م
الْْلم م ُ ْفم يُ مق،َّاسُ ولْالن ُ يم ُق
َّْاْم ْن ْيملِ ِيه ْإِ ْْل ِ ِ ِمن ْح ِديد ْب ْ م
ْص ْي محةً ْيم ْس ممعُ مه م ُ ْفميمص،ْي ْأُذُنم ْيه
يح م ْ م م
ْ .}ْي ِ ْ الثَّ مقلم
153
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ْوروى ْالبخاري ْعن ْأب ْسعيد ْاْلدري ْرضي ْهللا ْعنه ْأن
ُْازة
ت ْا ْْلمنم مْ ض معِ ْ{إِ مذاْو:رسولْهللاْصلىْهللاْعليهْوسلمْقال
ُ
ِ ت ْص ِ
ْ:ت ْ اْلمةً ْقمالم ْفمِإ ْن ْ مكانم ْ م،ْعلمىْأم ْعنماق ِه ْم
ال م ِ احتم مملم مه
ُ اْالر مج ْ مو
ِ ت ْغمي ر ْص ِ
ْْويْ لم مها ْأميْ من
َْي م
م:ت ْ اْلمة ْقمالم ْوإِ ْن ْ مكانم ْ ْ م م م،قمد ُم ْوِِن
ِْولمو م،ْاْلنْسا من ِ
َُْْس معه ْ ْص ْوتم مهاْ ُكلْ مش ْيءْإِْلَّ ِْ م م ْيم ْس مم ُع م،تم ْذ مهبُو منِْبما
ْ .}ص ِع مق م
Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari Abi Said
Al Khudri RA sesungguhnya rasulullah Saw bersabda :
“Ketika jenazah diletakkan dalam keranda dan beberapa
orang memikulnya di atas pundak mereka, maka ketika
jenazah itu termasuk hamba yang shalih, maka ia akan
berkata percepatlah perjalanan kalian semua, tetepi
sebaliknya bila jenazah itu bukan hamba yang shalih,
maka ia merintih … aduh ! sungguh kecelakaan
menimpa diriku, kemanakah kalian pergi membawa
jenazahku ? Pada saat itu segala apapun yang ada dapat
mendengar suara itu kecuali manusia, seandainya
manusia dapat mendengar suara itu niscaya ia akan
pingsan”.
154
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ْ .}ص ِع مق
سا ُنْلم م
ِْولمو م:وقال
َْس معْاْلنْ م ْم
Sahabat Al – Lais dalam riwayatnya melanjutkan :
“Seandainya manusia dapat mendengarkan rintihan itu
niscaya ia akan pingsan seketika”.
ْوروىْالطرباِنْفْاألوسطْعنْأبْسعيدْاْلدريْرضيْهللا
ْت ْ{ ْإِ َّن ْال مْميِ م:عنه ْأن ْالنب ْصلى ْهللا ْعليه ْوسلم ْقال
ْ ،}ْْح ْف مرتِِْه ِِ
ُ ْومم ْنْيُ مدل ْيه ِْف
ِ ُفْمنْي غْ ِسلُهُْومَْي ِملُه
ْويم ْكفنُهُ م
م م ُ ْ يم ْع ِر ُ م
Sebuah riwayat dikisahkan oleh Imam Al – Tabrani di
dalam kitab Al – Ausad dari sahabat Abi Said Al – Khudri
RA. Sesungguhnya nabi Muhammad Saw bersabda :
“Sesungguhnya mayit mengetahui siapa saja yang
memandikannya, orang yang menggendongnya atau
155
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ْمن ْهللام ْتم مع مال ْبم من َّ ْ{ ْأ:ُْْمومْكا مْن ْ ْابْ ُْن ْ ُْمنمْْبِهْرَحهْهللاْتعالْيمْ ُْق ْْول
