Anda di halaman 1dari 7

KEUTAMAAN 10 MALAM TERAKHIR DI BULAN

RAMADHAN
          Bulan ramadon itu menurut ulama terdiri dari 3 bahagian yaitu 10 malam pertama, 10 malam kedua dan
10 malam terakhir,
10 malam pertama disebut dengan malam rahmat, 10 malam kedua disebut dengan malam maghfirah
(ampunan) dan 10 malam ketiga disebut dengan itqum minannar yaitu kebebasan dari api neraka,
Siti Aisyah Radiyallahu anha berkata”
َ #‫ َّد ِم ْئ‬# ‫ دَ َخ َل ْال َع ْش َر ْاألَ ِخي َْر َش‬#‫صلىَّ هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم إِ َذا‬
‫ ُه َو‬# ‫ا َل ْي َل‬##‫ز َرهُ َو اَحْ َي‬# َ ُّ‫ان ال َّن ِبى‬
َ ‫َك‬
) ‫أَ ْي َق َظ أَهْ َل ُه ( َر َواهُ ال َّشي َْخان‬
Adalah Nabi Saw. Apabila telah memasuki 10 malam terakhir bulan ramadhan ia mempererat ikat kainnya dan
menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya (HR.Bukhari, Muslim)
Kaum Muslimin Wal Muslimat Rahimakumullah
Adapun pada 10 malam terakhir dibulan ramadhan ini ada beberapa amalan yang penting kita perhatikan:

1.      MENGINTAI MALAM QADOR

Malam Qadar adalah suatu malam dibulan ramadhan yang diturunkan allah padanya malaikat Jibril dan
Ruh, malam itu lebih baik dari 1000 bulan, orang yang mendapatkan malam itudan mengisinya dengan
ibadah  adalah termasuk orang yang beruntung, karna beribadah  dimalam itu lebih baik dari pada beribadah
1000 bulan, kalau kita hitung dengan bilangan tahun maka 1000 bulan itu = 83 tahun 4 bulan.
Kalau di ukur dengan umur kita maka 83 tahun 4 bulan adalah umur yang cukup panjang, Nabi telah
menjelaskan dalam sebuah hadistnya bahwa umur ummatnya antara 60 dan 70 tahun, sekali saja seumur hidup
mendapatkan malam qadar, kalau diukur dengan ibadah, maka sudah melebihi beribadah siang dan malam
selama 70 tahun tanpa istirahat. MASYA ALLAH, SUBHANALLAH.....
Ubadah Bin Assamit berkata Nabi Saw. Bersabda: Carilah malam qadar itu pada malam 10 terakhir
yang ganjil yaitu malam 21,23,25,27,29 atau malam yang ke 30 maka barang siapa yang bertepatan bangun
sembahyang malam karena Iman dan mengharapkan pahala maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu dan
yang akan datang.
Kemudian dalam sebuah riwayat at-tabrani disebutkan, Malam qadar itu adalah malam yang cerah tidak
dingin dan tidak panas, tidak berawan dan tidak hujan, tiada agin dan bintang-bintang yang dilempar dan pada
paginya matahari tidak bersinar, yang hanya tampak terang putih dan tidak panas.
Siti Aisyah Radiyallahu anha, bertanya,Yarasulullah bagaimana pendapatmu jika saya menemui
LAILATUL QADR itu apakah yang harus saya baca? Jawaban Nabi, Bacalah:

) ّ‫ك َعفُوٌّ ُتحِبُّ ْال َع ْف َو َفاعْ فُ َع ِّنى ( رواه ال ِّنساَئِي‬


َ ‫اللَّ ُه َّم إِ َّن‬
Ya Allah sungguh engkau pema’af dan suka mema’afkan maka ma’afkanlah kami (HR. Annasa’i)
KAUM MUSLIMIN WALMUSLIMAT RAHIMAKUMULLAH

2.      I’TIKAF DIMASJID

I’tikaf adalah dimulai dengan niat berdiam diri dalam masjid dalam keadaan suci, yang didalamnya bisa di
isi dengan bentuk tafakur dan zikir-zikir kepada allah swt.
I’tikaf merupakan suatu amalan yang sunah dilakukan oleh ummat islam, terutama di 10 terakhir bulan
ramadhan.adapaun masalah keutamaaannya Alhasan Bin Ali radiyallahu anhu mengatakan:Siapa yang i’tikaf 10
malam terakhir dibulan Ramadhan maka dia mendapatkan pahala bagaikan dua kali naik haji dan dua kali
Umrah.(HR.Albaihaqi)

