Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah bahan kontruksi dan korosi
Disusun Oleh :
TEKNIK KIMIA S1
FAKULTAS TEKNIK
2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamiin
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan alam, Nabi Muhammad SAW.
Makalah berjudul ”Resin Urea Formaldehid” ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Bahan Kontruksi dan Korosi. Pada penyusunan makalah ini, penyusun
banyak mendapat bantuan, saran dan motivasi dari berbagai pihak sehingga laporan ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun sebagai acuan dalam pembuatan makalah yang lainnya. Semoga amal baik yang
telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT dan laporan ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
b. Monomer
Zat yang dapat dikonversi menjadi suatu polimer. Untuk contoh, etilena
adalah monomer yang dapat dipolimerisasi menjadi polietilena (lihat reaksi berikut).
Asam amino termasuk monomer juga, yang dapat dipolimerisasi menjadi polipeptida
dengan pelepasan air.
Sumber polimer dibagi dua yaitu alami contohnya Pati, Selulosa, Protein, Lipid,
Asam Nukleat, dsb dan Sintetik contohnya Polietilena, Polivinil Klorida, dsb. Cara
Pembuatan dibagi menjadi dua proses yaitu Polimer Adisi dan Polimer Kondensasi.
Polimerisasi Adisi, Monomer mengadisi monomer lain sehingga produk polimer
mengandung semua atom yang ada pada monomer awal. Polimerisasi Kondensasi,
Sebagian dari molekul monomer tidak termasuk dalam polimer akhir. Polimer
memiliki 2 Reaksi terhadap Kalor yaitu Polimer Termoplastik Bila dipanaskan
melunak dan dapat dibentuk dengan bantuan tekanan dan Polimer Termoset Dapat
dilebur dalam pembuatannya tapi menjadi keras selamanya tidak melunak dan tidak
dapat dicetak ulang. Contoh polimer termoset ialah :
B. Resin Phenol
Merupakan resin sintetik yang dibuat dengan mereaksikan phenol dengan
formaldehida, wujud nya keras, kuat, awet dan dapat dicetak pada berbegai
kondisi.Bahan ini mempunyai daya tahan panas dan air yang baik dan dapat diberi
macam-macam warna,sering digunakan sebagai bahan pelapis dan laminating,
pengikat batu gerinda, pengikat logam atau gelas, dapat dicetak menjadi kotak,
isolator listrik, tutup botol dan tangkai pisau.
C. Resin Amino
2 jenis resin amino, yakni: formaldehida urea dan formaldehida melamin.
Formaldehida melamin : banyak di pasarkan dalam bentuk serbuk, untuk kemudian di
cetak, sedangkan bila bentuk cair (larutan), untuk digunakan sebagai perekat.Untuk
meningkatkan sifat mekanik dan listrik, maka pada melamin ditambahkan bahan
pengisi,sehingga dapat juga digunakan untuk membuat sendok-garpu, bagian
busi, tombol-tombol dan alat cukur.
Formaldehida urea : Resin urea, dapat dicetak tekan, memiliki permukaan yang
keras dan mempunyai nilai dielektrik yang tinggi dan dapat diberi berbagai warna.
Produk yang dihasilkan dari resin urea adalah: peralatan listrik, kancing, dll. Kedua
jenis resin ini banyak juga digunakan untuk mencegah berkerut dan kusut nya kain
katun dan untuk mencegah menyusutnya kayu.
D. Resin Furan
Resin ini berasal dari hasil pengolahan limbah pertanian, seperti: tongkol jagung
dan biji kapas. Warna produk nya agak tua, tahan air dan mempunyai sifat-sifat listrik
yang baik.
E. Resin Epoksida
Resin jenis ini banyak dipakai untuk keperluan: pengecoran, pelapisan, protektor
alat-alat listrik, campuran cat dan sebagai adhesif (perekat/lem).Karena alasan resin ini
tahan terhadap aus dan beban kejut, maka sering juga digunakan untuk membuat
cetakan tekan (metalurgi serbuk), panel sirkuit listrik, tangki dan jig.
F. Resin Silikon Polimer dengan silikon sebagai bahan dasar
Mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan bahan dasar plastik (atom karbon)
lain nya. Sifat-sifat spesifik nya adalah: stabilitas (tahan terhadap suhu tinggi), kedap
air, oleh karena itu sering digunakan untuk membuat: minyak gemuk (fat),
resin, perekat dan karet sintetis. Contoh polimer termoplastik ialah Selulosa yang
dibuat dari serat kapas dan kayu, namun sangat kuat dan ulet serta dapat diberi ber-
bagai warna.
2.2. PENGERTIAN RESIN
Resin adalah suatu campuran yang kompleks dari ekskret tumbu-tumbuhan dan
insekta, biasanya berbentuk padat dan amorf dan merupakan hasil terakhir dari
metabolisme dan dibentuk dari ruang-ruang skizogen dan skizolisigen. Secara fisis,
resin ini biasanya keras, transparan plastis dan pada pemanasan menjadi lembek.
Secara kimiawi, resin adalah campuran yang kompleks dari asam-asam resinat,
alkohol resinat, resinotannol, ester-ester dan resene-resene. Bebas dari zat lemas dan
mengandung sedikit oksigen karena mengandung zat karbon dalam kadar tinggi, maka
kalau dibakar menghasilkan angus.