ُْْتْتم ِم ُع ْفِ ْي مها م،ُضاء ال ْ مْلما ْالْبم ْي م َّ ْالس مم ِاء
ُ ْالسابِ مع ِة ْيُ مق َّ مد ًارا ِْف
ُْت ِْم ْن ْأ ْمه ِل ْالدنْ يما ْتم لم َّق ْته ُ ِات ْال مْمي ْفمِإذما م،ْي
ْم م ِ ْ امرو
اح ْال ُْم ْؤمنِ ْ م
ْم م
ُْب ْأم ْهلمه ِ ُ ْعن ْأم ْخبا ِر ْالدنْ ياْ مكماْيسأ
ُ مل ْالْغمائ ْم م م اح ْفم يم ْسأملُْو من م ْ م ُ األ ْمرمو
ْ .ْاْلِْلْيمة ِ ِ
ْ ف ْعلمْي ِهم ْم
ْ ِْْ}ْرمْو ْاهُْْأمبُْ ْْوْنُْ مْعْْيم إِ مذاْقمد ممْم ْن م
ْس مفر م
156
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ِ ىْاّلل م ِ
ْْو مسلَّ مم ِْف
ْعلمْيه م َُّ َّْصل ْر ُس ْوِل ْهللا م اْم مع م
ْ مخ مر ْجنم م:قالْالرباء
ْ،ْح ْد صا ِر ْفمانْ تم مه ْي نما ْإِ مل ْالْ مق ِْرب م
ْولم َّما ْيُل م ْ ْر ُجل ِْم ْن
ْاألمنْ م
ِِجنم م
ازة م
157
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
158
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
159
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ج ْبِ ِهْ تْ ،فم تم ْع ُر ُ ْو ِج مد ْ ب ْ ِريْح ُ سهُ ْ مكأمطْيم ِ ج ْنم ْف ُ الْ :فم تم ْخ ُر ُ قم م
ال مْْيُرْْوِف ْ ِرموايمةْ:فمَلم ْيم مز ُ ِ
ْج ْند .م ْعلمى ُ َْيْتُ ْو من م
ال مْمَلمئ مكةُْ ،فمَلم م
ِ ِ ْاْلمالِيم ِة ْ مكأ ْممثم ِ
ال ْا ْْلممراد ْال ُْم ْن تمش ِر ْبم ْ م
ْيْ ْوالْ ُق ُرْو ِن ْ ِِْبألُم ِم َّ ِ ِ
ْالساب مقة م م
الْ :فُمَل ٌنْ وح؟ ْفم يُ مق ُ ض ْإِْلَّ ْقمالُواْ :ما ِ ِ ْواأل ْمر ِ َّ ِ
ْهذه ْالر ُ م م الس مماء م
ْالس مم ِاء ْالدنْ يماْ، ب َّ ِْب ِ ِِ
ْح َّّت ْيم ْن تم ُهوا ْبه ْإِ مل م
ب ْأ ْ ِ ِ
مَسمائه م مح ِِِب م
وهاْح َّّتْي ْن تم مه ِ
ىِْبماْإِ ملْ ْم مق َّربُ م م ُ َْسماء ُ شيِعُهُ ِْم ْنْ ُك ِل مْ،ويُ م
فم تُْ ْفتم ُحْلمهُ م
اكْْ،ومماْأم ْد مر م
ْي م
ِِ ِ
ولْ:ا ْكتُ بُ ْواْكتمابمهُ ِْفْعليِ م الس مم ِاء َّ
ْالسابِ مع ِةْ،فم يم ُق ُ َّ
ْكِتمابُهُْ
بْ ِ ِِ
ومْ،يم ْش مه ُدهُ ْال ُْم مق َّربُو منْ،فم يُ ْكتم ُ ْم ْرقُ ٌ
اب ممماْعليو منْ،كتم ٌ
ِِ
ضْ ،فمِإِِن م
ْو مع ْدتُ ُه ْم ْأِمِنْْ ْرد ْوهُ ْإِ مل ْ
ْاأل ْمر ِ الُ : ْثَّْيُ مق ُ
ْيُ . ِف ْعليِ ْ م
ًْت مرةً ْأُ ْخ مرىْ، ْوِم ْن مها ُ
ُْنْ ِر ُج ُه ْم م اهم ِ ِ
ْوف ميها ْنُعي ُد ُه ْم م ْخلم ْقنم ُ ْ م ِم ْن مها م
س ِدهِ. ْج م وحهُْإِ مل م ْر ُاد ُ
ْ،وتُ مع ُ
ض م فم تُ مردْإِ ملْاأل ْمر ِ
Rasulullah SAW bersabda: “Lalu nyawa orang mukmin