3.      MENGHIDUPKAN MALAM & MEMBANGUNKAN KELURGA

Kebiasaan Rasulullah saw. Pada 10 terakhir bulan ramdhan adalah menghidupkan malam dengan ibadah
dan membangunkan keluarganya untuk melaksanakan ibadah, kiranya menjadi contoh tauladan bagi kita, rasul
tidak hanya dia yang bangun malam di 10 terakhir dibulan ramadhan, akan tetapi dia juga mengajak
keluarganya, kalau cara-cara seperti ini dilakukan oleh  setiap kepala keluarga dinegri kita, tentu rumah tangga
lebih tentram, Rumah tangga lebih terasa keislamannya,
Dia bangun tengah malam serta membangunkan anak istrinya, lantas mengambil wuduk, masing-masing
pada melaksanakan shalat tahajjud, habis shalat sang Ibu masak didapur, sang bapak mungkin bisa baca qur-
an sambil menunggu hidangan selesai, setelah itu makan sahur berjama’ah, waktu subuh masuk lalu shalat
subuh juga berjama’ah.
Alangkah indahnya hidup dalam suatu rumah tangga yang di isi dengan nilai-nilai ibadah kepada allah
swt. Apalagi menghidupkan malam dan mengisi dengan ibadah di 10 terakhir bulan ramadhan.
Kadangkala kalau kita perhatikan sebahagian manusia memang aneh, bangun tengah malam dibulan
Ramadhan bukan untuk shalat tahajjud, bukan untuk zikir, bukan untuk baca qur-an, bukan untuk tafakkur, tetapi
hanya untuk kencing saja, lantas makan sahur, lalu ngorok lagi, sehingga tahajjud lewat, 10 terakhir habis,
subuhpun kadang kala lenyap. 

4.      MEMBAYAR ZAKAT FITRAH

Zakat fitrah adalah zakat diri yang wajib dibayar oleh setiap insan muslim, orang yang lahir sebelum
terbenam matahari terakhir di bulan ramadhan maka zakat fitrahnya wajib dibayarkan oleh orang tuanya, kalau
lahirnya setelah terbenam matahari terakhir dibulan ramadhan zakatnya tidak wajib dibayarkan karna dia
dianggap tidak hidup dibulan ramadhan
 dan orang yang mati sebelum terbenamnya matahari terakhir dibulan ramadhan maka zakat fitrahnya
tidak wajib dibayarkan, karna zakat fitrah itu mulai wajibnya dibayarkan setelah terbenam matahari terakhir
dibulan ramadhan,
Oleh karna itu orang yang mati sebelum itu maka zakat fitrahnya tidak wajib dibayarkan, akan tetapi orang
yang mati sesudah matahari terbenam diakhir bulan ramadhan maka zakat fitrahnya wajib dibayarkan oleh ahli
warisnya karna dia telah memasuki waktu wajibnya membayar zakat fitrah
Kaum Muslimin walmuslimat Rahimakumullah
Ibn Umar R.a berkata Nabi Saw Bersabda:

َ ‫َز َكاةُ ْالف ِْط ِر فُرْ ضٌ َع‬


َ ‫لِ ِمي َْن‬#‫لى ُك ِّل مُسْ ل ٍِم حُرٍّ َو َع ْب ٍد َذ َك ٍر َو ا ُ ْن َثى م َِن ْالم ُْس‬
ْ‫ا ٌع ِمن‬#‫ص‬
) ّ‫صا ٌع ِمنْ شِ عْ ٍر (رواه ال َّدا ُرقُ ْطنِى َو ْال َب ْي َهقِى‬
َ ‫َتمْ ٍر اَ ْو‬
Artinya:Zakat fitrah itu wajib atas tiap orang muslim, merdeka dan budak lelaki dan perempuan, satu sak dari
kurma atau sya’air(makanan Pokok) (HR. Addarul Quthni dan al-baihaki)