Ada juga yang menganggap bahwa resin terdiri dari zat-zat terpenoid, yang
dengan jalan adisi dengan air menjadi dammar dan fitosterin sifatny tidak larut dalam
air, sebagian larut dalam alcohol, larut dalam eter, aseton, petroleum eter, kloroform,
dan lain-lain. Apabila resin-resin dipisahkan dan dimurnikan, biasanya dibentuk dalam
zat padat yang getas dan amorf, yang kalau dipanaskan akan menjadi lembek dan akan
habis terbakar. Resin ini juga tidak larut dalam air, tetapi larut dalam alcohol dan
pelarut organic lainnya. Isi dari resin pada umumnya adalah asam-asam resinat dan
alkohol-alkohol resinat
2.5. TUJUAN
1.5.1 Untuk mengetahui apa itu resin urea-formaldehid.
1.5.2 Untuk mengetahui proses pembuatan resin urea-formaldehid
1.5.3 Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi reaksi urea-formaldehid.
1.5.4 Untuk mengetahui bagaimana pencetakan resin urea formaldehid.
1.5.5 Untuk mengetahui kegunaan resin urea-formaldehid.
1.5.6 Untuk mengetahui dampak resin urea-formaldehid.
1.5.7 Untuk mengetahui penanggulangan limbah polimer resin urea-formaldehid.
BAB 2
PEMBAHASAN
K = A e-Ea/RT
Kemurnian zat umpan
3. Zat umpan
Zat umpan yang digunakan harus murni karena adanya zat pengotor
dikhawatirkan akan mempengaruhi terbentuknya polimer atau terjadinya reaksi
samping .
4. Waktu Reaksi
Jumlah dan sifat produk yang dihasilkan dari suatu reaksi juga dipengaruhi
oleh waktu reaksi. Makin lama waktu reaksi, jumlah produk yang dihasilkan makin
banyak akibatnya, resin yang dihasilkan akan berkadar tinggi dan memiliki Mr tinggi.
Pembuatan resin urea – formaldehid skala laboratorium dapat dilakukan
dengan langkah kerja sebagai berikut:
Reaksi kondensasi ini dilakukan dalam sebuah labu berleher yang dilengkapi
kondensor ohm meter, termometer, agitator. Kondensor berfungsi mengembunkan air
yang menguap selama proses polimerisasi. Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat
tercapainya kesetimbangan reaksi. Agitator berfungsi membuat larutan tetap homogen
selama proses berlangsung.
Kerugian penggunaan urea-formaldehid sebagai resin dibandingkan polimer
lain adalah resistensinya terhadap kadar air (moisture) apalagi jika dikombinasikan
dengan panas. Kondisi ini dapat menyebabkan reaksi balik dan melepaskan monomer
– monomer yang belum sempurna bereaksi membentuk polimer. Monomer ini
biasanya beracun misalnya formaldehid yang dapat menyebabkan kanker. Oleh sebab
itu, ada baiknya bila kita akan menggunakan peralatan makan yang terbuat dari bahan
polimer, sebaiknya peralatan tersebut direndam dahulu dengan air panas dengan tujuan
agar monomer – monomer yang belum sempurna bereaksi terlepas pada air rendaman.
b. Cetak Transfer
Pada proses cetak transfer, serbuk termosetting atau benda prabentuk
diletakkan pada tempat tersendiri atau alam ruang tekanan di atas rongga cetakan,
seperti tampak pada gambar di bawah ini. Di sini bahan mengalami plastisasi akibat
panas dan tekanan dan diinjeksikan ke dalam rongga cetakan, sebagai cairan panas, di
sini bahan tersebut kemudian mengalami pengerasan. Waktu reaksi pengerasan untuk
cetak-transfer lebih singkat dibandingkan proses cetak-tekan.
Waktu pengisian pun lebih singkat karena digunakan bahan pembentuk yang
lebih besar yang dapat dipanaskan lebih cepat. Proses ini sangat cocok untuk membuat
bagian-bagian yang memerlukan sisipan logam yang kecil, karena bahan plastik yang
panas memasuki rongga cetakan secara bertahap tanpa tekanan yang tinggi. Bentuk
yang rumit dan bentuk dengan variasi penampang yang besar dapat juga dihasilkan
dengan cara cetak transfer. Keterbatasan dari proses ini ialah: kehilangan bahan dalam
saluran pengalir, spru dan harga cetakan yang lebih mahal dibandingkan dengan
cetakan pada proses cetak-tekan.
http://che.ft-untirta.ac.id/download-center/category/1-operasi-teknik-
kimia?download=109%3Amodul-polimerisasi-revisi Diakses pada hari Jum’at 7 Juni 2013
pukul 19.45 WIB
http://eprints.unipa.ac.id/437/1/Susim,Benyamin_Perekat%20Urea%20Formaldehida(UF)
%20pd%20Papan%20Laminasi%20Kayu%20Resak.pdf.pdf Diakses pada hari Jum’at 7
Juni 2013 pukul 19.48 WIB
http://taritania.blogspot.com/2012/01/makalah-resin-fenol-urea-formaldehid.html Diakses
pada hari Jum’at 7 Juni 2013 pukul 19.50 WIB