itu keluar dengan bau yang paling wangi; dan nyawa
tersebut dibawa naik oleh malaikat. Malaikat itu tidak
mendatangi sekelompok makhluk –Dalam sebuah
riwayat– nyawa orang mukmin itu terus-menerus
melewati umat-umat terdahulu dan generasi yang
sudah musnah, seperti belalang yang berhamburan di
antara langit dan bumi, kecuali mereka berkomentar:
“Nyawa (ruh) siapakah ini?”. Maka dijawab: “Nyawa
(ruh) si Fulan, dia disebut dengan nama yang paling dia
160
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ْ،سانِِه ِ ِِ ِ ِ ِ ِِ
ْفم يم ْن تم ِه مرانه م،ْملم مكان ْ مشديْ مدا ْا ِْلنْت مها ِر
ْو َُْيل م فم يمأْتيه م
ِ ْاّلل ِ ك؟ْوم ِ
ْ ِ ْود،
ْين ْرِ ْب َُّ م: ول م ُ ك؟ْ ْفم يم ُق اْدينُ م ْرب م م م ْم ْن م:
فم يم ُقوْلمن م
ْث اْالر ُج ِل ْالَّ ِذ ْي ْبُِع م
َّ ْه مذ ْفم مماذماْتم ُق ْو ُل ِْف م:ْفم يم ُقوْلم ِن.اْل ْس مَل ُم
ِْ
ْ.ْو مسلَّ مم ِ ْاّلل م َِّ ول ُ فِي ُك ْم؟ ْفمْيم ُق
ْعلمْيه م َُّ ْصلَّى ْاّلل م ُ ْر ُس
ْه مو م ُ :ول
ْْربِنما ِ ِ
ِْبلْبم يِنمات ْم ْن م ِ اء منْج م م:ك؟ ْفم يم ُق ْو ُل ْومما ْيُ ْد ِريْ م
م:فم يم ُق ْولُْو من
َّ ت
ُْْاّلل ْوذملِ م
ُ ِ ْيُثم ب:ك ْقم ْولُهُ ْتم مع مال م:ال ْقم م،ْت ُ ص َّدق ْو م
ِ ِ ُ فمآم ْن
ت ْبه م م
161
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ِ ْاْل
ِْمخ مرة ْ ْوِف ِ ِ ِ ِ ِ الَّ ِذين ْآممنُوا
ِْبلْ مق ْول ْالثَّابت ِْف ْا ْْلميماة ْالدنْ يما م م م
.)27ْ:(إبراهيم
Kemudian datang dua malaikat yang berbicara sangat
lantang; kedua malaikat itu membentak dan
mendudukkan si Fulan; kedua malaikat tersebut
bertanya: “Siapa Tuhanmu? Apa agamamu?” Si Fulan
menjawab: “Tuhanku adalah Allah; agamaku adalah
Islam”. Lalu kedua malaikat itu bertanya lagi: “Apa
pendapatmu tentang laki-laki ini (Nabi Muhammad
SAW) yang diutus kepada kalian?”. Si Fulan menjawab:
“Dia adalah Rasulullah”. Kedua malaikat tadi kembali
bertanya: “Apa yang membuatmu mengetahuinya?” Si
Fulan menjawab: “Beliau telah datang kepada kami
dengan membawa bukti-bukti yang jelas dari Tuhan
kami, kemudian saya beriman dan membenarkan
beliau”. Nabi SAW bersabda: “Yang demikian itu adalah
firman Allah SWT (Allah meneguhkan (iman) orang-
orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu
dalam kehidupan di dunia dan di akhirat) (Q.S. Ibrahim
[14]: 27).