Kaum Muslimin Walmuslimat Rahimakumullah

Malam 10 terakhir merupakan malam yang disuruh oleh rasul mengintai turunnya lailatul qadar dan
Rasul melakukan i’tikaf serta menghidupkan malam itu dengan ibadah beserta keluarga.
Semoga ada manfa’atnya, lebih dan kurangnya saya mohon ma’af,
Alif   dan Nun Tanda Rafa’
Sukun dan Hazaf tanda Mati
Salam pertama Salam pembuka
Salam kedua menyudahi
billahi Taufiq walhidayah, Wassalmu ’alaikum Warahmatullah Wabarakaatuh
                                                                  
MS : 68 : KEISTIMIWAAN SEPULUH MALAM TERAKHIR
RAMADHAN.
30 Agustus 2010 pukul 11:26

10 TERAKHIR RAMADHAN DAN LAILATUL QADAR.


 Penulis: Al-Ustadz Abu Ahmad Kadiri dan Al-Ustadz Abu ‘Amr Ahmad.
Di sunting oleh Mudahnya Islam
 
Segala puji hanya bagi Allah, yang telah menyampaikan kita dipenghujung 10 hari kedua bulan Ramadhan. Kini
kita telah memasuki 10 ketiga atau terakhir bulan Ramadhan. Hari-hari yang memiliki kelebihan dibanding lainnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada 10 terakhir Ramadhan ini MENGGANDAKAN ibadah badinda yang
tidak beliau lakukan pada hari-hari lainnya.
 
Ummul Mu`minin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan tentang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada 10
terakhir Ramadhan :
 
‫ متفق عليه‬. ‫ وأيقظ أهله‬،‫ وأحيا ليله‬،‫ شد مئزره‬- ‫ أي العشر األخير من رمضان‬- ‫كان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم إذا دخل العشر‬
 
“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki 10 terakhir Ramadhan, beliau menguatkan ikatan
tali sarungnya (yakni meningkat amalan ibadah baginda), menghidupkan malam-malamnya, dan membangunkan istri-
istrinya.” Muttafaqun ‘alaihi
 
Keutamaan 10 Terakhir bulan Ramadhan :
 
Pertama : Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam serius dalam melakukan amalan ibadah lebih banyak dibanding
hari-hari lainnya. Peningkatan ibadah di sini tidak terbatas pada satu jenis ibadah tertentu saja, namun meliputi semua
jenis ibadah baik solat, tilawatul qur`an, dzikir, shadaqah, dll.
 
Kedua : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membangunkan istri-istri baginda agar mereka juga berjaga untuk
melakukan solat, dzikir, dan lainnya. Hal ini karena semangat besar beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam agar
keluarganya juga dapat meraih keuntungan besar pada waktu-waktu utama tersebut.
 
Ketiga : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada 10 Terakhir ini, Baginda mengasingkan diri dari
berbagai aktiviti keduniaan, untuk baginda menumpukan ibadah dan merasakan lezatnya ibadah tersebut.
 
Keempat : Pada malam-malam 10 Terakhir inilah sangat besar kemungkinan salah satu di antaranya adalah malam
Lailatur Qadar. Suatu malam penuh barakah yang lebih baik daripada seribu bulan.
 
Keutamaan Lailatul Qadr
 
Di antara nikmat  Allah subhanahu wa ta’ala terhadap umat Islam, dianugerahkannya kepada mereka satu malam yang
mulia dan mempunyai banyak keutamaan. Suatu keutamaan yang tidak pernah didapati pada malam-malam selainnya.
Tahukah anda, malam apakah itu? Dia adalah malam “Lailatul Qadr”. Suatu malam yang lebih baik dari seribu
bulan, sebagaimana firman Allah I:
 
‫إِ َّنا أَ ْن َز ْل َناهُ فِي َل ْيلَ ِة ْال َق ْد ِر * َومَا أَ ْدرَ اكَ مَا لَ ْيلَ ُة ْال َق ْد ِر * لَ ْيلَ ُة ْال َق ْد ِر َخ ْي ٌر مِنْ أَ ْلفِ َشه ٍْر * َت َن َّز ُل ْال َماَل ِئ َك ُة َوالرُّ و ُح فِيهَا ِبإِ ْذ ِن رَ ب ِِّه ْم مِنْ ُك ِّل أَمْ ٍر * سَ اَل ٌم هِيَ حَ َّتى‬
* ‫َطلَ ِع ْال َفجْ ِر‬ ْ ‫م‬
 
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan (Lailatul Qadr). Dan tahukah kamu
apakah malam kemuliaan (Lailatul Qadr) itu? Malam kemuliaan itu (Lailatul Qadr) lebih baik dari seribu bulan. Pada
malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu
penuh kesejahteraan sampai terbit fajar”. (Al-Qadr: 1-5)
 
Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah berkata: “Bahwasanya (pahala) amalan pada malam yang barakah itu
setara dengan pahala amalan yang dikerjakan selama 1000 bulan yang tidak ada padanya Lailatul Qadr. 1000 bulan itu
sama dengan 83 tahun lebih. Itulah di antara keutamaan malam yang mulia tersebut. Maka dari itu Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam berusaha untuk meraihnya, dan beliau bersabda:
 
‫ ُغفِرَ لَ ُه مَا َت َق َّد ُم مِنْ َذ ْن ِب ِه‬،ً‫َمنْ َقا َم لَ ْيلَ َة ْال َق ْد ِرإِ ْيمَانا ً َواحْ تِسَ ابا‬
 
“Barangsiapa menegakkan solat pada malam Lailatul Qadr atas dorongan iman dan mengharap balasan (dari Allah),
diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu”. (H.R Al Bukhari no.1768, An Nasa’i no. 2164, Ahmad no. 8222)
 
Demikian pula Allah subhanahu wa ta’ala beritakan bahwa pada malam tersebut para malaikat dan malaikat Jibril
turun. Hal ini menunjukkan betapa mulia dan pentingnya malam tersebut, karena tidaklah para malaikat itu turun
kecuali karena perkara yang besar. Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala mensifatkan malam tersebut dengan firman-
Nya:
 
ْ ‫سَ اَل ٌم هِيَ حَ َّتى م‬
‫َطلَ ِع ْال َفجْ ِر‬
 
Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar
 
Allah subhanahu wa ta’ala mensifatkan bahwa di malam itu penuh kesejahteraan, dan ini merupakan bukti tentang
kemuliaan, kebaikan, dan barakahnya. Barangsiapa terhalang dari kebaikan yang ada padanya, maka ia telah terhalang
dari kebaikan yang besar”. (Fatawa Ramadhan, ms. 848)
 
Wahai hamba-hamba Allah, adakah hati yang tergugat untuk menghidupkan malam tersebut dengan ibadah …?!,
adakah hati yang terpanggil untuk meraih malam yang lebih baik dari 1000 bulan ini …?! Betapa ruginya orang-orang
yang menghabiskan malamnya dengan perbuatan yang sia-sia, apalagi dengan kemaksiatan kepada Allah.
 
Mengapa Disebut Malam “Lailatul Qadr”?
 
Para ulama menyebutkan beberapa sebab penamaan Lailatul Qadr, di antaranya:
 
1. Pada malam tersebut Allah subhanahu wa ta’ala menetapkan secara terperinci takdir segala sesuatu selama 1 tahun
(dari Lailatul Qadr tahun tersebut hingga Lailatul Qadr tahun yang akan datang), sebagaimana firman Allah
subhanahu wa ta’ala :
 
َ َ
ٍ ‫إِ َّنا أ ْن َز ْل َناهُ فِي َل ْيلَ ٍة ُمبَارَ َك ٍة إِ َّنا ُك َّنا ُم ْنذ ِِرينَ * فِيهَا ُي ْفرَ ُق ُك ُّل أمْ ٍر حَ ك‬
]4 ،3/‫ِيم * [الدخان‬
 
“Sesungguhnya Kami telah menurukan Al-Qur`an pada malam penuh barakah (yakni Lailatul Qadr). Pada malam itu
didedahkan segala urusan (takdir) yang penuh hikmah”.  (Ad Dukhan: 4)
 
2. Karena besarnya kedudukan dan kemuliaan malam tersebut di sisi Allah subhanahu wa ta’ala.
 
3. Ketaatan pada malam tersebut mempunyai kedudukan yang besar dan pahala yang banyak lagi mengalir. (Tafsir
Ath-Thabari IV/200)
 
Bila Terjadinya Lailatul Qadr?
 