162
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
ْت ك ْالَّ ِذ ْي ْ ُك ْن م
ْه مذا ْيم ْوُم م
م:ول ُ ْفم يم ُق،اء من َِْبم ْي ْج م
ِ
ال مْو ْجهُ ْاملَّذ ْي م
ْ،ْالصالِ ُح
َّ ك ْع مملُ م
ْوأ ممن م
م،ت ْتُ ْو مع ُد ْواأل ْمم ُر ْالَّ ِذ ْي ْ ُك ْن م
م،تُ ْو مع ُد
ْهللا ْبم ِط ْي ئً م
ْاْع ْن ِ اع ِة ِ ْس ِريْ ًع ك ْإِ ْْلَّْْ ُكنْ ماْعلِ ْمتُ م ِ
اْف ْطم م ت م ْم مفم موهللا م
ْْاعةم َّ ب ْأمقِ ْم ِ ْر ِ صي ِة ِ
ْالس م َْي م:
ول م ُ ْفم يم ُق.ْهللاْخ ْي ًرا
م اك
ْفم مج مز م،ْهللا مم ْع م
ِ ِ
.يْومم ِالمك ْيْأ ْمرج معْإِ ملْأ ْمهل م
Nabi SAW bersabda: “Dan ada yang memanggil-manggil
dari langit: “Sungguh benar hamba-Ku; maka
tempatkan dia di surga”. Lalu dihamparkanlah surga;
diperlihatkan tempatnya di surga; diperluas surga
baginya sejauh mata memandang. Kemudian amal
perbuatannya berubah wujud menjadi seorang laki-laki
tampan, baunya harum dan pakaiannya bagus. Laki-laki
(perwujudan amal shalih, pent.) itu berkata:
“Bergembiralah dengan apa yang telah dijanjikan oleh
Allah 'Azza wa Jalla kepadamu; bergembiralah dengan
ridho dari Allah dan surga-surga yang di dalamnya
terdapat kenimatan abadi”. Si Fulan berkata: “Semoga
Allah menganugerahkan kebaikan kepada Anda.
Siapakah Anda itu?. wajah Anda adalah wajah yang
mendatangi kami dengan (membawa) kebaikan”. Laki-
laki itu menjawab: “Hari ini adalah hari yang telah
dijanjikan kepadamu. Perkara ini adalah perkara yang
telah dijanjikan kepadamu. Aku adalah amal shalih-mu.
Demi Allah, saya hanya mengetahuimu selalu bergegas
dalam ketaatan kepada Allah SWT; dan melambat
dalam kemaksiatan kepada-Nya. Semoga Allah SWT
163
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ْ ْفمِإ مذا ْ مكا من ِْف ْقِبمل ِْم من،اج ًرا ِ ْوإِ ْن ْ مكا من ْفم:ال
قم م م
ْْرأْ ِس ِه ِ ك ْفمجلم ِ ِ ِ ِ
س ْع ْن مد مْملم ٌ م م اءهُ م ْج م،ا
األمخ مرة ْْ موانْقطماع ْم من ْالدنْ يم م
ِ ْامب ِش ِريْبِس ْخ ِط،ُْاْلمبِي ثمة ِ
ْْهللا ُ ْ ْْ س ُ ْأُ ْخ ُرج ْي ْأميَّتُ مهاْالنَّ ْف:ُْفم يم ُقول
ْ ْفمِإ مذا،ح ِ ِ ْفم تم ْن ِز ُل.ضبِ ِه
ُ س ْوُ ْم
ُ ْم مع ُه ْم
ْس ْو ُد ْال ُْو ُج ْوه م
ُ ٌْمَلمئ ُكة م موغم م
اْفْيم ِدهِْطمْرفمةم م
.ْع ْْي ِ وه كْقم ُام ْواْفم لم ْمْيم مدعُ م
ُ ض مهاْال مْملم
قم بم م
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Jika jenazah yang
meninggal dunia adalah orang yang durhaka, maka
ketika sudah menatap akhirat dan meninggalkan dunia,
maka malaikat datang kepadanya dan duduk di
samping kepalanya. Malaikat itu berkata: “Keluarlah
kamu wahai nasfu yang kotor. Rasakan kebencian dan
kemurkaan Allah!”. Lalu turun para malaikat yang
berwajah hitam dengan membawa pakaian yang kasar.