Malam “Lailatul Qadr” terjadi pada bulan Ramadhan.
 
Pada tarikhl berapakah? Dia terjadi pada salah satu dari malam-malam ganjil 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
 
َ‫َتحَ رَّ ْوا َل ْيلَ َة ْال َق ْد ِرفِي ْال ِو ْت ِرمِنَ ْالعَ ْش ِراأْل َ َواخ ِِرمِنْ رَ مَضَ ان‬
 
“Carilah Lailatul Qadr itu pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan)”. (H.R Al Bukhari
no. 1878)
 
Lailatul Qadr terjadi pada setiap tahun. Ia berpindah-pindah di antara malam-malam ganjil 10 hari terakhir (bulan
Ramadhan) tersebut sesuai dengan kehendak Allah Yang  Maha Kuasa.
 
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah berkata: “Sesungguhnya Lailatul Qadr itu (dapat)
berpindah-pindah. Kadang2 terjadi pada malam ke-27, dan terkadang terjadi pada malam
selainnya, sebagaimana terdapat dalam hadits-hadits yang banyak jumlahnya tentang masalah ini. Sungguh telah
diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Bahwa baginda pada suatu tahun diperlihatkan Lailatul Qadr,
dan ternyata ia terjadi pada malam ke-21″. (Fatawa Ramadhan, hal.855)
 
Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz dan Asy-Syaikh ‘Abdullah bin Qu’ud rahimahumallahu berkata: “Adapun
pengkhususan (memastikan) malam tertentu dari bulan Ramadhan sebagai Lailatul Qadr, maka perlukan dalil. Akan
tetapi pada malam-malam ganjil dari 10 hari terakhir Ramadhan itulah kemungkinan terjadinya Lailatul Qadr, dan
lebih memungkinkan lagi terjadi pada malam ke-27 karena telah ada hadits-hadits yang menunjukkannya”. (Fatawa
Ramadhan, hal.856)
 
 
Di antaranya adalah hadits yang diriwayatkan shahabat Mu’awiyah bin Abi Sufyan t:
 
َ‫ لَ ْيلَ ُة سَ بْع َوعِ ْش ِر ْين‬:‫عَ ِن ال َّن ِبيِّ صلى هللا عليه وسلم أَ َّن ُه إِ َذا َقا َل فِي لَ ْيلَ ِة ْال َق ْد ِر‬
 
Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya apabila beliau menjelaskan tentang Lailatul Qadr maka beliau
mengatakan : “(Dia adalah) Malam ke-27″.  (H.R Abu Dawud, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih
Sunan Abi Dawud dan Asy-Syaikh Muqbil dalam Shahih Al-Musnad)
 
Tanda-tanda Lailatul Qadr
 
Pagi harinya matahari terbit dalam keadaan tidak menyilaukan, seperti halnya bejana (yang terbuat dari
kuningan).  (H.R Muslim)
 
Lailatul Qadr adalah malam yang tenang dan sejuk (tidak panas dan tidak sejuk) serta sinar matahari di pagi harinya
tidak menyilaukan. (H.R Ibnu Khuzaimah dan Al Bazzar)
 
Dengan Apakah Menghidupkan 10 Terakhir Ramadhan dan Lailatul Qadr?
 
Asy-Syaikh ‘Abdul Aziz bin Baz dan Asy Syaikh Abdullah bin Qu’ud rahimahumallahu berkata: “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih bersungguh-sungguh beribadah pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan untuk
mengerjakan solat (malam), membaca Al-Qur’an, dan berdo’a daripada malam-malam selainnya”. (Fatawa
Ramadhan, hal.856)
 
 
Demikianlah hendaknya seorang muslim/muslimah … Menghidupkan malam-malamnya pada 10 Terakhir di bulan
Ramadhan dengan meningkatkan ibadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala; solat tarawih dengan penuh iman dan
harapan pahala dari Allah I semata, membaca Al-Qur’an dengan berusaha memahami maknanya, membaca buku-
buku yang bermanfaat, dan bersungguh-sungguh dalam berdo’a serta memperbanyak dzikrullah.
 
Di antara bacaan do’a atau dzikir yang paling afdhal untuk dibaca pada malam (yang diperkirakan sebagai Lailatul
Qadr) adalah sebagaimana yang ditanyakan Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah jika aku mendapati Lailatul Qadr, do’a apakah yang aku baca pada
malam tersebut?
 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Bacalah:
 
‫ف َع ِّني‬ ُ ‫اع‬ ْ ‫ِب ا ْل َع ْف َو َف‬
ُّ ‫اللهم إِ َّن َك َعفُ ٌّو ُتح‬
 
“Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Pemberi Maaf, Engkau suka pemberian maaf, maka
maafkanlah aku”. (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
 
Maka hendaknya pada malam tersebut memperbanyak do’a, dzikir, dan istighfar.
 
Apakah pahala Lailatul Qadr dapat diraih oleh seseorang yang tidak mengetahuinya?
 
Ada dua pendapat dalam masalah ini:
 
Pendapat Pertama: Bahwa pahala tersebut khusus bagi yang mengetahuinya.
 
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “Ini adalah pendapat kebanyakan para ulama. Yang menunjukkan hal ini
adalah riwayat yang terdapat pada Shahih Muslim dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dengan lafazh:
 
‫َمنْ َيقُ ْم لَ ْيلَ َة ْال َق ْد ِر َفي َُوافِقُهَا‬
 
“Barangsiapa yang menegakkan solat pada malam Lailatul Qadr dan menepatinya.”
 
{kalimat  ‫ فيوافقها‬di sini diartikan: mengetahuinya (bahwa itu Lailatul Qadr), pen-}
 
Menurut pandanganku pendapat inilah yang benar, walaupun aku tidak mengingkari adanya pahala yang tercurahkan
kepada seseorang yang mendirikan solat pada malam Lailatul Qadr dalam rangka mencari Lailatul Qadr dalam
keadaan ia tidak mengetahui bahwa itu adalah malam Lailatul Qadr”.
 
Pendapat Kedua: Didapatkannya pahala (yang dijanjikan) tersebut walaupun dalam keadaan tidak mengetahuinya. Ini
merupakan pendapat Ath-Thabari, Al-Muhallab, Ibnul ‘Arabi, dan sejumlah dari ulama.
 
Asy-Syaikh Al-‘Utsaimin rahimahullah merajihkan pendapat ini, sebagaimana yang beliau sebutkan dalam kitabnya
Asy-Syarhul Mumti’:
 
“Adapun pendapat sebagian ulama bahwa tidak didapatinya pahala Lailatul Qadr kecuali bagi yang mengetahuinya,
maka itu adalah pendapat yang lemah karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
 
‫ ُغفِرَ لَ ُه مَا َت َق َّد َم مِنْ َذ ْن ِب ِه‬،ً‫َمنْ َقا َم لَ ْيلَ َة ْال َق ْد ِرإِ ْيمَانا ً َواحْ تِسَ ابا‬
 
“Barangsiapa menegakkan solat pada malam Lailatul Qadr dalam keadaan iman dan mengharap balasan dari Allah ,
diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu”. (H.R Al Bukhari no.1768, An Nasa’i no. 2164, Ahmad no. 8222)
 
Rasulullah tidak mengatakan: “Dalam keadaan mengetahui Lailatul Qadr”. Jika hal itu merupakan syarat untuk
mendapatkan pahala tersebut, niscaya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan pada umatnya. Adapun
pendalilan mereka dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :
 
‫َمنْ َيقُ ْم لَ ْيلَ َة ْال َق ْد ِر َفي َُوافِقُهَا‬
 
“Barangsiapa yang menegakkan solat pada malam Lailatul Qadr dan menepatinya.”
 
Maka makna ‫ فيوافقها‬di sini adalah: bertepatan dengan terjadinya Lailatul Qadr tersebut, walaupun ia tidak
mengetahuinya”.
 
Semoga anugerah Lailatul Qadr ini dapat kita raih bersama, sehingga mendapatkan keutamaan pahala yang setara
(bahkan) melebihi amalan 1000 bulan. Amiin Ya Rabbal 'Alamin.
 

Anda mungkin juga menyukai