Ketika malaikat (Izra'il) mencabut nyawa si mukmin,
maka para malaikat tidak akan melepaskan nyawa
tersebut dari pegangan mereka sedetik pun”.
164
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
165
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ْ،سانِِه ِ ِِ ِ ِ ِ ِِ
ْو َُْيل م ْفم يم ْن تم ِه مرانه م،ْملم مكان ْ مشديْ مدا ْا ِْلنْت مها ِر مو مَيْتيه م
ْت ُ َْس ْعِ م، ْ ْْلم ْأم ْد ِري:ول ُ ك؟ ْفم يم ُق ِ ك؟ ْوما
ْدينُ م ْرب م م م ْم ْن م م:ول ُ فم يم ُق
ُْْعلمْي ِه ْقم ْب ُره
ضيَّ ُق مْفم يُ م،ت ْد مريْ م
ْْلم م:ْفم يم ُق ْو ُل.ك َّاس ْيم ُق ْولُْو منْ مذلِ م
الن م
ْيحِ ِةْر ُجل ْقمب ْص ْومر مُ ْع مملُهُ ِْف َّل ْلمهُ م
ُ ْ موُْيمث.ُض مَلعُه ْ ف ْأمّْتْتملِ م مح َّّت م
ْ ْأمبْ ِش ْر ْبِ مع مذاب:ول ُ فم يم ُق.اب ِ يح ْالثِيمِ ِْو ْقمب يح م ِ ُت
ِ ْالر ِ ِْوُم ْن ِ
ال مْو ْجه م
ْك ْال مْو ْجهُ ْالَّ ِذ ْي ت؟ْفم مو ْج ُه م ْم ْن ْأمنْ م: ُ ْفم يم ُق.ْو ُس ْخ ِط ِه ِ ِ
ول م م من ْهللا م
ْك اْعلِ ْمتُ مْم م ِ يث
ْوهللا م،
اْلمب ُ م
ِ ْ ْك ْع مملُ م
ْأ ممن م:ول ُ ْفم يم ُق.لش ِر َّ ِْب ِ اءمج م
ِ صي ِة ِ اع ِة
ْ.ْهللا ِ ْهللا ْس ِريْ عا ْإِ مل
ْم ْع م م ً م ْع ْن ْطم م ت ْبم ِط ْي ئًا م إِْلَّ ْ ُك ْن م
ْاْجبم ٌل ِ ْ ض ِرب ِ
ت ِْبم م ْم معهُ ْم ْرمزبمةٌ ْلم ْو ْ ُ م
صم ْامبْ مك ُم مك ْام م ٌ ْملم
ض ْلمهُ م ُ فم يُ ْقبم
166
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
َّْاْاْلمَلمئِ ُق ْإِْل
ْ اْض ْربمةً ْيم ْس ممعُ مه ْ ْفم يم،ْرِم ْي ًما
ض ِربُهُ ِِْبم م ار ْتُ مر ًاِب ْام ْو م
صم م
ض ِربُهُ م
.ْض ْربمةًْأُ ْخ مرى ْ حْفم يم ِ ِ ُ ْثَّْتُع، ِ ْ الثَّ مقلم
ُ ادْف ْيهْالرْو ْي ُ م
Selanjutnya datang dua malaikat yang berbicara sangat
lantang; kedua malaikat itu membentak dan
mendudukkan si Fulan; keduanya bertanya: “Siapa
Tuhanmu? Apa agamamu?” Si Fulan menjawab: “Saya
tidak tahu. Saya pernah mendengar orang-orang
berbicara tentang hal itu”. Kedua malaikat itu bertanya
lagi: “Kamu memang tidak mengetahui!”. Lalu kuburan
si Fulan menjadi sempit sehingga meremukkan tulang-
tulangnya. Kemudian amal perbuatannya berubah
wujud menjadi laki-laki buruk rupa, baunya busuk dan
pakaiannya jelek. Laki-laki itu berkata: “Rasakan adzab
Allah 'Azza wa Jalla dan kebencian-Nya”. Si Fulan
bertanya: “Siapakah kamu itu?. Wajahmu adalah wajah
yang datang dengan membawa kejelekan”. Laki-laki itu
berkata: “Aku adalah amal buruk-mu. Demi Allah, saya
hanya mengetahuimu melambat dalam ketaatan
kepada Allah SWT; dan bergegas dalam maksiat
kepada-Nya”. Lalu datang malaikat dengan membawa
tongkat besi yang jika digunakan untuk memukul
gunung, niscaya gunung itu akan hancur lebur menjadi
debu atau pasir. Malaikat itu memukul si Fulan dengan
pukulan yang dapat didengar oleh makhluk-makhluq,
kecuali jin dan manusia. Setelah itu, nyawa
dikembalikan lagi pada jasad si Fulan, untuk kemudian
dipukul lagi dengan pukulan yang lain.
167
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ْف
ُْ امْسْْيْنْالع مْربْوا ِْْل مْم م ْرْبْ م ْ وْبم ْك ْ ُوقالْإمامْاْلرمْيْوال مْف ِْقْْيهْْأمْب
ْ،فِْ ِخ ْال ُْ ْْاِتَّْ مْف مْق ْ مْسْلم:ْاْلم ِْدي
ْف ْا ْألُمْم ِْة ْقمْْْب مْل ْ ْظُ ُْه ْْوِْر ْ ْاملُ م ْالدْيْن م ِْ
ْ،تىْف ْقُْبُْ ْْوِْرِْه ْْم
ْ ِ اء ْ ْاملمْْو ِْ ات ْْأم ْْحْيم
ِْ مْوْأم ْكثمْْمرُْه ْْم ْبمْ ْْع مْد ْ ْظُ ُْه ْْوِْرْهِ ْ مْعْلمىْْإِثْْبم
ْجِْرِْم ْ م
ْْي ْْ رب ْْلِْل ُْمْْ ْع مْذاب ْال مْق ْْوْإِثْْبمات م ْ م،ْي ْ مْْلُْْم ْ ْ ْاملمْلم مْك
ْ سْأمْلمة ْْ مْومْم
ْ:ْوقمْ ْْولهْتعال، ْمْوال مْك ْافِِْرْيْ مْن م
168
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
محيم ْي تم نماْاثْ نم تم ْ ِ
ْيْ موأ ْ
Dan telah menghidupkan kami dua kali (pula) (Q.S. al-
)Mu’min [40]: 11
ْوُم ْن مك ِرْ ِ ثْ،من ِ اْاْل ِْدْي ِ ُثَّْا ْعلم ْمْأ َّ
ْملمكْاملمْوت م ْ م ض َّمنمْهُْ مْه مْذ ْم ْ ْماْتم م
من م
ش ِاِب ِ ِ ِِ ونم ِك ِْي ِ
اتْوص ًفاْ، ْوممنما ِزلْاْلخ مرةْم منْاأل ُُم ْوِرْاملُتم م م ْوغم ِْيه ْم م
م م
صافِ مهاْ ِِب ملع ْقلْ،فم يم ُْك ْو ُنْ ِ ِ ِ
دْفْإِ ْد مراكْ مش ْيءْم ْنْأ ْمو م مح ِ ْلمْطم ِريْقْأل م
من ْأ ْمه مل ْالسن ِةْ ِ ِ
ْم ْب تملى ْبنم ْفس ْا ِْل ْعت مقاد ْْلم ْغم ْي ،م
ْوأ َّ الع ْبد ْبه ُ م
محيم ِاءْ ِِب ْمم مريْ ِْنْ: اتْيم ْن تم ِفعُو من ِْم ْن مْ اْعلىْأ َّ َّ اِ
ْاأل ْ
ْس ْع ِي ْ ْاأل ْمم مو م
من ْ م م وْ ق
ُ ف
م ت
169
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ْ ِ ْوالث
ُْ ُد معاء: َّاِن ِِ ت ِْف ُ ِب ْإِلمْي ِه ْال مْمي
م،ْ ْحيماته
م سبَّ م مما ْتم م: مح ُد ُُهما
أم
ْ.ْوا ْْلمجْعنه ِ ْ ْيْو ِِ
الص مدقمةُ م
َّ ْو،
ارُه ْمْلمهُ م ُ استغْ مف ال ُْم ْسلم م م
Ketahuilah! Bahwa apa yang dikandung oleh Hadis ini,
mulai dari malaikat maut, Munkar, Nakir, dan malaikat-
malaikat lain; tempat-tempat di akhirat; semua itu
termasuk perkara-perkara yang bersifat mutasyabbihat,
yaitu tidak ada jalan bagi seorangpun untuk memahami
sedikitpun dari sifat-sifatnya berdasarkan akal. Jadi,
seorang hamba diuji keyakinannya dengan perkara
mutasyabbihat tersebut, bukan untuk tujuan lain.
Sesungguhnya kelompok Ahlussunnah wal Jama’ah
sepakat bahwa orang-orang yang wafat dapat
memperoleh manfaat dari usaha orang-orang yang
masih hidup, melalui dua perkara, yaitu: 1) Perkara yang
keberadaannya disebabkan oleh (atas jasa) si mayat
ketika masih hidup. 2) Do'a dan istighfar kaum muslimin
yang ditujukan kepada si mayat; demikian juga dengan
shadaqah dan haji yang ditujukan kepada si mayat.
170
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
171
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
ِ ِ ،اب ِ ْآخر ِ
ْْوْوإِلمْيه ْاملمْرج ُع ملص مو ِ م َّ ْوهللاُ ْأم ْعلم ْم ْ ِِب
اب مِ ْالكتم
ُ مو مه مذا
َّْْوْلم ْقُ َّوةم ْإِْل ِ ِ ْو ُهو ْحسِب،مب
ْوْلم مح ْو مل م
م،ْون ْع مم ْال مْوك ْيل املم أ ِ م م م ْ م
ْْو معلمىْآلِ ِه ُ ىْسيِ ِد من
ُْمم َّمد م ْعلم م صلَّىْهللاُ م ْو م.
ِ ِ لل ِ
ِْبِ م
ْالعل ِي ْال مْعظ ْي ِم م
ْان ْإِ مل ْيم ْوِم ِ ْي ْ مْلُم ِْبِِ ْحس
م
ِ
ْ ْومًتبِ ِع ْالتَّابِع ْ م ْي م
ِ
ْوالتَّابِع ْ م
ِ ِ ْ وأ
مص محابه م م
ِ ِ
ْ .ْي ْالعالم ِم ْ م
ب م ِ ْر الديْ ِن م
ْواْلم ْم ُدِْلل م.
Demikian akhir pembahasan kitab ini, Allahlah yang
mengetahui kebenarannya, dan hanya kepadanya
tempat kembali yang abadi, Dialah Dzat yang
mencukupiku dan sebagai wakil yang terbaik, tiada daya
upaya kecuali dari Allah s.w.t. yang maha tinggi dan
maha agung. Semoga shalawat dan salam tetap tercurah
kepada Nabi Muhammad s.a.w. kepada keluarga, dan
sahabatnnya, serta generasi tabi’in, dan pengikut para
tabi’in sampai hari kiamat. Segala puji bagi Allah, Tuhan
semesta alam.
172
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
BIOGRAFI PENERJEMAH
173
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari
174
Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah
175